Anda di halaman 1dari 19

Pengantar Filsafat

Pendidikan
Click to add Text

Dhita Rismayani Priatna, M. Pd


Filsafat
• Pengertian Filsafat:

Berasal dari Bahasa Yunani Kuno, dari kata "philos" dan


"shopia".

Philos artinya cinta yang sangat mendalam


Shopia artinya kearifan atau kebijakan

Jadi, filsafat secara harfiah adalah cinta yang sangat


mendalam terhadap kearifan atau kebijakan
Filsafat

• Ilmu yang mempelajari hakikat segala


sesuatu:
Manusia
Alam
Tuhan
• Titus (1959) mengemukakan bahwa terdapat
tiga tugas utama filsafat, yaitu:

1) Mendapatkan pandangan menyeluruh


2) Menemukan makna dan nilai-nilai dari segala
sesuatu
3) Menganalisis dan memadukan
kritik terhadap konsep-konsep
Filsafat bertumpu pada kemampuan
nalar/rasio manusia

• Kebenaran hakiki yang dicari adalah sejauh


yang dapat dijangkau oleh akal manusia.

• Sebagai kegiatan berpikir, filsafat memberikan


gambaran pemikiran secara menyeluruh dan
komprehensif

• Pemikiran filsafat bersifat spekulatif, artinya


merenung, memikirkan sesuatu sedalam-
dalamnya, tanpa keharusan ada kontak
langsung dengan objek yang dipikirkan
Cabang-cabang filsafat:

1. Metafisika
2. Epistemologi
3. Aksiologi ------ Dibedakan menjadi Etika
dan Estetika
4. Filsafat khusus: Filsafat ilmu, filsafat
hukum, filsafat politik, filsafat
pendidikan, dsb.
1. Metafisika

Berasal dari Bahasa Yunani Kuno, yaitu: "meta" dan "fisika".


Meta artinya sesudah, dibelakang, atau melampaui
Fisika artinya alam nyata

Metafisika merupakan cabang filsafat yang mempersoalkan tentang


hakikat yang tersimpul di belakang dunia fenomena.

Metafisika mempelajari manusia melampaui atau di luar fisiknya dan di


luar gejala-gejala yang di alami manusia.

Metafisika mencoba untuk mengkaji secara mendalam:


Siapa manusia?
Dari mana asal manusia?
Apa yang dituju manusia?,
dan untuk apa hidup di dunia ini?
2. Epistemologi

Berasal dari Bahasa Yunani Kuno, dengan asal kata


"episteme" dan "logos"

episteme berarti pengetahuan


logos berarti teori
Secara bahasa, epistemologi berarti teori pengetahuan

Menurut Langeveld (1961), epistemologi membicarakan


hakikat pengetahuan, unsur-unsur dan susunan
berbagai jenis pengetahuan, pangkal, tumpuannya yang
fundamental, metode-metode dan batasan-batasannya.
a. Jenis-jenis pengetahuan
1. Pengetahuan Wahyu
Manusia memperoleh pengetahuan dan kebenaran atas dasar wahyu yang
diberikan Tuhan kepada manusia

2. Pengetahuan Intuitif
Diperoleh manusia dari dalam dirinya sendiri pada saat ia menghayati
sesuatu

3. Pengetahuan Rasional
Diperoleh dengan latihan rasio/ akal, tidak disertai dengan observasi
terhadap peristiwa-peristiwa faktual

4. Pengetahuan Empiris
Diperoleh melalui pengalaman dengan jalan observasi atau pengideraan
(penglihatan, pengideraan, dan sentuhan indera-indera lainnya)

5. Pengetahuan Otoritas
Diperoleh dari luar diri kita yang telah dijamin oleh otoritas (suatu sumber
yang berwibawa, pakar, yang memiliki wewenang, dan berhak) di
bidangnya
b. Teori Pengetahuan
Teori pengetahuan merupakan teori yang dapat dijadikan
acuan untuk menentukan apakah pengetahuan itu benar atau
salah

1. Teori Korespondensi
Kebenaran merupakan persesuaian antara fakta dan situasi
nyata

2. Teori Koherensi
Kebenaran merupakan persesuaian antara pendapat/ pikiran/
ide-ide kita dengan pengetahuan yang telah dimiliki

3. Teori Pragmatisme
Tidak ada kebenaran yang mutlak dan abadi. Kebenaran itu
dibuat dalam proses penyesuaian manusia
3. Aksiologi
Berasal dari Bahasa Yunani Kuno, yaitu: "aksios" yang berarti nilai, dan
"logos" yang berarti teori
Jadi, aksiologi merupakan cabang filsafat yang mempelajari nilai.

Menurut Dagobert Runes (1963), terdapat beberapa persoalan yang


berkaitan dengan nilai, mencakup:
a. Hakikat nilai, dikatakan bahwa nilai itu baik apabila memenuhi
kebutuhan dan memiliki nilai instrumental, yaitu sebagai alat untuk
mencapai tujuan
b. Tipe nilai, dibedakan antara nilai intrinsik dan nilai instrumental
Nilai intrinsik, merupakan nilai akhir yang dijadikan tujuan
Nilai instrumental, sebagai alat untuk mencapai nilai intrinsik
c. Kriteria nilai adalah sesuatu yang menjadi ukuran dari nilai tersebut,
bagaimana dikatakan nilai baik dan bagaimana yang dikatakan nilai
yang tidak baik
d. Status metafisika nilai adalah bagaimana hubungan nilai-nilai
tersebut dengan realitas/ pengalaman
a. Karakteristik Nilai

1. Nilai objektif atau subjektif

Suatu nilai dikatakan objektif apabila nilai tersebut


memiliki kebenarannya tanpa memperhatikan pemilihan
dan penilaian manusia
a. Karakteristik Nilai

Nilai itu subjektif apabila nilai tersebut memiliki


prefensi pribadi, dikatakan baik karena dinilai
oleh seseorang
2. Nilai absolute atau tidak berubah

Suatu nilai dikatakan absolut/abadi, apabila nilai yang berlaku sekarang


sudah berlaku sejak masa lampau dan akan berlaku serta absah
sepanjang masa, dan berlaku bagi siapa pun tanpa memperhatikan ras
maupun kelas sosial
Nilai dikatakan relatif /dapat berubah sesuai
dengan harapan atau keinginan manusia
b. Tingkatan (hierarki) nilai

1. Pandangan kaum idealis


Nilai spiritual lebih tinggi daripada nilai non spiritual/ nilai
material

2. Pandangan kaum realis


Menempatkan nilai rasional dan empiris paling atas,
karena membantu manusia menemukan hukum-hukum
alam dan aturan-aturan berpikir logis

3. Pandangan kaum pragmatis


Menolak tingkatan nilai. Suatu aktivitas dikatakan baik
apabila memenuhi kebutuhan dan memiliki nilai
instrumental
c. Jenis-jenis nilai

1. Etika
Berasal dari kata "ethos" yang berarti adat
kebiasaan

Langeveld (1961): etika adalah teori


perbuatan manusia, yang ditimbang menurut
baik dan buruknya dalam satu kondisi yang
normatif
2. Estetika
Merupakan nilai-nilai yang berkaitan dengan
kreasi seni
SELESAI

Anda mungkin juga menyukai