Jurding Raudah
Jurding Raudah
READING
Paparan Kortikosteroid Inhalasi dan
Risiko katarak pada Penderita Asma dan
PPOK: Sistematik Review dan Meta
Analisis
Raudah Nur Jannah H1AP21037
Pembimbing :
dr. Khatmansyah, Sp.M
Kepaniteraan Klinik Bagian Mata
RSUD Dr. M. Yunus
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universtas Bengkulu
01
Pendahuluan
Beberapa penelitian
menunjukkan tigginya
Katarak... prevalensi penyakit penyerta
pada penderita
katarak,termasuk penyakit
Suatu kondisi yang pernafasan seperti asama dan
ditandai dengan lensa PPOK
yang semakin buram ↓
seiring berjalannya watu Kejadian katarak pada asma
→ penglihatan kabur dan PPOK dikaitkan oleh
penggunaan kortikoseroid
sistemik
2775
779
461
• 6 studi cohort
Hasil akhir
• 4 studi Cross-sectional
19 studi sistematik review
• 2 studi case-control
(12 meta-analisis)
(a) Kortikosteroid inhalasi
5
6
3
4
7
8
2
5% kasus katarak
Studi Cross-sectional:
estimasi OR 2.63 – 3.00
Penilaian kualitas
Terdapat risiko bias seleksi yang tinggi pada separuh penelitian yang disertakan karena penelitian tersebut
tidak memberikan informasi mengenai karakteristik kelompok kontrol atau kelompok pembanding
Hubungan dosis-respon secara signifikan dikaitkan dengan perkembangan katarak (OR 1,99, p<0.001)
04 Diskusi
Temuan dalam tinjauan sistematis terhadap penelitian yang ada menunjukkan “adanya
hubungan yang kuat antara pengobatan ICS dan risiko katarak pada pasien PPOK dan
asma”, dengan meta analisis mengungkapkan “rata-rata risiko 2x lipat terjadinya katarak
pada PPOK dan asma yang terpajan kortikosteroid”
penelitian oleh Wang, dkk (2009) dan Toogood, dkk (1993) menyatakan terjadi peningkatan
risiko katarak pada pasien yang diobati dengan ICS dan OCS
(a) Kortikosteroid inhalasi Penelitian ini
2 menggunakan
rekam medis
database
(GPRD) dan
3 melaporkan
hubungan yang
signifikan antara
(b) Kortikosteroid oral katarak dan
individu dengan
2 asma dan/atau
PPOK yang
vs mendapat resep
kortikosteroid
Berhubungan
2
Sebagian besar kasus PPOK disebabkan oleh merokok tembakau. Selain kortikosteroid,
Tidak
tembakau juga telah dikaitkan sebagai faktor risiko potensial katarak. 4 penelitian ini
Berhubungan
telah menyesuaikan riwayat merokok dalam analisis mereka untuk mengurangi risiko
perancu.
Dalam suatu sistematic review dan meta analasis yang pernah dilakukan oleh
Weatherall, dkk (2009), apada suatu studi kasus kontrol yang menginvestigasi
hubungan antara ICS dan risiko katarak ditemukan bahwa penggunaan ICS
meningkatkan risiko katarak 25% pada tiap 1.000 μg peningkatan dosis harian.
Penelitian ini sejalan oleh pernyataan Weatheral, dkk sebelumnya. Selain itu,
hasil meta regresi menunjukkan hubungan dosis-respon antara paparan
kortikosteroid dan risiko katarak. Ambang batas dosis ICS harian minimal 1.000
μg menunjukkan risiko katarak sebanding dengan risiko yang disebabkan oleh
pengobatan dengan kortikosteroid sistemik
Secara umum, sebagian besar penelitian yang dimasukkan dapat dinilai berkualitas tinggi.
Namun, beberapa keterbatasan dari penelitian yang disertakan patut disebutkan:
o Studi oleh Toogood, dkk (1993) dan Delcourt, dkk (2000) tidak melaporkan bagaiamana
asma didefinisikan
o Studi oleh Derby dan Maier (2000) juga tidak mencakup definisi PPOK
o Studi oleh Cumming, dkk (1997) dan Wang, dkk (2009) mendefinisikan pasien asma
berdasarkan hasil kuisioner mengenai pengobatan kortikosteroid untuk asma atau
penyakit dada lainnya, yang mungkin menyebabkan bias
o Penelitian penyebutkan bahwa pasien diberi resep ICS secara teratur, setiap hari, atau
pada saat penelitian, atau sebelumnya pernah mendapat resep OCS, atau kadang-kadang
mendapat resep OCS dan tidak menyebutkan secara sfesifik apakah itu sebagai
pengobatan definitif atau pemeliharaan
05 Kesimpulan
Sebagian besar penelitian yang disertakan sepakat
mengenaipeningkatan risiko katarak pada pasien PPOK dan asma,
namun terdapat bias dan keterbatasan yang terkait dengan penelitian
yang disertakan