Anda di halaman 1dari 20

ISTINBATH

DAN
KAIDAH-
KAIDAHNYA
Kelompok 7
ANGG
OTA
• Ulayyya Alya V(23422002)

• Muhammad Syarif (23422023)

• Mey fajar M(23422032)

• Ikbar Rijal Musthofa(23422047)


PENGERTI
AN• Secara Bahasa, istinbath memiliki arti
menciptakan,mengeluarkan,atau
menarik sebuah kesimpulan
• Sedangkan secara istilah, istinbath
memiliki arti sesuatu kegiatan yang
dilakukan oleh pakar fiqih atau hukum
untuk mengungkapkan suatu dalil yang
dijadikan dasar dalam menarik sebuah
kesimpulan untuk menjawab persoalan
ISTINBATH AL
AKHAM
adalah suatu cara yang dilakukan atau
dikeluarkan oleh pakar hukum untuk
mengungkapkan suatu dalil hukum untuk
menjawab persoalan yang terjadi.
HANABALAH
ISTINBA M A L I K I YA H
Didirikan oleh Imam Malik lalu
Didirikan oleh Imam Ahmad bin
Hanbal, yang lalu berkembang di

TH
berkembang di kota Madinah, kotanya tengah derasnya arus keilmuan pada
Nabi dan para ulama. masyarakat Islam ketika itu.
Wilayah kota Madinah terkenal dengan Pengaruh oleh tiga madzab

HUKUM
banyaknya para sahabat Nabi dan para sebelumnya sangat kental dalam
ulama dari kalangan tabi’in juga dari penetapan hukumnya
kalangan tabi’uttabi’in yang bermukim

4
di sana.

H A N A F I YA H

MAZHA
S YA F I ’ I YA H Didirikan oleh Abu Hanifah yang saat itu
Didirikan Imam as Syafi’i yang kemudian berkembang di Kufah, sebuah daerah di Iraq.
b e r k e m b a n g d i K u f a h d a n M e s i r. Ketika itu, wilayah ini merupakan wilayah

B
Ada dua periode paling sedikit perkembangan
Mazhab Syafi’iyah dalam perjalanannya.
Periode Kufah yang merupakan periode awal
perbatasan antara negara Islam dengan negara
lain.
Hal ini sedikit banyak mempengaruhi cara
perkembangan mazhab ini dan yang banyak pandang mazhab dalam menetapkan sebuah
memberikan corak dalam mazhab ini adalah hukum.
Mazhab Hanafiyah.
SISTEMATIKA
ISTINBATH
HUKUM 4 MADZAB
• Al-Qur’an
• Hadis makbul

HANAFIY • Ijmak
• Qiyas
AH • Istihsan
• Istishhab
• Mashlahah mursalah
• Al-Qur’an
• Hadis makbul
MALIKIY • Ijmak

AH
• Amal penduduk Madinah
• Istihsan
• Mashlahah mursalah
• Al-Qur’an

SYAFI’IY • Hadis makbul


• Ijmak
AH • Qiyas
HANABA
LAH
• Al-Qur’an
• Hadis makbul
• Hadis mursal
• Hadis daif
• Fatwa para sahabat Nabi • Qiyas
• Fatwa para sahabat Nabi • Istihsan
yang diperselisihkan • Saddudz dzari’ah
• Istishhab
• Maslahah mursalah
KAIDAH-
KAIDAHNYA
Setiap urusan itu dilihat dari tujuannya
(niat)
Kaidah ini menjelaskan kepada kita bahwa apapun yang dilakukan itu tergantung
pada niatnya. Namun tidak semua hal yang dilakukan dengan niat atau tujuan yang baik
menjadi amal di sisi Allah. Hanya hal-hal yang baiklah yang jika dilakukan dengan niat
atau tujuan mencari keridaan Allah menjadi ibadah dan berbuah pahala.

Karena dalam kaidah lain berbunyi, “Niat yang baik tidak menghalalkan segala cara.”
Ti d a k b o l e h o r a n g m e n c u r i w a l a u p u n n i a t n y a b a i k , t i d a k b o l e h o r a n g b e r d u a - d u a a n
dengan lawan jenis yang bukan mahramnya walaupun niatnya baik, tidak boleh orang
meminum minuman keras walaupun dengan tujuan yang baik dan lain-lainnya
Tidak ada pengingkaran dalam
masalah khilafiyah
“Sebuah ijtihad atau pendapat ulama tidak akan gugur atau tertolak dengan yang
sejenisnya atau dengan ijtihad lain.” Begitulah bunyi kaidah di atas yang
memberikan penjelasan bahwa ijtihad atau pendapat seorang ulama yang pantas
dan memenuhi syarat untuk berpendapat dalam urusan agama tidak akan gugur
atau tertolak dengan adanya ijtihad atau pendapat ulama lainnya.

Hal ini menunjukkan bahwa dalam hal pendapat ulama, tidak boleh seseorang
menyalahkan, membi’ahkan apalagi sampai mengkafirkan orang lain (muslim)
y a n g b e r b e d a d e n g a n n y a . Ya n g t i d a k b o l e h a d a l a h
memudah-mudahkan urusan agama sesuai dengan kehendak hati atau nafsu
Sebuah adat atau kebiasaan bisa menjadi
hukum
Dasar dari kaidah ini adalah perkataan sahabat Nabi, Abdullah bin Mas’ud, “Apa-
apa yang dilihat baik oleh manusia maka di sisi Allah hal itu adalah baik.”

Apa-apa di sini maksudnya setiap kebiasaan atau adat istiadat di suatu negeri yang
lazim atau biasa dilakukan oleh orang-orang disitu. Maka bila kebiasaan ini baik,
syariat Islam (Allah) akan memandangnya baik dan tentu menjadi boleh untuk
dilakukan oleh umat manusia.
Mencegah kemungkaran lebih utama
dari mendatangkan suatu maslahat
Maksud dari kaidah ini adalah, bila ada suatu kemungkaran (keburukan,
kehancuran atau kerusakan) bertentangan untuk dilakukan dengan maslahat
(kebaikan atau manfaat) maka mencegah kemungkaran terjadi lebih diutamakan
daripada melakukan atau menunjukkan suatu maslahat.

Kecuali kemungkaran itu sangat sedikit atau sangat kecil, maka melakukan atau
menunjukkan suatu maslahat lebih diutamakan.
Asal mula ibadah itu adalah haram

Asal mula suatu ibadah itu adalah haram, atau tertolak atau tidak boleh, sampai ada yang
memerintahkan.Hal ini sebagaimana firman Allah, “Sesungguhnya hukum itu hanyalah
milik Allah.”

N a b i M u h a m m a d S AW j u g a m e n e k a n k a n h a l i n i d a l a m s a b d a n y a , “ B a r a n g s i a p a y a n g
melakukan suatu amalan yang tidak ada contoh atau petunjuk dari kami (Allah,
Rasulullah, para sahabat Nabi dan para ulama mujtahid) maka amalannya tertolak.”
Asal mula sesuatu (selain ibadah) itu
adalah boleh
Berbeda dengan ibadah, untuk segala sesuatu selain ibadah seperti makan, minum,
pakaian, interaksi sesama manusia, dan sebagainya, maka hukum asalnya adalah
boleh.

Dia menjadi tidak boleh bila ada yang melarang, apakah larangan yang
bersifat haram maupun makruh Allah telah menghalalkan atau membolehkan apa-apa yang ada di
dunia ini untuk diambil manfaat darinya, kecuali apa-apa yang dilarang oleh syariat agama. Nabi
M u h a m m a d S AW m e n g u a t k a n , “ S e s u n g g u h n y a A l l a h t e l a h m e n e t a p k a n k e w a j i b a n , m a k a j a n g a n
dipersempit. Dan Allah menetapkan”
REFERE
NSI
h t t p s : / / w w w. y o u t u b e . c o m / w a t c h ? v = C b f m a 1 6 d l Y I

Haningsih, Sri. 2017. Ushul Fiqh 1 untuk Orang

Aw a m . U n i v e r s i t a s I s l a m I n d o n e s i a .
OPE
N
QnA
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai