Sesi
HUKUM PERKAWINAN
OLEH :
DR. I NYOMAN SUJANA,SH.,M.HUM.
NIDN. 0802016301
HP. 08123853102
Pengertian Perkawinan menurut
UU No.1 Tahun 1974
Menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
tentang Perkawinan, yang dimaksud perkawinan ialah
“Ikatan lahir batin antara seorang pria dengan
seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan
membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia
dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”
Keabsahan Perkawinan Dan Pengaruhnya terhadap Kedudukan ANAK
(AYAH) ISTRI
SKEM (IBU)
A
ANAK DUA
ANAK SATU
Perkawinan II
SUAMI Perkawinan I
ISTRI
(AYAH) ISTRI
KE-DUA
Ke-
SATU
ANAK
DUA
ANAK
SATU
ANAK
ANAK TIGA
Anak
SATU Anak
DUA
sah
Apakah Boleh Seorang suami Ber-istri Lebih
dari satu ?
IBU IBU
DUA SATU
ANAK
DUA
ANAK
SATU ANAK
SATU
ANAK
Anak TIGA
Anak luar
DUA
kawin
KEDUDUKAN ANAK
Bagaimana Kedudukan
Anak Dari Perkawinan
Yang Tidak Dicatatakan
Bagimana Kedudukan
Bagaimana KedudukanAnak
anak dari Perkawinan
Yang lahir diluar perkawinan
Kedua
SKEMA KEDUDUKAN ANAK
Perkawinan Yang Tidak
Perkawinan I
Dicatatkan
AYAH
IBU IBU
DUA SATU
ANAK
DUA
ANAK
SATU ANAK
SATU
ANAK
Anak TIGA
Bagaimana
DUA Status Anak
Tersebut ?
KEKUASAAN ORANG TUA
Pasal 47 UU Perkawinan
“Seorang anak yang belum mencapai umur 18 tahun atau belum
pernah melangsungkan perkawinan ada di bawah kekuasaan
orang tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaannya”.
PERINTAH PERINTAH
UU WASIAT
(WETTELIJK- (TESTAMENTAIR
VOOGDIJ) E -VOOGDIJ)
Kewajiban Wali :
1. Wajib mengurus anak yang di bawah penguasaannya dan harta benda sebaik-
baiknya
2. Membuat daftar harta benda anak, dan mencatat perubahan harta benda anak
3. Bertanggung jawab tentang harta benda anak yang berada di bawah
perwaliannnya, serta kerugian yang ditimbulkan akibat kelalaiannnya
Larangan wali :
tidak diperbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan barang-barang tetap
yang dimiliki anaknya yang belum berumur 18 (delapan belas) tahun atau belum
pernah melangsungkan perkawinan, kecuali apabila kepentingan anak itu
menghendakinya.
PENGAMPUAN (CURATELE)