Anda di halaman 1dari 14

SOSIALISASI 1

PENCEGAHAN
PERNIKAHAN
USIA DINI

Oleh:

LAYLA NUR
IRHAM
MAULANA
Hukum Keluarga
Islam
Pernikahan Dini

Apa itu pernikahan dini?
Pernikahan dini adalah pernikahan yang dilakukan
dilakukan dibawah batas usia yang telah diatur. Berdasarkan
UU No. 1 Tahun 1974 Pasal 7, perkawinan yang diizinkan
apabila pria dan wanita sudah mencapai umur 19 (sembilan
belas) tahun.

Apakah sama istilah pernikahan dini dengan pernikahan


muda?
Masyarakat awam cenderung menyamakan kedua kata di
atas, padahal keduanya memiliki arti yang berbeda.


Pernikahan dini adalah pernikahan yang dilakukan
dibawah 19 tahun (UU No. 1 Tahun 1974). Sedangkan
pernikahan muda atau lebih sering disebut nikah muda adalah
pernikahan yang dilakukan saat umur 19 tahun sampai
mencapai 22 tahun.
Sedangkan batas kedewasaan seseorang berdasarkan
KUHPerdata Pasal 330 adalah umur 21 tahun atau belum
pernah kawin (atau dapat dikatakan orang yang cakap
hukum).
 Ketentuan di atas tentang penetapan batas usia perkawinan
dalam Undang-Undang Perkawinan bersifat kaku. Artinya,
tidak memberikan peluang bagi siapapun untuk
melakukannya.

 Meskipun telah ditetapkan batasan umur namun masih
terdapat penyimpangan dengan melakukan perkawinan di
bawah umur. Terhadap penyimpangan ini, Undang-Undang
Perkawinan memberikan jalan keluar berupa dispensasi
kawin kepada pengadilan. Berdasarkan Peraturan Menteri
Agama Nomor 3 Tahun 1975 bahwa Dispensasi Pengadilan
Agama ialah penetapan yang berupa dispensasi untuk calon
suami yang belum mencapai umur 19 tahun dan atau calon
istri yang belum berumur 19 tahun yang dikeluarkan oleh
Pengadilan Agama.
 Perkawinan di bawah umur melalui penetapan dispensasi
kawin baru diperbolehkan jika secara kasuistik memang

sangat mendesak kedua calon mempelai harus segera
dikawinkan, sebagai perwujudan metode sadd alzari‟ah
untuk menghindari kemungkinan timbulnya mudharat
yang lebih besar.
 Direktorat jendral Badan Peradilan Agama mencatat 34.000
permohonan dispensasi kawin sepanjang januari- Juni 2020. dari


jumlah tersebut, 97% dikabulkan dan 60% yang mengajukan
adalah anak dibawah umur perkawinan.

 Jumlah permohonan dispensasi kawin tersebut jauh lebih tinggi


dibandingkan sepanjang tahun lalu yang sebanyak 23.700.
permohonan dispensasi dilakukan lantaran salah satu atau kedua
calon memepelai belum masuk usia kawin berdasarkan hukum
yang berlaku di negeri ini.
Di desa Babadan sendiri ada 2 kasus pernikahan usia dini
pada tahun 2021 ini. Ini merupakan kenaikan kasus di mana

pada tahun 2020 tidak terjadi kasus pernikahan usia dini.

Sedangkan pada tahun 2019 terdapat kasus 1 kasus


pernikahan usia dini. Kasus pada tahun 2021 ini dilakukan
oleh pelaku dari daerah yang berbeda, 1 pelaku dari wilayah
Babadan sendiri sedang yang satu pelaku dari luar wilayah
Babadan. diantaranya pelaku masih berada pada usia kisaran
12-13 tahun.
Sebab Sebab Terjadinya Pernikahan Dini


Menurut Maria Ulfa Subadio, sebab-sebab utama dari pernikahan dini
adalah:
(1) Keinginan segera mendapatkan tambahan anggota keluarga.

(2) Tidak adanya pengertian mengenai akibat buruk pernikahan dini, baik
bagi mempelai itu sendiri maupun keturunannya.

(3) Sifat kolot orang jawa yang tidak mau menyimpang dari ketentuan-
ketentuan adat. Kebanyakan orang desa mengatakan bahwa mereka itu
menikahkan anaknya begitu muda hanya karena mengikuti adat
kebiasaan saja.
Sedangkan terjadinya pernikahan dini menurut Hollean
disebabkan oleh:


(1) Masalah ekonomi keluarga

(2) Orang tua dari gadis meminta prasyarat kepada keluarga


lakilaki apabila mau menikahkan anak gadisnya

(3) Bahwa dengan adanya pernikahan anak-anak tersebut,


maka dalam keluarga gadis akan berkurang satu anggota
keluarganya yang menjadi tanggung jawab (makanan,
pakaian, pendidikan dan sebagainya).
Selain menurut para ahli diatas, adabeberapa faktor yang
mendorong terjadinya pernikahan dini, yang sering kita
jumpai dilingkungan masyarakat kita, yaitu:

o Ekonomi
Beban ekonomi keluarga menyebabkan orang tua ingin cepat-
cepat menikahkan anaknya, dengan harapan beban ekonomi
keluarga akan berkurang.
o Pendidikan
Rendahnya pendidikan orang tua, anak dan masyarakat.
o Adat istiadat
Menururt adat istiadat pernikahan itu sering terjadi karena
sudah dijodohkan sejak kecil oleh kedua orang tuanya.
o Married by Accident (MBA)
Dampak Pernikahan Muda
• Segi Fisik

Dilihat dari segi fisik pelaku pria belum cukup mampu dibebani suatu
pekerjaan yang memerlukan keterampilan fisik untuk memperoleh
penghasilan

• Segi mental

Pelaku belum siap bertanggung jawab secara moral pada setiap apa saja yang
menjadi tanggung jawabnya

• Segi pendidikan

Semakin muda usia menikah, maka semakin rendah tingkat pendidikan yang
dicapai oleh sang anak. Pernikahan anak seringkali menyebabkan anak tidak
lagi bersekolah, karena kini ia mempunyai tanggungjawab baru, yaitu sebagai istri
dan calon ibu, atau kepala keluarga dan calon ayah, yang diharapkan
Segi Kesehatan


Rentan beresiko berkaitan dengan kesehatan reproduksi seperti
kematian ibu atau kesehatan bayi serta rendahnya derajat kesehatan
ibu dan anak.

Segi Kelangsungan Rumah Tangga


Kedewasaan yang kurang matang, labilnya emosional serta
tingkat kemandirian yang rendah menyebabkan peluang perceraian
semakin besar.

Terima kasih…..

Anda mungkin juga menyukai