Anda di halaman 1dari 17

Kelompok 1

DASAR
KOMUNIKASI
DENGAN 12 PRINSIP
Dosen Pengampu : Widya Ratna Wulan, S.KM, M.KM
Mata kuliah : Teknik Komunikasi dan Pelayanan Prima
ANGGOTA KELOMPOK
1. Akbar Ismail R. Mawi D22.2020.03113

2. Amaliyatul Mujizah D22.2020.03087

3. Ana Mustika Sari D22.2020.03127

4. Annisa Chairani D22.2020.03091

5. Fadhil Dzaky Abdurrohman D22.2020.03090

6. Janisca Salwa Hapsari D22.2020.03111

7. Muhammad Dwi Prasetyo D22.2020.03081

8. Nur Istiqomah D22.2020.03107

9. Putri Dela Maisya D22.2020.03100

10. Uli Edi Bida D22.2020.03115

11. Widya Ningrum D22.2020.03072


Apa itu Komunikasi ?

Komunikasi adalah bentuk pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara
dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Komunikasi
tercipta jika ada 2 orang atau lebih saling berbincang – bincang atau bertukar
pesan, baik secara langsung atau tidak langsung.

Terdapat beberapa prinsip – prinsip komunikasi yang menjadi asas dari sebuah
proses komunikasi. Teori prinsip komunikasi telah dikemukakan oleh banyak pakar
ahli. Saat ini terdapat 12 prinsip komunikasi yang dikatakan sebagai penjabaran
lebih jauh dari definisi dan hakikat komunikasi.
Prinsip – Prinsip Komunikasi
1.Komunikasi adalah suatu proses simbolik
komunikasi merupakan suatu proses simbolik yang timbul
dari dalam diri manusia. Komunikasi adalah sesuatu yang bersifat
dinamis, sirkular dan tidak berakhir pada suatu titik tertentu saja,
tetapi terus berkelanjutan secara terus menerus.

Contoh nya : Ketika saya sedang memasang bendera di


depan rumah untuk memperingati hari kemerdekaan dan
Ketika saya sedang menguap saat dikelas, menguap tersebut
menjadi simbol bahwa saya sedang mengantuk atau bosan.
2. Setiap komunikasi mempunyai potensi perilaku
Komunikasi bisa terjadi pada tiap perilaku. Hal ini dimaksudkan bahwa tiap orang
bisa saja dimaknai sedang terlibat proses Komunikasi, meski tidak bermaksud untuk
mengkomunikasikan sesuatu. Adanya gerak tubuh, ekspresi wajah, hingga kontak mata bisa
dimaknai sebagai bentuk komunikasi oleh orang lain.

Contoh nya : Ketika di tempat umum kita melihat orang yang sedang
kebingungan disitu kita bisa langsung menolong nya.
3. Komunikasi punya dimensi isi dan hubungan

Prinsip Komunikasi berikutnya adalah adanya dimensi isi dan hubungan pada
komunikasi. Tiap pesan komunikasi mempunyai dimensi isi dimana dari dimensi isi tersebut kita
bisa memprediksi dimensi hubungan yang ada diantara pihak – pihak yang melakukan proses
komunikasi, sesuai dengan pelaku yang terlibat

Contohnya : Permisi, yah . Boleh tidak saya meminjam uang untuk membayar kuliah? dalam hal
ini, ia meminjamkan dan menjelaskan tentang kegunaan uang yang akan ia pinjam, karena ia
ingin ayahnya tahu kegunaan uang tersebut jadi ayahnya tidak akan marah. Sedangkan saat
meminjam uang dari si adik, ia akan berkata Dik, aku meminjam uangmu ya. Nanti pasti aku
kembalikan. Dalam hal ini, si kakak meminjam tanpa menjelaskan untuk apa uang tersebut,
namun ia menekankan kalau ia pasti mengembalikan uang itu, Karena bagi si adik, uang itu
tentu harus dikembalikan karena ia membutukannya. Namun berbeda dengan ayah, uang itu
akan diberikan secara Cuma Cuma karena sang ayah melihat kalua anaknya membutuhkan
uang tersebut untuk tugasnya.
4. Komunikasi berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan
Komunikasi bisa terjadi dalam berbagai tingkat kesengajaan. Artinya bisa terjadi
tanpa direncanakan seperti dua orang yang menyapa di tengah jalan. Atau bisa juga yang
betul-betul direncanakan sedemikian rupa, seperti dalam bentuk rapat atau seminar yang
dilangsungkan secara resmi.

Contohnya :
1. Ketika akan melakukan seminar atau rapat(direncanakan)
2. Ketika mau pergi nonton bola bareng bersama teman, dll
3.Ketika berpapasan dengan orang lain di jalan (tidak di sengaja )
5. Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu
Proses komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu. Pesan
komunikasi yang dikirimkan oleh pihak pengirim disesuaikan dengan tempat, dimana
proses komunikasi itu berlangsung, kepada siapa pesan itu dikirimkan dan kapan
komunikasi itu berlangsung, sehingga memenuhi konteks ruang waktu tersebut.

Contohnya : Ketika ada sesuatu topik- topik yang wajar di rumah, tempat kerja, atau
tempat hiburan, seperti candaan bila di lakukan di tempat ibadah atau acara formal
tersa kurang sopan. Jadi komunikasi harus sesuai dengan tempat dan waktu
.
6. Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi

Proses komunikasi juga dapat diprediksi oleh pelaku yang terlibat.Misalnya ketika
kita menyapa seseorang,kita tentu mengharapkan orang yang disapa menyapa balik.Hal ini
juga sesuai dengan norma ,kebiasaan,atau pola dalam berkomunikasi yang digunakan oleh
para pelaku terlibat.

Contoh : Ketika kita mendapatkan hadiah otomatis kita akan mengucapkan terimakasih
Ketika kita tidak sengaja menyenggol orang maka kita akan mengucapkan maaf
tidak sengaja.
7. Komunikasi bersifat sistemik
Prinsip komunikasi berikutnya adalah bersifat
sistemik. Artinya cara seseorang untuk berkomunikasi
dipengaruhi oleh beberapa faktor, mulai dari latar belakang
budaya, pendidikan, nilai, adat, dan pengalaman. Faktor
eksternal seperti kondisi keluarga dan lingkungan juga turut
berpengaruh pada komunikasi yang sistemik.

Contohnya :
. Atos dalam bahasa sunda adalah sudah,jika di jawa artinya
keras. Hal tersebut berbeda karena dipengaruhi oleh latar
belakang budaya.
8. Komunikasi lebih efektif jika latar belakang sosial budaya mirip
Semakin mirip latar belakang sosial budaya, maka semakin efektiflah komunikasi.
Komunikasi antar 2 orang dengan latar suku dan budaya yang sama akan lebih efektif dan
lebih nyambung, dibanding komunikasi antar 2 orang dengan latar belakang yang berbeda.
Kemiripian unsur sosial budaya seperti bahasa dan pendidikan memiliki dampak besar
terciptanya komunikasi yang efektif.

Contoh nya :
Misalnya saya sedang berbicara dengan orang yang satu daerah atau suku akan lebih
efektif karena Bahasa yang dipakai saat berbicara sama.
Berbeda Ketika saya berbicara dengan orang yang berada di luar daerah, maka komunikasi
tidak akan berjalan efektif, bukan bearti kita tidak dapat berkomunikasi dengan perbedaan
tersebut, tetapi kita harus berupaya lebih keras untuk menyesuaikan diri satu sama lain.
9. Komunikasi bersifat non-sekuensial
Proses komunikasi bersifat sirkular dalam arti tidak berlangsung satu arah. Artinya
komunikasi juga akan melibatkan respon atau tanggapan sebagai bukti bahwa pesan yang
dikirimkan itu diterima dan dimengerti. Hal ini lah yang dimaksud pada prinsip komunikasi yang
bersifat non-sekuensial. Intinya, komunikasi bersifat non sekuensial itu adalah komunikasi yang timbal
balik, seperti kita berbicara pada seseorang dan orang tersebut memberi tanggapan, baik berupa kata,
maupun gerakan tubuh.

Contoh Peristiwa Prinsip 9 :


Raisa menyampaikan idenya kepada Chelsea, lalu untuk menyampaikan kepada Raisa bahwa ia mengerti
maka ia mengangguk. Begitupun dengan Raisa yang kembali melanjutkan pembicaraan karena ia merasa
bahwa Chelsea sudah cukup mengerti dengan informasi yang sebelumnya diterangkan
10. Komunikasi bersifat prosesual, dinamis dan transaksional
Komunikasi merupakan proses yang bersifat dinamis dan transaksional. Ada proses
saling memberi dan menerima informasi di antara pihak-pihak yang melakukan komunikasi. Pola
komunikasi pun bisa berubah-ubah dan tidak statis saat sedang berlangsung, dengan umpan balik
dan reaksi yang beragam.
Dinamis artinya berubah- ubah, transaksional artinya timbal balik, dan prosesual artinya
rencana/strategi. Intinya Komunikasi bersifat prosesual, dinamis dan transaksional adalah komunikasi dapat
mengubah pandangan orang lain, mengajak/meyakinkan orang lain, serta mencuci otak orang lain.

Contoh Peristiwa Prinsip 10:


Suatu komunikasi dapat merubah pandangan komunikasi. Contoh, pada awalnya Rani sangat tidak menyukai
bisnis MLM, ia bahkan pernah berjanji tidak akan bergelut di dalamnya. Namun setelan Andi menghabiskan
bisnis Tianshi mengadakan prospek pada Rani selama dua jam, pandangan Rani terhadap MLM bisa berubah
drastis, bahkan Rani bisa menjadi anggota bisnis MLM Tianshi dan menjadi anggota yang sangat aktif.
11. Komunikasi bersifat irreversible
Komunikasi juga bersifat irreversible atau tidak dapat dikembalikan. Artinya efek
atau dampak komunikasi tidak dapat dihilangkan. Jika kita menyakiti orang lain dengan
ucapan kita, maka efek sakit hati itu tidak akan langsung hilang. Untuk itu proses
komunikasi harus dilakukan secara hati-hati oleh pelakunya.
Contoh :
Pasien yang menanyakan informasi kepada petugas terkait fasilitas dikamar
kelas 1 kira-kira fasilitas yang disediakan apa saja? Petugas menjawab 1 ruangan berisi 1
tempat tidur, kamar mandi dalam, tv dan ac. Tapi ketika sudah deal kelas 1 kenyataanya 1
ruangan berisi 2 tempat tidur dan itu akan timbul kekecewaan oleh pasien sedangkan
informasi yang disampaikan petugas yaitu 1 ruangan itu 1 tempat tidur, tapi ternyata
terdapat 2 tempat tidur. Dan setelah itu pun petugas meminta maaf kepada pasien atas
kesalahan informasi yang diberikannya.
12. Komunikasi bukan panasea untuk menyelesaikan berbagai masalah
Komunikasi bukanlah panasea untuk menyelesaikan masalah.
Maksudnya, komunikasi bukanlah satu-satunya solusi yang dapat digunakan untuk
menyelesaikan masalah. Komunikasi hanya bisa jadi salah satu faktor pendukung
terhadap
Contoh : penyelesaian masalah.
Larangan atau denda untuk seseorang yang tidak menggunakan
masker itu lebih tinggi dari pada orang yang tidak memakai helm, Jadi pemerintah
akan memberikan sanksi kepada seseorang yang tidak memakai masker berupa
denda uang atau disuruh untuk membersihkan lingkungan seperti menyapu
terotoan jalan dll. Dan untuk menyelesaikan masalahnya pemerintah memiliki cara
untuk membagikan masker gratis kepada orang yang lupa akan memakai masker.
ANY QUESTION?
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai