Anda di halaman 1dari 21

Peran Lembaga dan

Adiksi Nikotin yang


Selalu Mengancam
Taufik Hidayat (Bob), Relation Coordinator,
Komnas Pengendalian Tembakau
Profil Komnas Pengendalian Tembakau

Komite Nasional Pengendalian Tembakau (Komnas PT) merupakan organisasi koalisi


masyarakat sipil yang bergerak dalam upaya pengendalian konsumsi tembakau di
Indonesia. Terdiri dari 22 organisasi masyarakat sipil peduli kesehatan hingga organisasi
profesi kesehatan. Fokus utama Komnas PT adalah upaya melindungi anak-anak dan
masyarakat rentan dari jerat produk tembakau yang adiktif, baik dalam bentuk rokok
konvensional maupun elektronik, demi mewujudkan SDM yang unggul di masa depan.
6 Pilar Pengendalian Tembakau
Edukasi publik mengenai bahaya Denormalisasi perilaku merokok
merokok secara visual. dan industri rokok melalui larangan
Mendorong luas peringatan kesehatan iklan, promosi dan sponsor yang
bergambar menjadi 90% dari luas mencitrakan positif produk rokok.
bungkus rokok saat ini (40%).
Mendorong peraturan TAPS Ban.

Melindungi perokok pasif terhindar dari Memberikan informasi seluas-luasnya


pajanan asap rokok. mengenai risiko dan bahaya konsumsi
Mendorong Perda Kawasan Tanpa produk tembakau terhadap kesehatan,
Rokok di berbagai daerah serta ekonomi, maupun aspek lainnya.
pembekalan mengenai implementasi Produksi video dan poster kampanye.
KTR pada pemangku kebijakan.

Menaikan harga rokok setinggi- Mengakomodasi perokok yang ingin


tingginya melalui instrumen kebijakan berhenti merokok. Upaya
fiskal: cukai. menyediakan laman dan hotline
Mencegah akses mudah dan murah berhenti merokok.
terhadap rokok pada anak-anak, orang
muda dan masyarakat rentan.
Komnas PT Menginisiasi dan Mendorong Gerakan-gerakan dari Berbagai
Kelompok Masyarakat untuk Advokasi Kebijakan Pengendalian Tembakau
Indonesia.
Peran Komnas PT Bersama LSM Jaringan
dalam Advokasi-Advokasi Kebijakan Pengendalian Tembakau
Advokasi dalam kasus
hilangnya pasal rokok pada
penyusunan UU Kesehatan
(2009).

Asistensi dan advokasi


aturan-aturan daerah terkait
dengan Kawasan Tanpa
Rokok.

Gugatan pasal iklan rokok


dalam UU Penyiaran.
Peran Komnas PT Bersama LSM Jaringan
dalam Advokasi-Advokasi Kebijakan Pengendalian Tembakau

Advokasi Revisi PP 109;


Somasi Menkes dan laporan
Advokasi menolak RUU bersama ke Ombudsman.
Pertembakauan.
Peran Komnas PT Bersama LSM Jaringan
dalam Advokasi-Advokasi Kebijakan Pengendalian Tembakau

Edukasi publik melalui iklan layanan


masyarakat dan berbagai materi edukasi.

Mendorong kenaikan dan


penyederhanaan golongan tarif
cukai.
Advokasi bersama jaringan pengendalian tembakau masih berlangsung:
> Dorongan kenaikan dan simplifikasi golongan cukai
> Revisi PP 109/2012

Peran LSM dalam revisi PP 109/2012:


1. mengawal substansi revisi agar konten menjadi lebih ideal dan
sejalan dengan prinsip-prinsip MPOWER dan FCTC
2. melakukan asistensi teknis kepada Kemenkes untuk bahan/data
yang diperlukan, termasuk untuk naskah akademik
3. mengawal proses revisi yang cenderung lambat karena adanya
berbagai intervensi dari berbagai sisi oleh industri
4. memobilisasi dukungan kelompok masyarakat dari berbagai
organisasi (kesehatan, agama, pemuda, perempuan, dst)
5. melakukan desakan ketika proses mandek dengan langkah
litigasi, seperti pelaporan kepada Ombudsman yang masih
diproses saat ini
6. melakukan berbagai dorongan melalui media pressure (preskon,
siaran pers, diskusi publik, dst)
7. melakukan digital media campaign untuk menggalang
dukungan publik dan dorongan di ranah dunia maya
8. melakukan lobi-lobi kepada stakeholders selain kemenkes untuk
memberikan dukungan kepada kemenkes dalam proses revisi
Kondisi Saat ini: Tantangan Pengendalian Tembakau di Dunia

Secara global, terjadi pergeseran pasar tembakau dari negara-negara maju seperti Eropa Barat, Eropa
Timur dan Amerika Utara di mana prevalensi perokok menurun dan pertumbuhan industri tembakau
dibatasi oleh kebijakan pemerintah yang ketat, ke pasar berkembang seperti Asia dan Afrika.
Kondisi Saat ini: Tantangan Pengendalian Tembakau di Indonesia

Selama tahun 2012-2016, HM Sampoerna/Philip Morris International (PMI) tetap berada pada proporsi
terbesar pangsa pasar industri tembakau di Indonesia.
Tantangan Pengendalian Tembakau di Indonesia
Negara Jumlah Jumlah Persentase Peringkat
Perokok Penduduk setelah
Jumlah
Perokok/Juml
ah Penduduk
(%)

China 250,3 juta 1,371 miliar 18,26% 4


jiwa jiwa

India 104,3 juta 1,31 miliar 7,96% 10


jiwa jiwa

Indonesia 53,7 juta 258,4 juta 20,78% 2


jiwa jiwa

Amerika 39 juta jiwa 320,7 juta 12,16% 8


Serikat jiwa

Sumber: The Tobacco Atlas Sixth Edition, 2018 ( Rusia 36 juta jiwa 144,1 juta 24,98% 1
jiwa
https://tobaccoatlas.org/topic/prevalence/),
WHO SEARO 2020 Bangladesh 25 juta jiwa 156,3 juta 15,99% 5
jiwa
MENGAPA
KONSUMSI ROKOK PERLU
DIKENDALIKAN?
Konsu Ekternali Dampa DIKE
msi tas k multi- NDAL
Rokok negatif sektor IKAN

Rokok adalah produk dengan banyak eksternalitas


negatif yang memiliki dampak multi-sector 🡺 multi-
sector 🡪 konsumsinya harus dikendalikan.

Dampak terbesar: beban kesehatan dan


produktivitas penduduk. 🡺 Sektor kesehatan
HARUS leading-sector.
Dampak konsumsi • Penyakit tidak menular (PTM) terus naik (IHME).
Riskesdas 2013 🡪 2018 :
rokok* ❑ Hipertensi ( 258,% 🡪 34,1%)

#1 ❑ Kanker (1,4% 🡪 1,8%)


❑ Stroke (7% 🡪10,9% )
Kesehatan ❑ Diabetes mellitus (6,9% 🡪8,5%)
• Konsumsi 🡺 stunting;
*rokok: produk yang dibakar (rokok konvensional),
dipanaskan (heated tobacco), shisha, nikotin cair ❑ Bayi keluarga perokok cenderung -1,5kg - 0,34cm
(ENDS), kantong nikotin, dst.
disbanding keluarga non perokok (PKJS-UI, 2018)
❑ Nikotin merusak prefrontal cortex remaja (Musso dkk,2007)
❑ Balita stunted pada keluarga perokok aktif termiskin 39,5%
(Susenas 2003 – 2018)
• Konsumsi rokok perparah Covid-19; meta-analisis 19
penelitian, 12 penelitian 🡺 rasio risiko keparahan COVID-
19 pada perokok lebih tinggi dibandingkan pasien COV-
19 bukan perokok (Reddy dkk, 2021).
• Bangsa ini membakar uang sekitar Rp 400 Triliun setahun
Dampak konsumsi untuk rokok (Balitbangkes, 2015)

rokok * • Konsumsi rokok picu kemiskinan;

#2 ❑ Rokok kretek filter:


❑ kedua paling berkontribusi pada kemiskinan (BPS, 2019).

Ekonomi ❑ Pengeluaran kedua terbesar keluarga termiskin selama satu


dekade (BPS, 2003 – 2018)
❑ Jebakan kemiskinan: Belanja rokok (Riskesdas, 2018)
❑ 3x belanja daging,
❑ 2x belanja susu dan telur,
❑ 1,5x belanja ikan
❑ Penerima bansos: penerima PKH 3,5 batang/hari dan (penerima rastra
4,5 batang/hari lebih banyak dibanding bukan penerima bansos
(PKJS-UI, 2019)
• Konsumsi rokok;
❑ Biaya berobat Rp 27,6 triliun (CISDI, 2021),
❑ Kerugian ekonomi Rp 596,61 triliun (Balitbangkes, 2015) total
kehilangan tahun produktif. 3,5 kali penerimaan cukai
PT HM Sampoerna: Menjual
98,5 milyar batang tahun 2019.

Kontribusi ke negara HANYA


Rp 4,5 T.

KERUGIAN NEGARA – 10-30


tahun ke depan??

CUKAI BUKAN kontribusi


perusahaan thd Negara. Cukai
adalah UANG DENDA yang
dipungut pada penduduk yang
berprilaku tidak sehat
Industri rokok • Menempatkan iklan di sekitar sekolah dalam berbagai bentuk
(survei “Tiny Target” oleh tujuh organisasi, 2020)
menarget anak • Studi kasus Semarang, Iklan rokok 45% lebih padat dalam area 100
meter dari sekolah dibanding dalam area 100-300 meter (Nurjanah
#1 dkk, 2018)

Melalui IPS* • 3 dari 4 remaja melihat iklan rokok melalui media online, 31,85%
mendorong remaja untuk merokok (LSPR, 2019)
• Iklan rokok menarget anak dan remaja melalui film anak dan
remaja yang diputar di bioskop serta melekatkan citra produk pada
situs-situs internet untuk remaja (YPMA dan Komnas PT, 2019)
• Kegiatan yang disponsori langsung maupun tidak langsung
mempengaruhi intensi membeli rokok pada remaja (LPPSP FISIP-
UI)
• TAMBANG EMAS: Anak Perokok akan terus merokok
sampai 40-50 tahun

*iklan, promosi, sponsor


Industri rokok • Survei harga rokok di 19 kota: cukai kecil hanya menaikkan

menarget anak harga 100 – 500 rupiah per batang, TETAP TERJANGKAU anak
dan remaja (Lentera Anak, 2017)

#2 • 80,2% iklan rokok di 10 kota mencantumkan harga rokok yang


murah (Lentera Anak, 2018)

Melalui harga dan • 77,5% tempat penjualan rokok di sekitar sekolah (Tiny Target,
2020)
akses • 76,6% pelajar 13 – 15 tahun sangat mudah membeli rokok dan
60,6% tidak dicegah dengan melihat usianya, serta 71,3%
membeli rokok per batang (GYTS, 2019)
• Perlindungan terhadap paparan asap rokok; melalui Kawasan
Prinsip dasar Tanpa Rokok (KTR) berkoordinasi dengan Kemendagri

pengendalian • Bantuan berhenti merokok; melalui layanan upaya berhenti


merokok yang mudah diakses perokok

konsumsi • Peringatan akan bahaya konsumsi produk tembakau; melalui


gambar peringatan kesehatan (PHW), berkoordinasi dengan
rokok* Kemenperin
• Pelarangan iklan, promosi, dan sponsor rokok; dengan
melarang iklan di media penyiaran, internet, dan media luar
ruang, melarang promosi yang mendorong orang merokok, dan
melarang sponsor untuk pencitraan produk berbahaya,
berkoordinasi dengan Kominfo, KPI, Dewan Pers, Kemendagri
• Peningkatan cukai tembakau; untuk menaikkan harga rokok
setinggi-tingginya demi menekan keterjangkauan oleh anak dan
keluarga miskin, berkoordinasi dengan Kemenkeu
• Pengawasan penggunaan tembakau; dapat melalui peta jalan
atau RAN yang memasukkan sistem monitoring dan evaluasi
sistematis, terukur, dan berkelanjutan

*produk tembakau: produk yang dibakar (rokok konvensional), dipanaskan (heated tobacco),
shisha, nikotin cair (ENDS), kantong nikotin, dst.
HARUS dilakukan 1. Larangan Iklan rokok, total
pengendalian 2. Peringatan Bergambar minimal 90%
secara agresif 3. Penegakkan hukum atas larangan
untuk ubah jual rokok kepada anak dan
perilaku pengecer jual batangan
masyarakat 4. Iklan Sehat Tanpa Rokok Agresif, Rp
mengurangi risiko 5 Triliun/tahun
sakit di masa 5. Perluas layanan Upaya Berhenti
depan Merokok di faskes publik dan swasta
6. Nakes menjadi garda terdepan
edukasi kepada masyarakat
Lakukan pengendalian konsumsi rokok
secara tegas dan berkelanjutan.

“Lindungi GENERASI EMAS,


BUKAN ciptakan GENERASI CEMAS
dengan rokok.” – Hasbullah Thabrany

Terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai