Anda di halaman 1dari 16

Puasa

• Endang Elia 103220004


• Kusumawati 103220024
• Hidayatul Mufida 103220053
• Adea Littaqia 103220055

Kelompok 1
Puasa adalah salah satu dari rukun Islam yang
ketiga, setelah mengucapkan dua kalimat
syahadat dan salat. Secara bahasa, puasa
berarti menahan. Adapun secara istilah, puasa
merupakan ibadah yang dilakukan dengan
menahan diri dari makan, minum, dan segala
hal yang membatalkan puasa dari terbit
matahari sampai tenggelam matahari.
Kewajiban berpuasa bagi umat muslim termaktub di dalam firman
Allah dalam Surat Al-Baqarah Ayat 183

‫َٰٓي َأ ُّي َه ا ٱ َّل ِذ ي َن َء ا َم ُن و ۟ا ُك ِتَب َع َل ْي ُك ُم ٱل ِّص َي ا ُم َك َم ا ُك ِتَب َع َل ى ٱ َّل ِذ ي َن ِم ن َق ْب ِل ُك ْم َل َع َّل ُك ْم‬


‫َت َّت ُق و َن‬
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu
bertakwa.” (QS. Al Baqarah: 183).
Pada ayat 184, Allah Ta’ala berfirman bagaimana kewajiban puasa Ramadan ini dapat ditangguhkan
bagi orang yang sakit. Namun orang itu diwajibkan menggantinya di hari lain. Allah berfirman,

‫َأَّيا ًم ا َّم ْع ُد و َٰد ٍت ۚ َف َم ن َك ا َن ِم ن ُك م َّم ِر ي ًض ا َأ ْو َع َل ٰى َس َف ٍر َف ِع َّد ٌة ِّم ْن َأَّيا ٍم ُأَخ َر ۚ َو َع َل ى ٱ َّلِذ ي َن ُيِط ي ُقو َن ُهۥ ِف ْد َي ٌة َط َع ا ُم ِم ْس ِك ي ٍن ۖ َف َم ن‬
‫َت َط َّو َع َخ ْي ًر ا َف ُهَو َخ ْيٌر َّلُهۥۚ َو َأ ن َت ُص و ُم و ۟ا َخ ْيٌر َّلُك ْم ۖ ِإ ن ُك ن ُتْم َت ْع َل ُم و َن‬
“(Yaitu) beberapa hari tertentu. Maka barangsiapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu
tidak berpuasa), maka (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari -hari
yang lain. Dan bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, yaitu memberi
makan seorang miskin. Tetapi barangsiapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itu
lebih baik baginya, dan puasamu itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (QS. Al Baqarah:
184)
Hikmah diwajibkannya puasa
Mengutip dari kitab Hikmatut Tasyri' wa Falsafatuhu, karangan Syaikh Ali Ahmad Al-Jurjawi, salah
seorang ulama di Universitas Al- Azhar Kairo, 6 hikmah diwajibkannya berpuasa :
1. Ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT melalui puasa yang merupakan salah satu ibadah
2. Menjadi hamba yang dapat menjaga amanah dari Allah SWT
3. Ikhlas dalam beribadah
4. Menjaga kesehatan
5. Melemahkan hawa nafsu yang berkaitan dengan syahwat
6. Timbulnya rasa kasih sayang dan atau kepedulian sosial terhadap sesama
Syarat wajib berpuasa

Beragama Berakal Baligh Mampu


Islam atau berpuasa
Dewasa
Syarat sah berpuasa
1. Beragama Islam 3. Suci dari haid dan 4. Dikerjakan pada
Beragama Islam, orang- nifas waktu yang
orang nonmuslim tidak sah Suci dari haid dan nifas, bagi diperkenankan
bila melakukan ibadah perempuan yang sedang haid atau
Dikerjakan pada waktu
puasa. nifas (keluar darah sehabis
yang diperkenankan puasa
melahirkan) tidak boleh berpuasa.
padanya, jika melaksanakan
Namun mereka wajib mengqadha
puasa pada waktu yang
2. Mumayyiz (mengganti) puasa yang
tidak diperbolehkan puasa
Mumayyiz, yaitu seorang anak ditinggalkannya pada hari lain
padanya, maka puasanya
baik laki-laki ataupun setelah mereka suci dari haid dan
tidak sah, bahkan tidak
perempuan yang telah memiliki nifasnya.
boleh dilakukan.
kemampuan membedakan
kebaikan dan keburukan.
Rukun puasa
Niat Menahan diri
Meninggalkan segala yang
Niat melaksanakan ibadah
membatalkan puasa sejak
puasa, waktunya pada
terbit fajar di waktu
malam hari,
Shubuh sampai terbenam
sejak waktu Maghrib
matahari di waktu
sampai waktu fajar.
Maghrib.
Hal yang membatalkan puasa
1. Masuknya sesuatu ke dalam tubuh secara sengaja.
2. Berobat dengan cara memasukkan obat atau benda melalui qubul (lubang
bagian depan) atau dubur (lubang bagian belakang).
3. Muntah dengan disengaja.
4. Melakukan hubungan suami istri di siang hari puasa dengan sengaja.
5. Keluar air mani (sperma) sebab bersentuhan kulit.
6. Haid atau nifas saat siang hari berpuasa.
7. Mengalami gangguan jiwa atau gila (junun) saat sedang berpuasa.
8. Murtad atau keluar dari agama Islam.
Kesunahan puasa
1. makan sahur.
2. menyegerakan berbuka sebelum shalat maghrib.
3. membaca doa yang ma‘tsur sebelum atau setelah berbuka.
4. mandi besar dari junub, haid, atau nifas sebelum terbit fajar agar bisa menuanikan ibadah dalam
keadaan suci.
5. menahan lisan dari perkara-perkara yang tak berguna, apalagi perkara haram, seperti berbohong
dan mengumpat. Sebab, semuanya akan menggugurkan pahala puasa.
6. menahan diri dari segala hal yang tak sejalan dengan hikmah puasa.
7. memperbanyak sedekah, baik kepada keluarga, kaum kerabat, maupun tetangga.
8. memperbanyak i'tikaf di masjid.
9. mengkhatamkan Al-Quran setidaknya sekali selama bulan Ramadan.
10. Istiqamah dalam menjalankan amaliah Ramadhan dan melanjutkan amaliah-amaliah tersebut di
bulan-bulan berikutnya.
Keharaman Puasa
1. Hari Raya Idul Fitri
2. Hari Raya Idul Adha
3. Hari tasyrik atau tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah.
4. Puasa hari jumat
Dalam hadis riwayat Muslim juga menjelaskan dari Abu Hurairah, Nabi
Muhammad SAW bersabda yang berbunyi: "Janganlah khususkan malam
jumat dengan salat malam tertentu yang tidak dilakukan pada malam-malam
lainnya. Janganlah pula khususkan hari Jumat dengan puasa tertentu yang
tidak dilakukan pada hari-hari lainnya, kecuali jika ada puasa yang
dilakukan karena sebab ketika itu." (HR. Muslim no. 1144).
5. Selain hari Jumat, hari sabtu juga menjadi salah satu puasa yang
diharamkan. Sebab, ini merupakan rutinitas orang Yahudi.

6. Puasa wanita saat haid atau nifas


7. Puasa orang sakit yang dikhawatirkan meninggal dunia
Sampai saat ini, belum ada bukti bahwa puasa menyebabkan seseorang meninggal. Akan tetapi, ada beberapa
kondisi kesehatan yang memang harus diwaspadai untuk berpuasa. Islam tidak pernah memaksa umatnya untuk
melakukan sesuatu yang membahayakan diri sendiri atau orang lain.
kemakhruhan berpuasa
1. Puasa hari syak (ragu ragu)Keragu-raguan seseorang untuk puasa apakah
sudah memasuki awal bulan atau masih di bulan yang sama, hukumnya
makruh kecuali yang biasa melakukannya.
2. Berkumur-kumur atau menghirup air ke hidung secara berlebihan ketika
berwudhu atau mandi.
3. Mencium pasangan (suami atau istri) dengan nafsu atau yang dapat
menimbulkan nafsu syahwat.
4. Memandang lawan jenis dengan nafsu atau berlama-lama memandangnya.
5. Berfikir atau membayangkan tentang hubungan badan (jima’).
6. Mencicipi makanan tanpa ada maksud atau tujuan tertentu.
7. Meninggalkan sahur atau mengakhirkan sahur.
8. Mengakhirkan berbuka puasa sementara dirinya mampu menyegerakan
berbuka.
9. Bersiwak atau menggosok gigi pada waktu setelah zawal (masuk waktu
dzuhur).
10. Ghibah (menggunjing), namimah (menyebarkan fitnah), dusta (berbohong),
dan perkataan-perkataan buruk lainnya.
bagaimana qadha-nya orang-orang yang telah meninggalkan
kewajiban mengqadha puasanya tahun lalu?

Keadaan pertama, menunda bahkan


Keadaan kedua, jika menunda bahkan
telat membayar qadha dikarenakan
telat membayar qadha’ karena lalai atau
adanya udzur sepanjang tahun, sebagai
tidak ada udzur padahal ada kesempatan
contoh misalkan tahun yang lalu ia
untuk melaksanakannya hingga masuk
tidak puasa karena sakit dan sakitnya
Ramadhan berikutnya, maka ia
tersebut menahun hingga Ramadhan
berkewajiban menqadha' puasa dan
berikutnya, maka ia hanya
ditambah dengan membayar fidyah
berkewajiban mengqadha puasanya
sebesar 1 mud (±7 Ons) beras per
sampai waktu ia mampu
harinya.
melaksanakannya.
Apakah menangis membatalkan puasa?

Menangis adalah respons alami yang dirasakan seseorang untuk mengungkapkan


beberapa emosi baik sedih ataupun bahagia. Ketika menangis, seseorang akan
mengeluarkan air mata. Lantas, bagaimana hukumnya menangis saat puasa?

Menangis tidak membatalkan puasa karena bukan termasuk dari jauf, serta dalam
mata tidak ada saluran yang mengarahkan benda menuju tenggorokan. Maka
ketika seseorang menangis, tidak terdapat sesuatu yang masuk dalam mata
menuju arah tenggorokan.
Terima Kasih
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa Ramadhan 2024/1445 H

Anda mungkin juga menyukai