Tugas Kelompok Investigasi Insiden 1
Tugas Kelompok Investigasi Insiden 1
Anggota Kelompok :
1. Muhammad Nardo Saputra (227053120)
2. Miftahul Hairul (227053166)
3. Jermiko Christian Jonetran Rahul
METODE SCAT
Salah satu metode yang digunakan untuk menginvestigasi kecelakaan kerja adalah metode
SCAT. SCAT atau Systematic Cause Analysis Technique merupakan sebuah alat yang dibuat
oleh International Loss Control Institute (ILCI) untuk mengevaluasi serta menyelidiki
penyebab sebuah kecelakaan kerja lewat bagan SCAT.
Tahapan dalam Bagan SCAT yakni:
1. Deskripsi Insiden.
2. Kategori Kontak yang Dapat Menyebabkan Insiden
3. Penyebab Langsung
4. Penyebab Dasar
5. Kegiatan untuk Program Pengendalian Kerugian
STUDI KASUS
Diberitakan sebelumnya, seorang pekerja sumur minyak di Wilayah Kerja Pertamina Hulu Rokan
(PHR) di Desa Minas Barat, Kabupaten Siak, Riau, tewas akibat kecelakaan kerja. Korban bernama
Derison Siregar (23), warga asal Tapanuli Tengah, Sumatera Utara.
Kasus kecelakaan kerja yang terjadi di areal PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) di Kabupaten Siak,
Riau. kejadian pada Januari 2023, korban bernama Dericson Siregar ditimpa besi saat pengeboran
sumur minyak. Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Riau, Kombes Asep Darmawan menjelaskan,
tiga orang yang ditetapkan sebagai tersangka, berinisial BC, OF dan AF.
Deskripsi Insiden
Seorang pekerja tewas akibat kecelakaan kerja. Kasus kecelakaan kerja yang terjadi di areal PT
Pertamina Hulu Rokan (PHR) di Kabupaten Siak, Riau. kejadian pada Januari 2023, korban
bernama Dericson Siregar ditimpa besi saat pengeboran sumur minyak.
Kategori Kontak yang Dapat Menyebabkan Insiden tersebut
1. Kurangnya pengetahuan tentang penggunaan peralatan,
2. Kurangnya pengawasan,
3. Kurangnya pelatihan keselamatan kerja.
Penyebab Langsung
Penggunaan FOSV (full opening safety valve) yang tidak sesuai dengan standar operasional
prosedur (SOP) sebagai pemberat menyebabkan jatuhnya FOSV dan menimpa korban.
Penyebab Dasar
Kelalaian dalam penggunaan peralatan dan tidak mengikuti SOP yang telah ditetapkan.
Kegiatan untuk Pengendalian
1. Peningkatan Pelatihan dan Kesadaran SOP:
Melakukan pelatihan rutin kepada seluruh karyawan mengenai standar operasional prosedur (SOP)
yang harus diikuti dalam setiap aktivitas kerja (Berdasarkan Permenaker no. 5 Tahun 2015 tentang
Standar Operasional Prosedur Penerbitan Izin Usaha Pelatihan Kerja dalam Pelayanan Terpadu
Satu Pintu di Badan Koordinasi Penanaman Modal)
Memastikan semua alat dan peralatan digunakan sesuai dengan fungsinya dan tidak digunakan
untuk tujuan yang tidak semestinya
3. Penerapan Inhouse Training SMK3:
Internal training ini ditujukan untuk tenaga kerja di tempat kerja agar semakin mahir dalam bekerja
sesuai training yang diadakan pemilik usaha. (Berdasarkan peraturan menteri ketenagakerjaan
republik indonesia nomor 26 tahun 2014 tentang penyelenggaraan penilaian penerapan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja, Lampiran 1 peraturan menteri ketenagakerjaan
republik indonesia nomor 26 tahun 2014 tentang penyelenggaraan penilaian penerapan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja, dengan judul : Pedoman pembinaan auditor sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja, denga nisi : Metode Pembinaan Penyelenggaraan
metode pembinaan Auditor SMK3 dapat dilaksanakan dengan cara: a. Internal training atau inhouse
training.)
Mengadakan program pembinaan kesadaran keselamatan kerja untuk meningkatkan kesadaran dan
tanggung jawab individu terhadap keselamatan diri sendiri dan rekan kerja (Berdasarkan Pasal 9 ayat 3
UU No. 1 Tahun 1970).
5. Penerapan Sanksi dan Hukuman:
Memastikan penerapan sanksi dan hukuman yang tegas terhadap pelanggaran keselamatan yang
menyebabkan kecelakaan kerja (Berdasarkan Pasal 15 ayat 2 UU No. 1 Tahun 1970) dijelaskan
Peraturan perundangan tersebut pada ayat (1) dapat memberikan ancaman pidana atas
pelanggaran peraturannya dengan hukuman kurungan selama-lamanya 3 (tiga) bulan atau denda
setinggi- tingginya Rp. 100.000,-(seratus ribu rupiah).