Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis complex M. tuberculosis bersifat tahan asam, berbentuk batang lurus/sedikit melengkung, tidak berspora, tidak berkapsul, dengan lebar 0,3-0,6 m, panjang 1-4 m.
EPIDEMIOLOGI
Menurut WHO (1994), Indonesia menduduki peringkat ketiga dalam jumlah kasus baru TB (0,4 juta kasus baru), setelah India (2,1 juta kasus) dan Cina (1,1 juta kasus). Menurut perkiraan WHO pada tahun 1999 jumlah kasus TB baru di Indonesia adalah 583.000 orang per tahun dan menyebabkan kematian sekitar 140,000 orang/tahun.
Jumlah seluruh kasus TB anak dari 7 RS Pusat Pendidikan di Indonesia selama 5 tahun (1998-2002) adalah 1086 penyandang TB dengan angka kematian bervariasi dari 014,1%, dengan kelompok usia terbanyak adalah 12-60 bulan (42,9%) sedangkan untuk bayi<12 bulan didapatkan 16,5%
FAKTOR RISIKO
FAKTOR RISIKO INFEKSI TB
-
Terpajan dengan orang dewasa dengan TB aktif Faktor lingkungan yang kurang sehat terutama sirkulasi udara yang tidak baik
PATOGENESIS TUBERKULOSIS
KUMAN MATI
Pembentukan fokus primer Penyebaran limfogen dan hematogen KOMPLEKS PRIMER Terbentuk imunitas seluler spesifik Imunitas turun INFEKSI TB Imunitas optimal
Uji tuberkulin (+) SAKIT TB Komplikasi kompleks primer Komplikasi penyebaran hematogen Komplikasi penyebaran limfogen Meninggal
Sembuh
Sakit TB
IMUNOLOGI
terdiri dari:
respon imun alamiah (fagositosis, pengenalan
MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis sistemik Manifestasi spesifik organ/lokal
Demam lama (> 2 minggu), yang dapat disertai dengan keringat malam.
Demam umumnya tidak tinggi dan tanpa sebab yang
jelas
Batuk lama > 3 minggu BB turun tanpa sebab yang jelas Nafsu makan tidak ada dengan gagal tumbuh dan BB tidak naik dengan adekuat Lesu atau malaise Diare persisten yang tidak sembuh dengan pengobatan baku diare.
KELOMPOK USIA
AKIL BALIK
GEJALA Demam Keringat Malam Batuk Batuk Produktif Hemoptisis Dispnu TANDA Ronkhi basah Mengi Fremitus Perkusi pekak Sering Sering Sangat jarang Sangat jarang Jarang Jarang Sangat jarang Sangat jarang Sangat jarang Jarang Jarang Jarang Sering Sangat jarang Sering Sangat jarang Tidak pernah Sering Jarang Sangat jarang Sering Sangat jarang Sangat jarang Sangat jarang Sering Jarang Sering Sering Sangat jarang Sangat jarang
Kulit : skrofuloderma Mata : konjungtivitis fliktenularis, tuberkel koroid Organ-organ lainnya : peritonitis TB, TB ginjal, dll.
DIAGNOSIS
Diagnosis pasti TB ditegakkan dengan ditemukannya M. tuberculosis pada pemeriksaan sputum, bilas lambung, cairan cerebrospinal, cairan pleura, atau biopsi jaringan.
Pada anak, diagnosis TB ditegakkan berdasarkan a. Manifestasi Klinis b. Pemeriksaan Penunjang >> uji tuberkulin >> foto rontgen toraks >> pemeriksaan laboratorium
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Uji tuberkulin B. Pemeriksaan radiologi C. Mikrobiologi
A.
UJI TUBERKULIN
= komponen protein kuman TB yang mempunyai sifat antigenik yang kuat
Uji tuberkulin cara Mantoux dilakukan dengan menyuntikkan 0,1 ml PPD RT-23 2TU atau PPD S 5TU, intrakutan, pada volar lengan bawah 48-72 jam kemudian dibaca. Disuntik pada orang yang terinfeksi TB indurasi di lokasi suntikan (vasodilatasi lokal, edema, endapan fibrin, akumulasi sel-sel inflamasi di daerah suntikan). Diameter indurasi, (-) = d : 0-4mm (+) = d : 5-9mm (meragukan) (+) = d>10mm bila telah diimunisasi BCG (+) = d :10-14mm
Uji tuberkulin positif dapat dijumpai pada : a. Infeksi TB alamiah - infeksi TB tanpa sakit TB (infeksi TB laten) - Infeksi TB dan sakit TB - TB yang telah sembuh b. Imunisasi BCG c. Infeksi mikobakterium atipik Uji tuberkulin negatif dapat dijumpai pada : a. Tidak ada infeksi TB b. Dalam masa inkubasi infeksi TB c. Anergi (penekanan pada sistem imun tubuh oleh berbagai keadaan
sehingga tubuh tidak memberikan respon terhadap tubekulin)
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Foto toraks posisi AP dan lateral Gambarannya tidak khas dan tidak dapat digunakan secara tunggal untuk diagnosis TB pada anak. Gambaran sugestif :
Pembesaran kelenjar hilus dan paratrakea dengan atau tanpa
infiltrat Konsolidasi segmental/lobar Milier Kalsifikasi dengan infiltrat Atelektasis Efusi pleura Tuberkuloma
PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGIS
(GOLD STANDARD)
Bilas lambung (gastric lavage) 3 hari berturut-
PENEGAKAN DIAGNOSIS
a. Dicurigai tuberkulosis 1. Anak sakit dengan riwayat kontak pasien tuberkulosis dengan diagnosis pasti 2. Anak dengan : Keadaan klinis tidak membaik setelah menderita campak atau batuk rejan BB menurun, batuk dan mengi yang tidak membaik dengan pengobatan antibiotika untuk penyakit pernapasan Pembesaran kelenjar superficial yang tidak sakit b. Mungkin tuberkulosis Uji tuberkulin positif (>10mm) Foto rontgen paru sugestif tuberkulosis Pemeriksaan histologis biopsi sugestif TB Respon baik pada pengobatan OAT c. Pasti tuberkulosis Ditemukan basil tuberkulosis pada pemeriksaan langsung atau biakan Identifikasi Mycobacterium tuberculosis pada karakteristik biakan
SISTEM SKORING TB
Untuk memudahkan diagnosis, IDAI merekomendasikan diagnosis TB anak dengan menggunakan sistem skoring Anak didiagnosis TB jika = jumlah skor > 6 dengan catatan :
Diagnosis dengan sistem skoring ditetapkan oleh dokter Bila dijumpai keadaan milier atau skrofuloderma, langsung didiagnosis TB BB dinilai saat pasien pertama datang Demam dan batuk tidak memberi respon terhadap terapi baku Foto toraks bukan alat diagnosis utama pada TB anak Gambaran sugestif TB : pembesaran kelenjar hilus atau paratrakeal; tuberkuloma; atelektasis; kalsifikasi
Parameter
Kontak dengan pasien TB
0
Tidak jelas
2
Laporan dengan keluarga, kontak dengan pasien BTA (-) atau tidak tahu atai BTA tak jelas
3
Kontak dengan pasien BTA (+)
Uji Tuberkulin
(-)
(+) >10 mm atau > 5 mm pada keadaan imunosupresi Gizi kurang : BB/TB < 90%, BB/U <80% > 2 minggu Gizi buruk : BB/TB < 70% BB/U < 60%
> 3 minggu
Foto Thoraks
Normal/tak jelas
Sugestif TB
PENATALAKSANAAN
SKOR > 6
PENATALAKSANAAN
Pengobatan TB dibagi dalam 2 tahap yaitu: A. Tahap awal/intensif = 2 bulan pertama = 3 macam obat (Rifampisin, Pirazinamid, Isoniazid) B. Tahap lanjutan = 4 bulan berikutnya = 2 macam obat (Rifampisin, Isoniazid)
DOSIS OAT
OAT Isoniazid DOSIS 5-15 mg/kgBB/hari DOSIS MAKSIMAL EFEK SAMPING 300 mg/hari Hepatitis, neuritis perifer, hipersensitivitas Gastrointestinal, Rx.kulit, Hepatitis, cairan tubuh berwarna orange kemerahan
Rifampisin
10-20 mg/kgBB/hari
600 mg/hari
Pirazinamid
Etambutol Streptomisin
15-30 mg/kgBB/hari
15-20 mg/kgBB/hari 15-40 mg/kgBB/hari
2000 mg/hari
1250 mg/hari 1000 mg/hari
10-14
15-19 20-32
2 tablet
3 tablet 4 tablet
2 tablet
3 tablet 4 tablet
Dosis kombinasi pada Tuberkulosis anak Bila BB<5 kg sebaiknya dirujuk ke RS Obat tidak boleh diberikan setengah dosis tablet Perhitungan pemberian tablet di atas sudah memperhatikan kesesuaian dosis per kgBB
PERJALANAN ALAMIAH TB
Apabila anak balita sehat, tinggal serumah dengan pasien TB paru dengan BTA positif, mendapatkan skor < 5 pada evaluasi sistem skoring, maka pada balita tersebut perlu diberikan : = ISONIAZID dosis 5-10 mg/kgBB/hari selama 6 bulan.
Bila anak tersebut belum imunisasi BCG, maka imunisasi diberi setelah pengobatan profilaksis selesai.
Imunisasi diberikan sebelum usia 2 bulan, secara intrakutan di daerah insersi otot deltoid kanan, dengan dosis :
0,05 ml untuk bayi 0,10 ml untuk anak Bila BCG diberikan pada anak usia > 3 bulan sebaiknya lakukan uji
Manfaatnya antara 0-80%, efektif terutama untuk mencegah TB milier meningitis TB, spondilitis TB pada anak.
DAFTAR PUSTAKA
Raharjoe, Nastiti N. Pedoman Nasional Tuberkulosis pada anak. UKK Respirologi PP IDAI. Edisi Ke-2. 2008. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. WHO. Cetakan I. 2009 Perhimpunan Dokter Paru di Indonesia. Tuberkulosis. IPDs COM. 2008