Modul 2 - Hibridisasi
Modul 2 - Hibridisasi
HIBRIDISAS
I
3.1 Pendahuluan Hibridisasi perkawinan tumbuhan antara yang ialah berbagai bertujuan
spesies, suku, ras atau varietas memperoleh organisme yang diinginkan. Tujuan hibridisasi untuk menambah keragaman genetik melalui proses pengkombinasian genetik dari tetua yang berbeda genotipnya. Dari tujuan tersebut dapat diketahui bahwa hibridisasi memiliki peranan penting dalam pemuliaan tanaman, terutama dalam memperluas keragaman genetik. Landasan genetik dari hibridisasi tanaman menyerbuk sendiri berbeda dengan tanaman menyerbuk silang. Selain kedua jenis tanaman tersebut, landasan genetik untuk persilangan tanaman yang dapat membiak generatif-vegetatif juga berbeda. Perbedaannya terdapat pada genetik filialnya (keturunannya).
Tabel 2. Perbedaan genetik hasil persilangan tanaman menyerbuk sendiri, menyerbuk silang dan membiak generatif-vegetatif
Klon seleksi (heterogen) 3.2 Teknik Persilangan Tanaman menyerbuk sendiri ; Persiapan a b c d ; Isolasi ; Pengumpulan dan penyimpanan serbuk sari dari induk jantan Penentuan induk/tetua jantan dan betina Siapkan seluruh peralatan yang dibutuhkan untuk persilangan Identifikasi bunga betina Penentuan waktu penyerbukan
; Emaskulasi
3.3 Teknik Persilangan Tanaman Menyerbuk Silang Pada dasarnya teknik persilangan tanaman menyerbuk silang hampir sama dengan teknik persilangan menyerbuk silang. Perbedaan teknik persilangan menyerbuk silang dengan menyerbuk sendiri ialah pada proses emaskulasi. Pada tanaman menyerbuk silang proses emaskulasi tidak perlu dilakukan. Hal tersebut berhubungan dengan karakter organ reproduksi dari tanaman menyerbuk silang. Misalnya letak organ jantan dan organ betina yang terpisah, masaknya polen tidak sama dengan kepala putik. Sehingga kontrol persilangan menjadi semakin lebih mudah jika dibandingkan tanaman menyerbuk sendiri. Proses lainnya (persiapan, isolasi, pengumpulan dan penyimpanan serbuk sari, polinasi, penutupan bunga dan pelabelan) sama seperti pada tanaman menyerbuk sendiri. 3.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan hibridisasi a b c d e Pemilihan tetua. Pengetahuan tentang morfologi dan metode reproduksi tanaman (menyerbuk sendiri dan menyerbuk silang). Waktu tanaman bunga (waktu bunga mekar/tanaman berbunga) Keadaan cuaca saat penyerbukan. Pelaksana
3.5 Tanda-tanda keberhasilan fertilisasi Perkembangan biji dapat dilihat 2-7 hari setelah penyerbukan. Jika petal mengering, namun bakal buah tetap segar kemudian bakal buah membesar atau memanjang kemungkinan telah terjadi pembuahan. Bunga yang gagal mengadakan fertilisasi biasanya gugur atau kepala putiknya terlihat layu dan bakal buah rontok. 3.6 Tujuan Praktikum a b c d Memahami konsep dan tujuan hibridisasi (arti penting bagi pemuliaan) Mampu membedakan jenis tanaman menyerbuk sendiri dan menyerbuk silang baik secara morfologi maupun susunan genetik (terutama secara morfologi-biologi bunga) Memahami konsep hibridisasi pada tanaman menyerbuk sendiri dan menyerbuk silang Pemahaman teknis hibridisasi
Mampu menjelaskan perbedaan persilangan pada tanaman menyerbuk sendiri dan menyerbuk silang
Menghubungkan tujuan dari tiap-tiap langkah persilangan (secara teori dan praktik)Prosedur Praktikum a Alat dan Bahan b. Alur Pelaksanaan Nama : Species : Tetua :
LABEL PERSILANGAN
jam:
Tetua Betina
Tetua Jantan
Perkembangan bunga
(dari kuncup hingga mekar)
Tabel Kontrol Persilangan Komoditas : Tujuan Persilangan : Tetua Jantan : Tetua Betina : Tanggal Persilangan : Gambar prosedur persilangan
a.
b.
2 msp:
c.
3 msp:
d.
4 msp:
e.
5 msp:
Tahapan Pelaksanaan. 1. Proses Panen + Dokumentasi 2. Ektraksi + Dokumentasi 3. Perhitungan Jumlah Biji 4. Pengemasan 5. Pengumpulan biji ke asisten masing-masing