Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIOLOGI TERNAK STATUS FAALI DOMBA

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah praktikum fisiologi ternak

Disusun Oleh: Nama NPM Kelas : Toni Pramulyandi : 200110060177 :D

Tanggal Pengumpulan : 16 Mei 2007

LABORATORIUM FISIOLOGI TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR

2007

KATA PENGANTAR

Assalamuallaikum Warahmatullahi Wabarukatuh Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Illahi Robbi yang telah senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan praktikum ini dengan judul STATUS FAALI DOMBA. Laporan praktikum ini dibuat berdasarkan data yang diperoleh dari praktikum yang dilaksanakan oleh penulis di labolatorium Fisiologi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, ini merupakan salah satu laporan akhir praktikum yang penulis buat untuk memenuhi tugas praktikum dari mata kuliah Fisiologi Ternak. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Akhir Praktikum ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun diharapkan mampu melengkapi penulisan-penulisan Laporan Akhir Praktikum penulis. Akhirnya, penulis berharap semoga Laporan Akhir Praktikum ini mampu berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Laporan praktikum ini tidak mungkin akan terwujud tanpa bantuan dari semua pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan serta dukungan baik secara moril maupun materil.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarukatuh

Penyusun, April 2007

STATUS FAALI DOMBA


I. Latar Belakang Dalam laporan ini, saya akan mencantumkan pengetahuan tentang materi praktikum dan hasil praktikum yang telah kita lakukan, serta pemahaman yang kita dapat ketika melakukan praktikum. Selain itu laporan ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas praktik fisiologi ternak dan sebagai syarat untuk mengikuti praktikum berikutnya. Laporan ini juga melatih kita dalam membuat laporan yang baik dan benar, karena dalam penyusunan laporan harus menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar. I.I TUJUAN Tujuan dari praktikum ini ialah agar praktikan dapat menentukan status faali domba dengan cara: 1. 2. 3. 4. Mengukur suhu tubuh, Frekuensi pernapasan, Frekuensi denyut jantung, dan Frekuensi denyut nadi. I.II MANFAAT Perubahan yang terjadi pada status faali dapat menentukan tingkatan daya adaptasi ternak terhadap lingkungannya. 1. Naiknya temperatur lingkungan dapat meningkatkan suhu tubuh, akan tetapi ternak yang termasuk ke dalam golongan hewan homoioterm, yaitu golongan hewan yang akan berusaha mempertahankan suhu tubuhnya dalam kisaran tetap dengan suatu proses homeostatis. Proses homeostasis dengan respon cepat adalah adanya perubahan frekuensi pernapasan, denyut jantung, denyut nadi serta merubah reaksi fisiologik lainnya dalam tubuh ternak. Yang pada giliran selanjutnya bila perubahan tersebut dalam jangka waktu yang cukup lama akan menurunkan produksinya.

2. Berdasarkan perubahan status faali tersebut, para peneliti memanfaatkan untuk menentukan tingkatan daya adaptasi seekor ternak terhadap lingkungannya. 3. Perubahan status faali ini dapat pula disebabkan antara lain oleh adanya perubahan aktivitas. II. PELAKSANAAN PRAKTIKUM Pada praktikum ini, praktikan diberi kesempatan untuk melakukan pengukuran suhu tubuh, frekuensi pernapasan, frekuensi denyut jantung, dan frekuensi denyut nadi pada domba pada saat domba dalam keadaan tenang dan pada saat domba setelah melakukan aktivitas. Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis adalah sebuah proses dari seorang ahli medis memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. Hasil pemeriksaan akan dicatat dalam rekam medis. Rekam medis dan pemeriksaan fisik akan membantu dalam penegakkan diagnosis dan perencanaan perawatan pasien. Biasanya, pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis, mulai dari bagian kepala dan berakhir pada anggota gerak. Setelah pemeriksaan organ utama diperiksa dengan inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi, beberapa tes khusus mungkin diperlukan seperti test neurologi. Dengan petunjuk yang didapat selama pemeriksaan riwayat dan fisik, ahli medis dapat menyususn sebuah diagnosis diferensial,yakni sebuah daftar penyebab yang mungkin menyebabkan gejala tersebut. Beberapa tes akan dilakukan untuk meyakinkan penyebab tersebut. Sebuah pemeriksaan yang lengkap akan terdiri diri penilaian kondisi pasien secara umum dan sistem organ yang spesifik. Dalam prakteknya, tanda vital atau pemeriksaan suhu, denyut dan tekanan darah selalu dilakukan pertama kali. Pemeriksaan suhu akan memberikan tanda suhu inti yang secara ketat dikontrol karena dapat dipengaruhi oleh reaksi kimiawi.

Suhu dapat menjadi salah satu tanda infeksi atau peradangan, yakni demam (di atas > 37C). Suhu yang tinggi juga dapat disebablan oleh hipertermia. Suhu tubuh yang jatuh atau hipotermia juga dinilai Denyut merupakan pemeriksaan pada pembuluh nadi atau arteri. Ukuran kecepatannya diukur pada beberapa titik denyut misalnya denyut arteri radialis pada pergelangan tangan, arteri brachialis pada lengan atas, arteri karotis pada leher, arteri poplitea pada belakang lutut, arteri dorsalis pedis atau arteri tibialis posterior pada kaki. Pemeriksaan denyut dapat dilakukan dengan bantuan stetoskop. Denyut sangat bervariasi tergantung jenis kelamin, jenis pekerjaan, dan usia. Bayi yang baru dilahirkan (neonatus) dapat memiliki dentur 13-150 denyut per menit. Orang dewasa memiliki denyut sekitar 50-80 per menit. Kecepatan pernapasan beraneka ragam tergantung usia. Batas normalnya sekitar 16-20 penarikan napas per menit III. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM 1. Domba, 2. Termometer Klinik, 3. Stestoscope, dan 4. Vaseline. IV. METODE PENGUKURAN Suhu Tubuh 1. 2. 3. 4. 5. Suhu tubuh diukur dengan menggunakan termometer klinik, Terlebih dahulu termometer diturunkan sampai angka 0, Ujung termometer diberi vaseline, Masukkan ke dalam anus domba, Diamkan selama 5 menit, dan

6.

Lakukan pembacaan pada termometer.

Dalam pelaksanaanya perlu diperhatikan letak ujung termometer masuk ke dalam mukosa rectum (pengukuran 1 kali pada keadaan normal dan dilakukan sekali lagi setelah domba melakukan aktivitas). Denyut Jantung 1. Denyut jantung diukur dengan menggunakan stestoscope pada daerah dada (kostal) sebelah kiri yang letaknya di bawah tulang rusuk, 2. 3. 4. Denyut jantung harus dicari searah yang paling keras bunyinya, Frekuensi denyut jantung dihitung dalam 1 menit, dan Diulang sebanyak 3 kali.

Denyut Nadi 1. 2. 3. Raba arteri oleh keempat ujung jari tangan di pangkal paha bagian dalam, Hitung selama 1 menit, dan Diulang sebanyak 3 kali.

Frekuensi Pernapasan 1. Frekuensi pernapasan domba dilakukan dengan cara mendekatkan punggung telapak tangan di depan hidung domba untuk mendeteksi hembusan napas, 2. 3. 4. Dihitung selama 1 menit, Dilakukan sebanyak 3 kali, dan Usahakan domba dalam keadaan tenang.

I. HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN 1. Domba dikeluarkan dari kandang dengan hati-hati, usahakan terjadi adapatsi domba dengan sekitarnya termasuk praktikan. 2. Domba dijepit antar 2 kaki praktikan lalu domba dielus-elus. 3. Untuk mengurangi kegelisahan, minimal 7 meter untuk jarak domba yang satu dengan yang lainnya. 4. Catat hasilnya pada tabel! II. HASIL PRAKTIKUM Jenis domba Umur Jenis kelamin Keterangan : Priangan : 8 Bulan : Betina : Sedang mengandung

Tabel Status Faali pada Keadaan Tenang dan Setelah Beraktivitas

PENGAMATAN KONDISI 1 2 TEMPERATUR Tenang TUBUH ('C) Aktivitas FREKUENSI DENYUT Tenang JANTUNG (/menit) Aktivitas

NO.PENG UKURAN 3

II

III

DOMBA IV V

VI

VII 10 39.3 40.1 71 75 71 72.3 102 83 90 91.7 73 73 78 74.6 96 89 88 91 25 25 31 27 86 85 85 85.3

VIII 11 39.2 40.3 89 73 76 79.3 110 90 107 102 33 67 84 63 103 108 128 113 46 33 79 59.3 217 198 180 200

RATAAN 12 47 40 77 72 80 76.5 105 97 95 99 84 89 88 87 110 112 120 114 48 77 43 46 46 89 59 88

FREKUENSI DENYUT NADI (/menit)

Tenang

Aktivitas

FREKUENSI PERNAPASAN Tenang (/menit)

Aktivitas

1 2 3 Rataan 1 2 3 Rataan 1 2 3 Rataan 1 2 3 Rataan 1 2 3 Rataan 1 2 3 Rataan

4 5 6 7 8 9 38.7 40 42 39.9 39.3 39 40 42 43 38 39.9 39.6 50 77 85 72 62 67 40 79 96 78 65 93 45 75 95 75 66 71 45 77 92 91 64.7 77 59 96 90 109 97 103 55 101 103 106 101 110 59 86 98 112 104 165 54.7 94,3 97 86 101 126 103 68 83 96 56 50 96 66 97 73 55 53 82 69 98 84 98 53 93.7 67,7 92.7 87 56.2 52 118 80 91 43 66 105 94 82 100 47 86 135 85 79 1002 50 56 150 90 80,3 97.7 46.7 69.3 133 38 47 41 36 34 46 31 36 43 47 48 45 38 38 47 30 46 39 36.7 56 43.7 37.8 42.6 43.3 110 47 84 45 90 65 84 52 98 46 98 56 68 54 110 45 96 55 63.2 51 97.3 44.7 94.7 58.7

Keterangan: untuk memperbanyak pergerakan, domba dibawa lari-lari oleh praktikan. VIII. LITERATUR Klasifikasi ilmiah Kerajaan : Animalia Filum : Chordata Kelas : Mammalia Ordo : Artiodactyla Familia : Bovidae Subfamili : Caprinae Genus : Ovis Spesies : aries Nama binomial Ovis aries Linnaeus, 1758

Hewan memamah biak (Ordo Artiodactyla atau hewan berkuku genap, terutama dari subordo Ruminantia) adalah sekumpulan hewan pemakan tumbuhan (herbivora) yang mencerna makanannya dalam dua langkah, pertama dengan menelan bahan mentah, kemudian mengeluarkan makanan yang sudah setengah dicerna dan mengunyahnya lagi. Lambung hewan-hewan ini tidak hanya memiliki satu ruang (monogastrik) tetapi lebih dari satu ruang (poligastrik, harafiah: berperut banyak). Hewan yang memamah biak secara teknis dalam ilmu peternakan serta zoologi dikenal sebagai ruminansia. Hewan-hewan ini mendapat keuntungan karena pencernaannya menjadi sangat efisien dalam menyerap nutrisi yang terkandung dalam makanan, dengan dibantu mikroorganisme di dalam perut-perut pencernanya. Semua hewan yang termasuk subordo Ruminantia memamah biak, seperti sapi, kerbau, kambing, domba, jerapah, bison, rusa, kancil, gnu, dan antilop. Ruminansia yang bukan tergolong subordo Ruminantia misalnya unta dan lama. Kuda, walaupun bukan poligastrik, memiliki modifikasi pencernaan yang efisien pula. Domba yang kita kenal sekarang merupakan hasil dometikasi manusia yang sejarahnya diturunkan dari 3 jenis domba liar, yaitu Mouflon (Ovis musimon) yang berasal dari Eropa Selatan dan Asia Kecil, Argali ( Ovis amon) berasal dari Asia Tenggara, Urial (Ovis vignei) yang berasal dari Asia. Naiknya temperatur lingkungan dapat meningkatkan suhu tubuh, akan tetapi ternak yang termasuk ke dalam golongan hewan homoioterm, yaitu golongan hewan yang akan berusaha mempertahankan suhu tubuhnya dalam kisaran tetap dengan suatu proses homeostatis. Proses homeostasis dengan respon cepat adalah adanya perubahan frekuensi pernapasan, denyut jantung, denyut nadi serta merubah reaksi fisiologik lainnya dalam tubuh ternak. Yang pada giliran selanjutnya bila perubahan tersebut dalam jangka waktu yang cukup lama akan menurunkan produksinya.

Domba seperti halnya kambing, kerbau dan sapi, tergolong dalam famili Bovidae. Kita mengenal beberapa bangsa domba yang tersebar diseluruh dunia, seperti: 1. 2. 3. 4. Domba Kampung adalah domba yang berasal dari Indonesia. Domba Priangan berasal dari Indonesia dan banyak terdapat di daerah Jawa Barat. Domba Ekor Gemuk merupakan domba yang berasal dari Indonesia bagian Timur seperti Madura, Sulawesi dan Lombok. Domba Garut adalah domba hasil persilangan segi tiga antara domba kampung, merino dan domba ekor gemuk dari Afrika Selatan. Di Indonesia, khususnya di Jawa, ada 2 bangsa domba yang terkenal, yakni Domba Ekor Gemuk yang banyak terdapat di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur dan Domba Ekor Tipis yang banyak terdapat di Jawa Barat Daging domba merupakan sumber protein dan lemak hewani. Walaupun belum memasyarakat, susu domba merupakan minuman yang bergizi. Manfaat lain dari berternak domba adalah bulunya dapat digunakan sebagai industri tekstil. Domba yang unggul adalah domba yang sehat dan tidak terserang oleh hama penyakit, berasal dari bangsa domba yang persentase kelahiran dan kesuburan tinggi, serta kecepatan tumbuh dan persentase karkas yang baik. Dengan demikian keberhasilan usaha ternak domba tidak bisa dipisahkan dengan pemilihan induk/pejantan yang memiliki sifat-sifat yang baik. Domba berbeda dengan kambing. Kambing lokal (Capra aegagrus hircus) adalah sub spesies dari kambing liar yang tersebar di Asia Barat Daya dan Eropa. Kambing merupakan suatu jenis binatang memamah biak yang berukuran sedang. Kambing liar jantan maupun betina memiliki tanduk sepasang, namun tanduk pada kambing jantan lebih besar. Umumnya, kambing mempunyai jenggot, dahi cembung, ekor agak ke atas, dan kebanyakan berbulu lurus dan kasar. Panjang tubuh kambing liar, tidak termasuk ekor, adalah 1,3 meter - 1,4 meter, sedangkan ekornya 12 sentimeter - 15

sentimeter. Bobot yang betina 50 kilogram - 55 kilogram, sedangkan yang jantan bisa mencapai 120 kilogram. Kambing liar tersebar dari Spanyol ke arah timur sampai India, dan dari India ke utara sampai Mongolia dan Siberia. Habitat yang disukainya adalah daerah pegunungan yang berbatu-batu. Kambing sudah dibudidayakan manusia kira-kira 8000 hingga 9000 tahun yang lalu. Di alam aslinya, kambing hidup berkelompok 5 sampai 20 ekor. Dalam pengembaraannnya mencari makanan, kelompok kambing ini di pimpin oleh kambing betina yang paling tua. Kambing jantan berfungsi sebagai penjaga keamanan rombongan. Waktu aktif mencari makannya siang maupun malam hari. Makanan utamanya adalah rumput-rumputan dan dedaunan. Paling tidak ada tujuh spesies domba:

Argali, Ovis ammon Domba Domestrik, Ovis aries Bighorn Sheep, Ovis canadensis Thinhorn Sheep, Ovis dalli Mouflon, Ovis musimon Domba salju, Ovis nivicola Urial, Ovis orientalis

Banyak peranakan domba terjadi, biasanya dibagi menjadi:


peranakan wol, atau peranakan daging, atau kedua di atas.

Beberapa alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain: 1. Stetoskop (bahasa Yunani: stethos, dada dan skopeein, memeriksa) adalah sebuah alat medis akustik untuk memeriksa suara dalam tubuh. Dia banyak digunakan untuk mendengar suara jantung dan pernafasan, meskipun dia juga digunakan untuk mendengar intestine dan aliran darah dalam arteri dan "vein". Stetoskop ditemukan di Perancis pada 1816 oleh

Ren-Thophile-Hyacinthe Laennec. Dia terdiri dari tabung kayu kosong. Konon dia menciptakan stetoskop sehingga ia tidak perlu menaruh telinganya di buah dada wanita Perancis. Tidak jelas apakah Laennec mencoba menghindarinya, atau untuk menghindari rasa malu pasien. Namun begitu, orang mengatakan bahwa "Kebutuhan adalah ibu dari penemuan. Ada dua jenis stetoskop: akustik dan elektronik. Stetoskop akustik yang paling umum digunakan, dan beroperasi dengan menyalurkan suara dari bagian dada, melalui tabung kosong berisi-udara, ke telinga pendengar. Bagian "chestpiece" biasanya terdiri dari dua sisi yang dapat diletakaan di badan pasien untuk memperjelas suara; sebuaah diaphgram (disk plastik) atau "bell" (mangkok kosong). Bila diaphgram diletakkan di pasien, suara tubuh menggetarkan diaphgram, menciptakan tekanan gelombang akustik yang berjalan sampai ke tube ke telinga pendengar. Bila "bell" diletakkan di tubuh pasien getarakn kulit secara langsung memproduksi gelombang tekanan akustik yang berjalan ke telinga pendengar. Bell menyalurkan suara frekuensi rendah, sedangkan diaphgram menyalurkan frekuensi suara yang lebih tinggi. Stetoskop dua sisi ini diciptakan oleh Rappaport dan Sprague pada awal abad ke-20. Permasalahan dengan akustik stetoskop adalah tingkatan suara sangat rendah, membuat diagnosis sulit. Stetoskop elektronik mengatasi tingkatan suara yang rendah dengan cara memperkuat suara tubuh. Sekarang ini, telah ada beberapa perusahaan menawarkan stetoskop elektronik, dan mungki dalam beberapa tahun lagi, stetoskop elektronik akan menjadi lebih umum dari stetoskop akustik. Stetoskop digunakan sebagai alat untuk mendiagnosa penyakit tertentu. Stetoskop dapat menyalurkan suara tertentu dan menghilangkan suara yang lain. Sebelum stetoskop ditemukan, doktor meletakkan telinganya ke dekat badan pasien dengan harapan untuk mendengarkan sesuatu.

Stetoskop seringkali dianggap sebagai simbol pekerjaan dokter, karena dokter sering dilihat atau digambarkan dengan sebuah stetoskop yang tergantung di sekitar lehernya. Stetoskop juga digunakan oleh mekanik untuk mengisolasi suara tertentu dari mesin untuk diagnosa. 2. Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu (temperatur), ataupun perubahan suhu. Istilah termometer berasal dari bahasa Latin thermo yang berarti bahang dan meter yang berarti untuk mengukur. Prinsip kerja termometer ada bermacam-macam, yang paling umum digunakan adalah termometer air raksa. Suhu menunjukkan derajat panas benda. Mudahnya, semakin tinggi suhu suatu benda, semakin panas benda tersebut. Secara mikroskopis, suhu menunjukkan energi yang dimiliki oleh suatu benda. Setiap atom dalam suatu benda masing-masing bergerak, baik itu dalam bentuk perpindahan maupun gerakan di tempat berupa getaran. Makin tingginya energi atom-atom penyusun benda, makin tinggi suhu benda tersebut. Suhu juga disebut temperatur. Suhu tubuh merupakan faktor yang penting dalam menentukan kesehatan seseorang. Suhu tubuh yang normal pada manusia adalah sekitar 360 - 37,50C. Pada saat praktikum dalam mengukur suhu tubuh pasien diukur suhunya dalam keadaan normal yaitu sebesar 36,30C dan kemudian disuruh beraktifitas, setelah itu diukur setiap menit dari setelah beraktifitas selama 5 menit. Data yang diperoleh tertera dalam tabel pada BAB II. Pada menit pertama setelah beraktifitas terjadi kenaikan suhu tubuh dibanding sebelum beraktifitas. Hal ini disebabkan oleh aktifitas tubuh yang meningkat sehingga meningkatkan kerja jantung untuk memompa darah keseluruh tubuh, selanitu pembakaran zat-zat makanan dalam tubuh dapat meningkatkan suh tubuh karena menghasilkan kalor. Suhu tubuh akan kembali ke normal setelah beberapa saat beristirahat karena kerja jantung juga kembali ke normal. Sedangkan temperature di mulut setelah beraktifitas pada 5 menit pertama sebesar 380C dan pada saat 5 menit ke dua kembali turun menjadi 37,2 0C. berbeda

saat mulut berkumur dengan air es temperature dalam mulut pun menjadi turun karena karena pengaruh suhu air es, yaitu menjadi 36 0C. akan tetapi setelah 5 menit kedua suhu di dalam mulut menjadi naik kembali, walaupu tidak signifikan yaitu hanya 0,80C dari semula sehingga menjadi 36,80C. Hal ini terjadi karena tubuh berusaha mengembalikan kondisinya ke dalam kondisi awal dalam rangka homeostase. Ada bermacam-macam termometer menurut cara kerjanya:

Termometer air raksa Termokopel Termometer inframerah Termometer Galileo Termistor Termometer bimetal mekanik Sensor suhu bandgap silikon

Denyut Jantung, Jantung merupakan alat yang sangat vital dalam kehidupan manusia. Jantung berfungsi memompa darah keseluruh tubuh. Tanpa adanya kerja jantung manusia tidak dapat hidup karena darah tidak dapat mengalir ke seluruh tubuh padahal darah tersebut membawa banyak sari-sari makanan yang diperlukan oleh tubuh, sealin sari-sari makanan dara juga membawa oksigen yang digunakan untuk pembakaran guna menghasilkan enrgi untuk kerja organ tubuh. Jika pasokan oksigen terganggu maka kerja organ-organ tubuhpun menjadi terganggu. Dalam keadaan normal dari hasil praktikum diperoleh bahwa denyut jantung rata-rata selama tiga menit sebesar 65 kali per menit. Sedangkan setelah beraktifitas denyut jantung manjadi meningkat secara signifikan yaitu sebesar 84.6 kali per menit salama 3 menit. Meningkatnya denyut jantung ini diakibatkan meningkatnya aktifitas tubuh yang menyebabkan meningkatnya kerja sel. Sehingga jantung harus memompa lebih banyak darah untuk mensuplai sari-sari makanan dan oksigen ke dalam darah.

Denyut Nadi, Nadi merupakan pembuluh darah yang penting untuk menyalurkan darah ke seluruh tubuh. Denyut nadi selalu bersinkronisasi dengan denyut jantung. Perbedaan antara denyut nadi dan denyut jantung tidak terlalu besar. Jumlsh denyut nadi dalam keadaan normal dan keadaan saat tubuh beraktifitas berbeda. Pada hasil praktikum rata-rata frekuensi denyut nadi dalam 3 menit sebesar 65 kali per menit. Dan pada saat beraktifitas sebesar 84,6 kali per menit. Hal ini dikerenakan pada saat beraktifitas darah lebih banyak yang melewati pembuluh nadi, sehingga denyut nadi yang terasa lebih banyak. Ketika orang yang beraktifitas tersebut beristirahat maka frekuensi denyut nadi akan menurun kembali pada keadaan semula. IX. KESIMPULAN Domba adalah salah satu hewan yang termasuk ke dalam golongan hewan homoioterm. Hewan homoioterm, yaitu golongan hewan yang akan berusaha mempertahankan suhu tubuhnya dalam kisaran tetap dengan suatu proses homeostatis. Naiknya temperatur lingkungan dapat meningkatkan suhu tubuh, walaupun demikian hewan yang termasuk hewan hooioterm akan cepat menyesuaikan suhu tubuhnya agar kembali ke keadaan normal. Proses homeostasis dengan respon cepat adalah adanya perubahan frekuensi pernapasan, denyut jantung, denyut nadi serta merubah reaksi fisiologik lainnya dalam tubuh ternak. Yang pada giliran selanjutnya bila perubahan tersebut dalam jangka waktu yang cukup lama akan menurunkan produksinya. Perubahan status faali pada domba ini tidak hanya dikarenakan adanya perubahan suhu lingkungan saja, akan tetapi dapat pula disebabkan antara lain oleh adanya perubahan aktivitas.

X. SARAN

Dalam melakukan praktikum harus lebih baik dari biasanya, sehingga praktikum dapat berjalan dengan lancar. Dan menjelaskan materinya lebih jelas lagi supaya mudah dipahami oleh praktikan

DAFTAR PUSTAKA
Bambang agus murtidjo. 1993. Memelihara Domba, Penerbit Kanisius, Yogyakarta

Bambang Cahyono. 1998. Beternak Domba dan Kambing, Penerbit Kanisius, Yogyakarta. Bambang Sugeng. 1990. Beternak Domba. Penebar Swadaya, Jakarta. Joko santoso dkk. 1991. Pengembangan Ternak Potong di Pedesaan (Prosiding) . Fakultas Peternakan UNSOED. Purwokerto. Pickering, W. R. 2000. Complete Biology. Oxford University Press, UK Sumber Lain: Internet: www.google.com www.wikipedia.com

Anda mungkin juga menyukai