Anda di halaman 1dari 22

Hal 1 dari 2

Pembuatan Pupuk Cair Organik

Oleh : Wirlilik Gundoyo Pupuk Cair Organik: zat penyubur tanaman yang berasal dari bahanbahan organik dan berwujud cair Manfaat: Untuk menyuburkan tanaman Untuk menjaga stabilitas unsur hara dalam tanah Untuk mengurangi dampak sampah organik di lingkungan sekitar Keunggulan: Mudah, murah Tidak ada efek samping Kekurangan: Perlu ketekunan dan kesabaran yang tinggi. Hasilnya kurang banyak. Bahan baku pupuk cair yang sangat bagus yaitu bahan organic basah atau bahan organic yang mempunyai kandungan air tinggi seperti sisa buah-buah dan sisa sayuran (wortel, labu, sawi,selada, kulit jeruk, pisang, durian, kol). Semakin besar kandungan selulosa dari bahan organic (C/N ratio) maka proses penguraian oleh bakteri akan semakin lama. Selain mudah terdekomposisi, bahan ini kaya nutrisi yang dibutuhkan tanaman Sebelum membuat pupul cair EM organic yang berbahan baku sampah organic, perlu dibuatkan dahulu pembuatan molase dan pembiakan bakteri EM. PEMBUATAN MOLASE Molase, yaitu: sari tetes tebu (biang gula). Atau pembuatan Molase bisa juga dengan melarutkan gula merah/putih ke dalam air bersih (tanpa kaporit) dengan perbandingan 1:1 PEMBIAKAN BAKTERI EM-4 Cairan bakteri EM dapat dikembangbiakkan sendiri dengan cara: Bahan: Cairan EM-4 --- 1 liter Bekatul --- 3 kg Molase (dalam keadaan cair) --- liter Terasi --- kg Air bersih (tanpa kaporit/tawas) --- 5 ltr Peralatan: Ember Pengaduk kayu Panci pemasak air

Saringan (kain/kawat kasa) Botol Cara pembuatan: Panaskan 5 lt air air sampai mendidih Masukkan bekatul, molase dan terasi, aduk hingga rata Dinginkan adonan tsb hingga suhu kamar Setelah dingin masukkan cairan EM, aduk hingga rata. Tutup rapat selama 2 hari, jangan dibuka-buka. Pada hari ke-3 dan selanjutnya, penutup jangan terlalu rapat, Aduk-aduk setia harinya selama 10 menit Setelah 1 minggu, bakteri sudah dapat diambil dan disaring, masukkan ke dalam botol Simpan botol di ruang sejuk dan tidak terkena sinar matahari langsung. Cairan EM siap digunakan untuk membuat pupuk organic Agar bakteri mendapat kebutuhan oksigen, tutup botol jangan terlalu rapat atau biarkan terbuka. PEMBUATAN PUPUK EM ORGANIK Proses pembuatan pupuk cair organic berlangsung secara anaerob atau secara fermentasi tanpa bantuan sinar matahari.
Sebagai materi pembelajaran PLH di SMK Wikrama Bogor. Proses pembuatan ini pada skala industri/usaha. Untuk proses pembelajaran, dapat menyesuaikan dengan kondisi setempat/tidak mutlak Hal 2 dari 2
*

Bahan: Sampah organic basah, rajang dan padatkan --- karung uk.25 kg Larutan media: Cairan molase --- 500 ml Air bekas cucian beras (cucian pertama) --- 1 liter Air kelapa yang sudah tua --- 1 liter Air bersih --- 7 liter Peralatan: Ember tertutup uk. 20 lt Karung serat sintetis Tali Cara pembuatan: Masukkan sampah organic ke dalam karung dan tekan sampai padat, lalu ikat. masukkan larutan media ke dalam ember. Masukkan karung (1) ke dalam ember hingga terendam seluruhnya.

Berikan beban diatas karung tersebut agar tidak mengapung. Tutup rapat hingga udara tidak dapat masuk. Simpan selama 7-10 hari di tempat teduh dan terhindar dari sinar matahari langsung. Setelah proses fermentasi selesai, angkat karung (1) dan pisahkan dari larutan media. Pupuk cair organic sudah dapat digunakan: Untuk pemupukkan daun dengan penyemprotan 100:1 (500 ml air : 5 ml pupuk cair organic). Untuk pemupukkan akar dengan menyiramnya 500:1 (5 lt air : 10 ml pupuk cair organic). Untuk mengurangi bau khas pupuk cair organic dapat dicampur dengan perasan air jeruk citrun atau daun pandan.

Pelatihan Cara Memproduksi Pupuk Granul - Pupuk NPK.

Tristar Cetak Calon Pebisnis Pupuk SETELAH sukses menggelar pelatihan membuat bioetanol dari singkong, Politeknik Tristar kembali menggelar program pelatihan industri tepat guna berupa pelatihan pembuatan pupuk NPK dan pupuk cair organik (PCO). Indonesia sebagai negara agraris yang mengandalkan pertanian untuk mendukung industri, salah satu komponen utama dalam mewujudkan pertanian yang tangguh dan mandiri adalah penyediaan sarana produksi pertanian dalam jumlah mencukupi saat

musim tanam terutama benih/bibit tanaman, pupuk, dan obat-obatan pertanian merupakan sebuah keniscayaan. Pupuk sebagai salah satu komponen dalam industri agrobisnis memainkan peranan penting, utamanya dalam merealisasi program go green 2010 yang dicanangkan Pemerintah cq Kantor Kementerian Pertanian. Dukungan luas dari program tersebut datang dari para pemain utama industri pupuk di Indonesia seperti PT Ptrokimia Gresik, PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) dan PT Pupuk Sriwijaya (Pusri). Ketiganya adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Program go green 2010 memungkinkan usaha kecil menengah (UKM) tumbuh dan berkembang dalam industri pupuk skala menengah kecil karena pemerintah tahun ini mulai mengurangi subsidi pupuk anorganik menjadi Rp 8 triliun, sedangkan pupuk organik NPK subsidinya meningkat menjadi Rp 11 triliun. Total subsidi pupuk dari pemerintah Rp 19 tiliun. Akibatnya, pupuk anorganik merek Phonska dan Niphonskalangka di Jawa maupun luar Jawa. Kelangkaan pupuk anorganik ini juga imbas dari seretnya pasokan gas dan BBM untuk industri pupuk skala besar. Karena itu, pemerintah saat ini menggenjot UKM pupuk NPK untuk berpartisipasi dalam produksi dan penyaluran pupuk NPK ke petani. Tak pelak jika kebutuhan pupuk NPK belakangan semakin tinggi, setelah adanya pembukaan kebun-kebun kelapa sawit baru di Kalimantan dan Sumatera yang membutuhkan pupuk NPK 15.15.15. Pupuk jenis ini dinilai paling aplikatif baik untuk tanaman padi, menyusul dikuranginya jatah Urea sebagai pupuk starter menjadi 200 kg per hektare dan digunakan untuk pemupukan kelapa sawit di lahan-lahan gambut daerah Kalimantan yang dioplos dengan dolomite. Nah, melihat kenyataan itu maka jumah UKM pupuk organik NPK 15.15.15 akhir-akhir ini tumbuh baik jamur di musim penghujan. Namun tidak sedikit diantara pemain itu yang kerjanya ngawur (asal-asalan) sehingga berurusan dengan polisi, Ir Dwi Andriyanto, instruktur pelatihan pupuk dari Politeknik Tristar. Untuk menghindari halhal yang tidak mengenakkan tersebut, maka calon pemain industri pupuk organik NPK skala kecil menengah (home industry) disarankan agar mematuhi aturan yang berlaku. Sedikitnya ada 10 berkas perijinan yang harus dipenuhi pengusaha pupuk pemula, yakni: - Akte pendirian badan usaha berikut pengesahannya dikeluarkan oleh Depkumham. - Ijin prinsip dikeluarkan Pemkot/Pemkab. - Ijin gangguan (HO) oleh dinas perijinan Kabupaten/Kota.

- SIUP dari Disperindag Kota/Kabupaten. - TDP dari Disperindag Kota/Kabupaten. - TDI dari Disperindag Kota/Kabupaten. - NPWP dan SPPKP oleh Dirjen Pajak Depkeu. - Surat ijin terdaftar (SIT) oleh Deptan (Pendaftaran dilakukan untuk setiap varian produk). - Surat ijin merek dikeluarkan oleh Ditjen HAKI Depkumham. - Sertifikat produk pengguna tanda SNI dikeluarkan oleh lembaga sertifikasi produk. Certificate of Analysis (CoA) dari PT Sucofindo (Persero). Sementara itu, untuk membuat pupuk organik NPK 15.15.15 dalam industri pupuk skala rumahan relatif mudah dan murah, senyampang bahan dan peralatannya siap serta pihak pelaksananya mengikuti posedur yang telah ditentukan. Untuk peralatan bantu yang harus disediakan antara lain mixer, screen (ayakan), pan granulator, chrusser, rotary dryer, rotary cooler. Sedangkan bahan baku yang disiapkan adalah Urea (N) 32 kg, ZA (Zulfur Amonium-N&S) 8 kg, MPO (KCl) 38 kg, Diamonium Phosphate (DAP-N&P) 20 kg, Dolomite (Ca&Mg) 8 kg, Rock Phosphate 15 persen 28 kg, Phosphoric Acid 85 persen 6 kg, White Clay untuk coating 10 kg, dan Iron Oxide (Red) untuk pewarnanya. Menurut Andriyan, sapaan karib Dwi Andriyanto, untuk membuat pupuk organik NPK biayanya relatif murah. Dengan modal sekitar Rp 650 ribu untuk pengadaan bahan baku. HPP bahan baku Rp 4.356 per kg. Biaya produksi hanya Rp 100 per kg, tenaga kerja Rp 85 per kg, biaya packaging Rp 75 per kg, biaya lain-lain Rp 50 per kg. Total Rp 4.666 per kg, sedangkan profit nettonya bisa mencapai Rp 840 per kg jika harga jual pupuk NPK Rp 5.505 per kg. Selain mendapat penjelasan dari Andriyanto, peserta kursus juga dibekali ilmu membuat pupuk pelengkap cair (PPC) dari Ir Maruto. PPC yang dikembangkannya itu memanfaatkan bahan limbah rumah tangga dan pekarangan. Untuk mendapatkan pupuk cair organik (PCO), pihaknya memanfaatkan mikroorganisme yang berfungsi membantu fermentasi bahan baku PCO

. Sementara itu, ditemui Tristar Mutimedia disela kegiatan pelatihan, satu dari 13 peserta pelatihan pembuatan pupuk, Fifi Laksono menuturkan, dirinya menaruh harapan besar untuk merealisasi kegiatan kursus singkat ini dengan mendirikan pabrik pupuk organik NPK skala kecil menengah di Banjarmasin. Sejauh ini, kebun sawit yang dikelola suaminya butuh suplai yang tidak sedikit baik dari sisi jumlah maupun harganya. Nah, jika kami punya pabrik pupuk untuk memenuhi kebun sendiri, tentu akan meghemat cost, tutur ibu lima anak ini, Sabtu (18/12). Karena itu, sehabis mengikuti pelatihan ini, pihaknya masih butuh bimbingan dari instruktur sekaligus konsultasi sebelum memutuskan membangun pabrik pupuk mini di Kalimantan Selatan. Dengan bekal pelatihan ini pula ia mengaku jadi tahu apa saja yang dibutuhkan untuk membangun pabrik pupuk organik NPK 15.15.15 yang kini digalakkan pemerintah. Sedangkan Christian dari PT Molindo Lawang, lebih memilih sharing dengan pihak pengajar Tristar karena di pabriknya sendiri selain memroduksi alkohol dari bahan baku tetes tebu, juga memrpoduksi pupuk granuler dan PPC. Dengan demikian limbah industri alkohol di pabriknya masih bisa dimanfaatkan untuk pupuk yang berguna bagi petani sekitarnya. Saya ngikuti acara ini selain untuk sharing, juga ingin melihat langsung teknologi tepat guna yang dikembangkan Tristar bekerja sama dengan Fakultas Pertanian UPN Veteran Surabaya. Paling tidak kami dapat wawasan baru dan pencerahan, terang pria berkaca mata minus ini. Semoga pelatihan singkat ini, mewujudkan niat Anda jadi pebisnis pupuk organik. (aha)

Fieldtrip Bisnis Pupuk NPK. Pelatihan Cara Produksi Pupuk NPK. Diajarkan mulai dari pengenalan Bahan Bahan untuk Produksi Pupuk NPK. Melihat Langsung Proses produksi: Grinding - Mixing - Granulating - Packaging. Demo Mesin Mesin Produksi Pupuk. Mekanisme Perizinan Pupuk. Talkshow: Prospek Cerah Industri Pupuk di Indonesia. Lokasi Pengolahan Pupuk di Kecamatan Gunung Anyar. Fasilitas: Snack Box & Lunch Box. Makalah & Contoh Hasil Jadi Pupuk NPK.

Info Jadwal & Pendaftaran: Politeknik Tristar. Jurusan: Teknologi Pangan & Pengolahan Hasil Pertanian. Jln. Raya Jemursari 234 - 244 Surabaya Flexi: 031-81959295. HP: 085733691548. Fax: 031-8432050. Kampus Baru: Jln. Raya Tenggilis no.68. Surabaya - Indonesia.

VCD Cara Membuat Pupuk NPK - Pupuk Granul


VCD Cara Membuat Pupuk Granul NPK How to Make NPK Fertilizer. Info & Pemesanan: 081332004197 085731051010 Diajarkan: -Pengenalan Bahan Bahan Penyusun Pupuk NPK -Cara Mengolah Pupuk NPK mulai dari Mixing Grinding & Granulating. -Demo Mesin Mesin Pembuatan Pupuk Dilengkapi dengan makalah lengkap teory pembuatan pupuk NPK, Mekanisme Perijinan & Analisis Usaha.

CARA PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DAN PUPUK KOMPOS

Pembuatan Pupuk Dengan Bantuan Bakteri EM4


Membuat pupuk Effective Microorganisme atau EM Pupuk EM adalah pupuk organik yang dibuat melalui proses fermentasi menggunakan bakteri (microorganisme). Sampah organik dengan proses EM dapat menjadi pupuk organik yang bermanfaat meningkatkan kualitas tanah. Beriikut langkah-langkah pembuatan pupuk menggunakan EM : Pembuatan bakteri penghancur (EM). Bahan-bahan : * Susu sapi atau susu kambing murni. * Isi usus (ayam/kambing), yang dibutuhkan adalah bakteri di dalam usus. * Seperempat kilogram terasi (terbuat dari kepala/kulit udang, kepala ikan) + 1 kg Gula pasir

(perasan tebu) + 1 kg bekatul + 1 buah nanas + 10 liter air bersih. Alat-alat yang diperlukan : Panci, kompor dan blender/parutan untuk menghaluskan nanas. Cara pembuatan : * Trasi, gula pasir, bekatul, nanas (yang dihaluskan dengan blender) dimasak agar bakteri lain yang tidak diperlukan mati. * Setelah mendidih, hasil adonannya didinginkan. * Tambahkan susu, isi usus ayam atau kambing. * Ditutup rapat. Setelah 12 jam timbul gelembung-gelembung. * Bila sudah siap jadi akan menjadi kental/lengket. Perlu diperhatikan susu jangan yang sudah basi karena kemampuan bakteri sudah berkurang. Sedangkan kegunaan nanas adalah untuk menghilangkan bau hasil proses bakteri. Link: http://petanidesa.wordpress.com/2007...roorganism-em/ Cara Pembiakan Bakteri Untuk menghemat biaya, bibit bakteri EM4 yang dibeli di toko atau koperasi Saprotan dapat dikembangbiakkan sendiri, sehingga kebutuhan pupuk organik untuk luas lahan yang ada dapat dipenuhi. Adapun prosedur pembiakan bakteri EM4 adalah sebagai berikut: Bahan dan Komposisi: 1 liter bakteri 3 kg bekatul (minimal) kg gula merah/gula pasir/tetes tebu (pilih salah satu) kg terasi 5 liter air Alat dan Sarana: Ember Pengaduk Panci pemasak air Botol penyimpan Saringan (dari kain atau kawat kasa) Cara Pembiakan: Panaskan 5 liter air sampai mendidih. Masukkan terasi, bekatul dan tetes tebu/gula (jika memakai gula merah harus dihancurkan dulu), lalu aduk hingga rata. Setelah campuran rata, dinginkan sampai betul-betul dingin! (karena kalau tidak betul-betul dingin, adonan justru dapat membunuh bakteri yang akan dibiakkan). Masukkan bakteri dan aduk sampai rata. Kemudian ditutup rapat selama 2 hari. Pada hari ketiga dan selanjutnya tutup jangan terlalu rapat dan diaduk setiap hari kurang lebih 10 menit. Setelah 3-4 hari bakteri sudah dapat diambil dengan disaring, kemudian disimpan dalam botol yang terbuka atau ditutup jangan terlalu rapat (agar bakteri tetap mendapatkan oksigend ari udara). Selanjutnya, botol-botol bakteri tersebut siap digunakan untuk membuat kompos, pupuk cair maupun pupuk hijau dengan komposisi campuran seperti yang akan diuraikan dibawah ini. Catatan: Ampas hasil saringan dapat untuk membiakkan lagi dengan menyiapkan air kurang lebih 1 liter dan menambahkan air matang dingin dan gula saja. Menakar Komposisi Kandungan EM4 HORISON OLEH: WAYAN NITA Teknologi EM (Effective Mikroorganism) dapat digunakan dalam bidang pertanian, peternakan,

perikanan, lingkungan, kesehatan dan industri. Meski sudah banyak kalangan masyarakat yang menggunakan tapi tidak banyak yang tahu tentang EM, komposisi kandungan, fungsi dan jenisjenis EM. EM merupakan campuran dari mikroorganisme bermanfaat yang terdiri dari lima kelompok, 10 Genius 80 Spesies dan setelah di lahan menjadi 125 Spesies. EM berupa larutan coklat dengan pH 3,5-4,0. Terdiri dari mikroorganisme Aerob dan anaerob. Meski berbeda, dalam tanah memberikan multiple efect yang secara dramatis meningkatkan mikro flora tanah. Bahan terlarut seperti asam amino, sacharida, alkohol dapat diserap langsung oleh akar tanaman. Kandungan EM terdiri dari bakteri fotosintetik, bakteri asam laktat, actinomicetes, ragi dan jamur fermentasi. Bakteri fotosintetik membentuk zat-zat bermanfaat yang menghasilkan asam amino, asam nukleat dan zat-zat bioaktif yang berasal dari gas berbahaya dan berfungsi untuk mengikat nitrogen dari udara. Bakteri asam laktat berfungsi untuk fermentasi bahan organik jadi asam laktat, percepat perombakan bahan organik, lignin dan cellulose, dan menekan pathogen dengan asam laktat yang dihasilkan. Actinomicetes menghasilkan zat anti mikroba dari asam amino yang dihasilkan bakteri fotosintetik. Ragi menghasilkan zat anti biotik, menghasilkan enzim dan hormon, sekresi ragi menjadi substrat untuk mikroorganisme effektif bakteri asam laktat actinomicetes. Cendawan fermentasi mampu mengurai bahan organik secara cepat yang menghasilkan alkohol ester anti mikroba, menghilangkan bau busuk, mencegah serangga dan ulat merugikan dengan menghilangkan pakan. Fungsi EM untuk mengaktifkan bakteri pelarut, meningkatkan kandungan humus tanahlactobonillus sehingga mampu memfermentasikan bahan organik menjadi asam amino. Bila disemprotkan di daun mampu meningkatkan jumlah klorofil, fotosintesis meningkat dan percepat kematangan buah dan mengurangi buah busuk. Juga berfungsi untuk mengikat nitrogen dari udara, menghasilkan senyawa yang berfunsi antioksidan, menekan bau limbah, menggemburkan tanah, meningkatkan daya dukung lahan, meningkatkan cita rasa produksi pangan, perpanjang daya simpan produksi pertanian, meningkatkan kualitas daging, meningkatkan kualitas air dan mengurangi molaritas Benur. Jenis-jenis EM yang ada seperti EM1 yang berupa media padat berbentuk butiran yang mengandung 90% actinomicetes. Berfungsi untuk mempercepat proses pembentukan kompos dalam tanah. EM2 terdiri dari 80 species yang disusun berdasarkan perbandingan tertentu. Berbentuk kultur dalam kaldu ikan dengan pH 8,5. dalam tanah mengeluarkan antibiotik untuk menekan patogen. EM3 terdiri dari 95% bakteri fotosintetik dengan pH 8,5 dalam kaldu ikan yang berfungsi membantu tugas EM2. Sakarida dan asam amino disintesa oleh bakteri fotosintetik sehingga secara langsung dapat diserap tanaman. EM4 terdiri dari 95% lactobacillus yang berfungsi menguraikan bahan organik tanpa menimbulkan panas tinggi karena mikroorganisme anaerob bekerja dengan kekuatan enzim. EM5 berupa pestisida organik. Mari membuat kompos skala rumah tangga Salah satu dari pola hidup hijau yang dapat kita laksanakan adalah mengelola sampah organic rumah tangga, dengan membuatnya menjadi kompos. Kompos adalah pupuk yang dibuat dari sampah organic organic. Pembuatannya tidak terlalu rumit, tidak memerlukan tempat luas dan tidak memerlukan banyak peralatan dan biaya. Hanya memerlukan persiapan pendahuluan, sesudah itu kalau sudah rutin, tidak merepotkan bahkan selain mengurangi masalah pembuangan sampah, kompos yang dihasilkan dapat dimanfaatkan sendiri, tidak perlu membeli. Kompos berguna untuk memperbaiki struktur tanah, zat makanan yang diperlukan tumbuhan akan tersedia. Mikroba yang ada dalam kompos akan membantu penyerapan zat makanan yang dibutuhkan tanaman. Tanah akan menjadi lebih gembur. Tanaman yang dipupuk dengan kompos akan tumbuh lebih baik. Hasilnya bunga-bunga berkembang, halaman menjadi asri dan teduh. Hawa menjadi segar karena oksigen yang dihasilkan oleh tumbuhan. Bagaimana Kompos Terjadi Sampah organic secara alami akan mengalami peruraian oleh berbagai jenis mikroba, binatang

yang hidup di tanah, enzim dan jamur. Proses peruraian ini memerlukan kondisi tertentu, yaitu suhu, udara dan kelembaban. Makin cocok kondisinya, makin cepat pembentukan kompos, dalam 4 6 minggu sudah jadi. Apabila sampah organic ditimbun saja, baru berbulan-bulan kemudian menjadi kompos. Dalam proses pengomposan akan timbul panas krn aktivitas mikroba. Ini pertanda mikroba mengunyah bahan organic dan merubahnya menjadi kompos. Suhu optimal untk pengomposan dan harus dipertahankan adalah 45-65C.Jika terlalu panas harus dibolak-balik, setidak-tidaknya setiap 7 hari. Peralatan Di dalam rumah ( ruang keluarga, kamar makan ) dan di depan dapur disediakan 2 tempat sampah yang berbeda warna untuk sampah organic dan sampah non-organic. Diperlukan bak plastic atau drum bekas untuk pembuatan kompos. Di bagian dasarnya diberi beberapa lubang untuk mengeluarkan kelebihan air. Untuk menjaga kelembaban bagian atas dapat ditutup dengan karung goni atau anyaman bambu. Dasar bak pengomposan dapat tanah atau paving block, sehingga kelebihan air dapat merembes ke bawah. Bak pengomposan tidak boleh kena air hujan, harus di bawah atap. Cara Pengomposan - Campur 1 bagian sampah hijau dan 1 bagian sampah coklat. - Tambahkan 1 bagian kompos lama atau lapisan tanah atas (top soil) dan dicampur. Tanah atau kompos ini mengandung mikroba aktif yang akan bekerja mengolah sampah menjadi kompos. Jika ada kotoran ternak ( ayam atau sapi ) dapat pula dicampurkan . - Pembuatan bisa sekaligus, atau selapis demi selapis misalnya setiap 2 hari ditambah sampah baru. Setiap 7 hari diaduk. - Pengomposan selesai jika campuran menjadi kehitaman, dan tidak berbau sampah. Pada minggu ke-1 dan ke-2 mikroba mulai bekerja menguraikan membuat kompos, sehingga suhu menjadi sekitar 40C. Pada minggu ke-5 dan ke-6 suhu kembali normal, kompos sudah jadi. - Jika perlu diayak untuk memisahkan bagian yang kasar. Kompos yang kasar bisa dicampurkan ke dalam bak pengomposan sebagai activator. Keberhasilan pengomposan terletak pada bagaimana kita dapat mengendalikan suhu, kelembaban dan oksigen, agar mikroba dapat memperoleh lingkungan yang optimal untuk berkembang biak, ialah makanan cukup (bahan organic), kelembaban (30-50%) dan udara segar (oksigen) untuk dapat bernapas. Sampah organic sebaiknya dicacah menjadi potongan kecil. Untuk mempercepat pengomposan, dapat ditambahkan bio-activator berupa larutan effective microorganism (EM) yang dapat dibeli di toko pertanian. Cara Membuat Pupuk Cair Organik Bahan dan Alat: 1 liter bakteri 5 kg hijau-hijauan/daun-daun segar (bukan sisa dan jangan menggunakan daun dari pohon yang bergetah berbahaya seperti karet, pinus, damar, nimba, dan yang sulit lapuk seperti jato, bambu, dan lain-lainnya) 0,5 kg terasi dicairkan dengan air secukupnya 1 kg gula pasir/merah/tetes tebu (pilih salah satu) dan dicairkan dengan air 30 kg kotoran hewan Air secukupnya Ember/gentong/drum yang dapat ditutup rapat Cara Pembuatan: Kotoran hewan dan daun-daun hijau dimasukkan ke dalam ember. Cairan gula dan terasi dimasukkan ke dalam ember. Larutkan bakteri ke dalam air dan dimasukkan ke dalam drum, kemudian ditutup rapat. Setelah 8-10 hari, pembiakan bakteri sudah selesai dan drum sudah dapat dibuka. Saring dan masukkan ke dalam wadah yang bersih (botol) untuk disimpan/digunakan. Ampas sisa saringan masih mengandung bakteri, sisakan sekitar 1 sampai 2 liter, tambahkan air, terasi, dan gula dengan perbandingan yang sama. Setelah 8-10 hari kemudian bakteri sudah berkembang biak lagi dan siap digunakan. Demikian seterusnya.

Kegunaan: Mempercepat pengomposan dari 3-4 bulan menjadi 30-40 hari. Dapat digunakan langsung sebagai pupuk semprot, apabila tanah sudah diberi kompos (subur), tetapi apabila tanah kurang subur/tandus, penggunaan langsung sebagai pupuk tidak dianjurkan. Pupuk cair (larutan bakteri) ini tidak diperbolehkan untuk dicampur dengan bakteri lain, terutama bahan kimia atau bahan untuk pestisida lainnya seperti tembakau. Link: http://petanidesa.wordpress.com/2007...-cair-organik/ Cara Membuat Pupuk Hijau Organik Pupuk Hijau: adalah pupuk organik yang terbuat dari sisa tanaman atau sampah yang diproses dengan bantuan bakteri. Bahan dan Komposisi: 200 kg hijau daun atau sampah dapur. 10 kg dedak halus. kg gula pasir/gula merah. liter bakteri. 200 liter air atau secukupnya.Cara Pembuatan: Hijau daun atau sampah dapur dicacah dan dibasahi. Campurkan dedak halus atau bekatul dengan hijau daun. Cairkan gula pasir atau gula merah dengan air. Masukkan bakteri ke dalam air. Campurkan dengan cairan gula pasir atau gula merah. Aduk hingga rata. Cairan bakteri dan gula disiramkan pada campuran hijau daun/sampah+bekatul. Aduk sampai rata, kemudian digundukkan/ditumpuk hingga ketinggian 15-20 cm dan ditutup rapat. Dalam waktu 3-4 hari pupuk hijau sudah jadi dan siap digunakan.

Pupuk Organik, Pupuk Hayati, dan Pupuk Kimia Banyak orang yang sering salah presepsi dalam menggunakan pupuk kimia, pupuk hayati dan pupuk organik. Pupuk organik dan pupuk hayati seringkali disamakan dengan pupuk kimia. Padahal pupuk-pupuk ini sebenarnya berbeda sama sekali. selanjutnya di link: http://isroi.wordpress.com/2008/02/2...n-pupuk-kimia/ Membuat pupuk Effective Microorganisme atau EM Pupuk EM adalah pupuk organik yang dibuat melalui proses fermentasi menggunakan bakteri (microorganisme). Sampah organik dengan proses EM dapat menjadi pupuk organik yang bermanfaat meningkatkan kualitas tanah. Beriikut langkah-langkah pembuatan pupuk menggunakan EM :

Pembuatan bakteri penghancur (EM). Bahan-bahan : * Susu sapi atau susu kambing murni. * Isi usus (ayam/kambing), yang dibutuhkan adalah bakteri di dalam usus. * Seperempat kilogram terasi (terbuat dari kepala/kulit udang, kepala ikan) + 1 kg Gula pasir (perasan tebu) + 1 kg bekatul + 1 buah nanas + 10 liter air bersih. Alat-alat yang diperlukan : Panci, kompor dan blender/parutan untuk menghaluskan nanas. Cara pembuatan : * Trasi, gula pasir, bekatul, nanas (yang dihaluskan dengan blender) dimasak agar bakteri lain yang tidak diperlukan mati. * Setelah mendidih, hasil adonannya didinginkan. * Tambahkan susu, isi usus ayam atau kambing. * Ditutup rapat. Setelah 12 jam timbul gelembung-gelembung. * Bila sudah siap jadi akan menjadi kental/lengket. Perlu diperhatikan susu jangan yang sudah basi karena kemampuan bakteri sudah berkurang. Sedangkan kegunaan nanas adalah untuk menghilangkan bau hasil proses bakteri. Link: http://petanidesa.wordpress.com/2007...roorganism-em/ Cara Pembiakan Bakteri Untuk menghemat biaya, bibit bakteri EM4 yang dibeli di toko atau koperasi Saprotan dapat dikembangbiakkan sendiri, sehingga kebutuhan pupuk organik untuk luas lahan yang ada dapat dipenuhi. Adapun prosedur pembiakan bakteri EM4 adalah sebagai berikut: Bahan dan Komposisi: 1 liter bakteri 3 kg bekatul (minimal) kg gula merah/gula pasir/tetes tebu (pilih salah satu) kg terasi 5 liter air Alat dan Sarana: Ember Pengaduk Panci pemasak air Botol penyimpan

Saringan (dari kain atau kawat kasa) Cara Pembiakan: Panaskan 5 liter air sampai mendidih. Masukkan terasi, bekatul dan tetes tebu/gula (jika memakai gula merah harus dihancurkan dulu), lalu aduk hingga rata. Setelah campuran rata, dinginkan sampai betul-betul dingin! (karena kalau tidak betulbetul dingin, adonan justru dapat membunuh bakteri yang akan dibiakkan). Masukkan bakteri dan aduk sampai rata. Kemudian ditutup rapat selama 2 hari. Pada hari ketiga dan selanjutnya tutup jangan terlalu rapat dan diaduk setiap hari kurang lebih 10 menit. Setelah 3-4 hari bakteri sudah dapat diambil dengan disaring, kemudian disimpan dalam botol yang terbuka atau ditutup jangan terlalu rapat (agar bakteri tetap mendapatkan oksigend ari udara). Selanjutnya, botol-botol bakteri tersebut siap digunakan untuk membuat kompos, pupuk cair maupun pupuk hijau dengan komposisi campuran seperti yang akan diuraikan dibawah ini. Catatan: Ampas hasil saringan dapat untuk membiakkan lagi dengan menyiapkan air kurang lebih 1 liter dan menambahkan air matang dingin dan gula saja. Link: http://petanidesa.wordpress.com/2007...iakan-bakteri/ Cara Membuat Pupuk Cair Organik Bahan dan Alat: 1 liter bakteri 5 kg hijau-hijauan/daun-daun segar (bukan sisa dan jangan menggunakan daun dari pohon yang bergetah berbahaya seperti karet, pinus, damar, nimba, dan yang sulit lapuk seperti jato, bambu, dan lain-lainnya) 0,5 kg terasi dicairkan dengan air secukupnya 1 kg gula pasir/merah/tetes tebu (pilih salah satu) dan dicairkan dengan air 30 kg kotoran hewan Air secukupnya Ember/gentong/drum yang dapat ditutup rapat Cara Pembuatan: Kotoran hewan dan daun-daun hijau dimasukkan ke dalam ember. Cairan gula dan terasi dimasukkan ke dalam ember. Larutkan bakteri ke dalam air dan dimasukkan ke dalam drum, kemudian ditutup rapat. Setelah 8-10 hari, pembiakan bakteri sudah selesai dan drum sudah dapat dibuka. Saring dan masukkan ke dalam wadah yang bersih (botol) untuk disimpan/digunakan. Ampas sisa saringan masih mengandung bakteri, sisakan sekitar 1 sampai 2 liter, tambahkan air, terasi, dan gula dengan perbandingan yang sama. Setelah 8-10 hari kemudian bakteri sudah berkembang biak lagi dan siap digunakan. Demikian seterusnya. Kegunaan:

Mempercepat pengomposan dari 3-4 bulan menjadi 30-40 hari. Dapat digunakan langsung sebagai pupuk semprot, apabila tanah sudah diberi kompos (subur), tetapi apabila tanah kurang subur/tandus, penggunaan langsung sebagai pupuk tidak dianjurkan. Pupuk cair (larutan bakteri) ini tidak diperbolehkan untuk dicampur dengan bakteri lain, terutama bahan kimia atau bahan untuk pestisida lainnya seperti tembakau. Link: http://petanidesa.wordpress.com/2007...-cair-organik/ Cara Membuat Pupuk Hijau Organik Pupuk Hijau: adalah pupuk organik yang terbuat dari sisa tanaman atau sampah yang diproses dengan bantuan bakteri. Bahan dan Komposisi: 200 kg hijau daun atau sampah dapur. 10 kg dedak halus. kg gula pasir/gula merah. liter bakteri. 200 liter air atau secukupnya. Cara Pembuatan: Hijau daun atau sampah dapur dicacah dan dibasahi. Campurkan dedak halus atau bekatul dengan hijau daun. Cairkan gula pasir atau gula merah dengan air. Masukkan bakteri ke dalam air. Campurkan dengan cairan gula pasir atau gula merah. Aduk hingga rata. Cairan bakteri dan gula disiramkan pada campuran hijau daun/sampah+bekatul. Aduk sampai rata, kemudian digundukkan/ditumpuk hingga ketinggian 15-20 cm dan ditutup rapat. Dalam waktu 3-4 hari pupuk hijau sudah jadi dan siap digunakan. Link: http://petanidesa.wordpress.com/2007...hijau-organik/ Membuat Pupuk Cair Organik Bahan dan Alat: 1 liter bakteri 5 kg hijau-hijauan/daun-daun segar (bukan sisa dan jangan menggunakan daun dari pohon yang bergetah berbahaya seperti karet, pinus, damar, nimba, dan yang sulit lapuk seperti jato, bambu, dan lain-lainnya) 0,5 kg terasi dicairkan dengan air secukupnya 1 kg gula pasir/merah/tetes tebu (pilih salah satu) dan dicairkan dengan air 30 kg kotoran hewan Air secukupnya Ember/gentong/drum yang dapat ditutup rapat

Cara Pembuatan: Kotoran hewan dan daun-daun hijau dimasukkan ke dalam ember. Cairan gula dan terasi dimasukkan ke dalam ember. Larutkan bakteri ke dalam air dan dimasukkan ke dalam drum, kemudian ditutup rapat. Setelah 8-10 hari, pembiakan bakteri sudah selesai dan drum sudah dapat dibuka. Saring dan masukkan ke dalam wadah yang bersih (botol) untuk disimpan/digunakan. Ampas sisa saringan masih mengandung bakteri, sisakan sekitar 1 sampai 2 liter, tambahkan air, terasi, dan gula dengan perbandingan yang sama. Setelah 8-10 hari kemudian bakteri sudah berkembang biak lagi dan siap digunakan. Demikian seterusnya. Kegunaan: Baca selengkapnya... Standarisasi Pembuatan Kompos Dengan mengetahui bahwa kualitas kompos sangat dipengaruhi oleh proses pengolahan, sedangkan proses pengolahan kompos sendiri sangat dipengaruhi oleh kelembaban dan perbandingan C dan N bahan baku, maka untuk menentukan standarisasi kompos adalah dengan membuat standarisasi proses pembuatan kompos serta standarisasi bahan baku kompos, sehingga diperoleh kompos yang memiliki standar tertentu. Setelah standar campuran bahan baku kompos dapat dipenuhi yaitu kelembaban ideal 50 60 persen dan mempunyai perbandingan C / N bahan baku 30 : 1, masih terdapat hal lain yang harus sangat diperhatikan selama proses pembuatan kompos itu berlangsung, yaitu harus dilakukan pengawasan terhadap: 1. 2. 3. 4. Temperatur Kelembaban Odor atau Aroma, dan pH

Pengamatan Temperatur Temperatur adalah salah satu indikator kunci di dalam pembuatan kompos. Apakah panasnya naik ? Sampai temperatur berapa panas yang dapat dicapai ? Dalam berapa lama panas tersebut dapat dicapai ? Berapa lama panas tersebut dapat berlangsung ? Apa arti dari keadaan-keadaan tersebut ? Campuran bahan-bahan seperti apa yang dapat mempengaruhi profil temperatur ? Baca selengkapnya... PEMBUATAN KOMPOS DENGAN MORETAN o BAHAN: Sekam 100kg/4 karung (potongan jerami/dedaunan) + kotoran kambing/sapi 100kg + dedak halus 10 kg + Moretan sekitar 5 liter + air bersih

sekitar 100 liter o CARA: 1. Campur dan aduk merata sekam dan kotoran kambing 2. Tambahkan dedak dan aduk hingga merata 3. Larutkan Moretan dalam air, dengan ukuran 1 gelas Moretan per 5 liter air 4. Siramkan larutan Moretan pada campuran sekam-kotoran-dedak, aduk merata, sampai kondisi cukup lembab (tidak mengeluarkan air ketika dikepal & tidak buyar/kepyar ketika kepalan dilepas) 5. Tumpuk campuran setinggi 0,5 1 meter, tutup dengan terpal/plastik, aduk/balik tiga hari sekali 6. Kompos siap digunakan ketika berbau masam spt tape, kecoklatan & dingin, biasanya jadi dalam 14 hari

Pupuk Organik

Kompos, pupuk organik yang murah dan mudah dibuat. Baca: Membuat Kompos Jerami Pupuk organik seperti namanya pupuk yang dibuat dari bahan-bahan organik atau alami. Bahan-bahan yang termasuk pupuk organik antara lain adalah pupuk kandang, kompos, kascing, gambut, rumput laut dan guano. Berdasarkan bentuknya pupuk organik dapat dikelompokkan menjadi pupuk organik padat dan pupuk organik cair. Beberapa orang juga mengkelompokkan pupuk-pupuk yang ditambang seperti dolomit, fosfat alam, kiserit, dan juga abu (yang kaya K) ke dalam golongan pupuk organik. Beberapa pupuk organik yang diolah dipabrik misalnya adalah tepung darah, tepung tulang, dan tepung ikan. Pupuk organik cair antara lain adalah compost tea, ekstrak tumbuh-tumbuhan, cairan fermentasi limbah cair peternakan, fermentasi tumbuhan-tumbuhan, dan lain-lain. Pupuk organik memiliki kandungan hara yang lengkap. Bahkan di dalam pupuk organik juga terdapat senyawa-senyawa organik lain yang bermanfaat bagi tanaman, seperti asam humik, asam fulvat, dan senyawa-senyawa organik lain. Namun, kandungan hara tersebut rendah. Berdasarkan pengalaman saya, tidak ada pupuk organik yang memiliki kandungan hara tinggi atau menyamai pupuk kimia. Orang sering kali menghitung kebutuhan pupuk organik berdasarkan kandungan haranya saja. Kandungan hara pupuk organik disetarakan dengan kandungan hara dari pupuk kimia yang biasa digunakan. Akibatnya kebutuhan pupuk organik jadi berlipat-lipat dibandingkan dengan dosis pupuk kimia. Sebagai contoh kompos dengan kandungan sebagai berikut: 2.79 % N, 0.52 % P2O5, 2.29 % K2O. Maka dalam 1000 kg (1 ton) kompos akan setara dengan 62 kg Urea, 14.44 kg SP 36, dan 38.17 kg MOP. Cara menghitungnya sebagai berikut: Hara N = (%N Kompos x 1000 kg)/%N Urea = (2.79% x 1000 kg)/45% = 62 kg Hara P= (%P2O5 kompos x 1000 kg)/%P2O5 SP-36 = (0.52% x 1000 kg)/36% = 14.44 kg

Hara K= (%K2O kompos x 1000 kg)/%K2O MPO = (2.29% x 1000 kg)/60% = 38.17 kg Misalkan padi biasanya diberi pupuk kimia dengan dosis 200 kg Urea,100 kg SP-36, dan 150kg MOP/KCl. Agar haranya sama maka kompos yang diperlukan kurang lebih sebanyak 7 ton. Dosis yang besar ini akan berimplikasi langsung terhadap biaya pemupukan. Jika dihitung biaya pemupukan dengan pupuk organik/kompos jauh lebih besar daripada biaya pemupukan dengan pupuk kimia. Belum lagi biaya untuk aplikasi kompos tersebut. Perbandingan biayanya sebagai berikut: Kenyataan di lapangan membuktikan bahwa pupuk organik/kompos tidak bisa dihitung berdasarkan unsur haranya saja. Kalau Anda tidak percaya Anda bisa melakukan percobaan sederhana untuk membandingkan kedua pupuk ini. Ambil tanah, sebaiknya gunakan tanah-tanah marjinal. Masukkan ke dalam dua polybag yang ukuran dan isinya sama. Satu polybag diberi kompos dengan dosis 0.5 1 kg. Polybag yang lain diberi pupuk kima beberapa sendok. Ya kira-kira kandungan haranya sebanding. Trus tanam sembarang tanaman, bisa biji cabe, tomat, cay sim, mentimum, atau tanaman-tanaman lainnya. Letakkan di tempat yang sama. Beri perlakuan penyiraman, penyiangan, dan perlakuan lainnya yang sama. Tunggu beberapa lama hingga tanaman tumbuh besar dan menghasilkan. Coba bandingkan, tanaman mana yang lebih bagus hasilnya?

Cara sederhana menguji pupuk kimia, pupuk organik, dan pupuk hayati. (A) kontrol, tanpa pemupukan sama sekali. Tanaman terlihat sangat merana. (B) Diberi pupuk kimia, tanaman tetap merana meskipun tumbuh lebih baik. (C) Diberi kompos/pupuk organik. Hasilnya jauh lebih baik. (D) Diberi pupuk organik/kompos dan biofertilizer. Tumbuhnya paling baik. Saya hampir yakin 90% kalau tanaman yang diberi kompos akan tumbuh lebih baik daripada tanaman yang diberi pupuk kimia, meskipun kandungan haranya sebanding. Pertanyaannya adalah MENGAPA BISA DEMIKIAN????

Orang sering lupa bahwa selain kandungan hara, pupuk organik juga mengandung senyawa-senyawa organik lain. Meskipun kandungan haranya rendah tetapi kandungan senyawa-senyawa organik di dalam kompos ini memiliki peranan yang lebih penting dari pada peranan hara saja. Misalnya, asam humik dan asam fulvat. Kedua asam ini memiliki peranan seperti hormon yang dapat merangsang pertumbuhan tanaman. Kompos diketahui dapat meningkatkan nilai KTK (kapasitas tukar kation) tanah. Artinya tanaman akan lebih mudah menyerap unsur hara. Tanah yang diberi kompos juga menjadi lebih gembur dan aerasi tanah menjadi lebih baik. Tanah yang diberi kompos lebih banyak menyimpan air dan tidak mudah kering. Jika diamati lebih jauh, aktivitas mikroba pada tanah yang diberi kompos akan lebih tinggi daripada tanah yang tidak diberi kompos. Mikroba-mikroba ini memiliki peranan dalam penyerapan unsur hara oleh tanaman. Singkat cerita, kompos dapat memperbaiki sifat kimia, sifat fisik, dan sifat biologi tanah. Lalu bagaimana menghitung kebutuhan pupuk organik/kompos? Sampai saat ini saya belum menemukan rumus, baik dari pengalaman saya sendiri atau dari literatur orang lain, untuk menghitung kebutuhan pupuk organik/kompos ini. Kandungan pupuk organik sangat beragam. Karakteristiknya pun bermacam-macam. Sama-sama pupuk kandang, pupuk kandang di P Jawa bisa saja sangat berbeda dengan pupuk kandang di P Sulawesi. Belum lagi hubungannya dengan jenis tanah, iklim, kondisi lingkungan, cara budidaya dan komoditas tanaman yang berbeda-beda. Umumnya dosis pupuk organik/kompos ditentukan secara empirik. Ini adalah hasil penelitian dan ujicoba. Mungkin juga pengalaman lapang petani selama bertahun-tahun.

Contoh pupuk organik berbentuk granul yang ada dipasaran. Dalam kondisi tertentu, pupuk organik/kompos dapat diberikan tanpa menambahkan pupuk kimia sama sekali. Cara ini dipraktekkan dalam budidaya pertanian organik. Yang

lebih sering dilakukan adalah mengkombinasikan antara pupuk organik dengan pupuk kimia. Sebagian kebutuhan hara tanaman disubstitusi antara pupuk kimia dan pupuk organik. Caranya dengan menghitung berapa kombinasi yang paling ekonomis, baik dilihat dari sisi biaya maupun hasilnya. Patokan yang sering dipakai adalah 50% dosis pupuk kimia diganti dengan sejumlah pupuk organik. Dosisnya bisa 1 2 kg atau bahkan hingga 30 kg/pokok. Untuk mendapatkan dosis yang paling tepat dilakukan dengan ujicoba di rumah kaca dan di lapang dalam skala yang cukup luas.

Anda mungkin juga menyukai