Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN KASUS SNAKE BITE

Mahesa Permana K 062011101046

Snake Bite
Luka gigit yang disebabkan oleh ular baik

yang berbisa ataupun tidak.


Epidemiologi:
4000-7000 per tahun Daerah rural (sawah, hutan, kebun) Laki laki lebih banyak dari wanita Usia 18 -28 tahun ( 50%) 95 % Lokasi pada ekstremitas terutama kaki

Bisa ular terdiri dari bermacam macam polipeptipa:


Fosfolipase A Hyaluronidase ATP-ase Imanikluteoidase Kolinesterase Protease Fosfomonoesterase RNA-aseDNA-ase

Menyebabkan destruksi jaringan lokal, toksik terhadap saraf. Hyaluronidase menyebabkan bisa ular menyebar cepat melalui jaringan limfatik supersifisial hemolisis pelepasan histamin terjadi anafilaksis.

Tanda dan Gejala


Kalau venom /bisa belum masuk biasanya pasien

mengalami rasa takut yang besar sehingga menyebabkan peningkatan respirasi bahkan sampai vasovagal syok.
Kalau venom/bisa sudah masuk :

Tanda dan gejala awal:


Nyeri lokal (seperti rasa terbakar di tempat gigitan) Pembengkakan/oedema lokal

Tanda dan gejala lokal:


Bekas gigitan Nyeri lokal Perdarahan setempat Memar Pembesaran limfonodi Inflamasi/radang (bengkak, kemerahan,

panas)
Melepuh Infeksi lokal Nekrosis

Tanda dan gejala sistemik/general


Mual muntah (pada umumnya) Gangguan kardiovaskular: hipotensi Gangguan perdarahan dan pembekuan:

perdarahan spontan, ptekia, ekimosis


Gangguan neurologi: parastesi, ptosis

pada mata karena gangguan N. III


Gangguan muskuloskeletal: nyeri

menyeluruh pada otot


Gangguan renal: anuria

Beda Ular Berbisa Dan Tidak Berbisa


ULAR BERBISA Bentuk kepala Gigi taring Bekas gigitan Segitiga 2 gigi taring besar 2 luka utama karena gigi taring Besar ular Warna ular Pupil ular Ekor ular Agresifitas Sedang Bervariasi Elips Bentuk sisik tunggal Mematuk 1 - 2 kali ULAR TAK BERBISA Segiempat panjang Gigi kecil Luka halus lengkung bekas gigitan Sangat Bervariasi Tidak terlalu bervariasi Bulat Sisik ganda Mematuk berulang dan membelit sampai tidak berdaya

KLASIFIKASI GIGITAN ULAR BERBISA (GENNARD)


Derajat 0:
Bekas gigitan 1 / banyak dan datar Tidak nyeri Eritema minimal Tanpa gejala sistemik 12 jam pertama

Derajat 1:
Didapatkan bekas taring Nyeri dan Eritema sampai 12 jam pertama Edema 1 5 cm sekitar bekas gigitan

Derajat 2:
Tampak bekas taring Nyeri berat Edema dan eritema 6-12 jam pertama dan

meluas gejala sistemik mual , neurotoksik , syok Derajat 3:


Derajat 2 + gejala sistemik hipotensi, ptekia,

ekimosis, dan syok Derajat 4:


Derajat 3 + multipel organ failure seperti

gagal ginjal, koma, sputum berdarah, edema distal dari gigitan.

Derajat

Venerasi

Luka gigit

Nyeri

Oedema/ eritema

Tanda sistemik
0

0 1 2

0 +/+

+ + +

+/+++ +++

< 3 cm /12 jam 3-12cm /12jam >12-25 /12jam


+,

neurotoksik, mual, pusing ++, syok, ptekia, ekimosis

+++

>25 /12jam

+++

+++

>ekstremitas

++, gangguan faal ginjal, koma, perdarahan.

PENATALAKSANAAN
Menenangkan orang yang tergigit ular Imobilisasi daerah yang tergigit Mempertahankan daerah tersebut lebih

rendah dari jantung

Menghambat absorbsi dengan memasang

torniquete beberapa cm proksimal gigitan

Cross insisi cm, venom biasanya

tertimbun di fasia otot, beri perhidrol/H202

Hambat absorbsi bisa ular dengan

splint/spalk.

Netralisasi venom dengan SABU. SABU

tidak bisa untuk profilaksis, namun bisa mengurangi gejala. dan dinetralisir cairan lambung oleh karena itu penyedotan diperbolehkan apabila tidak ada mikrolesi pada mulut.

Bisa ular tidak menembus mukosa intak

INDIKASI SABU (Serum Anti Bisa Ular) berdasarkan kriteria Genard:


Derajat 0-1 : tidak perlu sabu Derajat 2 : diberikan 3-4 ampul sabu iv Derajat 3 : diberikan 3-15 ampul per infus Derajat 4 : diberikan sampai 20 ampul per

infus sebanyak 7 kali

CARA PEMBERIAN SABU:


SABU dilarutkan dalam 250 cc D5 bisa diberikan

per infus, iv perlahan ( 90 menit). diberikan intralesi

Kalau dulu SABU diberikan iv, SABU

Monitor:
Sistem kardiovaskular Neurotoksik Tanda penyebaran venom secara sistemik

LAPORAN KASUS

IDENTITAS
Nama : Tn. Paiman Umur

: 20 tahun

Alamat : Mangli Status : Belum menikah Agama

: Islam

Suku: Madura No RM : 368340 Tgl MRS Tgl KRS

: 07 Januari 2012 : 10 Januari 2012

Tgl Pemeriksaan : 07 Januari 2012

ANAMNESIS

Keluhan Utama: Digigit ular Riwayat Penyakit Sekarang

- Pasien digigit ular tanggal 07-01-2012 pukul 00.00 WIB di kaki kanan - Ular dirasakan menggigit satu kali pada kaki kanan pasien - pasien tidak sempat melihat jenis atau warna ular - Pasien merasa mual, pusing, muntah sebanyak dua kali - tidak pingsan, tidak sesak, tidak demam, tidak sulit menelan, BAK normal, BAB normal

Riwayat Penyakit Dahulu


Asma (-), hepatitis (-), kejang (-)

Riwayat Pengobatan
(-)

Riwayat Penyakit Keluarga


(-)

PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum : Sedang Kesadaran Vital sign:

: Composmentis

TD RR

: 110/80 mmHg : 22 x/menit

Nadi : 78 x/menit T ax : 36,8C

Status generalis: Kepala:


Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak

ikterik
Hidung : tidak ada sekret/bau/perdarahan Telinga : tidak ada sekret/bau/perdarahan Mulut

: bibir tidak sianosis, tidak ada pigmentasi, mukosa tidak pucat. KGB : tidak ada pembesaran Tiroid : tidak ada pembesaran

Leher:

Thoraks: Cor:
I: ictus cordis tidak tampak P: ictus cordis teraba di ICS IV MCLS P: batas jantung ICS IV PSL dekstra sampai ICS V MCL

sinistra
A: S1S2 tunggal, e/g/m = -/-/-

Pulmo:
I: Simetris, tidak ada retraksi P: Fremitus raba normal P: Sonor A: Vesikuler +/+, Ronkhi:-/- Wheezing : -/-

Abdomen:
I: Flat A: Bising usus (+) P: Tympani P: Soepel, nyeri tekan (-)

Ekstremitas: Akral hangat Status lokalis:


Regio cruris dextra 1/3 distal : verban (+), darah (-),

+ + + +

Oedem + -

nanah (-), edema ( kehitaman), terasa padat keras

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil Laboratorium Hematologi
Hb

: 14,0 gr% : 34,1 %

Lekosit : 9600 cmm Hematokrit Trombosit : 386.000 cmm Eritrosit : 4,73 cmm Limfosit : 6,6 % MCV : 79 gr/dl MCH : 32,7 gr/dl MCHC

:41,4gr/dl

Faal Ginjal
Serum Kreatinin Urea

: 0,8 mg/dl

: 28 mg/dl

ASSESMENT Snake Bite grade II PLANNING


Infus D5 drip sabu 1 amp 40 tpm (IGD) O2 Nasal 3 lpm (IGD) Sabu vial IV dan vial intralesi (IGD) Cross insisi (IGD) Injeksi cefotaxime 3x1 gr i.v (test) Injeksi ranitidin 3x1 ampul Injeksi ondansentron 3x1 ampul

OBSERVASI HARIAN Tgl 09 Januari 2012


S : mual dan nyeri pada bekas gigitan O : Keadaan Umum

: cukup

Kesadaran Vital sign: HR RR

: composmentis TD: 110/80 mmhg

: 74 x/menit : 20 x/menit Tax : 36,6C

K/L : a/i/c/d = -/-/-/Tho : C/P : S1S2 tunggal, e/g/m: -/-/Ves +/+, Wh-/-, Rh -/-

Abdomen : I = Flat A = BU (+) P = Tympani P = Soepel, nyeri tekan (-) Ekstermitas : Akral hangat Status lokalis : Regio cruris dextra 1/3 distal : verban (+), darah (-), nanah (-), edema ( kehitaman), terasa padat keras + + + + Oedem + -

A : Snake Bite grade II P : Infus RL : D5 = 2 : 1


Injeksi cefotaxime 3x1 gr i.v (test) Injeksi ranitidin 3x1 ampul Injeksi ondansentron 3x1 ampul

Tgl 10 Januari 2012 S : nyeri pada bekas gigitan O : Keadaan Umum Kesadaran : lemah : composmentis

Vital sign: TD : 110/50 mmhg HR : 104 x/menit RR : 28 x/menit Tax : 37,9C K/L : a/i/c/d = -/-/-/Tho : C/P : S1S2 tunggal, e/g/m: -/-/simetris, sonor, Ves +/+, Wh -/-, Rh -/-

Abdomen : I = Flat A = BU (+) P = Tympani P = Soepel, nyeri tekan (-) Ekstermitas : Akral hangat Status lokalis : Regio cruris dextra 1/3 distal : verban (+), darah (-), nanah (-), edema ( kehitaman), terasa padat keras + + + + Oedem + -

A : Snake Bite grade II P : Infus RL : D5 = 2 : 1


Injeksi cefotaxime 3x1 gr i.v (test) Injeksi ranitidin 3x1 ampul Injeksi ondansentron 3x1 ampul

Terima Kasih..

Anda mungkin juga menyukai