Anda di halaman 1dari 77

DASAR DIAGNOSTIK & TERAPI

Blok G2 Mikro 1

Dr. Edhie Djohan Utama, SpMK

Mikroorganisme penyebab infeksi


A. Penyakit Infeksi bacterial B. Penyakit Infeksi Viral C. Penyakit Infeksi Fungi D. Penyakit Infeksi Parasiter

Dasar Diagnostik Penyakit Infeksi bacterial

Diagnostik penyakit infeksi pada awalnya berdasarkan gejala klinis pasien. Akan tetapi gejala klinis tidak dapat menentukan secara tepat apa mikroorganisme penyebab infeksi. Mikroorganisme penyebab a.l. :
Bakteri, Virus dan Jamur(Fungi) serta Parasit Gejala bisa demam, batuk, berdahak atau ada pustula.

Pemeriksaan Laboratorium digunakan untuk membantu dalam menentukan diagnose penyakit.


Pemeriksaan laboratorium klinik Pemeriksaan mikrobiologik Pemeriksaan serologik

Pemeriksaan mikrobiologik

Untuk melakukan pemeriksaan mikrobiologik dibutuhkan pengambilan bahan pemeriksaan (spesimen) secara aseptik (tidak tercemar dengan kontaminan). Spesimen untuk mikrobiologi pengambilannya harus memenuhi beberapa persyaratan :
Diambil dilakukan secara aseptik Ditampung dalam wadah yang steril, berlabel. Diperiksa dalam waktu sebaiknya kurang dari 1 jam atau jika tidak perlu disimpan pada suhu 4oC. Spesimen tertentu terkadang perlu transport media atau media enrichment / atau media tanpa inhibitor

Diambil dilakukan secara aseptik

Pengambilan spesimen menggunakan alat2 yang telah disterilkan :


Kapas lidi steril Botol steril, bertutup dan berlabel. Kaca objek bersih lemak untuk pewarnaan langsung

Pengambilan spesimen perlu mengikuti prosedur tertentu untuk menjaga agar spesimen diambil aseptik artinya tidak tercemar oleh mikroba dari luar/flora normal.

PENGAMBILAN SPESIMEN MIKROBIOLOGIK TRANSPORTASI / PENYIMPANAN


ALUR PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGIK

= MIKROSKOPIK (Sed. Lsng) = MAKROSKOPIK


(Koloni)

KULTUR
20-24 JAM

= TES SEROLOGIK = TYPING = PRODUKSI TOKSIN

ISOLASI & IDENTIFIKASI

UJI KEPEKAAN ANTIMIKROBA

Jenis spesimen / bahan pemeriksaan


Kultur Darah Kultur Tinja Kultur Urine Kultur Saluran Genital / Swab Urethra / Swab Vagina / Swab Cervic Kultur Pus (Abscess) / Swab luka Kultur Sputum (Dahak) Kultur Swab Tenggorokan / Nasal Swab Kultur Cairan Kultur Swab Telinga dll

KULTUR DARAH

PENYAKIT :

SEPSIS ENDOCARDITIS OSTEOMYELITIS MENINGITIS PNEUMONIA Staph. aureus Streptococc. pneumoniae (Pneumococcus) Escherichia coli Klebsiella pneumoniae Pseudomonas aeruginosa

MO PENYEBAB :

BAHAN DARAH

Sediakan kapas alkohol 70% - povidone jodium 10% - semprit steril torniquet botol berisi 20 ml media cair Tryticase Soy Broth.

Lokasi pengambilan lipat siku vena yg paling jelas / besar Untuk bayi bisa vena sekitar mata kaki.
Bersihkan daerah pengambilan dengan povidone jodium 10% biarkan mengering, ulangi dengan alkohol 70%. Ambil darah 2 3 ml / bayi 2 ml dan masukkan kedalam botol berisi media cair TSB dan botol digoyangkan memutar diatas meja agar tercampur rata. (Trypticase Soy Broth) Perbandingan media cair TSB : darah = 10 : 1 Botol diberi label dan disimpan pada suhu kamar (tidak boleh dilemari es) jangan lebih dari 24 jam harus diinkubasi.

PENGAMBILAN SPUTUM

Dijelaskan agar yang ditampung betul sputum dan bukan air liur. Jika sputum susah keluar, maka pasien sebelumnya diberikan obat glyseril guayakolat (expectorant) 200 mg malam hari. Pasien diminta berkumur kumur dengan air, melepaskan gigi palsu. Sambil tarik napas dalam, batukkan sputumnya kedalam botol steril bermulut lebar. Pasien diminta untuk mengeluarkan sputum sebanyak 3 - 5 ml. Segera wadah ditutup dan diberi label lalu kirimkan ke bagian mikrobiologi.

Jika belum bisa diproses dalam 1 jam sejak pengambilannya bahan disimpan pada suhu dingin (2o 8oC).

BAHAN SPUTUM

Sediaan diwarnai dengan P. Gram :


Gram (+) / Gram (-) - Coccus / Batang

Sediaan untuk pewarnaan Ziehl Neelsen (BTA) Sputum bisa didahakkan, kalau perlu diambil secara :
Aspirasi transtracheal Bronchial lavage Community Acquired : --Streptococc. pneumoniae Lung biopsy

Pneumonia

--Mycoplasma --Legionella --Myc.tuberculosis

Hospital Acquired : -- S. aureus --Klbes.pneumoniae --Ps. aeruginosa

BAHAN SWAB TENGGOROKAN / SALURAN NAPAS BAGIAN ATAS :

MO PENYEBAB :
Staphylococcus aureus Streptococcus pyogenes Pneumococcus Corynebacterium diphtheriae Candida albicans Neisseria gonnorhoeae

USAP / SWAB TENGGOROKAN


Pasien duduk ( anak anak dipangku) Penderita diminta membuka mulut dan lidah ditekan dengan spatel lidah. Masukkan kapas lidi yang telah dibasahi dengan NaCl fisiologis steril, menyentuh dinding belakang faring. Usapkan kapas lidi kekiri dan kekanan dinding faring dan tonsil. Kapas lidi ditarik hati hati tanpa menyenggol bagian mulut lainnya. Kapas lidi dimasukkan ke transport media atau langsung ditanam pada media perbenihan.

Jangan menyenggol bagian mulut lainnya.

USAP NASOPHARYNG

Pasien duduk (anak anak dipangku) Petugas berdiri disamping pasien. Kepala pasien ditegakkan dan tangan petugas memegang bagian belakang kepala pasien. Masukkan kapas lidi dacron kedalam rongga hidung sedalam 4 6 cm, putar searah jarum jam hingga menyentuh dinding belakang nasofaring. Masukkan kapas dacron kedalam media transport. Dan dinginkan pada suhu 2o C 8o

Hasil pewarnaan Gram swab kapas lidi

Sel epithel Gram (-)

Diplococcus pneumoniae
(Pewarnaan Gram)

Bahan kultur urine midstream

Urine midstream pertama pagi, (Jika bukan pertama pagi pengambilannya dilakukan setelah pasien tidak kencing selama lebih dari 2 jam.)

Alat kelamin bagian luar dibasuh dengan air sabun dan dibersihkan dengan air kran agar jangan tersisa cairan sabun.
Botol steril bermulut lebar dilonggarkan tutupnya lebih dahulu. Labia major dikuakkan dengan empu jari dan jari telunjuk tangan kiri. (Pria yang berkulup menarik kulup kearah tubuhnya agar tidak menghalangi urethra eksterna). Dengan labia major dikuakkan itu pasien diminta membuang kencingnya sebagian dulu. Kemudian menampung kencingnya 4 5 cc kedalam botol steril, lalu sebelum aliran kemihnya melemah botol dikesampingkan dan ditutup.
Botol diberi label dan segera dikirimkan ke bagian mikrobiologi untuk dibiakan sebelum 1 jam. Jika tidak bisa urine tersebut harus disimpan dalam tempat dingin (suhu 2o C 8o C) dan harus dikerjakan sebelum 24 jam.

MIKROORGANISME PENYEBAB ISK

The bacteria most often seen in UTIs are of fecal origin


BAKTERI : Escherichia coli Proteus sp Klebsiella sp Pseudomonas sp Enterobacter sp JAMUR : = Candida sp. = Herpes simplex * Staphylococcus sp * Streptococcus sp

VIRUS : = Papovavirus = Adenovirus

DIAGNOSE ISK

DIAGNOSTIK NONMIKROBIOLOGIK :
BERDASARKAN GEJALA KLINIK False PYURIA (-) dan TES GLUCOSE OXIDASE (+) >> TES TRIPHENYL TETRAZOLIUM HCL TES NITRITE TES CATALASE

DIAGNOSTIK MIKROBIOLOGIK :
PEMERIKSAAN MIKROSKOPIK KULTUR DAN HITUNG JUMLAH BAKTERI KULTUR UNTUK PENAPISAN

PEMERIKSAAN NONMIKROBIOLOGIK

Jika berdasarkan gejala klinis ; terdapat ISK asimptomatis yang terabaikan Jika berdasarkan adanya Pyuria :
50% Pyuria (+) 50% Pyuria (-) ISK (-) ISK (+) false (+) false (-)

Berdasarkan Tes Glucose oxydase, Tes TTC, Tes Nitrite dan Tes Catalase maka terdapat false positip dan false negative yang cukup besar

DIAGNOSTIK ISK BERDASARKAN PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGIK


A. PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS URIN B. PEMERIKSAAN KULTUR DAN HJB :
A. POUR PLATE METHOD B. CALIBRATED LOOP (0,001 cc)

C. KULTUR URIN UNTUK PENAPISAN :


A. DIP SLIDE (Uricult - CLED) B. DIP STRIP (Microstix)

BAHAN URIN UNTUK PEMERIKSAAN

URIN PORSI TENGAH = UPT (Midstream urine) First Morning voided clean catch midstream urine
Paling rutine karena tidak ada trauma, tidak ada rintangan psikologis, reabilitas hasil cukup tinggi 80% jika diperiksa lebih dari 1 kali reabilitas lebih tinggi.

URIN DARI KATETER : tidak boleh


dilakukan jika tidak ada indikasi lain.

URIN ASPIRASI SUPRA PUBIC :


hasilnya paling reliable tetapi ada rintangan psikologis

KULTUR DAN HITUNG JUMLAH BAKTERI

Urin diambil 1cc diencerkan dengan Saline solution steril menjadi 10cc, dari cairan ini diambil 1 cc lalu tambahkan saline menjadi 10 cc, dst-nya, sehingga bisa diperoleh pengenceran urin 1000 kali. (Pour plate method) Paling mudah mengambil urin dengan ose calibrasi 1:1000 dan lalu distreak pada permukaan Agar Darah(AD) dan Agar MacConkey (McC) , lalu eramkan 37oC selama 20-24 jam. Besok akan kelihatan koloni pada permukaan AD dan permukaan McC. Hitung jumlah koloni yang kelihatan dan hasilnya dikali dengan 1000. Misalnya ada 100 koloni maka dilaporkan Hitung jumlah koloni (coloni count) 100.000 cfu / ml urine.

UPT = MIDSTREAM URINE


BAHAN UPT HARUS DITAMPUNG SESUAI PROSEDUR UPT PAGI PERTAMA DAN SETELAH DITAMPUNG HARUS DIPERIKSA SEBELUM 1 JAM, ATAU DISIMPAN PADA SUHU 4oC SAMPAI 24 JAM PADA PEMERIKSAAN INI DITENTU HJB (BACTERIAL COUNT) : KRITERIA KASS
HJB 100.000 CFU per cc URIN ATAU LEBIH BAKTERIURIA BERMAKNA HJB KECIL DARI 10.000 CFU per cc URIN KONTAMINAN HJB ANTARA 100.000 10.000 CFU per cc urin BAKTERIURIA TIDAK BERMAKNA SEBAIKNYA DIULANG PEMERIKSAAN

BAHAN TINJA / FECES

Tinja tidak boleh tercampur dengan urine, karena itu berkemihlah terlebih dahulu.

Tinja ditampung langsung kedalam pot mulut lebar steril dan pot berisi tinja ditutup.
Pot tinja diberi label dan dikirimkan ke bagian mikrobiologi dan sebelum 2 jam sudah diproses kulturnya. Jika lebih dari 2 jam, bahan tinja dimasukkan kedalam media Carry & Blair dan disimpan dalam suhu kamar. Bila tidak ada media Carry & Blair, maka bahan tinja disimpan didalam suhu 2o C 8o C Diteruskan ke Media Tetra Thionate Broth

Enteric Pathogens

The most commonly encountered organisms include Salmonella, Shigella, Campylobacter, and E.coli O157:H7. Less frequently illness can be caused by Vibrio cholerae, Yersinia enterocolitica, and toxin producing E. coli. In addition Salmonella and Shigella species are serotyped to help track infections. Serotyping is also used to confirm the identification of E. coli O157:H7 and testing of E. coli for Shiga toxin production is also available.

Pathogenesis of Salmonella

Gastroenteritis (most common)


Symptoms 6-48 hours after ingestion

Nausea, vomiting, non-bloody diarrhea Elevated temperature, abdominal cramps, muscle cramps, headache

Symptoms persist for 2 days to a week before abating

Antibiotics are normally not employed because carrier state can develop

Kultur Salmonella sp

During the first week of illness: blood culture During the second week : blood culture , urine culture Serology: Widal test, a tube agglutination test using antigens of S. typhi, paratyphi A & B to be agglutinated by the patient serum Stool cultures are also positive during the second and third weeks of illness (faeces culture)

Stool cultures

Supaya jumlah sel Salmonella bisa cukup banyak maka faeces ditanamkan dulu ke enrichment broth untuk stool (faeces) :
Selenith broth Tetrathionate broth

Besok atau lusanya baru dipindahkan ke media khusus (SS Agar / MacConkey Agar) dan dieramkan 20-24 jam lalu perhatikan morfologi koloni. Buat reaksi biokimia dan berdasarkan hasil reaksi biokimia ditentukan species apa yg tumbuh.

Treatment, Prevention and Control of Salmonella Infections


Enteritis:
Antibiotics not recommended for enteritis because prolong duration Control by proper preparation of poultry & eggs

Enteric fever:
Antibiotics to avoid carrier state

Identify & treat carriers of S. typhi & S. paratyphi


Vaccination can reduce risk of disease for travellers in endemic areas

Salmonellosis

During the first week of illness: blood culture During the second week : blood culture , urine culture Serology: Widal test, a tube agglutination test using antigens of S. typhi, paratyphi A & B to be agglutinated by the patient serum Stool cultures are also positive during the second and third weeks of illness They are indole negative and urease negative and produce H2S in culture

General Characteristics of Shigella


Coliform bacilli (enteric rods) Nonmotile gram-negative facultative anaerobes Four species
Shigella sonnei (most common in industrial world) Shigella flexneri (most common in developing countries) Shigella boydii Shigella dysenteriae

Non-lactose fermenting
Resistant to bile salts

CAIRAN OTAK / SEREBROSPINAL

Pengambilan biasanya dilakukan oleh dokter atau petugas yang berwenang.

Pasien harus diinformasikan dan dijelaskan tentang tindakan pengambilan.


Lakukan disinfeksi dengan povidone iodine 10% pada kulit yang akan dipungsi. Kemudian bersihkan dengan alkohol 70%. Bahan cairan otak diambil secara aseptik dan dimasukkan kedalam tabung steril dan kedalam tabung berisi media kaldu glukosa 10%. Tabung dilabel dan disimpan pada suhu 2o C 8o C yaitu jika tidak bisa diproses kultur dalam waktu 1 jam.

BAHAN LUKA PURULENT :

Luka infeksi dibersihkan dengan kain kasa dibasahi dengan NaCl fisiologis sebanyak 3 kali untuk membersihkan dari eksudat yang mengering. Buka kapas lidi steril tanpa memegang atau menyinggung kapas sterilnya. Usapkan kapas steril ke bagian luka (ulkus) tanpa menyenggol bagian tepi luka/ulkus. Kapas lidi segera dioleskan ke media perbenihan yg sesuai atau kalau tidak maka kapas tersebut dibe-namkan kedalam media transport (Amis Stuart Carry and Blair).

BAHAN ABSES - PUS

Pasien diberi penjelasan sekitar tindakan penambilan.

Lakukan disinfeksi dengan povidone iodine 10% diatas abses, lalu bersihkan dengan kapas alkohol 70%. Lakukan tusukkan jarum dan isap kedalam spuit cairan pus 1-2 ml
Cairan pus dimasukkan kedalam botol steril dan diperiksa sebelum 2 jam. Atau bahan pus harus disimpan didalam tempat dingin suhu 2o C 8o C jika tidak bisa segera diperiksa.

Pasien posisi telentang dengan paha, lutut dan kaki membuka.

BAHAN SEKRET VAGINA & SWAB CERVIX UTERI

Spekulum dibasahi dengan glycerin pada bagian ujungnya.


Spekulum dimasukkan kedalam vagina pelahan lahan dan spekulum dibuka. Cairan vagina diambil menggunakan kapas lidi steril. Kapas lidi steril pertama dimasukkan kedalam media transport atau langsung dioleskan ke media perbenihan Coklat Agar dan diinkubasikan mikroaerofilik. Kapas lidi kedua dipakai untuk sediaan tipis pada kaca objek.

Spekulum ditutup dan ditarik keluar.

BAHAN SEKRET PROSTAT


Dijelaskan kepada pasien tindakan pengambilan bahan. Pasien dengan posisi berlutut lalu bagian kepala merendah seperti posisi sujud dan bagian anus tetap tinggi, pasien keadaan relaks. Petugas disebalah kiri pasien. Petugas memakai sarung tangan dan telunjuk kanan dibasahi dengan glycerine / vaselin lalu dimasukkan kedalam anus sehingga bisa meraba bagian prostat.

Dilakukan massage prostat sehingga pasien merasa ada cairan mengalir keluar dari penis.
Cairan yang keluar diambil dengan kapas lidi steril.

Kapas lidi tersebut dibenamkan kedalam transport media atau dioleskan pada media perbenian yang tersedia.
Simpan kapas lidi yg berada dalam media diatas itu pada suhu kamar.

Prostate Massage
Posisi berlutut untuk massage prostat

Prostat

Secret prostat menetes keluar

CERVICAL SWAB

Swab Cervic

DIAGNOSIS PENYAKIT INFEKSI

PENDEKATAN BAKTERIOLOGIK
Observasi MO dengan melakukan pewarnaan dari sediaan langsung Melakukan biakan murni Melakukan identifikasi MO Uji kepekaan Antimikroba

PENDEKATAN IMUNOLOGIK / SEROLOGIK


Tes Deteksi Antibodi Tes Deteksi Antigen

IDENTIFIKASI MO

MICROSKOPIK :

Sediaan langsung dari pasien Sediaan dari koloni Koloni pd Media Padat Kondisi pertumbuhan bakteri : Aerob / Anaerob / Microaerophilic, Facultative anaerob, Capnophilic Fermentasi Karbohidrat Reaksi IMViC TSI & pebentukan H2S Aktivitas Enzyme : Oxidase test, Catalase test, Urease test, Gelatinase test, Decarboxylase Asam Amino, Phenylalanine Deamnase

KARAKTERISTIK PEMBIAKAN :

REAKSI BIOKIMIA

IDENTIFIKASI MO SECARA SEROLOGIK

PEMERIKSAAN MICROSKOPIK

PEMERIKSAAN MICROSKOPIK LANGSUNG :


Sediaan Bahan dari pasien (Spesimen) : sputum, swab tenggorokan, pus dll Buat hapusan pada kaca objek, tipiskan dan fiksasi Beri pewarnaan yang sesuai :

Pewarnaan sederhana Pewarnaan Gram Pewarnaan Ziehl Neelsen, dll

Amati morfologi sel di mikroskop cahaya dengan lensa 10x10 dan 10x100 dengan minyak emersi. Laporkan : bentuk, warna, susunannya & ukurannya.

PEMERIKSAAN MICROSKOPIK TAK LANGSUNG :


Dari koloni yang tumbuh pada media padat dibuat sediaan tipis pada kaca objek dengan saru tetes air. Bei pewarnaan yang sesuai dan amati pada mikroskop cahaya.

KARAKTERISTIK PEMBIAKAN

Spesimen di kultur pada media yang sesuai menggunakan ose (sengkelit) yang steril pada permukaan media yang sesuai. Gunakan media rutin atau media khusus sesuai permintaan dokter (dokter meminta kultur apa?) Eramkan 20 48 jam pada suhu 37oC dalam suasana aerob atau anaerob atau suasana microaerophilic. Amati morfologi koloni : bentuk koloni, warna koloni, ukuran koloni, sifatnya pada media (hemolisa fermentasi) Lakukan pewarnaan tak langsung, amati morfologi sel yg tumbuh itu. Subkultur pada media diferensial dan pada media media untuk reaksi biokimia dan lakukan Uji Kepekaan. Eramkan subkultur diatas 20 48 jam pada suhu 37oC dalam suasana aerob atau anaerob atau suasana microaerophilic. Pada hari ke 2 3 itu perhatikan sifat2 pertumbuhannya pada media diferensial dan pada media utk pemeriksaan biokimia, tambahkan reagensia yg sesuai dan amati serta identifikasi species bakteri berdasarkan sifat2 dan hasil reaksi biokimia.

KULTUR / BIAKAN Hari Pertama

Sangat tergantung dari jenis bahan yang dikirim dan permintaan Dokter, sebagai contoh :
Sputum : suasana kultur

Faeces : Tetra thionate broth Urine :


Aerob Anaerob Kultur BTA diproses tersendiri.

Secret prostat / cervic-vagina :

MSU : dilakukan BC ASP

Penanaman pada Agar Coklat / Thayer Martin secara microaerophilic dalam Candle Jar.

Dipilih media perbenihan yang sesuai.

Media rutin : Agar Darah / MacConkey / Agar Cocklat Untuk M.tbc : Lowenstein Jensen / Okudoh

Suasana pengepaannya : aerob / anaerob / microaerophilic Kultur Jamur : Sabauroud Agar

KULTUR Hari kedua :

Tergantung morfologi koloni (kp diamati dengan loop) dan morfologi sel (P.Gram) secara mikroskopik. Apakah koloni single & saparate : kp subkultur agar biakan murni.

Bila belum tumbuh maka eramkan lagi


Lakukan subkultur ke media yang sesuai
Untuk diferensiasi : MSA / EMB Untuk reaksi biokimia : TSI / IMViC / Gula2 / dll

Lakukan Uji Kepekaan

Agar Darah Hemolisa (+)

Agar MacConkey

Hemolisa (-)

Koloni berwarna : Kemerahan, agak besar, kering / berlendir Hemolisa : - alpha = greenish haemolysa - beta = hemolisa sempurna - gamma = non hemolitik Koloni tak berwarna : Transparant, keabuan, lebih kecil Yang tumbuh Batang Gram Negatip

Coccus akan subkultur ke MSA Warna asli MSA Warna MSA jadi kuning di sekitar koloni Staph. aureus, karena fermentasi mannitol jadi asam Jika tumbuh pada MSA berarti Staphylocvoccus sp.

Selain tumbuh bila memecah karbohidrat maka adalah Staph. Aureus


Mannitol tidak di fermentasi, MSA tetap berwarna merah. Jika tak tumbuh, artinya bukan Staphylococcus sp. Jadi kemungkinan adalah Streptococcus sp. atau Pneumococcus. Maka dilanjutkan dengan tes lain.

MacConkey Agar :
Batang Gram Negatip ini lalu di subkultur ke media media untuk Reaksi Biokimia : TSI, Urease, Semisolid, Gula2, IMViC, EMB dll.

Jika pd MacConkey koloni kecil tak berwarna : maka yg tumbuh adalah Batang Gram (-) yang lactose non fermenter spt : Proteus sp., Salmonella sp., Shigella sp., Pseudomonas sp.

Jika pada MacConkey koloni kemerahan maka Batang Gram (-) golongan lactose fermenter : E.coli, Klebsiella, Enterobacter, Citrobacter sp.

BATANG GRAM NEGATIVE

Identifikasi berdasarkan hasil reaksi biokimia. Reaksi biokimia memakai media Agar miring dan media cair serta reagensia2. Media agar miring :
TSI / Urease media / Media semisolid /

Media cair :
Indol / methyl red / Vouges Proskauer / Citrat / dll

TSI = Triple sugar iron

Karbohidrat di TSI kalau dipecah menjadi asam media jadi kuning. Kalau basa media jadi merah

Bila gas(+) TSI pecah atau terlihat gelembung gas. Bila H2S (+) media berwarna hitam

Indole

Meth.Red

VP

Simon Citrate

Motilit y (-) (+)

Urease
(+) (-)

I M Vi C

IMViC : + + - TSI : A/A Mot.(+)

E. coli

Urease (-)

C IMViC : - - + +
TSI : A/A

Mot (-) Urease (+)

Klebsiella sp.

IDENTIFIKASI MO SECARA SEROLOGIK

Slide aggutination test : typing koloni bakteri menggunakan antigen atau antibodi specifik yang tersedia (dpt dibeli) pada kaca objek. Pemeriksaan serologi dari darah pasien (antibodi)

Pyogenic cocci

STAPHYLOCOCCUS SP.
S. albus S. aureus S. citreus

STREPTOCOCCUS SP.
Streptoc. alpha hemolyticus Streptoc. beta haemolyticus Streptoc. gamma haemolyticus

PNEUMOCOCCUS NEISSERIAE SP.


N. gonnorrhoeae - N. sicca - N. catarrhalis N. meningitidis - N. flavescens (Branhamella catarrhalis)

STAPHYLOCOCCUS

Ada 3 species Staphylococcus ( menurut pigment ) : yaitu S. aureus, S. albus dan S. citreus. Koloni S.aureus kuning emas, S.albus putih porselin, dan S.citreus kuning jeruk.

Pembagian menurut tes coagulase : S. aureus, S. epidermidis dan S. saprophyticus.


S.aureus selain menjukkan tes coagulase (+) juga menghemolisa darah (alpha hemolisa), sedangkan S.epidermidis dan S.saprophyticus tes coagulase dan hemolisa (-)

Staphylococcus sp. dapat tumbuh pada media MSA (mannitol salt agar) yang mempunyai kadar NaCl (garam=salt) tinggi (7,5%). Selain tumbuh pada media MSA S.aureus memfermentasi mannitol menjadi asam, pH turun warna indikator (phenol red) disekitar koloni yang semula merah menjadi warna kuning.
Untuk identifikasi Staphylococcus sp. dilakukan tes katalase, tes coagulase, serta tes lain. (Phosphatase, DNase, Bacteriophage typing, Delta lysin, Necrotoxin, tes virulensi, Novo-biosin)

MSA =
Mannitol Salt Agar

Tes Katalase

Staphylococcus sp. menghasilkan ezyme katalase yang kuat : 2H2O2 ----> 2H2O + O2

Tes katalase dilakukan pada kaca objek yang bersih. Dibuat suspensi Staphylococcus sp. dari koloni, dicampurkan pada 3% H2O2. Gelembung gas O2 keluar : tes positip.
Bisa juga meneteskan H2O2 langsung pada koloni, tapi jangan koloni pada Agar Darah (darah mengandung katalase).

S.aureus dapat menggumpalkan plasma darah (20% plasma kelinci /


manusia).

Artinya tes coagulase (+)

Streptococcus faecalis dapat juga menggumpalkan plasma tetapi tes katalase Streptococcus sp itu negatip.

Slide tes & tube tes.

Tes Coagulase :
A. Slide Test : Emulsikan koloni Staphylococcus pada setetes aqua pada kaca objek yang bersih. Tambahkan plasma kelinci (plasma citrat) Aduk dengan ose selama 10 detik Bila ada penggumpalan ---> tes positip

Coagulase Tube test


1.

2.

3.

4.

5.

Biakkan Staphylococcus sp. pada 1 cc media cair yang sesuai. Tambahkan 0,5 cc larutan plasma citrat (20%) Inkubasi pada suhu 37oC selama 4 jam di- dalam waterbath. Perhatikan penggumpalan plasma (14 jam).Jika digunakan plasma steril Boleh diinkubasikan 24 jam. (dibandingkan dengan strain kontrol)

Diagnose Staphylococcus aureus


Diagnose ditegakkan dengan : Bentuk coccus, Gram (+), susunan seperti buah anggur. Menghemolisa agar darah / alpha hemolitik. Dapat hidup pada MSA dan memfermentasi manitol. Memberi tes coagulase (+) Katalase test (+++)

S.Epiderdimidis dan S. saprophyticus

Kedua Staphylococcus ini membentuk koloni pada MSA tapi MSA media tetap berwarna merah (krn tidak
memfermentasi manitol)

Tes coagulase (-) Tidak menimbulkan food poisoning dan tidak menyebabkan toxic shock syndrome. Tetapi bisa juga menyebabkan infeksi pyogenik. S.epidermidis sering sebagai penyebab ISK dan bisa menyebabkan infeksi pyogenik pada prostetik implant seperti pada katub jantung dan sambungan tulang pinggul.

STREPTOCOCCUS

Streptococcus dikultur pada Agar Darah atau pada media cair mengandung serum (serum broth). Kultur jadi lebih baik jika mengandung CO2 10%. Pada Agar Darah bisa dijumpai Streptococcus dengan :
hemolisa alpha (hemolisa tidak sempurna) sekitarnya berwarna kehijauan, hemolisa beta (hemolisa sempurna sekitarnya jernih), dan hemolisa gamma (nonhaemolytic).

Pada Agar Darah ukuran koloni bervariasi, kecil (pinpoint) atau bisa 1-1,5 mm dalam 18-24 jam. Koloni transparan sampai keabu-abuan. Terdapat 20 species Streptococcus. Berdasarkan antigen dinding sel dan Lancefield membagi Streptococcus atas group A s/d U.

DIAGNOSE STREPTOCOCCUS

Tidak bisa hidup pada MSA Bentuk coccus, susunan seperti rantai panjang, Gram (+) Tidak larut dalam cairan empedu Utk membedakannya Tes optochin (-) dgn Pneumococcus Katalase tes (-)

Sensitip terhadap bacitracin yaitu Streptococcus pyogenes Group A.


Enterococcus faecalis (group D) bisa hidup pada konsentrasi NaCl 6,5% dan pada suhu antara 15 45oC dan tidak dibunuh oleh Penicillin G. Peptostreptococcus hidup pada keadaan anaerob. Koloni Streptococcus alpha hemolitikus sulit dibedakan dari koloni Staphylococcus alpha hemolitikus, karena itu dipakai tes katalase untuk membeda-kannya.

Streptococcus pyogenes Group A

PNEUMOCOCCUS

Sinonimnya Streptococcus pneumoniae atau Pneumococcus. Kultur pada Agar Darah atau media cair mengandung serum. Pneumococcus larut dalam cairan empedu (bile), peka terhadap Optochin disc, dan tes katalase positip. Bisa mempunyai kapsul pada kultur primer. Gram (+) bentuk lanset, dua-dua, atau bisa membentuk rantai pendek.

Koloni pada Agar Darah sulit dibedakan dengan koloni Streptococcus viridans, karena sama sama alpha hemolitikus.

PERBEDAAN PNEUMOCOCCUS DENGAN S.VIRIDANS


Perbedaan 1. Betuk Koloni 2. Mikroskopis 3. Cairan empedu 4. Optochin disc 5. Kapsul

Pneumococcus umbilicated (draughtnaut) diplococcus, bentuk lanset larut peka bisa berkapsul

S. viridans. convex rantai panjang tidak larut tidak peka tidak

Optochin disc adalah cakram yang mengandung optochin (ethyl-hydrocuprin). Sodium deoxycholate(2%) dapat melisiskan Pneumococcus. Reaksi Quellung menggunakan antisera (polivalent) terhadap antigen kapsul (antipo-lysaccharida serum) maka kapsul akan membengkak.

NEISSERIA GONORRHOEAE

Bakteri ini termasuk kelompok pyogenic cocci, Gram negatip, bentuk bulat (coccus), dua dua tersusun seperti biji kopi, intraselulair / ekstraselulair.

Kultur pada suasana microaerophilic yaitu CO2 5% -10% dan O2 rendah (= pada candle jar). Kultur primer pada Agar Coklat atau Agar Thayer Martin.
Bahan pemeriksaan tidak dibiarkan lama diluar tubuh karena autolisis = nonviable.

Penyebab kencing nanah (gonorrhoeae). Ada strain yg resisten terhadap Penicillin (PPNG = Penicillinase Producing N.gonorrhoeae). Spesies lainnya : N.gonorrhoae, N.meningitidis, N.sicca, N.flavescens dan N.catarrhalis (Branhamella catarrhalis).
Koloni bulat jernih atau abu abu seperti titik embun. Tes oksidase positip untuk diagnose presumptive (diagnose sementara). Diagnose defenitive ditentukan dengan melihat apakah terjadi fermentasi karbohidrat menjadi asam pada media Cystine TrypticaseAgar (CTA) yang mengandung 1% karbohidrat.

REAKSI FERMENTASI KARBOHIDART


Pada Species Neisseriae
==================================================== Spesies Dext Malt Sukr A.Nutrient pada 22oC --------------------------------------------------------------------------------------- N. gonorrhoeae + tdk tumbuh tdk tumbuh N. meningitidis + + tdk tumbuh tdk tumbuh N. catarrhalis * tumbuh tumbuh N. sicca + + + tumbuh tumbuh N. flavescens tumbuh tumbuh ------------------------------------------------------------------------------------------

*) Moraxella atau Branhamella catarrhalis.

TES OKSIDASE : (dimethyl-p-phenylenediamine)


Bisa dilakukan dengan 2 cara :
a. meneteskan cairan oksidase langsung pada koloni dan melihat warna koloni menjadi purple. b. menggoreskan diatas kertas saring yang dibasahi dengan cairan oksidase.

Blok G2 Mikro 2

Anda mungkin juga menyukai