Anda di halaman 1dari 20

Kepedulian Muhammadiyah Terhadap Kaum Dhuafa

Kelompok 7 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang Tahun 2011

Anggota
Mulyani Fika ertitri Fema riski Ainin meisintia S Fitriani S Laily putri M Ayu Putri Haryani Lista dyakso A (201010330311058) (201010330311043) (201010330311021) (201010330311057) (201010330311045) (201010330311159) (201010330311149) (201010330311135)

Pengertian Dhuafa
Salah satu firman Allah menyebutkan, Dan hendaklah takut kepada

Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang


mereka anak-anak yang lemah (dhiafan) , yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. (an Nisaa: 9)

An Nisa : 75, . mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah


dan (membela) orang-orang yang lemah (mustadhafin). Jadi, kaum dhuafa adalah orang-orang lemah atau tertindas.

Macam-macam Dhuafa
orang-orang yang tergolong dhuafa, mereka antara lain :
anak-anak yatim orang-orang miskin ibnussabil (musafir) orang yang meminta-minta hamba sahaya tunanetra orang cacat fisik orang sakit
manusia lanjut usia janda miskin orang yang berpenyakit sopak (lepra) tahanan atau tawanan mualaf buruh atau pekerja kasar nelayan rakyat kecil yang tertindas anak-anak kecil dan bayi

Perintah berbuat baik kepada Dhuafa


dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orangorang miskin, (Al Baqarah:83).

Berkata yang baik kepada mereka, memuliakan mereka, Memelihara dg kasih sayang, mengasuh, menggauli mereka sebagai suadara, membela, melindungi mereka dari kezaliman, mengobati mereka yang sakit, serta memberi nasihat dan mendakwahkan mereka. memberikan mereka harta, makan, sedekah, pendidikan dan pengajaran yang baik ,

Hak-hak Dhuafa
,dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.(al Israa:26)
memperoleh zakat (at Taubah:60) infaq (al Baqarah:273) fidyah (denda bagi orang yang berat dalam berpuasa) (al Baqarah:184) harta warisan orang tua (an Nisaa:5) ghanimah (harta rampasan perang (al Anfal:41) zakat hasil panen kebun atau pertanian (al Anaam:141); zakat hasil pengembakbiakan dan penjualan hewan (al Anaam:142); zakat emas dan perak (at Taubah: 34-35); upah pekerja (al Waaqiah;6); pendidikan dan pengajaran yang sama (Abasa:1-3);p erlindungan hukum(al Kahfi:79 & 82); memberi daging kurban (al Hajj:34-35) jaminan sosial (at Taubah:60 dan 103).

Larangan Terhadap Kaum Dhuafa


menghardik mereka (al Maauun:1-2 dan adh Dhuhaa:10) bertindak sewenang-wenang (zalim) pada mereka (adh Dhuhaa:9)

mencampuradukkan dan memakan harta mereka secara tidak sah


menukar harta mereka yang baik dengan yang buruk;ingkar janji dengan mereka (an Nisaa:2-6)

mendekati harta mereka (al Israa:34 dan al Anaam:152) menelantarkan dan menjadikan mereka lemah (an Nisaa:9) membuat mereka kelaparan (al Balad;14) menghina,merendahkan, memalingkan muka, bermuka masam, tidak mempedulikan, tidak melayani, tidak memperhatikan pembicaraan dan harapan mereka; tidak memberi pendidikan dan pengajaran yang baik kepada mereka;mengabaikan mereka (Abasa:1-10)

bakhil, kikir dan pelit kepada mereka (al Maaarij:19-25).

Imbalan dari Allah


Allah SWT menjanjikan dalam Al Quran bahwa mereka yang berbuat baik, memenuhi hak, dan tidak melanggar larangan terhadap kaum dhuafa akan diberi ganjaran. Ganjaran : menyebut mereka sebagai orang yang berbakti,benar imannya, dan orang yang bertakwa kepadaNya (al Baqarah:177) mereka dipelihara dari kerusakan dan kehancuran, wajah mereka jernih, hati mereka senantiasa bergembira (kebahagiaan di dunia);memperoleh surga (kebahagiaan di akhirat) (al Insaan:7-12) dihapuskan sebagian kesalahan mereka (al Baqarah:271) mendapatkan ridha Allah (ar Ruum:38) mendapat karunia, mendapat perlindungan , dan petunjuk Allah, hatinya puas dan termasuk orang yang bersyukur (ad Dhuha:5-11)

Sanksi dari Allah


Dalam al Quran, Allah SWT juga telah menetapkan sanksi kepada orang-orang yang tidak mau berbuat baik,merampas hak-hak kaum dhuafa, dan melanggar larangan terhadap mereka Sanksinya : mendapat azab di dunia dan akhirat (al Fajr:18-33); akan dimasukkan ke dalam api neraka (adz Dzaariyaat:15); mendapat siksa dalam neraka (al Fajr:15,23); menelan api sepenuh perutnya dan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (an Nisaa:10); dicap sebagai pendusta agama (al Maauun:1);r ezekinya dibatasi (al Fajr:15-16); mendapatkan teguran Allah (Abasa:1-2).

Keberpihakan Allah SWT kepada kaum dhuafa sedemikian detail dan terperinci. Hal ini juga memberi gambaran bahwa sedemikian besar perhatian, pembelaan, dan perlindungan yang Allah berikan kepada mereka.

KEMISKINAN SEBAGAI MASALAH SOSIAL


Jasmaniah. 4 kriteria :
Seseorang yang tidak mempunyai penghasilan yang cukup untuk : menjamin kelangsungan hidup fisiknya atau mencegah penderitaan karena kelaparan, kedinginan dan penyakit. memenuhi kesejahteraan pokok (essensial welfare) tidak termasuk comfort dan convenience. mencegah kegelisahan atau kesusahan yang akut dan berkepanjangan. mengatasi perasaan miskin jika dibandingkan dengan orang lain.

Kesejahteraan Angka harapan hidup Kualitas hidup Kriminalitas Pendidikan tidak terjamin Kesehatan Penyimpangan sosial

kelompok-kelompok inilah yang sesungguhnya dalam keadaan "yatim" secara sosial dan politik.

Solusi apakah yang diberikan oleh negara kita?? LEMBAGA SOSIAL, but.
Sudahkah berjalan dgn efektif? Apakah masih berjalan sesuai dengan maksud dan tujuan yang telah disepakati sejak mula? Ataukah telah trjadi pengalihan tujuan? Sehingga lembaga-lembaga dan badan-badan tersebut telah disibukkan oleh kegiatan-kegiatan rutin lainnya yang bukan merupakan fungsi utama.

Lembaga sosial tidak berjalan sesuai dengan maksud dan tujuan yang telah disepakati sejak mula Muhammadiyah memerlukan pendekatan baru dalam gerakannya, tidak sekadar berdakwah mengenai "sorga dan neraka".

STRATEGI MUHAMMADIYAH DALAM PENANGGULANGAN KAUM DHUAFA

kaderisasi di pondok pesantren dan perguruan Muhammadiyah. Disinilah kader-kader muda Muhammadiyah potensial dibekali beragam perspektif, sehingga memiliki kemampuan membaca konstruksi sosial, menganalisa, dan kemampuan menawarkan solusi.

Kepemimpinan cabang dan ranting Muhammadiyah dapat ditugaskan menggiatkan aksi-aksi sosial.

Target pengurus Muhammadiyah mengumpulkan jamaah bukan lagi untuk mengaji belaka, tetapi mulai memikirkan bentuk-bentuk kegiatan berdampak sosial ekonomi, di samping memberdayakan sikap politik jamaah. Melewati rentang waktu tertentu, proyek ini dapat dievaluasi termasuk perkembangan tingkat kesadaran pembangunan eko,sos,bud terhadap Islam.

Melalui Program majelis PKU.


Amal Usaha Muhammadiyah Majelis PKU pada Bidang Sosial, Bidang Kesehatn, dan Pembinaan Kesejahteraan. Kita tentu bersyukur memiliki 12 Rumah Sakit dan lebih kurang 300 Rumah Bersalin/BKIA/BP dan Fasilitas Pendidikan Tenaga Kesehatn (AKPER, AKZI, SPK, Pend. Bidan, SMF, yang tiap tahun menghasilkan tidak kurang dari 600 tenaga Profesional dalam kesehatan).

mendirikan bank desa


dengan modal yang ditanggung 25 orang. Mereka dikumpulkan di masjid atas fasilitasi pengurus Muhammadiyah pada level setempat. Jumlah uang bisa dipinjamkan berkisar Rp 100 ribu hingga Rp 200 ribu kepada warga desa yang membutuhkan bantuan.

Melalui Majelis Ekonomi


strategi peningkatannya berbeda dengan Majelis PKU, yang lebih bersifat pilantropik (charity), sedang Majelis Ekonomi lebih mengarah kepada pemberian pancing ketimbang pemberian ikan.

Melalui Program Pengembangan Masyarakat


Program Pengembangan Masyarakat, yang pada pelaksanaannya dikerjakan oleh Majelis PKU belum secara intensif dan merata. Adanya proyek bantuan luar negeri maupun dalam negeri yang mengarah pada pengembangan masyarakat selama ini belum diakomodir secara baik, padahal peluang ke arah itu cukup besar, meskipun persyaratannya memerlukn penanganan yang professional oleh tenaga-tenaga yang terlatih.

referensi
http://muhammadiyahstudies.blogspot.com/2 010/01/muhammadiyah-dan-pemberdayaankaum.html Seabad Perjuangan Muhammadiyah: Himpunan Keputusan Muktamar

Anda mungkin juga menyukai