Anda di halaman 1dari 8

RANGKUMAN MATA KULIAH AUDIT KEUANGAN NEGARA AUDIT ATAS TRANSAKSI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS

DISUSUN OLEH : FADHILLAH ASRI BADAI TRI DHARMAWAN RIZKI DARMAWAN ( 1102120964 ) ( 1102120919 ) ( 1102136429 )

AUDIT ATAS TRANSAKSI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS

Sifat Transaksi
Sifat-sifat kas adalah:

1. Kas selalu terlibat dalam hampir semua transaksi-transaksi perusahaan.


2. Kas merupakan harta yang siap dan mudah untuk digunakan dalam transaksi dan ditukarkan dengan harta lain, mudah dipindahkan dan seragam, tanpa tanda pemilikan. 3. Jumlah uang kas yang dimiliki oleh perusahaan harus dijaga sedemikian rupa sehingga tidak terlalu banyak dan tidak kurang. Jumlah uang kas yang terlalu banyak bagi perusahaan tidak efisien, karena penyimpanan uang membutuhkan biaya dan nilai uang yang selalu menurun. Sedangkan jumlah yang kurang, bagi perusahaan juga merugikan karena perusahaan tidak dapat segera memanfaatkan kesempatan yang ada.

Karena sifat-sifat tersebut, sering terjadi kecurangan-kecurangan terhadap kas yang meliputi:
1. Check kiting, terjadi apabila pada suatu saat (akhir periode) suatu transfer dana dibuat dengan cek dari suatu rekening bank dimasukkan sebagai deposit ke rekening bank lain, tetapi tidak ada pencatatan yang mengurangi jumlah uang kas pada rekening bank yang ceknya dikeluarkan, ditunda sampai awal periode berikutnya. Laporan bank yang menerima transfer diharapkan akan menambah kas perusahaan sejumlah transfer, atau kalau tidak, dinyatakan ada setoran dalam perjalanan. Sementara itu tidak ada pengurangan kas pada bank yang ceknya dikeluarkan. Dengan demikian kekurangan uang kas untuk sementara dapat disembunyikan, atau jumlah uang kas dilaporkan lebih besar dari yang sebenarnya. 2. Lapping, terjadi apabila hasil penagihan piutang dari suatu langganan tidak dicatat, kemudian penerimaan kas dari langganan yang lain berikutnya di kreditkan pada rekening piutang yang tidak dicatat tersebut. Misalkan perusahaan menerima piutang berturut-turut Rp 30; Rp 40 dan Rp 50 berturut-turut dari X, Y dan Z. Penerimaan piutang dari X tidak dicatat, kemudian penerimaan piutang dari Y dikreditkan pada rekening X, dan selanjutnya penerimaan piutang dari Z dikreditkan pada rekening Y. Demikian selanjutnya, sehingga selalu ada penundaan terhadap pengakuan jumlah uang kas. 3. Penjualan kredit tidak dicatat, kemudian hasil penagihannya tidak dimasukkan sebagai kas perusahaan. 4. Adanya transaksi-transaksi biaya yang bersifat fiktif. 5. Pembebanan cek-cek pribadi ke perusahaan. 6. Pelunasan piutang tidak dicatat sebagai penambahan kas tetapi mendebit rekening cadangan kerugian piutang atau cadangan lain. 7. Menyalahkan perhitungan kas perusahaan.

Untuk menghindari terjadinya kecurangan terhadap kas tersebut diatas diterapkan sistem pengawasan intern terhadap kas yang meliputi pengawasan administratif maupun pengawasan akuntansi. Pengawasan administratif berkaitan dengan struktur organisasi dan prosedur-prosedur yang dibutuhkan untuk mengelola dan mengatur otorisasi transaksi-transaksi kas. Pengawasan akuntansi merupakan suatu sistem yang diterapkan untuk menjamin bahwa transaksi-transaksi kas dilakukan sesuai dengan sistem otorisasi yang berlaku, dicatat secara lengkap sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlak

Mendapatkan Pemahaman dan Menilai Resiko Pengendalian


Mengidentifikasi Risiko Bisnis Klien Yang mempengaruhi Kas (Tahap I) Banyak perusahaan yang tidak memiliki risiko bisnis yang cukup signifikan dalam memengaruhi saldo kas. Risiko bisnis klien dapat muncul dari kebijakan menajemen kas yang tidak memadai atau penanganan dana yang dilakukan pihak luar. Risiko bisnis klien lebih banyak muncul dari setara kas dan jenis investasi lainya. Beberapa perusahaan yang menyediakan jasa keuangan mengalami kerugian besar akibat aktivitas perdagangan oleh perorangan yang disembunyikan dengan salah menyajikan saldo investasi dan kas. Auditor harus memahami risiko dari kebijakan dan strategi investasi klien, sama halnya dengan pengendalian manajemen yang dapat memperburuk risiko tersebut. Menetapkan Salah Saji yang Dapat Diterima dan Menilai Risiko Bawaan (Tahap I) Saldo kas tidak material dalam kebanyakan audit, tetapi transaksi kas yang memengaruhi saldo ini sifatnya hampir selalu sangat material. Oleh karena itu, sering muncul potensi salah saji material dalam kas. Oleh karena kas lebih mudah dicuri dibandingkan aset lainya, terdapat risiko bawaan cukup tinggi untuk tujuan keberadaan, kelengkapan dan akurasi. Tujuan ini biasanya akan berfokus pada audit saldo kas. Risiko bawaan relatif kecil untuk tujuan lainya. Menilai Risiko Pengendalian (Tahap I) Pembagian internal terhadap saldo kas akhir tahun dalam akun umum dapat dibagi dalam dua kategori: 1. Pengendalian terhadap siklus transaksi yang mempengaruhi pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas. 2. Rekonsiliasi bank independen.

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Pengendalian utama termasuk pemisahan tugas yang memadai antara fungsi penandatanganan cek hanya oleh orang yang berwenang, penggunaan cek yang telah dipranomori diatas kertas khusus, mereview dengan cermat dokumen pendukung oleh penanda tangan cek sebelum cek ditandatangani, dan verifikasi internal yang memadai. Jika pengendalian yang mempengaruhi transaksi yang berhubungan dengan kas telah beroperasi secara efektif, risiko pengendalian akan menurun sebagaimana pengujian audit untuk rekonsiliasi bank akhir tahun. Rekonsiliasi bank yang cermat oleh personil klien yang kompeten meliputi tindakantindakan berikut: Membandingkan cek yang dibatalkan dengan catatan pengeluaran kas menyangkut tanggal, payee atau pihak yang dibayar, dan jumlahnya. Memeriksa cek yang dibatalkan menyangkut tanda tangan, endorsement, dan pembatalan. Membandingkan setoran di bank dengan penerimaan kas yang tercatat menyangkut tanggal, pelanggan dan jumlah. Memeriksa urutan nomer cek, dan menyelidiki cek yang hilang. Merekonsiliasi semua item yang menyebabkan perbedaan antara nilai buku dan saldo bank serta memverifikasi kesesuaiannya dengan bisnis klien. Merekonsiliasi total debet pada laporan bank dengan total catatan pengeluaran kas. Merekonsiliasi total kredit pada laporan bank dengan total catatan penerimaan. Mereview transfer antarbank pada akhir bulan untuk melihat kesesuaian dan pencatatan yang tepat. Menindaklanjuti cek yang beredar dan pemberitahuan penghentian pembayaran.

Pengujian Pengendalian
Merancang Pengujian atas Rincian Saldo Kas (Tahap III) Langkah awal dalam memverifikasi saldo akun bank umum adalah memperoleh rekonsiliasi bank dari klien untuk dicantumkan dalam dokumentasi auditor. Untuk mengaudit kas di bank, auditor memverifikasi apakah rekonsiliasi bank yang diterima dari klien tersebut sudah benar. Tujuan audit yang berhubungan dengan saldo dan pengujian atas rincian saldo adalah pengujian atas eksistensi, kelengkapan, dan keakuratan. Berikut adalah tiga prosedur yang layak dibahas lebih lanjut karena arti penting dan kompleksitasnya, yaitu: 1. Penerimaan konfirmasi bank Walaupun tidak diharuskan oleh standar auditing, biasanya auditor meminta penerimaan konfirmasi langsung dari setiap bank atau dari institusi keuangan lainnya dimana klien melakukan bisnis, kecuali ada sejumlah besar akun yang tidak aktif. Jika bank tidak merespons permintaan konfirmasi, auditor harus mengirimkan permintaan kedua atau meminta klien untuk berkomunikasi dengan bank untuk memintanya melengkapi dan mengembalikan konfirmasi ke auditor. Untuk memudahkan auditor dan juga banker yang diminta untuk mengisi konfirmasi bank, AICPA menyetujui penggunaan formulir konfirmasi bank standar. 2. Penerimaan Laporan Pisah Batas Bank Laporan pisah batas Bank (cutoff bank statement) adalah laporan bank periode parsial dan cek yang dibatalkan yang terkait, salinan slip deposit, dan dokumen lain yang tercantum dalam laporan dikirimkan langsung oleh bank ke kantor akuntan publik. Tujuan dari laporan pisah batas bank adalah untuk memverivikasi item rekonsiliasi pada rekonsiliasi bank akhir tahun. Pengujian untuk salah saji yang disengaja, auditor melaksanakan verifikasi berikut dalam bulan setelah tanggal neraca : 1. Memfoot daftar semua cek yang dibatalkan, memo debet, setoran, dan memo kredit 2. Memverifikasi bahwa laporan bank dalam keadaan seimbang ketika total footing digunakan 3. Mereview item yang dilibatkan dalam footing untuk memastikan bahwa hal itu telah dibatalkan oleh bank pada periode yang benar dan tidak memasukan penghapusan atau perubahan. 3. Pengujian Rekonsiliasi Bank Rekonsiliasi Bank Independen yang disiapkan dengan baik merupakan pengendalian internal yang penting terhadap kas. Auiditor menguji rekonsiliasi bank untuk menentukan apakah personil klien telah membuat rekonsiliasi bank dengancermat dan untuk memverifikasi apakah saldo bank yang tercatat milik klien sama jumlah ya dengan kas aktual di bank kecuali setoran dalam perjalanan, cek yang beredar, dan item rekonsiliasi lainya.

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Prodedur verifikasi atas rekonsiliasi : Memverifikasi bahwa rekonsilasi bank klien sudah akurat secara matematis Menulusuri saldo pada konfirmasi bank dan/ atau saldo awal pada laporan pisah batas ke saldo per bank pada rekonsiliasi bank untuk memastikan saldo tersebut sama. Menulusuri cek yang ditulis dan dicatat sebelum akhir tahun dan dimasukan dengan laporan pisah batas bank ke daftar cek yang beredar pada rekonsiliasi bank dan ke jurnal pengeluaran kas pada periode itu atau periode-periode sebelum tanggal neraca. Menyelidiki semua cek yang signifikan yang tercantum dalam daftar cek yang beredar yang belum dikliring oleh bank pada laporan pisah batas. Menelusuri setoran dalam perjalanan ke laporan pisah batas bank Memperhitungkan item yang direkonsiliasi lainnya pada laporan bank dan rekonsiliasi bank.

Prosedur Analisis
Rekonsiliasi bank akhir tahun diaudit secara ekstensif. Karena itu, penggunaan prosedur analitis untuk menguji kewajaran saldo kas menjadi kurang penting dibandingkan untuk sebagian besar audit lainnya. Umumnya auditor membandingkan saldo akhir pada rekonsiliasi bank, setoran dalam perjalanan, cek yang beredar, dan item rekonsiliasi lainnya dengan rekonsiliasi tahun sebelumnya. Demikian juga, auditor biasanya membandingkan saldo akhir kas dengan saldo bulan sebelumnya. Prosedur analitis tersebut mungkin akan mengungkap salah saji dalam kas.
Lakukan prosedur analitik - Hitung ratio berikut ini : (1) Ratio kas dengan aktiva lancar - Lakukan analisis hasil prosedur analitik dengan harapan yang didasarkan pada data masa lalu, data industri, jumlah yang dianggarkan, atau data lain - Bandingkan saldo kas dengan jumlah yang dianggarkan atau saldo kas akhir tahun yang lalu Pengujian terhadap transaksi Rinci 3. Lakukan pengujian pisah batas transaksi kas

- Buatlah rekonsiliasi saldo kas menurut cut off bank statement dengan saldo kas menurut catatan klien - Usut setoran dalam perjalanan (deposit in trnsit) pada tanggal neraca ke dalam cut off bank statement - Periksa tanggal yang tercantum didalam cek yang beredar pada tanggal neraca - Periksa adanya cek kosong yang tercantum di dalam cut off bank statement - Periksa semua cek didalam cut off bark statement mengenai kemungkinanan hilangnya cek yang tercantum sebagai cek yang beredar pada tanggal neraca. 4. Buatlah daftar transfer bank dalam periode sebelum dan sesudah tanggal neraca untuk menemukan kemungkinan terjadinya check kitting. 5. 6. Buatlah dan lakukan analisis terhadap rekonsiliasi bank 4 kolom Periksa adanya kemungkinan penggelapan kas dengan cara lapping penerimaan dan pengeluaran kas Pengujian terhadap akun Rinci 7. 8. 9. Hitung kas yang ada ditangan klien Rekonsiliasi catatan kas klien dengan Rekening Koran bank yang bersangkutan Lakukan konfirmasi saldo kas di bank

10. Periksa cek yang beredar pada tanggal neraca kedalam rekening Koran bank Verifikasi Penyajian dan Pengungkapan Kas 11. Bandingkan penyajian utang usaha dengan prinsip akuntansi berterima umum Periksa jawaban konfirmasi dari bank mengenai batasan yang dikenakan terhadap pemakaian rekening tertentu klien di bank Lakukan wawancara dengan manajemen mengenai batasan penggunaan kas klien

Pengujian Substantive
Karena saldo kas dipengaruhi oleh semua siklus lain kecuali persediaan dan pergudangan, ada banyak sekali transaksi yang mempengaruhi kas. Sebagai contoh, pengendalian terhadap penerimaan kas seperti transaksi kas diaudit sepanjang pengujian siklus transaksi tersebut Prosedur Audit Awal 1. Lakukan prosedur audit awal atas saldo akun yang akan diuji lebih lanjut - Usut saldo kas yang tercantum di neraca ke saldo akun kas yang bersangkutan didalam buku besar. - Hitung kembali saldo akun kas di dalam buku besar - Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting dalam akun kas - Usut posting pendebitan akun kas ke dalam jurnal yang bersangkutan

Anda mungkin juga menyukai