Anda di halaman 1dari 16

0

Neneng Eliana
Natalina Purba
[Pick the date]
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1
BAB II PERKEMBANGAN ANAK USIA 6-8 TAHUN......................................... 2
A. PERKEMBANGAN FISIK 3
1. Ciri-ciri Perkembangan Fisik Anak Usia 6-8 Tahun.. 3
2. Indikator Keterampilan Motorik.. 4
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Fisik. 5

B. PERKEMBANGAN INTELEKTUAL. 6
1. Teori Perkembangan Kognitif Piaget 6
2. Pemrosesan Informasi. 7
3. Teori Kecerdasan Triakis Sternbrg.. 8
4. Teori Kecerdasaan Triakis Gardner. 8
5. Bahasa dan Literasi 8

C. PERKEMBANGAN KONSEP DIRI DAN SOSIAL.. 9
1. Sistem Representasional dan Harga Diri 9
2. Relasi Teman Sebaya 11
3. Gender 11

D. STIMULASI EDUKASI. 13

BAB III KESIMPULAN 14
DAFTAR PUSTAKA



1

Neneng Eliana
Natalina Purba
[Pick the date]
BAB 1
PENDAHULUAN

Akhir masa kanak-kanak berlangsung pada usia 6 tahun sampai tiba saatnya bagi anak
untuk menjadi matang secara seksual. Fase ini disebut juga late childhood. Di negara kita
Indonesia periode antara 6-8 tahun adalah masa peralihan dari pra sekolah menuju ke masa
sekolah dasar (SD).
Pada akhir masa kanak-kanak ditandai dengan masuknya anak ke sekolah dasar. Pada
tahap ini anak sudah mulai siap untuk belajar menulis, membaca dan berhitung, karena
motorik anak sudah berkembang lebih baik. Di samping itu dengan berkembangnya
intelektual anak, maka anak sudah siap untuk belajar membaca dan berhitung.
Dengan masuknya anak ke sekolah dasar secara sosial interaksi yang terjadi dengan
teman sebaya, maupun orang dewasa sudah semakin luas. Anak yang sebelumya hanya
bergaul dengan teman sebaya di rumah atau di Taman Kanak-kanak saat ini telah memiliki
teman sebaya yang lebih banyak. Demikian pula interaksi yang terjadi dengan orang dewasa.
Anak yang tadinya hanya berinteraksi dengan orang tuanya atau dengan guru di Taman
Kanak-kanak kini sudah dapat berinteraksi dengan guru-guru di sekolah yang baru.
Perkembangan fisik, intelektual, konsep diri, dan sosial anak pada usia 6-8 tahun tidak
sama. Ketika anak-anak berbaris akan nampak dengan jelas perbedaan tinggi badan. Di kelas
ada anak yang dengan cepat memahami pelajaran yang sampaikan oleh guru tetapi, ada pula
yang lambat dalam memahaminya. Perbedaan konsep diri anak akan nampak saat
pembelajaran berlangsung. Dimana ada anak yang tanpa ragu-ragu menjawab pertayaan
yang diberikan padanya. Hal ini menunjukkan bahwa anak tersebut memiliki rasa percaya
diri yang tinggi. Sedangkan anak yang kurang percaya diri akan malu dan takut untuk
menjawab pertanyaan guru. Walaupun anak tersebut tahu jawabannya.
Pada bab selanjutnya akan dipaparkan mengenai perkembangan fisik, intelektual,
konsep diri dan sosial pada usia 6-8 tahun.


1
2

Neneng Eliana
Natalina Purba
[Pick the date]
BAB II
PERKEMBANGAN ANAK USIA 6-8 TAHUN

Perkembangan merupakan sesuatu yang kompleks dan berbagai faktor yang
mempengaruhinya pun tidak dapat diukur dengan akurat. Beberapa pengaruh atas
perkembangan berakar dari hareditas, yaitu kualitas genetik yang diwarisi dari orang tua
biologis saat pembuahan. Pengaruh lain berasal dari lingkungan dalam dan luar.
1

Turunan memiliki peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak.
Anak lahir ke dunia ini dengan membawa berbagai ragam warisan yang berasal dari kedua
ibu bapak atau nenek dan kakek. Hal ini sesuai dengan Hukum Mendel yang dicetuskan oleh
Gregor Mendel, warisan tersebut yang terpenting, antara lain, bentuk tubuh, sifat-sifat, bakat,
penyakit, dan cacat tubuh.
Bentuk tubuh dan warna kulit Salah satu warisan yang dibawa anak sejak lahir adalah
mengenai bentuk tubuh dan warna kulit. Ada anak yang kurus badannya mengikuti ayahnya,
wajahnya seperti ibunya. Rambut keriting seperti ayahnya. Walaupun makan sebanyak
apapun, badannya tetap kurus. Demikian juga dengan rambutnya. Walaupun berusaha untuk
meluruskannya, pada akhirnya kembali ke bentuk semula.
Sifat-sifat yang dimiliki seseorang adalah salah satu aspek yang diwarisi dari ibu,
ayah atau nenek dan kakek. Bermacam-macam sifat yang dimiliki manusia antara lain,
penyabar, pemarah, kikir, pemboros, hemat, dan sebagainya. Sifat-sifat tersebut dibawa anak
sejak lahir. Ada yang dapat dilihat atau diketahui selagi anak masih kecil dan ada pula yang
diketahui sesudah ia besar. Misalnya, sifat keras atau pelawan sudah dapat dilihat sewaktu
masih berumur kurang dari satu tahun. Sedangkan sifat pemarah baru dapat diketahui setelah
anak lancar berbicara, yaitu sekitar lima tahun.
Bakat adalah kemampuan khusus yang menonjol di antara berbagai jenis kemampuan
yang dimiliki seseorang. Misalnya, ada orang yang berbkat di bidang seni, bahasa,
matematika, dan lain sebagainya. Tetapi ada juga orang yang tidak memiliki bakat, artinya
dalam semua bidang ilmu dan keterampilan dia lemah. Ada pula orang yang memiliki bakat

1
Diana E. Papalia, Sally Wendkos Old, dan Ruth Duskin Feldman. Human Development. Alih bahasa
A.K Anwar. Jakarta: Kencana, 2008, h. 15.
2
3

Neneng Eliana
Natalina Purba
[Pick the date]
serba ada, artinya hampir semua bidang ilmu dan keterampilan dia mampu dan menonjol.
Bakat atau kemampuan khusus sebagaimana halnya dengan inteligensi merupakan warisan
dari orang tua, nennek, kakek dari pihak ibu dan bapak. Warisan dapat dipupuk dan
dikembangkan dengan bermacam cara, terutama dengan latihan dan didukung dana yang
memadai.
Beberapa penyakit atau cacat tubuh bisa berasal dari keturunan, seperti penyakit
diabetes dan jantung. Penyakit yang dibawa sejak lahir akan terus mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak.
2



A. PERKEMBANGAN FISIK
Ketika memasuki usia sekolah dasar perkembangan fisik setiap anak berbeda. Hal ini
nampak pada ukuran tinggi badan. Ada anak yang tingginya melebihi anak lainnya dan ada
pula yang lebih pendek dari pada anak lainnya. Berat badan anak juga berbeda satu dengan
yang lainnya. Ada yang kurus, sedang dan gemuk bahkan ada yang kelebihan berat badan
yang biasa disebut obesitas. Perbedaan ini disebabkan oleh berbagai hal seperti pemenuhan
nutrisi yang baik, masalah medis atau kecelakaan.

1. Ciri-ciri Perkembangan Fisik Anak
Tinggi
Kenaikan tinggi per tahun adalah 2 sampai 3 inci. Rata-rata anak perempuan
11 tahun mempunyai tinggi badan 58 inci dan laki-laki 57,5 inci.
Berat
Kenaikan berat lebih bervariasi daripada kenaikan tinggi, berkisar antara 3
sampai 5 pon per tahun.
Perbandingan Tubuh
Meskipun kepala masih terlampau besar dibandingkan dengan bagian tubuh
lainnya, beberapa perbandingan wajah yang kurang baik menghilang dengan
bertambah besarnya mulut dan rahang, dahi melebar dan merata, bibir semakin

2
http://id.cosmotopic.com/5798300154-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-perkembangan


4

Neneng Eliana
Natalina Purba
[Pick the date]
berisi, hidung menjadi lebih besar dan lebih berbentuk. Badan memanjang dan
menjadi lebih langsing, leher menjadi lebih panjang, dada melebar, perut tidak
buncit, lengandan tungkai memanjang (meski pun kelihatanyya kurus dan
tidak berbentuk, karena otot-otot belum berkembang), dan tangan, kaki dengan
tumbuh membesar.
Kesederhanaan
Kurang perhatian terhadap penampilan dan kecendrungan untuk berpakaian
seperti teman-teman tanpa memperdulikan pantas tidaknya, juga menambah
kesederhanaan.
Perbandingan Otot Lemak
Jaringan lemak berkembang lebih cepat daripada jaringan otot. Anak yang
berbentuk endomorfik jaringan lemaknya jauh lebih banyak daripada jaringan
otot. Sedangkan pada tubuh mesomorfik, keadaannya terbalik. Pada bentuk
tubuh ektomorfik tidak terdapat jaringan yang melebihi jaringan lainnya.
Sehingga cenderung tampak kurus.
Gigi
Gigi susu mulai tanggal dan digantukan dengan gigi permanen.
3



2. Indikator Keterampilan Motorik
Anak perempuan superior dalam akurasi gerakan
Contoh : anak perempuan lebih menyukai dan lebih unggul dalam bidang yang
memerlukan banyak gerak seperti olahraga dan seni tari.
Anak laki-laki superior dalm gerakan bertenaga dan kurang kompleks
Contoh : biasanya anak laki-laki lebih senang tidak duduk diam. Mereka lebih
senang berlari-lari dan membuat gerakan-gerakan yang tidak beraturan yang
pada akhirnya dapat mengganggu anak-anak lain.
Dapat melakukan gerakan keseimbangan satu kaki
Contoh : anak dapat melakukan gerakan pesawat terbang.
Anak memiliki kekuatan genggaman 12 pon

3
Elizabeth B Hurlock. Developmental Psyclology. Fifth edition. (Alih bahasa: Istiwidayanti,
soedjarwo). Jakarta: Erlangga, 1994, p: 149. Untuk diskusi yang menarik baca John W Santrok. Live
Span Development. (Alih bahasa: Juda Damanik dan Ahmad Chusairi). Jakarta: Erlangga, 2002, p:
299-300.
5

Neneng Eliana
Natalina Purba
[Pick the date]
Contoh : anak dapat mengangkat air dalam ember kecil.
Anak dapat melakukan lompatan berpola
Contoh : anak dapat melakukan lompatan berpola dengan diiringi musik.
4


3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Fisik

a. Pola Makan
Untuk mencapai pertumbuhan optimal setiap orang membutuhkan makanan yang
disebut empat sehat lima sempurna, terlebih lagi pada anak-anak. Karena anak-anak berada
dalam masa pertumbuhan. Namun kenyataannya tidak semua anak terpenuhi kebutuhan
tersebut. Sehingga perkembangan fisik pada setiap anak tidak sama.
Para pakar nutrisi merekomendasi berbagai makan termasuk banyak sayur, buah, dan
biji-bijian, yang mengandung gizi alami yang tinggi, dan level tinggi karbohidrat kompleks
yang terdapat dalam kentang, pasta, roti, dan sereal.
5

Anak dengan asupan gizi yang buruk biasanya hidup dalam kemiskinan dan
mengalami jenis kemiskinan lingkungan lainnya. Efek khusus dari malnutrisi sulit diisolasi.
Akan tetapi, semua kemiskinan ini bukan saja memengaruhi pertumbuhan dan kesejahteraan
fisik tetapi juga perkembangan kognitif dan psikososial.
6

Faktor keturunan memberi pengaruh pada perkembangan fisik anak seperti
kegemukan atau obesitas sering kali bersumber dari kecenderungan turunan yang diperparah
dengan terlalu sedit bergerak dan terlalu banyak makan atau makan makanan yang salah.
7


b. Kesehatan dan Keselamatan
Imunisasi tidak hanya diberikan pada masa bayi. Tapi juga diberikan pada anak usia 6
tahun, yaitu ketika anak berada pada tingkatan kelas satu sekolah dasar. Hal ini bertujuan
untuk memberikan kekebalan tubuh dari berbagai penyakit.


5
Diane E Papalia, Sally Wendkos Old, and Ruth Duskin Feldman. Human Development. (Alih bahasa:
A.K Anwar). Jakarta: Kencana, 2008, p: 426.
6
Ibid.
7
Ibid, p: 427.
6

Neneng Eliana
Natalina Purba
[Pick the date]
Penyakit di masa kanak-kanak pertengahan cenderung singkat. Kondisi medis akut,
yang bersifat sporadis dan berjangka pendek, seperti infeksi, alergi, dan kutil meruapakan hal
yang umum. Enam atau tujuh kali menderita sakit demam, flu, atau virus merupakan hal yang
biasa pada usia in, karena kuman yang berterbangan diantara anak-anak di sekolah dan pada
saat bermain.
8

Kecelakaan meningkat pada usia antara 5 dan 14 tahun seiring dengan semakin
terlibatnya anak dalam aktivitas dan berkurangnya pengawasan. Sebagaimana dalam masa
kanak-kanak awal, luka akibat kecelakaan merupakan faktor utama kematian.
9



B. PERKEMBANGAN INTELEKTUAL
Sejak berpuluh-puluh tahun kita percaya bahwa kecerdasan intelektual atau
kecerdasan kognif merupakan segala-galanya dalam kehidupan seseorang, khususnya dalam
menentukan kesuksesan hidup seseorang dalam segala bidang. Namun, beberapa tahun
belakangan ini pendapat tersebut menjadi tanda tanya besar, lebih-lebih setelah munculnya
pendapat bahwa kecerdasan kognitif atau kecerdasan inteletual saja tidak memberikan
sumbangan terhadap keberhasilan, baik dalam pendidikan atau pengembangan kualitas
kehidupan.
10
Namun ada beberapa teori yang dapat menjelaskan pentingnya inteligensia
dalam perkembangan. Seperti teori perkembangan kognitif dari Piaget.

1. Teori Perkembangan Kognitif Piaget
Piaget menjelaskan inteligensia sebagai dasar fungsi kehidupan yang membantu
seseorang/organisme untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Piaget juga menambahkan
bahwa inteligensi sebagai suatu bentuk equilibrium yang menunjukkan adanya
kecenderungan struktur kognitif. Pandangan ini menunjukkan bahwa seluruh aktivitas

8
Ibid, p: 431.
9
Ibid, p: 434.
10
Hera Lestari Mikarsa, Agus Taufik dan Puji Lestari Prianto. Pendidkan anak di SD. Jakarta:
Universitas Terbuka, 2007, p: 3.44.
7

Neneng Eliana
Natalina Purba
[Pick the date]
intelektual tertuju pada keadaan: untuk menghasilkan keseimbangan, keharmonisan,
hubungan antara satu proses pemikiran dan lingkungan.
11

Menurut Piaget anak usia 6-8 tahun berada pada tahap preoperasional dan operasional
kongkrit. Pada tahap preoperasional anak mengembangkan sistem representasional dan
menggunakan simbol untuk merepresentasikan orang, tempat, dan peristiwa. Bahasa dan
imajinasi memainkan peran manifestasi penting tahap ini dan pemikiran masih belum logis.
12

Contoh: seorang anak bernama Ati bermain pasar-pasaran bersama temannya Nina. Nina
berperan sebagai penjual, sedangkan Ati berperan sebagai pembeli. Dalam transaksi tersebut
mereka menggunakan kertas yang sudah dipotong-potong sebagai alat pembayarannya
(uang). Pada tahap operasonal konkrit anak dapat memecahkan masalah secara logis mereka
difokuskan kepada situasi saat itu, tetapi tidak dapat berfikir abstrak.
13
Contohnya : anak
dapat melakukan operasi penjumlahan sampai dengan hasil 10 dengan menggunakan media
konkrit berupa permen.

2. Pemrosesan Informasi
Cara otak menyimpan informasi dipercaya bersifat universal walaupun efisiensi dari
sistem tersebut bervariasi dari orang ke orang. Model pemrosesan informasi menggambarkan
otak memiliki tiga gudang; sensory memory, working memory dan long term memory.
14

Memory sensory adalah sistem penyimpanan awal: tangki penampungan sementara
bagi sensory yang masuk. Contohnya: di sekolah untuk mengatasi anak supaya tidak lupa
dengan apa yang telah diberikan, guru menggunakan azas pengulangan.
Working memory adalah penyimpanan informsi berjangka pendek yang sedang di
proses secara aktif. Contohnya: ketika belajar menghitung dengan cara mencongak misalnya
guru membacakan soal 10+5+6=?, murid hanya menuliskan jawabannya saja di buku.

11
Hera Lestari Mikarsa, Agus Taufik dan Puji Lestari Prianto. Pendidkan anak di SD. Jakarta:
Universitas Terbuka, 2007, p: 3.45.
12
Diane E Papalia, Sally Wendkos Old, and Ruth Duskin Feldman. Human Development. (Alih bahasa:
A.K Anwar). Jakarta: Kencana, 2008, p: 41.
13
Ibid.
14
Ibid, p: 441.
8

Neneng Eliana
Natalina Purba
[Pick the date]
Long term memory adalah gudang dengan kapasitas penyimpanan yang tidak terbatas
yang menyimpan informasi dalam jangka waktu yang lama. Contohnya: anak akan dapat
menyimpan materi pelajaran jika disertai gambar visual.

3. Teori Kecerdasan Triarkis Sternberg
Kecerdasan menurut Stenberg merupakan sekelompok kemampuan mental yang
diperlukan oleh anak atau orang dewasa untuk menyesuaikan diri dengan konteks
lingkungan, dan juga untuk memilih dan membentuk konteks di tempat mereka tinggal dan
beraksi. Teori kecerdasan Stenberg melukiskan tiga tipe kecerdasan, yaitu componental
(aspek kecerdasan analitik), experiental (aspek kecerdasan insighful atau kreatif), dan
contextual (aspek kecerdasan praktis).
15


4. Teori Kecerdasan Triarkis Gardner

Elemen componential adalah aspek kecerdasan analitis. Elemen
tersebut menentukan seberapa efesien seseorang memproses informasi.
Elemen experiental adalah insightful atau kreatif, elemen tersebut
menentukan bagaimana seseorang melakukan tugas baru atau yang
telah akrab dengan dirinya.
Elemen contextual adalah yang bersifat praktis, elemen tersebut
menentukan bagaimana seseorang menghadapi lingkungan mereka.
16



5. Bahasa dan Literasi

Seiring dengan meningkatnya kosa kata pada tahun-tahun bersekolah pennggunaan
kata kerja yang tetap untuk sebuah aksi semakin meningkat. (memukul, mencubit, meninju,
menampar). Mereka belajar bahwa kata bisa dapat memiliki lebih dari satu makna. Mereka

15
Ibid, p: 451.
16
Ibid.
9

Neneng Eliana
Natalina Purba
[Pick the date]
juga belajar bukan hanya menggunakan banyak kata, tetapi juga memilih kata yang benar
untuk penggunaan tertentu.
17



C. PERKEMBANGAN KONSEP DIRI DAN SOSIAL

1. Sistem Representasional dan Harga Diri
Dengan masuknya anak ke sekolah faktor-faktor baru mulai mempengaruhi
perkembangan kepribadiannya. Memasuki dunia sekolah anak mulai dihadapkan bukan
hanya pandangan orang tua tentang dirinya, tapi juga pandangan guru, teman dan masyarakat
terhadap dirinya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri pada masa pertengahan :
1. Kondisi fisik
Kesehatan yang buruk dan cacat fisik yang menghalangi anak untuk bermain dengan
teman-teman dan menyebabkan anak meresa rendah diri dan terbelakang.
2. Bentuk tubuh
Anak yang terlalu kecil atau terlalu gemuk merasa tidak mampu mengikuti teman-
temannya, sehingga mengakibatkan perasaan rendah diri.
3. Nama dan julukan
Nama dan julukan yang dapat mengakibatkan ejekkan dapat menimbulkan rendah diri
dan dendam.baik karena bnetuk fisik, maupun karena kelompok minoritas.
4. Status sosial ekonomi
Anak yang memiliki rumah bagus dan kondisi keluarga mapan akan merasa lebih
tinggi dari pada anak yang berasal dari sosial ekonomi yang rendah dari pada teman
sebayanya ia akan merasa rendah diri.

17
Ibid.
10

Neneng Eliana
Natalina Purba
[Pick the date]
5. Lingkungan sekolah
Penyesuaian diri yang baik didukung oleh guru yang kompeten dan penuh
perngertian, sedangkan guru yang menerapkan disiplin yang dianggap tidak adil oleh
anak atau yang menentang anak akan memberi pengaruh yang berbeda.
6. Dukungan sosial
Dukungan atau kurangnya dukungan dari teman-teman memengaruhi kepribadian
anak melalui konsep diri yang terbentuk. Yang paling berpengaruh adalah anak yang
populer dan tidak.
7. Keberhasilan dan kegagalan
Keberhasilan menyelesaikan tugas memberikan rasa percaya diri dan menerima diri.
Kegagalan menyebabkan rasa timbulnya perasaan tidak mampu dan rendah diri.
8. Seks
Anak perempuan merasa lebih rendah dari anak laki-laki, dan kesadaran ini
menyebabkan menurunnya penilaian diri. Anak menerima penilaian masyarakat.
Terhadap perannya sebagai sesuatu yang lebih rendah sehingga anak menilai dirinya
kurang.
9. Inteligensi
Inteligensi yang rendah akan membuat anak merasa rendah diri dan merasa ditolak
oleh kelompok. Dan anak yang inteligensianya tinggi merasa tuntutan orang tua
terlalu tinggi sehingga merasa sombong dan tidak sabar terhadap teman-temannya
yang kurang pintar.
18







18
Elizabeth B Hurlock, Developmental Psyclology. Fifth edition. (Alih bahasa: Istiwidayanti,
soedjarwo). Jakarta: Erlangga, 1994, p: 173.


11

Neneng Eliana
Natalina Purba
[Pick the date]
2. Relasi Teman Sebaya
Pada masa sekolah kelompok teman sebaya mulai terbentuk. Kelompok-kolompok
tercipta secara alamiah di antara anak-anak yang hidup berdekatan atau yang pergi bersama
ke sekolah. Anak yang bermain bersama biasanya memiliki status sosial sosioekonomi dan
usia yang sama.

Pengaruh positif dan negatif teman sebaya
Ketika anak mulai menjauh dari pengaruh orang tua, kelompok sebaya membuka
perspektif baru dan membebaskan mereka untuk membuat penilaian independen. Kelompok
teman sebaya membantu anak-anak belajar bagaimana hidup bersama di masyarakat.
Pengaruh negatif teman sebaya
Kecenderungan untuk menguatkan prasangka: sikap memusuhi orang luar terutama
anggota etnis atau ras tertentu memperluas dan menghilangkan prasangaka tersebut.

3. Gender
Gender adalah suatu aspek identitas individu yang sangat penting. Ini sudah
diletakkan pada masa akhir bayi, namun sebagian besar dasar ini diletakkan selama awal
masa kanak-kanak.
19

Perbedaan gender adalah perbedaan psikologis atau perilaku antara pria dan
wanita. Penggolongan peran gender dimulai sesudah dilahirkan. Misalnya, orang tua
biasanya memberikan pakaian warna biru untuk anak laki-lakinya dan warna merah
muda untuk anak perempuan. Sedangkan pada usia 6-8 tahun biasanya orang
membedakan jenis-jenis permainan yang dianggap pantas diberikan kepada anak
laki-laki dan perempuan. Anak laki-laki dianggap pantas untuk memainkan mobil=-
mobilan. Anak perempuan dianggap pantas memainkan boneka. Demikian pula
sebaliknya, anak laki-laki dianggap tidak pantas memainkan boneka dan anak
perempuan dianggap tidak pantas memainkan mobil-mobilan.

19
Elizabeth B Hurlock. Developmental Psyclology. Fifth edition. (Alih bahasa: Istiwidayanti dan
Soedjarwo). Jakarta: Erlangga: 128.
12

Neneng Eliana
Natalina Purba
[Pick the date]
Stereotip peran gender (gender role stereotypes) adalah sekimpulan arti yang
dihubungkan dengan kelompok laki-laki dan perempuan. Ini berhubungan dengan penampilan
dan bentuk tubuh individu yang sesuai jenis pakaian, cara berbicara dan perilaku yang sesuai:
perilaku yang baik dalam menghadapi lawan seks dan cara yang sesuai untuk mencari nafkah
pada masa dewasa.
20

Anak belajar tentang peran gender dari orang tua. Di rumah orang tua menakankan
peran tradisional yaitu ibu di rumah dan ayah bekerja. Setelah anak bergaul dengan teman
sebaya, memperlihatkan pola peran gender setingkat barulah anak mengetahui bahwa adanya
peran gender lain selain peran gender tradisonal yang digambarkan di rumah.
21

Sekalipun anak memepelajari sterotip peran gender melalui berbagai cara namun
mengikuti pola yang biasa dapat diramalkan. Mula-mula anak belajar bahwa anak laki-laki
dan perempuan, ada pria ada wanita. Pada saat yang sama anak belajar bahwa ia sendiri laki-
laki atau perempuan. Menjelang berakhirnya masa akhir kanak-kanak sebagian besar anak
sudah dapat mengimbangkan sterotip peran gender dengan cukup baik.
22


















20
Ibid, p: 128-129.
21
Ibid, p: 129.
22
Ibid.
13

Neneng Eliana
Natalina Purba
[Pick the date]
D. STIMULASI EDUKASI



Tujuan
Meningkatkan penghargaan terhadap
kejujuran
Menyenangi diri sendiri
karena dapat berbuat jujur
Mampu berbagi mainan
dengan orang lain
Mengerti keinginan orang
lain
Mengikuti aturan
permainan yang telah
ditetapkan
Bersikap jujur dalam
permainan

Metode
Bermain peran

Media
Model buah-buahan, model uang, dompet,
dan model keranjang

Evaluasi
Pilihlah teman yang kamu sukai!
Pilihlah peran yang kamu sukai!
Kemudian bermainlah pasar-pasaran!





BERMAIN PASAR-PASARAN

Kegiatan

Persiapan :
Berdoa
Guru menyampaikan kegiatan
yang akan dilakukan
Guru menyiapkan media

Kegiatan Inti :
Guru dan anak bertanya jawab
tentang kegiatan yang ada di
pasar
Guru membagi anak-anak dalam
kelompok kecil
Anak memilih peran yang disukai
Anak-anak bermain peran dalam
pasar-pasaran (ada penjual dan
pembeli)
Guru dan anak-anak membahas
permainan pasar-pasaran

Penutup :
Berdoa
Menyanyi bersama












14

Neneng Eliana
Natalina Purba
[Pick the date]
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan paparan mengenai perkembangan anak usia 6-8 tahun tersebut, maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Perkembangan fisik, kognitif, dan psikososial setiap anak berbeda, karena
dipengaruhi oleh faktor-faktor hareditas dan lingkungan.
2. Akibat malnutrisi dapat memengaruhi perkembangan fisik, kognitif, dan
psikososial.
3. Kecerdasan intelektual sangat dibutuhkan oleh seseorang untuk beradaptasi
dengan lingkungannya.
4. Anak belajar bukan hanya menggunakan banyak kata, tetapi juga memilih kata
yang benar untuk penggunaan tertentu.
5. Anak mulai dihadapkan bukan hanya pandangan orang tua tentang dirinya, tapi
juga pandangan guru, teman dan masyarakat terhadap dirinya.
6. Peran orang tua dan guru sangat diperlukan dalam menggali dan
mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki oleh anak.











14
15

Neneng Eliana
Natalina Purba
[Pick the date]
DAFTAR PUSTAKA



Hurlock, Elizabeth B. Developmental Psyclology. Fifth edition. (Alih bahasa:
Istiwidayanti, soedjarwo). Jakarta: Erlangga, 1994.

Mikarsa, Taufik dan Prianto. Pendidkan anak di SD. Jakarta: Universitas Terbuka,
2007.
Papalia, Old, dan Feldman. Human Development. Alih bahasa A.K Anwar. Jakarta:
Kencana, 2008.

Santrock, Live Span Development. (Alih bahasa: Juda Damanik dan Ahmad Chusairi).
Jakarta: Erlangga, 2002.

Website:

http://id.cosmotopic.com/5798300154-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-
perkembangan

Anda mungkin juga menyukai