Anda di halaman 1dari 83

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena hanya
atas berkat rakhmat-Nyalah kita semua masih diberikan kesempatan untuk
menghasilkan karya-karya nyata yang bermanfaat bagi orang banyak. Begitu
pula dengan modul diklat ini yang tanpa restu-Nya tidak akan terselesaikan
dengan baik.
Modul "Penghapusan Barang Milik Daerah ini disusun oleh Saudara
Sumini dan Oktavia Ester Pangaribuan dengan penilai Saudara Herri Waloejo
berdasarkan Surat Keputusan Kepala Pusdiklat Kekayaan Negara dan
Perimbangan Keuangan Nomor: KEP.01/PP.6/2010 tanggal 4 Januari 2010
tentang Pembentukan Tim Penyusunan Modul Diklat Pengelolaan Barang Milik
Daerah dan Program Percepatan Akuntabilitas dan Keuangan Daerah.
Kami menyetujui modul ini digunakan sebagai bahan ajar bagi para peserta
Diklat Pengelolaan Barang Milik Daerah. Modul ini disusun dengan maksud guna
membantu pencapaian tujuan pembelajaran dalam diklat tersebut.
Akhirnya, semoga Modul Pemanfaatan Barang Milik Daerah ini dapat
bermanfaat bagi peserta diklat khususnya dan masyarakat luas pada umumnya.
Jakarta, Juni 2010
Kepala Pusat
Pendidikan dan Pelatihan
Kekayaan Negara dan
Perimbangan Keuangan
Syamsu Syakbani
NP 195902241980031001
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..........................
KATA PENGANTAR ..........................
DAFTAR S ...............................
DAFTAR TABEL .............................
DAFTAR GAMBAR ...........................
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ...................
PETA KONSEP MODUL .......................
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ..................... 1
1.2. Deskripsi Singkat .................... 2
1.3. Prasyarat Kompetensi .................. 2
1.4. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar .......... 3
1.5. Relevansi Modul ...................... 4
2. KEGATAN BELAJAR 1 ; Dasar Hukum, Pengertian, dan Tujuan
Penghapusan Barang MiIik Daerah
2.1. Dasar Hukum Penghapusan Barang Milik Daerah ....... 5
2.2. Pengertian Penghapusan Barang Milik Daerah ........ 7
2.3. Tujuan Penghapusan Barang Milik Daerah ................................ 13
2.4. Latihan .......................... 16
2.5. Rangkuman ....................... 16
2.6. Tes Formatif ....................... 17
2.7. Umpan Balik dan Tindak Lanjut .............. 20
3. KEGATAN BELAJAR 2 ; Wewenang, Dasar Pertimbangan dan
Pembentukan Panitia Penghapusan Barang MiIik Daerah
3.1. Wewenang Penghapusan Barang Milik Daerah ........ 21
3.2. Dasar Pertimbangan/Alasan Penghapusan Barang Milik Daerah .. 26
3.3. Pembentukan Panitia Penghapusan Barang Milik Daerah .... 42
3.4. Latihan .......................... 47
3.5. Rangkuman ........................ 47
3.6. Tes Formatif ........................ 48
3.7. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ............... 52
4. KEGATAN BELAJAR 3 ; PeIaksanaan Penghapusan Barang MiIik
Daerah
4.1. Kondisi Barang Milik Daerah yang Dihapuskan dan Tindak Lanjut
Penghapusan ....................... 53
4.2. Pengajuan Usul Penghapusan ................ 55
4.3. Proses Penghapusan Barang Milik Daerah ........... 61
4.4. Bagan Alir Proses Penghapusan Barang Milik Daerah ....... 63
4.5. Latihan ........................... 65
4.6. Rangkuman ....................... 66
4.7. Tes Formatif ....................... 67
4.8. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ............... 70
TES SUMATF ............................ 71
KUNC JAWABAN .......................... 77
DAFTAR PUSTAKA .......................... 78

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL


A. Petunjuk Cara BeIajar
Agar peserta diklat dapat mengikuti mata pelajaran ini dengan baik dan
mencapai hasil belajar yang maksimal, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Pelajari peraturan perundang-undangan yang berlaku, sebagai acuan
penghapusan Barang Milik Daerah;
2. Lakukan diskusi dalam kelompok belajar untuk memperoleh pemahaman
terhadap isi materi dalam peraturan perundang-undangan maupun dalam
modul ini;
3. Pelajari rangkuman dan selesaikan latihan-latihan yang dimuat pada tiap
Kegiatan Belajar dalam modul ini;
4. Kerjakan tes formatif untuk tiap-tiap kegiatan belajar, kemudian lakukan
umpan balik dengan mencocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban
yang telah disediakan dalam modul ini.
B. PerIengkapan/referensi yang Disiapkan
Agar mencapai hasil yang maksimal, perlengkapan yang perlu disiapkan
oleh peserta dan pengajar dalam mempelajari modul ini adalah:
1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan BMN/D;
4. Permendagri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
Barang Milik Daerah;
5. Peraturan daerah tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah;
6. Peraturan daerah tentang Penghapusan Barang Milik Daerah.
7. Kasus-kasus mengenai penghapusan Barang Milik Daerah.

PETA KONSEP
MODUL PENGHAPUSAN BARANG MILIK DAERAH
Peserta mampu memahami dan dapat melaksanakan penghapusan Barang Milik
Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Dasar hukum penghapusan BMD
Pengertian penghapusan
Tujuan penghapusan
Pembentukan Panitia
Penghapusan
Pelaksanaan
penghapusan
Dasar pertimbangan
penghapusan
Wewenang penghapusan
Kondisi BMD dan
tindak lanjut
penghapusan
Pengajuan usulan
penghapusan
Proses/Bagan alir
penghapusan

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar BeIakang
Masalah penghapusan barang/aset milik pemerintah daerah merupakan
masalah yang tidak bisa dianggap sepele karena apabila barang yang berada
dalam pengurusan dan penguasaan suatu instansi tidak memperhatikan
masalah penghapusan maka sangat dimungkinkan muncul kondisi yaitu barang
yang sudah tidak dapat digunakan atau tidak memberikan kontribusi terhadap
kegiatan operasional pemerintah menumpuk di kantor tersebut dan terus
membebani biaya pemeliharaan karena tetap diajukan anggaran biaya
pemeliharaannya. Hal ini disebabkan karena alasan tertentu tidak dilakukannya
penghapusan. Pada kondisi lainnya justru terjadi sebaliknya, dimana terdapat
barang milik daerah yang telah dipindahtangankan namun tidak melalui proses
penghapusan bahkan ada pula instansi yang mengajukan pengusulan
penghapusan terhadap barang milik daerah yang sebenarnya masih layak pakai.
Sebagaimana diberitakan di salah satu stasiun televisi (TV One) pada
tanggal 12 Agustus 2009, sebanyak 65 unit laptop yang dibagikan kepada
anggota DPRD Sumatera Selatan periode 2004-2009 belum dilakukan
penghapusan terhadap barang aset tersebut. Meskipun ada beberapa laptop
yang sudah dikembalikan itupun karena dalam keadaan rusak. Kemudian
terdapat pula laptop yang hilang karena dicuri. Kasus ini merupakan salah satu
contoh belum maksimalnya pengurusan barang milik daerah terutama yang
berkaitan dengan pemindahtanganan dan penghapusan. Adapun contoh lainnya
dalam masalah penghapusan sebagaimana diberitakan oleh Denpasar Post
pada tanggal 23 Juni 2004, dimana beberapa anggota DPRD Propinsi Nusa
Tenggara Barat (NTB) mempersoalkan usulan penghapusan puluhan mobil
dinas milik Pemerintah Propinsi NTB khususnya yang secara fisik masih layak
pakai dan dibutuhkan sebagai kendaraan dinas. Usulan penghapusan tersebut
dinilai kurang tepat karena selain mobil dinas tersebut masih dalam kondisi baik
dan layak pakai, dengan penghapusan akan dibutuhkan dana yang besar untuk
mengganti kendaraan dinas atau mobil jabatan tersebut.

Berdasarkan beberapa contoh kasus di atas, penulis tidak akan


memperuncing dengan berburuk sangka tetapi lebih melihat kasus ini sebagai
dampak kurangnya pemahaman dari pengguna/pengurus/penyimpan barang
terhadap ketentuan-ketentuan dalam pengelolaan barang terutama masalah
penghapusan. Untuk itu, diperlukan sosialisasi yang lebih luas dan intensif
terhadap ketentuan dan tata cara pengelolaan barang milik daerah agar
pengguna/pengurus/penyimpan barang milik daerah melakukan tugasnya sesuai
dengan ketentuan peraturan.
1.2. Deskripsi Singkat
Modul ini berjudul Penghapusan Barang MiIik Daerah, merupakan
bagian dari materi yang akan disampaikan pada DikIat Teknis Subtantif
SpesiaIisasi (DTSS) PengeIoIaan Barang MiIik Daerah. DTSS Pengelolaan
Barang Milik Daerah merupakan diklat yang ditujukan untuk pengelola barang
milik daerah (pejabat dan/atau pelaksana) agar pengelolaan barang milik daerah
dapat dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Modul Penghapusan Barang Milik Daerah ini akan membahas
konsep dan tata cara penghapusan terhadap barang milik daerah yang akan
dituangkan dalam pokok bahasan dan selanjutnya dijabarkan dalam subpokok
bahasan disertai dengan latihan dan tes formatif.
1.3. Prasyarat Kompetensi
Modul ini ditujukan untuk membentuk dan meningkatkan kompetensi di
bidang pengurusan dan pertanggungjawaban pengelolaan barang milik daerah,
secara khusus mengenai tatacara penghapusan Barang Milik Daerah yang
dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sebagai unit
pengguna/kuasa pengguna barang pada pemerintah daerah. Untuk dapat
memahami secara baik isi dari modul ini, ada beberapa prasyarat kompetensi
yang harus sudah Anda miliki karena modul ini merupakan materi lanjutan dari
materi-materi yang harus disampaikan sebelumnya, yaitu bahwa Anda telah:
1. memiliki pemahaman terhadap materi ketentuan-ketentuan/pokok-pokok
pengelolaan Barang Milik Daerah;

2. memiliki pemahaman terhadap perencanaan kebutuhan dan penganggaran


Barang Milik Daerah;
3. memiliki pemahaman terhadap pengadaan barang milik daerah;
4. memiliki pemahaman terhadap penerimaan, penyaluran dan pendistribusian
Barang Milik Daerah;
5. memiliki pemahaman terhadap penggunaan Barang Milik Daerah;
6. memiliki pemahaman dan dapat melakukan penatausahaan Barang Milik
Daerah;
7. memiliki pemahaman terhadap pengamanan dan pemeliharaan Barang Milik
Daerah.
1.4. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Modul Penghapusan Barang Milik Daerah ini disusun dan disampaikan
kepada peserta diklat dengan tujuan agar para peserta dapat memiliki standar
kompetensi di bidang penghapusan Barang Milik Daerah yaitu mampu
memahami dan dapat melaksanakan penghapusan Barang Milik Daerah sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan. Adapun kompetensi dasar dari
modul ini adalah:
1. mampu menjelaskan ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai
dasar hukum penghapusan Barang Milik Daerah.
2. mampu menjelaskan pengertian penghapusan Barang Milik Daerah.
3. mampu menjelaskan tujuan dari penghapusan Barang Milik Daerah
4. mampu menjelaskan siapa yang memiliki wewenang melakukan
penghapusan Barang Milik Daerah.
5. mampu menjelaskan dasar pertimbangan/alasan penghapusan Barang Milik
Daerah.
6. mampu menjelaskan tata cara pembentukan Panitia Penghapusan Barang
Milik Daerah
7. mampu menjelaskan kondisi barang yang dihapuskan dan bagaimana tindak
lanjut dari penghapusan.
8. mampu menjelaskan tata cara pengajuan usul penghapusan Barang Milik
Daerah.

9. mampu menjelaskan dan melaksanakan proses penghapusan Barang Milik


Daerah
1.5. ReIevansi ModuI
Maksud dari modul Penghapusan Barang Milik Daerah ini adalah untuk
memberikan pengetahuan, pemahaman dan pedoman kepada Anda para
peserta, bahwa untuk melakukan penghapusan yaitu mengeluarkan barang milik
daerah dari Daftar Barang harus didasarkan pada alasan dan prosedur yang
tepat serta melalui persetujuan dari pihak yang berwenang memberikan
persetujuan penghapusan. Anda, yang memiliki kewenangan sebagai
pengguna/kuasa pengguna barang, pengurus barang dan penyimpan barang
harus memiliki pemahaman mengenai dasar pertimbangan/alasan dan tatacara
penghapusan barang milik daerah sehingga penghapusan sebagai bagian dari
pelaksanaan pengelolaan barang milik daerah merupakan tindakan yang tepat.
Adapun tujuan dari modul ini adalah agar peserta memiliki acuan yang
jelas dalam mempelajari ketentuan penghapusan Barang Milik Daerah melalui
kegiatan belajar yang dipandu oleh modul ini. Anda juga dapat menggunakan
modul ini untuk mengukur hasil belajar melalui latihan soal yang dimuat dalam
modul yang disertai dengan kunci jawaban serta umpan balik agar Anda dapat
menilai diri Anda sendiri dalam penguasaan terhadap tatacara penghapusan
Barang Milik Daerah.
Modul ini merupakan bagian dari materi pengelolaan barang milik daerah
sehingga merupakan rangkaian materi yang tak terpisahkan sebagai satu
kesatuan materi pengelolaan barang milik daerah. Dengan mempelajari modul
ini diharapkan peserta mendapatkan pemahaman mengenai kegiatan
penghapusan, yang selanjutnya atas dasar dokumen dari penghapusan akan
dilakukan pencatatan sebagai bagian dari kegiatan penatausahaan barang milik
daerah.
5
BAB II
KEGIATAN BELAJAR 1
DASAR HUKUM, PENGERTIAN, DAN TUJUAN
PENGHAPUSAN BARANG MILIK DAERAH
SeteIah mempeIajari kegiatan beIajar 1 ini, peserta diharapkan:
1. dapat memahami dan mampu menjelaskan ketentuan peraturan perundang-
undangan sebagai dasar hukum penghapusan Barang Milik Daerah.
2. dapat memahami dan mampu menjelaskan pengertian penghapusan Barang
Milik Daerah.
3. dapat memahami dan mampu menjelaskan tujuan dari penghapusan Barang
Milik Daerah
2.1. Dasar Hukum Penghapusan Barang MiIik Daerah
Dalam pergaulan hidup sehari-hari kita senantiasa diatur oleh peraturan,
baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Demikian juga dalam
penyelenggaraan pemerintahan, semua diatur oleh peraturan perundang-
undangan, termasuk penyelenggaraan pengelolaan barang milik daerah berupa
penghapusan. Penghapusan barang milik daerah harus didasarkan pada
peraturan perundang-undangan yang berlaku, karena peraturan yang telah
ditetapkan tersebut memuat unsur pengendalian yang mengarahkan pada
tercapainya tatakelola pemerintahan yang baik, efektif dan efisien. Sebagai
aparatur pemerintahan yang baik, tentu saja Anda perlu pedoman dan acuan
yang jelas dalam melaksanakan tugas, agar tugas dapat dilaksanakan secara
tepat dan tidak menimbulkan kerugian.
Menurut Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara, dalam pasal 43 ayat 1 dinyatakan bahwa peraturan yang berkaitan
dengan pengelolaan barang milik daerah ditetapkan oleh
Gubernur/Bupati/Walikota. Namun sebagai acuan dalam penyusunan peraturan
daerah tersebut, pemerintah pusat telah menetapkan peraturan mengenai
pedoman pengelolaan barang yaitu Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 6 Tahun
6
2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah dan PP Nomor 38
Tahun 2008 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006
tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah. Berdasarkan peraturan
tersebut, Departemen Dalam Negeri menerbitkan Keputusan Menteri Dalam
Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang
Milik Daerah. Mengacu pada Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menteri
Dalam Negeri itulah, Gubernur/Bupati/Walikota menyusun peraturan daerah
mengenai pengelolaan barang milik daerah untuk propinsi/kabupaten/kota
masing-masing.
Penghapusan sebagai bagian dari kegiatan pengelolaan barang milik
daerah, dasar hukumnya merupakan bagian dari pasal-pasal yang terdapat
dalam peraturan daerah mengenai pengelolaan barang milik daerah. Berkaitan
dengan pelaksanaan penghapusan itu sendiri, akan ditetapkan beberapa
peraturan daerah sebagai turunan dari peraturan daerah mengenai pengelolaan
barang milik daerah. Adapun pasal-pasal yang mengatur penghapusan yang
diatur dalam PP Nomor 6 Tahun 2006 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 17 Tahun 2007 sebagai dasar hukum pelaksanaan penghapusan yang
dapat menjadi acuan dalam penyusunan peraturan daerah, adalah sebagai
berikut:
1. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang
Milik Negara/Daerah. Penghapusan diatur dalam Bab X pasal 41, pasal 42,
pasal 43, dan pasal 44.
2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman
Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah. Penghapusan diatur dalam Bab X
pasal 53, pasal 54, dan pasal 55 berikut ini.
BAB XI
PENGHAPUSAN
PasaI 53
Penghapusan barang milik Daerah meliputi:
a. Penghapusan dari Daftar Barang Pengguna dan/atau Kuasa Pengguna;
dan
b. Penghapusan dari Daftar Barang Milik Daerah.
7
PasaI 54
(1) Penghapusan barang milik daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53
huruf a, dilakukan dalam hal barang milik daerah dimaksud sudah tidak
berada dalam penguasaan pengguna dan/atau kuasa pengguna.
(2) Penghapusan barang milik daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53
huruf b, dilakukan dalam hal barang milik daerah dimaksud sudah beralih
kepemilikannya, terjadi pemusnahan atau karena sebab-sebab lain.
(3) Penghapusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan dengan
Keputusan pengelola atas nama Kepala Daerah.
(4) Penghapusan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilaksanakan dengan
Keputusan Kepala Daerah.
PasaI 55
(1) Penghapusan barang milik daerah dengan tindak lanjut pemusnahan
dilakukan apabila barang milik daerah dimaksud:
a. tidak dapat digunakan, tidak dapat dimanfaatkan dan tidak dapat
dipindahtangankan; atau
b. alasan lain sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Pemusnahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh
pengguna dengan keputusan dari pengelola setelah mendapat persetujuan
Kepala Daerah.
(3) Pelaksanaan pemusnahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dituangkan
dalam Berita Acara Pemusnahan dan dilaporkan kepada Kepala Daerah.
Untuk mengetahui isi dari pasal-pasal tersebut, Anda tentu saja harus
membaca PP Nomor 6 Tahun 2006 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
17 Tahun 2007. Sebagai petugas dalam pengelolaan barang milik daerah, kedua
peraturan tersebut harus Anda jadikan perbendaharaan referensi yang selalu
tersimpan dalam daftar file peraturan atau perpustakaan kantor Anda
mendampingi peraturan daerah mengenai pengelolaan barang milik daerah yang
ditetapkan oleh pemerintah daerah Anda. Peraturan tersebut menjadi dasar
pertanggungjawaban Anda dalam melakukan penghapusan di mana dengan
peraturan tersebut Anda dapat bertindak secara benar sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
2.2. Pengertian Penghapusan Barang MiIik Daerah
Untuk dapat melaksanakan penghapusan secara benar terlebih dahulu kita
harus memahami apa itu penghapusan. Karena dalam melakukan suatu tindakan
seharusnya didasarkan pada pemahaman pola pikir dan tidak seperti demo
8
memasak yang hanya mengikuti arahan dari resep masakan tanpa perlu
memahami kenapa resepnya dibuat seperti itu. Modul ini akan menjelaskan
pengertian penghapusan dalam kaitannya dengan sistem akuntansi
pemerintahan yang tidak berorientasi laba.
Gambar 1
SikIus ReguIer PengeIoIaan Barang
Definisi penghapusan menurut PP Nomor 6 Tahun 2006 dan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 adalah tindakan menghapus
barang milik negara/daerah dari daftar barang dengan menerbitkan surat
keputusan dari pejabat yang berwenang membebaskan pengguna dan/atau
kuasa pengguna dan/atau pengelola dari tanggung jawab administrasi dan fisik
atas barang yang berada dalam penguasaannya. Penghapusan barang milik
daerah merupakan proses tindak lanjut dari siklus pengelolaan barang milik
daerah dengan maksud dan tujuan untuk membebaskan pengurus barang milik
daerah dari pertanggungjawaban administratif dan fisik barang yang ada dalam
pengelolaan Bendahara Barang/Pengurus Barang berdasarkan ketentuan
Pengelolaan
BMD
Perencanaan dan
Penganggaran
Barang
Pengadaan
Barang
Penyimpanan/
Penyaluran
Barang
Penghapusan
Barang
Inventarisasi
9
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dengan kata lain, penghapusan
adalah proses terakhir perjalanan hidup barang milik daerah. Jika dianalogikan
dalam karir pegawai, penghapusan dapat didefinisikan sebagai tahap pensiun
seseorang dari instansi/perusahaan tempatnya bekerja. Siklus kemunculan dan
hilangnya barang dalam pengelolaan barang milik daerah secara reguler dapat
digambarkan dalam Gambar 1. Gambar 1 memperlihatkan bahwa penghapusan
dilakukan terhadap barang yang sebelumnya telah diterima oleh instansi baik
yang berasal dari pengadaan/pembelian maupun transaksi perolehan lainnya.
Unit akuntansi barang sebelumnya telah menerima fisik barang dan mencatatnya
dalam daftar barang. Atas dasar pertimbangan tertentu kemudian dilakukan
penghapusan yang berarti secara fisik barang sudah tidak lagi dalam
penguasaan yang diikuti dengan menghilangkannya/mengeliminasi dari daftar
barang.
Penghapusan didasarkan kepada Keputusan dari Pejabat yang
berwewenang untuk menghapus barang dari inventaris (Buku nventaris) dengan
tujuan membebaskan staf Pengurus Barang terhadap barang yang berada di
bawah pengurusannya dan penguasaannya sesuai ketentuan perundang-
undangan yang berlaku dari:
1. Pertanggung jawaban administrasi barang.
2. Pertanggung jawaban fisik barang
Contoh Keputusan Kepala Daerah tentang Penghapusan Barang Milik Daerah
dapat dilihat dalam Gambar 2.
Penghapusan barang milik daerah menurut Permendagri Nomor 17 Tahun
2007 Pasal 53 meliputi:
1. Penghapusan dari Daftar Barang Pengguna dan/atau Kuasa Pengguna,
dilakukan dalam hal barang milik daerah dimaksud sudah tidak berada dalam
penguasaan pengguna/kuasa pengguna barang. Penghapusan tersebut
dilakukan dengan penerbitan Surat Keputusan Penghapusan dari Pengelola
Barang setelah mendapat persetujuan Kepala Daerah.
2. Penghapusan dari Daftar Barang Milik Daerah, dilakukan dalam hal barang
milik daerah dimaksud sudah beralih kepemilikannya, terjadi pemusnahan
atau karena sebab-sebab lain. Penghapusan tersebut dilakukan dengan
penerbitan Surat Keputusan Penghapusan dari Kepala Daerah.
10
Gambar 2
Contoh Keputusan Gubernur/Bupati/WaIikota tentang Penghapusan BMD
KEPUTUSAN GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA ..
NOMOR .........
TENTANG
PENGHAPUSAN BARANG BARANG INVENTARIS MILIK
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/WALIKOTA ...
GUBERNUR /BUPATI/WALIKOTA.....,
Menimbang : a. bahwa barang milik Pemerintah Daerah yang hilang,
rusak beratberat dan tidak eIisien lagi penggunaannya
untuk kepentingan dinas, perlu dihapuskan dari buku
Inventaris kekayaan milik Pemerintah
Provinsi/Kabupaten/Kota ......;
b. bahwa untuk maksud tersebut huruI a di atas, perlu
ditetapkan dengan Keputusan
Gubernur/Bupati/Walikota ...
Mengingat : 1. Undangundang Nomor ...Tahun .... tentang
Pembentukan Daerah (Lembaran Negara Tahun ..
Nomor .. Tambahan Lembaran Negara Nomor .. );
2. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286) ;
3. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004
Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355) ;
4. Undangundang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Tahun 2004
Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4437);
5. Undangundang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang
kewenangan Pemerintah dan kewenangan Provinsi
sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000
Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara/daerah;
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor ..... Tahun .....
tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Daerah.
9. Peraturan Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota Nomor ......
Tahun ......... tentang Pengelolaan Barang Milik daerah;
11
Memperhatikan: 1. Keputusan Gubernur .. No. .. Tanggal ...
Tentang Pembentukan Panitia Penghapusan Barang-
barang Inventaris dan barang lainnya milik Pemerintah
Provinsi ...............................
2. Berita Acara hasil penelitian Panitia Penghapusan
Barang-barang inventaris dan barang lainnya milik
Pemerintah Provinsi....................Nomor .. tanggal
..
3. Keputusan DPRD Provinsi/Kabupaten/Kota ..... tentang
Persetujuan Penghapusan barang-barang inventaris dan
barang lainnya milik Pemerintah
Provinsi/Kabupaten/Kota ....... (untuk tanah dan/atau
bangunan serta selain tanah dan bangunan di atas Rp 5
(lima) milyar);
4. Surat usulan penghapusan Gubernur/Bupati/Walikota
..........
M E M U T U S K A N
Menetapkan :
PERTAMA : Menghapus dari DaItar Inventaris Barang-barang
inventaris yang hilang, mati dan rusak berat milik/yang
dikuasai Pemerintah Provinsi /Kabupaten/Kota
sebagaimana tercantum dalam DaItar Lampiran
Keputusan ini.
KEDUA : Pelaksanaanya dilakukan denga cara :
1. Untuk barang-barang yang masih mempunyai nilai
ekonomis dapat dilakukan dengan cara
penjualan/pelelangan, disumbangkan, guna susun.
2. Untuk barang-barang yang tidak mempunyai nilai
ekonomis dilakukan dengan cara pemusnahan yang
dituangkan dalam Berita Acara Pemusnahan dari
Panitia Pelelangan/Penjualan.
KETIGA : Pelelangan dapat dilakukan memalui Kantor Lelang
Negara setempat atau melalui Pantia Pelelangan Terbatas
yang dibentuk dengan Keputusan Kepala Daerah dan
hasil penjualan disetor ke Kas Daerah.
KEEMPAT : Semua biaya untuk pelaksanaan tugas panitia dimaksud
dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota ....
KELIMA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di .........................
Pada tanggal ...........
GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA......
.....
12
(.............)
Tembusan Yth :
1. .................. 3. Dst.
2. ..................
Barang milik daerah sudah tidak berada dalam penguasaan
pengguna/kuasa pengguna barang disebabkan karena:
1. Penyerahan kepada pengelola barang;
2. Pengalihgunaan barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan kepada
pengguna barang lain, ataupun kepada pihak lain;
3. Pemusnahan;
4. Sebab-sebab lain: karena hilang, kecurian, terbakar, susut, menguap,
mencair.
Standar Akuntansi Pemerintahan yang dituangkan dalam PP Nomor 24
Tahun 2005 dalam Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) Nomor
07 tentang Akuntansi Aset Tetap, menyebut istilah penghentian dan pelepasan
(retirement and disposal) terhadap aset tetap (dalam paragraph 76, 77, 78) yang
mana istilah pelepasan dapat diartikan sebagai istilah lain dari penghapusan.
Paragraph 76 menyatakan bahwa suatu aset tetap dieliminasi dari neraca ketika
dilepaskan atau bila aset secara permanen dihentikan penggunaannya dan tidak
ada manfaat ekonomik masa yang akan datang. stilah pelepasan (disposal) ini
identik dengan istilah penghapusan yang digunakan dalam PP Nomor 6 Tahun
2006 dan Permendagri Nomor 17 Tahun 2007 dimana secara fisik aset tetap
dilepaskan dari penguasaan dan kemudian aset tetap tersebut
dieiminasi/dihapus dari catatan/pembukuan sehingga tidak akan nampak di
neraca. Sedangkan istilah penghentian (retirement) digunakan apabila aset
tetap tidak lagi digunakan dalam kegiatan operasional atau tidak lagi
memberikan kontribusi terhadap kegiatan operasional namun secara fisik barang
masih ada dalam penguasaan. Penghentian ini tidak semata-mata disebabkan
karena barang tidak lagi memiliki kemanfaatan (rusak atau usang) tetapi lebih
didasarkan pada alasan tertentu sehingga kegiatan operasional tidak lagi
membutuhkan barang/aset tetap tersebut meskipun barang masih dapat
digunakan. Penghentian aset tetap dari penggunaan aktif pemerintah sehingga
tidak memenuhi definisi aset tetap harus dipindahkan atau direklasifikasi ke pos
lainnya sesuai nilai tercatatnya. Jadi dampak dari penghentian adalah melakukan
13
reklasifikasi dalam catatan/pembukuan dari pos satu ke pos lainnya sehingga
berpengaruh pula terhadap laporan.
Dari pengertian-pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa
penghapusan barang milik daerah merupakan tindakan membebaskan dari
tanggung jawab penguasaan terhadap barang milik daerah secara fisik dan
secara administrasi yaitu dengan mengeliminasi/menghapus dari catatan/daftar
barang milik daerah. Dampak dari penghapusan ini adalah tidak ada lagi
pengakuan dan pengungkapan terhadap barang milik daerah oleh instansi yang
melakukan penghapusan sehingga tidak lagi diajukan biaya pemeliharaannya
oleh instansi tersebut.
2.3. Tujuan Penghapusan Barang MiIik Daerah
Mengapa Barang Milik Daerah harus dihapuskan? Untuk menjawab tujuan
dari penghapusan tersebut kita dapat melihatnya dari beberapa alasan yang
menjadi dasar dari pelaksanaan penghapusan berikut ini. Dalam operasi normal
kegiatan pemerintahan, aset tetap berupa Barang Milik Daerah dibutuhkan untuk
mendukung pelaksanaan kegiatan. Barang Milik Daerah seperti gedung dan
bangunan, peralatan dan mesin maupun barang persediaan merupakan fasilitas
yang dibutuhkan untuk dapat melaksanakan kegitan pemerintahan sehingga
tugas dan fungsi pemerintah daerah dapat berjalan dengan baik. Namun, seiring
dengan berjalannya waktu barang-barang yang digunakan tersebut akan
mengalami perubahan secara fisik ataupun secara fungsi. Secara fisik barang
lama kelamaan akan mengalami kerusakan dalam proses pemakaian.
Sedangkan secara fungsi, dengan fisik yang rusak tentu saja fungsinya terus
menurun atau seperti barang-barang elektronik secara fisik tidak terlihat rusak
namun sebenarnya telah terjadi penurunan fungsi. Contoh komputer, pada
awalnya dapat digunakan untuk bekerja memproses data secara lebih cepat.
Namun lama kelamaan dengan beban penggunaan yang makin besar, komputer
tersebut kerjanya makin lambat meskipun secara fisik tidak banyak berubah.
Untuk menjaga agar Barang Milik Daerah dapat difungsikan dalam kegiatan
operasional, pemerintah daerah dapat mengalokasikan biaya pemeliharaan
dalam anggarannya. Tentu saja dalam menetapkan barang mana yang perlu
didanai dengan biaya pemeliharaan, Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
14
harus melakukan analisis biaya dan manfaat. Yang dimaksud dengan analisis
biaya dan manfaat adalah melakukan perbandingan antara biaya yang
dikeluarkan dengan manfaat yang diperoleh mana yang lebih besar. Apabila
manfaat yang diperoleh dari pemeliharaan barang lebih besar daripada biaya
pemeliharaannya maka barang tersebut dapat terus digunakan dengan
mengeluarkan biaya pemeliharaan. Akan tetapi apabila biaya pemeliharaan yang
dikeluarkan justru lebih besar daripada manfaat yang diperoleh dari barang
tersebut maka akan lebih baik apabila barang tersebut dihentikan saja
penggunaannya yang kemudian dilakukan penghapusan. Karena dengan
demikian pemerintah daerah tidak perlu menanggung biaya yang besar untuk
kemanfaatan yang kecil apalagi kalau sama sekali tidak dapat dimanfaatkan.
Selain pertimbangan biaya pemeliharaan, barang-barang yang telah rusak
atau usang juga membutuhkan tempat penyimpanan, seperti gudang. Semakin
banyak barang yang rusak semakin besar ruangan yang dibutuhkan untuk
menyimpan barang-barang tersebut. Kalau hal ini terjadi di setiap SKPD, berapa
banyak gedung yang harus dibangun pemerintah daerah untuk dapat
menampung keperluan pelayanan penyelenggaraan pemerintahan termasuk
sebagai gudang barang bekas. Kembali pada azas efisiensi jelas kondisi ini jauh
dari yang namanya efisien. Karena biaya yang dikeluarkan pemerintah daerah
tidak sebanding dengan manfaat yang diperoleh apalagi tercapai biaya lebih
kecil. Di samping itu tumpukan barang yang rusak atau tidak terpakai juga akan
mengganggu kenyamanan dan keindahan kantor. Padahal, untuk mencapai azas
efektif dan efisien, pemerintah daerah harus memanfaatkan semaksimal mungkin
bangunan dan gedung untuk kegiatan aktif pemerintah dengan tetap
memperhatikan keindahan dan kenyamanan kerja. Dampak inilah yang akan
muncul apabila barang-barang yang dimiliki pemerintah daerah yang tidak lagi
memberikan kemanfaatan tidak dihapuskan, maka akan membebani
gudang/ruangan penyimpanan dengan dengan tumpukan barang rusak, barang
tidak terpakai dan kadaluwarsa.
Kalau pada paragraf di atas kita membicarakan pengelolaan barang dan
dampaknya secara fisik selanjutnya kita akan melihatnya dari sisi administrasi.
Sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17
Tahun 2007, pengguna barang harus melakukan penatausahaan atas barang
milik daerah. Penatausahaan ini meliputi pembukuan, inventarisasi dan
15
pelaporan. Pembukuan dilakukan secara komputerisasi dengan menghasilkan
daftar barang-daftar barang. nventarisasi dilakukan dalam periode tertentu untuk
memastikan jumlah barang yang ada sesuai dengan pembukuan. Bisa
dibayangkan bila dalam pembukuan yang membutuhkan muatan data yang
besar, ternyata banyak terdapat barang yang rusak, tidak terpakai dan
kadaluwarsa. Tentu saja hal ini akan membebani pembukuan. Sedangkan dalam
pelaksanaan inventarisasi, tenaga, waktu dan biaya yang digunakan yang
menghitung dan mengidentifikasi barang-barang yang ternyata rusak, tidak
terpakai atau kadaluwarsa juga akan sia-sia. Demikian juga dalam laporan
barang milik daerah, barang-barang yang rusak, tidak terpakai atau kadaluwarsa
hanya akan menambah tebal laporan padahal seharusnya laporan memuat
barang-barang yang mempunyai nilai ekonomis.
Pada kondisi lain, barang milik daerah yang tercatat dalam daftar barang
ternyata secara fisik barangnya tidak ada. Kenapa demikian? Hal ini disebabkan
barang tersebut hilang, kecurian, terbakar, terkena banjir, susut, menguap,
mencair dan penyebab-penyebab lainnya yang sejenis. Tidak adanya barang
dalam penguasaan pengguna/kuasa pengguna barang juga disebabkan karena
barang telah diserahkan kepada pihak lain (pengguna barang lainnya) yang
bersifat tetap. Contoh kasus yang terjadi di DPRD Sumatera Selatan yang telah
menyerahkan beberapa laptop kepada anggota dewan. Dengan tidak adanya
barang dalam penguasaaan tersebut dapat menjadi dasar diajukannya
penghapusan.
Dari beberapa penjelasan di atas, sekarang kita dapat menjawab
pertanyaan mengapa barang milik daerah harus dihapuskan melalui kesimpulan
berikut ini. Barang miIik daerah dihapuskan dengan tujuan sebagai berikut:
1. Menghindari biaya pemeliharaan yang lebih besar karena dengan melakukan
penghapusan akan mengurangi beban/kerugian dalam pemeliharaan dan
perawatan sehingga biaya yang dikeluarkan pemerintah menjadi lebih efisien.
2. Mengurangi penggunaan ruangan untuk gudang/tempat penyimpanan
barang-barang rusak, tidak terpakai, dan kadaluwarsa sehingga ruangan
dapat dioptimalkan untuk kegiatan yang lebih produktif selain juga untuk
menjaga kenyamanan dan keindahan.
16
3. Mengurangi beban dalam penatausahaan barang karena dengan
penghapusan, penatausahaan lebih diprioritaskan untuk barang-barang yang
produktif yang ada dalam penguasaan pengguna/kuasa pengguna barang.
4. Sejalan dengan tujuan penatausahaan bahwa pengguna barang/kuasa
pengguna barang melakukan penatausahaan secara administrasi terhadap
barang yang secara fisik ada dalam penguasaannya sehingga untuk barang
yang tidak ada secara fisik maka harus dihapuskan dari daftar barang
pengguna/kuasa pengguna.
2.4. Latihan
Setelah Anda membaca uraian materi dalam Kegiatan Belajar 1,
kerjakanlah latihan berikut ini. Anda dapat juga mendiskusikannya dengan
peserta lain.
1. Mengapa Anda perlu mengetahui dasar hukum penghapusan?
2. Jelaskan pengertian penghapusan Barang Milik Daerah?
3. Apakah penghapusan sama dengan pelepasan (retirement)?
4. Mengapa Barang Milik Daerah perlu dihapuskan?
5. Apakah penyerahan laptop kepada anggota dewan dapat dibenarkan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan? Apakah
penyerahan tersebut bisa menjadi alasan penghapusan?
2.5. Rangkuman
Penghapusan Barang Milik Daerah harus didasarkan pada peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Penghapusan dilakukan karena alasan-
alasan tertentu untuk membebaskan Pengguna dan/atau Kuasa Pengguna
Barang dan/atau Pengelola dari tanggung jawab administrasi dan fisik atas
barang yang berada dalam penguasaannya. Penghapusan Barang Milik Daerah
merupakan bagian dari kegiatan pengelolaan Barang Milik Daerah yang
merupakan akhir dari siklus pengelolaan barang dari Pengguna dan/atau Kuasa
Pengguna Barang dan/atau Pengelola Barang dengan tujuan agar barang-
barang yang tidak dipergunakan lagi dalam pelaksanaan tupoksi tidak
membebani anggaran dan biaya penatausahaannya.
17
2.6. Tes Formatif
1. Penghapusan BMD sesuai dengan azas pengelolaan BMD berikut ini:
a. Azas Kepastian Nilai
b. Azas Efisiensi
c. Azas Transparansi
d. Azas Fungsional
2. Penghapusan Barang Milik Daerah merupakan kegiatan pengelolaan Barang
Milik Daerah yaitu merupakan tindakan:
a. menghilangkan barang dari SKPD
b. menghilangkan barang dari Daftar Barang
c. memindahkan barang dari SKPD
d. mengganti barang dari Daftar Barang
3. Penghapusan merupakan bagian dari pengelolaan BMD, yang memiliki
substansi berikut ini.
a. BMD yang dikuasai oleh Pemda seharusnya BMD yang dapat
menghasilkan penerimaan daerah.
b. BMD yang dikuasai oleh Pemda seharusnya BMD yang telah
dianggarkan dalam APBD.
c. BMD yang dikuasai oleh Pemda seharusnya BMD yang menguasai hajat
hidup rakyat.
d. BMD yang dikuasai oleh Pemda seharusnya BMD yang digunakan untuk
penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi.
4. Dalam melaksanakan penghapusan BMD, Pemerintah Daerah:
a. Cukup mendasarkan pada PP No. 6 Tahun 2006
b. Cukup mendasarkan pada Permendagri No. 17 Tahun 2007
c. Harus menyusun Perda
d. Tidak perlu menyusun Perda
5. stilah penghapusan identik dengan istilah:
18
a. Penghentian penggunaan
b. Pelepasan
c. Pemusnahan
d. Semua jawaban benar
6. Pelaksanaan penghapusan BMD harus mengacu pada peraturan-peraturan
berikut ini, kecuali:
a. PP No. 6 Tahun 2006
b. Permendagri No. 17 Tahun 2007
c. Permendagri No. 13 Tahun 2006 yang telah diubah dengan Permendagri
No. 59 Tahun 2007.
d. Peraturan daerah tentang Pengelolaan BMD.
7. Penghapusan BMD dilaksanakan oleh pemerintah daerah:
a. Tiap tahun
b. Tiap lima tahun
c. Kapanpun jika diperlukan
d. Tidak ada Jawaban yang benar
8. Penghapusan dari Daftar Barang Pengguna dan/atau Kuasa Pengguna
Barang dilakukan berdasarkan:
a. Surat Keputusan Penghapusan Kepala SKPD selaku Pengguna Barang
b. Surat Keputusan Penghapusan Sekretaris Daerah selaku Pengelola
Barang
c. Surat Keputusan Penghapusan Kepala Daerah
d. Jawaban b setelah mendapat persetujuan Kepala Daerah
9. Penghapusan dari Daftar Barang Milik Daerah dilakukan dalam hal:
a. Barang sudah tidak berada dalam penguasaan pengguna/kuasa
pengguna barang
b. Barang dialihkan ke pengguna/kuasa pengguna barang lainnya
c. Barang dimusnahkan
d. Semua jawaban benar
19
10. Barang milik daerah tidak lagi dalam penguasaan pengguna/kuasa pengguna
karena hal-hal berikut ini, kecuali:
a. Diserahkan kepada Pengelola Barang
b. Terjadi alihstatus penggunaan
c. Dipinjam-pakaikan kepada pengguna lain
d. Dimusnahkan
11. Analisis biaya dan manfaat terhadap BMD dilakukan dengan tujuan:
a. mengetahui nilai dari BMD
b. mengetahui tingkat efisiensi dari penggunaan BMD
c. mengetahui harga jual BMD
d. Jawaban a dan b
12. Berikut ini adalah tujuan dari penghapusan Barang Milik Daerah, kecuali:
a. Mengurangi biaya pemeliharaan
b. Tidak membebani biaya penyimpanan
c. Mengurangi biaya penatausahaan barang
d. Menambah pendapatan daerah
13. Pernyataan berikut ini yang benar adalah:
a. BMD yang dapat dihapuskan adalah semua BMD yang digunakan oleh
Pemda.
b. BMD yang dapat dihapuskan adalah BMD yang dibeli sendiri oleh
Pemda.
c. BMD yang dapat dihapuskan adalah BMD yang status penggunaannya
ada di Pemda.
d. Pernyataan a, b dan c.
14. BMD yang hilang karena dicuri dapat diajukan penghapusan. Penghapusan
ini membebaskan pengguna dari tanggungjawab:
a. Hukum
b. Administrasi
c. Fisik
d. Semua jawaban benar
20
15. BMD yang kondisinya sudah rusak berat dan tidak ekonomis bila diperbaiki
dapat diajukan penghapusan. Penghapusan ini membebaskan
pengguna/kuasa pengguna dari tanggungjawab:
a. Hukum
b. Adminsitrasi
c. Fisik
d. Jawaban a dan c
2.7. Umpan BaIik dan Tindak Lanjut
Periksalah jawaban Saudara dengan kunci jawaban test formatif yang ada
di bagian belakang modul ini. Hitunglah jumlah jawaban Saudara yang sesuai
dengan kunci jawaban, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mngetahui
tingkat penguasaan Saudara terhadap materi.
Rumus = Jumlah jawaban yang sesuai kunci X 100%
Jumlah semua soal
Penjelasan tingkat penguasaan:
90% - 100% = sangat baik
80% - 89% = baik
70% - 79% = cukup
70% - 69% = kurang
Kalau Saudara mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas, Saudara dapat
meneruskan dengan materi selanjutnya. Tetapi kalau nilai Saudara kurang dari
80% maka Saudara harus mengulangi materi ini terutama yang Saudara belum
kuasai.
21
BAB III
KEGIATAN BELAJAR 2
WEWENANG, DASAR PERTIMBANGAN DAN
PEMBENTUKAN PANITIA PENGHAPUSAN BARANG MILIK DAERAH
SeteIah mempeIajari kegiatan beIajar 2 ini, peserta diharapkan:
1. dapat memahami dan mampu menjelaskan siapa yang memiliki wewenang
melakukan penghapusan Barang Milik Daerah.
2. dapat memahami dan mampu menjelaskan dasar pertimbangan/alasan
penghapusan Barang Milik Daerah.
3. dapat memahami dan mampu menjelaskan tata cara pembentukan Panitia
Penghapusan Barang Milik Daerah
3.1. Wewenang Penghapusan Barang MiIik Daerah
Sebagaimana telah dibahas pada bab sebelumnya, bahwa pengertian
penghapusan adalah tindakan menghapus barang milik negara/daerah dari
daftar barang dengan menerbitkan surat keputusan dari pejabat yang berwenang
membebaskan Pengguna dan/atau Kuasa Pengguna Barang dan/atau Pengelola
Barang dari tanggung jawab administrasi dan fisik atas barang yang berada
dalam penguasaannya. nti dari penghapusan adalah membebaskan dari
tanggung jawab atas barang yang ada dalam penguasaannya. Untuk itu, dalam
membuat aturan mengenai penghapusan hendaknya sangat berhati-hati karena
tindakan ini akan sangat rawan terjadi penyalahgunaan dan penyelewengan.
Dibutuhkan mekanisme yang ketat agar penghapusan dilakukan karena benar-
benar didasarkan pada alasan yang tepat. Lantas siapa yang memiliki wewenang
untuk memberikan ijin penghapusan sehingga penghapusan itu bisa terjadi?
Pada pihak yang memiliki wewenang inilah kita meletakkan harapan kehati-
hatian agar penghapusan tidak menimbulkan kerugian pemerintah.
Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007,
penghapusan Barang Milik Daerah berupa barang tidak bergerak seperti tanah
dan/atau bangunan ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah setelah
22
mendapat persetujuan DPRD. Sedangkan untuk barang-barang inventaris
lainnya selain tanah dan/atau bangunan sampai dengan Rp5.000.000.000,00
(lima milyar rupiah) dilakukan oleh Pengelola Barang setelah mendapat
persetujuan Kepala Daerah. Penghapusan Barang Milik Daerah dengan tindak
lanjut pemusnahan dilaksanakan oleh Pengguna Barang dengan keputusan dari
Pengelola Barang setelah mendapat persetujuan dari Kepala Daerah dan
dituangkan dalam Berita Acara Pemusnahan dan dilaporkan kepada Kepala
Daerah. Penghapusan barang milik daerah secara khusus (bangunan yang
membahayakan keselamatan jiwa) ditetapkan dengan Keputusan Kepala
Daerah.
Wewenang penghapusan barang milik daerah berupa barang tidak
bergerak seperti: tanah dan/atau bangunan, dan barang bergerak seperti:
kendaraan perorangan dinas, kendaraan dinas operasional, ditetapkan dengan
Keputusan Kepala Daerah setelah mendapat persetujuan dari DPRD, sedangkan
untuk barang-barang inventaris lainnya cukup ditetapkan dengan Keputusan
Kepala Daerah. Contoh Keputusan DPRD tentang Persetujuan Penghapusan
dapat dilihat pada Gambar 3 dan lampiranya pada Gambar 4. Penghapusan
dilakukan oleh Pemerintah Daerah juga disebabkan sebagai tindak lanjut dari
pemindahtanganan. Pemindahtanganan barang milik daerah berupa tanah
dan/atau bangunan tidak memerlukan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah, apabila:
a. sudah tidak sesuai dengan tata ruang wilayah atau penataan kota;
b. harus dihapuskan karena anggaran untuk bangunan pengganti sudah
disediakan dalam dokumen penganggaran;
c. diperuntukkan bagi pegawai negeri;
d. diperuntukkan bagi kepentingan umum; dan
e. dikuasai negara berdasarkan keputusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap dan/atau berdasarkan ketentuan perundang-
undangan, yang jika status kepemilikannya dipertahankan tidak layak secara
ekonomis.
Persetujuan DPRD terhadap anggaran penggantian tanah dan/bangunan berarti
termasuk persetujuan penghapusan terhadap tanah dan/atau bangunan yang
diganti.
23
Gambar 3
Contoh Keputusan DPRD tentang Persetujuan Penghapusan
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA...................
TENTANG
PERSETUJUAN PENGHAPUSAN/PENJUALAN BARANG MILIK
PEMERINTAH
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA.................
DEWAN PERWAKILAN RAKYATDAERAH
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
Menimbang : 1. bahwa barang-barang milik daerah yang sudah rusak, tidak
eIisien lagi untuk kepentingan dinas hilang, mati atau
berkelebihan, berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 9
Tahun 1970 dan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor
... Tahun 2000 dapat dihapuskan dari daItar inventaris
kekayaan daerah;
2. bahwa kendaraan perorangan dinas yang telah
diperguhakan selama 5 (lima) tahun lebih berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1971 dan
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor ... Tahun 2000
dapat dijual/sewa belikan kepada Pegawai;
3. bahwa rumah Daerah Golongan III dan atau termasuk tanah
yang sudah berumur 10 tahun lebih berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 40 Tahun 1994 dan Keputusan Menteri
Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor ... Tahun 2001
dapat dijual/sewa belikan kepada
Pegawai/pensiunan/janda/duda.
4. bahwa barang-barang milik Daerah yang diusulkan untuk
dihapuskan tersebut sebagian besar dalam keadaan rusak
berat, sehingga memerlukan biaya yang besar untuk
pemeliharaan dan perbaikannya dan tidak seimbang dengan
mantaat penggunaannya untuk kepentingan dinas;
5. bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut
diatas, maka kebijaksanaan ... Kepala Daerah ... untuk
menghapuskan/menjual barang-barang milik Daerah
dimaksud dapat disetujui.
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah
Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839);
2. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 72,
24
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3848);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1971 tentang
Penjualan Kendaraan Perorangan Dinas Milik Negara
(Lembaran Negara Tahun 1971 Nomor 59; Tambahan
Lembaran Negara Nomor 2967);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1994 tentang
penjualan Rumah Negeri (Lembaran Negara Tahun 1994
Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3573);
5. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 1970 tentang Penjualan
dan atau pemindahtanganan Barang-barang yang
dimiliki/dikuasai Negara;
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah
Nomor ... Tahun 2001 tentang Pengelolaan Barang
Pemerintah Daerah.
Memperhatikan: 1. Surat Gubernur/Bupati/Walikota Kepala Daerah ... tanggal
... Nomor ... tentang permohonan persetujuan
penghapusan/penjualan barang-barang milik Pemerintah
Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota
2. Berita Acara hasil penelitian barang-barang yang akan
diusulkan untuk dihapuskan/dijual dimaksud;
3. Hasil penelitian keadaan tisik barang-barang tersebut dari
Tim DPRD.
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
PERTAMA : Menyetujui penghapusan/penjualan barang-barang milik
Pemerintah Daerah Provinsi Kabupaten/Kota ... sebagaimana
tercantum pada Lampiran Keputusan ini.
KEDUA : Penghapusan/penjualan barang-barang milik Daerah dimaksud
Bagian PERTAMA dilaksanakan oleh
Gubernur/BupatiIWalikota Kepala Daerah ... sesuai dengan
ketentuan Peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Ditetapkan di..........
Pada tanggal...........
DPRD PROV/KAB/KOTA.....
KETUA,
(...........)
Salinan Keputusan ini disampikan kepada Yth :
1. Gubernur/Bupati/Walikota Kepala Daerah ....
2. ..........................
25
Gambar 4
Contoh Lampiran Keputusan DPRD tentang Persetujuan Penghapusan
LAMPIRAN KEPUTUSAN DEWAN
PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA............................
NOMOR ......
TANGGAL .....
DAETAR BARANG-BARANG MILIK DAERAH YANG DISETUJUI UNTUK
DIHAPUS/DIJUAL
No. Urut Dan Lain Sebagainya Keterangan
1 2 3
DPRD PROVINSI/KAB/KOTA...............
KETUA,
( ..................................... )
26
3.2. Dasar Pertimbangan/AIasan Penghapusan Barang MiIik Daerah
DPRD, Kepala Daerah, Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna
Barang yang memiliki kewenangan untuk melakukan penghapusan, dalam
memberikan persetujuan penghapusan harus memperhatikan alasan-alasan
yang dapat dibenarkan untuk menjadi dasar pertimbangan penghapusan Barang
Milik Daerah. Hal ini sangat penting untuk menghindari kemungkinan adanya
penyalahgunaan terhadap penghapusan yang dapat menyebabkan kerugian
pemerintah daerah. Untuk itu, kita harus mengetahui dan memahami kapan
Barang Milik Daerah dapat/harus dihapuskan? Apa dasar pertimbangan Barang
Milik Daerah dihapuskan? Kenapa Barang Milik Daerah harus dihapuskan?
Jika Anda menanyakan kapan? Penghapusan Barang Milik Daerah pada
dasarnya tidak terikat oleh waktu. Penghapusan Barang Milik Daerah dilakukan
jika memenuhi pertimbangan baik teknis maupun ekonomis atau pertimbangan
lain yang tidak merugikan Daerah dan tidak mengganggu pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi dari SKPD meskipun untuk beberapa barang terdapat
ketentuan umur minimal. Penentuan pertimbangan penghapusan adalah sebagai
berikut:
3.2.1. Pertimbangan penghapusan barang bergerak
Barang bergerak meliputi barang persediaan, peralatan dan mesin berupa
kendaraan dinas, peralatan kantor, seperti komputer, meubelair, dan alat-alat
lainnya. Barang bergerak dapat dipertimbangkan untuk disarankan/diusulkan
penghapusannya berdasarkan pertimbangan teknis, pertimbangan ekonomis dan
pertimbangan karena hilang/kekurangan sebagai berikut:
a. Pertimbangan teknis, antara lain:
1) Secara fisik barang tidak dapat dipergunakan karena rusak berat, dan tidak
ekonomis bila diperbaiki. Artinya apabila diperbaiki, biaya yang dibutuhkan
untuk memperbaiki barang tersebut jauh lebih besar dibandingkan dengan
manfaat yang dapat diperoleh dari barang tersebut atau biaya
membeli/mengganti barang tersebut lebih efisien daripada biaya perbaikan.
27
2) Secara teknis tidak dapat digunakan lagi akibat modernisasi. Dengan
semakin majunya zaman, banyak barang-barang baru dengan teknologi yang
lebih maju dan modern. Untuk mendukung peningkatan kinerja, kebutuhan
akan sarana prasarana yang lebih canggih menjadi suatu tuntutan. Untuk itu,
barang-barang yang sudah tidak dapat memenuhi tuntutan akan lebih baik
diganti dibanding mempertahankannya.
3) Telah melampaui batas waktu kegunaannya/kadaluarsa. Barang-barang
yang tidak dapat digunakan dengan alasan telah melewati batas waktu
penggunaannya lebih baik dihapuskan daripada membebani gudang
penyimpanan.
4) Karena penggunaan biasa mengalami perubahan dalam spesifikasi seperti
terkikis, aus dan lain-lain. Setelah digunakan dalam jangka waktu tertentu,
barang-barang akan mengalami perubahan secara fisik dan mungkin tidak
dapat difungsikan lagi seperti semula. Penghapusan terhadap barang-barang
tersebut bisa menjadi alasan untuk menggantinya dengan barang baru.
5) Selisih kurang dalam timbangan/ukuran disebabkan penggunaan/susut
dalam penyimpanan/pengangkutan.
b. Pertimbangan ekonomis, antara lain:
1) Karena berlebih (surplus, ekses). Jumlah barang yang melebihi kebutuhan
akan menyebabkan barang tidak difungsikan (menganggur/idle). Barang-
barang tersebut hanya menumpuk sia-sia dan bisa jadi justru membebani
biaya pemeliharaan.
2) Secara ekonomis lebih menguntungkan bagi daerah apabila dihapus karena
biaya operasional dan pemeliharaannya lebih besar dari manfaat yang
diperoleh. Barang-barang yang tidak memiliki kontribusi terhadap
penyelenggaraan pemerintahan dan terus menyerap biaya pemeliharaan
akan lebih baik dialihkan atau dijual.
c. Karena hiIang/kekurangan Penyimpan atau kerugian, yang disebabkan:
1) Kesalahan atau kelalaian Penyimpan dan/atau Pengurus Barang.
2) Di luar kesalahan/kelalaian Penyimpan dan/atau Pengurus Barang.
3) Mati, bagi tanaman atau ternak/hewan.
4) Karena kecelakaan atau alasan tidak terduga (force majeure).
28
Gambar 5
Barang rusak berat
Barang rusak berat hanya membebani penyimpanan dan dapat mengganggu
keindahan dan kenyamanan lingkungan.
3.2.2. Pertimbangan penghapusan barang yang tak bergerak
Barang yang tak bergerak berupa tanah dan/atau bangunan dapat atau
perlu dipertimbangkan untuk diusulkan penghapusannya atas pertimbangan
sebagai berikut:
a. Rusak berat; terkena bencana alam, force majeure atau idle (tak digunakan
lagi).
b. Tidak dapat digunakan secara optimal (idle)
c. Terkena program planologi kota.
d. Kebutuhan organisasi karena perkembangan tugas.
e. Penyatuan lokasi dalam rangka efisiensi dan memudahkan koordinasi.
f. Pertimbangan dalam rangka pelaksanan rencana strategis Hankam.
29
Motivasi/pertimbangan lainnya, yakni :
a. Disesuaikan dengan peruntukan tanahnya berdasarkan Rencana Umum Tata
Ruang Kota/Wilayah ( RUTRK/W);
b. Membantu instansi Pemerintah di luar Pemerintah Daerah yang bersangkutan
yang memerlukan tanah untuk lokasi kantor, perumahan dan untuk keperluan
pembangunan lainnya;
c. Tanah dan bangunan Pemerintah Daerah yang sudah tidak cocok lagi
dengan peruntukan tanahnya, terlalu sempit dan bangunannya sudah tua
sehingga tidak efektif lagi untuk kepentingan dinas dapat dilepas kepada
Pihak Ketiga dengan Pembayaran ganti rugi atau cara tukar menukar
(ruilslag/tukar guling);
Penghapusan tanah dan/atau bangunan dari Buku nventaris adalah
sebagai berikut:
(a) apabila mengenai tanah kapling untuk rumah pegawai, harus ditegaskan
dalam Keputusan Kepala Daerah tentang pelepasan hak Pemerintah Daerah
atas tanah tersebut dan menghapuskan tanah tersebut dari Buku nventaris.
Selanjutnya sertifikat hak atas tanah bagi masing-masing pegawai yang
bersangkutan baru dapat diproses melalui Kantor Pertanahan setempat.
(b) apabila mengenai tanah untuk Pihak Ketiga, maka sertifikat atas tanah yang
dilepaskan kepada Pihak Ketiga dapat diselesaikan melalui Kantor
Pertanahan setempat berdasarkan Keputusan Kepala Daerah yang
bersangkutan tentang pelepasan hak atas tanah dan/atau bangunan
Pemerintah Daerah dimaksud dan menghapuskan tanah dan/atau bangunan
tersebut dari Buku nventaris.
3.2.3. Pertimbangan penghapusan kendaraan dinas
Penghapusan/Penjualan Kendaraan Dinas operasional terdiri dari:
1. Kendaraan dinas operasionaI
Kendaraan dinas operasional yang dapat dihapus dari Daftar nventaris
Barang Milik Daerah yang telah berumur 5 (lima) tahun lebih. Penghapusan
kendaraan dinas operasional walaupun batasan usianya telah ditetapkan, harus
tetap memperhatikan kelancaran pelaksanaan tugas dan/atau sudah ada
30
penggantinya. Kepala Daerah menetapkan lebih lanjut umur kendaraan dinas
operasional dengan memperhatikan kondisi daerah masing-masing. Kendaraan
dinas yang dapat dihapus, terdiri dari:
- Jenis sedan, jeep, station wagon, minibus dan pickup;
- Jenis kendaraan bermotor beroda 2 (dua), sepeda motor dan scooter.
- Jenis kendaraan dinas operasional khusus terdiri dari mobil ambulans, mobil
pemadam kebakaran, bus, mikro bus, truck, alat-alat besar, pesawat, dan
kendaraan di atas air.
Pengguna/kuasa pengguna barang mengajukan usul penghapusan
kendaraan dinas operasional yang telah memenuhi persyaratan umur
kendaraan kepada Kepala Daerah melalui pengelola. Untuk melaksanakan
penelitian atas kendaraan yang dimohon untuk dihapus, Kepala Daerah dengan
Surat Keputusan membentuk Panitia Penghapusan Kendaraan Dinas
Operasional. Panitia penghapusan kendaraan dinas operasional meneliti dari
segi administratif/pemilikan kendaraan, keadaan fisik, kemungkinan
mengganggu kelancaran tugas dinas, efisiensi penggunaannya, biaya
operasional, nilai jual kendaraan, dan lain-lain yang dipandang perlu dalam
suatu daftar. Contoh daftar untuk menguji kendaraan dinas bermotor dapat
dilihat pada Gambar 6. Hasil penelitian Panitia Penghapusan tersebut
dituangkan dalam bentuk Laporan Pengujian kendaraan bermotor. Contoh
format Laporan Pengujian Kendaraan Bermotor dapat dilihat pada Gambar 7.
Apabila memenuhi persyaratan, Kepala Daerah menetapkan keputusan tentang
penghapusan kendaraan dinas operasional.
Gambar 6
Contoh Daftar untuk Menguji Kendaraan Bermotor Dinas
Kepada Ketua Panitia Penguji Kendaraan di
...............
Dengan ini disampaikan tentang kendaraan
Bermotor kepunyaan Dinas untuk di uji dan
dinyatakan dapat tidaknya untuk dipakai lagi.
Nama Penguasa : ........
Kepada
1................
2................
3................
4. ...............
Dengan ini diberitahukan bahwa
31
Tempat : ........
Merk Pabrik : ........
Type : ........
Tahun Pembikinan : ........
HuruI Nomor Pend.Pol : .........
Nomor Landasan : .........
Nomor Mesin : .........
Kekuatan Motor : .........
Jumlah tempat duduk : ........
Ukuran Ban : .........
Jumlah Roda Cadangan : .........
Jml Kilometer terpakai : .........
Diminta dengan hormat hasil pengujian
tersebut disebelah ini dan dikirimkan kepada
instansi instansi yang tersebut dalam Pasal
7 ayat 4 Surat Keputusan Menteri
Perhubungan yang termasuk di atas.
Penguasaan tersebut di atas,
( ........... )
NIP. ..........
Tembusan kepada :
................
................
................
kendaraan
bermotor yang tersebut disebelah ini telah
diuji pada tanggal .....
Di ...........
Dan ternyata bahwa kendaraan tersebut ,
TIDAK DAPAT (1)
MASIH DAPAT (2)
Dipakai lagi untuk Dinas disertakan
dengan
ini laporan penguji yang bersangkutan.
AN. Panitia Pengujian (1)
AN. Cabang Panitia Pengujian (2)
Di ............
Ketua , Sekretaris
( ...............) (...........)
NIP. NIP
DIDAETARKAN TANGGAL:....
Tindasan kepada :
Anggota Panitia / Cabang tersebut,
Saudara.............
.Di ..............
(1) - dicoret seperlunya
(2) - dicoret seperlunya
(3) - Tanda tangan
Penjualan kendaraan dilaksanakan setelah dihapus dari daftar inventaris
barang milik daerah. Penjualan kendaraan dinas operasional dilakukan melalui
pelelangan umum dan/atau pelelangan terbatas yang ditetapkan dengan
Keputusan Kepala Daerah. Penjualan/pelelangan kendaraan dinas dilakukan
oleh Paniltia Penjualan/Penghapusan yang contoh format Keputusan Kepala
Daerah tentang Pembentukan Panitia Penjualan/Penghapusan Kendaraan dinas
dapat dilihat pada Gambar 8. Selanjutnya Panitia Penjualan/Penghapusan
Kendaraan Dinas harus melakukan pengecekan/penelitian terhadap kendaraan
dinas dan menuangkannya dalam berita acara (contoh format berita acara
pengecekan/penelitian kendaraan dinas dapat dilihat pada Gambar 9).
32
Gambar 7
Contoh Format Laporan Pengujian Kendaraan Bermotor
LAPORAN PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR .......
PANITIA PENGUJIAN KENDARAAN DAERAH ..........
Nomor.........Sidang ke .....Tempat..........tgl
........
PANITIA PENGUJIAN DAERAH PROVINSI / KABUPATEN / KOTA
............
Sebagai termaktub dalam Surat Keputusan Menteri Perhubungan tanggal 18
Oktober 1958 Nomor U.5/16/21 menerangkan atas sumpah bahwa pada tanggal
dan tempat yang tersebut di atas telah diuji Kendaraan bermotor dan ditaksir
nilainya sebagai berikut :
Merk : ............ Jumlah tempat duduk : .........
Type : ........ ... Ukuran Ban : .........
Thn Pembikinan : .... .. Jumlah Roda Cadangan : ........
HuruI nomor
PendaItaran Polisi : ...... Jml. KM yang tlh ditempuh :
.........
No.
Urut
Bagian Keadaan
baik/buruk
No.
Urut
Bagian Keadaan
baik/buruk

1 2 3 4 5 6 7 8
I
II
III
IV
Landasan (baut
pengikat body
bumper belakang)
As/cardan depan
steer ing knule &
univvyoint
koglager as depan
kanan dan kiri
As/ cardan
belakang (cardan
& Pignon)
kokellager as
belakang kanan
dan kiri
Pesawat rem
(master pump pipa
rem-rem tangan,
rem tromol/brake
drump)
...
...
...
...
.
.
.
.
XIII
XIV
XV
XVI
XVII
Sepatbor-sepatbor
Alat-alat listrik
(aki, dynamo,
starter, countout
relay kawat listrik,
klakson/born sikat
kaca (wiip sr, alat
penunjuk jurusan)
Alat-alat pembakar
(coil distributor
kabel kabel dan
spork plu/bangie2)
Dascooard (ukuran
amper, panas air
tekanan minyak
kilometer dan
jam)
Lampu-lampu
.................
.................
..................
..................
...................
....
....
.....
.....
......
33
V
VI
VII
VIII
IX
X
XI
XII
Alat pengemudi
(stir) stering hause,
pitman arm
stangstang
sambungan stir,
Iusel pen kanan
dan kiri
Mesin
Alat pengatur
bahan baker (tank
bensin pipa-pipa
pompa bensin
karburator dan air
Iilter)
Cluth & ak
perseneling (joint
shoktransm)
Alat pendingin
(radiator pompa,
air sapu kipas)
Ban-ban (ban
depan kanan,
belakang, depan
kiri
Roda & tutup roda
Body/badan (pintu-
pintu) belakang,
kan tutup mesin
tempat duduk
depan dan
belakang
...
.................
................
.................
...................
..................
...................
...................
.
.
.....
.....
......
......
......
......
XVIII
XIX
XX
XXI
XXII
XXIII
XXIV
(lampu depan
belakang, lampu
stop, parker, lampu
dalam dan lain
lain
Penahanan shoe
dan pir-pir (tangan,
pir spriral kanan
dan kiri, spiral
kanan dan
belakang)
Kaca-kaca (kaca
depan kanan kiri,
kaca pintu kanan
kiri kaca belakang
dan lain-lain)
Grill mask
Keadaan duko
Saluran tempat
duduk (coper dan
lain-lain)
Perkakas-perkakas
Alat-alat lain yang
belum termasuk
diatas
..................
...................
..................
..................
..................
...................
....................
.....
......
......
......
......
Jml yang ditaksir (2)
Prosenan Nilai ...... (1) x 100 .........
...... (2)
dibuat sesungguhnya
Panitia Penguji Daerah .........
Ketua Sekretaris,
(.........) ( ...........)
NIP. ........ NIP.........
34
Yang berhak membeli kendaraan perorangan dinas adalah Pejabat
sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Kepegawaian, yaitu: Kepala
Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang telah mempunyai masa jabatan 5 (lima)
tahun atau lebih dan belum pernah membeli kendaraan perorangan dinas dari
Pemerintah dalam tenggang waktu 10 (sepuluh) tahun.
Gambar 8
Contoh Format Keputusan KepaIa Daerah tentang Pembentukan Panitia
PenjuaIan/Penghapusan Kendaraan Dinas
KEPUTUSAN KEPALA DAERAH
NOMOR............
TENTANG
PEMBENTUKAN PANITIA PENJUALAN/PENGHAPUSAN KENDARAAN MILIK
PROVINSI / KABUPATEN / KOTA
Menimbang : a. bahwa barang-barang milik Pemerintah Daerah, dalam hal ini
kendaraan bermotor perorangan dinas dan operasional dinas
yang sudah memenuhi umum kendaraan yang ditetapkan dan
atau dalam keadaan rusak atau tidak eIisien lagi penggunaannya
untuk kepentingan dinas, dapat dihapuskan dari daItar inventaris
kekayaan milik Pemerintah Daerah yang bersangkutan;
b. bahwa kendaraan perorangan dinas milik Pemerintah Daerah
yang sudah dipergunakan lebih dari 5 (lima) tahun dapat
dijual/sewa belikan kepada Pejabat Negara;
c. bahwa kendaraan operasional dinas milik pemerintah daerah
yang telah dipergunakan lebih ... Tahun dapat dihapus dari
daItar inventaris;
d. bahwa untuk dapat mencapai maksud tersebut diatas, perlu
dibentuk Panitia Penjualan/penghapusan Kendaraan
bermotor/perorangan dinas milik Pemerintah Daerah ....;
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah
Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4437);
2. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran
Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4438);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1971 tentang penjualan
Kendaraan perorangan dinas milik Negara (Lembaran Negara
Tahun 1971 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor
35
2967);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang
Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai
Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan
Barang Milik Negara/daerah (Lembaran Negara Tahun 2006
Nomor .... Tambahan Lembaran Negara Nomor ....)
6. Keputusan Presiden Nomo 5 Tahun 1983 tentang Penghapusan
Penyediaan Kendaraan Perorangan Dinas;
7. Keputusan Presiden Nomor 54 Tahun 1971 tentang
Pembentukan Panitia Penaksir Harga Penjualan Kendaraan
Perorang Dinas milik Negara;
8. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 1970 tentang Penjualan dan
atau Pemindah tanganan Barang-barang yang dimiliki/dikuasai
Negara;
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor ... Tahun ..
tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah;
10. Peraturan Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota .......... Nomor
......Tahun ....... tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah.
M E M U T U S K A N
Menetapkan :
PERTAMA : Membentuk Panitia Penjualan/Penghapusan Kendaraan bermotor
perorangan dinas dan operasional dinas (disingkat Panitia
Kendaraan) milik Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota .. Dengan
susunan personalia sebagaimana tercantum pada Lampiran
Keputusan ini.
KEDUA : Panitia Kendaraan sebagaimana dimaksud Diktum PERTAMA
bertugas :
1. Meneliti administrasi pemilikan barang, termasuk pembelian
dan pengurusannya;
2. Meneliti keadaan Iisik kendaraan dihubungkan dengan
kepentingan urusan dinas dan biaya pemeliharaan;
3. Lain lain yang dipandang perlu.
KETIGA : Hasil penelitian Panitia sebagaimana dimaksud Diktum KEDUA
dituangkan dalam Berita Acara.
KEEMPAT : Semua biaya untuk pelaksanaan tugas panitia dimaksud dibebankan
pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Provinsi/Kabupaten/Kota .....
KELIMA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di ..........
Pada tanggal .........
GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA......
( ................ )
36
SALINAN Keputusan ini disampaikan kepada :
1. ................................................
2. ..............
3. Dst
LAMPIRAN KEPUTUSAN GUB/BUP/WALIKOTA
KEPALA DAERAH .....................................
NOMOR ........................................................
TANGGAL ....................................................
TENTANG ....................................................
PANITIA PENJUALAN KENDARAAN
NO.
URUT
NAMA KEDUDUKAN
DALAM
PANITIA
JABATAN
PADA
INSTANSI
KETERANGAN
1 2 3 4 5
KEPALA DAERAH
(....................................................... )
37
Gambar 9
Contoh Format Berita Acara Pengecekan/PeneIitian Kendaraan Dinas oIeh
Panitia PenjuaIan/Penghapusan Kendaraan Dinas
PANITIA PENJUALAN KENDARAAN MILIK PEMERINTAH
PROVINSI / KABUPATEN / KOTA.....
B E R I T A A C A R A
NOMOR .....
Pada hari .. Tanggal .. Kami yang bertanda tangan di bawah ini selaku Panitia
Kendaraan Milik Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota .. Yang dibentuk dengan
Keputusan .. Kepala Daerah ... telah melakukan pengecekan / penelitian
terhadap kendaraan-kendaraan milik Pemerintah .. (sebagaimana terlampir)
Yang direncanakan untuk dijual kepada Pejabat Negara dan dihapus dari daItar
inventaris sebagaimana tersebut pada Berita Acara ini.
Adapun hasil pengecekan/penelitian atas kendaraan-kendaraan tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Pemilikan : .............
2. Keadaan kendaraan :..............
3. Pemakaian dan pemeliharaan :.............
4. Biaya pemeliharaan :.............
5. Lain lain yang perlu :..............
Sehubungan dengan hasil penelitian tersebut di atas, maka Panitia mengusulkan
sebagai
berikut :
1. .........( DaItar kendaraan yang diusulkan untuk dijual)
2. ........(DaItar kendaraan yang diusulkan untuk ditangguhkan
dulu)
3. ........ (DaItar kendaraan yang diusulkan untuk dihapus)
Demikian Berita Acara ini kami buat dengan sebenarnya dan disampaikan kepada
... Kepala Daerah ... untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
.... ......20.
PANITIA KENDARAAN TERSEBUT DI ATAS
1.Ketua: ....Nama....:.....tanda tangan.......
2.Wk Ketua : ....... ...................
3.Sekretaris:....................................................
4.Anggota...........................
5.Anggota : ................. .....................................
38
2. Kendaraan dinas operasionaI khusus/Iapangan
Penghapusan/penjualan kendaraan dinas operasional khusus/lapangan
adalah yang telah berumur 10 (sepuluh) tahun lebih. Penjualan kendaraan dinas
operasional ini dilakukan melalui pelelangan umum/atau pelelangan terbatas
yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah. Penjualan dan/atau
penghapusan kendaraan dinas tersebut juga dapat dilakukan apabila sudah ada
kendaraan pengganti dan/atau tidak mengganggu kelancaran pelaksanaan tugas.
Untuk beberapa instansi telah menerapkan kebijakan persyaratan penghapusan
berupa surat pernyataan bahwa tidak akan mengajukan usulan pengadaan
kendaraan untuk 3 (tiga) tahun ke depan sejak penghapusan, yang dituangkan
dalam Surat Pernyataan Kepala SKPD.
3.2.4. Pertimbangan penghapusan Rumah Dinas Daerah
Regulasi yang terkait langsung pengaturan rumah dinas daerah adalah
Permendagri No. 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang
Milik Daerah dan Permendagri No. 7 Tahun 2006 tentang Standarisasi Sarana
dan Prasarana Kerja Pemerintahan Daerah. Rumah dinas daerah pada dasarnya
dibagi dalam tiga golongan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 65 Permendagri
No. 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah:
1. Rumah dinas daerah goIongan I (rumah jabatan)
Rumah jabatan diperuntukkan bagi pemangku jabatan Gubernur, Wakil
Gubernur, Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Sekretaris
Daerah Provinsi, Bupati/Walikota, Wakil Bupati/Wakil Walikota, Pimpinan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota, dan Sekretaris Daerah
Kabupaten/Kota. Rumah jabatan dilengkapi perlengkapan dan perabot rumah
tangga dan penghunian rumah jabatan terbatas selama pemangku jabatan
memangku jabatannya.
2. Rumah dinas daerah goIongan II (rumah instansi)
Rumah dinas daerah golongan diperuntukkan bagi pegawai instansi dan
anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan dapat disediakan perlengkapan.
39
Penghunian rumah dinas daerah golongan terbatas selama pegawai
melaksanakan tugas pada instansinya.
3. Rumah dinas daerah goIongan III (perumahan pegawai)
Rumah dinas daerah golongan (rumah pegawai) dapat disediakan oleh
Pemerintah Daerah yang diperuntukkan bagi Pegawai Negeri Sipil, Tentara
Nasional ndonesia dan Kepolisian Negara Republik ndonesia;
Penetapan status golongan rumah dinas daerah ditetapkan oleh Kepala
Daerah. Pada Pasal 67 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007
menyatakan rumah dinas daerah yang dapat dijual adalah rumah dinas daerah
golongan yang telah dirubah golongannya menjadi rumah dinas golongan
dan rumah dinas daerah golongan yang telah berumur 10 (sepuluh) tahun.
Rumah dinas milik daerah yang tidak dapat dijual yaitu:
1. Rumah Daerah Golongan ;
2. Rumah Daerah Golongan , kecuali yang telah dialihkan menjadi Rumah
Daerah Golongan ;
3. Rumah Daerah Golongan yang masih dalam sengketa;
4. Rumah Daerah Golongan yang belum berumur 10 (sepuluh) tahun.
Contoh format Keputusan Kepala Daerah tentang Penjualan Rumah Dinas
Daerah Golongan dapat dilihat pada Gambar 10.
Untuk menjawab pertanyaan kenapa Barang Milik Daerah harus
dihapuskan, pada dasarnya pelaksanaan penghapusan barang milik daerah
merupakan sebab akibat atau sebagai tindak lanjut dari:
1. Pemindahtanganan/dalam rangka menjalankan putusan pengadilan yang
telah memiliki kekuatan hukum tetap.
2. Penghapusan karena akan dilakukan pemindahtangan seperti: penjualan,
tukar-menukar, hibah, dan penyertaan modal pemerintah daerah.
3. Akan dilakukan pemusnahan yang dilakukan apabila barang milik daerah
tersebut;
a. Tidak dapat digunakan, tidak dapat dimanfaatkan, dan tidak dapat
dipindahtangankan, atau
b. Alasan lain sesuai ketentuan perundang-undangan
40
4. Hilang, kecurian, terbakar, banjir, gempa, force majeure lainnya, susut,
menguap, mencair.
Gambar 10
Contoh Format Keputusan KepaIa Daerah tentang PenjuaIan Rumah Daerah
GoIongan III
KEPUTUSAN GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA...
NOMOR ............
TENTANG
PENJUALAN RUMAH DAERAH GOLONGAN III BESERTA GANTI RUGI
ATAS
TANAHNYA MILIK
PROVINSI / KABUPATEN / KOTA..
GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA ..........
Menimbang : 1. Bahwa rumah-rumah yang dimohon untuk dibeli oleh para
pegawai/pensiun/janda/duda tersebut adalah rumah Daerah
golongan III milik Pemerintah Daerah
Provinsi/Kabupaten/Kota ...yang telah berumur 10
(sepuluh) tahun lebih dan tidak dalam sengketa sedangkan
status tanahnya adalah milik/dikuasai Pemerintah Daerah
Provinsi/Kabupaten/Kota ....
2. Bahwa para pegawai/pensiun/janda/duda calon pembeli
dimaksud masing-masing telah mempunyai masa kerja 10
(sepuluh) tahun lebih dan tidak dalam sengketa sedangkan
status tanahnya adalah milik/dikuasai Pemerintah Daerah
Provinsi/Kabupaten/Kota ....
Mengingat : 1. Undangundang Nomor .. Tahun 19. tentang
Pembentukan Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota ....
(Lembaran Negara Tahun . Tahun .; Tambahan Lembaran
Negara Nomor ..);
2. Undang-undang Nomor 72 Tahun 1957 tentang Penetapan
Undang-undang Darurat Nomor 19 Tahun 1955 tentang
Penjualan rumah-rumah negeri kepada Pegawai Negeri
sebagai undang-undang (Lembaran Negara Tahun . Nmor
..; Tambahan Lembaran Negara Nomor ..);
3. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan
Dasar Pokok-pokok Agraria (Lembaran Negara Tahun 1960
Nomor 104; Tambahan Lembaran Negara Nomor 2043);
41
4. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah
Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437);
5. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran
Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4438);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1994 tentang
penjualan Rumah Negeri (Lembaran Negara Tahun 1994
Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3573), Jo.
Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2005;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang
Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai
Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952);
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 1973
tentang Pembagian Uang Pemasukan Pemberian Hak Atas
Tanah;
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor . Tahun ......
tentang Pedoman Teknis Pengelolaan barang Pemerintah
Daerah;
10. Peraturan Daerah Provinsi/Kabupaten/kota .. Nomor .
Tahun . tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah.
Memperhatikan: 1. Permohonan dari saudara-saudara yang namanya tercantum
dalam lajur 2 Surat Keputusan ini, untuk dapat membeli
rumah Daerah golongan III milik Daerah;
2. Berita Acara hasil penaksiran dan Berita Acara hasil
penilaian rumah dang anti rugi atas tanahnya dari Panitia
penaksir dan Panitia penilai masing-masing tanggal .
Nomor . dan tanggal . nomor .
M E M U T U S K A N
Menetapkan :
PERTAMA : Menjual Rumah Daerah golongan III beserta ganti rugi atas
tanah milik Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota .... kepada
para Pegawai sebagaimana tercantum dalam lampiran
Keputusan ini.
KEDUA : Harga penjualan rumah beserta ganti rugi atas tanah
sebagaimana tersebut pada lajur 15 Lampiran Keputusan ini,
harus dibayar oleh pembeli dengan angsuran sebagai berikut :
a. Angsuran pertama minimal 5 dari jumlah harga yang
harus dibayar dan harus disetorkan pada Kas Daerah
42
Provinsi/Kabupaten/Kota .... oleh yang
bersangkutan sebelum surat perjanjian sewa belinya
ditandatangani;
b. Sisanya diangsur paling lama 20 tahun.
KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di ..........
Pada tanggal .........
KEPALA DAERAH ......
( ......... )
SALINAN Keputusan ini disampaikan kepada :
1. ..............
2. ..............
3. ..............
4. ..............
3.3. Pembentukan Panitia Penghapusan Barang MiIik Daerah
Dalam pelaksanaan proses penghapusan barang milik daerah dimulai
dengan pembentukan Panitia Penghapusan Barang Milik Daerah yang dibentuk
dengan Keputusan Kepala Daerah (Gubernur/Bupati/ Walikota) yang susunan
personilnya terdiri dari unsur teknis terkait. Contoh format Keputusan Kepala
Daerah untuk pembentukan Panitia Penghapusan Barang Milik Daerah ini dapat
dilihat pada Gambar 11. Adapun susunan dan unsur personil dari panitia
penghapusan ini tidak dijelaskan dalam Permendagri No.17 Tahun 2007, maka
tidak ada salahnya kita tinjau unsur terkait dari Kepmendagri terdahulu yaitu
Permendagri Nomor 57 Tahun 2002 sebagai berikut:
a. Asisten Sekretaris Daerah (Sekda) yang membidangi;
b. Biro/Bagian Perlengkapan;
c. Biro Keuangan/Bagian Keuangan;
d. Biro hukum/Bagian Hukum;
43
e. Kepala Dinas/nstansi Teknis yang membidangi;
f. Kepala Unit/Karo/Kabag terkait;
g. Kepala Unit Pemakai Barang.
Gambar 11
Contoh Format Keputusan KepaIa Daerah tentang Pembentukan Panitia
Penghapusan BMD
GUBERNUR /BUPATI/WALIKOTA ....
KEPUTUSAN GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA.......
NOMOR
TENTANG
PEMBENTUKAN PANITIA PENGHAPUSAN BARANG INVENTARIS
MILIK PEMERINTAH PROVINSI /KABUPATEN/KOTA ...
GUBERNUR /BUPATI/WALIKOTA ................
Menimbang : 1. bahwa barang milik Pemerintah Daerah yang hilang, rusak
berat dan tidak eIisien lagi penggunaannya untuk kepentingan
dinas, perlu dihapuskan dari buku Inventaris milik Pemerintah
Provinsi/Kabupaten/Kota ...;
2. bahwa untuk dapat mencapai maksud tersebut di atas, perlu
dibentuk Panitia Penghapusan barang barang inventaris
dengan Keputusan Gubernur/Bupati/Walikota .....
Mengingat : 1. Undang undang Nomor ...Tahun ... tentang
Pembentukan Daerah (Lembaran Negara Tahun .. Nomor ..
Tambahan Lembaran Negara Nomor .. );
2. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
KeuanganNegara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286) ;
3. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4355) ;
4. Undang undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor
125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437);
5. Undang undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran
Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4438);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang
kewenangan Pemerintah dan kewenangan Provinsi sebagai
44
Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah
8. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 1970 tentang Penjualan dan
atau Pemindah Tanganan Barang-Barang yang dimilki/
dikuasai Negara;
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor ...... Tahun ...
tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Daerah.
10. Peraturan Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota ........ tentang
Pengelolaan Barang Milik Daerah
M E M U T U S K A N:
Menetapkan
PERTAMA
:
:
Membentuk Panitia Penghapusan barang-barang inventaris
milik Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota...
dengan susunan personalia sebagaimana tercantum pada
lampiran Keputusan ini.
KEDUA : Pantia Penghapusan sebagaimana dimaksud Diktum KEDUA
bertugas :
1. Meneliti administrasi barang dan dokumen pemilikan;
2. Meneliti kebenaran keadaan Iisik barang-barang
dihubungkan dengan kepentingan urusan dinas, dan biaya
pemeliharaan.
3. Lain lain yang dipandang perlu.
KETIGA : Hasil Penelitian Panitia sebagaimana dimaksud Diktum
KEDUA dituangkan dalam Berita Acara .
KEEMPAT : Semua biaya untuk pelaksanaan tugas panitia dimaksud
dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Provinsi/Kabupaten/Kota... ;
KELIMA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di .........
pada tanggal...................................
GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA..
( ..............)
Tembusan Yth :
1. .........
2. .........
3. .................................
45
LAMPIRAN KEPUTUSAN GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA ..........
NOMOR : ..............
TANGGAL : ..............
SUSUNAN PERSONALIA PANITIA PENGHAPUSAN BARANG BARANG
INVENTARIS DAN BARANG LAINNYA MILIK PEMERINTAH
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA.....
No.
Urut
Nama Kedudukan
dalam Panitia
1abatan dalam
instansinya
Ket.
1 2 3 4 5
GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA ....
(................)
Panitia penghapusan merupakan satuan tugas yang dibentuk dengan
ketentuan bahwa panitia penghapusan dapat sekaligus menjadi panitia
peneliti/pemeriksa dan panita pelelangan. Adapun Tugas Panitia Penghapusan
adalah meneliti kondisi barang-barang yang diajukan untuk dihapuskan, baik dari
pemilikan, administrasi, pengguna, kerusakan maupun data lainnya yang
dipandang perlu, atau dengan kata lain Panitia Penghapusan bertugas antara
lain:
a. Memeriksa/meneliti barang yang akan dihapuskan meliputi:
1) Menginventarisir dan meneliti barang yang akan dihapus
46
2) Meneliti/menilai kondisi fisik barang yang akan dihapus
3) Menetapkan perkiraan nilai limit terendah penjualan barang yang akan
dihapus
4) Membuat Berita Acara Pemeriksaan/Penilaian (contoh format Berita
Acara Pemeriksaan/Penilaian dapat dilihat pada Gambar 12).
b. Menyelesaikan kelengkapan administratif usul penghapusan.
c. Menyusun rencana penghapusan.
d. Mengajukan usulan penghapusan kepada Pengelola Barang.
e. Mengajukan pelaksanaan pelelangan barang melalui Kantor Lelang
setempat.
f. Membuat Laporan pelaksanaan penghapusan termasuk membuat berita
acara hasil pelaksanaan tindak lanjut penghapusan.
g. Laporan harus disampaikan Panitia Penghapusan kepada Pejabat yang
menerbitkan Surat Keputusan Penghapusan selambat-lambatnya 30 hari
setelah serah terima dilakukan.
Gambar 12
Contoh Format Berita Acara Pemeriksaan/PeniIaian
PANITIA PENGHAPUSAN BARANG BARANG INVENTARIS MILIK
PEMERINTAH
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA.........
B E R I T A A C A R A
Nomor :
Pada hari .. Tanggal ... kami yang tertanda tangan di bawah ini selaku Panitia
penghapusan barang barang inventaris Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota
.... telah melakukan pengecekan/ penelitian atas barang-barang milik ...
Sebagaimana tersebut pada Berita Acara ini.
Adapun hasil pengecekan / penelitian atas barang abarang tersebut ternyata
semua barangbarang dimaksud adalah milik Pemerintah
Provinsi/Kabupaten/Kota .. dan semua/sebahagiannya dalam kedaan rusak
berat dan sudah tidak dapat dipergunakan untuk kepentingan dinas, sedangkan
manIaat penggunaanya untuk kepentingan dinas tidak seimbang dengan biaya
perbaikan yang akan dikeluarkan.
Berhubungan dengan kondisi barang barang tersebut, diusulkan kepada pejabat
47
yang berwenang agar barang barang dimaksud dapat dipertimbangkan untuk
dihapus dari daItar inventaris kekayaan milik Pemerintah
Provinsi/Kabupaten/Kota .... Dan selanjutnya dilelang secara umum /
dilelang terbatas/dihibahkan dan atau dimusnahkan.
Demikian Berita Acara ini kami buat dengan sebenarnya dan disampaikan kepada
Gubernur/Bupati/Walikota... untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
.............. 20 .
PANITIA PENGHAPUSAN BARANG
BARANG INVENTARIS DAN BARANG
LAINNYA MILIK PEMERINTAH
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ..........,
1. .............Ketua.
2. .............Wk. Ketua.
3. ............. Sekretaris.
4. ............. Anggota
5. ............. Anggota
6. ............. Anggota
7. ..............Anggota
3.4. Latihan
Setelah Anda membaca uraian materi dalam Kegiatan Belajar 2,
kerjakanlah latihan berikut ini. Anda dapat juga mendiskusikannya dengan
peserta lain.
1. Jelaskan siapa yang memberikan ijin penghapusan terhadap Barang Milik
Daerah?
2. Mengapa wewenang untuk menghapuskan Barang Milik Daerah diatur
secara khusus?
3. Sebutkan alasan-alasan mengapa Barang Milik Daerah harus dihapuskan?
4. Apakah yang dimaksud dengan penghapusan secara khusus? Jelaskan!
5. Apakah penghapusan dapat dilakukan tanpa pembentukan panitia
penghapusan? Mengapa? Jelaskan!
3.5. Rangkuman
48
Wewenang perubahan status hukum barang milik daerah khususnya
penghapusan barang milik daerah berada di tangan Kepala Daerah ditetapkan
dengan Keputusan Kepala Daerah setelah mendapat persetujuan dari DPRD,
sedangkan untuk barang-barang inventaris lainnya cukup ditetapkan dengan
Keputusan Kepala Daerah.
Penghapusan barang/aset dilakukan berdasarkan pertimbangan atas
alasan-alasan sebagai berikut:
1. Untuk barang bergerak.
a. Pertimbangan teknis.
b. Pertimbangan ekonomis.
c. Karena hilang/kekurangan perbendaharaan atau kerugian.
2. Untuk barang yang tak bergerak.
Barang yang tak bergerak dapat atau perlu dipertimbangkan untuk
diusulkan penghapusannya atas pertimbangan sebagai berikut:
a. Rusak berat; terkena bencana alam, force majeure atau idle (tak digunakan
lagi).
b. Terkena program planologi (perencanaan wilayah dan kota).
c. Kebutuhan organisasi karena perkembangan tugas.
d. Penyatuan lokasi dalam rangka efisiensi dan memudahkan koordinasi.
e. Pertimbangan dalam rangka pelaksanan rencana strategis Hankam.
Penghapusan dilakukan dengan membentuk Panitia Penghapusan. Panitia
penghapusan merupakan satuan tugas yang dibentuk dengan ketentuan bahwa
panitia penghapusan dapat sekaligus menjadi panitia peneliti/pemeriksa dan
panita pelelangan. Adapun Tugas Panitia Penghapusan adalah meneliti kondisi
barang-barang yang diajukan untuk dihapuskan, baik dari pemilikan,
administrasi, pengguna, kerusakan maupun data lainnya yang dipandang perlu.
3.6. Tes Formatif
1. Penghapusan Barang Milik Daerah yang harus mendapatkan persetujuan
DPRD adalah berikut ini, kecuali:
a. Penghapusan tanah
49
b. Penghapusan bangunan
c. Penghapusan tanah dan/atau bangunan yang penggantinya sudah
disediakan dalam dokumen anggaran
d. Penghapusan barang inventaris bergerak dengan nilai di atas
Rp5.000.000.000,00.
2. Alasan-alasan penghapusan Barang Milik Daerah yang akan
dipindahtangankan berikut ini tidak memerlukan persetujuan DPRD, kecuali:
a. sudah tidak sesuai dengan tata ruang atau penataan kota
b. diperuntukkan bagi pegawai negeri
c. diperuntukkan bagi peningkatan pendapatan daerah melalui penyertaan
modal daerah
d. diperuntukkan bagi kepentingan umum
3. Penghapusan BMD yang menjadi wewenang Pengelola Barang setelah
mendapat persetujuan Kepala Daerah adalah:
a. Penghapusan tanah
b. Penghapusan bangunan
c. Penghapusan barang inventaris bergerak dengan nilai sampai dengan
Rp5.000.000.000,00.
d. Penghapusan barang inventaris bergerak dengan nilai di atas
Rp5.000.000.000,00.
4. Penghapusan BMD dengan tindak lanjut pemusnahan dilaksanakan oleh:
a. Pengguna Barang
b. Pengelola Barang
c. Kepala Daerah
d. DPRD
5. Berikut ini adalah alasan/pertimbangan teknis penghapusan barang bergerak,
kecuali:
a. karena rusak dan tidak ekonomis bila diperbaiki
b. tidak dapat digunakan lagi akibat modernisasi
c. kadaluarsa
50
d. secara ekonomis lebih menguntungkan bila dihapus
6. Pertimbangan ekonomis dari penghapusan Barang Milik Daerah adalah:
a. karena menyusut baik dalam penggunaan maupun dalam
penyimpanan/pengangkutan
b. jumlah barang berlebih
c. barang mengalami perubahan spesifikasi
d. semua jawaban benar
7. Berikut ini pernyataan yang benar mengenai penghapusan tanah dan/atau
bangunan, kecuali:
a. Penghapusan tanah kapling untuk rumah pegawai harus ditegaskan
dalam keputusan Kepala Daerah
b. Penghapusan tanah kapling untuk rumah pegawai dari Buku nventaris
dapat dilakukan sebelum proses pengurusan sertifikat untuk masing-
masing pegawai.
c. Penghapusan tanah untuk pihak ketiga dari Buku nventaris dapat
dilakukan sebelum pengurusan sertifikat untuk pihak ketiga.
d. Penghapusan tanah untuk pihak ketiga dari Buku nventaris tidak dapat
dilakukan sebelum pengurusan sertifikat untuk pihak ketiga.
8. Umur kendaraan dinas operasional dapat dihapuskan dari Daftar nventaris
Barang Milik Daerah adalah:
a. 5 tahun atau lebih
b. 8 tahun atau lebih
c. 10 tahun atau lebih
d. 15 tahun atau lebih
9. Panitia penghapusan kendaraan dinas operasional melakukan penelitian
terhadap hal-hal berikut ini, kecuali:
a. segi administrasi/pemilikan kendaraan
b. keadaan fisik
c. efisiensi penggunaannya
d. calon pembeli apabila akan dijual
51
10. Penjualan kendaraan dinas dilakukan setelah dihapus dari daftar inventaris
barang milik daerah, dengan cara:
a. penjualan langsung
b. penunjukan langsung
c. pelelangan
d. semua jawaban benar
11. Rumah dinas daerah yang dapat dijual adalah:
a. Rumah dinas daerah golongan
b. Rumah dinas daerah golongan
c. Rumah dinas daerah golongan
d. Semua jawaban benar
12. Berikut ini adalah rumah dinas daerah yang tidak dapat dijual, kecuali:
a. Rumah dinas daerah golongan yang masih dalam sengketa
b. Rumah dinas daerah golongan yang belum berumur 10 tahun
c. Rumah dinas daerah golongan yang belum berumur 20 tahun
d. Rumah dinas daerah yang diperuntukkan bagi gubernur/bupati/walikota
13. Penghapusan sebagai tindak lanjut atau merupakan sebab akibat berikut ini,
kecuali:
a. Pemindahtanganan
b. Pemanfaatan
c. Pemusnahan
d. Susut/berkurang
14. Panitia Penghapusan BMD dibentuk melalui keputusan:
a. Pengguna Barang
b. Pengelola Barang
c. Kepala Daerah
d. DPRD
15. Berikut ini adalah tugas Panitia Penghapusan BMD, kecuali:
52
a. memeriksa barang yang akan dihapus
b. menyelesaikan kelengkapan administrasi usulan penghapusan
c. mengajukan usulan penghapusan kepada Pengelola
d. melaksanakan proses pelelangan terhadap BMD yang dihapus
3.7. Umpan BaIik dan Tindak Lanjut
Periksalah jawaban Saudara dengan kunci jawaban test formatif yang ada
di bagian belakang modul ini. Hitunglah jumlah jawaban Saudara yang sesuai
dengan kunci jawaban, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mngetahui
tingkat penguasaan Saudara terhadap materi.
Rumus = Jumlah jawaban yang sesuai kunci X 100%
Jumlah semua soal
Penjelasan tingkat penguasaan:
90% - 100% = sangat baik
80% - 89% = baik
70% - 79% = cukup
70% - 69% = kurang
Kalau Saudara mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas, Saudara dapat
meneruskan dengan materi selanjutnya. Tetapi kalau nilai Saudara kurang dari
80% maka Saudara harus mengulangi materi ini terutama yang Saudara belum
kuasai.
53
BAB IV
KEGIATAN BELAJAR 3
PELAKSANAAN PENGHAPUSAN BARANG MILIK DAERAH
SeteIah mempeIajari kegiatan beIajar 2 ini, peserta diharapkan:
1. dapat memahami dan mampu menjelaskan kondisi barang yang dihapuskan
dan bagaimana tindak lanjut dari penghapusan.
2. dapat memahami dan mampu menjelaskan dasar tata cara pengajuan usul
penghapusan Barang Milik Daerah.
3. dapat memahami dan mampu menjelaskan dan melaksanakan proses
penghapusan Barang Milik Daerah
4.1. Kondisi Barang MiIik Daerah yang Dihapuskan dan Tindak Lanjut
Penghapusan
Bagaimana pelaksanaan penghapusan Barang Milik Daerah dan
bagaimana prosedur pengajuan usul penghapusan oleh Pengguna Barang
dan/atau Kuasa Pengguna Barang harus memperhatikan kondisi barang-barang
yang akan dihapuskan. Apakah barang-barang tersebut masih mempunyai nilai
ekonomis atau tidak tentu saja harus diperlakukan berbeda. Berikut ini diuraikan
penghapusan untuk barang-barang yang mempunyai nilai ekonomis dan yang
tidak lagi mempunyai nilai ekonomis serta penghapusan secara khusus.
1. Penghapusan Barang-Barang yang Mempunyai NiIai Ekonomis
Untuk pelaksanaan penghapusan barang milik daerah bagi barang-barang
yang masih mempunyai nilai ekonomis dapat dilakukan dengan cara:
a. Penjualan/pelelangan.
Penjualan adalah pengalihan kepemilikan barang milik daerah kepada pihak
lain dengan menerima penggantian dalam bentuk uang. Pelelangan dapat
54
dilakukan melalui Kantor Lelang Negara setempat, atau melalui Panitia
Pelelangan Terbatas/Penjualan barang yang dibentuk dengan Keputusan
Kepala Daerah, dan hasil penjualan/pelelangan tersebut harus disetor
sepenuhnya ke Kas Daerah. Keanggotaan Panitia Pelelangan/Penjualan
barang tersebut dapat sama dengan keanggotaan Panitia Penghapusan.
b. Penyertaan modal.
Penyertaan modal pemerintah daerah adalah pengalihan kepemilikan barang
milik daerah yang semula merupakan kekayaan yang tidak dipisahkan
menjadi kekayaan yang dipisahkan untuk diperhitungkan sebagai
modal/saham daerah pada Badan Usaha Milik Negara/daerah atau badan
hukum lainnya.
c. Ditukarkan.
Tukar menukar barang milik daerah/tukar guling adalah pengalihan
kepemilikan barang milik daerah yang dilakukan antara Pemerintah Daerah
dengan Pemerintah Pusat, antar Pemerintah Daerah, atau antara Pemerintah
Daerah dengan pihak laln, dengan menerima penggantian dalam bentuk
barang, sekurang-kurangnya dengan nilai seimbang.
d. Disumbangkan/dihibahkan.
Hibah adalah pengalihan kepemilikan barang dari pemerintah daerah kepada
pemerintah pusat, antar pemerintah daerah, atau dari pemerintah daerah
kepada pihak lain, tanpa memperoleh penggantian.
Penjelasan lebih lanjut dari pelaksanaan dan tatacara penjualan, tukar
menukar, penyertaan modal dan hibah dapat dibaca dalam Modul
Pemindahtanganan Barang Milik Daerah.
2. Penghapusan Barang-Barang Yang Tidak Mempunyai NiIai Ekonomis
Penghapusan barang milk daerah yang tidak mempunyai nilai ekonomis
dapat dilaksanakan dengan tindak lanjut pemusnahan, dilakukan apabila barang
milik daerah dimaksud:
55
a. Tidak dapat digunakan atau tidak dapat dimanfaatkan lagi dan tidak dapat
dipindah tangankan, atau
b. Alasan lain sesuai ketentuan perundang-undangan.
Penghapusan barang-barang yang tidak mempunyai nilai ekonomis ini
dilakukan dengan cara pemusnahan yang dilaksanakan oleh Pengguna dengan
keputusan dari Pengeloa Barang setelah mendapat persetujuan dari Kepala
Daerah. Pelaksanaan pemusnahan dituangkan dalam Berita Acara Pemusnahan
dan dilaporkan kepada Kepala Daerah.
3. Penghapusan secara khusus
Khusus mengenai pelaksanaan penghapusan gedung milik Daerah yang
harus segera dibangun kembali (rehab total) sesuai dengan peruntukan semula
serta sifatnya mendesak dan membahayakan, penghapusannya ditetapkan
dengan Keputusan Kepala Daerah. Dalam keadaan bangunan yang
membahayakan keselamatan jiwa dapat dilakukan pembongkaran lebih dahulu
sambil menunggu Keputusan Kepala Daerah. Alasan-alasan pembongkaran
bangunan gedung dimaksud adalah:
a. Rusak berat yang disebabkan oleh kondisi konstruksi bangunan gedung
sangat membahayakan keselamatan jiwa dan mengakibatkan robohnya
bangunan gedung tersebut.
b. Rusak berat yang disebabkan bencana alam force majeure, seperti gempa
bumi, banjir, angin topan, kebakaran dan yang sejenis.
4.2. Pengajuan UsuI Penghapusan
Usulan penghapusan Barang Milik Daerah (BMD) diajukan secara
berjenjang, yaitu panitia penghapusan menyampaikan usul penghapusan kepada
Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah selaku Kuasa Pengguna Barang untuk
tingkat Unit Pelaksana Teknis Daerah dan/atau Kepala SKPD selaku Pengguna
Barang untuk tingkat SKPD. Selanjutnya Kuasa Pengguna Barang akan
meneruskan usul penghapusan kepada Pengguna Barang. Pengguna Barang
56
akan meneruskan usulan penghapusan kepada Sekretaris Daerah selaku
Pengelola Barang karena Sekretaris Daerah memiliki wewenang mengatur
pelaksanaan penghapusan BMD setelah disetujui oleh Kepala Daerah.
Usulan penghapusan BMD yang disampaikan harus melampirkan hasil
penelitian dan penilaian panitia penghapusan yang dituangkan dalam suatu
berita acara dan ditandatangani oleh seluruh panitia penghapusan, serta
diketahui oleh Kepala Kantor/Satuan Kerja Perangkat Daerah yang dilengkapi
dengan Lampiran Daftar BMD yang diusulkan untuk dihapus. Contoh Format
Daftar BMD yang diusulkan dihapus dapat dilihat pada Gambar 13. Daftar BMD
tersebut memuat data:
a. Nama BMD.
b. Penggolongan dan Kodefikasi BMD.
c. Tahun perolehan BMD.
d. Harga Perolehan BMD (merupakan harga perolehan yang tercatat dalam
Daftar Barang).
e. Kondisi BMD.
f. Merk/type BMD.
g. Dokumen kepemilikan
h. Sebab/alasan penghapusan (dapat diisi dalam kolom keterangan)
Dokumen yang mendukung usul penghapusan, yaitu :
1. KeIengkapan berkas untuk penghapusan meubeIair
Untuk penghapusan barang meubelair harus dilampirkan dokumen-
dokumen berikut ini:
a. Keputusan Pembentukan Tim Peneliti Penghapusan BMD
b. Berita Acara oleh Tim Peneliti Penghapusan BMD
c. Daftar Buku nventaris Barang yang akan dihapus
d. Laporan Semester/Saldo Awal BMD (Daftar nventaris Barang)
e. Foto-foto Barang yang akan dihapus
57
Gambar 13
DAFTAR USULAN BARANG YANG AKAN DIHAPUS
SKPD : ..............
KAB/KOTA : ..............
PROVINSI : ..............
No Nama
Barang
No.
Kode
Barang
Lokasi Merk/
Type
Dokumen
Kepemilikan
Tahun Beli/
Pembelian
Harga
Perolehan
Keadaan
Barang
(B,KB,RB)
Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
MENGETAHUI:
KEPALA SKPD
(............)
NIP.........
PENGURUS BARANG
(.............)
NIP..........
Petunjuk Pengisian Daftar Usulan Barang Yang Akan Dihapus.
Terlebih dahulu diisi Nama SKPD, Kabupaten/Kota, Provinsi yang bersangkutan
pada sudut kiri atas.
DaItar Usulan Barang Yang Akan Dihapus terdiri dari 10 kolom yang cara
pengisiannya adalah sebagai berikut:
Kolom 1 : Nomor Urut.
Nomor urut pencatatan setiap jenis barang.
Kolom 2 : Nama Barang.
Diisi nama barang yang akan dihapus.
Kolom 3 : Nomor Kode Barang.
58
Nomor kode barang diisi sesuai dengan jenis
barang/kodeIikasi barang.
Kolom 4 : Nomor Kode Lokasi
Diisi nomor kode lokasi masing-masing SKPD.
Kolom 5 : Merk/Type.
Diisi merek/type barang yang bersangkutan.
Kolom 6 : Dokumen Kepemilikan.
Diisi bukti kepemilikan barang seperti SertiIikat, No. IMB,
No. BPKB, No. Polisi dlsb.
Kolom 7 : Tahun pembelian/perolehan.
Diisi tahun pembelian/pembelian.
Kolom 8 : Harga Perolehan.
Diisi harga perolehaan, kalau tidak diketahui tahun
pembelian, diisi dengan membandingkan barang yang
sejenis.
Kolom 9 : Keadaan Barang.
Diisi dengan keterangan Baik, Kurang Baik, Rusak Berat.
Kolom 10 : Keterangan.
Diisi dengan keterangan yang dipandang perlu.
Setelah diisi seluruhnya maka pada sebelah kanan bawah dibubuhkan tanggal
pencatatan dan ditandatangani Pengurus Barang dan diketahui (sebelah kiri
bawah) oleh Kepala SKPD.
2. KeIengkapan berkas untuk penghapusan aIat angkutan darat bermotor,
harus dilampirkan berkas-berkas berikut ini:
a. Keputusan Pembentukan Tim Peneliti Penghapusan BMN
b. Berita Acara oleh Tim Peneliti Penghapusan BMN
c. Fotokopi Bukti Pemilikan Kendaraan (BPKB)
d. Fotokopi Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK)
e. Fotokopi Kartu nventaris Barang (KB)
f. Keterangan Penelitian Teknis Kendaraan dari Dinas Perhubungan
setempat, yang memuat antara lain kondisi fisik dan perkiraan harga jual
minimum alat angkutan darat bermotor apabila dijual.
59
g. Surat Pernyataan Satuan Kerja Pengguna Barang yang menyatakan
Penghapusan tidak mengganggu kelancaran tugas
operasional/kedinasan sehari-hari, dan tidak akan mengajukan
permohonan kembali pengadaan kendaraan operasional baru selama 3
(tiga) tahun.
h. Laporan Semester/saldo awal BMD (daftar nventarsi Kendaraan
Bermotor)
i. Foto dari depan-samping-belakang
j. Khusus kendaraan dinas yang hilang/terbakar/rusak berat karena
kecelakaan lalu-lintas harus disertai surat keterangan dari Kepolisian
dengan lampiran Berita Acara Penyidikan di TKP dan Berita Acara Tim
Pemeriksa kepada Penanggung Jawab/Pengguna Kendaraan.
3. KeIengkapan berkas untuk penghapusan aIat angkutan apung
bermotor, dengan melampirkan berkas-berkas sebagai berikut:
a. Fotokopi Kartu dentitas Barang (KB)
b. Keterangan Penelitian Teknis Kendaraan dari administrator Pelabuhan
setempat, yang memuat antara lain kondisi fisik dan perkiraan harga jual
minimum alat angkutan darat bermotor apabila dijual.
c. Surat Keterangan dari Kepala Kantor/Satuan Kerja bahwa penghapusan
alat angkutan apung bermotor tersebut tidak mengganggu aktivitas
pelaksanaan tugas dan fungsi.
d. Foto alat angkut apung bermotor yang akan dihapus
4. KeIengkapan berkas untuk penghapusan Bangunan Gedung, sesuai
dengan alasan sebagai berikut:
1) Dihapus karena akan direkonstruksi
a. Keputusan pembentukan tim peneliti penghapusan
b. Berita acara oleh tim peneliti penghapusan
c. Fotokopi Kartu nventaris Barang (KB)
d. Keterangan penelitian teknis dari Dinas Pekerjaan Umum
setempat, yang memuat antara lain kondisi fisik dan perkiraan harga
jual minimum bangunan apabila dijual.
e. Fotokopi Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD (DPA-SKPD).
60
f. Foto-foto bangunan yang akan dihapus, disertai penjelasan
penggunaan bangunan
2) Dihapus karena terkena planologi kota.
a. Fotokopi Kartu nventaris Barang (KB).
b. Keterangan penelitian teknis dari Dinas Pekerjaan Umum
setempat, yang memuat antara lain kondisi fisik dan perkiraan harga
jual minimum bangunan apabila dijual.
c. Fotokopi Peraturan Daerah tentang tata ruang wilayah dan
penataan kota.
d. Foto bangunan yang akan dihapus.
5. KeIengkapan berkas penghapusan BMD yang hiIang karena dicuri
sebelum diusulkan untuk dihapuskan, terlebih dahulu harus melalui Tuntutan
Ganti Rugi (TGR). Berkas-berkas yang perlu dilampirkan dalam usulan
penghapusan adalah sebagai berikut:
a. Fotokopi Kartu nventaris Barang (KB) untuk BMD yang memiliki
KB.
b. Surat Keterangan Kehilangan dari Kepolisian setempat.
c. Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak (SKTM).
d. Berita Acara Hasil Tanya Jawab Kronologis Kehilangan BMD
dimaksud.
e. Fotokopi Surat Setoran Bea (SSB) atas cicilan pertama atau
sekaligus dari jumlah kerugian yang dibayarkan oleh pemegang
tanggung jawab BMD.
6. KeIengkapan berkas penghapusan BMD yang musnah karena terbakar.
a. Fotokopi Kartu nventaris Barang (KB) untuk BMD yang memiliki
KB.
b. Surat Keterangan dari Kepolisian setempat.
c. Keterangan Penelitian Teknis dari Dinas Pekerjaan Umum
setempat, yang memuat antara lain kondisi fisik (khusus untuk
bangunan gedung) dan perkiraan harga jual minimum bangunan gedung
apabila dijual (apabila masih dapat dijual).
61
7. KeIengkapan berkas penghapusan BMD yang terkena bencana
aIam/force majeure.
a. Fotokopi Kartu nventaris Barang (KB) untuk BMD yang memiliki
KB.
b. Keterangan dari Pejabat yang berwenang mengenai tejadinya
bencana alam.
c. Keterangan Penelitian Teknis dari :
- Dinas Pekerjaan Umum setempat mengenai kondisi bangunan yang
memuat antara lain kondisi fisik dan perkiraan harga jual minimum
bangunan gedung (apabila masih dapat dijual).
- Kantor Pertanahan Kota/Kabupaten setempat mengenai kondisi
tanah.
4.3. Proses Penghapusan Barang MiIik Daerah
Proses penghapusan Barang Milik Daerah dilaksanakan dengan tahapan-
tahapan kegiatan dalam prosedur berikut ini:
1. Kuasa Pengguna Barang/Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) di
lingkungan SKPD mengusulkan penghapusan barang kepada Pembantu
Pengelola Barang melalui Pengguna Barang atau Pengguna Barang
berdasarkan hasil nventarisasi barang mengusulkan kepada Kuasa
Pengguna Barang.
2. Kepala Daerah berdasarkan usulan Pengguna Barang, membentuk Panitia
Penghapusan Barang Milik Daerah yang susunan personilnya terdiri dari
unsur teknis terkait. Tugas Panitia Penghapusan meneliti barang yang rusak,
dokumen kepemilikan, administrasi, penggunaan, pembiayaan,
pemeliharaan/perbaikan maupun data lainnya yang dipandang perlu.
3. Pengguna Barang melalui Panitia Penghapusan menyusun/menginventarisir
usulan penghapusan barang dari Kuasa Pengguna Barang/UPTD dan/atau
yang berdasarkan inventarisasi barang untuk dilakukan penelitian dan
penilaian barang di lapangan oleh Panitia Penghapusan
4. Panitia Penghapusan menyusun laporan hasil penelitian dan penilaian di
lapangan atas usulan barang yang akan ditetapkan penghapusannya untuk
62
dilaporkan kepada Pengguna Barang. Hasil penelitian tersebut dituangkan
dalam Berita Acara dengan melampirkan data kerusakan, laporan hilang dari
kepolisan, surat keterangan sebab kematian dan lain-lain.
5. Pengguna Barang mengusulkan daftar barang yang akan ditetapkan
penghapusannya dan melaporkan daftar barang yang ditolak
penghapusannya kepada Pengelola Barang melalui Pembantu Pengelola
Barang.
6. Selanjutnya Pengelola Barang mengajukan permohonan persetujuan kepada
Kepala Daerah mengenai rencana penghapusan barang dimaksud dengan
melampirkan Berita Acara hasil penelitian Panitia Penghapusan.
7. Setelah mendapat persetujuan Kepala Daerah, penghapusan ditetapkan
dengan Surat Keputusan Pengelola atas nama Kepala Daerah, juga
menetapkan cara penjualan dengan cara lelang umum melalui Kantor Lelang
Negara atau lelang terbatas dan/atau disumbangkan/dihibahkan atau
dimusnahkan.
8. Apabila akan dilakukan lelang terbatas, Kepala Daerah membentuk Panitia
Pelelangan Terbatas untuk melaksanakan penjualan/pelelangan terhadap
barang yang telah dihapuskan dari Daftar nventaris Barang Milik Daerah.
9. Khusus penghapusan untuk barang bergerak karena rusak berat dan tidak
dapat dipergunakan lagi seperti alat kantor dan Alat Rumah Tangga yang
sejenis termasuk kendaraan khusus lapangan seperti Alat Angkutan berupa
kendaraan Alat Berat, Mobil Jenazah, Truk, Ambulance atau kendaraan
lapangan lainnya ditetapkan penghapusannya oleh Pengelola setelah
mendapat persetujuan Kepala Daerah.
10. Selanjutnya Kepala Daerah mengajukan permohonan penghapusan tersebut
untuk dimintakan persetujuan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(DPRD) tentang penghapusan barang-barang dimaksud yang memerlukan
persetujuan DPRD dengan melampirkan Berita Acara hasil penelitian Panitia
Penghapusan.
11. Setelah mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD),
penghapusan ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Daerah, juga
menetapkan cara penjualan dengan cara lelang umum melalui Kantor Lelang
Negara atau lelang terbatas dan atau disumbangkan/dihibahkan atau
dimusnahkan.
63
12. Pengelola Barang setelah menetapkan penghapusan barang milik daerah
dan selanjutnya didisposisikan kepada Pembantu Pengelola Barang untuk
dilaksanakan penghapusannya.
13. Pembantu Pengelola Barang mendisposisikan kepada Pengguna Barang
untuk dilaksanakan penghapusannya dan ditindaklanjuti hasil penghapusan
barang.
14. Pengguna Barang melalui Panitia Penghapusan melaksanakan penghapusan
dan menindaklanjuti hasil penghapusan.
Pelaksanaan penghapusan atas Barang Milik daerah berupa tanah
dan/atau bangunan ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah setelah
mendapatkan persetujuan dari DPRD. Sedangkan untuk barang-barang
inventaris lainnya selain tanah dan/atau bangunan sampai dengan
Rp5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah) dilakukan oleh Pengelola Barang
setelah mendapat persetujuan Kepala Daerah. Penghapusan Barang Milik
Daerah dengan tindak lanjut pemusnahan dilaksanakan oleh Pengguna Barang
dengan keputusan dari Pengelola Barang setelah mendapat persetujuan dari
Kepala Daerah dan dituangkan dalam Berita Acara Pemusnahan dan dilaporkan
kepada Kepala Daerah. Penghapusan barang milik daerah secara khusus
(bangunan yang membahayakan keselamatan jiwa) ditetapkan dengan
Keputusan Kepala Daerah. Surat Keputusan Penghapusan yang ditetapkan oleh
Pengelola Barang dan yang ditetapkan oleh Kepala Daerah serta Berita Acara
Pemusnahan digunakan sebagai dasar menghapus barang milik daerah dari
catatan/pembukuan/akuntansi Barang Milik Daerah yang berarti pengguna/kuasa
pengguna barang telah bebas dari tanggungjawab secara fisik dan administrasi.
4.4. Bagan AIir Proses Penghapusan Barang MiIik Daerah
Untuk lebih memperlihatkan dengan jelas alur proses penghapusan BMD,
berikut ini disajikan Bagan Alir Proses Penghapusan BMD yang dapat dilihat
pada Gambar 14 berikut ini.
64
Gambar 14
Bagan AIir Proses Penghapusan BMD
Kegiatan
Unit
KPB PB Panitia
Pengha
pusan
Pemb.
PgB
PgB KepaIa
Daerah
DPRD
1. mengusulkan
penghapusan
barang
2. membentuk
panitia
penghapusan
3. mengadakan
penelitian
terhadap barang
yang akan dihapus
4. Menyusun daftar
barang yang
diusulkan/ditolak
dihapus
5. Mengajukan
permohonan
persetujuan
65
Kegiatan
Unit
KPB PB Panitia
Pengha
pusan
Pemb.
PgB
PgB KepaIa
Daerah
DPRD
6. Penetapan
penghapusan
barang dengan
surat keputusan
7. Pelaksanaan
penghapusan
barang di tingkat
pengguna barang
dan kuasa
pengguna barang
Keterangan:
KPB : Kuasa Pengguna Barang
PB : Pengguna Barang
Pemb. PgB : Pembantu Pengelola Barang
PgB : Pengelola Barang
4.5. Latihan
Setelah Anda membaca uraian materi dalam Kegiatan Belajar 3,
kerjakanlah latihan berikut ini. Anda dapat juga mendiskusikannya dengan
peserta lain.
1. Apakah yang dimaksud dengan penghapusan secara khusus? Jelaskan!
2. Jelaskan prosedur pengajuan usul penghapusan!
3. Dokumen apa yang dilampirkan pada:
a. penghapusan meubelair
b. penghapusan bangunan gedung yang akan direkonstruksi
c. penghapusan Barang Milik Daerah yang hilang karena dicuri
66
d. penghapusan Barang Milik Daerah yang musnah karena terbakar
4. Jelaskan proses penghapusan Barang Milik Daerah yang harus mendapat
persetujuan DPRD!
5. Jelaskan proses penghapusan Barang Milik Daerah yang tidak perlu
persetujuan DPRD!
4.6. Rangkuman
Barang Milik Daerah yang dihapuskan ada yang masih memiliki nilai
ekonomis dan ada yang tidak lagi memiliki nilai ekonomis. Untuk barang-barang
yang masih memiliki nilai ekonomis penghapusan dapat ditindaklanjuti dengan
pemindahtanganan dengan cara dijual, ditukarkan, disertakan sebagai modal dan
dihibahkan/disumbangkan. Sedangkan barang yang tidak lagi memiliki nilai
ekonomis selanjutnya dapat dimusnahkan.
Pengajuan usul penghapusan dilakukan secara berjenjang, yang
dilaksanakan oleh Panitia Penghapusan Barang Milik Daerah yang ditetapkan
dengan surat keputusan pembentukan panitia kepada Kuasa Pengguna Barang.
Kuasa Pengguna Barang selanjutnya akan meneruskan usul penghapusan
tersebut kepada Pengguna Barang. Pengguna Barang meneruskan kepada
Pengelola Barang. Pengelola Barang akan meneruskan usulan tersebut kepada
Kepala Daerah dan apabila penghapusan harus dengan persetujuan DPRD
maka langkah selanjutnya adalah mengajukan permohonan persetujuan
penghapusan Barang Milik daerah kepada DPRD. Dalam pengajuan usulan
tersebut dilengkapi dengan berkas-berkas berupa dokumen kelengkapan yang
harus dilampirkan dalam usul penghapusan sesuai dengan jenis barang yang
dihapuskan.
Setelah usul pengajuan tersebut disetujui, secara berjenjang akan
disampaikan keputusan mengenai penghapusan Barang Milik daerah dimana
penghapusan atas Barang Milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan
ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah setelah mendapatkan persetujuan
dari DPRD. Sedangkan untuk barang-barang inventaris lainnya selain tanah
dan/atau bangunan sampai dengan Rp5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah)
dilakukan oleh Pengelola Barang setelah mendapat persetujuan Kepala Daerah.
Penghapusan Barang Milik Daerah dengan tindak lanjut pemusnahan
67
dilaksanakan oleh Pengguna Barang dengan keputusan dari Pengelola Barang
setelah mendapat persetujuan dari Kepala Daerah dan dituangkan dalam Berita
Acara Pemusnahan dan dilaporkan kepada Kepala Daerah. Penghapusan
barang milik daerah secara khusus (bangunan yang membahayakan
keselamatan jiwa) ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah.
4.7. Tes Formatif
1. Penelitian terhadap barang-barang yang diusulkan untuk dihapuskan
dilakukan oleh:
a. Kuasa Pengguna Barang
b. Pengguna Barang
c. Pengelola Barang
d. Panitia Penghapusan Barang
2. Usulan penghapusan dapat diajukan oleh:
a. Kuasa Pengguna Barang
b. Pengguna Barang
c. Pengelola Barang
d. Jawaban a, b dan c benar
3. Usulan penghapusan harus dilengkapi dengan Daftar Barang Milik Daerah
yang akan dihapus yang memuat data berikut ini, kecuali:
a. Nama BMD
b. Nomor Kode BMD
c. Harga jual/lelang BMD
d. Dokumen Kepemilikan
4. Kelengkapan berkas penghapusan barang milik daerah yang hilang adalah
sebagai berikut, kecuali:
a. Fotocopy KB untuk BMD yang memiliki KB
b. Surat keterangan kehilangan dari kepolisan setempat
c. Berita Acara Hasil Tanya Jawab kronologis kehilangan BMD
d. Foto BMD yang akan dihapus
68
5. Fotocopy peraturan daerah tentang tata ruang wilayah dan penataan kota
merupakan berkas yang harus dilampirkan pada:
a. penghapusan meubelair
b. penghapusan BMD yang terkena bencana alam/force majeure
c. penghapusan bangunan gedung
d. penghapusan kendaraan dinas
6. BMD yang dihapuskan yang masih mempunyai nilai ekonomis dapat
ditindaklanjuti dengan hal-hal berikut ini, kecuali:
a. Dijual
b. Disewakan
c. Ditukarkan
d. Disumbangkan
7. Sedangkan untuk BMD yang tidak lagi mempunyai nilai ekonomis,
penghapusannya dapat ditindaklanjuti dengan:
a. Ditukarkan
b. Disumbangkan
c. Dihibahkan
d. Dimusnahkan
8. Fotocopy peraturan daerah tentang tata ruang wilayah dan penataan kota,
dibutuhkan dalam pengajuan penghapusan bangunan gedung, karena
alasan:
a. akan dijual
b. akan direkonstruksi
c. terkena planologi kota
d. Semua jawaban benar
9. Keterangan penelitian teknis dibutuhkan untuk penghapusan BMD berikut ini,
kecuali:
a. Meubelair
b. Alat angkutan darat bermotor
69
c. Alat angkutan apung bermotor
d. Bangunan gedung
10. Surat Keputusan Penghapusan BMD ditetapkan oleh:
a. Pengguna Barang
b. Pengelola Barang
c. Kepala Daerah
d. Jawaban b dan c
11. Pengajuan penghapusan BMD akan ditolak, apabila:
a. Tidak dapat digunakan
b. Tidak lagi difungsikan
c. Tidak/belum ada penggantian
d. Semua jawaban benar
12. Pengajuan penghapusan BMD ini tidak akan ditolak, karena alasan:
a. Tidak lagi difungsikan
b. Tidak/belum ada penggantian
c. (menganggur)
d. Hilang/kecurian
13. Penghapusan untuk barang bergerak karena rusak berat dan tidak dapat
dipergunakan lagi ditetapkan penghapusannya oleh:
a. Pengguna Barang
b. Pengelola Barang
c. Kepala Daerah
d. DPRD
14. Pelaksanaan pelelangan terbatas atas BMD yang dihapuskan dilaksanakan
oleh:
a. Panitia Penghapusan
b. Panitia Pelelangan Terbatas
c. Panitia Pelelangan Umum
d. Kantor Lelang setempat
70
15. Sedangkan pelaksanaan pelelangan umum atas BMD yang dihapuskan
dilaksanakan oleh:
a. Panitia Penghapusan
b. Panitia Pelelangan Terbatas
c. Panitia Pelelangan Umum
d. Kantor Lelang setempat
4.8. Umpan BaIik dan Tindak Lanjut
Periksalah jawaban Saudara dengan kunci jawaban test formatif yang ada
di bagian belakang modul ini. Hitunglah jumlah jawaban Saudara yang sesuai
dengan kunci jawaban, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mngetahui
tingkat penguasaan Saudara terhadap materi.
Rumus = Jumlah jawaban yang sesuai kunci X 100%
Jumlah semua soal
Penjelasan tingkat penguasaan:
90% - 100% = sangat baik
80% - 89% = baik
70% - 79% = cukup
70% - 69% = kurang
Kalau Saudara mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas, Saudara dapat
meneruskan dengan materi selanjutnya. Tetapi kalau nilai Saudara kurang dari
80% maka Saudara harus mengulangi materi ini terutama yang Saudara belum
kuasai.

DAFTAR PUSTAKA
Pemerintah Republik ndonesia, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara.
Pemerintah Republik ndonesia, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara.
Pemerintah Republik ndonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006
tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah.
Pemerintah Republik ndonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005
tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
Pemerintah Republik ndonesia, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17
Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah.
Pemerintah Republik ndonesia, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96 Tahun
2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan,
Penghapusan dan Pemindahtanganan Barang Milik Negara.
Departemen Dalam Negeri dan Lembaga Administrasi Negara, Modul 7:
Pemindahtangan dan Penghapusan Barang Milik Daerah,
http://www.daneprairie.com.
Prosedur Pengajuan Penghapusan BMN, http://harmoni-
kukiratakada.blogspot.com
Pembelian Rumah Jabatan Pimpinan DPRD oleh Pimpinan DPRD, posting by
Riris in http://www.asetdaerah.co.id.
Puluhan Laptop Anggota DPRD Sumsel Bakal Ditarik Kabar Terkini,
http://www.info@tvone.co.id.

KUNCI JAWABAN
A. TES FORMATF-KEGATAN BELAJAR 1
1. b 6. c 11. b
2. b 7. c 12. d
3. d 8. d 13. c
4. c 9. d 14. b
5. b 10. c 15. d
B. TES FORMATF-KEGATAN BELAJAR 2
1. c 6. b 11. c
2. c 7. c 12. c
3. c 8. a 13. b
4. a 9. d 14. c
5. d 10. c 15. d
C. TES FORMATF-KEGATAN BELAJAR 3
1. d 6. b 11. c
2. d 7. d 12. d
3. c 8. c 13. b
4. c 9. a 14. b
5. c 10. d 15. d
D. TES SUMATF
. Pilihan Ganda
1. d 6. a 11. c 16. d
2. b 7. a 12. c 17. a
3. a 8. d 13. d 18. a
4. a 9. d 14. d 19. d
5. c 10. c 15. d 20. a
. Benar Salah
1. S 6. B
2. B 7. B
3. S 8. S
4. B 9. B
5. B 10. S

TE8 8UMATF
I. PILIHAN BERGANDA
Pilih salah satu jawaban yang paling benar!
1. Pelaksanaan penghapusan BMD harus mengacu pada:
a. Keputusan Presiden
b. Peraturan Pemerintah
c. Keputusan Menteri Dalam Negeri
d. Peraturan Daerah
2. Penghapusan dari Daftar Barang Pengguna dan/atau Kuasa Pengguna
Barang dilakukan berdasarkan surat keputusan Sekretaris Daerah selaku:
a. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah
b. Pengelola Barang
c. Pengguna Barang
d. Pejabat Pelaksana Teknis
3. Barang milik daerah berupa tanah yang tidak lagi digunakan untuk
penyelenggaraan tupoksi:
a. Diserahkan kepada Pengelola Barang
b. Dialihstatuskan ke pengguna lain
c. Dipinjam-pakaikan kepada pengguna lain
d. Dipindahtangankan/dijual
4. Tujuan dari penghapusan Barang Milik Daerah adalah:
a. Mengurangi biaya pemeliharaan
b. Memilih barang-barang yang canggih
c. Memudahkan penatausahaan barang
d. Menambah pendapatan daerah
5. BMD yang dapat dihapuskan adalah:
a. semua BMD yang digunakan oleh Pemda

b. BMD yang dibeli sendiri oleh Pemda


c. BMD yang status penggunaannya ada di Pemda
d. BMD yang tercatat di Pemda
6. Penghapusan Barang Milik Daerah yang harus mendapatkan persetujuan
DPRD adalah:
a. Penghapusan tanah
b. Penghapusan bangunan dalam kondisi darurat
c. Penghapusan tanah dan/atau bangunan yang penggantinya sudah
disediakan dalam dokumen anggaran
d. Penghapusan barang inventaris bergerak dengan nilai sampai dengan
Rp5.000.000.000,00.
7. Alasan-alasan penghapusan Barang Milik Daerah yang akan
dipindahtangankan berikut ini memerlukan persetujuan DPRD, kecuali:
a. sudah tidak sesuai dengan tata ruang atau penataan kota
b. penghapusan tanah yang tidak lagi digunakan untuk tupoksi
c. diperuntukkan bagi peningkatan pendapatan daerah melalui penyertaan
modal daerah
d. Penghapusan barang inventaris bergerak dengan nilai di atas
Rp5.000.000.000,00.
8. Rumah dinas daerah yang tidak dapat dijual adalah:
a. Rumah dinas daerah golongan
b. Rumah dinas daerah golongan
c. Rumah dinas daerah golongan
d. Jawaban a dan b benar
9. Rumah jabatan diperuntukkan bagi pemangku jabatan berikut ini, kecuali:
a. Gubernur,
b. Bupati/Walikota,
c. Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah,
d. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

10. Setelah penghapusan, pengajuan usul pembelian kendaraan dinas baru


dapat diajukan:
a. satu tahun kemudian
b. dua tahun kemudian
c. tiga tahun kemudian
d. lima tahun kemudian
11. Penghapusan secara khusus dilaksanakan dengan alasan berikut ini, kecuali:
a. sifatnya mendesak dan membahayakan,
b. akan dibangun kembali (rehab total) karena kondisinya rapuh,
c. akan dibangun kembali karena tidak lagi memenuhi kebutuhan,
d. kondisinya rusak karena bencana alam.
12. Barang Milik Daerah yang telah dijadikan penyertaan modal daerah:
a. tetap dilaporkan sebagai Barang Milik Daerah,
b. sebagai kekayaan daerah yang tidak dipisahkan,
c. sebagai kekayaan daerah yang dipisahkan,
d. sebagai salah satu bentuk pemanfaatan BMD.
13. Berikut ini pertimbangan penghapusan terhadap tanah, kecuali:
a. Membantu instansi Pemerintah di luar Pemerintah Daerah yang
bersangkutan yang memerlukan tanah untuk lokasi kantor.
b. Tanah terlalu sempit sehingga tidak efektif lagi untuk kepentingan dinas.
c. Tanah digunakan untuk jalan umum.
d. Tanah digunakan untuk area parkir kantor.
14. Penghapusan Barang Milik Daerah dengan tindak lanjut pemusnahan, dasar
menghapus barang milik daerah tersebut dari catatan/pembukuan/akuntansi
Barang Milik Daerah adalah:
a. Surat Keputusan Penghapusan
b. Laporan hasil pemeriksaan BMD
c. Rekomendasi dari Panitia Penghapusan
d. Berita Acara Pemusnahan

15. Keterangan penelitian teknis dibuat oleh:


a. Departemen Pekerjaan Umum
b. Panitia Penghapusan
c. Kantor Pertanahan
d. Jawaban a dan c benar.
16. Fotocopy Kartu dentitas Barang (KB) harus dilampirkan dalam usulan
penghapusan BMD berikut ini, kecuali:
a. Tanah
b. Bangunan
c. Jalan
d. Meubelair
17. Tanah yang terkena erosi dapat dihapuskan dengan alasan:
a. susut/berkurang
b. terkena bencana alam
c. terkena planologi
d. tidak ada jawaban yang benar
18. Yang berhak membeli kendaraan perorangan dinas adalah Pejabat
sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Kepegawaian, yaitu:
a. Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
b. Sekretaris Daerah
c. Pimpinan DPRD dan anggota DPRD
d. Semua jawaban benar
19. Daftar Barang Milik Daerah yang akan dihapus yang memuat data berikut ini:
a. Nama BMD
b. Nomor Kode BMD
c. Dokumen Kepemilikan
d. Semua jawaban benar
20. Laporan penghapusan untuk BMD yang dipindahtangankan selambat-
lambatnya harus disampaikan kepada Kepala Daerah:

a. 30 hari setelah serah terima barang.


b. 3 bulan setelah ditetapkan SK Penghapusan.
c. Akhir semester bersamaan dengan Laporan BMD
d. Akhir tahun.
II. Benar-SaIah
Pilih B untuk pernyataan yang menurut Saudara benar dan pilih S untuk
pernyataan yang menurut Saudara Salah.
1. B - S Untuk barang-barang dalam kondisi rusak berat dan tidak
mempunyai nilai ekonomis yang hanya membebani biaya
pemeliharaan dapat dihapus dengan cara dimusnahkan tanpa
menunggu keputusan penghapusan.
2. B - S Analisis biaya dan manfaat adalah melakukan perbandingan
antara biaya yang dikeluarkan dengan manfaat yang diperoleh
mana yang lebih besar.
3. B - S Untuk menjaga agar Barang Milik Daerah dapat difungsikan dalam
kegiatan operasional, pemerintah daerah dapat mengalokasikan
biaya pemeliharaan dalam anggarannya terhadap semua BMD
yang dimiliki dalam kondisi apapun.
4. B - S Penatausahaan dilakukan terhadap barang yang secara fisik ada
dalam penguasaan pemerintah daerah. Sehingga untuk barang
yang tidak ada secara fisik maka harus dihapuskan dari daftar
barang pengguna/kuasa pengguna.
5. B - S Persetujuan DPRD terhadap anggaran penggantian tanah
dan/bangunan berarti sekaligus menyetujui penghapusan
terhadap tanah dan/atau bangunan yang diganti.
6. B - S Barang Milik Daerah yang sudah tidak tersedia suku cadangnya
meskipun dalam kondisi baik dapat dihapuskan.

7. B - S BMD yang hilang karena dicuri sebelum diusulkan untuk


dihapuskan, terlebih dahulu harus melalui Tuntutan Ganti Rugi
(TGR).
8. B - S BMD berupa tanah dan bangunan yang menganggur untuk
meningkatkan pendayagunaannya dapat langsung dilakukan
pemindahtanganan oleh Pengguna Barang.
9. B - S Penghapusan tanah kapling untuk rumah pegawai dari Buku
nventaris dapat dilakukan sebelum proses pengurusan sertifikat
untuk masing-masing pegawai.
10. B - S Penghapusan tanah untuk pihak ketiga dari Buku nventaris tidak
dapat dilakukan sebelum pengurusan sertifikat untuk pihak ketiga.

Anda mungkin juga menyukai