Anda di halaman 1dari 43

Pengertian Filsafat

Kata filsafat berasal dari bahasa


Yunani kuno philosophia.
Kata philosophia terdiri dari kata
philein yang berarti cinta (love),
dan
kata Sophia yang berarti kearifan
atau kebijaksanaan (wisdom).

Secara etimologis
Kata philosophia berarti cinta pada
kearifan atau kebijaksanaan (love
of wisdom). Dalam bahasa Arab
falsafah, yang kemudian menjadi
istilah bahasa Indonesia : filsafat.
Seorang pecinta atau ahli filsafat
disebut filsuf atau filosof.

Kata filsafat untuk pertama


kali dipergunakan oleh
Phytagoras (582-496 SM).
Pada jaman Yunan filsafat
dianggap induk dari segala
ilmu.

Filsafat mencakup berbagai


cabang ilmu pengetahuan
seperti : ilmu jiwa (psycologia),
ilmu pemikiran (logica), ilmu
alam (physica), ilmu kesusilaan
(ethica), ilmu politik (pholitica),
ilmu pasti (mathematica), ilmu
sastera (poethica), dll.

Definisi filsafat menurut beberapa ahli :


Plato (427-347 SM).

Filsafat adalah ilmu pengetahuan


tentang hakekat.

Aristoteles (348-322 SM)

Filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang


kebenaran yang antara lain meliputi : logica,
phisica, metaphisica, tecnologia.

Immanuel Kant (1724-1804 M)

Filsafat adalah ilmu pengetahuan


tentang pokok pangkal kehidupan dan
kesemestaan.

Betrand Russel (1872-1970 M)


Filsafat adalah suatu (hasil pemikiran
manusia) yang terletak di antara theologies
(ilmu agama/Ketuhanan) dengan ilmu
pengetahuan, dan terletak antara keyakinan
dan ilmu keduniawian.
Driyarkara N.
Filsafat adalah perenungan manusia
berkenaan masalah-masalah yang paling awal
sampai pada yang paling penghabisan.
Notonegoro
Filsafat adalah penelaahan tentang sesuatu
secara esensial dan mendalam/mendasar
untuk menemukan kebenaran yang hakiki.

W.J.van der Meulen SJ.


Filsafat adalah perenungan sampai
ke taraf yang paling dalam tentang
gejala-gejala alam dan kehidupan.
The Liang Gie
Filsafat adalah konsep dasar
tentang pemikiran manusia
berkenaan dengan dunia (semesta)
dan kehidupan.

Makna Filsafat Sejarah


Pertama :
Pada awal kelahirannya (jaman Yunan
kuno) filsafat merupakan semua hasil
akal pikir manusia tentang kehidupan dan
lingkungan hidup manusia.
Filsafat merupakan induk dari segala
ilmu dan pengetahuan.
Dengan demikian philosofis juga
merupakan induk dari historia (ilmu
sejarah).

Kedua :
Saat ini filsafat merupakan bidang
pengkajian yang terpisah dengan disiplindisiplin ilmu yang lain. Bila ilmu merupakan
hasil aktivitas akal yang dimanfaatkan
secara aplikatif untuk keperluan hidup
sehari-hari, maka filsafat merupakan hasil
perenungan yang lebih mendasar dan
mendalam tentang kehidupan.
Filsafat dianggap bersifat metafisi dan
irrasional serta untuk memberi kearifan
dan kebijaksanaan kepada manusia. Filsafat
sejarah merupakan perenungan tentang
hakekat kejadian dan ilmu sejarah.

Ketiga :
Pada dewasa ini pengertian filsafat sering
diidentikkan dengan pengertian Wetanschaung,
Way of Life. Di Indonesia kedua istilah itu
diterjemahkan : pandangan hidup, pegangan
hidup, ideology, keyakinan, dll.
Filsafat merupakan suatu konsep yang menyeluruh
tentang alam semesta, hidup, dan kehidupan.
Filsafat dijadikan manusia baik secara kolektif
maupun secara individual didalam berbuat,
bertindak, bersikap dan berperilaku serta
didalam menghadapi dan memecahkan
permasalahan hidupnya.
Filsafat sejarah diharapkan dapat memberikan
kebijaksanaan dan kearifan dalam memahami dan
menginterpretasikan sejarah masa lampau serta
dalam berbuat berperilaku untuk menyongsong
sejarah yang akan datang.

Filsafat sejarah diharapkan dapat


memberikan kebijaksanaan dan
kearifan dalam memahami dan
menginterpretasikan sejarah masa
lampau serta dalam berbuat,
berperilaku untuk menyongsong
sejarah yang akan datang.

Pokok Materi Filsafat Sejarah


2 hal yang perlu diperhatikan dlm memahami materi
Filsafat Sejarah

Pertama
Ilmu Sejarah merekonstruksi secara
sistimatis dan kausal bagian-bagian penting
peristiwa masa lampau (past-event) yang
terdiri dari tiga unsur dasar: manusia, ruang
dan waktu.
Sedang Filsafat Sejarah mengungkap
masalah-masalah pada taraf yang lebih
mendalam dan mendasar yang tidak nampak
dan tidak faktual, serta fidakdipresentasikan
Ilmu Sejarah.

Masalah-masalah yang dibahas dan


dianalisis Filsafat Sajarah adalah
masalah-masalah yang bersifat
metaphisis, supernatural dan
irrasional. Masalah-masalah itu
misalnya struktur dalam
(inner-structure) dan kekuatan yang
menjadi sumber perubahan yang
terjadi dalam sejarah.

Kedua
Bahwa Filsafat Sejarah muncul dan
lahir atas ketidakpuasan manusia
terhadap keterbatasan, Ilmu Sejarah.
Ilmu Sejarah dianggap tidak mampu
memahami dan membuat analis
tentang masalah-masalah yang lebih
hakiki dalam kehidupan manusia.

Ilmu sejarah hanya mempresentasikan


kejadian-kejadian penting masa lampau yang
bersifat faktual. Ilmu sejarah hanya mampu
menjawab pertanyaan-pertanyaan elementer,
yaitu pertanyaan-pertanyaan :
- apa, siapa, dimana, kapan, bilamana ?
Menurut Voltaire, Sejarah hanya melaporkan
proses mata rantai perubaban kehidupan
manusia masa lampau. Tetapi tidak mampu
memandang proses perubahan yang spesifik
dan dinamis secara hakiki.

Ilmu Sejarah tidak mampu


menganalisis kekuatan yang
menggerakkan kehidupan manusia
sehingga dapat membuat perubahan
dan tidak mampu menggambarkan
struktur perubahan tersebut.
Menurut Voltaire hal-hal yang tidak
dapat dipahami dan dianalis oleh
ilmu sejarah tersebut justru
menjadi urusan Filsafat sejarah.

Filsafat sejarah tidak hanya


mendekati obyek
pembahasannya dengan
menggunakan akal semata-mata,
tetapi - dengan menggunakan
totalitas kemampuan rokhani
yang lain seperti immaginasi,
fantasi, fiksi, naluri, prediksi
assumsi dan lain-lainnya.

Pembagian Filsafat Sejarah


Para pakar filsafat sejarah, secara
umum membagi filsafat sejarah
menjadi dua bagian, yaitu :
- Filsafat sejarah kritik.
- Filsafat sejarah spekulatif.

Menurut F.R.Ankersmit, filsafat sejarah


kritis adalah bagian dari filsafat sejarah
dimana penalaran atau logika masih
berperan secara dominan.
Filsafat sejarah kritis disebut juga filsafat
sejarah analitis, membahas
problem-problem sejarah (hakekat ilmu
sejarah, makna sejarah, tujuan sejarah,
fungsi sejarah)

Filsafat sejarah spekulatif, secara khusus


membahas struktur dalam yang terkandung
dalam proses sejarah yang lazim disebut
"gerak sejarah".
Gerak sejarah ialah proses perubahan yang
terjadi dalam kehidupan manusia.
Proses-proses perubahan yang dapat
berbentuk naik-turun, maju-mundur,
pasang-surut atau timbul-tenggelam itu tidak
dapat dijelaskan dan dipahami dengan
mempergunakan akal tetapi merupakan
phenomena yang didasarkan pada imajinasi,
intuisi, naluri, fiksi, fantasi, prediksi, dan
aspek-aspek psikhologis lainnya yang bersifat
spekulatif dan irrasional.

3 Pembahasan dlm Gerak Sejarah


(F.R.Ankersmit)
1. Asal usul atau sumber gerak sejarah:
Apakah gerak sejarah berasal dari manusia
sendiri atau ada kekuatan atas alami
(superal-natural) yang ikut menentukan atau
mempengaruhi gerak sejarah.
2. Pola atau irama gerak sejarah.
Apakah gerak sejarah merupakan suatu siklus
atau perulangan yang tetap dan terus menerus
terjadi sepanjang kehidupan manusia. Atau
merupakan suatu pola yang hanya sekali terjadi
dan tak pernah berulang kembali
3. Sasaran atau tujuan gerak sejarah.
Apakah gerak sejarah terjadi untak mencapai
tujuan tertentu atau berlangsung tanpa tujuan.

A. Teori tentang sumber atau asal-usul


gerak sejarah.
1. Teori atau faham yang meyakini bahwa eksistensi dan
peranan manusia ditentukan oleh manusia sendiri yaitu
oleh totalitas kemampuan pisik dan kemampuan psikhis
terutama akal, penalaran atau rasionya. Tidak ada
kekekuatan di luar manusia (supernatural) yang ikut
mempengaruhi apalagi menentukan manusia dalam
menentukan sejarahnya. Teori atau aliran faham ini disebut
dengan bermacam-macam istilah seperti :
-otonomisme (otonom = mengurus sendiri)
-independenisme (independen
bebas)
-indeterminisme (indetermen
tidak tergantung)
-internalisme (internal = bagian dari dalam).
Tokoh-tokoh aliran. atau teori ini diantaranya adalah
Frederich Hegel yang terkenal dengan teori dialektikanya,
dan Karl. Marx yang terkenal dengan faham
historis-materialismenya.

2.Teori atau faham yang berpendapat bahwa gerak


sejarah atau proses jalannya sejarah manusia
ditentukan seluruhnya yang sepenuhnya oleh
super-natural atau kekuatan yang berada,
diluar/diatas manusia. Kekuatan supernatural yang
mengatur, menentukan, menetapkan manusia , dalam
menjalani sejarahnya tersebut dimanifestasikan dan
diberi predikat/sebutan bermacam-macam seperti
Tuhan, Allah swt., Dewa, kekuatan-gaib, serta roh
atau roh-leluhur, kodrad, takdir, nasib, fatum, darma,
hukum-alam, pepesthen (bhs.Jawa), dll.
Faham atau teori ini dari madzab yang ekstrim bahkan
berkeyakinan bahwa semua kejadian dan fenomena
kehidupan mulai dari yang besar seperti proses
perputaran bumi sampai yang kecil seperti peristiwa
jatuhnya sehelai daun dari tangkainya merupakan
perwujudan dari kekuatan supernatural. Eksistensi
dan perilaku manusia secara kolektif maupun
individual juga karena hal yang sama.

Teori atau faham yang bertolak belakang


dengan teori yang pertama juga diberi sebutan
yang berbalikan yang teori atau airan faham
yang pertama tersebut.
Nama-nama yang diberikan teori ini adalah
-heteronomisme (heterrom tidak mengurus
sendiri).
-dependenisme (dependent = tidak bebas)
-diterminisme (diterminent tergantung)
-eksternalisme (eksternal = luar, dari luar)
Tokoh-tokoh teori atau aliran faham ini antara
lain Herodotus, Thuchidides, Santo Agustinus.

3. Teori atau aliran faham yang merupakan perpaduan


antara dua teori yang terdahulu yaitu otonormisme
dan heteronomisme. Menurut teori atau aliran faham
yang ketiga gerak sejarah atau proses jalannya,
sejarah merupakan hasil perpaduan dua hal yaitu
manusia dan supernatural.
Manusia sebagai mahkluk berpenalaran (animal
rasional) memiliki kemampuan untuk meningkatkan
kualitas dan kesejahteraan hidup. Manusia
merupakan mahkluk yang mampu membuat
perubahan dan kemajuan (change and development).
Sehingga manusia merupakan mahkluk pembuat
sejarah (zoon-historicon). Tetapi kemampuan
manusia dalam menentukan sejarahnya tidak bersifat
mutlak. Kebebasan dan kemampuan manusia bersifat
terbatas. Keterbatasan manusia itu baik yang bersifat
melekat secara phisik maupun psikhis merupakan
perwujudan dari supernatural (Tuhan, Dewa, kekuatan
gaib, nasib, darma).

Dengan demikian, sejarah merupakan


hasil dari upaya dan perjuangan
manusia dengan kekuatan
supernatural yang membatasinya.
Teori atau faham ini disebut :
Konvergenisme. (convergent
memusat, bertemu pada satu titik
pusat). Tokoh, terkenal dari aliran
faham ini adalah Ibnu Khaldun.

B. Teori tentang pola atau irama


gerak sejarah.
Teori Oswald Spengler (1880-1936)
Teori tentang pola/irama gerak sejarah O.Spengler
dimuat dalam karya besarnya yang sangat
terkenal : Der Untergang des Abenlandes
(Decline of The West : Keturunan Dunia Barat).
Dengan mempergunakan hukum Schicksalnya
itu, Oswald Spengler dalam buku karyanya : Der
Untergang Des Abenlandes meramalkan bahwa
bangsa-bangsa Eropa yang telah mencapai
puncak kejayaannya sedang mengalami
masa-masa penurunan dan kemerosotan, dan
pada suatu saat pasti akan mengalami
keruntuhan.

Arnold J. Toynbee (1889-1960)


Menurut A.J. Toynbee, manusia adalah mahkluk
sejarah (makhluk pembuat sejarah) karena manusia
adalah makhluk budaya (makhluk pembuat
kebudayaan).Oleh karena itu gerak sejarah pada
dasarnya sama dengan gerak perkembangan
kebudayaan.
Menurut AJ. Toynbee pula, kebudayaan tumbuh dan
berkembang akibat proses Tantangan dan Jawaban
= (Challenge And Response). Alam sekitar
kehidupan adalah tantangan. Sedang seluruh
aktivitas manusia dalam menghadapi,
mangantisipasi dan menjawab, tantangan itu adalah
jawaban. Kebudaaan adalah manifbstasi dan refleksi
dari proses Tantangan dan Jawaban.

Gerak sejarah yang identik dengan gerak


kebudayaan berlangsung melalui tahapan-tahapan
tertentu, yaitu :
- Genesis of Civilizations (lahirnya kebudayaan)
- Growth of Civilizations (perkembangan
kebudayaan)
- Decline of Civilizations (keruntuhan kebudayaan)
Tahapan yang terakhir (Decline of Civilizations)
berlangsung melalui tiga sub tahapan :
- break down of civilizations (kemerosotan
kebudayaan)
- disentegration of civilizations (kehancuran
kebudayaan)
- dissolution of civilizations (lenyapnya kebudayaan).

Tiap-tiap tahapan dan sub-tahapan itu


berlangsung dalam kurun waktu yang relatif dan
lama, ratusan bahkan sampai ribuan tahun.
Menurut Oxwald Spengler gerak sejarah dapat
diidentikkan dengan pengertian
kebudayaan-peradaban, inklusif kebudayaan
peradaban yang hidup dan dimiliki oleh suatu
bangsa atau. bangsa-bangsa (kelompokk
bangsa). Perkembangan kebudayaan
peradaban terikat oleh apa yang disebut :
Schicksal. Schicksal atau Hukum Alam (=
kodrat, nasib, takdir, fatum) menguasai dan
berlaku pada. seluruh cosmos (alam kehidupan)
baik macro-cosmos (alam besar, alam semesta.)
dan micro cosmos (alam kecil) yaitu unsur-unsur
macro cosmos, termasuk : flora, fauna, gejala
alam. (musim, waktu, d1l) serta manusia dan
kebudayaannya.

Schicksal atau hukum alam itu


merupakan siklus (perulingan kejadian
atau gejala) yang berlangsung secara
konsisten atau langgeng. Schicksal
tersebut berlakunya melalui proses
pekembangan sbb.
a. Flora & Fauna
: lahir tumbuh,
berkembang, menurun, menua, mati
b. Hari : pagi, siang, sore, petang,
malam

c. Musim: semi, panas, rontok,


gugur,dingin
d. Manusia : lahir, kanak, remaja,
dewasa, tua, mati
e. Kebudayaan : lahir, tumbuh,
berkembang, jaya, runtuh, lenyap

Irama gerak sejarah menurut


Pitirin Sorokin.
Menurut P. Sorokin gerak-sejarah berlangsung
menyerupai fluktuasi (ayunan) dalam bentuk :
naik-turun, pasang-surut dan timbul-tenggelam.
Fluktuasi itu terjadi karena. percampuran antara
dua gerak atau dua tipe kebudayaan yaitu :
kebudayaan yang bercorak
kerokhanian/keagamaan (ideational culture).
Kebudayaan yang bercorak kebendaan atau
materi (sensate culture).

Mula-mula kebudayaan bercorak salah satu


diantaranya, misalnya bercorak kerokhanian.
kemudian timbul unsur-unsur kebudayaan kebendaan,
sehingga terjadilah pembauran dua
corak - kebudayaaa yang kontraversial tersebut
sehingga terbentuk kebudayaan terpadu yang ideal
(idealistic cultural). Lama kelamaan kebudayaan baru
yang ideal ini berkembang menjadi kebudayaan
kebendaan.
Berulang, akan timbul lagi unsur-unsur kebudayaan
kontraversial yaitu kebudayaan kerokhanian yang
sekali lagi mengakibatkan pembauran, atau
keterpaduan diantaranya sehingga lahir kebudayaan
ideal. Dan kebudayaan ideal yang baru ini akan
berkembang menjadi kebudayaan kerokhanian.

Menurut Pitirin Sorokin gerak sejarah


merupakan proges pergantian dua corak
kebudayaan yang berbeda. dengan kebudayaan
transisi atau kebudayaan masa peralihan yang
bercorak idealistik. Apakah teori Pitirin Sotokin
ini diilhami Dialektika Hegel ?
Sebagai illustrasi Pitirin Sorokin menjelaskan
perkembangan kebudayaan Eropa, yang
bekembang dalam tahapan-tahapan sbb.
- kebudayaan Yunani-kuno (bercorak kerokhanian)
- kebudayaan Romawi (bercorak kebendaan)
- kebudayaan Scholastik (bercorak kerokhanian)- kebudayaan Renaissance (bercorak kebendaan).
Diantara Era-era kebudayaan tersebut terdapat
masa kebudayaan transisional (peralihan) yang
bercorak ideal (dialistik).

C.Teori tujuan gerak Sejarah


1. Gerak sejarah sebagai pelaksanaan kodrad dan
kehendak Tuhan. Dengan demikian tujuan gerak
sejarah adalah untuk mencari kesempurnaan abadi
bagi kehidupan terakhir manusia, yaitu kehidupan
pasca-dunia (kehidupan akhirat). Hal ini seperti
dikemukakan oleh Santa Thomas dalam karyanya :
Civitas Dei.
Menurut Santa Thomas tujuan gerak Sejarah
memberi kesempatan kepada manusia, untuk
mencapai kerajaan Tuhan di akhirat nanti. Sedang
kehidupan dunia dengan gerak sejarahnya hanya
merupakan alat atau perantara yang bersifat
sementara saja.

2.Tujuan gerak sejarah adalah untuk mencapai


tujuan keduniawian dan tujuan akherat. Oleh
karena itu gerak sejarah merupakan
keseimbangan antara hasil usaha atau aktivitas
manusia dengan kodrad dan perwujudan
hukum dan kehendak Tuhan.
Gerak sejarah merupakan perpaduan antara
perubahan hasil perjuangan manusia dalam
usaha memperoleh kepuasan dan
kesejahteraan materi atau duniawi, dan kodrad
dan iradat Tuhan yang membatasi kebebasan
manusia. Teori ini dikemukakan oleh Ibnu
Khaldun dalam karya besarnya yang sangat
terkenal Al Muqaddimah.

3.Tujuan gerak sejarah sepenuhnya berorientasi


pada tujuan dan urusan duniawi.
Gerak sejarah timbul karena aktivitas dan
perjuangan manusia untuk mendapatkan
kepuasan dan kebahagiaan hidupnya. Oleh
karena itu gerak sejarah seringkali
memanifestasikan diri dalam berbagai konflik
atau pertentangan antar manusia dan
antar - golongan manusia. Gerak sejarah juga
dapat berwujud perlombaan dan persaingan
yang dianggap sebagai salah satu sumber
perubahan dan kemajuan. Teori ini antara lain
dikemukakan oleh F. Hegel dan Karl Marx serta
sejumlah tokoh dan pakar pada masa pasca,
renaissance di Eropa.

4.Teori yang menyatakan bahwa gerak sejarah


terjadi dan berlangsung tanpa arah-tujuan.
Gerak sejarah merupakan proses perubahan
dan proses kemajuan yang bertangsung
secara alami dan secara kodrati tanpa dapat
diketahui dan dipahami apa sebenarnya dan
apa tujuannya.
Teori ini dikemukakan oleh
sejararawan-sejarawan Yunani-kuno seperti
Herodotus dan Thucidides dengan faharn
fatumnya serta oleh sejarawan modern
seperti Oswald Spengler.

KEKUATAN-KEKUATAN
SEJARAH
Carl G.Gustavson : A Preface to History
mengidentifikasi 6 kekuatan sejarah : 1.
ekonomi, 2. agama, 3. institusi, 4.
teknologi, 5. ideologi, 6. militer.
Kuntowijoyo : 1. individu, 2. seks, 3. umur,
4. golongan, 5. etnis dan ras, 6. mitos, 7
budaya.

Latihan :
Silahkan anda kaji dengan teori gerak sejarah
(pilih salah satu) :
1. Peristiwa 28 Oktober 1928
2. Peristiwa 17 Agustus 1945
3. Peristiwa Madiun 1948
4. Peristiwa G 30 S PKI 1965
5. Peristiwa Jatuhnya Presiden Suharto (ORBA)
1998
6. Peristiwa Sunami Aceh
7. Peristiwa Lapindo
8. Peristiwa Situ Gintung

Anda mungkin juga menyukai