Rangkuman BMP - UT
INDRA KURNIAWAN
Kelompok Belajar Satpol PP Kabupaten Tegal
MODUL 1
Peranan & Fungsi Pajak
KEGIATAN BELAJAR 1
Tugas & Fungsi Negara
Persoalan penetapan tujuan Negara merupakan masalah yg pertama-tama dipikirkan dlm pembentukan suatu Negara,
dan tujuan Negara itu akan dicapai dg mempergunakan cara/sistem tertentu yg dianggap dpt mencapai tujuan tersebut.
Tujuan Negara secara umum a/ sama, yaitu terciptanya masyarakat yg sejahtera menurut visi & keyakinan yg melandasi
bangsa.
Adam Smith dlm bukunya wealth of Nation mengatakan ada 4 tugas yg dlm pelaksanaannya dilakukan oleh
pemerintah:
(1) Pertahanan;
(2) Keamanan dlm negeri;
Tugas pelayanan
Tugas perniagaan juga dilakukan oleh Negara, yaitu tugas yg berhubungan dg kegiatan u/ memproduksi, membeli &
kemudian menyalurkan barang/jasa kpd masyarakat. ==> dlm melaksanakan tugas perniagaan, faktor untung & rugi
bukanlah merupakan tujuan utama, namun yg menjadi tujuan utama a/ terpenuhinya kebutuhan masyarakat.
Tujuan Negara kita a/ :
1) Melindungi segenap bangsa Indonesia & seluruh tumpah darah Indonesia; ==> sejalan dg tugas 1 & 2 versi Adam
Smith
2) Memajukan kesejahteraan umum; ==> sejalan dg tugas 3 versi Adam Smith
3) Mencerdaskan kehidupan bangsa; ==> sejalan dg tugas 4
4) Ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi & keadilan sosial. ==> merupakan
ciri tersendiri dari Negara kita.
Ada beberapa macam/cara yg dpt dipergunakan sbg sumber pembiayaan oleh pemerintah dlm usaha u/ membiayai
kegiatannya. Secara umum sumber dana dpt dikategorikan ke dlm sumber dari dalam & sumber dari luar.
John F. Due, macam sumber dana sbb :
(1) Penjualan barang & jasa milik pemerintah;
(2) Pinjaman;
(3) Penciptaan/pencetakan uang, sumber ini mempunyai resiko tersendiri, yaitu mendorong laju inflasi apabila jumlahnya
tdk terkontrol;
(4) Bantuan/pemberian dari Negara lain;
(5) Perpajakan.
KEGIATAN BELAJAR 2
Pilihan Penggunaan Sumber-Sumber Dana (Pendapatan)
PENCIPTAAN UANG
John F. Due, ada 2 cara dlm penciptaan uang :
(1) Pengeluaran uang kertas baru;
(2) Penciptaan uang.
Pd cara kedua pemerintah menerima kredit dari Bank Sentral sbg gantinya Bank Sentral menerima surat-surat obligasi
pemerintah ==> pd hakikatnya sifatnya seperti pinjaman.
Resiko yg dapat timbul dari cara ini ada inflasi & ketdkadilan.
Satu hal yg perlu diperhatikan a/ apabila penggunaan sumber-sumber dana mengalami kesukaran & investasi hrs
dilakukan, maka cara penciptaan uang mungkin cara yg benar dpt dibenarkan.
PINJAMAN
Dpt diperoleh dari :
(1) Dalam Negeri, yg pd hakikatnya tdk mempunyai pengaruh trhdp sumber-sumber perekonomian dlm negeri ==>
sumber dalam negeri yg berada di masyarakat hanya dialihkan kpd pemerintah dlm bentuk pinjaman ==> dpt
dilakukan pemerintah dg mengeluarkan obligasi, penggunaan tabanas/taska;
(2) Luar Negeri, dpt berakibat adanya tambahan sumber-sumber riil yg dpt dipergunakan dlm membiayai usaha Negara.
PERPAJAKAN
Sumber-sumber dari perpajakan dianggap adil, krn ada pembagian beban antara pemerintah & masyarakat.
Administrasi Perpajakan ~ 1 ~
KEGIATAN BELAJAR 3
Peranan & Fungsi Pajak sbg Salah Satu Sumber Penerimaan Negara
Penerimaan Negara yg berasal dari pajak a/ merupakan sumber yg baik, krnnya sumber ini perlu ditingkatkan baik
melalui cara intesifikasi maupun ekstensifikasi.
PENGERTIAN PAJAK
Sebelum pajak ditetapkan maka ketentuan tsb hrs mndptkn pengesahan dari masyarakat ==> UUD 45 Pasal 23 ayat 2.
Prof. Dr. A.J.A. Adriani, pajak a/ iuran kpd Negara menurut UU dg tdk mndpt prestasi langsung yg dpt ditunjukkan &
yg gunanya u/ membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dg tugas Negara u/ menyelenggarakan
pemerintahan.
Frederick R. Garven & Alvin H. Hansen, tax is compulsory payment collected by the government from individuals &
corporations, without reference to benefit for the support of governmental operations.
Beberapa pokok pikiran ttg pajak :
(1) Merupakan iuran wajib;
(2) Penarikannya dpt dipaksakan.
PERANAN & FUNGAI PAJAK
Sumber penerimaan Negara terdiri atas 2 kategori yaitu : sumber dari dalam & sumber dari luar.
Jumlah dana yg berasal dari luar dibandingkan dg jumlah dana yg dibutuhkan u/ biaya pembangunan dikalikan 100%
akan menunjukkan angka ketergantungan pembiayaan kegiatan Negara. ==> semakin besar angka, semakin besar
ketergantungan Negara dengan sumber dana dari luar & ini sangat tdk baik bagi pembangunan suatu Negara. Krn
pinjaman hrs dikembalikan & mempunyai beban tetap (bunga).
Administrasi Perpajakan ~ 2 ~
MODUL 2
Hak Negara Memungut Pajak
KEGIATAN BELAJAR 1
Hak Negara Memungut Pajak
Pajak itu bersifat paksaan. Paksaan pd pajak bersifat yuridis, dpt membawa akibat-akibat hukum bg pelanggarnya, misal
denda, beslah/penyitaan bahkan penjara.
Banyak teori dikemukakan u/ memberikan dasar keadilan & membenarkan hak Negara memungut pajak yg semua
berdasarkan pd cita-cita mengenai hukum Negara. ==> timbul dua ajaran Negara yg membenarkan hak Negara
memungut pajak :
1) Ajaran Negara individualistis yg melahirkan teori prestasi/acquivalentic theotie
Pemungutan pajak oleh Negara didasarkan pd kemauan sukarela dari rakyat krn pertimbangan-pertimbangan
adanya kepentingan & keuntungan-keuntungan yg diperoleh dari adanya jasa-jasa kolektif bangsa.
2) Ajaran Negara organis/organische stratsleer yg melahirkan teori kewajiban pajak mutlak/teori bakti.
Kewajiban membayar pajak terletak pd kemauan Negara yg membebankan kewajiban membayar pajak iru secara
sepihak kpd rakyat.
Teori ini mengajarkan, bahwa oleh krn Negara mempunyai kehidupan sendiri yg tdk tergantung dari hidup
warganya, & krn hidup Negara itu primer, maka Negara mempunyai hak mutlak u/ memungut pajak sbg tanda
bakti warga kpd Negara.
Prof J.R. Hicks, Negara itu tdk tergantung dari pertimbangan-pertimbangan individu, krn Negara merupakan suatu
Zwangs verband, di mana org tdk dg sesukanya sendiri masuk/keluar perkumpulan Negara & bahkan Negara sbg
subjek ekonomi mempunyai kemungkinan u/ mencari penghasilannya dg ancaman paksaan yg dilakukan secara sepihak.
U/ melaksanakan tugas & fungsi Negara, bibuthkan biaya ==> cara yg paling efektif u/ membagi biaya Negara tsb di
antara anggota masyarakat, menurut Prof. J.R. Hicks a/ melalui pemungutan pajak.
Negara memungut pajak bukan didasarkan semata-mata atas pndpt, bahwa Negara itu memiliki kekuasaan shg dpt
memaksakan kemauannya kpd masyarakat u/ membayar pajak. Melainkan hak itu timbul krn pelaksanaan tugas Negara
yg diamanatkan oleh rakyat.
KEGIATAN BELAJAR 2
Prinsip-prinsip Perpajakan
Prinsip/asas-asas perpajakan yg paling terkenal a/ yg dikemukakan oleh Adam Smith, yg terkenal dg Smiths Canons
atau Four Canons of Taxations, yaitu :
1) Prinsip kesesuaian (equality), beban pajak hrs sesuai dg kemampuan relatif dr setiap wajib pajak. Perbedaan dlm
tingkat penghasilan hrs digunakan sbg dasar di dlm mendistribusikan beban pajak itu;
2) Prinsip kepastian (certainty), pajak hendaknya tegas, jelas & pasti bg setiap wajib pajak;
3) Prinsip kesenangan/kenikmatan (conveniency), pajak hendaknya jangan terlalu menekan wajib pajak shg wajib pajak
akan dg suka/senang hati membayarnya;
4) Prinsip ekonomi (economic), pajak jangan sampai merusak sumber-sumber ekonomi masyarakat, bahkan hrs
mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Prof. W.J. de Langen, mengemukakan 7 asas pokok perpajakan yg ideal :
1) Asas kesamaan (gelijkheidsbeginsel), org-org yg mempunyai keadaan yg sama hendaknya dikenakan pajak yg sama
pula;
2) Asas daya pikul/kuat pikul (dragkrachtbeginsel), bahwa setiap wajib pajak hendaklah dibebani pajak sesuai dg
kemampuannya ==> u/ mengetahui kemampuan seseorg, yg perlu mendpt perhatian a/ pendptannya, kekayaan &
pengeluaran-pengeluaran u/ konsumsinya ==> dlm pelaksanaannya yg paling cocok a/ tarif progresif;
3) Asas perolehan utama (beginsel van de bevoorrechte verkrijging), bahwa seseorg yg memperoleh keuntungan/dlm
keadaan istimewa, hendaknya dikenakan pajak istimewa, misal warisan, hadiah dll;
4) Asas kenikmatan/manfaat (profitjebeginsel), pajak dikenakan kpd org-org yg menerima kenikmatan/manfaat dari
jasa-jasa & barang-barang yg diproduksi oleh pemerintah ==> pembayaran pajak disamakan dg transaksi jual beli;
5) Asas
kesejahteraan
(welvaarbeginsel),
bahwa
dg
adanya
tugas
pemerintah
yg
pd
suatu
pihak
memberikan/menyediakan barang-barang & jasa-jasa bg masyarakat & di lain pihak menarik pemungutanpemungutan u/ membiayai kegiatan pemerintah tsb ==> meningkatkan kesejahteraan masyarakat;
6) Asas pengorbanan yg sekecil-kecilnya (beginsel van het minste bed), asas yg menghendaki derita yg sekecil-kecilnya
bagi wajib pajak atas beban yg ditanggungnya sbg akibat pemungutan pajak oleh pemerintah; ==> tariff progresif
7) Asas kepastian/keadilan (beginsel van degeoorloofde uitvoering).
Administrasi Perpajakan ~ 3 ~
Frederick B. Garver & Alvin Harvey Hansen, mengemukakan asas perpajakan yg lebih sederhana dg melihat kpd
efek/pengaruh pajak trhdp pembagian kekayaan masyarakat & trhdp perkembangan harga-harga secara umum, yaitu :
1) A tax system must be productive;
2) The system as a whole should be flexible enough to permit the revenue to changing needs;
3) The taxes that make up the system should dependable;
4) Every tax ought to be economical.
Ursula K. Hikcs, mengajukan 3 asas bagi perpajakan yg ideal, yaitu :
1) Tujuan utama penerimaan Negara melalui pajak a/ u/ membiayai tugas Negara, maka hendaklah dipilih pajak-pajak
yg paling efisien u/ memenuhi tujuan tsb;
2) Pemungutan pajak hendaklah didasarkan atas kemampuan org perorg;
3) Pemungutan pajak hrs bersifat umum.
R. Santoso Brotodiharjo, asas perpajakan dibagi menjadi 4, yaitu :
1. Asas Recht filosofi, terdiri dari :
u/ memberi jawaban atas pertanyaan, atas dasar apakah maka Negara seakan-akan memberi hak kpd dirinya u/
membebani rakyat dg yg disebut pajak.
a) Teori asuransi;
Membenarkan Negara memungut pajak atas dasar tugas Negara u/ melindungi org & segala kepentingannya,
maka sbgmn halnya dg setiap perjanjian asuransi (pertanggungan), u/ perlindungan tsb diperlukan
pembayaran premi, pajak dianggap sbg premi.
Sebenarnya perbandingan Negara dg asuransi kurang tepat krn :
(1) Dlm hal timbul kerugian (misal : mati terbunuh), tdk ada penggantian dari Negara;
(2) Antara pembayaran jumlah-jumlah pajak dg jasa-jasa yg diberikan oleh Negara, tdklah trdpt hubungan yg
langsung.
b) Teori kepentingan;
Menitikberatkan perhatiannya pd pembagian beban yg hrs dipungut dari penduduk seluruhnya, yg didasarkan
atas kepentingan masing-masing org dlm tugas pemerintah (yg bermanfaat baginya) termasuk juga
perlindungan atas jiwa & harta bendanya. Maka sdh selayaknya kalau biaya-biaya yg dikeluarkan oleh Negara
dibebankan kpd masyarakat.
Teori ini banyak mendptkn sanggahan krn pemungutan pajak disamakan dg iuran retribusi.
kembali
ke
masyarakat
dg
maksud
u/
memelihara
hidup
masyarakat.teori
ini
Administrasi Perpajakan ~ 4 ~
3. Asas Ekonomis;
Selain mempunyai fungsi budgeter, pajak juga memiliki fungsi pengaturan, krnnya setiap bentuk pungutan pajak
hendaklah :
a) Diusahakan supaya tdk menganggu/menghambat lancarnya produksi & perdagangan;
b) Pajak jangan sampai menganggu/merusak sumber-sumber kemakmuran rakyat.
4. Asas Finansial.
Dlm hal ini yg dimaksud a/ asas keuangan Negara.
Tujuan
utamanya
a/
fungsi
budgetair,
hasil
pemungutan
pajak
hendaknya
memadai,
cukup
u/
KEGIATAN BELAJAR 3
Tarif Pajak
(1) Tarif Progresif/Meningkat
Prosentasenya semakin meningkat (naik) dg semakin meningkatnya taxable capacity-nya.
Contohnya a/ pajak penghasilan (pasal 17 UU No. 7/1983 ttg Pajak Pengahsilan). Di mana tarifnya a/ sbb :
Penghasilan Kena Pajak
Tarif Pajak
s.d 10 juta
15%
25%
di atas 50 juta
35%
Administrasi Perpajakan ~ 5 ~
MODUL 3
Pengaruh Pemungutan Pajak
KEGIATAN BELAJAR 1
Fungsi & Pengaruh Pengenaan Pajak
Fungsi pajak a/ :
(1) Fungsi budgeter, merupakan fungsi yg pertama dari pajak, dlm rangka memenuhi kebutuhan Negara akan dana.
(2) Fungsi mengatur, pajak dpt dipakai sbg alat u/ mencapai tujuan ekonomis & sosial spt pemerataan pndptan
masyarakat, dpt mendorong/bahkan menghambat pertumbuhan ekonomi tertentu dll.
Antara kedua fungsi tsb seharusnya dipikirkan bersama-sama, krn apabila salah satu fungsi pajak misalnya fungsi
pengaturan diabaikan akan dpt membawa akibat-akibat yg tdk baik dlm masyarakat.
Paradox of trift a/ semakin banyak & besar tabungan yg dilakukan oleh masyarakat yg berarti semakin kecil
pengeluaran konsumsi, mempunyai dampak negative trhdp perusahaan.
Dlm rangka meningkatkan tabungan agar dpt berfungsi baik u/ kepentingan Negara maupun perusahaan pd umumnya,
pemerintah melancarkan kampanye tabungan dg memberikan perangsang, perangsang yg diberikan a/ dg memberikan
bunga tertentu & tdk mengusut asal usulnya serta u/ sementara menangguhkan pajaknya (PP No. 37/1983).
KEGIATAN BELAJAR 2
Pergeseran & Keterkenaan Pajak
Dlm kondisi tertentu WPlah yg akan membayar, akan tetapi dlm kondisi tertentu pula WP akan membebankannya kpd
org lain baik seluruhnya maupun sebagian. Contoh pajak/cukai yg dikenakan atas rokok & dikenakan kpd pabrik rokok.
Pabrik dpt/memang sengaja menaikkan harga pokok yg dlm harga rokok itu sdh diperhitungkan besarnya pajak.
Cara di atas produsen rokok menggeser pajak maju kpd pembeli rokok, shg pd hakikatnya pembelilah yg membayar
pajak/cukai rokok lewat harga rokok yg telah dinaikkan.
Produsen rokok dpt juga menggeser bebannya kpd petani tembakau, dg cara menurunkan permintaan akan tembakau,
shg dg melalui cara ini permintaan tembakau akan berkurang yg akan menyebabkan turunnya harga tembakau. Cara
pergeseran ini dinamakan pergeseran pajak ke belakang.
Baik seluruh/sebagian pajak dpt digeserkan pengenaannya, misal :
(1) Seluruhnya dipikul oleh konsumen;
(2) Sebagian ditanggung oleh konsumen;
(3) Seluruhnya ditanggung oleh pengusaha.
Harga jual yg ditetapkan oleh perusahaan sdh termasuk pajak yg hrs dipikul, sebab apabila dibebankan kpd konsumen
harga akan semakin tinggi shg perusahaan tdk dpt bersaing. Menghadapi keadaan semacam ini bg perusahaan ada 3
cara, yaitu :
(1) Mengurangi keuntungan bersihnya ==> dpt dilakukan apabila keuntungan sebelumnya lebih besar drpd pajak yg hrs
dibayarkan;
(2) Mengadakan cara kerja yg efisien shg diperoleh harga pokok yg dpt menutup pajak;
(3) Mengurangi keuntungan sekaligus efisiensi cara berproduksi.
KEGIATAN BELAJAR 3
Bentuk-bentuk Penghindaran Pajak serta Masalah Shifting & Incidence
Shifting a/ proses pemindahan pajak, sdg akibat dari shifting yaitu yg membayar pajak disebut dg incidence. Contohnya
a/ produsen yg mengajukan unsur pajak ke dlm harga penjualan barang, maka hakikatnya pembeli/konsumenlah yg
membayar pajak.
Proses shifting dpt berulang, dg jalan mereka yg terkena pergeseran pajak, membebankan pajaknya kpd org/badan dlm
hal ini konsumen yg menggunakan barang produk. Diagramnya :
Administrasi Perpajakan ~ 6 ~
PERUSAHAAN A
sbg produsen
shifting
PERUSAHAAN B
sbg penyalur
shifting
KELOMPOK C
incidence
sbg penyalur
Ket : perusahaan A sbg produsen barang pd hakikatnya a/ merupakan subjek pajak, hanya saja dlm pembayarannya
dibebanka kpd konsumen melalui proses shifting. ==> perusahaan A a/ merupakan impact yg seharusnya membayar
pajak, subjek yg asli (original imposed) yg mentransfer pajaknya kpd perusahaan B & begitu pula B mentransfer beban
pajaknya pd konsumen C. Dari peristiwa di atas ada 3 istilah yg dpt kita ketahui :
1) The impact of taxation, subjek pajak yg mula-mula (original) membayar pajak;
2) The shifting of the tax, proses transfer pajak;
3) The incidence of the tax, penerima/pembayar pajak.
Suatu pajak tdk dpt dishift apabila pajaknya a/ betul-betul perorangan/tdk ada hubungan trhdp suatu tindakan usaha
==> pajak langsung tdk dpt dishifting ==> the impact of the tax a/ langsung sbg the incidence of the tax.
Ada 3 bentuk shifting :
1. Forward Shifting
Terjadi apabila beban pajak dipindahkan dari pengusaha sbg pembayar pajak kpd pembayar pajak yg terakhir
Diagramnya :
Pabrikan
Whole saler
retailer
Subjek pajak
konsumen
Pembayar
2. Backward Shifting
Terjadi apabila beban pajak ditransfer dari konsumen melalui proses distribusi kpd produsen, dg cara konsumen
hanya membayar harga barang setelah dikurangi dg pajak.
Diagramnya :
Pabrikan
Whole saler
retailer
konsumen
3. Onward Shifting
Terjadi apabila pajak dpt dipindahkan 2 kali atau lebih, baik secara ke muka (dari pabrikan ke konsumen) atau ke
belakang (dari konsumen ke produsen).
Pabrikan
Whole saler
retailer
konsumen
1. Capitalization (kapitalisasi/penggabungan)
a/ pengurangan harga dari obyek pajak yg jumlahnya sama dengan (equal) nilai kapitalisasi dari pajak di masa yg
akan dating yg diperkirakan oleh pembeli akan dibayar.
Keadaan ini dpt terjadi pd harta yg dpt menghasilkan pendptan spt gedung yg komersil.
Kapitalisasi dpt dikategorikan sbg bentuk khusus dari backward shifting, pndpt ini tdk seluruhnya benar krn
backward shifting termasuk singletax, sdg kapitalisasi a/ melepas kembali dari keseluruhan rentetan pajak ==>
apabila suatu pajak dpt dishift, maka pajak tdk dpt dikapitalisasi, kalau pajak dpt dikapitalisasi, maka pajak itu dpt
dishift.
Administrasi Perpajakan ~ 7 ~
2. Transformasi (pengubahan)
a/ merupakan suatu cara penghindaran pajak dg melakukan efisiensi di bidang produksi, krn produsen yg menjadi
subyek pajak takut kehilangan pasaran hasil produksinya kalau ia memasukkan pajak Negara ke dlm harga jual.
Penggunaan cara berproduksi yg efisien akan dpt menurunkan unit cost yg lebih rendah.
3. Evasion (pengelakan/penghindaran)
a/ cara menghindari pajak yg dilakukan secara illegal/penipuan u/ tdk membayar pajak yg dibebankan kpd
seseorg.
Contohnya
menyembunyikan/memberikan
keterangan
yg
tdk
jelas
dari
4. Exemption (pembebasan)
a/ pemberian kekebalan kpd seseorg/perusahaan tertentu/perusahaan dlm tingkat tertentu dari pembayaran
pajak di mana dlm suatu Negara setiap org/perusahaan diwajibkan u/ membayar pajak ==> kekebalan a/
pemberian hak tertentu u/ tdk membayar pajak oleh Negara kpd sebagian warganya berdasarkan pertimbangan
tertentu.
Forward shifting
shifting
onward shifting
Penghindaran Pajak
melakukan pertukaran
capitalization
yg tdk mengakibatkan
kerugian pemerintah
yg mengakibatkan
kerugian pemerintah
backward shifting
transformasi
yg diperkenankan UU
avoidance
yg tdk diperkenakan UU
evasion
exemption
Administrasi Perpajakan ~ 8 ~
MODUL 4
Kebijaksanaan Fiskal
KEGIATAN BELAJAR 1
Pembangunan Nasional
Dlm pembukaan UUD 45 telah disebutkan mengenai cita-cita kemerdekaan bangsa & Negara yg dpt disebutkan secara
singkat yaitu terwujudnya masyarakat yg adil & makmur.
Keadaan masyarakat yg hendak kita tuju itu tdk dpt dicapai dlm sekejap, oleh krn itu dlm setiap GBHN yg mempunyai
masa 5 tahun mempunyai tujuan :
1) Meningkatkan taraf hidup, kecerdasan & kesejahteraan seluruh rakyat yg makin merata & adil;
2) Meletakkan landasan yg kuat u/ tahap pembangunan berikutnya.
Pembangunan berlandaskan pd trilogy pembangunan :
1) Pemerataan pembangunan beserta hasil-hasilnya yg menuju pd terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat;
2) Pertumbuhan ekonomi yg cukup tinggi;
3) Stabilitas nasional yg sehat & dinamis.
Asas-asas pembangunan :
1) Asas manfaat;
2) Asas usaha bersama & kekeluargaan;
3) Asas demokrasi;
4) Asas adil & merata;
5) Asas perikehidupan dlm keseimbangan;
6) Asas kesadaran hukum;
7) Asas kepercayaan diri sendiri.
KEGIATAN BELAJAR 2
Kebijaksanaan Pembiayaan Pembangunan
Sasaran utama pembangunan jangka panjang a/ terciptanya landasan yg kuat bg bangsa Indonesia u/ tumbuh &
berkembang atas kekuatan sendiri menuju masyarakat yg adil & makmur berdasarkan Pancasila, sdg titik berat dlm
pembangunan jangka panjang a/ bidang ekonomi dg sasaran utama u/ mencapai keseimbangan antara bidang pertanian
dan bidang industri serta terpenuhinya kebutuhan pokok rakyat.
Pembangunan ekonomi mempunyai arti pengolahan kekuatan ekonomi potensial menjadi ekonomi riil melalui penanaman
modal, penggunaan teknologi serta melalui penambahan kemampuan berorganisasi & manajemen.
Pembangunan ekonomi yg kita lakukan hrs didasarkan kpd demokrasi ekonomi di mana di samping pemerintah,
masyarakat hrs juga memegang peranan aktif dlm pembangunan.
Dlm GBHN, demokrasi ekonomi telah dikemukakan secara jelas ciri-cirinya sbb :
1) Perekonomian disusun sbg usaha bersama berdasar asas kekeluargaan;
2) Cabang-cabang produksi yg penting bg Negara & menguasai hajat hidup org banyak dikuasai oleh Negara; dll.
Ciri-ciri dlm pelaksanaan demokrasi ekonomi yg hrs dihindarkan a/ :
1) Sistem free fight liberalism;
2) Sistem etatisme;
3) Pemusatan ekonomi pd satu kelompok dlm bentuk monopoli yg merugikan masyarakat.
Sistem free fight liberalism dlm pelaksanaannya menimbulkan adanya perbudakan manusia satu dg yg lainnya.
Menimbulkan penjajahan. Drs. Soetrisno , daerah jajahan dijadikan oleh penjajah sbb :
1) Daerah penghasil bahan mentah;
2) Daerah pemasaran hasil-hasil industri Negara-negara penjajah;
3) Daerah penanaman modal bg Negara-negara penjajah krn tersedianya buruh murah & bahan-bahan mentah di
daerah jajahan.
SUMBER PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN
Pembangunan nasional memerlukan investasi yg besar, karena dana yg tersedia berdasarkan kemampuan sendiri belum
mencukupi maka dlm GBHN penggunaan dana dari luar negeri dimungkinkan ==> fungsi bantuan luar negeri a/
merupakan pelengkap.
Pemilihan penggunaan sumber hutang mana yg akan diambil oleh pemerintah menurut DR. M. Soeparmoko dpt dibagi
dlm :
1) Pd masa penerimaan pinjaman
2) Pd pembayaran kembali pinjaman
Administrasi Perpajakan ~ 9 ~
KEGIATAN BELAJAR 3
Kebijaksanaan Perpajakan
PENGERTIAN KEBIJAKSANAAN PERPAJAKAN
Aspek/bagian dari ilmu pengetahuan yg mempelajari kemungkinan dari berbagai alternative alat/instrument yg
digunakan u/ mencapai tujuan disebut dg kebijaksanaan ==> kebijaksanaan perpajakan a/ merupakan penetapan dari
pemilihan berbagai cara/metode atau alat yg dipergunakan u/ mencapai tujuan Negara.
Kebijaksanaan perpajakan (fiscal policy) belum memperoleh pengertian yg pasti krn belum ditarik garis pemisah yg jelas
antara fiscal policy & keuangan Negara di satu pihak dg kebijaksanaan keuangan & kebijaksanaan ekonomi pemerintah di
pihak lain.
Pd permulaannya, kata fiscal dlm fiscal policy sama (sinonim) dg keuangan Negara yg lazim dlm bahasa inggris
mencakup:
(1) Penerimaan (revenue);
(2) Expenditure (pengeluaran;
(3) Kebijaksanaan utang (debt policy).
Istilah kebijaksanaan perpajakan dewasa ini mempunyai arti yg lebih luas lagi, yaitu segala sesuatu yg bertalian dg
usaha pemerintah u/ menstabilkan/mendorong tingkat aktivitas ekonomi.
John F. Due, kebijaksanaan perpajakan mempunyai tiga tujuan utama, yaitu :
1) u/ menjamin laju pertumbuhan perekonomian yg sebenarnya mengenai laju pertumbuhan potensial, dg
mempertahankan kesempatan kerja yg penuh;
2) u/ mencapai suatu tingkat harga umum stabil & wajar;
3) u/ meningkatkan laju pertumbuhan potensial, kalau mungkin tanpa menrintangi tujuan-tujuan lain dari masyarakat yg
hendak dicapai.
Prof. Dr. Soemitro, kebijaksanaan fiscal sbg instrument hrs mempunyai tujuan yg simultan yaitu langsung dpt
diperoleh dana/sumber pembiayaan u/ dipergunakan sbg investasi publik & secara tdk langsung sbg perantara dari
tabungan masyarakat ke arah kegiatan yg produktif, maupun digunakan u/ mencegah pengeluaran pemerintah yg
menghambat pembangunan.
Alat yg dpt dipergunakan u/ melaksanakan fiscal policy a/ :
(1) Penerimaan-penerimaan Negara sbg hasil sumber-sumber pndptn Negara, terutama pajak;
(2) Pengeluaran-pengeluaran Negara;
(3) Kredit.
ASAL MULA KEBIJAKSANAAN PERPAJAKAN
Sebelum tahun 1930 yg dikenal a/ istilah kebijakan moneter. Pd masa depresi yg terjadi th 1930 teori kebijaksanaan
perpajakan u/ pertama kali muncul, krn pemerintah tdk mempunyai kebijaksanaan moneter dlm menanggulangi masalah
depresi itu.
Dasar pemikiran dlm kebijaksanaan perpajakan a/ bahwa pemerintah tdk dpt disamakan dg individu dlm pengaruhnya
trhdp tindakan masing-masing sbg keseluruhan. Pd umumnya individu akan mengurangi pengeluaran apabila
penerimaannya menurun. Apabila penerimaan pemerintah mengalami penurunan & krnnya mengurangi pengeluarannya,
maka tindakan ini justru akan lebih menyusahkan/mempersulit jalannya perekonomian.
PELAKSANAAN KEBIJAKAN PERPAJAKAN
Kebijakan fiscal (perpajakan) meliputi :
(1) Kebijaksanaan yg ditempuh oleh Negara dlm rangka penerimaan-penerimaan Negara, terutama pajak-pajak;
(2) Kebijaksanaan yg ditempuh dlm rangka pembelanjaan/pengeluaran Negara;
(3) Kebijaksanaan pengaturan utang.
Ketiga alat kebijaksanaan fiscal tsb hrs dikoordinasikann& diintegrasikan dg baik krn berhubungan dg tujuan
kebijaksanaan itu sendiri yaitu perkembangan & stabilitas ekonomi.
APBN bukan hanya sekedar sbg alat u/ merencanakan penerimaan serta pengeluaran Negara saja, akan tetapi lebih dari
itu yaitu sbg alat yg secara sadar dipergunakan u/ mempengaruhi kehidupan ekonomi bangsa.
PENERIMAAN NEGARA
Sumber penerimaan dlm negeri dpt dibedakan ke dlm penerimaan dari pajak & penerimaan bukan pajak
Administrasi Perpajakan ~ 10 ~
Pajak Langsung
Penerimaan pajak
Pajak Tdk Langsung
Penerimaan
kembali/penerimaan lain-lain,
spt penerimaan kembali uang
pinjaman, gaji
Kebijakan perpajakan di luar bidang keuangan yg pernah dilakukan di negara kita spt :
1) Incentive (perangsang), agar pemilik modal baik asing maupun dlm negeri mau berusaha di Indonesia. Diatur UU No.
1/1967 jo UU No. 11/1970. Diberikan dlm bentuk :
a) Pembebasan bea meterai modal atas modal yg disetor di dlm PT yg didirikan dlm rangka PMA;
b) Pembebasan/keringanan bea masuk & pembebasan pajak penjualan atas barang impor yg digunakan u/
melengkapi usaha & kelancaran pabrik;
c) Pembebasan bea balik nama atas akta-akta pendaftaran kapal yg dilakukan pertama kali di Indonesia.
2) Tax Holiday, pembebasan pajak perseroan atas badan-badan baru yg menanam modalnya di bidang produksi yg
mndpt prioritas dari pemerintah u/ jangka waktu 2 tahun terhitung sejak perusahaan mulai berproduksi. Masa itu dpt
diperpanjang hingga dpt berjalan sampai 6 tahun. Diatur dlm Psl 16 UU No. 1/1967.
3) Kelonggaran-kelonggaran pajak lainnya spt :
a) Kompensasi kerugian yg dpt dilakukan u/ masa 5 s.d. 8 tahun;
b) Pembebasan pajak ekspor barang mewah;
c) Penangguhan sementara pajak atas tabungan yg merupakan objek pajak kekayaan.
Administrasi Perpajakan ~ 11 ~
MODUL 5
Beberapa Aspek Dalam Ketentuan Perpajakan
KEGIATAN BELAJAR 1
Subjek & Objek Pajak
SUBJEK PAJAK
Perpajakan a/ proses dg mana kekuasaan yg tertinggi menetapkan UU yg bertujuan u/ memperoleh atau melalui badan
pembuat UU, meningkatkan pndptn shg dpt menyediakan dana guna membiayai pengeluaran-pengeluaran
Negara/pemerintah.
Perpajakan mempunyai 2 tujuan :
1) Tujuan sempit : berhubungan dg penyediaan dana u/ memajukan kesejahteraan umum & melindungi warga Negara;
2) Tujuan luas : setiap pengenaan beban oleh kekuasaan yg tertinggi trhdp org/harta, atau hak menggunakan harta,
guna mendukung kegiatan pemerintah, shg pemerintah dpt menjalankan fungsinya dg baik.
Pd hakikatnya pengenaan beban pajak a/ umum, namun krn pertimbangan-pertimbangan tertentu (sosial & ekonomi),
akan trdpt sebagian anggota masyarakat yg dibebaskan dari pembayaran pajak baik u/ sementara maupun seterusnya.
Org yg terkena ketentuan membayar pajak disebut sbg wajib pajak, inilah pelaku (subjek) pajak.
Subjek pajak dlm ketentuan UU berarti org/kumpulan org-org yg dpt bertindak sbg person ==> UU No. 6/1983 Psl. 1.
Berdasarkan UU tsb yg menjadi subjek pajak a/ :
1) Orang;
2) Badan usaha.
ASAS RESIPROSITAS
Pembebasan pajak yg diberikan kpd WNA/badan internasional yg bergerak di dlm wilayah suatu Negara, & Negara tsb
memberikan pembebasan dg catatan Negara yg memberikan pembebasan mndptkan perlakuan yg sama.
Diatur dlm Psl 3 UU No. 7/1963, tdk termasuk subjek pajak :
1) Pejabat-pejabat perwakilan diplomasi, konsuler & pejabat-pejabat lain dari Negara asing & org-org yg diperbantukan
dg syarat bukan WNI & di Indonesia tdk melakukan pekerjaan & kegiatan usaha;
2) Pejabat-pejabat perwakilan organisasi internasional yg ditentukan oleh Menkeu;
3) Perusahan jawatan berdasarkan Kepmenkeu.
OBJEK PAJAK
Dikenal juga dg situs pajak a/ objek/tempat di mana pajak dikenakan.
Hukum dasarnya a/ bahwa Negara di mana subjek yg akan dikenakan pajak trdpt di dlm Negara, mempunyai hak u/
memaksakan/mengenakan serta mengumpulkan pajak.
Objek pajak a/ membicarakan ttg apa yg terkena pajak, tergantung kpd beberapa hal al :
1) Sifat & subjek pajak yg bersangkutan dgnnya spt org, harta, tindakan/aktivitas;
2) Kemungkinan keuntungan & proteksi yg nantinya dimiliki baik oleh pemerintah maupun wajib pajak;
3) Tempat tinggal/kewarganegaraan wajib pajak;
4) Sumber pndptn.
Dari faktor-faktor tsb di atas, bisa terjadi seseorg yg berada di dlm wilayah hukum suatu Negara akan terkena berbagai
macam pajak.
Secara terperinci objek pajak dpt dikemukakan sbb :
1) Perorangan (person)
2) Kekayaan/harta yg nyata & dimiliki oleh seseorg/badan usaha;
3) Kekayaan yg tdk tampak spt deposito, pemilikan saham dll;
4) Pendapatan;
5) Usaha.
MASALAH PAJAK GANDA
Diartikan sbg pengenaan trhdp adanya pajak suatu objek pajak yg dimiliki/dikuasai oleh seseorg/badan lebih dari satu
kali. Pelaksanaan pajak ganda a/ :
(1) Dipungut dua kali atas objek pajak yg sama;
(2) Dipungut oleh instansi yg sama atas objek yg sama;
(3) Dipungut dua kali oleh aparat dlm satu wilayah hukum/daerah yg sama;
(4) Dipungut u/ tujuan-tujuan yg sama;
(5) Dipungut dlm tahun yg sama.
Di Negara kita salah satu usaha pencegahan adanya pajak ganda telah diusahakan dg dibedakannya (adanya) pemungut
yg berbeda ==> kita kenal adanya pajak pusat & pajak daerah.
Administrasi Perpajakan ~ 12 ~
Di samping pajak ganda, terjadi dlm satu wilayah hukum satu Negara, dpt juga terjadi pajak ganda yg dipungut oleh dua
Negara. Spt kita ketahui bahwa dlm memungut pajak, Negara dpt menganut beberapa asas :
(1) Asas domisili;
(2) Asas sumber;
(3) Asas kebangsaan.
u/ menghindarinya perlu diadakan penjanjian antara Negara yg bersangkutan.
KEGIATAN BELAJAR 2
Sumber dan Syarat Hukum Pajak
SUMBER HUKUM PAJAK
Psl. 23 ayat (2) UUD 45 menyatakan segala pajak u/ keperluan Negara berdasarkan UU.
Pajak a/ merupakan pengalihan kekayaan dari sektor swasta (masyarakat) ke sektor publik yg atas pembayarannya tdk
dpt ditunjukkan balas jasa secara langsung.
Dr. Soeparman Soemahamidjaja, pajak a/ iuran wajib, berupa uang/barang, yg dipungut oleh penguasa berdasarkan
norma-norma hukum, guna menutup biaya produksi barang-barang & jasa-jasa kolektif dlm mencapai kesejahteraan
umum.
Di Inggris dinyatakan bahwa no taxation without representation, sdg di Amerika disebutkan bahwa taxation without
representation is robbery.
SYARAT-SYARAT HUKUM PAJAK
1. Syarat Yuridis
Maksudnya agar UU pajak itu adil & ada kepastian hukum. UU pajak hrs dpt menyatakan keadilan yg tegas baik u/
Negara maupun wajib pajak.
Pembuatan UU hrs diusahakan tercapainya keadilan dlm pemungutan pajak. R. Santoso Brotodihardja, SH
mengatakan :
a) Hak-hak fiskus (pemungut pajak dlm hal ini ditjen pajak & ditjen bea cukai) yg telah diberikan tugas memungut
pajak oleh pembuat UU hrs dijamin dpt melaksanakannya dg lancer;
b) Wajib pajak hrs memperoleh jaminan hukum, agar supaya ia tdk diperlakukan semena-mena oleh fiskus;
c) Ada jaminan trhdp tersimpannya rahasia-rahasia mengenai diri/perusahaan wajib pajak yg telah disampaikan kpd
instansi pajak;
d) Adanya pengenaan pajak yg adil.
2. Syarat Ekonomis
Pajak hendaknya tdk hanya dipandang dari segi penerimaan bagi Negara saja, akan tetapi juga pengenaan pajak
berdasarkan atas UU yg berlaku, yg ditujukan u/ mengubah tingkah laku sosial & ekonomi dlm arti yg positif.
Pajak yg berlaku diusahakan supaya jangan sampai menghambat lancarnya produksi, perdagangan.
Juga dimaksudkan agar pengenaan pajak jangan menghalang-halangi rakyat dlm usahanya menuju kebahagiaan
umum & jangan sampai merugikan kepentingan umum.
Ciri-ciri berdasarkan syarat ekonomi menurut Dr. Rochmad Soemitro, SH a/ :
a) Pajak hrs dpt dibayar dari penghasilan rakyat & tdk boleh mengurangi kekayaan rakyat;
b) Pajak tdk boleh menghalang-halangi lancarnya perdagangan/perindustrian;
c) Pajak tdk boleh merugikan kebahagiaan rakyat;
d) Pajak sebaiknya ditagih pd waktu yg tepat.
3. Syarat Finansial
Menekankan pentingnya pajak dipungut berdasarkan prinsip efisiensi, biaya pemungutan pajak lebih kecil drpd
hasilnya.
Pajak hendaknya dipungut pd saat yg terbaik, shg pajak dpt dipungut secara efektif. Usaha u/ mengenakan pajak
dihubungkan dg saat terjadinya perbuatan, peristiwa/keadaan yg menjadi dasar pengenaan pajak.
SUSUNAN HUKUM PAJAK
Hal-hal yg perlu diperhatikan dlm penyusunan per-uu-an pajak a/ :
(1) Tujuan dari kekuasaan legislatif hrs dipertimbangkan. Tujuan pembuatannya a/ sbg dasar penerimaan Negara, shg
hendaknya dicegah adanya kebocoran baik dg cara penghindaran maupun pengelakan pembayaran pajak. Peraturan
per-uu-an pajak harus disusun sedemikian rupa agar dpt dihilangkan wajib pajak melakukan penghindaran pajak;
Administrasi Perpajakan ~ 13 ~
(2) Tdk ada keraguan. Hal-hal yg menunjukkan mana subjek & mana pula objek pajak hrs secara tegas termaktub dlm
ketentuan per-uu-an;
(3) Bahasanya hrs jelas;
(4) Dikemukakan cara wajib pajak menuntut pembebasan. Hal ini sesuai dg asas gaya pikul & fungsi pengaturan dari
pajak.
KEGIATAN BELAJAR 3
Proses Pemungutan & Keberatan Pajak
u/ pajak langsung proses pemungutannya membutuhkan waktu lebih panjang bila dibandingkan dg pajak tdk langsung.
Krn pajak langsung dipungut secara berkala berdasarkan kohir (= daftar yg mencatat nama wajib pajak & jumlah pajak
yg terutang).
PROSES PEMUNGUTAN PAJAK
Administrasi Perpajakan ~ 14 ~
Keputusan mengenai diterima/ditolaknya permohonan wajib pajak dlm UU ditetapkan paling lama 12 bulan sejak surat
permohonan diterima. Jika setelah batas tsb tdk ada jawaban, berarti permohonan dikabulkan ==> ketentua batas
waktu dimaksudkan agar ada kepastia hukum di samping terlaksananya adm perpajakan yg baik.
Administrasi Perpajakan ~ 15 ~
MODUL 6
Pajak-pajak Negara (Pajak Langsung)
KEGIATAN BELAJAR 1
Masalah Pajak Langsung & Pajak Tdk Langsung
Ada 3 UU yg akan menjadi topic pembicaraan yaitu : Pajak Penghasilan (PPh) & Pajak Bumi & Bangunan (PBB) yg
merupakan pajak langsung & Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yg merupakan pajak tdk langsung.
Table penerimaan pajak tahun 1979-1985 (dlm milyar rupiah).
Jenis Penerimaan
1979/1980
1980/1982
1982/1983
1983/1984
1984/1985
pajak langsung
870
1472
1840
2064
2601
1380
1768
1973
2288
2566
Dg makin besarnya pajak tdk langsung, maka secara tdk langsung beban masyarakat terutama yg tdk mampu hrs
membayar pajak sesuai prinsip pajak tdk langsung. Pajak tdk langsung memang lebih mudah pemungutannya akan
tetapi ditinjau dari segi keadilan kurang memadai.
CIRI-CIRI PAJAK LANGSUNG & PAJAK TDK LANGSUNG
Dari segi ekonomi, maka apabila beban pajak sepenuhnya ditanggung oleh WP a/ diklasifikasikan ke dlm pajak langsung.
Apabila beban pajak oleh WP dpt dilimpahkan kpd org lain maka pajak yg demikian disebut pajak tdk langsung.
Dari segi administrasi, pajak langsung a/ suatu pajak yg dipungut secara periodic berdasarkan surat ketetapan yg
dikeluarkan oleh fiskus. Pajak tdk langsung a/ pajak yg dikenakan pd saat tertentu (insedentil), dibayarkan setelah ada
kejadian/perbuatan hukum yg dilakukan oleh seseorg/badan.
Termasuk penggolongan pajak langsung a/ pajak-pajak atas pndptn & kekayaan atau pajak atas pemilikan kebendaan
tertentu yg dimiliki oleh seseorg, pengenaannya bersifat subjektif, contohnya : PPh, pajak kekayaan, pajak IPEDA, pajak
bangsa asing.
Termasuk pajak tdk langsung a/ pajak yg dipungut atas suatu kejadian atau lalu lintas hukum tertentu atas pemakaian
barang yg sifatnya objektif, contohnya : PPN, bea materai, bea balik nama harta tetap (kapal), BBNKB, PPb I, pajak
ekspor dsb.
Dlm APBN, penyusunan pajak langsung & pajak tdk langsung a/ sbb :
1. Pajak Langsung terdiri atas :
a) Pajak pendapatan;
b) Pajak perseroan;
c) MPO;
d) Pajak atas bunga deviden & royalties;
e) IPEDA.
2. Pajak Tidak Langsung
a) Pajak penjualan;
b) Pajak penjualan impor;
c) Pajak ekspor;
d) Cukai;
e) Bea masuk;
f) Penerimaan minyak lainnya;
g) Lain-lain.
Dlm UU Perpajakan yg baru, pajak pendptn, pajak perseroan, MPO, PBDR dimasukkan dlm 1 kesatuan yg disebut dg
Pajak Penghasilan. U/ pajak penjualan diganti dg PPN.
Kebijakan pengenaan pajak haruslah adil, prinsip keadilan a/ merupakan salah satu syarat dlm pemungutan pajak.
Pelaksanaannya dpt terjadi apabila dlm pengenaannya didasarkan pd kekuatan (gaya pikul seseorg). Kekuatan pikul
seseorg dpt diukur dari tingkat pndptn & kekayaannya. ==>karenanya yg dianggap paling baik dlm usaha memungut
pajak secara adil & merata a/ dg cara mengenakan pajak atas pndptn & kekayaannya. ==> pengenaan pajak perlu
memperhatikan keadaan individu (subjek) dari masing-masing WP.
Di Indonesia u/ jenis pajak tdk langsung pd awalnya (1950) dimulai dg pajak peredaran yg pd th 1951 diubah menjadi
pajak penjualan, sekarang dikenal dg PPn.
Perhatikan rumus Y = C yang kemudian berubah menjadi Y = C + I
Maka atas pndptn (Y) dikenakan pajak langsung & atas konsumsi (C) dikenakan pajak tdk langsung.
Secara makro maka pd hakikatnya pajak a/ merupakan tabungan yg dipaksakan.
Beberapa alasan mengapa konsumsi dikenakan pajak :
(1) Konsumsi menunjukkan adanya pndptn atau daya pikul seseorg;
Administrasi Perpajakan ~ 16 ~
KEGIATAN BELAJAR 2
Pajak Penghasilan (PPh)
Sebelum berlakunya tahun 1984 UU No. 7/1984 :
1) Pemerintah pusat mempunyai hak memungut atas al :
a) Pajak Pendapatan (ordonansi 1944);
b) Pajak Perseroan (ordonansi 1925);
c) Pajak Bunga Deviden & Royalti (UU 1970);
d) Pajak Kekayaan (ordonansi 1932);
e) Pajak Penjualan (UU 1951);
f) Aturan Bea Materai (ordonansi 1921).
2) Wewenang Pemda Tk I, misalnya : Pajak Rumah Tangga, BBNKB, PKB;
3) Wewenang Pemda Tk II : Pajak Reklame, Pajak Radio, Pajak Bangsa Asing, Pajak Pembangunan I.
U/ IPEDA, hakekatnya a/ wewenang pusat, namun dlm pelaksanaan pemungutannya diserahkan kpd pemerintah
daerah.
Dlm ketentuan pajak yg baru beberapa pajak dijadikan satu yaitu pajak pendapatan, pajak perseroan & pajak atas
bunga deviden & royalty menjadi PPh.
Berdasarkan UU yg baru wewenangnya menjadi :
1) Pem-pus :
a) Pajak langsung : PPh & PBB;
b) Pajak tdk langsung : PPN, pajak ekspor, bea masuk, cukai & pajak lain.
2) Pemda : PKB, BBNKB, pajak reklame, Pajak Pembangunan I dsb.
Beberapa perbedaan UU yg lama & yg baru :
Lama
Baru
(1)
aparatur pajak;
(2)
menetapkan pajak;
(3)
(4)
penundaan
penyampaian
SPT
tdk
menunda
pembayaran pajak;
(5)
(6)
Seorg WP dlm jangka waktu 3 bulan setelah akhir tahun pajak hrs sdh menyerahkan SPT-nya, ditandatangani oleh
WP/yg diberi kuasa dg surat kuasa khusus. Dlm hal WP a/ badan maka yg bertanda tangan a/ pengurus/direksi.
SPT berisis mengenai WP yaitu nama, alamat & NPWP serta jumlah penghasilan yg diterima dlm tahun yg
bersangkutan.
SPT terdiri dari 3 jenis : SPT pribadi/perseorgan yg tdk punya usaha bebas, SPT perseorgan dg usaha bebas & SPT u/
badan.
SUBJEK & OBJEK PAJAK
Psl 1 UU No. 7/1984, subjek pajak PPh :
1) Org pribadi/perseorgan;
2) Warisan yg belum dibagi sbg suatu kesatuan, menggantikan yg berhak;
3) Badan-badan.
Administrasi Perpajakan ~ 17 ~
Subjek pajak dibagi dlm subjek pajak dlm negeri & subjek pajak luar negeri dg saat mulai & berakhirnya sbb :
Mulai
subjek dalam negeri
(1) org pribadi
saat dilahirkan
saat berada di Indonesia u/ waktu lebih dari 183
hari atau berniat tinggal di Indonesia
(2) warisan yg belum dibagi
saat meninggalnya pewaris
(3) badan
saat didirikan
(4) bentuk usaha tetap
saat adanya bentuk usaha tetap
Berakhir
saat meninggal
meninggalkan Indonesia
Objek pajak penghasilan a/ penghasilan seseorg/ badan. Psl. 4 (1) UU No. 7/1984 menyebutkan setiap tambahan
ekonomis yg diterima/diperoleh WP baik yg berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yg dpt dipakai u/
konsumsi/u/ menambah kekayaan WP yg bersangkutan dg nama & dlm bentuk apapun.
4 kategori penghasilan :
1) Penghasilan krn pekerjaan & jasa;
2) Penghasilan krn kegiatan usaha;
3) Penghasilan dari modal;
4) Penghasilan lain.
Penghasilan yg tdk termasuk objek pajak :
1)
2)
3)
Santuan asuransi;
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10) Pembagian keuntungan dari perseroan komanditer yg modalnya tdk terbagi atas saham-saham.
Penghasilan Kena Pajak (PKP a/ penghasilan bruto dikurangi dg biaya-biaya sbgmn dimaksudkan dlm Psl 6.
Contoh perhitungan PKP bagi sebuah perusahaan :
Sebuah perusahaan memperoleh penghasilan kotor Rp. 60.000.000,-. Biaya yang dikeluarkan Rp. 37.500.000,-,
penyusutan & amortisasi Rp. 5.000.000,-, kompensasi kerugian Rp. 2.000.000,-. Maka perhitungan PKP-nya sbb :
penghasilan kotor
biaya-biaya
u/
Rp.
60.000.000
mendptkan
Rp.
37.500.000
Rp.
5.000.000
pengasilan netto
Rp.
17.500.000
kompensasi kerugian.
Rp.
2.000.000
PKP
Rp.
15.500.000
penghasilan..
Dari contoh di atas, jika perusahaan a/ suatu koperasi maka PKP masih dikurangi dengan SHU yg akan dibagikan. Jika
merupakan perseorgan maka PKP masih dikurangkan dg PTKP.
TAHUN PAJAK & TARIF PAJAK
Tahun pajak/tahun takwim a/ tahun kalender yg dimulai dari tgl 1 januari s.d. 31 desember u/ tahun yg sama.
Apabila WP menggunakan pembukuan yg meliputi periode kurang atau lebih dari 12 bulan, maka perhitungan pajak
didasarkan atas tahun takwim yg bersangkutan. Apabila WP menggunakan pembukuan yg periodenya tdk sama dg tahun
takwim, maka penyebutan tahun pajak yg bersangkutan mempergunakan yg di dlmnya termasuk enam bulan
pertama/lebih dari tahun pajak itu. Contoh :
Administrasi Perpajakan ~ 18 ~
WP melaksanakan pembukuan dari tgl 1 Juni 1985 s.d. 31 Mei 1986, maka tahun pajaknya disebutkan tahun 1985. Bila
pembukuannya tgl 1 Nopember 1985 s.d. 30 Oktober 1986, maka tahun pajaknya disebutkan 1986.
Tarip progresif a/ tarif yg dpt diberlakukan trhdp upaya pencapaian keadilan pembayaran pajak.
Contoh tarif pajak lama :
Prosentase setiap
Penghasilan kena pajak
Pokok pajak
tambahan Rp.
720.000
43.200
2.400.000
234.000
16
3.000.000
330.000
18
100,-
Apabila seseorg mempunyai penghasilan kena pajak sebesar Rp. 2.720.500,-, maka perhitungan pajaknya a/ :
Rp. 2.400.000 kena pajak Rp. 234.000,-;
Sisa Rp. 2.720.500 - Rp. 2.400.000 = Rp. 320.000
Terkena pajak dg tarif 16% atau 16% * Rp. 320.500
= Rp. 51.270
Jadi pendapatan sebesar Rp. 2.720.500 terkena pajak
Rp. 234.000 + Rp. 51.270 = Rp. 285.270
Tarif pajak baru :
PKP
Tarif pajak
15%
25%
35%
Contoh :
Penghasilan kena pajak
Rp.
75.000.000
Rp.
1.500.000
25% * 40.000.000
Rp.
10.000.000
35% * 25.000.000
Rp.
8.750.000
KEGIATAN BELAJAR 3
Pajak Bumi dan Bangunan
Pajak Negara a/ pungutan yg dilakukan oleh Negara yg akan dipergunakan u/ membiayai kebutuhan Negara berdasarkan
peraturan per-uu-an yg berlaku.
PBB a/ pajak Negara yg dikategorikan pajak langsung, krn sifatnya kontra prestasi yg tdk langsung & tekanan pajaknya.
PBB mempunyai kekhususan yaitu pd penggunaan dari hasil pungutan pajak ini yg dipergunakan oleh daerah otonom.
==> ketentuan UU No. 12/1985, PBB setelah dikurangi upah pungut dikembalikan lagi ke daerah u/ membiayai kegiatan
daerah.
PBB merupakan pajak yg dikenakan trhdp pemilik tanah & kekayaan atas bangunan yg berdiri di atas tanah berikut
fasilitasnya. ==> dulu sebelum ada PBB realisasi pemungutan atas tanah & kekayaannya dilakukan oleh baik Negara
maupu pemda, contoh atas tanah dipungut IPEDA, atas kekayaan dipungut pajak kekayaan.
Dg telah adanya UU ttg PBB, harapan pemerintah & masyarakt dpt terwujud krn :
1) Objek pungutan pajak yg dahulu dipungut oleh berbagai instansi yg dpt menimbulkan beban pajak ganda dpt
ditiadakan;
2) Cara pembayarannya yg dipermudah & dekat dg WP;
3) Tarif yg berlaku hanya 1 macam ==> memudahkan bagi WP u/ menentukan besarnya pajak.
Jenis-jenis pajak yg tdk berlaku lagi setelah disahkannya UU ini a/ :
1) Ordonansi Pajak Rumah Tangga 1908;
2) Ordonansi Verponding Indonesia 1923;
3) Ordonansi Verponding 1928;
Administrasi Perpajakan ~ 19 ~
Administrasi Perpajakan ~ 20 ~
MODUL 7
Pajak-pajak Negara
KEGIATAN BELAJAR 1
Masalah Pajak Tak Langsung
Pajak tdk langsung a/ pajak yg dipungut kalau pd suatu ketika trdpt suatu peristiwa/perbuatan spt penyerahan barang
tak bergerak, pembuatan suatu akte dsb. ==> R. Santoso Brotodihardjo, SH.
John Stuart Mill, indirect taxes are those, which are demanded from one person, in the EXPECTATION & INTENTION,
that he shall INDEMNIFY himself at the expense of another.
Pajak tdk langsung dilihat dari segi ekonomis trdpt 3 unsur : penanggung jawab pajak, penanggung pajak & pemikul
pajak. ==> ketiganya berbeda maka dikategorikan pajak tdk langsung.
Salah satu alasan kenapa pajak tdk langsung dipungut kembali (setelah penerimaan pajak langsung menurun) a/ bahwa
konsumsi yg terjadi melalui proses transaksi & setelah yg bersangkutan menerima pndptn lebih mudah dideteksi.
Pd hakikatnya antara pajak langsung dg pajak tak langsung satu sama lain bersifat komplemeter, pajak langsung
dikenakan trhdp pndptn sdg pajak tak langsung dikenakan atas pembelanjaan/konsumsi.
Di Negara sedang berkembang ada kecenderungan bahwa penerimaan pajak tak langsung baik secara absolut maupun
prosentasenya masih jauh lebih besar dibandingkan dg penerimaan pajak langsung.
Kenapa pajak tak langsung menempati urutan yg pertama dlm Negara yg sdg berkembang :
1) Pajak tak langsung secara adminitratif baik bagi WP maupun fiskus, sistem pemungutannya lebih pendek
dibandingkan pajak langsung;
2) Proses pemungutan pajak tak langsung yg lebih sederhana ditinjau dari segi prosesnya a/ sesuai dg kehidupan
masyarakat Negara berkembang;
3) Pajak tak langsung secara psikologis lebih mudah dipungut krn pungutannya dikaitkan dg konsumsi/lalu lintas barang;
4) Pajak tak langsung dpt diandalkan, krn jenis pajak ini lebih mudah dipungut sesuai dg fluktuasi ekonomi.
KEGIATAN BELAJAR 2
Pajak Pertambahan Nilai
Dikenal dg istilah PPn, merupakan salah satu jenis pajak yg merupakan pengganti dari pajak penjualan berdasarkan UU
No. 8/1983.
Beberapa istilah yg perlu diperhatikan :
1)
2)
3)
4)
Harga Jual;
5)
Penggantian;
6)
Nilai impor;
7)
Faktur Pajak;
8)
Dasar Pengenaan Pajak, jumlah harga jual, penggantian yg diminta/yg seharusnya diminta oleh penjual/pemberi
jasa/nilai impor yg dipakai sbg dasar u/ menghitung pajak yg terutang;
9)
Pajak Masukan, PPn yg dibayar oleh PKP pd waktu pembelian barang/jasa kena pajak atau impor barang kena
pajak;
10) Pajak Keluaran, PPn yg dipungut oleh PKP pd waktu penyerahan BKP.
SUBJEK & OBJEK PAJAK
Subjek pajak PPn pd dasarnya a/ konsumen ==> tapi akan timbul kesulitan jika konsumen harus membayar pajaknya
sendiri ==> WP PPn a/ pengusaha krn mereka sbg penanggung pajak yg hrs membayar terlebih dahulu yg nantinya
akan dibayar kembali oleh pemikul pajak dlm hal ini konsumen
Pengusaha dlm hal ini dpt dibedakan menjadi :
1) Pengusaha kena pajak;
2) Pengusaha bukan kena pajak, termasuk di dlmnya:
a) Pengusaha di bidang pertanian;
b) Pengusaha kecil, pengusaha yg mempunyai ciri-ciri sbb :
(1) Nilai peredaran bruto setahun tdk lebih dari 60 juta rupiah;
(2) Jumlah modal usaha tdk lebih dari 10 juta.
Pengusaha mana yg menjadi WP, ada 2 hal yaitu :
1) mereka yg otomatis menjadi PKP, Psl 4 UU No. 8/1984, yaitu :
Administrasi Perpajakan ~ 21 ~
KEGIATAN BELAJAR 3
Bea Materai
Bea materai dikenakan atas suatu dokumen tertentu yg mempunyai nilai/kekuatan bahwa telah terjadi suatu perbuatan
spt penyerahan uang atau penerimaan dg melalui dokumen kwitansi.
Diatur dlm UU No, 13 th 1985.
Karena pemungutannya saat terjadi transaksi maka dikategorikan sbg pajak tak langsung.
SUBJEK & OBJEK PAJAK
Subjeknya a/ org/badan hukum yg mempunyai dokumen yg berarti baginya.
Objeknya a/ dokumen.
BEA MASUK & PAJAK EKSPOR
Bea masuk dikenakan atas seseorg/badan yg melakukan simpanan barang, dimana atas impor barang ini mempunyai
pengaruh trhdp konsumsi barang oleh masyarakat. Di mana pengaruh tsb dpt dilihat dari 2 segi :
(1) Atas barang yg sdh dpt diproduksi di dlm negerai, maka dg adanya impor barang dpt membawa kemunduran atas
permintaan barang yg dihasilkan di dlm negeri;
(2) Atas barang impor yg produksinya di dlm negeri termasuk barang lux ==> dikenakan bea masuk tinggi.
Landasan pemungutan bea masuk a/ didasarkan pd ordonansi tarif Indonesia th 1873.
Berdasarkan PP No. 2/1973 jo. PP No. 6/1969, sistem klasifikasi Geneva diganti dg sistem Brussils Tariff Nomenclature,
ditetapkan sejumlah tarif dasar sebanyak 13 macam dimulai dari 0% s.d. 100%.
Administrasi Perpajakan ~ 22 ~
MODUL 8
Pembukuan & Norma Penghitungan
KEGIATAN BELAJAR 1
Pengertian Fungsi Pembukuan
Psl. 6 KUHD : tiap-tiap org yg menjalankan perusahaan diwajibkan membuat catatan-catatan menurut kebutuhan
perusahaannya, yaitu ttg kekayaan & ttg segala hal yg berhubungan dg perusahaannya, dg cara demikian, shg dari
catatan-catatan itu dpt diketahui hak & kewajibannya.
Pembuatan catatan bertujuan u/mengetahui harta & utang atau hak & kewajiban saja akan tetapi juga u/ & sbg dasar
dlm menentukan penghasilan kena pajak.
Pembukuan a/ proses pencatatan yg dilakukan secara teratur & sistematis mengenai perubahan harta & utang serta
penghasilan & biaya u/ memperoleh penghasilan.
Fiss & Nisworgen : pembukuan a/ mencatat data perusahaan menurut suatu cara-cara yg telah ditetapkan.
Pembukuan (recording) itu a/ merupakan bagian dari akunting krn akunting akan meliputi :
(1)
(2)
(3)
Menyusun laporan;
(4)
Interpretasi laporan-laporan.
(5)
Manfaat pembukuan :
a) Dpt diperoleh gambaran mengenai apa yg akan terjadi pd perusahaan dlm waktu tertentu mengenai harta & utang
(Psl 6 KUHD);
b) Dpt dipakai u/ menghitung PKP (Psl 28 UU No. 6/1983);
c) Dpt dipakai u/ menghitung perolehan/penyerahan barang/jasa dlm rangka PPN;
d) Dpt dipakai sbg dasar u/ menetapkan kebijaksanaan perusahaan, berdasarkan kegiatan tahun yg lalu dpt diketahui
apa-apa yg menjadi kekuatan perusahaan, demikian pula kelemahannya. Analisa u/ mengetahui keadaan perusahaan
dpt dilakukan melalui : analisa ratio, analisa leverage, analisa aktivitas, analisa keuntungan;
e) Dpt dipakai u/ memperoleh kredit, laporan keuangan dpt dipakai oleh calon kreditur dlm mengucurkan kreditnya.
AKTIVA, UTANG & MODAL
Aktiva a/ harta benda yg dimiliki oleh perusahaan. Dpt berupa aktiva lancer & aktiva tetap.
Harta a/ hak-hak atau tuntutan-tuntutan perusahaan spt piutang.
Utang a/ kewajiban perusahaan yg harus dibayar setelah jatuh temponya.
Modal a/ tuntutan atas harta benda.
Persamaan :
Aktiva = Modal
(jika ada utang)
(2)
Suatu ruangan yg mencatat perubahan yg berakibat penambahan atau dikenal dg pos debet;
(3)
Contoh :
1) judul
sebelah kiri
sebelah kanan
Debet
Kredit
Administrasi Perpajakan ~ 23 ~
LAPORAN KEUANGAN
Yang perlu & biasa disebut dg laporan keuangan a/ :
1) Daftar Neraca
Daftar yg menunjukkan susunan & jumlah aktiva, utang & modal.
Neraca sebelah debet yg menunjukkan aktiva (harta) terdiri atas :
a) Aktiva lancer : kas, pituang, persediaan;
b) Aktiva tetap : tanah, alat perlengkapan, hak patent dll.
Modal dpt dibedakan dlm modal dg hak mendahului (saham preferen) & saham biasa.
Gambaran neraca :
Neraca per 31 Desember 20xx
P.T. Satpol PP
Aktiva lancer :
Utang :
Kas
: Rp. 10.000
Utang dagang
Rp. 10.000
Piutang
: Rp. 15.000
Obligasi
Rp. 100.000
Persediaan
: Rp. 25.000
Modal :
Saham Preferen
Rp. 140.000
ALat-alat
Saham Biasa
Rp. 450.000
: Rp. 150.000
Rp. 700.000
Rp. 700.000
2) Daftar Rugi-laba
Daftar yg menunjukkan pndptn & biaya-biaya u/ memperoleh pndptn.
Biaya dibedakan menjadi : biaya langsung, biaya administrasi, biaya umum & biaya overhead.
Contoh daftar rugi-laba :
Daftar Rugi Laba PT. Satpol PP
periode 30/6 s.d. 31/12 tahun 20xx
penjualan barang
Rp. 1.400.000
biaya langsung
Rp. 1.000.000
laba kotor
Rp.
400.000
biaya operasional
biaya umum
Rp. 100.000
biaya administrasi
Rp. 50.000
biaya overhead
Rp. 100.000
Rp. 250.000
Rp. 150.000
KEGIATAN BELAJAR 2
Pengaruh Penyusutan Menurut UU PPh 1984 trhdp Harga Pokok Produksi
Harga pokok penjualan a/ saldo awal dari persediaan ditambah harga pokok barang-barang yg dibeli u/ dijual, dikurangi
jumlah persediaan akhir.
U/ perusahaan industri, harga pokok penjualan termasuk upah buruh langsung & biaya bahan-bahan ditambah seluruh
biaya pabrik.
U/ perusahaan dagang dimana barang yg akan dijual berasal dari pembelian barang yg telah siap dijual kembali tanpa
melalui proses produksi, harga pokoknya a/ semua biaya yg telah dikeluarkan, langsung/tdk berhubungan dg perolehan
barang dagangan.
Bagi perusahaan industri, biaya produksi terdiri dari 3 elemen biaya :
(1) Bahan baku;
(2) Upah langsung;
(3) Biaya produksi tak langsung.
Administrasi Perpajakan ~ 24 ~
Pemakaian bahan baku ditambah upah langsung disebut biaya primer/prime cost. Sdg upah tak langsung ditambah
biaya produksi tak langsung disebut biaya konversi yaitu biaya yg mengubah bahan baku menjadi barang jadi.
Harga pokok produksi/cost of goods manufacturing merupakan penjumlahan persediaan awal barang dlm proses & biaya
produksi yg dikurangi dg persediaan akhir barang dlm proses.
Harga pokok penjualan a/ penjumlahan persediaan awal barang jadi dg harga pokok produksi, dikurangi dg persediaan
akhir barang jadi.
ELEMEN-ELEMEN BIAYA PRODUKSI
(1) Bahan baku;
(2) Biaya tenaga kerja langsung;
(3) Biaya produksi tak langsung.
METODE PENENTUAN HARGA POKOK
Aktivitas pelaksanaan pekerjaan dlm proses produksinya tdk dpt dibedakan/dipisahkan secara phisik satu dg
lainnya;
b)
Hasil proses produksi dari pekerjaan yg mendahului merupakan bahan u/ proses pengerjaan berikutnya;
c)
Rumusnya :
Rp.
66.805.937,50
~ upah langsung
Rp.
3.002.178,35
penyusutan mesin-mesin
Rp.
1.950.000,00
Rp.
1.500.000,00
Rp.
250.000,00
penjualan bungkil
Rp.
(Rp. 5.640.000,-)
Rp.
67.868.115,85
~ factory overhead/FOH :
Administrasi Perpajakan ~ 25 ~
b) Mesin = 25% x (Rp. 7.500.000,- + Rp. 2.500.000,- + Rp. 4.000.000 + Rp. 3.000.000,- + Rp. 2.500.000) = Rp.
4.875.000, Perhitungab Harga Pokok Produksi :
~ pemakaian kopra 301,250 kg
Rp.
66.805.937,50
~ upah langsung
Rp.
3.002.178,35
penyusutan mesin-mesin
Rp.
4.875.000,00
Rp.
750.000,00
Rp.
250.000,00
penjualan bungkil
Rp.
(Rp. 5.640.000,-)
Rp.
70.043.115,85
~ factory overhead :
Terlihat bahwa harga pokok produksi menurut UU PPh ternyata lebih tinggi, ini disebabkan adanya kecenderungan
penyusutan yg dipercepat dlm UU PPh th 1984.
U/ melihat sampai seberapa jauh perbedaan perhitungan, perhitungan kita teruskan sampai th 1988 dg asumsi sbb :
(1) Tingkat harga maupun kuantitas pemakaian bahan baku a/ tetap;
(2) Tingkat harga & kuantitas bungkil yg terjual a/ tetap.
Harga Pokok Menurut Perusahaan
Harga pokok sampai th 1988 a/ sama krn adanya asumsi-asumsi di atas, shg harga pokok menurut perusahaan sama setiap
tahun sejak 1984.
Harga Pokok Menurut UU PPh 1984
Alokasi penyusutan th 1984 - 1988 a/ sbb :
Bangunan
Metode straight line dg tarif 5% ==> penyusutan tiap tahunnya Rp. 750.000,- yg dialokasikan selama 20 th.
Mesin :
Metode declining balance method, dg tarif 25%, dg perhitungan sbb :
Tahun 1984 :
Harga perolehan
Rp.
19.500.000,00
Penyusutan 25%
Rp.
4.875.000,00
Tahun 1985 :
Rp.
14.625.000,00
Penyusutan 25%
Rp.
3.626.250,00
Tahun 1986 :
Rp.
10.968.750,00
Penyusutan 25%
Rp.
2.742.185,50
Tahun 1987 :
Rp.
8.226.562,50
Penyusutan 25%
Rp.
2.056.640,63
Tahun 1988 :
Rp.
6.169.921,87
Penyusutan
Rp.
1.542.480,47
Rp.
4.642.441,40
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
5.640.000
Tahun 1986 :
Tahun 1987 :
5.640.000
5.640.000
Tahun 1988 :
Rp. 70.043.115,85
Rp. 68.794.365,85
Rp. 67.910.193,35
Rp. 67.224.756,48
Rp. 66.710.596,32
KEGIATAN BELAJAR 3
Norma Perhitungan
Administrasi Perpajakan ~ 26 ~
A/ pedoman yg dipakai u/ menentukan peredaran/penerimaan bruto & u/ menentukan penghasilan netti berdasarkan jenis
usaha perusahaan terus menerus serta diterbitkan oleh ditjen pajak, berdasarkan pegangan yg diterbitkan oleh Kemenkeu.
WP yg menggunakan norma perhitungan wajib menyampaikan kpd ditjen pajak dlm waktu 3 bulan pertama dari tahun pajak
yg bersangkutan.
Norma perhitungan dpt digunakan dlm hal :
Tdk adanya dasar perhitungan lain yg lebih baik;
Pembukuan WP ternyata diselenggarakan secara tdk benar.
Merupakan pengusaha kecil, dg penerimaan brutonya kurang dari Rp. 60.000.000,-.
Perhitungan norma dibedakan menurut letak usahanya yaitu :
Sepuluh ibu kota provinsi : medan, Palembang, Jakarta, bandung, semarang, Surabaya, Denpasar, manado, ujung pandang
& Pontianak;
Kota provinsi lainnya;
Sepuluh jenis usaha yg selanjutnya diperinci menjadi 83 kelompok jenis usaha.
Contoh pemakaian norma perhitungan :
Seseorg sbg WP (A) kawin & mempunyai 2 anak, WP a/ seorg dokter & juga memiliki industri rotan di Cirebon, & bekerja sbg
dokter di Jakarta.
-
Rp.
20.000.000,-
Rp.
35.000.000,-
Rp.
55.000.000,-
Rp.
2.500.000,-
Rp.
10.150.000,-
Rp.
12.650.000,-
Sbg Dokter
29% x Rp. 35.000.000,- ..
Atas dasar itu PKP a/ penghasilan netto dikurangi dg PTKP yaitu Rp. (12.650.000,- - 2.400.000,= Rp. 10.250.000,Penghasilan yg terutang pajak :
15% x Rp. 10.000.000,-
= Rp.
1.500.000,-
25% X Rp.
= Rp.
62.500,-
= Rp.
1.562.000,-
250.000,-
Jumlah
Catatan :
Administrasi Perpajakan ~ 27 ~
MODUL 9
Pajak Daerah
KEGIATAN BELAJAR 1
Pengertian & Fungsi Daerah Otonom
UUD 1945 :
(1) Pasal 1 : Negara Indonesia a/ Negara Kesatuan berbentuk Republik;
(2) Pasal 18 : Pembagian daerah Indonesia atas daerah besar & kecil dengan susunan pemerintahannya diterapkan dg
UU dg memandang & mengingati dasar permusyawaratan dlm sistem pemerintahan Negara & hak asal-ususl dlm
daerah-daerah yg bersifat istimewa.
Dari Psl 18 UUD 45 dpt ditarik pokok pikiran sbb :
(1) Bahwa wilayah Indonesia dibagi dlm daerah-daerah baik otonom maupun administratif yg ditetapkan berdasarkan
UU;
(2) Daerah otonom akan memiliki pemerintahan sendiri;
(3) Dlm pembentukan daerah otonom & dlm menentukan sistem pemerintahan hrs diingat dasar permusyawaratan;
(4) u/ melaksanakan sistem pemerintahan di daerah akan diadakan Badan Perwakilan Daerah.
UU No. 5/1974 ttg Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah : Daerah otonom a/ kesatuan masyarakat hukum yg
mempunyai batas wilayah tertentu yg berhak, berwenang & berkewajiban mengatur & mengurus rumah tangganya
sendiri dlm ikatan NKRI sesuai dg Peraturan Per-uu-an yg berlaku dlm sistem pemerintahan Negara.
Psl 4 ayat (1) UU No. 5/1974, syarat-syarat bagi pembentukan suatu daerah otonom :
(1) Kemampuan ekonomi;
(2) Jumlah penduduk;
(3) Luas daerah;
(4) Pertahanan keamanan nasional;
(5) Syarat lain yg memungkinkan daerah melaksanakan pembangunan, pembinaan kesatbilan politik & kesatuan bangsa.
Istilah otonomi yg nyata & bertanggung jawab merupakan ciri daerah otonom yg berlaku, sebelumnya berlaku otonomi
yg riil.
PENDAPATAN DAERAH
UU No. 5/1974 :
1. Pendptan Asli Daerah yg terdiri dari :
a) Hasil pajak daerah;
b) Hasil retribusi daerah;
c) Hasil perusahaan daerah;
d) Lain-lain usaha daerah yg sah.
2. Pndptn yg berasal dari pemberian pemerintah :
a) Sumbangan pemerintah;
b) Sumbangan lainnya yg diatur dg peraturan per-uu-an.
3. Lain-lain pndptn yg sah.
Oleh krn daerah menyelenggarakan juga tugas-tugas pusat dlm rangka dekonsentrasi & tugas pembantuan maka Negara
wajib memberikan pembiayaan atas pelaksanaan tugas tsb, dlm penjelasan umum UU No. 32/1956 mewajibkan Negara
u/ :
(1) Menyerahkan beberapa sumber pndptn Negara kpd daerah;
(2) Memberikan kpd daerah bagian tertentu dari penerimaan pelbagai pajak Negara;
(3) Memberikan ganjaran, subsidi & sumbangan.
Mengingat bahwa tdk semua sumber pembiayaan dpt diberikan kpd daerah, maka kpd daerah diwajibkan u/ menggali
segala sumber keuangannya sendiri berdasarkan peraturan per-uu-an.
KEGIATAN BELAJAR 2
Pajak & Retribusi Daerah
PENGERTIAN & FUNGSI PAJAK DAERAH
Pajak daerah a/ merupakan pungutan yg dpt dipaksakan berdasarkan ketentuan per-uu-an yg berlaku dlm hal ini
peraturan daerah.
Pemungutan pajak daerah tdk diperkenankan dilaksanakan apabila u/ jenis pajak itu telah dipungut oleh Negara.
UU No. 11/1957 ttg Peraturan Umum Pajak Daerah :
(1) Pajak daerah a/ pungutan daerah u/ menbiayai rumah tangganya sbg badan hukum publik;
Administrasi Perpajakan ~ 28 ~
(2) Lapangan pajak daerah a/ lapangan pajak yg belum diusahakan oleh Negara/daerah tingkat di atasnya.
(3) UU No. 5/1974, fungsi pajak daerah a/ u/ mengisi kas daerah dlm rangka melaksanakan otonominya.
Pajak daerah yg terlihat dlm pos penerimaan APBD terdiri dari 2 macam :
1) Jenis pajak yg telah ditentukan u/ daerah pd saat pembentukannya, al :
a) Pajak atas keramaian umum & pertunjukan;
b) Pajak atas reklame sepanjang tdk dimuat dlm majalah/warta harian;
c) Pajak anjing;
d) Pajak atas penjualan minuman yg mengandung alcohol;
e) Pajak kendaraan tdk bermotor dll.
2) Jenis pajak daerah yg sebelumnya a/ pajak pusat yg kemudian diserahkan kpd daerah, al :
a) Pajak jalan (ordonansi pajak jalan 1942);
b) Pajak potong ( ordonansi 1936);
c) Pajak pembangunan I (UU No. 79/1947);
d) Pajak radio (UU No. 79/1947);
e) BBNKB, Pajak Bangsa (UU No. 10/1968).
PERATURAN DAERAH
Perda yg melandasi pungutan pajak daerah dpt berlaku setelah mendpt pengesahan.
Psl 39 UU No. 5/1974, menetapkan ketentuan mengenai perda sbb :
(1) Perda/keputusan kepala daerah tdk boleh bertentangan dg kepentingan umum & peraturan di atasnya;
(2) Perda tdk boleh mengatur sesuatu hal yg diatur dlm peraturan per-uu-an/perda yg lebih tinggi tingkatannya;
(3) Perda tdk boleh mengatur sesuatu hal yg termasuk urusan rumah tangga daerah tingkat di bawahnya.
Perda yg diajukan u/ mndptkn pengesahan dari instansi yg lebih tinggi dg ketentuan sbb :
a) Dikirimkan dlm waktu 14 setelah pengesahan perda, 28 hari setelah penerimaan perda hrs disampaikan kpd presiden
melalui mendagri;
b) Dlm tempo 6 hari setelah perda diterima, mendagri/gubernur harus mengirim kabar;
c) Dlm tempo 3 bulan setelah menerima & dpt diperpanjang lagi dlm tempo 3 bulan lagi, maka hrs terjadi penesahan.
ASAS PEMUNGUTAN PAJAK
Asas pemungutannya sama dg pajak umum yaitu asas keadilan, yuridis, ekonomis & finansial.
Psl 6 ayat (1) UU No. 11/1957 menyebutkan barang-barang keperluan hidup sehari-hari tdk boleh langsung dikenakan
pajak daerah.
PERANAN & FUNGSI RETRIBUSI DAERAH
Retribusi merupakan pungutan kpd masyarakat sbg balas jasa atas pelayanan yg diberikan oleh daerah.
UU No. 12/1957, retribusi daerah a/ pungutan daerah sbg pembayaran pemakaian/krn memperoleh jasa pelayanan,
uasaha/milik daerah bg yg berkepentingan atau krn jasa yg diberikan oleh daerah.
Retribusi mengandung unsur :
(1) Dipungut oleh pemda berdasarkan perda;
(2) Pembayaran retribusi terjadi bila ada prestasi/jasa yg diberikan oleh pemda;
(3) Berlakunya terbatas pd daerah itu sendiri.
Beda Pajak dg Retribusi :
(1) Sifat pajak :
a) Memaksa secara kuat, yuridis & ekonomis;
b) Tdk ada imbalan langsung kpd pembayar;
c) Sepanjang memenuhi syarat-syarat formil & materiil maka tdk ada alternative u/ menolak pembayaran;
d) Peraturan pajak dpt digunakan u/ tujuan budgeting, regulerred & tujuan tambahan lainnya.
(2) Sifat retribusi :
a) Paksaan bersifat ekonomis;
b) Ada imbalan langsung kpd pembayar;
c) Ada alternative u/ menolak/menerima pembayaran;
d) Merupakan pungutan yg pd umumnya bersifat budgeting tdk menonjol;
e) Dlm hal-hal tertentu retribusi daerah digunakan u/ suatu tujuan tertentu.
Pd UU No. 12/1957 disebutkan hanya 8 jenis retribusi, yaitu :
(1) Uang leges;
(2) Uang tol, bea jalan, bea pangkalan & bea pertambangan;
(3) Bea pembantaian & pemeriksaan;
(4) Uang sempadan & ijin bangunan;
Administrasi Perpajakan ~ 29 ~
KEGIATAN BELAJAR 3
Pajak & Retribusi Daerah yg Penting
PAJAK KENDARAAN BERMOTOR
Berdasarkan UU No. 32/1957 juncto PP No. 3/1957 pajak pusat ini diserahkan ke daerah.
Dasar hukum pengutan pajak a/ ordonansi pajak kendaraan bermotor 1934.
Subjek pajak : pemegang kendaraan, sdg objeknya a/ kendaraan bermotor.
Kendaraan bermotor a/ : setiap kendaraan yg digerakkan oleh suatu kekuatan mekanik yg ada dlm/pd kendaraan itu,
begitu pula kereta tambahannya. Termasuk dlm pengertian kendaraan bermotor a/ :
(1) Kendaraan bermotor yg digerakkan oleh motor yg dihidupkan dg generator gas arang/mata yg memakai bahan
minyak tanah dg bensin;
(2) Segala kendaraan bermotor lainnya, yg digerakkan oleh suatu dg semata-mata menggunakan bensin sbg bahan
bakar;
(3) Kendaraan bermotor yg digerakkan oleh motor dg semata-mata menggunakan bensin sbg bahan bakarnya yg
mempunyai berat total yg diijinkan 3500kg atau lebih;
(4) Kendaraan bermotor yg mempunyai berat total yg diperkenankan kurang dari 3500kg;
(5) Kereta tambahan (gandengan) dari kendaraan bermotor.
Dikecualikan dari PKB atas kendaraan-kendaraan :
(1) Kendaraan milik Negara;
(2) Kendaraan yg dipergunakan untuk pembuatan & perbaikan jalan;
(3) Kendaraan pemadam kebakaran;
(4) Kendaraan korps diplomatic;
(5) Kendaraan para wisatawan & lain-lain org yg tinggal di Indonesia tdk lebih dari 90 hari berturut-turut.
(6) Kendaraan pribadi tarip pajaknya lebih besar dari kendaraan perusahaan.
BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR
Merupakan pungutan yg dikenakan trhdp penyerahan hak milik atas kendaraan bermotor yg dilakukan di Indonesia.
Berdasarkan UU No. 10/1968 juncto PP No. 5/1969, pungutan ini menjadi Pajak Daerah Tk. I.
Dasar hukum pungutan ini a/ UU No. 27/1959 (Perpu No. 27/1959 yg kemudian menjadi UU No. 1/1961.
Subjek BBNKB : org/badan yg menerima penyerahan kekayaan.
Objeknya : penyerahan kendaraan bermotor yg dilakukan di Indonesia.
Yang dikecualikan dari BBNKB :
(1) Penyerahan milik dari : sepeda kumbang & kendaraan bermotor yg langsung dibeli dari importer;
(2) Penyerahan kendaraan bermotor kpd Negara/daerah;
(3) Penyerahan kendaraan bermotor kpd korps diplomatic.
Tarip BBNKB : sesuai dg ketentuan Perda setempat (Dati I)
Atas BBNKB terhutang dlm hal :
(1) Tukar menukar kendaraan;
(2) Terjadinya hibah;
(3) Pemasukan kendaraan bermotor ke dlm milik persekutuan, perseroan, perkumpulan dsb.
PAJAK PEMBANGUNAN I (PPb I)
Dasar pemungutan : UU No. 14/1947 jo UU No. 27/1957.
Awalnya pajak ini dimaksudkan sbg sumbangan guna membantu dana perjuangan bangsa dlm mempertahankan
kemerdekaan.
Berdasarkan UU No. 32/1956, pajak ini diserahkan kpd pemerintah Dati II.
Subjeknya : org/badan yg melakukan pembayaran atas suatu transaksi pembelian makanan di rumah makan &
penginapan. ==> pajak tdk langsung dg penanggung pajak a/ pengusaha rumah makan.
Objeknya : pembayaran atas pembelian makanan/minuman di rumah makan & pembayaran sewa krn di rumah
penginapan.
Taripnya : 10%.
PAJAK TONTONAN
Subjek pajak : pengusaha tontonan.
Administrasi Perpajakan ~ 30 ~
Administrasi Perpajakan ~ 31 ~