Anda di halaman 1dari 13

Tumor Ganas ovarium

Tumor ganas ovarium menempati 2,45.6% dari tumor ganas yang sering ditemukan
pada wanita, insidennya di bawah kanker leher rahim dan karsinoma endometrium, tapi
mortalitas tinggi, menempati urutan teratas dari tumor ganas yang sering ditemukan pada
wanita. Jenis histologisnya kompleks, diagnosis dini sulit, survival 5 tahun keseluruhan
sekitar 50%.

Anatomi
Ovarium merupakan organ kelenjar seksual wanita, dapat menghasilkan sel ovum dan
mensekresikan honnon seks wanita. Pada wanita dewasa berukuran sekitar 4 cm x 3 cm x 1
cm, berbentuk oval pipih, konsistensi padat. Kedua ovari masing-masing terletak di posteroinferior di kedua sisi uterus, melalui membran ovari dihubungkan ke pars posterior
lieamentum latum, di lateral melalui ligamen infundibulum pelvis dihubungkan ke pelvis, di
medial melalui ligamen proprium ovari dihubungkan dengan uterus. Pembuluh darah dan
saraf ovarium berjalan di dalam ligamen infundibulum pelvis. Di permukaan ovarium tidak
terdapat peritoneum, diselimuti epitel kuboid selapis, di bawahnya adalah tunika albuginea
ovari, di dalamnya adalah korteks ovari, mengandung sejumlah besar folikel primordial, di
tengahnya berupa medula tanpa folikel, mengandung pembuluh darah, saraf, limfatik dll.

Epidemiologi
Insiden dan mortalitas tumor ganas ovarium dalam 30 tahun belakangan tidak banyak
berubah. Insiden tertinggi di negara Amerika Utara, Skandinavia dan Eropa Utara, sedangkan
di negara Afrika dan sebagian negara Timur (termasuk China) lebih rendah. Di antara negara
berbeda, insiden dibakukan usia dapat berselisih 4,5 kali lipat, sedangkan mortalitas
berselisih tidak besar. Estimasi mortalitas dibakukan usia di negara berkembang adalah
2,8/100.000 wanita, di negara maju adalah 6,2/100.000. Di Amerika Serikat, tahun 2003
terdapat sekitar 25.400 kasus barn tumor ganas ovari, di antaranya sekitar 14.300 kasus
meninggal karena penyakit itu.

Etiologi dan faktor risiko


Etiologi tumor ganas ovari tidak jelas, faktor berikut mungkin berkaitan dengan
timbulnya penyakit tersebut:

1. Pengaruh reproduksi: Infertil atau jumlah kehamilan sedikit, memakai stimulan


ovulasi dll. dapat menambah risiko keganasan ovarium. Sedangkan kehamilan aterm
berefek proteksi jelas terhadap timbulnya keganasan ovarium. Beberapa penelitian
menemukan bahwa meningkatnya jumlah kehamilan tak lengkap juga dapat
menurunkan risiko timbulnya karsinoma ovari.
2. Pengaruh haid: Usia menopause lanjut dapat sedikit menambah risiko karsinoma
ovari, tapi pengaruhnya agaknya tidak besar. Kebanyakan penelitian tidak
menemukan menarke dini sebagai faktor risiko, walaupun beberapa studi menganggap
itu sebagai faktor risiko lemah.
3. Efek hormon eksogen: Penggunaan jangka panjang pil kontrasepsi dapat menurunkan
risiko karsinoma ovari. Sebaliknya, terapi substitusi hormon pasca menopause dapat
meningkatkan risikonya.
4. Faktor diet: Diet tinggi lemak dapat meningkatkan risiko, sedangkan vitamin, serat,
buah dan sayur dapat menurunkan risikonya.
5. Faktor genetik: Pada kebanyakan kasus, faktor genetik (herediter multigenik)
berinteraksi dengan faktor lingkungan dalam menimbulkan tumor. Sekitar 5-10%
pasien karsinoma ovari memiliki anggotakeluargatingkatpertamayangjuga menderita
karsinoma ovari. Sedangkan wanita dengan riwayat keluarga sindrom keganasan ovari
herediter (HOCS) berpeluang tinggi menderita keganasan ovarium yaitu sampai 20%,
sesuai dengan pertambahan usia risiko tersebut meningkat pula.

Patologi
Tipe patologik
1.

Keganasan epitel ovarium


Ini yang tersering ditemukan, menempati 85-90% dari keganasan ovarium, umumnya
pada wanita setengah baya dan lansia, usia tersering adalah 50-60 tahun. Berasal dari
epitel permukaan ovarium maupun epitel

permukaan yang berinvaginasi ke dalam

berupa duktus glandular dan kista.

Karsinoma serosa: Mencakup kistadenoma serosa papilar dan karsinoma papilar. 50%
timbul serentak di kedua ovarium mudah tersebar di kavum abdomen dan pelvis, dapat
disertai asites masif, merupakan keganasan epitel ovari yang tersering ditemukan. Irisan
penampang tumor sebagai kistik solid, cairan serosa di dalam kista, di dinding dalam

kista sering terdapat banyak papila rapuh dan nodul padat, pada setengah lebih dapat
tampak papila eksofitik. Tumor jenis ini di bawah mikroskop menurut diferensiasi sel
kanker dibagi menjadi diferensiasi baik, sedang dan buruk. Kanker diferensiasi baik
memiliki percabangan papilar rapat, dapat tampak mitosis, sel tampak anaplastik berat,
terdapat invasi interstisial jelas, badan psamoma relatif banyak. Kanker diferensiasi
sedang dan buruk memiliki lebih banyak area padat, papil sedikit atau tak ada, badan
psamoma tak mudah temukan.

Karsinoma musinosa: Lebih jarang ditemukan dibanding kanker serosa, mengenai


ovarium bilateral pada 10-20% kasus. Sebagian besar tumor multilokular, padat atau
sebagian kistik, di dalam kista berisi musin gelatinosa, jarang sekali tumbuh papila
eksofitik, area solid berwarna putih susu atau merah jambu, struktur rapat dan konsistensi
rapuh. Di bawah mikroskop dibagi menjadi 3 gradasi, yang berdiferensiasi baik dan
sedang memiliki struktur glandular jelas, percabangan papila epitel rapat, terdapat
dinding bersama glandular, atipia inti sel jelas, terdapat invasi interstisial. Yang
berdiferensiasi buruk struktur glandular tidak jelas, mitosis atipikal bertambah banyak,
produksi musin dari sel sangat sedikit. Pasien sering kali meninggal karena lesi
metastasis peritoneal menimbulkan obstruksi usus.

Karsinoma endometrioid: Di China relatif jarang ditemukan. Tumor bersifat solid, irisan
penampang benvarna putih kelabu, sangat rapuh, yang kistik di dalamnya berisi massa
polipoid luas, sekitar 1/5 kasus disertai karsinoma endometrium. Mengenai ovarium
bilateral sekitar 30%. Histologi mikroskopik serupa dengan karsinoma endometrium.
Tapi papila di sini pendek dan lebar, unsur interstisial lebih banyak, jarang atau tidak ada
ciri glandula saling membelakangi.

Tumor ganas Brenner dan karsinoma sel transisional: Semuanya tergolong karsinoma
fibroepitel. Karsinoma sel transisional merupakan penggolongan barn dari sejenis
karsinoma epitel, suatu tumor ganas yang langsung timbul dari epitel permukaan
ovarium. Dari tumor Brenner bertransformasi ganas disebut sebagai tumor ganas
Brenner. Kedua jenis tumor itu relatif jarang, umumnya ditemukan pada wanita setengah
baya dan lansia, berupa tumor kistik solid atau solid. Karena kasusnya sedikit,
prognosisnya masih perlu diteliti.

Karsinoma sel jernih: Berasal dari duktus Mulleri, jarang ditemukan. Tumor umumnya
bersifat padat, lobular, penampang seperti daging ikan, dapat ditemukan rongga kistik
berukuran bervariasi. Umumnya unilateral. Secara mikroskopik tampak 3 jenis sel tumor:
sel jernih, sel seperti paku sepatu dan sel asidofil. Sel tumor tampak tersusun
bergerombol, papilar dan duktular. Dapat ditemukan endapan garam kalsium. Sering
disertai endometriosis. Prognosis buruk.
2.

Tumor stroma korda seks ovarium


Mencakup tumor yang timbul dari sel granulosa, sel teka, fibroblas, sel Leydig atau sel
stroma dari korda seks. Banyak tumor stroma korda seks dapat menghasilkan steroid
sehingga menimbulkan gejala endokrinal. Yang sering ditemukan adalah tumor sel
granulosa dan sel teka, kedua jenis tumor ini sering timbul bersamaan, dapat mensekresi
estrogen. Tumor bersifat padat, kebanyakan satu sisi, penampang irisan berwarna putih
kelabu atau kekuningan. Di bawah mikroskop tumor sel granulosa berbentuk bundar
atau bersudut, tersusun dalam sarang-sarang, folikuloid atau difus terbentang. Tumor sel
teka sering berbentuk bundar atau kumparan, tersusun dalam berkas berjalinan,
sitoplasma kaya akan lipid. Tumor sel granuloma hams dipandang sebagai potensial
ganas, rekurensi tinggi, tapi rekuren relatif lambat, terutama tersebar dalam rongga
peritoneum, sangat jarang metastasis jauh. Tumor sel teka jarang yang ganas, umumnya
pada wanita di atas usia 50 tahun. Prognosis kedua jenis tumor ini relatif baik.

3.

Tumor ganas sel germinal ovarium


Umumnya terjadi pada orang muda, menempati sekitar 6% dari tumor ganas ovarium.
Sumber dari sel germinal gonad primordial, derajat keganasan umumnya relatif tinggi,
mudah bermetastasis, tapi dewasa ini sudah terdapat rejimen kemoterapi yang sensitif
untuk jenis tumor ini, sehingga prognosisnya secara jelas berubah.

Teratokarsinoma: Sangat ganas, sering disertai tumor sel germinal lain, AFP dan HCG
serum dapat positif. Massa tumor relatif besar, berkapsul, sering ditemukan nekrosis
berdarah. Di bawah mikroskop tampak sel primordial poligonal membentuk lempeng,
pita dan sarang, displasia menonjol, mitosis banyak ditemukan, nukleus tampak
vakuolasi, intrasel tampak butiran glasial PAS positif.

Tumor sinus endodermal (tumor sakus vitelinus/yolk sac): keganasan tertinggi, tumbuh
sangat cepat, angka metastasis tinggi, reaksi AFP serum positif, HCG negatif. Tumor
umumnya unilateral, massa besar, berkapsul, penampang irisan seperti tahu. Di bawah

mikroskop tampak sel tumor tidak berdiferensiasi, polimorfus, dapat mem-bentuk seperti
jala dan gulungan kawat, seperti sinus endodermal (korpus Schiller-Duval) dan struktur
glandular dll. Teratoma tidak memiliki struktur ini, di dalam dan luar sel juga tampak
butiran PAS positif.

Teratoma immatur: angka kejadian di bawah atau mendekati tumor sinus endo-dermal.
Massa tumor sangat besar dan unilateral, penampang irisan bersifat padat dan kistik,
berwarna-warni.

Komponen

jaringan

kompleks,

jaringan

embrional

belum

berdiferensiasi umumnya berupa neuroepitel, juga terdapat jaringan lain yang berasal
dari 3 lapisan embrional, seperti kolagen, kartilago, dll. Tumor ini memiliki angka
rekurensi dan metastasis tinggi, tapi tumor rekuren dapat bertransformasi dari immatur
ke arah matur, regularitasnya condong menyerupai pertumbuhkembangan embrio
normal. Se-makin lanjut rekurensi, jaringan tumor semakin tinggi bertransformasi ke
arah maturasi, proses maturasi ini memerlukan proses waktu tertentu.

Disgerminoma: merupakan tumor ganas sel germinal ovarium yang tersering ditemukan
dari data luar China, sedangkan laporan dan China umumnya mengatakan lebih jarang
ditemukan dibandingkan teratoma immatur. Umumnya unilateral, yang bilateral
menempati 10-20%, tumor padat permukaan licin lobulasi, penampang irisan berwarna
merah muda hingga kecoklatan. Di bawah mikroskop sel tumor berbentuk bundar atau
poligonal, nukleus vakuolasi terletak sentral, nukleolus besar dan eosinofil sitoplasma
kaya akan glikogen.
4.

Tumor metastatik ovarium.


Karena ovarium kaya akan limfatik dan aliran darah, ia menjadi organ yang mudah
terkena tumor metastatik. Beberapa keganasan primer di saluran digestif dan mamae
sering kali pertama-tama bermetastasis ke ovarium, salah satu yang penting adalah tumor
Krukenberg atau disebut kanker sel signet ring. Tumor metastatik dari organ di luar
sistem reproduksi pada umumnya tetap mempertahankan bentuk ovarium seperti semula,
berbentuk ginjal atau oval, permukaan licin, kapsul intak, penampang irisan padat
gelatinosa, kebanyakan bilateral. Di bawah mikroskop morfologi jaringan bervariasi,
dapat berupa adenokarsinoma, adenokarsinoma musinosa. dll. Yang paling khas adalah
karsinoma sel signet ring, menunjukkan sel mus bervariasi jumlahnya di dalam stroma
fibrosa bentuk sel bulat kecil atau tak beraturan, bila sitoplasma banyak mengandung
musin maka nukleus terdesak ke satu sisi, menjadi sel cincin signet yang tipikal. Pasien

keganasan sekunder ovarium umumnya berusia muda kebanyakan terjadi pre menopause,
prognosis buruk, survival 5 tahun sekitar 10%.
Jalur metastasis
1. Penyebaran implantasi kavum pelvis dan abdomen: merupakan pola metastasis utama
dan khas dari keganasan ovarium. Yang sering ditemukan terimplantasi adalah
permukaan uterus, anterior dan lateral rektum, refleksi peritoneum vesika urinaria,
peritoneum pelvis, parakolon, pennukaan usus halus, omentum mayus, subdiafragma
kanan dan pennukaan hati, dll.
2. Ekstensi direk lokal: ketika tumor ovarium menembus kapsul, ia dapat langsung
menginvasi jaringan organ sekitar, misalnya ke rektum, uterus, tuba uterina, apendiks
dll. Invasi ini dapat superfisial hanya mengenai lapisan serosa, dapat juga dalam
sampai ke lapisan otot bahkan lapisan mukosa organ tersebut.
3. Metastasis limfogen: keganasan ovarium terutama bennetastasis ke kelenjar limfe
para-aorta abdominal dan kelenjar limfe kavum pelvis, pada pasien stadium lanjut
juga dapat ke kelenjar limfe inguinal dan/ atau supraklavikular.
4. Metastasis hematogen: jarang ditemukan. Bila timbul metastasis hematogen, maka
pertanda masuk ke stadium lanjut. Lokasi metastasis yang sering ditemukan adalah
berturut-turut hati/ pare, pleura, ginjal, tulang, adrenal dan limpa.
Manifestasi klinis
Gejala klinis
Pada stadium dini umumnya asimtomatik, atau hanya terdapat gejala tidak khas
yang ringan, seperti tidak nafsu makan, kembung, sakit perut, mengurus, dll. Keluhan
tersering dari pasien adalah perut kembung tidak nyaman, mudah dikelirukan sebagai
dispepsia. Perut kembung dapat disebabkan oleh massa pelvis menyebabkan naiknya tekanan
kavum pelvis, atau asites, massa abdominal membuat tekanan intra-abdomen meninggi.
Umumnya tanpa nyeri perut atau hanya nyeri samar, bila tumor mengalami torsi, ruptur,
perdarahan dan terinfeksi, dapat timbul nyeri perut yang lebih jelas. Selain itu, sebagian
pasien dapat mengalami perdarahan per vaginam iregular, umumnya gejala ini terjadi pada
tumor sel granulosa dan tekoma yang mampu memproduksi estrogen.

Tanda fisik

1. Massa kavum pelviko-abdominal: ketika tumor ovarium terletak di kavum pelvis,


pemeriksaan ginekologis meraba massa di satu atau kedua sisi uterus, bila tumor
membesar dapat memasuki kavum abdomen. Permukaan tumor ganas dapat bersifat
nodular, padat atau kistik dan padat, bila mengenai jaringan sekitar tumor menjadi
terfiksasi. Bila di resesus rekto-uterina terdapat massa keras padat nodular dan
koalesen, umumnya bersifat ganas.
2. Tanda asites: pada pemeriksaan fisik terdapat pekak bergeser (shifting dullness)
positif, bila asites masif seluruh abdomen pekak pada perkusi. Asites keganasan
ovarium umumnya berwama merah muda sanguineus, pemeriksaan sitologi dapat
menemukan sel ganas.
3. Kelainan tanda seksual sekunder: merupakan manifestasi hormon yang diproduksi
tumor ovarium. Misalnya pubertas prekok sebelum remaja, perdarahan per vaginam
pada menopause, amenore pada usia reproduktif atau perdarahan iregular uteri,
maskulinisasi dll.
4. Tanda metastasis jauh: sepertipembesaran kelenjar limfe supraklavikular, hidrotoraks,
hepatomegali, dll. Bila timbul hidrotoraks, harus dibedakan dari tumor jinak ovarium
yaitu sindrom Meigs.
Diagnosis dun diagnosis banding
Diagnosis
Terhadap keganasan ovarium, khususnya stadium dini, dewasa ini masih kekurangan metode
diagnosis yang spesifik dan sensitif. Gabungan penggunaan beberapa metode pemeriksaan
berikut dapat membantu meningkatkan keberhasilan diagnosis pra operasi.

Pemeriksaan pencitraan
1. Rontgen toraks dapat membantu menemukan hidrotoraks; film polos abdomen dapat
menemukan lesi kalsifikasi dalam teratoma; pemeriksaan minum barium dan enema
barium membantu menyingkirkan tumor primer gastrointestinal dan mengetahui
apakah saluran gastrointestinal terkena; pencitraan saluran kemih dapat menemukan
desakan atau situasi invasi terhadap buli-buli dan ureter.
2. USG dapat menemukan tumor kecil ovarium yang tidak jelas dengan palpasi; dapat
membedakan sifat solid atau kistik dan tumor serta apakah di dalam kista terdapat
papila, ini membantu diagnosis sifat jinak atau ganas dari tumor; dapat menemukan
asites dan lesi implantasi agak besar dalam kavum pelviko-abdominal, khususnya

membantu penentuan lesi metastatik ke hati, limpa dan ginjal dan organ padat lain.
USG vaginal memiliki berkemampuan diferensiasi lebih tinggi, jarak prober vagina
dan organ kavum pelvis lebih dekat sehingga lebih jelas melihat ukuran dan bentuk
ovarium.
3. Pemeriksaan CT dan MRI dapat menemukan lesi kecil yang sulit ditemukan USG,
kemampuan diferensiasi lebih tinggi, sehingga akurasi meningkat. Selain itu, CT atau
MRI dapat dengan

jelas menunjukkan hubungan tumor dan jaringan organ

sekitarnya, situasi kelenjar limfe kavum abdomen, pelvis ada tidaknya metastasis ke
hati, limpa dan organ padat lain, untuk diagnosis, penentuan stadium tumor sangat
membantu.
4. PET/CT merupakan teknik pencitraan paling maju dewasa ini. Zat kontras yang sering
dipakai adalah deoksiglukosa yang dilabel dengan

18

F (18F-FDG), waktu paruhnya

relatif lebih panjang, dapat mencerminkan metabolisme glukosa dalam tubuh.


Jaringan tumor memiliki metabolisme lebih kuat terhadap

18

FDG, ambilan FDG

jaringan tumor ganas jauh lebih tinggi dari jaringan normal dan tumor jinak. Ambang
nilai ukuran tumor yang dapat dideteksi dari teknik pencitraan klinis pada umumnya
adalah 1 cm3 (109 unit sel), PET mungkin dapat menemukan lesi yang lebih kecil.
Pemeriksaan petanda tumor
Jenis tumor ovarium sangat beragam, tidak setiap jenis memiliki zat petanda tumor
yang bersesuaian, dewasa ini petanda tumor yang telah dikenal kurang spesifik, harus
digabungkan dengan hasil pemeriksaan lain barulah dapat menegakkan diagnosis. AFP: pada
tumor sel germinal ganas ovarium, misal tumor endodermal dan teratokarsinoma dapat
bereaksi positif, tapi harus menyingkirkan hepatokarsinoma, hepatitis, kehamilan dll. yang
dapat memberikan AFP positif. Pemeriksaan AFP juga dapat dijadikan satu parameter
pemantau perkembangan penyakit pasca terapi. Beta-HCG: 3-HCG merupakan zat petanda
sensitif bagi tumor sel germinal ovarium yang mengandung unsur koriokarsinoma, seperti
teratokarsinoma dan koriokarsinoma primer. CA-125: CA-125 merupakan antigen terkait
dengan keganasan epitel ovarium, pada tumor jinak yang berasal dari duktus Mullen lainnya,
endometriosis dan inflamasi peritoneum juga dapat bereaksi positif. Spesifisitas zat petanda
ini tidak terlalu kuat, tapi sensitivitasnya tinggi, reaksi positif pada keganasan epitel ovarium
dapat mencapai 82-94%. Ini merupakan zat petanda karsinoma ovari yang paling banyak
digunakan di klinis.

Selain itu, tumor stroma korda seks dan tumor epitel ovarium tertentu dapat memiliki
kadar estradiol dan progesteron serum yang tinggi; beberapa tumor sel germinal dan tumor
epitel memiliki CEA meninggi; pemeriksaan CA199 terhadap karsinoma musinosa dan
karsinoma sel jernih memiliki sensitivitas cukup tinggi; pemeriksaan beberapa zat petanda
tersebut dapat menjadi rujukan dalam diagnosis.
Pemeriksaan sitologi
Terutama dilakukan pemeriksaan sitoogi dari asites. Asites keganasan ovarium
merupakan transudat, kebanyakan dapat ditemukan sel adenokarsinoma, pemeriksaan ini
penting bagi peningkatan diagnosis keganasan ovarium pra operasi.

Laparoskopi
Laparoskopi membantu diagnosis dini keganasan ovarium. Ketika basil pemeriksaan
USG atau CA125 darah mencurigakan massa pelvis sebagai keganasan ovarium; asites masif
menyulitkan diferensiasi TB, sirosis hati dan keganasan ovarium, dapat dilakukan
laparoskopi untuk memastikan diagnosis. Selain itu juga membantu diferensiasi keganasan
primer atau metastatik ovarium serta penentuan stadium keganasan ovarium secara tepat, dll.

Diagnosis banding
Keganasan ovarium tidak memiliki manifestasi spesifik, mudah dikacaukan dengan beberapa
penyakit lain:
1. Tumor jinak ovarium
Tumor jinak tumbuh ekspansif, volumenya dapat sangat besar, permukaan tumor licin,
umumnya bersifat kistik, dinding kista tipis, tanpa asites. Kadar CA125 darah <35 U/ml.
Diagnosis pasti memerlukan eksisi tumor dan pemeriksaan patologi.
2. Massa inflamasi pelvis
Mencakup abses ovarium dan kavum pelvis, pielosalping, dll. Pasien dapat memiliki
riwayat demam dan nyeri abdomen bawah, massa terfiksasi, terasa nodular, melekat ke
jaringan sekitar. Kadar CA125 normal atau agak tinggi. Pasca terapi anti radang tumor
dapat menyusut, diagnosis pasti juga memerlukan laparotomi eksploratif.
3. TB kavum peritoneal
Dapat menimbulkan massa abdomen atau massa pelvis, umumnya dengan asites,
pengurusan, demam rendah dll. Pemeriksaan abdomen terasa khas lembut kenyal,
pemeriksaan sitologi asites dan baksil tahan asam membantu diagnosis penyakit ini, bila

perlu dilakukan laparoskopi dan eksplorasi laparotomi, intra operatifwalaupun


menemukan lesi khas TB, tetap perlu pemeriksaan patologi potong beku.
4. Endometriosis
Sering mengenai ovarium, juga implantasi dalam kavum rektouterina. Dengan
berulangnya siklus haid mengalami organisasi darah, lesi tents bertambah besar, menjadi
keras, melekat dengan jaringan sekitar, dapat membentuk lesi yang sangat menyerupai
keganasan ovarium. Pasien umumnya berusia muda, ada atau tidak ada riwayat nyeri haid.
Kadar CA125 darah meninggi ringan, umumnya tidak lebih dari 100 U/ml. Diagnosis
dapat dipastikan dari laparoskopi dan laparotomi eksploratif.
Klasifikasi stadium
Dewasa ini memakai klasifikasi stadium menurut asosiasi obstetri ginekologi internasional
(FIGO) tahun 2003 sebagai berikut:
Stadium I

Tumor terbatas pada ovarium.

Stadium I a

Tumor terbatas di satu ovarium, kapsul intak, permukaan tanpa tumor;


dalam asites atau air bilasan peritoneal tak ditemukan sel ganas.

Stadium I b

Tumor terbatas di kedua ovarium, kapsul intak, permukaan tanpa


tumor, dalam asites atau air bilasan peritoneal tak ditemukan sel
ganas.

Stadium I c

Tumor terbatas di satu atau kedua ovarium, disertai salah satu berikut
ini : kapsul pecah, terdapat tumor di permukaan ovarium; dalam asites
atau air bilasan peritoneal ditemukan sel ganas.

Stadium II

Tumor mengenai satu atau kedua ovarium, dengan metastasis pelvis.

Stadium II a

Lesi ekstensi atau metastasis ke uterus atau tuba uterina; dalam asites
atau air bilasan peritoneal tak ditemukan sel ganas.

Stadium II b

Lesi ekstensi ke organ pelvis lainnya; dalam asites atau air bilasan
peritoneal tak ditemukan sel ganas.

Stadium II c

Lesi stadium II a atau II b; dalam asites atau air bilasan peritoneal tak
ditemukan sel ganas.

Stadium III

Tumor mengenai satu atau kedua ovarium; dengan bukti mikroskopik


metastasis kavum peritoneal di luar pelvis, dan/ atau metastasis ke
kelenjar limfe regional.

Stadium III a

Bukti mikroskopik metastasis kavum peritoneal di luar pelvis.

Stadium III b

Diameter maksimal lesi peritoneal di luar pelvis 2 cm.

Stadium III c

Diameter maksimal lesi peritoneal di luar pelvis > 2 cm, dan/ atau
dengan metastasis kelenjar limfe regional.

Stadium IV

Metastasis jauh di luar kavum peritoneal.

Catatan: metastasis kapsul hati adalah T3/ stadium III metastasis parenkim hati adalah M1/ stadium IV. Efusi
pleural harus mengandung sel ganas untuk digolongkan sebagai M1/ stadium IV.

Terapi
Prinsip terapi secara umum adalah terapi gabungan dengan operasi sebagai intinya.
Berdasarkan jenis histologi dan stadium klinis dipilih rejimen terapi yang berbeda.

Terapi operasi
Operasi merupakan metode paling penting dalam terapi keganasan ovarium, kecuali bila
estimasi klinis tumor inoperabel dan terdapat kontraindikasi operasi, semua harus terlebih
dulu dilakukan operasi. Terdapat beberapa teknik operasi yang berbeda:
1. Laparotomi menyeluruh, memastikan stadium: sesuai untuk pasien kanker ovarium
dengan diagnosis pre-operasi sebagai stadium I. Ini mencakup pengangkatan uterus
dan sepasang adneksanya, omentum mayus, pembersihan kelenjar limfe pelvis dan
para-aorta abdominal, pemeriksaan sitologi kavum abdomen (asites atau air bilasan
kavum pelvis, abdomen).
2. Operasi sitoreduksi (debulking): sesuai untuk kasus stadium II ke atas. Tujuan operasi
ini adalah untuk mengangkat sebagian besar atau praktis seluruh tumor (termasuk lesi
metastatik). Patokan dan operasi sitoreduksi yang berhasil atau memuaskan adalah
jika setiap lesi keganasan yang tertinggal berdiameter kurang dan 2 cm. Keberhasilan
operasi sitoreduksi bermanfaat bagi pemulihan kekuatan anti tumor tubuh,
menciptakan kondisi kondusif bagi radioterapi, kemoterapi, dll.
3. Operasi eksploratif ke dua: dalam 1 tahun pasca operasi debulking, juga sudah
menyelesaikan minimal 6 kuur kemoterapi, hasil pemeriksaan klinis maupun
penunjang (termasuk CA125 dan petanda tumor lain) dalam batas normal, barulah
dikerjakan lagi laparotomi eksploratif. Tujuannya adalah memberikan dasar bagi
penghentian kemoterapi atau mengubah rejimen kemoterapi dan metode terapi, serta
mengangkat lesi ganas yang ditemukan.

Kemoterapi
Keganasan ovarium tidak dapat di-sembuhkan tuntas hanya dengan operasi,
kemoterapi anti kanker merupakan tindakan penting yang tidak boleh absen dalam prinsip
terapi gabungan terhadap kanker ovarium, lebih efektif untuk pasien yang sudah berhasil
menjalani operasi sitoreduksi.
1. Rejimen kemoterapi
a. Rejimen lini pertama
Terhadap karsinoma epitel ovari hams pertama-tama memilih rejimen TP, yaitu
paklitaksel 135-175 mg/m2, ditambah karboplatin AUC=6 atau DDP 75mg/m2. Juga
dapat memilih rejimen PAC dan PC, yaitu karboplatin AUC=6 atau DDP 70-100mg/
m2, ADR 50mg/m2 atau epirubisin 80 mg/m2, CTX 750 mg/m2, kombinasi memakai
tiga jenis atau dua jenis obat.
Terhadap tumor ganas sel germinal dan tumor stroma korda seks, dengan rejimen
VAC dan VBP sebagai rejimen lini pertama, VCR 2mg, Act-D 1,5-2,5 mg, CTX 750
mg/ m2, ADR 45 mg, DDP 70-100 mg/m2. Rejimen VAC terutama dipakai untuk
kasus stadium I, efek buruk lebih ringan. Rejimen VPB dapat meningkatkan efektivitas
secara jelas pada kasus stadium sedang dan lanjut, sekaligus dapat mempertahankan
fungsi reproduksi.
b. Rejimen lini kedua
Terhadap kasus rekuren dan belum terkendalikan, dapat memilih obat berikut:
topotekan, paklitaksel, dosetaksel, ifosfamid, gemsitabin, doksil, oksaliplatin, etoposid
kapsul oral, dll.
2. Jalur dan cara pemberian obat
Pada umumnya, pasca operasi kebanyakan memakai kemoterapi gabungan intraabdomen dan intravena. Karena keganasan ovarium sering tersebar dalam kavum abdomen
dan pelvis, maka infus obat intra abdomen khususnya penting. Cara pemberian obat dapat
dengan teknik pungsi jarum tunggal dan teknik kateter dauer, teknik pertama lebih aman
dan simpel, tak ada komplikasi obstruksi kateter, infeksi dll. Volume cairan infus intraabdomen sekitar 2000 ml, agar obat dapat tersebar merata dalam kavum abdomen. Selain
itu, dapat dilakukan kemoterapi intra-arteri, yaitu melalui kateterisasi arteri epigastrik
inferior, arteri uterina, atau kateterisasi per kutan melalui arteri femoralis ke arteri iliaka
interna untuk kemoterapi, tujuannya untuk meninggikan konsentrasi obat dalam aliran

darah arteri iliaka interim, dapat digunakan untuk mengendalikan lesi di dasar pelvis atau
sekitar puntung vagina. Kateterisasi arteri gastroepiploika dekstra hingga arteri hepatika
komunis atau kateterisasi per kutan arteri femoralis ke arteri hepatika untuk kemoterapi,
dapat menterapi metastasis parenkim hati. Umumnya diberikan terapi 6-8 kuur. Efek
toksik kemoterapi yang tersering ditemukan adalah depresi sumsum tulang, reaksi
gastrointestinal, nefrotoksisitas, rambut rontok, dll.
Radioterapi
Kebanyakan tumor ovarium kurang sensitif terhadap radiasi, radioterapi bukan
metode terapi utama. Di antaranya tumor disgerminoma ovari sangat peka terhadap radiasi,
dapat disembuhkan melalui radioterapi.

Prognosis
Di antara keganasan ginekologik yang umum ditemukan, tumor ganas ovarium
memiliki efek terapi terburuk, terutama pasien stadium menengah dan lanjut berprognosis
buruk, survival 5 tahun berkisar 20-30%. Survival 5 tahun keganasan ovarium stadium I, II,
III dan IV masing-masing adalah 86%, 50%, 19% dan 3%. Faktor yang mempengaruhi
prognosis adalah: stadium klinis, jenis patologik, grade patologik, ukuran sisa tumor pasca
operasi, jumlah kuur kemoterapi pasca operasi dll. Angka survival 5 tahun pada tumor
dengan jenis histologik berbeda juga berbeda, pada karsinoma serosa 15-30%,
kistadenokarsinoma musinosa 40-50%, prognosisnya lebih baik daripada karsinoma serosa,
progresi klinis lebih lambat. Karsinoma endometrioid memiliki survival 5 tahun 40-55%,
karsinoma embrional 13%, teratoma immatur dapat mencapai 63%. Upaya deteksi dini,
peningkatan diagnosis dini, peningkatan keberhasilan operasi sitoreduksi dan pelaksanaan
kemoterapi memadai sesuai jadwal merupakan jalan ke arah perbaikan prognosis.

Buku Ajar Onkologi Klinis. Jakarta : FKUI; 2008


Editor utama : Wan Desen
Penerjemah : willie japaries
Koosrdinator Penerbitan : dr Hendra Utama, SpFK

Anda mungkin juga menyukai