Laprak Farmako Bab 2 (Fix)
Laprak Farmako Bab 2 (Fix)
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sistem syaraf disebut sistem koordinasi tubuh, artinya
kemampuan dalam menerima dan mengubah rangsangan dari organ
sensori menjadi energi listrik di organ efektor. Ada dua sel khusus dalam
sistem syaraf, yakni sel neuron dan sel neuroglia. Sel neuron merupakan
unit dasar sistem syaraf, sedangkan sel neuroglia adalah sel pendukung
yang berada di antara neuron-neuron dari sistem syaraf pusat.
Katak merupakan hewan coba yang memiliki sistem syaraf
sederhana. Meskipun begitu, prinsip sistem syaraf pada katak sama
dengan hewan coba lainnya. Sistem syaraf pusat katak terbagi atas 2
macam, yakni otak (encephalon) dan medula spinalis (sumsum tulang
belakang). Otak dan medula spinalis katak dilindungi oleh tengkorak,
ruas tulang belakang, dan dua selaput meningens. Otak atau encephalon
terdiri dari tiga bagian, yaitu proencephalon, mesencepahalon, dan
rhombencephalon. Proencephalon dibagi dualagi, yakni telencephalon
(pleksus choroidia, bubus olfaktori, dan nuklei basal), dan diencephalon
(thalamus, hipotalamus, dan epifise). Diencepahalon bertindak
meneruskan rangsangan ke korteks cerebri dan banyak berperan dalam
sistem syaraf otonom, terutama sekresi hormon dari hipofise.
Obat adalah zat kimia yang dapat mempengaruhi proses hidup
yang digunakan untuk pencegahan, diagnosis dan pengobatan suatu
penyakit. Obat dapat diaplikasikan ke hewan melalui parenteral/injeksi
(intramuscular, intraperitoneal, intravena, subcutan,dan intracutan),
peroral, perinhalasi, perectal, dan tropical. Aplikasi obat juga tergantung
pada spesies hewan yang akan kita obati, dosis obat yang digunakan, dan
jenis penyakit.
B. Tujuan
Mahasiswa mengetahui dan mempelajari tata cara handling dan
pemberian obat pada hewan laboratorium, serta mengetahui fungsi
cerebrum, cerebellum, medulla oblongata dan medulla spinalis terhadap
fungsi fisiologis tubuh.
C. Rumusan masalah
1. Apa yang terjadi saat katak diberi perlakuan terhadap bagian organ
sistem saraf (otak, medulla oblongata, dan medulla spinalis?
2. Bagaimana cara pemberian obat pada hewan percobaan seperti tikus
dan kelinci?
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem saraf merupakan sistem pengatur semua fungsi kerja organ.
Sistem saraf dibagi kedalam dua macam yaitu sistem saraf pusat dan sistem
saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan medula oblongata
bertanggung jawab terhadap integrasi informasi.Setiap bagian susunan saraf
pusat mempunyai fungsi tertentu. Fungsi-fungsi tersebut dapat diketahui
dengan merangsang (fasilitasi) atau menghambat (inhibisi) bagian-bagian
tertentu dari otak dan kemudian mengamati reaksi-reaksi yang timbul (Court
1990).
Fungsi yang paling penting dari sistem saraf adalah mengolah
informasi yang masuk melalui beberapa jalan sehingga timbul respon
motorik yang sesuai. Informasi sensorik penting untuk merangsang insting,
informasi tersebut segera disalurkan ke saraf motorik otak integral yang
sesuai sehingga dapat timbul respon yang diinginkan (Guyton 2008).
Dalam pembagiannya, sistem saraf dibagi menjadi 2 bagian besar
yakni sistem saraf pusat, dan sistem saraf tepi/perifer. Sistem saraf pusat
terbagi menjadi otak dan medulla spinalis, sedangkan sistem saraf tepi
dibagi menjadi susunan saraf otonom dan susunan saraf somatik.
Selanjutnya sistem saraf otonom dibagi lagi menjadi sistem saraf simpatik
dan sistem saraf parasimpatik. Terdapat perbedaan antara sistem saraf pusat
dan sistem saraf tepi, antara lain, pada sistem saraf pusat kumpulan neuron
disebut dengan nuclei, sedangkan pada sistem saraf tepi disebut dengan
ganglion., dan pada sistem saraf pusat, kumpulan akson disebut dengan
traktus sedangkan pada sistem saraf tepi kumpulan aksodisebut nervus
(Astuti, 2007).
Katak dibudidayakan untuk beberapa tujuan, misalnya sebagai
sumber makanan, dan hewan laboratorium. Katak sebagai hewan
laboratorium juga digunakan sebagai hewan model. Katak platanna
(Xenopuslaevis), untuk pertama kali digunakan di laboratorium untuk tes
kehamilan pada abad ke-20 (Roberts 2007).
Tikus putih (Rattus norvegicus) telah diketahui sifat-sifatnya dengan
sempurna, mudah dipelihara, merupakan hewan yang cocok untuk berbagai
macam penelitian sehingga dapat digunakan sebagai hewan percobaan di
laboratorium hewan. Tikus putih cukup mudah dikembangbiakkan. Tikus
putih juga tidak mempunyai refleks muntah karena berdasarkan anatominya
oesofagus tikus putih bermuara ke dalam lambung serta tikus putih ini tidak
mempunyai kantung empedu. Penggunaan tikus di laboratorium banyak
bertujuan untuk penelitian tentang ketuaan, neoplasia, daya kerja obat,
a. Perusakan cerebrum
Cerebrum katak dirusak dengan cara bagian kepala di atas rongga
mulut digunting secara melintang tepat di belakang mata, setelah itu
katak dibiarkan selama 10 menit kemudian dilakukan percobaan
seperti percobaan 1.
b. Perusakan medulla oblongata
Medulla oblongata dirusak dengan cara bagian saraf di caudal
cerebrum ditusuk menggunakan sonde. Tanda bahwa bagian medulla
oblongata telah dirusak adalah tidak ada lagi gerakan nafas di daerah
thorax. Kemudian dilakukan percobaan seperti percobaan 1.
c. Perusakan medulla spinalis
Medulla oblongata dirusak dengan cara bagian saraf di caudal
cerebrum ditusuk lebih jauh dari penusukan bagian medulla
oblongata dengan sonde. Setelah itu dilakukan percobaan seperti
percobaan 1.
V.
VI. HASIL
Tabel 1. Perubahan-perubahan yang terjadi setelah perusakan susunan saraf
pusat secara bertahap
Sesudah
perusakkan
medulla
Sesudah
oblongata, perusakkan
lobus
medulla
optikus,
spinalis
dan
cerebellum
-
Normal
Sesudah
perusakkan
cerebrum
+++
++
+++
++
Posisi waktu
istirahat
Sudut antara
tubuh katak
dengan papan
katak kurang
dari 45
Sudut antara
tubuh katak
dengan papan
katak lebih dari
45
Frekuensi
denyut jantung
92 kali /menit
16 kali /menit
++
Aktivitas katak
Kesadaran
Gerakan
spontan
Frekuensi
104 kali /menit
pernapasan
+++
Keseimbangan
Reaksi terhadap
asam
+++
Tonus otot
+++
Refleks-refleks
Sudut antara
Sudut antara
tubuh katak
tubuh
dengan
dengan
papan katak
papan katak
mendekati
adalah 0
0
++
+++
+
+
VII. PEMBAHASAN
Pada katak normal yang belum diberi perlakuan apapun di bagian
susunan saraf pusatnya memiliki kesadaran, gerakan spontan, keseimbangan,
tonus otot, dan refleks yang baik. Posisi tubuh ketika istirahat antara dinding
abdomen katak dengan bidang papan katak membentuk sudut kurang dari
45 yang membuktikan bahwa tonus otot katak masih berfungsi dengan
baik. Frekuensi denyut jantung 92 kali per menit dan frekuensi napas 104
kali per menit yang membuktikan bahwa pusat kardiovaskular (medulla
oblongata) masih berfungsi dengan baik. Reaksi terhadap penetesan asam
encer di luka yang dibuat terjadi cukup cepat, yaitu 2 detik. Hal tersebut
membuktikan bahwa pusat rasa sakit (cortex cerebri) dan pusat refleks
(medulla spinalis) juga masih berfungsi dengan baik.