Tinjauan Pustaka
Tanggal premature pada gigi sulung dapat disebabkan oleh adanya karies gigi
ataupun karena pencabutan gigi, pencabutan gigi ini dapat dikarenakan gigi sulung
tersebut sudah tidak dapat dilakukan perawatan untuk mempertahankannya. (Sartika,
2002).
Setelah dilakukan ekstraksi gigi sulung pada anak penting untuk memberikan
instruksi mengenai tindakan post ekstraksi kepada anak maupun orang tua. Instruksi ini
dapat diberikan baik secara verbal maupun tertulis, namun instruksi tertulis mengenai
tindakan post ekstraksi lebih direkomendasikan (Muthu dan Shivakumar, 2009)
Medikasi post ekstraksi diberikan pada anak hanya apabila diperlukan. Ekstraksi
itu sendiri dinilai dapat menghilangkan fokus infeksi dengan memfasilitasi drainase untuk
pus ataupun abses yang mungkin terbentuk akibat gigi sulung yang mengalami karies
parah, dengan demikian pemberian antibiotic biasanya tidak dibutuhkan. Analgesic dapat
diberikan untuk mengurangi rasa sakit setelah ekstraksi gigi sulung. Analgesic yang biasa
digunakan ialah ibuprofen atau paracetamol. Namun, pemberian analgesic ini pun tidak
diperlukan apabila eksraksi dilakukan pada gigi sulung yang telah mengalami mobilitas
tinggi karena resorbsi oleh gigi pengganti. (Muthu dan Shivakumar, 2009)
Kehilangan gigi sulung secara dini dapat menimbulkan berkurangnya panjang
lengkung rahang oleh karena adanya pergeseran gigi tetangga dan gigi antagonis kearah
ruangan yang kosong sehingga menyebabkan terjadinya pengurangan panjang lengkung
rahang (Sartika, 2002). Selain itu, tanggal premature dapat mengganggu erupsi gigi
permanen pengganti (Wibowo & Nuraini, 2008). Untuk mencegah hal ini maka perlu
dilakukan perawatan yang tepat oleh dokter gigi, perawatan yang dapat mencegah
berkurangnya panjang lengkung rahang akibat tanggal premature gigi sulung adalah
dengan pembuatan space maintener.
Space maintainer adalah alat yang bersifat pasif dan berfungsi untuk menjaga
jarak mesiodistal ruangan akibat pencabutan gigi desidui yang terlalu awal dan
memelihara gerakan fungsional. Space maintainer dapat digunakan untuk mencegah
pergeseran gigi ke arah mesial dari gigi molar pertama permanen. Space maintainer akan
dilepas jika alat tersebut akan menghalangi erupsi gigi permanen dibawahnya (Andlaw
dan Rock, 1992).
Pembahasan
Sebelum melakukan pencabutan pada gigi sulung, kita sebagai dokter gigi harus
mengetaui diagnose dari penyakit gigi pasien. diagnose ini didapat dari anamnesis kepada
orang tua atau orang yang mengantarnya. Anamnesa kepada wali pasien meliputi,
keadaan umum pasien (riwayat medis, riwayat alergi, obat yang sedang atau pernah
dikonsumsi oleh pasien) dan riwayat sakit gigi pasien. Perlunya mengetahui diagnose ini
nantinya berhubungan dengan tindakan yang akan kita lakukan, apakah gigi pasien ini
nanti diindikasikan untuk di ekstraksi atau tidak. Selain itu juga untuk menentukan
tindakan yang akan dilakukan oleh dokter gigi setelah dilakukan pencabutan gigi sulung.
a. Instruksi Post Ekstraksi
Intruksi post ekstraksi diberikan baik pada anak maupun orang tua untuk menghindari
terjadinya komplikasi pasca pencabutan, seperti perdarahan maupun dry soket.
Pemberian instruksi secara verbal maupun tertulis dapat dipertimbangkan dari jenis
pencabutan yang dilakukan. Apabila pencabutan yang dilakukan ialah pada gigi
sulung dengan mobilitas tinggi yang tidak menggunakan anestesi infiltrasi atau blok,
pemberian instruksi dapat dilakukan secara verbal. Namun, apabila pencabutan gigi
sulung dilakukan pada gigi berakar ganda yang memerlukan anestesi infiltrasi atau
blok, sebaiknya instruksi diberikan secara verbal dan tertulis
Instruksi post ekstraksi pada anak
a. Menggigit tampon pada soket bekas pencabutan
Instruksikan anak untuk menggigit tampon pada soket bekas pencabutan
selama kurang lebih setengah jam. Idealnya, anak baru diperbolehkan pulang
apabila telah dipastikan terbentuk blood clot pada area pencabutan.
b. Tidak menggigit bibir
Beritahukan pada anak untuk tidak menggigit bibir karena dapar
menyebabkan ulserasi. Anak cenderung menggigit bibir untuk merasakan
bibirnya akibat parastesi dari anestesi yang digunakan selama pencabutan,
sumber : Pediatric Dentistry: Principles and Practice oleh Muthu dan Shivakumar, 2009.
terutama rasa sakit akibat injuri atau inflamasi dibanding acetaminophen. Ibuprofen
tersedia dalam bentuk tablet dan liquid untuk anak-anak. Pengaturan dosis ibuprofen
didasarkan atas umur anak.
tabel 1 : Rekomendasi Dosis Ibuprofen Oral untuk anak
Rekomendasi Dosis Ibuprofen Oral
Usia
Dosis (mg)
6-11 bulan
50 mg setiap 6-8 jam
12-23 bulan 75 mg setiap 6-8 jam
2-3 tahun
100 mg setiap 6-8 jam
4-5 tahun
150 mg setiap 6-8 jam
6-8 tahun
200 mg setiap 6-8 jam
9-10 tahun 250 mg setiap 6-8 jam
11 tahun
300 mg setiap 6-8 jam
Data dari Davids Drug Guide for Nurses, 12th ed. (2011) Philadelphia, PA: F.A. Davis
Parasaetamol merupakan salah satu obat analgesic ringan yang juga dapat
menurunkan suhu tubuh pasien dengan demam. Dalam kedokteran gigi, obat ini
digunakan untuk mengurangi rasa sakit post ekstraksi, serta untuk mengurangi sakit
gigi dan penurun panas. Kontraindikasi obat ini ialah pasien dengan gagal ginjal dan
hati. Obat ini memiliki efek samping berupa reaksi hipersensitif, serta dosis tinggi
dapat merusak hati. Dosis parasetamol ditentukan berdasarkan usia pasien.
Tabel 2 : dosis parasetamol untuk anak berdasarkan usia
Parasetamol 500 mg tablet
Usia (th)
dosis
Usia (th)
2-5
-1/2 tablet tiap 4-6 jam
0-1
1-2
2-6
6-12
-1 tablet tiap 4-6 jam
6-9
9-12
Berat badan <20 kg : 20-40 mg/kg BB per hari dibagi dalam 3 dosis
Berat badan >20 kg : 750-1500 mg dengan dosis terbagi tiap 8 jam
Penggunaan space maintener cekat atau lepasan ini dilihat dari kondisi pasien. apabila
pasien memiliki OH yang buruk maka sebaiknya diberikan space maintener yang
lepasan agar mudah untuk dibersihkan. Karena space maintener ini sangat mudah
ditumbuhi oleh plak yang lama kelamaan akan menyebabkan gigi karies. Penggunaan
space maintener yang lepasan ini juga harus disertai dukungan dari orang tua, hal ini
dikarenakan pada anak-anak cenderung susah untuk diberi tahu sehingga perlu
bantuan oang tua untuk membantu keberhasilan perawatan post ekstraksi.
Dapus :
Pediatric Dentistry: Principles and Practice. Muthu and Shivakumar. 2009. India: Elsevier
Delmars Dental Assisting A Comprehensive Approach 2 nd Edition. Donna J. Phinney,
Judy H. Halstead. United States of America: Delmar Learning
Pediatric Nursing Care : Best Evidence-based Practices. Susan L. Ward. 2014.
Philadelphia: F.A. Davis Company