Anda di halaman 1dari 17

A.

Anjing
1) Karbohidrat
Karbohidrat adalah salah satu sumber nutrisi atau gizi, yang apabila dimasak, mungkin
menjadi kurang baik bagi system pencernaan anjing. Karbohidrat merupakan komponen yang
harus disesuaikan dengan umur dan jenis anjing. Dalam tubuh anjing, karbohidrat diubah
menjadi glikogen. Kelebihan karbohidrat pada diet dapat menyebabkan diare dan gas dalam
lambung.
Serat harus tersedia dalam diet anjing anda walau hanya dengan persentase kecil.
Terlalu banyak serat akan mempengaruhi pencernaan dari anjing anda dan akan menyebabkan
diare. Serat dapat menjadi peranan penting dalam pengurangan berat badan dengan
memberikan rasa kenyang dengan menyerap dengan baik nutrisi-nutrisi yang lain. Serat
dengan kualitas yang baik bisa didapati pada bubur umbi kayu dan bubur ketan. Kelebihan
glukosa dalam darah juga dapat menyebabkan diabetes melitus pada anjing. Diabetes mellitus
(DM) merupakan suatu penyakit yang melibatkan hormon endokrin pankreas, antara lain
insulin dan glukagon. Manifestasi utamanya mencakup gangguan metabolisme lipid,
karbohidrat, dan protein yang pada gilirannya merangsang kondisi hiperglikemia.
2)Protein
Protein sangat penting bagi anjing karena mempengaruhi pembentukan otot dan tulang,
dayatahan terhadap serangan penyakit, dan sensivitasnya terhadap stres. Anakan, anjing
bunting, anjing yang stress/ tertekan, anjing yangsangat aktif atau anjing yang kekurangan
berat badan memerlukan protein bermutu tinggi.
Selain itu, protein dan asam amino esensial penting untuk pertumbuhan rambut dan kulit.
Defesiensi protein dan lemak dapat menyebabkan rambut mudah patah, kering,kasar dan
diameter rambut mengecil.
3)Lemak
kelebihan lemak dapat menyebabkan kegemukan dan kurang selera makan, juga dapat
menyebabkan kekurangan bahan gizi lainnya pada anjing atau masalah jantung, pankreas,
ataupun diare yang harus di solusikan dengan memberikan makanan yang menggandung
kadar lemak yang rendah. Selain itu, kelebihan lemak dapat disebabkan karena penyerapan
vitamin A,D,E, dan K yang berpengaruh pada kesehatan kulit dan bulunya.
Sedangkan defesiensi lemak dapat menimbulkan rasa gatal akibat kulit yang kering dan
bersisik, kekurangan tenaga dan kerusakan sel.
4)Vitamin
Vitamin sangat besar pengaruhnya pada pertumbuhan anjing. Vitamin golongan yang dapat
larut dalam air dapat dikeluarkan melalui air seni bila berlebih tetapi vitamin larut lemak
(A,D,E,dan K) akan tertimbun dalam tubuh dan berdampak pada pertumbuhan tulang yang
abnormal dan pengerasan jaringan lunak.

Vitamin A
Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan gangguan daya penglihatan, keratinisasi (di
epidermis dan mukosa kulit) serta kulit rentan mengalami infeksi. Namun kelebihan vitamin
A juga menimbulkan gejala yang hampir mirip dengan kekurangan vitamin A,dan gejala lain
yang timbul akibat kelebihan vitamin ini antara lain: malaise, rasa tidak nyaman pada perut,
nausea, muntah, ikhterus,skeletal hiperostosis.
Vitamin B
Anjing yang kekurangan vitamin B kompleks akan mengalami kulit bersisik dan alopecia.
Vitamin C
Defisiensi vitamin C pada anjing akan menyebabkan anjing terserang scurvy. Tingkat
ketegangan yang tinggi, penyakit kronis, dan mudah emosi, dapat menyebabkan kadar
vitamin C berkurang dengan cepat. Oleh karena itu, anjing memerlukan tambahan vitamin C.
Vitamin C aman dikonsumsi dalam jumlah yang berlebih karena cepat larut dan mudah
diserap tubuh.
5)Mineral
Anjing memerlukan 20 macam mineral yang berfungsi membantu pertumbuhan tulang
dan gigi, serta mengontrol cairan tubuh yang terdapat dalam enzim dan protein. Contohnya
kalsium dan fosfor bekerja sama untuk meransang pertumbuhan sementara besi dan tembaga
sama-sama menjaga keseimbangan peredaraan darah. Kekurangan zat-zat tersebut tentu akan
mengganggu pertumbuhan dan proses metabolit tubuhnya. Tetapi Kadar Phospor dengan
presentase 1.2 % dan kadar kalsium dengan presentase 0.12 % dalam ransum anjing berburu
dapat menyebabkan gigi-gigi taring tanggal dalam waktu cepat.
a. Kalsium (Ca)
Kelebihan kalsium dalam tubuh dapat menghilangkan phospor. Penambahan Ca juga akan
mengganggu keseimbangan mineral lain yaitu Zn, Fe, dan Cu yang dapat menyebabkan
gastric bloat. Seringkali karena kelebihan mineral Ca akan menimbulkan malformasi pada
tulang skeletal seperti Osteochondroitis Dessicans (OCD), Cervical spondylo-myelopathy,
dan Hip dysplasia.
Kekurangan kalsium dapat berakibat:
- anjing masa pertumbuhan:
gangguan pertumbuhan tulang,tulang panjang tumbuh bengkok (kaki bentuk X atau
O),penebalan pada ujung tulang panjang cacat bentuk dan biasanya terlihat pada kaki depan
dan tulang rusuk.
-Pada anjing dewasa: Pelunakan tulang panjang sehingga mudah patah, kelumpuhan pada
kaki belakang, dan dapat mengakibatkan kematian.

- Pada anjing pada masa menyusui: gejala dini adalah gemetat dan kejang-kejang, terengahengah, cepat lelah, keluar air liur dan mata melotot. Serta uhu badan naik/meninggi. Kejadian
yang berat akan anjing akan rebah dengan posisi badan dengan kaki terlihat kaku dan
gemetar. Bila sudah rebah dan tidak segera dirawat maka anjing dapat mati dalam beberapa
waktu kemudian.
b.Phospor (P)
Kekurangan phosphor dapat berakibat:
-Pada anak anjing: gangguan pertumbuhan tulang (Rachitis),pertumbuhan tulang panjang
abnormal yang ditandai dengan kaki bengkok, sendi tulang tidak teratur, terdapat benjolan
pada tulang rusuk.Persendian menjadi kaku dan otot-otot lemah. Dewasa seksual terlambat
yang diikuti dengan kawin pertama yang terlambat.
Gejala kekurangan phosphor sama dengan gejala pada kekurangan kalsium. Biasanya
apabila terjadi kekurangan kalsium maka akan terjadi kekurangan phospor juga.
-Pada anjing dewasa :Tulang keropos, lunak dan mudah patah (osteomalacia/osteoporosis.),
angka kesuburan terganggu/menurun, sering gagal bunting bahkan pada kasus parah dapat
menimbulkan kemandulan.Kebiasaan yang sering aneh ditampakkan oleh anjing yang
kekurangan phospor adalah sering makan rumput, menggigit-gigit dinding kandang, dan
kadang-kadang makan tanah dan diikuti dengan muntah-muntah.
c.Magnesium (Mg)
Kelebihan magnesium (Mg) dan keadaan asam basa urin diduga sebagai pemicu
terbentuknya struvite urolithiasis (Magnesium ammonium phosphate).
Kekurangan magnesium dapat berakibat: Pertumbuhan terganggu dan nafsu makan
kurang, pertumbuhan tulang tidak sempurna, terdapat benjolan-benjolan pada sendi. Kaki
lemah, jalan tidak normal dan posisi kaki abnormal, kaki belakang menelapak pada tanah
sebatas sendi, dan gangguan otot, gemetar, sempoyongan, kejang-kejang dan mudah kaget.
d.Zat Besi (Fe)
Kekurangan zat besi ini dapat menyebabkan keadaan menjadi kurus, lemah, pucat, lesu
dan anemia (kekurangan darah). Nafas agak cepat, nafsu makan menurun, pertumbuhan
terganggu (kerdil). Kaki dingin, mudah terserang penyakit, kadang-kadang disertai mencret.
Pada anjing bunting, anak yang dilahirkan kondisi lemah, kulit anak anjing mengkerut
atau lahir dalam keadaan mati.
e.Mangan (Mn)
Kekurangan mangan dapat menyebabkan pertumbuhan tulang terganggu dengan posisi
kaki tidak normal, terutama kaki belakang dengan posisi agak menyudut.
Pada anjing dewasa juga sering terjadi gangguan ovulasi (pelepasan sel telur) sehingga
terjadi gangguan kesuburan. Kekurangan mangan yang hebat pada anjing jantan maupun
betina dapat menyebabkan kemandulan (steril). Pada anjing yang bunting akan terjadi

gangguan pertumbuhan embrionya, sering melahirkan sebelum waktunya atau kebuntingan


akan hilang sama sekali sebelum sampai melahirkan (fetus diresorbsi kembali)
f. Tembaga (Cu)
Kekurangan zat tembaga dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan tulang, tulang
panjang akan menjadi lebih pendek (tidak tumbuh normal, sering terjadi pertumbuhan tulang
terhenti), bulu jelek. Sering juga mengalami diare.
Anjing dewasa terlihat lesu, pucat, lemah, mudah lelah, gemetar, pertumbuhan bulu
jelek, kusam, mudah rontok, anemia.
Induk bunting akan melahirkan anak yang lemah, kakinya lemas dan tidak kuat berdiri
normal.
g. Zinc(Zn)
Kekurangan zat ini dapat mengakibatkan pertumbuhan terganggu. Tubuh menjadi
kurus, terjadi gangguan pada kulit, kemerah-merahan, gatal-gatal, kulit menebal, daerah sendi
berkerak, bulu mudah rontok dan luka sulit diobati.
Anjing yang mengalami defisiensi zinc menunjukkan gejala kulit bersisik, krusta
eritematosa (disekitar mata, hidung,telinga,dan bagian-bagian tubuh yang menonjol), telapak
kaki/footpad sangat keras (hiperkeratosis) sehingga bila berjalan dilantai yang keras akan
berbunyi.
h. Yodium (I)
Mineral ini mempunyai peranan yang penting dalam metabolism tubuh. Yodium
diperlukan hormon yang diproduksi di kelenjar gondok untuk merangsang metabolisme
tubuh.
Kekurangan yodium dapat berakibat rendahnya produksi hormon pada kelenjar gondok,
kelenjar gondok membengkak. Gangguan reproduksi terjadi pada anjing dewasa. Gangguan
pertumbuhan pada anjing muda/anakan. Anak anjing yang lahir dalam keadaan sudah mati
atau cacat.

B. Kucing
1)Karbohidrat
Pada umumnya Kucing tidak memerlukan Karbohidrat.Kelebihan karbohidrat dapat
menyebabkan obesitas karena kebutuhan energi hewan berlebih dan glukosa ekstra yang
diciptakan oleh pencernaan karbohidrat disimpan sebagai lemak. Tanda-tanda pencernaan
yang buruk dapat berkisar dari ringan sampai parah dan sering juga mengeluarkan gas yang
berlebihan, kembung, dan diare.
2) Protein
Kucing memerlukan kandungan protein tinggi yang tinggi minimal 25 %. Taurin adalah
asam amino esensial bagi kucing, karena kucing yang kekurangan taurin akan menderita
kerusakan retina secara perlahan dan akhirnya kebutaan. Karena kucing tidak dapat
memproduksi taurin sendiri, taurin menjadi kandungan wajib makanan kucing yang disetujui
oleh AAFCO, yaitu minimum 0,1% taurin. Selain itu defisiensi taurin pada kucing juga dapat

menyebabkan gangguan jantung. Selain itu Stuman et al. (1987) menunjukkan bahwa
defisiensi taurine pada induk kucing bisa menyebabkan gangguan reproduksi dan kelainan
pertumbuhan pada anak yang dikandungnya. Dalam penelitian yang lain disebutkan bahwa
defisiensi taurine dihubung-hubungkan dengan kejadian dilatasi kardiomiopati, keadaan ini
bisa diperbaiki dengan penambahan supplemen taurin pada pakan.
Defisiensi Arginine dapat menyebabkan gangguan pencernaan karena arginine
diperlukan untuk enzym pencernaan.
3) Lemak
Kucing memerlukan pakan yang rendah lemak, efisiensi pencernaan lemak pada kucing
sangat rendah. Lemak diperlukan kucing untuk menjaga kondisi kulit dan bulu, sumber dari
asam lemak esensial, sumber energi, penyekat dan pelindung organ dalam tubuh. Asam
arachidonik berguna untuk sistem imun (kekebalan tubuh), jadi bila kekurangan akan
menimbulkan gangguan imunitas sehingga kucing rentan terhadap penyakit.
Sumber dari vitamin yg larut dalam lemak (A,D,E,K), menghasilkan aroma makanan
yg menarik bagi kucing.
4)Vitamin
a.Vitamin B kompleks
Seperti anjing, bila kucing kekurangan vitamin B kompleks akan menyebabkan kucing
mengalami kulit bersisik dan alopecia. Kekurangan vitamin B 1 dalam dimanifestasikan
dengan hilangnya nafsu makan, lemah, refleks yang kurang (lemas) dan hilangnya kontrol
saraf. Defisisensi Tiamin (B1) terjadi karena pakan ikan mentah. Efek negatifnya : kelemahan
saraf, membrana nicitans (kelopak mata ketiga) melebar, malas makan, jalan sempoyongan.
Kucing memerlukan Niacin (vitamin B3), dapat disintesa dari asam amino Tryptophan.
Kekurangan niasin dapat menyebabkan sindrom yang disebut 'Black tongue'. Ini merupakan
korengan di bagian dalam mulut yang diakibatkan pola makan yang tidak benar.
Kucing yang diberi diet tanpa Niacin akan mati dalam 20 hari. kekurangan biotin
menyebabkan kulit bersisik, bentukan sekret (lendir) kering di sekitar mata, hidung dan
mulut.
B5 adalah penting dalam mengubah karbohidrat dan protein menjadi energi dan
kekurangan dapat menyebabkan rambut rontok, diare, dan gangguan lambung. Kekurangan
vitamin B6 menyebabkan anemia, pertumbuhan yang buruk, batu ginjal, gigi berlubang, lesi
kulit, dan dalam kasus lanjut, kematian. Kedua asam folat dan B12 yang diperlukan untuk
produksi sumsum tulang dari sel darah merah dan kekurangan satu atau keduanya
menyebabkan anemia. Biotin adalah penting untuk menjaga kesehatan kulit dan rambut.
b. vitamin A
Kucing membutuhkan vitaminA sebanyak 100 IU/ kg berat badan per hari. Jika tingkat
melebihi 5000 IU / kg menjadi berbahaya bagi kesehatan kucing. Efek racun tidak segera dan
hewan harus diberi makan pada dosis ini selama setidaknya sebulan sebelum toksisitas
berkembang.
Kelebihan vitamin A pada kucing menyebabkan kelebihan vitamin A akan
menyebabkan kerusakan hati, sendi malaise, skeletal hiperostosis. Gejala yang terakhir ini

biasanya berkaitan dengan sistem lokomosi kucing. Kucing tidak bisa menggerakan leher,
mengalami paresis atau paralisis pada keempat kakinya. Kelebihan vitamin A pada kucing
biasanya terjadi pada kucing yang diberi pakan hati (liver). Defisensi vitamin A dapat
menyebabkan gangguan penglihatan dan keratinisasi kulit.
c. Vitamin D
Defisiensi (kekurangan) vitamin D menyebabkan rakhitis (suatu kondisi di mana tulang
menjadi lemah dan menjadi rapuh), kelainan dalam perkembangan skelet, ataksia
(ketidakseimbangan) kurangnya nafsu makan dan akibatnya penurunan berat badan.
Meskipun kelebihan vitamin D dapat menyebabkan kelebihan simpanan kalsium di otot
jantung dan otot lainnya serta dalam jaringan lunak, kondisi ini hampir tidak pernah terdengar
pada kucing. Kebutuhan harian vitamin D : 10 IU / kg berat badan.
d.Vitamin E
Defisiensi vitamin E pada kucing menyebabkan sindrom yang dikenal sebagai Brown
Sindrom usus di mana gejala utama adalah ulserasi, perdarahan dan degenerasi perut.
Sindrom lain yang disebut Penyakit Kuning' terutama mempengaruhi kucing yang tidak
diberi pakan kecuali ikan, karena kandungan Vitamin E pada ikan sangatlah sedikit.
Sedangkan kucing membutuhkan 2-20 IU vitamin E per hari.
e.Vitamin K
Vitamin K adalah agen pembekuan darah sehingga kekurangan vitamin K akan
menyebabkan perdarahan yang berlebihan. Karena vitamin K disintesis dalam jumlah yang
cukup di usus tidak ada persyaratan yang direkomendasikan setiap hari. Ini juga berarti
bahwa kekurangan vitamin K tidak mungkin kecuali kucing tersebut telah menelan racun
tikus.
5) Mineral
a.Phospor (P)
Ekses (kelebihan) Phospor terjadi karena asupan phospor terlalu tinggi (biasanya karena
diberi pakan daging murni) dan asupan kalsium terlalu rendah. Efek negatif demineralisasi
menyebabkan abnormalitas tulang.
b.Kalsium
Ekses kalsium terjadi karena asupan kalsium berlebih, penyerapan kalsium dari usus
berlebih, asupan phospor terlalu rendah. Efek negatif hiperkalsemia, induksi penurunan
resorbsi kalsium dari tulang, deposisi tulang over menyebabkan kartilago (jaringan tulang
rawan) lebih tebal dan pecah masuk ke rongga sendi.
Defisiensi (kekurangan) kalsium. Terjadi karena asupan kalsium rendah & phospor
tinggi. (rasio ideal 1,5:2). Efek negatif : hipokalsemia (kekurangan kalsium). Pada individu
muda rakitis (tulang lunak) dan tulang bengkok. Pada individu tua osteoporosis,
osteomalasia, patah tulang/fraktur.

c.Magnesium dan Zinc


Kandungan magnesium tinggi dapat menyebabkan gangguan pada saluran kencing.
Defisiensi zinc pada kucing dapat menyebabkan alopecia, kulit menebal, dan bersisik.
Gejala tersebut sering dikelirukan dengan demodecosis.

C. Domba
1)Karbohidrat
Kekurangan energi merupakan kondisi kekurangan gizi yang paling umum pada
domba. Kekurangan energi dapat termanifestasikan dalam banyak bentuk. Pada hewan dalam
masa pertumbuhan, tanda awal yang merupakan defisiensi energi adalah lambatnya
pertumbuhan, diikuti dengan penurunan berat badan, dan akhirnya kematian. Dalam
reproduksi betina, tanda-tanda awal kekurangan energi diatnadai dengan berkurannya angka
konsepsi, kelahiran kembar lebih sedikit, dan kurangnya produksi susu.
Dengan konsumsi energi yang kurang, pertumbuhan wol terhambat, diameter serat
berkurang, dan titik-titik lemah (jarang-jarang) berkembang dalam serat wol. Kekurangan
energi mengurangi fungsi sistem kekebalan tubuh. Domba lebih rentan terhadap penyakit,
terutama cacing didaerah gastro-intestinal.
Di sisi lain, konsumsi energi berlebih dapat menyebabkan banyak masalah pada domba.
Energi ekstra yang disimpan sebagai lemak (jaringan adiposa). Ekses Gross dalam jaringan
adiposa merusak fungsi reproduksi pada domba jantan dan domba. Selama akhir kehamilan,
domba gemuk lebih rentan terhadap ketosis (kehamilan toxemia).
2.)Protein
Kelebihan pemberian protein dalam ransum merupakan pemborosan, karena protein
harganya mahal dan sebetul-nya pada ternak ruminansia seperti ternak sapi dan domba, ada
aktivitas mikroba dalam rumennya yang dapat mensintesa protein dari zat-zat makanan yang
bukan protein murni (NPN).
Defisiensi protein menyebabkan penurunan produksi wool karena bulu domba menjadi
tipis. Selain itu menurunkan produksi susu, dan mengganggu proses pertumbuhan.
Untuk ternak domba yang sedang tumbuh, domba bunting dan domba yang menyusui
anaknya maka kebutuhan akan protein menjadi dua kali lebih banyak. Selain itu kekurangan
protein menyebabkan penurunan berat badan dan mengalami malnutrisi dan dapat
mengakibtkan kematian.

3)Vitamin
Vitamin D,E, dan K
Vitamin D diperlukan untuk mencegah rakhitis pada hewan muda dan osteomalacia
pada hewan yang lebih tua, kekurangan vitamin ini dapat menimbulkan kedua penyakit
tersebut.

Semua vitamin dibutuhkan oleh domba tetapi defisiensi vitamin E yang


dikombinasikan juga dengan defisiensi selenium dapat berakibat fatal bagi domba. Karena
dapat menyebabkan reabsorpsi janin, distokia, retensi plasenta, mengurangi produksi ASI,
dan penurunan kualitas air mani. Serta menyebabkan buruknya tingkat pertumbuhan pada
domba muda.
Kekurangan vitamin K dapat mengganggu proses pembekuan darah.
4) Mineral
a.kalsium, fosfor dan yodium
Defisiensi kalsium dan fosfor menyebabkan riketsia pada domba. Ketidakseimbangan
Ca dan P dalam diet dapat menyebabkan batu ginjal pada domba jantan.
Defisiensi Yodium pada anak domba yang baru lahir dapat menyebabkan goiter
(gondok).
b.Magnesium
Rendahnya magnesium didalam darah dapat diakibatkan karena tidak seimbangnya
kadar mineralseperti tingginya kalium dan nitrogen atau rendahnya kalsium yang terdapat
dalam pakannya. Hal ini dapat menyebabkan domba berjalan terhuyung-huyung.
White muscle disease(WMD) diakibatkan karena defisiensi selenium dan atau vitamin
E. Selenium dan vitamin E juga memainkan peran kunci dalam respon imun normal hewan
terutama domba.
c.Zinc dan sulfur
Defisiensi zinc menyebabkan tingkat pertumbuhan berkurang, air liur berlebihan,
parakeratosis, penyembuhan luka tertunda, reproduksi terganggu, wol picking, dan hilangnya
crimp.
Kekurangan sulfur menyebabkan kehilangan nafsu makan, berat badan menurun,dan
mengurangi produksi wol.
Kekurangan NaCl menimbulkan gejala konsumsi pakan dan air menurun, penurunan
produksi susu, lambatnya pertumbuhan, mengunyah kayu, dan menjilati kotorannya.
5.)Air
Penurunan asupan air dapat mengurangi produksi susu domba betina dan tingkat
pertumbuhan domba. Hewan yang mengkonsumsi air yang cukup memiliki gangguan
pencernaan lebih sedikit dan insiden lebih rendah terkena batu ginjal.

D.SAPI
1)Karbohidrat
Hipoglikimia (kadar glukosa darah yang abnormal-rendah) terjadi kalau kadar glukosa
turun. Salah satu faktor yang menyebabkan hipoglikemia adalah ssupan karbohidrat yang
kurang.

Defisiensi karbohidrat juga dapat mempengaruhi aktivitas ovarium sehingga menekan


pertumbuhan folikel dan mendorong timbulnya anestrus.
2)Protein
Dalam menyusun ransum sapi, hal yang dipentingkan adalah kuantitas protein, bukan
kualitasnya. Hal ini karena sapi sebagai ternak ruminansia dapat mengubah protein
berkualitas rendah menjadi protein berkualitas tinggi dengan adanya mikroorganisme yang
terdapat di dalam rumen. Meskipun demikian, pada sapi yang memiliki produktivitas tinggi
harus mendapat suplai protein berkualitas tinggi pula dan tidak terdegradasi di dalam rumen.
Hal tersebut karena protein mikroba yang terbentuk di dalam rumen tidak dapat memenuhi
kebutuhan protein sapi yang bersangkutan (sapi dengan produktivitas tinggi). Kebutuhan
protein ruminansia dapat pula dipenuhi dengan nitrogen bukan protein (NBP).
Menurut Lubis (1963), tinggi rendahnya kadar protein suatu ransum sapi perah
mempunyai pengaruh besar terhadap tinggi rendahnya hasil susu yang diperoleh.
kekurangan protein mendorong terjadinya hipofungsiovarium disertai anestrus.
Kekurangan protein pada sapi bunting sangat fatal akibatnya karena dapat mengganggu
kesehatan fetus dan induknya, dikarenakan tidak mencukupinya zat-zat seperti asam amino
yang diperlukan untuk proses metabolismenya.
3)Vitamin
a. Vitamin B1 (tiamin)
Pada saat defisiensi thiamin, terjadi degenerasi lapisan-lapisan Myelin dari serat-serat
syaraf dalam system syaraf pusat dan dalam syaraf peripheral. Rasa sakit pada otot anak-anak
sapi merupakan tanda-tanda defisiensi thiamin. Jika degenerasi otot dan syaraf terjadi secara
progresif, maka dapat menyebabkan kelumpuhan dan atrophy pada otot (Muscle Atrophy).
Defisiensi thiamin pada saluran pencernaan terlihat pada gangguan kerja saluran
pencernaan, pencernaan makanan menjadi tidak sempurna, konstipasi yang hebat, Anorexia,
Gastric Atony dan menurunnya sekresi asam hidroklorik. Hal ini kemungkinan disebabkan
karena tidak cukup tersedia energi yang berasal dari metabolisme karbohidrat untuk
keperluan otot-otot halus dan untuk kebutuhan kelenjar-kelenjar dalam saluran usus.
Defisiensi Tiamin juga memperngaruhi sistem saraf dan jantung. Defisiensi thiamin
pada sistem kardiovaskuler dapat mengakibatkan melemahnya otot jantung dan karena itu
menyebabkan kegagalan kerja jantung yang dikenal dengan Peripheral Edema dan Ascites.
b. Vitamin B2 (Riboflavin)
Meskipun riboflavin berperan sentral dalam metabolisme lipid dan karbohidrat, namun
defisiensi ini tidak mematikan karena penghematan riboflavin di jaringan sangat efisien.
Defisiensi riboflavin ditandai oleh keilosis, deskuamasi peradangan lidah, dandermatitis
seborik. Status gizi riboflavin dinilai dengan mengukur pengaktivan glutation reduktase
eritrosit oleh FAD yang ditambahkan in vitro.
c.Vitamin C dan D

Defisiensi Vitamin C Menyebabkan Skorbut. Tanda-tanda defisiensi vitamin C adalah


perubahan kulit, kerapuhan kapiler darah, perlunakan gusi, gigi tanggal, dan fraktur tulang.
Banyak gejala tersebut dapat disebabkan oleh berkurangnya sintesis kolagen
Vitamin C adalah esensial untuk semua hewan/spesies, tetapi tidak esensial secara diet
bagi hewan ternak.
defisiensi Vitamin D dapat menyebabkan rakitis, akibat buruknya penyerapan kalsium.
4)Mineral
a. Kalsium
Defisiensi kalsium pada sapi dapat menyebabkan hypocalcemia. Komponen-komponen
kalsium yang dicerna dan berasal dari makanan biasanya tidak dianggap menyebabkan
keracunan, sebaliknya perbandingan kalsium dan fosfor yang tinggi atau rendah dapat
mengakibatkan kerugian-kerugian seperti :Parturient paresis (milkfever) pada sapi perah.
Kadar kalsium lebih tinggi dari 1 % dapat menununkan penggunaan pakan (feed
asetilization) dan menghambat pertumbuhan.
Kadar kalsium yang tinggi dapat menekan penggunaan protein, lemak, vitatnin-vitamin,
mineral-mineral fosfor, magnesium, zat besi, yodium, seng dan mangan.
Konsumsi kalsium yang berlebihan pada sapi jantan akan menimbulkan struktur tulang
yang tidak sempurna (malformation), jika kadar vitamin D juga tinggi.
b.Sulfur
Defisiensi molekul organik yang mengandung sulfur akan mengakibatkan gangguan
fungsional dan morfologis dan bersifat spesifik untuk setiap molekul yang defisien. Misalnya
defisiensi mineral sulfur pada biotin akan mengakibatkan defisiensi biotin.
Hewan-hewan yang diberi ransum defisien akan mineral sulfur akan menunjukkan
penyakit anorexia, penunrnan berat badan, penurunan produksi susu, gangguan pertumbuhan
bulu wol pada domba, pengeluaran saliva yang berlebihan, kekurusan, kurus, lemah dan
akhimya mati.
Tanda-tanda tersebut berhubungan erat dengan menurunnya fungsi rumen serta fungsi
sistem peredaran darah.
c. Chlorine
Gejala-gejala yang timbul pada sapi yang diberi ransum dengan kandungan khlorida yang
rendah meliputi : Nafsu makan terganggu, berat badan dan produksi menurun.
Kandungan khlorida dalam darah menurun, kandungan khlorida dalam urine menurun.
Timbulnya hipokalemia sekunder dan hiponatremia alkalosis dan kerusakan pada ginjal dan
hiperplasia.
Sapi-sapi yang kekurangan khlorida akan kehilangan nafsu makan, lethargic, anorexia,
emasiasi, hypogalaktia, konstipasi, gangguan kardiovaskuler serta dehidrasi air susu.
d. Niacin
Pada mulanya diawali dengan kelemahan pada jaringan otot, Anorexia, hilangnya nafsu
makan menyebabkan kekurusan, gangguan pencernaan dan kekeringan pada kulit. Defisiensi
niacin yang parah akan menyebabkan penyakit Pellagra yang ditandai dengan Dermatitis,

Dermentia, Diarhe dan Death (yang juga dikenal senagai 4D Pellagra), Tremor dan gangguan
pada kerongkongan (dikenal pula dengan nama lidah sapi atau Beef Tongue). Kulit menjadi
retak berkerak dan bersisik (Scaly Dermatitis) teruatama di bagian kulit yang terkena iradiasi
sinar matahari. Luka-luka timbul di bagian-bagian sistem saraf pusat. Hal ini menimbulkan
timbulnya rasa bingung, disorientasi dan gangguan pada syaraf (Neuritis). Terjadi pula
abnormalitas saluran pencernaan akibat defisiensi Niacin yang menyebabkan inflamasi
membran mukosa pada mulut dan saluran pencernaan.
e.Mangan ( Mn)
Mn merupakan mikronutrien esensial bagi manusia, tanaman dan hewan. Defisiensi mangan
terlihat dari pertumbuhan yang terhambat, struktur tulang yang tidak normal dan kelainankelainan secara kimia dalam struktur tulang, ataxia, sterilitas pada hewan betina, impotensi
pada hewan jantan dan kelainan pada metabolisme lemak. Gangguan pada metaboilsme
lemak kemungkinan disebabkan karena terjadinya interaksi antara choline dan mangan yang
tidak sempurna. Defisiensi mangan juga mengakibatkan kegagalan pembentukan tulang
endochondral, tulang-tulang menjadi bengkok, mudah retak, persendian tidak sempurna dan
terjadi slip otot persendian.
Defisiensi mineral mangan pada periode kehamilan akan mengakibatkan kelainan
pertumbuhan tulang telinga bagian dalam yang menjadi faktor terjadinya ataxia.
f. Magnesium
Defisiensi kronis, sedang :Pertumbuhan hewan normal, erjadinya kalsifikasi pada
jaringan lunak,terjadi kalsifikasi pada pembuluh vaskuler, penimbunan kalsium dalam tubuh
ginjal
Defisien Akut: terjadinya vasodilatasi pembuluh darah (pada tilnis dan hewanhewan
lain),pucat,terjadi cyanosis,dan ada peningkatan rangsangan hyperirritability, serta kematian.
Pada beberapa macam ransum yang defisien magnesium, hewan-hewan menunjukkan
kondisi peningkatan sel-sel darah merah (hyperemia) dan vasodilatasi pada pembuluh perifer
dalam waktu beberapa hari. Dalam waktu dua minggu hewan-hewan akan peka terhadap
rangsangan penyakit audiogenic seivrres dan hewan dapat mati karena kejang.
Penyakit tetani (grass tetany) dikenal juga sebagai grass staggers atau lactation tetany.
Para petemak sapi perah telah mengenal penyakit ini selama bertahun-tahun bahwa penyakit
tetani biasanya terjadi segera sesudah musim semi.
Penyakit tetani hanya terbatas pada hewan yang merumput di padang rumput (pastures)
saja, atau hewan laktasi tetapi merupakan kondisi rendahnya kadar magnesium dalam darah
(hypomagnesemia). Kecenderungan yang besar bahwa penyakit tersebut terjadi pada sapi
bunting atau sapi laktasi atau pada domba betina yang bunting dan sedang laktasi, akibat
kebutuhan magnesium yang meningkat selama periode tersebut.
Tanda-tanda khusus defisiensi magnesium dapat terlihat dari gangguan yang terjadi
pada sistem syaraf antara lain kepala ditarik ke atas, mata melotot, kaku dan mengarah ke
atas. Hewan berjalan tidak normal (terhuyung-huyung) dengan otot terpelintir. Dalam waktu
beberapa jam atau beberapa hari, hewan akan menunjukkan gejala-gejala kekejangan, koma

dan mati. Pada saat kematian biasanya sapi mengeluarkan suara yang sangat keras. Mortalitas
akibat defisiensi sangat tinggi.
g. Tembaga
Manifestasi defisiensi mineral tembaga sangat beragam tergantung pada umur, jenis
kelamin, spesies hewan dan tingkat keparahan dan lama masa defisiensi. Pada saat simpanan
tubuh akan mineral tembaga mulai berkurang, maka beberapa proses tertentu tidak terjadi
karena kurangnya suplai mineral ini.
Penyakit neonatal ataxia terjadi pada anak-anak domba yang defisien akan mineral
ternbaga, tetapi jarang terjadi pada anak-anak sapi yang dipelihara pada areal peternakan
yang sama.
Kerusakan pada pembuluh kardiovaskuler pada hewan yang defisiensi mineral tembaga
sangat mempengangaruhi pembuluh-pembuluh darah utama hewan-hewan babi, anak ayam
dan ayam-ayam dara, dan hal ini belum pernah terlihat pada ternak sapi. Penjelasan biokimia,
mengenai terjadinya perbedaan tersebut pada spesies yang berlainan sampai saat ini belum
terungkapkan.
h. Besi (Fe)
Fe adalah logam esensial bagi tubuh yang dalam dosisi tinggi bersifat toksis, sedangkan
dalam dosis rendah dapat mengakibat defesiensi Fe. Efek toksis Fe berupa kerusakankerusakan jaringan yang disebut dengan hemokromatosis. Tanda-tanda utama defisiensi zat
besi ialah penyakit anemia. Meskipun demikian anemia bukan merupakan manifestasi yang
penting pada jaringan tubuh akibat defisiensi zat besi.
i. Zinc / Seng ( zn)
Zn merupakan unsur esensial bagi tubuh, tetapi dalam dosis tinggi dapat berbahaya dan
bersifat toksik. Kelebihan zn akan diabsorpsi dan disimpan dalam hati. Gejala toksisitas akut
bisa berupa sakit lambung, diare, mual dan muntah. Zat besi sangat dibutuhkan Pada waktuwaktu tertentu, tubuh memerlukan zat besi dalam jumlah banyak misalnya pada saat
pertumbuhan, bunting atau saat laktasi.
Gejala-gejala kekurangan zinc diantaranya melambatnya penyembuhan luka, gangguan
pertumbuhan, menurunnya kematangan seksual, terganggunya sistem imun, terganggunya
fungsi kelenjar tiroid, laju metabolisme dan gangguan homeostasis (Almatsier 2006).
Kekurangan zinc mengganggu pembentukan IgG (Raqib et al. 2004).
Sementara itu, kelebihan zinc dapat mengganggu penyerapan tembaga.
Zinc juga sebagai kofaktor untuk hormon timulin. Defisiensi hormon ini menyebabkan
kegagalan dalam proliferasi dan menurunnya fungsi sel limfosit T (Prasad et al., 2007).

j.Selenium (Se)
Se merupakan mikrounsur esensial bagi manusia dan hewan. Defisiensi Se
mengakibatkan meningkatkan resiko terserang kanker, penyakit jantung, dan berbagai
penyakit karena kelemahan system imunitas. Toksisitas kronis pada manusia menunjukkan

gejala gigi pucat, kekeringan kulit, gangguan gastrointestinal, kerusakan hati dan empedu,
anemia dan gangguan sistem syaraf. Toksisitas akut berupa mual, muntah, sakit perut
gangguan fungsi hati, sakit/nyeri otot, perubahan kimia darah yang meliputi peningkatan
kadar Hb dan hematokrit.

E. Unggas
Zat-zat makanan yang Dibutuhkan oleh unggas, antara lain: Karbohidrat, Vitamin,
Lipid, Protein, Mineral,dan Air. Defisiensi yang ditimbulkan akibat kekurangan zat seperti
yang telah disebutkan tadi, tentu akan menghambat / mengganggu laju pertumbuhan dan
kesehatan dari si hewan tersebut. Berikut akibat atau gejala yang ditimbulkan akibat
gangguan dari kekurangan atau bahkan kelebihan zat-zat tersebut.
1). KARBOHIDRAT
Defesiensi Karbohidrat pada unggas dapat menyebabkan penurunan bobot tubuh,
kekurangan energi, lemas, dan proses pertumbuhan terganggu.
2) Lemak
Pada umumnya lemak dan minyak yang terdapat dalam bahan makanan (tanaman) dan
dalam cadangan lemak hewan berbentuk gliserida, yaitu esterisasi dari asam lemak dan
gliserol
Fungsi lipid bagi unggas antara lain: sebagai sumber asam lemak esensial, bersifat
sebagai pemelihara dan integritas membran sel, sebagai prekursor hormon-hormon sex
(seperti prostagtandin, hormon endrogen dan estrogen),sebagai pelindung organ tubuh yang
vital, sebagai sumber steroid yang sifatnya meningkatkan fungsi-fungsi biologis yang
penting, bertindak sebagai pelicin makanan yang berbentuk pellet, sebagai zat yang
mereduksi kotoran dalam makanan dan berperan dalam kelezatan makanan.
Defisiensi lipid tentu dapat mengganggu hal-hal diatas. Sehingga dapat meningkatkan
stress pada unggas.
3) Protein
Protein adalah komponen utama dalam jaringan tubuh unggas. Persentasinya di dalam
tubuh unggas berada dalam posisi ke dua setelah air, yaitu berkisar antara 18 30 persen.
Tingkat kebutuhan protein bagi setiap jenis unggas tidak sama, bahkan pada satu species
unggas yang sama, kebutuhan proten dapat berbeda. Unggas membutuhkan protein sekitar 24
57 persen dari berat total makanan, namun kebutuhan optimumnya berkisar antara 30 36
persen. Jika protein yang dikonsumsi tidak mencapai kebutuhan akan mengganggu kecepatan
pertumbuhan. Biaya yang diperlukan untuk menyediakan protein di dalam makanan dapat
mencapai lebih dari 60 persen dari biaya pakan unggas, penggunaan protein seoptimal
mungkin sangat penting dalam pemeliharaan unggas.
Gejala-gejala yang timbul akibat defisiensi protein antara lain: menurunnya
pertumbuhan, meningkatnya deposisi lemak dalam tubuh karena kelebihan energy dalam
tubuh tidak di pakai untuk pertumbuhan, sehingga disimpan dalam bentuk lemak.

Pengelolaan dan pencampuran sumber-sumber pakan yang tidak baik dapat berakibat
kurang tersedianya protein atau asam amino pakan yang dapat dicerna. Hal ini disebabkan
karena ketersediaan asam amino dan protein pada pakan antara lain dipengaruhi oleh:
keseimbangan asam amino esensial yang tersedia dalam pakan, perlakuan panas dan kimia
terhadap pakan, pencucian pakan di dalam air, kandungan serat kasar pakan, serta kandungan
sumber energi lain di dalam pakan seperti lemak dan karbohidrat.
Asam amino esensial/EAA (esensial amino acid) yaitu asam amino yang harus
disediakan dalam pakan karena ternak tidak mampu mensintesanya. Yang termasuk asam
amino esensial adalah: Lysin, Methionine, Valin, Histidin, Fenilalanin, Arginine, Isoleusin,
Threonin, Leusin, dan Triptofan. Asam amino non esensial/NEAA (non esensial amino acid)
adalah asam amino yang dapat disintesa dalam tubuh dari sumber karbon yang tersedia dan
dari gugus amino dari asam amino lain atau dari senyawa-senyawa sederhana seperti
diamonium sitrat, sehingga tidak harus disediakan dalam pakan.
4). Defisiensi Vitamin
Sebagian besar kebutuhan vitamin bagi unggas telah diketahui dengan tepat, terutama
bagi vitamin-vitamin yang jumlahnya tidak cukup dalam ransum sehari-hari. Unggas sangat
peka terhadap defisiensi vitamin. Hal tersebut disebabkan karena Unggas mempunyai
kebutuhan yang tinggi terhadap vitamin, vitamin penting bagi reaksi-reaksi metabolik vital
dalam tubuh hewan dan Populasi yang padat dalam peternakan unggas modern menimbulkan
berbagai macam stress bagi unggas tersebut, sehingga memerlukan kebutuhan vitamin yang
semakin tinggi.
a.Vitamin B1
Defisiensi vitamin B1 pada unggas dapat menyebabkan penyakit polineuritis/radang
syaraf. Gejalanya adalah kelumpuhan syaraf kaki dan syaraf leher hingga kepala terkulai
kebelakang.
b.vitamin B2
Defisiensi vitamin B2 sngat berpengaruh pada anak ayam karena dapt menyebabkan
kaki lumpuh dengan ujung jari melengkung ke arah dalam (curled-toe paralysis). Dan
biasanya diikuti dengan gejala diare yang dapat menimbulkan kematian dalam waktu tiga
minggu. Selain itu, menyebabkan anak ayam kekuranga nafsu makan, tak berdaya untuk
mematuk makanan, lari-lari kian kemari, jatuh pingsan dan berdiri lagi.Sedangkan pada
ayam,khususnya ayam petelur, defesiensi vitamin B2 dapat membuat produksi dan daya tetas
menurun .
Convulsi (kekejangan) rupanya merupakan gejala umum kekurangan vitamin ini pada
semua spesies hewan.

c. Nicotinamide
Vitamin ini dalam bahan makanan tidak berbentuk sebagai nicotiamide, tetapi sebagai
asam nikotinat dan baru berubah menjadi nicotinamide setelah masuk dalam tubuh.

Sebagaimana disebut diatas, vitamin ini dalam tubuh hewan mempunyai fungsi sebagai
komponen dari dua koensim, yaitu koensim I atau DPN (diphosphopyridine nucleotide) atau
NAD, (nicotinamide adenine dinucleotide) dan koensim II atau TPN (triphosphopyridins
nucleotide) atau NADP (nicotinamide adenine dinucleotide phosphate). Gejala kekurangan
vitamin ini pada ayam adalah terjadinya pembesaran pada sendi tibiotarsal, paha bengkok,
pertumbuhan bulu jelek dan ada gejala dermatitis. Ada juga gejala black tongue pada unggas.
d. Asam Folat
Gejala defisiensi asam folat padaayam antara lain: pertumbuhan terhambat, bulu jelek,
depigmentasi, ada gejala anemia dan perosis.
e. Asam Panthotenat
Gejala defisiensi asam pantotenat pada ayam, yaitu pertumbuhan badan dan bulu
terhenti, granulasi pada mata sehingga mata tertutup, kudis disekitar mulut, luka-luka pada
badan dan kaki dan kerusakan pada medulla.
f. Vitamin B12
Semula vitamin ini dikenal sebagai "animal protein factor" (APF) karena hanya
terdapat dalam bahan makanan yang berasal dari hewan seperti telur, hati, air susu, ikan dan
sebagainya.
Tetapi dalam kotoran sapi ditemukan adanya vitamin B12 yang berarti ada sintesa
vitamin B12 dalam rumen. Vitamin B12 berperan serta dalam sintesa asam nucleat, mungkin
pada perubahan dari ribose ke deoxyribose dan pada pembentukan gugus methyl pada
thiamine.
Pada ayam dan hewan lain gejala defisiensi vitamin ini yang spesifik adalah
pertumbuhan yang tidak baik dan kegagalan fungsi reproduksi dengan sedikit gejala anemia
atau tidak sama sekali.
g. Choline
Berguna dalam pembentukan dan pemeliharaan sel-sel tubuh penting dari lecithin dan
sebagai methyldonator. Gejala kekurangan cholin pada ayam adalah gangguan pertumbuhan
dan gangguan pembentukan kuning telur.
h. Vitamin A
Defisiensi vitamin A pada Unggas menunjukkan gejala-gejala awal berupa kehilangan
nafsu makan dan penurunan laju pertumbuhan diikuti dengan kelemahan umum, jalannya
sempoyongan, dan mengacak-acak bulu. Secara luas, tanda-tanda kekurangan vitamin A
dalam sistem saraf termasuk ataksia, terbatas optik saraf dan meningkatnya cairan
cerebrospinal. Nekropsi unggas atau pemeriksaan jaringan unggas ayam berupa lesi ginjal
bengkak dengan zat urat putih seperti substansi. Metaplasia epitel ditemukan dalam
kerongkongan atau esophagus dan orofaring ketika unggas bertahan selama beberapa hari
setelah menunjukkan gejala defisiensi. Lesi serupa dilaporkan pada kalkun dan ayam yang
diberi konsumsi pakan yang kurang mengandung vitamin A. Ekor bengkok (ekor ayam
melengkung ke satu sisi) merupakan gejala umum penyakit defisiensi atau kekurangan
vitamin. Distribusi bulu mungkin menjadi parameter kekurangan vitamin A, tetapi untuk

pengetahuan ekor bengkok kami di vitamin A ayam belum terlalu bisa atau penelitian yang
mendalam bahwa ayam tersebut defisien atau kekurangan vitamin A, karena ekor bengkok
merupakan tanda atau gejala defisiensi atau kekurangan secara umum.
kekurangan makanan vitamin A tampaknya meningkatkan kerentanan dan keparahan
koksidiosis pada ayam. Pengaruh defisiensi vitamin A dapat terlihat pada bobot badan dan
gangguan pertumbuhan bursa fabrisius serta thymus unggas ayam. Tidak adanya vitamin A
mengganggu laju pertumbuhan normal pada ayam karena sangat berpengaruh terhadap fungsi
usus kecil dengan mengubah proliferasi dan pematangan sel di mukosa usus kecil.
i. Vitamin D
Gejala Defisiensi Pada hewan dewasa menyebabkan penyakit osteomalasia. Pada
ternak unggas kekurangan vitamin D menyebabkan tulang dan paruh lunak karena adanya
gangguan pembentukan tulang, pertumbuhan terhambat, produksi telur rendah, dan kerabang
menjadi rapuh. Defisiensi vitamin D juga dapat menyebabkan kelumpuhan akibat
pertumbuhan tukang yang abnormal.
j. Vitamin E
Defisiensi Vitamin E Pada unggas, khususnya ayam dapat meningkatkan stress sehingga
mengganggu produksi telur dan membuat imunitas menurun.
k. Vitamin K
Gejala defisiensi biasanya timbul setelah 2-3 minggu ayam diberi makan tanpa vitamin K.
Adanya obat sulfa seperti sulfa quinoksalin baik dalam pakan atau air minum akan
menambah parah gejala defisiensi ini. Kekurangan ini akan memperpanjang waktu
penggumpalan darah dan dapat menyebabkan pendarahan jika ternak mengalami luka. Gejala
yang sering terlihat adalah adanya hemoragi pada dada, paha, sayap, dan pada permukaan
intestinum. Ayam menunjukkan gejala anemia.
5) Mineral
Fungsi utama mineral dalam tubuh unggas adalah sebagai penyusun penting dalam struktur
skeleton dan esoskeleton, penting dalam pemeliharaan tekanan osmotik dan mengatur
perubahan air dan larutan dalam tubuh unggas, berguna sebagai penyusun struktur jaringan
lunak unggas, penting untuk transmisi impuls syaraf dan kontraksi otot, peranan vital di
dalam keseimbangan asam-basa tubuh, dan mengatur pH darah dan cairan tubuh lainnya,
berguna sebagai komponen penting dari banyak enzim, vitamin, hormon, pigmen pernafasan
atau sebagai kofaktor dalam metabolisme, katalis dan aktifator enzim.
Akibat defisiensi atau kekurangan salah satu mineral dapat menyebabkan pertumbuhan
menurun, efisiensi pakan rendah, demineralisasi pada tulang, deformati skeletal, pengapuran
abnormal dari tulang rusuk dan sirip punggung, , anoresia, dan sebagainya.
Kadar kalsium melebihi 2 % dalam ransum dapat menekan pertumbuhan ayam pedaging,
sebaliknya ayam petelur dapat mengkonsumsi kalsium sampai 5 %. Kadar kalsium yang
tinggi dapat menekan penggunaan protein, lemak, vitatnin-vitamin, mineral-mineral fosfor,
magnesium, zat besi, yodium, seng dan mangan. Kadar fosfor yang tinggi dalam ransum (0.8
1.2 %) dapat menekan penampilan ayam-ayam petelur.

6)Air
Peranan air dalam tubuh erat hubungannya dengan sifat fisik dan kimianya, yaitu:
Sebagai pelarut zat pakan.
Sebagai pengangkut zat pakan.
Membantu kelancaran proses pencernaan, penyerapan dan pembangunan ampas
metabolisme.
Memperlancar reaksi kimia dalam tubuh.
Membantu kelancaran kerja syaraf dan pancaindera.
Sebagai bantalan yang melindungi organ dari goncangan /trauma dari luar.
Sebagai pelicin.
Untuk mengedarkan zat-zat gizi dari jaringan dan alat tubuh yang satu ke jaringan dan
alat tubuh lain.
Berperan dalam pengaturan suhu tubuh ternak serta dalam pertukaran zat.
Sehingga defisiensi air dapat mengganggu kerja tubuh yang berkaitan dengan peranan air
diatas. Serta menyebabkan dehidrasi dan gangguan metabolisme.

Anda mungkin juga menyukai