Anda di halaman 1dari 100

x

Surah ar-Ra d
Surah ar-Ra'd terdiri dari 43 ayat.
Surah ini dinamakan AR-RA'D
yang berarti "Guruh"
diambil dari ayat 13

Surah ar-Ra d

Surak ini bernama surah ar-Ra'd (Guruh). N a m a itu telah dikenal sejak awal
masa Islam, bahkan pada sejak masa Nabi saw. Penamaannya dengan ar-Ra'd
disebabkan salah satu ayatnya berbicara tentang guruh. Memang, dalam surah
al-Baqarah [ 2 ] : 19 ada j u g a disebut kata Ra'd, tetapi uraian di sana b u k a n
m e n y a n g k u t guruh, tetapi m e n y a n g k u t orang-orang munafik. Sedang, di
sini ayatnya secara tegas berbicara tentang guruh sebagai pelaku yang bertasbih
bersama malaikat. Tidak diketahui adanya nama lain u n t u k surah ini, selain
a r - R a ' d . U l a m a berbeda p e n d a p a t t e n t a n g m a s a t u r u n n y a . A d a y a n g
berpendapat setelah Nabi saw. berhijrah atau dengan kata lain M a d a n i y y a h .
D a n ada pula yang berpendapat bahwa seluruh ayat surah ini turun sebelum
beliau berhijrah, atau paling tidak sebagian besar ayat-ayatnya M a k k i y y a h .
Ini setelah memerhatikan k a n d u n g a n uraian surah y a n g t e m a n y a serupa
dengan tema ayat-ayat yang turun sebelum hijrah. Salah satu ayat y a n g dinilai
oleh sementara ulama bahwa surah ini turun ketika Nabi saw. telah bermukim
di M a d i n a h a d a l a h a k h i r ayat surah i n i . Tetapi, j i k a m e m e r h a t i k a n
kandungannya y a n g sejalan dengan kandungan ayat pertama, sungguh wajar
ia j u g a merupakan bagian dari surah M a k k i y y a h . A d a j u g a yang menilai ayat
y a n g berbicara tentang guruh (ayat 13) turun di M a d i n a h , dan juga beberapa
ayat lainnya. N a m u n , pendapat-pendapat itu h a n y a sekadar dugaan, bahkan
tidak berdasarkan riwayat y a n g shahih.

197

198

Surah ar-Ra'd [13]

Tema u rama surah ini adalah uraian tentang kebenaran al-Qur'an dan
bahwa ia adalah bukti kebenaran dan risalah Nabi M u h a m m a d saw. Tuduhan
y a n g t i d a k beralasan dari k a u m m u s y r i k i n t i d a k l a h pada t e m p a t n y a
dihiraukan, balikan tidak pada tempatnya diucapkan. Betapa ajakan al-Qu r'an
y a n g d i s a m p a i k a n Nabi M u h a m m a d saw. b u k a n ajakan y a n g haq, padahal
intinya adalah keesaan Allah sedang keesaan-Nya terbukti amat jelas pada
avat-ayat kattniyah

vang terhampar di langit dan di bumi. D e m i k i a n lebih

kurangThabathaba i. Pakar keserasian al-Qur'an, Ibrahim Ibn Umar al-Biqa i,


berpendapat serupa. Bertitik tolak dari n a m a surah i n i " a r - R a ' d " d i a
menegaskan bahwa tujuan u t a m a surah ini adalah uraian tentang sifat alQ u r ' a n vang penuh dengan kebenaran dan y a n g dapat memberi pengaruh
positif y a n g lahir dari k a l i m a t - k a l i m a t n y a y a n g sangat jelas dan, dengan
"suaranya" y a n g gamblang, ia dapat melahirkan rasa takut dan gentar bagi
siapa yang mau melihat, walau terkadang juga tidak memberi pengaruh bahkan
menjadi sebab kesesatan dan kebutaanbagi yang enggan. N a m a yang paling
tepat untuk tujuan itu adalah Guruh karena guruh merupakan suatu kenyataan
dan hak y a n g didengar oleh y a n g buta dan y a n g melek serta oleh siapa pun
y a n g m e n a m p a k k a n diri atau y a n g bersembunyi. Ia j u g a dapat disertai oleh
kilat dan hujan dan dapat j u g a tidak. H u j a n pun kalau turun dapat memberi
manfaat jika tanah y a n g dihujamnya subur dan bisa j u g a tidak bermanfaat
j i k a y a n g d isi r a m i n y a adalah tanah y a n g gersang. D e m i k i a n a l - B i q a ' i
m e n g e m u k a k a n tema surah dari kata guruh

y a n g merupakan satu-satunya

n a m a yang disandangnya.
Dari segi hubungan surah ini dengan surah sebelumnya, kita dapat berkata
bahwa surah ini merupakan perincian dari ayat-ayat y a n g menjadi penutup
surah yang lalu, yang antara lain berbicara tentang b a n y a k n y a ayat

htUiniyah

y a n g terhampar di alam raya, tetapi diabaikan oleh k a u m m u s y r i k i n (ayatayat 105-108). Sekian banyak ayat yang terlihat di langit dan di bumi diuraikan
dalam surah ini, seperti ayat 2, 3, dan 4. U r a i a n n y a tentang bagian-bagian
yang berdampingan di bumi dan kebun-kebun serta aneka tanaman yang
disirami dengan air yang sama mengantar kepada uraian tentang pembuktian
keniscayaan hari Kemudian karena terdapat kemiripan antara kehidupan tanah

5urah ar-Ra'd [13]

199

yang tadinya gersang (mati) dengan kebangkitan manusia dan hidup kembali
di hari Kemudian setelah m e n g a l a m i kematian.
Di sisi lain, s u n g g u h serasi awal ayat pada surah ini dengan p e n u t u p
surah sebelumnya. A k h i r uraian pada surah Yusuf adalah tentang ayat-ayat
3

al-Qur an. Ia bukan cerita yang dibuat-buat, tetapi membenarkan kitab-kitab


suci sebelumnya, menjelaskan segala sesuatu yang berhubungan dengan ajaran
agama, serta petunjuk dan rahmat bagi k a u m y a n g beriman. Sedang, awal
surah ar-Ra'd j u g a berbicara t e n t a n g ayat-ayat al-Kitdb,
Qur'aniyah

m a u p u n kauniyah,

baik a y a t - a y a t

sebagaimana akan terbaca nanti pada ayat

pertama surah ini.


Ada hal lain y a n g m e n a r i k dari surah ini, y a i t u i r a m a musikal y a n g
dilahirkan kata-kata, penggalan kalimat, dan fdshilahf

penutup

ayat-ayatnya.

Lima ayat pertama ditutup dengan irama y a n g sama: yuminun,


yatafakkarun,yaqilun,

dan khdlidun.

tuqinun,

Selanjutnya, dari ayat e n a m sampai

dengan 2 7 , h u r u f sebelum a k h i r n y a adalah ^///"sehingga bernada panjang


seperti al-'iqdb,

had, miqddr,

al-mutadl,

an-nahar,

w di, ats-tsiqdl,

dan

seterusnya hingga ayat 2 7 . Setelah pembaca terbiasa dengan nada itu tibatiba akhir ayat 2 8 diubah dengan m e n g a k h i r i n y a dengan huruf bd ' y a i t u alqulub lalu melanjutkan kembali sebagaimana sebelumnya menggunakan nada
panjang mddb,

matdb,

mi'dd,

dan seterusnya hingga akhir surah.

KELOMPOK 1

AYAT 1-4

201

202

Surah ar-Ra'd [13]

Surah ar-Ra'd [13]

Kelompok i Ayat 1

203

AYAT 1

"Alif, Ldm, Mim, Rd'. Itu ayat-ayat


dari Tubanmu

al-Kitdb

dan yang

adalah al-bacj; akan tetapi kebanyakan

Alif, Ldm, Mim,

diturunkan

manusia

kepadamu

tidak beriman.

"

Rd'. D e m i k i a n l a h huruf-huruf y a n g d i g a b u n g satu

dengan l a i n n y a sehingga melahirkan ayat-ayat al-Qur'an y a n g fungsinya


"menjelaskan
beriman",

segala

sesuatu

serta

petunjuk

bagi

kaum

al-Kitdb,

yakni kitab kauniyah

yang terhampar di alam raya, adalah


y a n g diciptakan dan dikendalikan

oleh Allah, dan demikian juga ayat-ayat al-Qur'an yang diturunkan

kepadamu

m a k n a dan lafaznya dari Tuhan Pemelihara-/MZ/, wahai M u h a m m a d ,


al-haq,

adalah

y a k n i k e b e n a r a n m u t l a k y a n g a m a t s e m p u r n a . A y a t - a y a t itu

m e n u n j u k k a n keesaan dan kebesaran Allah swt., akan tetapi


manusia

yang

sebagaimana bunyi akhir ayat surah Yusuf. Itu y a n g amat tinggi

kedudukannya, yakni ayat-ayat kauniyah


ayat-ayat

dan rahmat

tidak beriman

kebanyakan

dan enggan mengakui keesaan Allah dan enggan pula

m e n e r i m a ayat-ayat itu sebagai bukti kebenaran.


Salah satu pendapat tentang ( J.\) Alif

ldm,

Mim,

Rd', dan ayat-ayat

y a n g m e n g g u n a k a n huruf-huruf fonetis y a n g mengawali beberapa surah alQ u r ' a n adalah b a h w a huruf-huruf itu bertujuan m e n a r i k perhatian k a u m
musyrikin. Seakan-akan ia berkata: "al-Qur'an tersusun dari huruf-huruf yang
biasa kalian g u n a k a n dalam bahasa Arab seperti ( J.\) Alif Ldm, Mim,

Rd'.

Cobalah buat semacam al-Qur'an dengan m e n g g u n a k a n kata-kata y a n g


tersusun dari huruf-huruf y a n g kalian ketahui itu! Pasti kalian tak m a m p u . "
Masalah huruf-huruf itu telah penulis jelaskan secara luas pada awal surahsurah al-Baqarali, Ali 'Imran, dan surah-surah lain yang dimulai dengan hurufhuruf. Rujuklah ke sana! Di sini, penulis ingin menambahkan pendapat lain.
Sementara orientalis berpendapat bahwa huruf-huruf itu merupakan semacam
isyarat-isyarat d a l a m musik u n t u k kesatuan nada. Yusuf al-Qardhawi dalam
tafsirnya atas surah ar-Ra'd menulis bahwa m e m a n g bacaan huruf-huruf
tersebut m e m p u n y a i l a n g g a m tersendiri y a n g dapat berpengaruh, bahkan
menurut al-Qardhawi beberapa orang temannya m e n y a m p a i k a n kepadanya

204

Kelompok I Ayat 1

Surah ar-Ra'd [13]

bahwa sementara pakar dari Barat dalam bidang musik memeluk Islam setelah
m e n d e n g a r huruf-huruf tersebut dan b a h w a sebagian di antara mereka
m e n e m u k a n sesuatu y a n g janggal pada beberapa surah y a n g dimulai dengan
h u r u f fonetis itu, tetapi k e m u d i a n mengetahui b a h w a kejanggalan tersebut
lahir dari cara m e m b a c a y a n g keliru. D i a tidak membacanya secara terputusputus tetapi m e m b a c a n y a secara terpadu. A l - Q a r d h a w i j u g a m e n y e b u t k a n
b a h w a dia memeroleh informasi dari beberapa t e m a n n y a y a n g mengelola
R u m a h S a k i t "Akbar" di P a n a m a City, A m e r i k a , b a h w a m e r e k a telah
m e l a k u k a n percobaan-percobaan y a n g m e m b u k t i k a n b a h w a a l - Q u r ' a n
m e m p u n y a i pengaruh positif terhadap orang-orang sakit, b a i k m u s l i m
m a u p u n n o n - m u s l i m , baik y a n g mengerti bahasa Arab m a u p u n

tidak.

Demikian al-Qardhawi. Secara panjang lebar, pengaruh ayat-ayat al-Qur'an


terhadap jiwa manusia, penulis uraikan d a l a m b u k u Mukjizat

al-Qur'an.

Rujuklah ke sana jika A n d a berminat.


Kata ( obT ) aydt adalah j a m a k dari ( l , J ) dyah y a n g dari segi bahasa
berarti tanda.

(>\&\

obT cJl>) tilka ayat al-Kitdb

ulama dalam arti ayat-ayat

al-Qur'an.

d i p a h a m i oleh b a n y a k

H a n y a saja, pendapat ini menjadikannya

sama dengan penggalan selanjutnya, yakni ( ^ L J \ J jj\ ^ i J l j ) wa albzdzi


ilaika/dan

yang

diturunkan

m e m a h a m i apa yang

kepadamu.

diturunkan

d i m a k s u d dengan kata ayat-ayat

unzila

Ini menjadikan u l a m a - u l a m a itu

itu berfungsi m e n e r a n g k a n apa y a n g


al-Kitdb

y a n g disebut p a d a penggalan

sebelumnya. P e n u l i s m e n d u k u n g pendapat u l a m a lain y a n g m e m a h a m i


ayat al-Kitdb

d a l a m arti tanda-tanda y a n g terbentang di a l a m raya. Ini lebih

tepat karena pada dasarnya kata ( j ) waldan

y a n g disebut sesudahnya

berfungsi menggabung dua hal yang berbeda. Dengan memahami kata tersebut
d a l a m arti ayat-ayat
dari

Tuhanmu

kauniyah

dan m e m a h a m i y a n g diturunkan

kepadamu

d a l a m arti a l - Q u r ' a n , j e l a s p e r b e d a a n n y a , w a l a u p u n

persamaannya disebutkan oleh lanjutan penggalan itu, y a k n i k e d u a - d u a n y a


adalah al-haq.

Dengan d e m i k i a n , kita dapat berkata bahwa tidak m u n g k i n

terjadi perbedaan antara hakikat i l m i a h y a n g terbentang di alam raya dan


kandungan ayat-ayat al-Qur'an. Keduanya adalah hak dan keduanya
bersumber dari Allah swt. A l a m raya adalah c i p t a a n - N y a sedang al-Qur'an
adalah

firrnan-firrnan-Nya.

Dari sini j u g a kita dapat menegaskan berdasar

Kelompok I Ayat 2

Surah ar-Ra'd [13]

205

ayat ini bahwa, d a l a m pandangan al-Qur'an, tidak ada pertentangan antara


i l m u d a n Islam. T i d a k ada uraian al-Qur'an y a n g bertentangan

dengan

hakikat-hakikat ilmiah. Kalau seandainya ditemukan pertentangan itu, y a n g


keliru adalah penafsiran al-Qur'an atau penelitian ilmiah.
Dalam konteks ini, Ibn Rusyd berpendapat bahwa hakikat-hakikat ilmiah
y a n g d i t e m u k a n tidak keluar dari tiga k e m u n g k i n a n j i k a dikaitkan dengan
ayat-ayat ai-Qur'an. Pertama,

h a k i k a t ilmiah tersebut sejalan dengan teks

dan k a n d u n g a n ayat-ayat. Kedua,


ayat al-Qur'an. Dan ketiga,

hakikat itu tidak d i s i n g g u n g oleh ayat-

secara lahiriah hakikat i l m i a h y a n g d i t e m u k a n

itu bertentangan dengan teks ayat-ayat.


Yang pertama dan y a n g k e d u a tidak m e n i m b u l k a n problem. A d a p u n
k e m u n g k i n a n ketiga m a k a jalan keluarnya, m e n u r u t Ibn Rusyd, adalah
m e n a k w i l k a n ayat-ayat tersebut sehingga sejalan dengan hakikat ilmiah.
Pendapat ini s u n g g u h tepat, w a l a u p u n harus dicatat bahwa penakwilan itu
baru dapat dilakukan jika penemuan y a n g dimaksud benar-benar merupakan
hakikat ilmiah yang tidak terbantahkan. Sekian banyak penemuan yang telah
dinyatakan sebagai penemuan ilmiah, ternyata terbukti kekeliruannya sehingga
sedikitpun tidak wajar d i n a m a i hakikat ilmiah.

AYAT 2

"Allah Yang meninggikan


bersemayam
masing

tanpa

tiang yang

di atas Arsy, dan menundukkan

beredar

menjelaskan

langit

untuk

ayat-ayat

waktu
supaya

yang
kamu

kamu lihat, kemudian

matahari

Dia

dan bulan.

Masing-

mengatur

urusan

ditentukan.

Allah

meyakini

pertemuan

dengan

Tuhan

kamu."

Allah swt. y a n g m e n u r u n k a n al-Qur'an. Allah j u g a Yang

meninggikan

langit, yakni menjadikannya tinggi sejak penciptaannya dalam keadaan

tanpa

riang p e n y a n g g a h yang dapat kamu lihat dengan m a t a kepala k a m u semua,


atau y a n g k a m u lihat ketiadaannya dengan m a t a kepala k a m u ,
Dia bersemayam

di atas 'Arsy, dan menundukkan

matahari

dan bulan

kemudian
antara

206

Kelompok I Ayat 2

Surah ar-Ra'd [13]

lain guna kemaslahatan m a k h l u k . Masing-masing

dari matahari dan bulan

itu beredar secara teratur untuk waktu yang ditentukan

oleh-Nya. Ini setahun

dan itu sebulan atau hingga waktu yang ditentukan bagi kepunahan matahari
dan bulan serta kehancuran alam raya. Adab mengatur

urusan

makhluk-Nya,

baik yang di langit m a u p u n di bumi. Allah menyiapkan bagi mereka sarana


kehidupan ruhani dan jasmani, menjelaskan
keesaan dan kebesaran-Nya, supaya
Tuban

ayat-ayat,

kamu meyakini

yakni tanda-tanda

pertemuan

kamu

dengan

langit

antara.

kamu.

Firman-Nya: (

j*-lJi

) rafa'a as-samawati/meninggikan

lain m e n g a n d u n g m a k n a m e m i s a h k a n n y a dari bumi sehingga matahari dan


bintang-bintang dapat m e m a n c a r k a n cahayanya ke bumi dan hujan y a n g
d i t a m p u n g oleh awan dapat tercurah. Itu semua telah terjadi, dan tidak
m u n g k i n akan terjadi tanpa ada yang mengatur dan m e n g e n d a l i k a n n y a .
Firman-Nya; ( U j y .WP jju ) bighairi
yang

kamu libat'dalam

amadin

taraunahal'tanpa

tiang

arti sebenarnya ada tiangnya, tetapi k a m u tidak lihat

dengan mata kepala. Tiang tersebut adalah daya-daya yang diciptakan Allah
swt. sehingga tiang ini dapat m e n i n g g i dan tidak jatuh ke bumi, tidak j u g a
planet-planet yang ada di alam raya ini saling bertabrakan.
Firman-Nya:
Dia bersemayam

f-^

f ) tsumma

istawa

'ala al- 'arsyf

kemudian

di atas Arsy telah dijelaskan m a k n a n y a ketika menafsirkan

QS. al-A'raf [ 7 ] : 54. Di sana, antara lain penulis k e m u k a k a n bahwa ada


u l a m a y a n g enggan menafsirkannya: " H a n y a AJlah y a n g tahu maknanya",
demikian u n g k a p a n u l a m a - u l a m a salaf (abad I-III H ) . Kata (<s
d i k e n a l o l e h b a h a s a . N a m u n , kaifiyahlcaranya

tidak

istawa

diketahui.

M e m e r c a y a i n y a adalah wajib dan m e n a n y a k a n n y a adalah b i d a h , demikian


ucap Imam M a l i k ketika makna kata tersebut ditanyakan kepadanya.
U l a m a - u l a m a sesudah abad UI H berupaya menjelaskan m a k n a n y a
d e n g a n m e n g a l i h k a n m a k n a k a t a istawa
bersemayam

ke m a k n a majazi

dari m a k n a d a s a r n y a , y a i t u

y a i t u "berkuasa"

dan, dengan d e m i k i a n ,

penggalan ayat ini bagai menegaskan tentang kekuasaan Allah swt. dalam
mengatur dan mengendalikan alam raya. Tetapi, tentu saja hal tersebut sesuai
dengan kebesaran dan k e s u c i a n - N y a dari segala sifat k e k u r a n g a n atau

Kelompok I Ayat 2

Surah ar-Ra'd [13]

207

k e m a k h l u k a n . R u j u k l a h ke tafsir surah al-A'raf itu u n t u k m e m a h a m i lebih


j a u h m a k n a penggalan ayat ini!"*
Ayat ini dan banyak ayat a k Q u r ' a n yang lain hanya menyebut matahari
dan bulan. Padahal, ada b a n y a k benda langit y a n g lain dan y a n g j a u h lebih
besar dari keduanya. Agaknya, penyebutan keduanya secara khusus disebabkan
keduanya m e m p u n y a i pengaruh yang besar terhadap kehidupan m a k h l u k di
b u m i . Para i l m u w a n tidak dapat m e m b a y a n g k a n b a g a i m a n a k e h i d u p a n di
bumi tanpa matahari. Bulan j u g a m e m p u n y a i pengaruh y a n g tidak kecil.
Pasang naik dan pasang turun, misalnya, adalah pengaruh cahaya bulan.
Kata

yajri

memberi kesan peredaran pada suatu tempat y a n g

sangat luas. Ini serupa j u g a dengan kata (


berenang

) yasbah yang antara lain berarti

y a n g memberi kesan a d a n y a suatu tempat y a n g sangat l u a s

katakanlah samudra di m a n a ada salah satu kapal sedang m e n g a r u n g i n y a .


Bayangkanlah betapa besar samudra itu! A P Q u r ' a n melukiskan bahwa:

^>=^-^_^ciJp
"Dan Dia-lahyang
Masing-masing

J^i? f Zj^\j
l y

telah menciptakan
dari keduanya

malam

itu (yasbah)

J^e>^-<-^

j\^>\j

dan siang, matahari


beredar

di dalam

dan

garis

_>*J

bulan.
edarnya"

(QS. al-Anbiya [ 2 1 ] : 3 3 ) .
Kata ( f ) tsummalkemudian

pada ayat ini bukan d i m a k s u d k a n u n t u k

menunjukkan jarak waktu, tetapi untuk menggambarkan betapa jauh berbeda


dan besar tingkat penguasaan 'Arsy dibanding dengan penciptaan langit dan
bumi.
A y a t di atas m e n g g u n a k a n b e n t u k kata kerja masa l a m p a u k e t i k a
b e r b i c a r a t e n t a n g p e n i n g g i a n l a n g i t ( Jj ) rafa a/telah

meninggikan.

Sedangkan, ketika berbicara tentang pengaturan-Nya, digunakan bentuk kata


kerja mudhanimasa

kini dan datang

( jj*u ) yudabbir.

Ini karena peninggian

langit itu telah rampung dengan selesainya penciptaan langit dan bumi, sedang
pengaturan dan p e m e l i h a r a a n - N y a berlanjut terus-menerus sejak dahulu,
sekarang, hingga masa mendatang.

" Lihat tafsir Q S . a!-A'raf [7]: 54 pada volume 4 halaman 54.

208

Surah ar-Ra'd [13]

Kelompok I Ayat 2

Di sisi lain, hai ini j u g a dapat merupakan bantahan kepada orang-orang


Yahudi yang menyatakan bahwa setelah Allah menciptakan langit dan bumi
d a l a m enam hari, D i a beristirahat pada hari ketujuh. Mahasuci Allah atas
kepercayaan sesat itu.
Kata ( ^ J J ) yudabbir
belakang/di

akhir sesuatu.

O r a n g y a n g yudabbir

terambil dari kata ( ^ J S J dabbara


Dari sini, lahir kata ( y* )

y a n g berarti di

duburlbelakang-bokong.

atau m e l a k u k a n penadbiran, bukan saja m e n g a d a k a n

sesuatti, tetapi juga m e m e r h a t i k a n apa y a n g akan terjadi sesudah dan di


belakang p e n g a d a a n n y a itu. Dia harus m e m p e r h i t u n g k a n b a g a i m a n a akhir
dan kesudahan serta d a m p a k y a n g akan datang dari apa y a n g d i a d a k a n n y a
itu. Penadbiran

menuntut agar mewujudkan dengan baik dan benar apa yang

diadakan itu sehingga ia dapat berfungsi untuk masa kini dan masa mendatang
serta tidak melahirkan d a m p a k - d a m p a k negatif. Allah swt. menciptakan dan
m e n i n g g i k a n langit, m e n u n d u k k a n matahari dan bulan, serta mengatur
perjalanannya, dan itu semua dilakukan-SNya dengan m e m e r h a t i k a n segala
sesuatu serta mengaturnya sehingga tidak ada dampak negatif yang akan terjadi
pada segala sesuatu akibat penciptaan dan pengaturan itu. M a n u s i a sering
kali ketika membuat atau menciptakan sesuatu telah mengaturnya sedemikian
rupa. Telah terlihat dan terasa olehnya bahwa segala sesuatu sudah demikian
sempurna, tetapi tak lama k e m u d i a n , lahir d a m p a k - d a m p a k negatif dari
penciptaan dan pengadaannya. Ini karena penadbiran yang dilakukan manusia
tidak pernah sempurna.
Kata ( y>^\) al-amr/urusan

m e n c a k u p segala sesuatu sehingga tidak ada

satu urusan atau persoalan pun y a n g tidak berada di bawah kendali Allah.
Bukan hanya matahari dan bulan atau benda-benda langit di angkasa, tetapi
segala sesuatu hingga yang sekecil-kecilnya. Dia yang
rumputan,

lalu dijadikan-Nya

rumput-rumput

menumbuhkan

itu kering

rumput-

kehitam-hitaman,

atau subur kehijau-hijauan ( Q S . al-A'Ia L87]: 4 - 5 ) .


Salah satu aspek dari tadbir
dydt

(menjelaskan

ayat-ayat),

(yudabbiru

al-amr)

adalah yufashshilu

al-

baik ayat-ayat al-Qur'an m a u p u n ayat-ayat

kauniyah, yang kesemuanya merupakan tanda-tanda keesaan dan kebesaranN y a . Penjelasan y a n g beraneka ragam, sekali m e n y e n t u h akal, di kali lain

Kelompok I Ayat 2

Surah ar-Ra'd [13]

209

emosi, di kali ketiga mengajak dengan lemah lembut atau mengancam dengan
perintah atau dengan kisah. Pemaparan tanda-tanda di alam raya pun silih
berganti. Sekali dengan m e n g u n d a n g melihat keserasiannya, di kali lain
manfaat yang dapat diraih, di kali ketiga dengan bencana-bencana yang terjadi.
S e m u a Allah swt. adakan pada w a k t u n y a dan dengan sebab y a n g hak serta
dengan tujuan y a n g sesuai dan serasi. Itulah sebagian k a n d u n g a n m a k n a
menjelaskan

ayat-ayat.

Itu semua Allah swt. l a k u k a n agar manusia sampai

kepada keyakinan tentang keniscayaan hari Kemudian.


Kata ( O J J J J ) tuqinun

atau yaqin

adalah pengetahuan y a n g m a n t a p

tentang sesuatu disertai d e n g a n t e r s i n g k i r n y a a p a y a n g m e n g e r u h k a n


pengetahuan

itu, baik berupa keraguan m a u p u n dalih-dalih y a n g

d i k e m u k a k a n lawan. Itu sebabnya pengetahuan Allah swt. tidak d i n a m a i


mencapai tingkat y a k i n karena pengetahuan Yang M a h a M e n g e t a h u i itu
sedemikian jelas sehingga tidak pernah sesaat atau sedikit pun disentuh oleh
keraguan. Berbeda dengan manusia yangyakin.

Sebelum tiba keyakinannya,

ia terlebih d a h u l u disentuh oleh keraguan. N a m u n , ketika ia sampai pada


tahap yakin,

keraguan y a n g t a d i n y a ada menjadi sirna. Itu disebabkan Allah

menjelaskan

ayat-ayatnya

d a l a m b e n t u k beragam dan silih berganti, seperti

penulis k e m u k a k a n di atas, sehingga keraguan terkikis sedikit demi sedikit


dan yang bersangkutan mencapai

tahapyaqin.

D e n g a n m e m e r h a t i k a n a l a m r a y a serta k e h e b a t a n d a n k e t e l i t i a n
perjalanannya serta dengan mempelajari ayat-ayat al-Qur'an seseorang akan
sampai pada k e y a k i n a n b a h w a pasti ada Penciptanya, dan b a h w a m a k h l u k
tidak diciptakan secara sia-sia. Ada tujuan dari kehadiran manusia di pentas
bumi ini. M a n u s i a adalah m a k h l u k bertanggung j a w a b sehingga pasti dia
akan d i t u n t u t p e r t a n g g u n g j a w a b a n n y a dan diberi ganjaran dan sanksi
sempurna. Ganjaran dan sanksi d a r i - N y a tidak terjadi seluruhnya d a l a m
kehidupan dunia. Karena itu, pasti sang Pencipta (Allah swt.)menyediakan
v.aktu tertentu u n t u k memberi balasan sempurna bagi amal baik dan amal
:r_ruk seseorang.

210

Surah ar-Ra'd [13]

Kelompok I Ayat 3

AYAT 3

"Dan Dia yang


sungai-sungai

membentangkan
padanya.

bumi dan menjadikan

Dan

menjadikan

berpasang-pasangan,

Allah menutupkan

pada yang demikian

itu terdapat

padanya
malam

ayat-ayat

gunung-gunung
semua

kepada

buah-buahan

siang.

bagi kaum yang

dan

Sesungguhnya

memikirkan.

"

Dan b u k a n h a n y a benda-benda langit y a n g Allah ciptakan dan atur


peredarannya. Dia j u g a yang membentangkan

bumi,

sebagaimana k a m u lihat

dengan p a n d a n g a n mata. D i a yang m e n u n d u k k a n n y a hingga k a m u dapat


berjalan di seluruh persada b u m i dengan n y a m a n dan menjadikan
gunungbetapapun

tingginya dan tertancap ke bumi, dan menjadikan

sungai mengalirkan air tawar padanya.


padanya,

yakni di b u m i itu, semua

jenis berpasang-pasangan

Dan, dari air tawar itu, Dia


buah-buahan

sungai-

menjadikan

dari berbagai m a c a m dan

dan beranak pinak. A d a y a n g putih dan ada yang

merah. A d a y a n g manis dan ada y a n g m a s a m . Allah menutupkan


kepada

gunung-

malam

siang sehingga antara lain m e n g a k i b a t k a n m a t a n g n y a buah-buahan.

Sesungguhnya
terdapat

pada yang

ayat-ayat,

demikian

itu, y a k n i semua y a n g disebut di atas,

yakni tanda-tanda y a n g sangat jelas bagi keesaan dan

kebesaran Allah, bagi

kaum yang

b e r s u n g g u h - s u n g g u h m e r e n u n g dan

mem ikirkan -nya.


Firman-Nya: ( Jp1
Dia yang

membentangkan

^ J J ^ yt>j ) wa huwa

alladzi

madda

al-ardhal

bumi sama sekali tidak bertentangan dengan bulat

atau lonjongnya b u m i . Karena, Allah swt. menciptakan bumi bulat, tetapi


d a l a m saat y a n g sama Dia menjadikannya sedemikian besar d a l a m ukuran
manusia sehingga ia menjadi datar dan dapat dihuni dengan n y a m a n . Ke
m a n a pun A n d a m e m a n d a n g atau menuju, selama A n d a berada di pentas
bumi ini Anda pasti akan melihat dan mendapatkan bumi ini datar. Persoalan
bulatnya b u m i telah menjadi hakikat ilmiah y a n g diuraikan al-Qur'an dalam
banyak ayat dan ini telah d i u n g k a p oleh u l a m a - u l a m a Islam j a u h sebelum
Galileo ( 1 5 6 4 - 1 6 4 2 M ) . A l - B i q a i ( 1 4 0 6 - 1 4 8 0 M . ) , misalnya, berulangulang m e n y e b u t hakikat ini dalam tafsirnya, antara lain ketika menafsirkan

Surah ar-Ra'd [13]

211

ayat ini. Bahkan, Ibn H a z m ( 9 9 4 - 1 0 6 4 M . ) d a l a m b u k u n y a , al-Ftishilft

al-

Kelompok I Ayat 4

Milal

wa an-Nihal,

m e m b u k t i k a n hal tersebut sambil m e m b a n t a h orang-

orang y a n g menolaknya. Dan masih b a n y a k u l a m a Islam lainnya.


Ayat ini mengisyaratkan bahwa segala macam jenis b u n g a yang
menghasilkan buah hanya dapat berproduksi bila terjadi perkawinan antara
unsur jantan dan betinanya, baik yang berasal dari bunga itu sendiri m a u p u n
dari dua jenis b u n g a yang berbeda. M e m a n g , m e n u r u t para pakar, banyak
pohon y a n g terdapat pada dirinya d u a jenis "alat kelamin". D a l a m hal ini
bisa jadi k e d u a n y a d i t e m u k a n pada satu bunga, seperti h a l n y a kapas, dan
bisa pada pohon y a n g sama tetapi d a l a m k e m b a n g y a n g berbeda. A d a j u g a
yang hanya berupa pohon jantan atau pohon betina sehingga perlu dilakukan
perkawinan antar-keduanya, seperti halnya pohon k u r m a .
Sementara orang mempertanyakan mengapa soal malam dan siang disebut
pada ayat ini, padahal k e d u a n y a berkaitan dengan matahari dan bulan y a n g
dibicarakan oleh ayat yang lalu. Ada yang menjawab bahwa m a l a m dan siang
disebut pada ayat ini y a n g berbicara tentang b u m i b u k a n pada ayat y a n g
berbicara tentang matahari dan bulan karena terjadinya m a l a m dan siang
adalah akibat perputaran bumi, bukan akibat peredaran matahari dan bulan.
Ayat di atassebagaimana ayat-ayat y a n g laintersusun dengan sangat
serasi. Yang disebut pertama adalah bumi, lalu gunung-gunung y a n g menjadi
penyanggah bagi tegaknya bumi. G u n u n g berfungsi sebagai cagak-cagak bagi
kemah. Seterusnya adalah sungai-sungai yang banyak terdapat di lereng-lereng
gunung. Dari sungai, air menguap ke udara untuk kemudian turun lagi dalam
bentuk hujan dan ini mengairi tanah y a n g menghasilkan aneka buah y a n g
berpasang-pasangan. D e m i k i a n , satu demi satu disebutkan secara berurut
sesuai dengan fungsi dan d a m p a k y a n g dihasilkannya.

AYAT 4

"Dan di bumi ada kepingan-kepingan


"'i9gur, tanaman-tanaman
'.-{'cabang, disirami

dengan

dan pohon
air yang

yang

berdampingan,

kurma yang
sama.

Kami

dan

bercabang
melebihkan

kebun-kebun

dan yang

tidak

sebagian

atas

212

Kelompok I Ayat 4

Surah ar-Ra'd [13]

sebagian

yang

lain

terdapat

tanda-tanda

dalam

rasanya.

Sesungguhnya

bagi kaum yang

pada

yang

demikian

itu

berpikir. "

U n t u k lebih menjelaskan apa y a n g diuraikan pada ayat yang lalu tentang


kebesaran dan kekuasaan Allah, ayat ini melanjutkan bahwa dan di

bumi

tempat k a m u semua m e m i j a k k a n kaki dan m e n g h i r u p udara, k a m u semua


melihat d e n g a n sangat nyata ada kepingan-kepingan
berdekatan dan berdampingan

tanah yang

saling

n a m u n d e m i k i a n kualitasnya berbeda-beda.

A d a y a n g tandus ada pula y a n g subur dan ada j u g a y a n g jenisnya sama yang


d i t u m b u h i oleh t u m b u h a n y a n g berbeda. Ada y a n g menjadi lahan
kebun anggur

dan tanaman-tanaman

lahan bagi perkebunan pohon

persawahan dan ada juga yang menjadi

kurma yang

S e m u a kebun dan t u m b u h a n itu disirami

bercabang
dengan

dan yang tidak


airyangsama

bercabang.

lalu t u m b u h

berkembang dan berbuah pada w a k t u tertentu. N a m u n d e m i k i a n ,


melebihkan

sebagian

kebun-

tanam-tanaman itu atas sebagian

yang lain dalam

Kami
rasanya

d e m i k i a n j u g a d a l a m besar d a n k e c i l n y a , w a r n a dan b e n t u k n y a , serta


perbedaan-perbedaan
terdapat

tanda-tanda

y a n g lain. Sesungguhnya

pada

kebesaran Allah bagi kaum yang

D a l a m tafsir al-Muntakhab

yang

demikian

itu

berpikir.

y a n g d i s u s u n oleh sekian p a k a r y a n g

dikoordinasi oleh Kementerian W a k a f Mesir, ayat ini mereka pahami sebagai


pengisyaratan a d a n y a i l m u tentang tanah (geologi dan geofisika) dan i l m u
l i n g k u n g a n h i d u p (ekologi) serta p e n g a r u h n y a terhadap sifat t u m b u h t u m b u h a n . Secara i l m i a h m e n u r u t merekatelah diketahui bahwa tanah
pesawahan terdiri atas butir-butir mineral y a n g beraneka ragam sumber,
ukuran dan susunannya; air y a n g bersumber dari hujan; udara; zat organik
yang berasal dari limbah t u m b u h - t u m b u h a n dan m a k h l u k h i d u p l a i n n y a
yang ada di atas m a u p u n di dalam lapisan tanah. Lebih dari itu, terdapat pula
berjuta-juta m a k h l u k hidup yang amat halus y a n g tidak dapat dilihat dengan
m a t a telanjang karena u k u r a n n y a y a n g sangat kecil. J u m l a h n y a p u n sangat
bervariasi, berkisar antara p u l u h a n j u t a sampai ratusan juta pada setiap satu
gram tanah pertanian. Sifat-sifat tanah yang bermacam-macam itu, baik secara
kimia, fisika, m a u p u n secara biologi, m e n u n j u k k a n kemahakuasaan Allah,
Sang Pencipta dan kehebatan penciptaan-Nya. Tanah, seperti y a n g diakui

Surah ar-Ra'd [13]

Kelompok I Ayat 4

213

oleh para petani sendiri, benar-benar berbeda dari satu jengkal ke satu jengkal
lainnya.
Perbedaan tanah dan lain-lain yang disebutkan di atas, dan yang dilakukan
oleh Allah swt., sama sekali tidak m e m b a t a l k a n h u k u m - h u k u m alam y a n g
juga ditetapkan Allah swt. Itu sebabnya campur tangan petani, misalnya
dengan m e n a m b a h k a n salah satu zat u t a m a yang diperlukan sebagai bahan
m a k a n a n , misalnya dengan m e n g g u n a k a n p u p u k y a n g sesuai dengan jenis
tanah, akan m e n g a k i b a t k a n perubahan y a n g berpengaruh pada t u m b u h t u m b u h a n . Ini pun diisyaratkan oleh kata "Kami" d a l a m fitman-Nya:

"Kami melebihkan

sebagian

atas sebagian

yang

lain dalam

rasanya. " Seperti

telah sering kali d i k e m u k a k a n dalam tafsir ini bahwa bentuk j a m a k yang


menunjuk kepada Allah swt. m e n g a n d u n g makna keterlibatan pihak lain
bersama-Nya, dalam hai ini adalah kelebihan rasa sebagian atas sebagian yang
lain.

KELOMPOK 2

AYAT 5-7

215

Kelompok II Ayat 5

Surah ar-Ra'd [13]

216

AYAT 5

"Dan jika engkau

heran,

maka yang mengherankan

"Apakah bila kami telah menjadi


yang

baru?"

Mereka

belenggu-belenggu
mereka

itulah

di leher

tanah,

yang

kafir kepada

mereka;

kekal di dalamnya.

apakah

dan itulah

adalah

ucapan

kami akan menjadi


Tuhan

mereka;

mereka:
makhluk

dan

penghuni-penghuni

itulah,
neraka,

"

B u k t i - b u k t i y a n g d e m i k i a n jelas t e n t a n g keesaan Allah swt. serta


kekuasaan-Nva d a l a m mencipta, m e n g h i d u p k a n , dan m e m a t i k a n sungguh
sangat jelas sehingga dinyatakannya di sini bahwa Dan jika ada sesuatu pada
satu saat atau hari yang

engkau

ketika itu wajar heran,

maka yang

patut

mengherankan

engkau dan siapa pun dengan keheranan yang amat besar

adalah

mereka:

ucapan

"Apakah bila kami telah menjadi

akan d i k e m b a l i k a n h i d u p lagi dan menjadi

makhluk

tanah,
yang

apakah
barur"

kami
Mereka

itulah vang mengingkari keesaan Allah dan keniscayaan Kiamat yaitu orangorang y a n g kafir kepada

Tuhan. M e r e k a y a n g menutupi hakikat kebenaran;

dan orang-orang itulah

y a n g sangat jauh dari rahmat Ilahi serta dilekatkan

belenggu-belenggu

di tangan mereka lalu diikat belenggu itu di leher

mereka

dan orang-orang itulah yang sungguh sangat merugi dan yang akan menjadi
penghuni-penghuni
tetapi mereka

neraka.

Mereka menghuninya bukan untuk waktu singkat

kekal di dalamnya,

yakni w a k t u y a n g sangat lama.

Firman-Nya:

"Jika engkau heran, makayang

mengherankan"'dipahami

oleh sementara ulama

antara lain al-Qurthubi dalam arti: "Jika engkau wahai M u h a m m a d heran


dengan pendustaan mereka kepadamu padahal mereka dahulu mengakuimu
sebagai seorang yang sangat j uj ur, yang lebih mengherankan lagi adalah ucapan
mereka y a n g mengingkari keniscayaan Kiamat."
Dapat juga penggalan ayat tersebut dipahami secara u m u m dan ditujukan
bukan saja kepada Nabi M u h a m m a d saw., seperti pendapat al-Qurthubi itu.

Surah ar-Ra'd [13]

Kelompok 11 Ayat 5

217

tetapi ditujukan kepada siapa pun y a n g berakal. M e m a n g , siapa pun y a n g


berakal sehat akan heran bila masih ada y a n g m e r a g u k a n akan a d a n y a
kebangkitan manusia di H a r i Kiamat setelah sekian b a n y a k bukti-bukti
keniscayaannya.
Kata ( u ^ i P ) 'ajabun
m a k n a besar/agung.

d a l a m b e n t u k nakirah/indifinite

mengandung

Sedang, kata ( J ^ p ^ ! ) al-aghldllbelenggu-belenggu

b e n t u k j a m a k ( JA!1 ) al-ghul

y a i t u kalung

adalah

besi y a n g salah satu u j u n g n y a

m e n g i k a t tangan dan ujung lainnya digantungkan di leher sehingga gerak


yang dibelenggu menjadi sangat terbatas.
Firman-Nya:

"Belenggu-belenggu

di leher

mereka,"

ada y a n g m e m a h a m i n y a sebagai

gambaran siksa y a n g mereka alami di akhirat nanti sejalan dengan

firman-

Nya:

"Ketika belenggu

dan rantai

dipasang

di leher mereka,

seraya

mereka

diseret"

(QS. al-Mu'min [ 4 0 ] : 7 1 ) , dan ada juga yang m e m a h a m i n y a sebagai ilustrasi


tentang keadaan mereka dalam k e h i d u p a n dunia ini. Keengganan mereka
yang tidak beriman diserupakan dengan keadaan seseorang yang terikat tangan
ke lehernya sehingga tidak dapat mengambil sesuatu, tidak juga dengan leluasa
dapat menoleh ke kiri dan ke kanan. Kedua m a k n a ini-hakiki dan

majazi,

dunia dan akhiratdapat digabung dalam m e m a h a m i ayat tersebut. Karena


siapa yang enggan menerima kebenaran yang disampaikan oleh para rasul, di
hari Kemudian nanti, dia akan dibelenggu dan diseret ke neraka.
S u n g g u h orang-orang kafir itu m e m u t a r b a l i k k a n keadaan. M e r e k a
mestinya pada m u l a n y a heran dan takjub melihat fenomena alam raya, tetapi
dalam kenyataan mereka menganggapnya biasa. Di sisi lain, mereka mestinya
tidak heran apalagi menolak keniscayaan Kiamat setelah begitu banyak buktibukti y a n g terhampar, tetapi k e n y a t a a n n y a mereka heran dan m e n o l a k n y a .
S u n g g u h tidaklah wajar seseorang tidak metasa heran atau tidak k a g u m

218

Kelompok II Ayat 6

Surah ar-Ra'd [13]

melihat suatu keajaiban dan sungguh lebih tidak wajar j i k a ia heran dan
m e n o l a k sesuatu y a n g tidak m e n g h e r a n k a n dan tidak pula wajar ditolak.

AYAT 6

"Mereka
padahal

meminta
telah

terjadi

Sesungguhnya,
sekalipun

kepadamu

mereka

supaya

disegerakan

bermacam-macam

siksa, sebelum

contoh

Tuhanmu

benar-benar

mempunyai

zalim,

dan sesungguhnya

siksa

sebelum

ampunan

Tuhanmu

kebaikan,

benar-benar

mereka.

bagi

manusia

sangat

keras

siksa-Nya. "

B u k a n hanya pengingkaran mereka terhadap keniscayaan Hari Kiamat


yang mengherankan dari ulah orang-orang kafir itu, tetapi j u g a ulah mereka
y a n g lain, y a i t u mereka

meminta

kepadamu

supaya

disegerakan

datangnya

siksa yang d i a n c a m k a n atas mereka. S u n g g u h aneh dan begitu berani lagi


ceroboh mereka itu. M e r e k a m e m i n t a d a t a n g n y a siksa, padahal tidakkah
lebih baik dan logis jika sebelum

m e m i n t a siksa mereka m e m i n t a

kebaikan

yang dijanjikan yaitu dengan mengindahkan tuntunan Rasul? S u n g g u h aneh


mereka yang m e m i n t a siksa itu padahaltelah
siksa sebelum

mereka.

terjadi

bermacam-macam

contoh

Seperti y a n g dialami oleh k a u m N u h , 'Ad, Tsamud,

Luth, dan lain-lain. B u k a n k a h apa y a n g mereka alami itu m e m b u k t i k a n


kebenatan ancaman Allah? N a m u n demikian, Allah swt. menangguhkan siksa
atas mereka untuk memberi mereka kesempatan berintrospeksi, menyesal,
dan bertaubat. Sesungguhnya
benar

mempunyai

ampunan

Tuhanmu

y a n g luas bagi manusia

dan mcngkufuri-Nya, dan sesungguhnya


benar-benar

sangat

y a n g selalu berbuat baik itu

keras siksa-Nya

Tuhanmu

sekalipun

mereka

benarzalim

juga, wahai M u h a m m a d ,

bagi y a n g terus-menerus durhaka dan

enggan bertaubat, baik siksa itu duniawi lebih-lebih ukhrawi.


Kata { oViiU ) al-rnatsuldt

adalah

bentuk j a m a k dari ( i k a ) matsulah.

tetambil dari kata ( Jiw ) m/W yang berarti sama.

la

Siksa yang dijatuhkan Allah

dinamai d e m i k i a n karena siksa tersebut seimbang dan sama dengan dosa


vang mereka lakukan.

Surah ar-Ra'd [13]

Kelompok II Ayat 7

Thabathaba'i m e m a h a m i

"Sesungguhnya

Tuhanmu

219

firman-Nya:

benar-benar

mempunyai

ampunan"sebagai

penjelas

mengapa ulah k a u m kafirin itu sangat mengherankan. Yakni, Allah swt. sangat
luas r a h m a t - N y a sehingga m e n c a k u p semua m a n u s i a w a l a u p u n mereka
berbuat kezaliman. R a h m a t - N y a mengalahkan amarah-Nya, tetapi anehnya
mereka tidak memanfaatkan rahmat y a n g d e m i k i a n luas bahkan mereka
m e m o h o n siksa-Nya.
Ayat di atas m e n g g u n a k a n kata (
mengisyaratkan bahwa

) an-nds/semua

ra^^r^/pengampunan

manusia

Allah dapat

untuk

menyentuh

semua manusia termasuk y a n g kafir selama mereka m e n e m p u h jalan y a n g


benar u n t u k meraihnya. Karena itu pula ayat ini m e n y a t a k a n Allah Pemilik
maghfirabimempunyai

a m p u n a n . Kata itu juga memberi kesan bahwa AJlah

memiliki a m p u n a n yang dapat Dia bagi-bagikan kepada siapa saja, baik yang
m e m i n t a m a u p u n y a n g tidak m e m i n t a . M e m a n g , b a n y a k pelanggaran dan
dosa yang Allah ampuni sebelum pelakunya bermohon {baca antara lain Q S .
asy-Syura [ 4 2 ] : 2 5 , 3 0 dan 3 4 ) .

AYAT 7

Orang-orang

kafir berkata:

(bukti)

Tuhannya?

peringatan;

dari

"Mengapa

tidak diturunkan

Sesungguhnya

dan bagi setiap

engkau

kaum ada pemberi

kepadanya

hanyalah
petunjuk

suatu

seorang
(buat mereka).

ayat
pemberi
"

Ada hal lain yang juga mengherankan akibat kesesatan mereka yang telah
m e l a m p a u i batas itu. Orang-orang
m e n g e j e k : Mengapa

tidak

diturunkan

kafir

selalu berkata

kepadanya,

dengan

tujuan

yakni kepada Nabi

M u h a m m a d saw., suatu ayat yaitu bukti berupa mukjizat tanda kebenaran


dari Tubannya?Mereka

berkata: "Alangkah baik dan tepatnya jika bukti yang

d i t a m p i l k a n oleh M u h a m m a d a d a l a h m u k j i z a t i n d r i a w i seperti v a n g
ditampilkan oleh M u s a , 'Isa, dan nabi-nabi sebelumnya." Usul mereka itu

220

Surah ar-Ra'd [13]

Kelompok II Ayat .

ditanggapi bahwa: Sungguh aneh permintaan mereka. AJ-Qur'an sedemikian


jelas menjadi bukti. Apakah itu belum cukup? Di sisi lain, bukti-bukti hanya
ada dan bersumber dari Allah swr. Engkau, w a h a i M u h a m m a d ,

tidak

memiliki sedikit campur tangan pun dalam hal menghadirkan mukjizat karena
sesungguhnya

engkau

hanyalah

seorang

pemberi

petunjuk dan b i m b i n g a n ; dan bagi setiap

peringatan

kaum ada pemberi

serta pemberi
petunjuk

buat

mereka, baik sebagai nabi vang diutus Allah m a u p u n sebagai pewaris-pewaris


nabi yang bertugas m e n y a m p a i k a n dan melanjutkan ajarannya.
Apa yang diusulkan oleh k a u m kafirin itu m e m a n g sangat aneh. Jika
ada seseorang yang mengaku sebagai insinyur atau dokter, kemudian diragukan
oleh orang lain, sangat aneh jika dia m e n a m p i l k a n hal-hal luar biasa yang
tidak berkaitan dengan profesinya. Sebaliknya, bila dia m e m a p a r k a n bukti
k e b e n a r a n n y a dengan sesuatu y a n g berkaitan dengan pengakuannya-
katakanlah kesembuhan pasien bagi dokter-tentu saja pembuktian itu lebih
k u k u h daripada m e l a k u k a n hal-hal indriawi y a n g luar biasa karena buktibukti indriawi yang diajukan bisa saja dinilai sebagai salah satu pengelabuan
mata atau hipnotisme.
K e t i k a m e n a f s i r k a n Q S . a l - A n ' a m [ 6 ] : 3 7 , p e n u l i s a n t a r a lain
mengemukakan bahwa sungguh aneh logika mereka itu. Dari m a n a gerangan
mereka mengetahui bahwa Allah akan rela melayani permintaan mereka,
sedang selama ini sudah sekian banyak bukti yang dipaparkan-Nya? Bukankah
alam raya dengan segala isinya adalah bukti-bukti yang nyata dan oleh alQ u r ' a n d i n a m a i ayat-ayat? H a n y a karena terulangnya serta keterbiasaan kita
melihat atau mendengarnya, ia tidak dianggap lagi suatu peristiwa luar biasa
y a n g dapat menjadi ayat/bukti. J a t u h n y a sesuatu karena daya tarik bumi
tidak kurang m e n g a g u m k a n daripada jika sesuatu itu tertarik ke atas. Hanya
saja, karena yang itu sudah sering kali terjadi, ia tidak lagi dianggap bukti
oleh mereka yang lengah. Sungguh, tata kerja alam raya yang berjalan konsisten
sesuai dengan h u k u m - h u k u m yang ditetapkan AJlah, pada hakikatnya, adalah
peristiwa-peristiwa luar biasa, kendati ia sudah sering dilihat. Di sisi lain,
tidak tertutup kemungkinan terjadinya peristiwa-peristiwa berbeda yang tidak
biasa karena, b a i k y a n g telah terlihat sehari-hari m a u p u n y a n g tidak,
kesemuanya tidak keluar dari kekuasaan dan kodrat Allah, dan ketika itu

Surah ar-Ra'd [13]

Kelompok il Ayat 7

221

vang terlihat sehari-hari m a u p u n tidak, k e d u a n y a sangat mengagumkan dan


dapat menjadi bukti kebenaran.
Di sisi lain, Allah menolak pengabulan permintaan orang-orang kafir
karena Yang Mahakuasa itu telah berkali-kali mengabulkan permintaan orangorang kafir terdahulu tetapi mereka vang sifatnya mirip dengan sifat orangorang kafir M e k k a h itu tetap saja mengingkari dan mendustakan kebenaran
vang dibawa para rasul.

Dan sekali-kali

tidak ada yang

.v;at (tanda-tanda

kekuasaan

deh orang-orang
::u (sebagai

dahulu.

mukjizat)

Kami tidak memberi

menghalangi
Kami),

Kami ttutak mengirhnkan

melainkan

Dan telah Kami berikan

yang dapat dilihat,


tanda-tanda

karena

ia telah

kepada

Tsamudunta

betina

menganiayanya.

Dan

tetapi mereka

melainkan

ayat-

untuk

menakuti"

didustakan

( Q S . al-lsra'

. l * ] : 5 9 ) . J i k a d e m i k i a n , apa g u n a n y a permintaan mereka dikabulkan?


Ucapan atau usul mereka dengan m e n g g u n a k a n redaksi seperti dikutip
i y a t ini "Mengapa

tidak

diturunkan

kepadanya

suatu

ayat

(bukti)

dari

- .v/vmw)'/??'"menunjukkan betapa j a u h n y a mereka dari sopan santun kepada


Allah swt. Ini dipahami dari ucapan mereka "dari Tuhannya",

yakni dari Tuhan

Nabi M u h a m m a d saw. Seharusnya mereka berkata "dari Allah", atau "dari


-Lihan", atau "Yang Mahakuasa", dan s e m a c a m n y a . Dengan berkata "dari
-uhannya", seakan-akan mereka ingin m e n u n j u k k a n b a h w a Tuhan Nabi
. M u h a m m a d saw. tidak m a m p u . " K a l a u T u h a n n y a m a m p u pasti Dia
membantunya dan m e n u r u n k a n bukti yang k a m i minta," begitu maksud
-Japan mereka.
Ayat di atas tidak memerintahkan Nabi saw. menjawab usul mereka itu.
. ~: dipahami bukan dari tiadanya kata quh'katakanlah

sebagaimana beberapa

i" .i: lainnya. A g a k n y a , hal tersebut demikian u n t u k mengisyaratkan bahwa


_:^pan mereka itu tidak perlu dilayani atau digubris.

KELOMPOK 3

AYAT 8-16

'O^-^ W

J^^*

223

Surah ar-Ra'd [13]

^l^j^oj^^y^^^y'JiCiJib

*****

Surah ar-Ra'd [13]

Kelompok III Ayat 8-9

225

AYAT 8-9

"Allah mengetahui
berkurang

apa yang dikandung

di dalam

Nya ada ukuran(nya).


tampak;

oleh setiap perempuan,

rahim dan yang bertambah.


(Allah)

Yang mengetahui

lagi

Mahatinggi."

Yang Mahabesar

dan apa

yang

Dan segala sesuatu pada

sisi-

semua

yang

gaib

dan

yang

Setelah avat-ayat y a n g lalu m e m b u k t i k a n kekuasaan AJlah swt., kini


diuraikan i l m u - N y a yang sangat luas lagi mencakup segala y a n g kecil dan
y a n g besar. Tuhan Yang M a h a Mengetahui-lah y a n g m e n e n t u k a n j u g a jenis
ayat atau mukjizat y a n g d i t u r u n k a n n y a kepada setiap rasul.
Salah satu objek pengetahuan-Nya adalah tentang k a n d u n g a n .
sejak d a h u l u , sekarang, dan terus-menerus, mengetahui

Allah,

keadaan janin sejak

masih berbentuk sperma. Calon bapak lalu m e m b u a h i ovum y a n g berada


dalam diri seorang calon ibu. Allah mengetahui j u g a apa yang
oleh setiap perempuan

dikandung

atau betina setelah pertemuan sperma dan ovum y a n g

k e m u d i a n menempel di d i n d i n g rahim. Allah mengetahui, bukan saja jenis


kelaminnya, tetapi berat badan dan bentuknya, keindahan dan keburukannya,
usia dan rezekinya, masa kini dan masa depannya, dan lain lain. Dan .Allah
mengetahui j u g a apa, y a k n i sperma serta ovum,

yang

berkurang

di

dalam.

rahim yang dapat mengakibatkan janin lahir cacat atau keguguran dan Allah
mengetahui juga yang bertambah,
kembar. Dan segala
kandungan, pada

sesuatu,
sisi-Nya

yakni t u m b u h atau yang d a l a m keadaan

baik m e n y a n g k u t kandungan m a u p u n selain


ada ukuran-nyz.

y a n g sangat teliti, baik dalam

kualitas, kuantitas, m a u p u n kadar, w a k t u dan tempatnya, j a n g a n heran


m e n y a n g k u t pengetahuan itu karena Allah adalah Yang mengetahui
yang gaib dan yang

tampak;

Yang Mahabesar

lagi Mahatinggi

semua

sehingga pada

akhirnya tidak ada sesuatu pun y a n g gaib bagi-Nya.


Kata ( jaJu ) taghidh
sesuatu yang

cair yang

d i p a h a m i oleh al-Biqa'i dalam arti

terdapat

di suatu

tempat

yang sangat

dalam.

berkurangnya
Dari sini,

ulama tersebut m e m a h a m i penggalan ayat tersebut d a l a m arti b a h w a Allah


i\vt. mengetahui penambahan cairan y a n g terdapat dalam rahim atas cairan

226

Kelompok III Ayat 8-9

Surah ar-Ra'd [13]

y a n g ada sebelumnya y a n g m e r u p a k a n unsur kelahiran dan yang k e m u d i a n


dapat berakibat lahirnya a n a k kembar.
Thabarhaba'i lain lagi p e m a h a m a n n y a . U l a m a ini m e m a h a m i kata
taghidh
bumi.

d a l a m arti apa yang dijadikan


(

A.}S,P

) ghidhah

oleh rahim

seperti

air yang

ditelan

m e n u r u t n y a adalah tempat perhentian air sehingga

semua bagaikan ditelannya. Atas dasar itu, ulama ini m e m a h a m i penggalan


ayat di atas sebagai berbicara tentang hal yang berkaitan dengan rahim pada
saat k e h a m i l a n . Pertama

apa yang

dikandung

hal ini rahim m e m e l i h a r a n y a . Kedua,

oleh rahim y a i t u janin, d a l a m

apa yang

berkurang

di dalam

rahim

yaitu darah haid y a n g diolah oleh rahim menjadi m a k a n a n janin. Dan yang
ketiga adalah yang

bertambah

y a i t u darah nifas y a n g dikeluarkan oleh rahim

setelah melahirkan.
Ada juga yang berpendapat
( f l ? - y ^ Jo-Jii l a ) ma taghidhu
d a l a m arti w a k t u yang

berkurang

bahwa yang dimaksud

al-arhamlapa

yang

berkurang

dengan

di dalam

rahim

dari masa kehamilan normal (kurang dari

sembilan bulan) dengan yang berlebih

adalah kelebihan dari masa normal

itu.
Sifat Allah (

) abKabir

kebesaran dalam hal keagungan


"kebesaran"

d i p a h a m i oleh sementara u l a m a dalam arti


dan kekuasaan.

itu d a l a m arti kesempurnaan

Imam al-Ghazaii m e m a h a m i

Zat-Nya

atau dengan kata lain

kesempurnaan wujud-Nya. Selanjutnya, kesempurnaan w u j u d ditandai oleh


dua hal yaitu keabadian

dan sumber

wujud.

Allah kekal abadi. Dia awal y a n g tanpa permulaan dan akhir y a n g ranpa
pengakhiran. T i d a k dapat tergambar d a l a m benak, apalagi dalam kenyataan
bahwa Dia pernah tiada dan satu ketika akan tiada. Allah adalah Dzat y a n g
wajib w u j u d - N y a . Berbeda dengan makhluk y a n g w u j u d n y a didahului oleh
ketiadaan dan diakhiri pula oleh ketiadaan. Dari segi sumber

wujud,

Dia

adalah sumbernya karena setiap yang t na ujud pasti ada yang mewujudkannya.
Mustahil sesuatu dapat mewujudkan dirinya sebagaimana mustahil pula
ketiadaan y a n g m e w u j u d k a n n y a . J i k a d e m i k i a n , benak kita pasti berhenti
pada wujud yang wajib dan vang merupakan sumber dari segala y a n g wujud.
Dialah Allah yang Mahabesar itu.

Kelompok III Ayat 10-11

Kata (

Surah ar-Ra'd [13]

al-Muta'dl,

227

di samping m e n u n j u k k a n ketinggian Allah

swt., juga mengandung makna ketidakmampuan selain-Nya untuk mencapaiNya, yang dibuktikan oleh kuatnya hujjahl

dalil. M e m a n g , ada saja makhluk

yang merasa dirinya m e n y a n d a n g kebesaran atau ketinggian k e d u d u k a n


dengan berbagai dalih atau w a h a m . Tetapi, itu semua adalah palsu dan tidak
lama bertahan.
Sayyid Q u t h u b , ketika sampai pada penafsiran kedua sifat Ilahi ini,
menulis: "Kedua kata yang m e n g g a m b a r k a n sifat Allah itu memberi kesan,
tetapi kesan itu sangat sulit d i g a m b a r k a n d e n g a n k a t a - k a t a y a n g lain.
Sesungguhnya, Dia tidak menciptakan suatu ciptaan kecuali ada kekurangan
yang m e n j a d i k a n n y a k e c i l d i sisi-Nya. T i d a k satu pun dari semua ciptaan
Allah y a n g d i n a m a i besar, tidak j u g a satu peristiwa dari peristiwa-peristiwa
apa pun atau karya dari karya-karya apa pun yang dinamai besar, kecuali dia
langsung mengecil

begitu disebut n a m a Allah. Demikian juga dengan "al-

Muta'dllYangMahatinggi."
Setelah menguraikan hal di atas, Sayyid Q u t h u b menulis: "Apakah A n d a
duga aku telah menjelaskan sesuatu? Tidak! Tidak satu penafsir al-Qur'an
pun yang m a m p u berdiri di hadapan al-Kabir

al-Muta'dl.

"

Ayat 9 di atas, yang d i m u l a i dengan pernyataan bahwa Allah


Mengetahui

semua gaib dan yang tampak,

Kabir al-Muta'dlsehingga

Yang

diakhiri dengan dua sifat-Nya al-

pada a k h i r n y a ayat ini menjelaskan bahwa ilmu

Allah swt. mencakup segala sesuatu lagi menguasai dan mengatasinya, tidak
ada sesuatu pun y a n g dapat mengatasi-Nya. Dia tidak dikalahkan oleh y a n g
gaib, tidak juga oleh yang nvata karena Dia adalah al-Kabir

al-Muta'dl,

yakni

Dia y a n g abadi dan Dia juga sumber w u j u d lagi Kuasa m e n g a l a h k a n segala


sesuatu.

AYAT 10-11

"Sa/na saja siapa di antara

kamu yang merahasiakan

berterus-terang

dan siapa yang

\ang berjalan

dengannya,

ucapan,

bersembunyi

di siang hari. Ada baginyapengikuti-pengikutyang

dan siapa

di malam

hari

yang
dan

bergiliran,

228

Kelompok III Ayat 10-11

Surah ar-Ra'd [13]

di hadapannya

dan di belakangnya;

Sesungguhnya

Allah tidak

mengubah

apa yang

keburukan

terhadap

dan sekali-kali

mereka

mengubah

ada pada
sesuatu

keadaan

diri mereka
katun,

tak ada pelindung

menjaganya
suatu

atas perintah
kaum sehingga

Dan apabila

maka tak ada yang

bagi mereka

Allah.
mereka

Allah

menghendaki

dapat

menolaknya;

selain Dia. "

Karena Allah mengetahui yang gaib dan tampak, bahkan mengetahui


segala sesuatu sebelum, pada saat, dan sesudah w u j u d n y a , m a k a sama
bagi Allah siapa di antara

kamu yang merahasiakan

ucapan-nya

ada y a n g mengetahui kecuali dirinya sendiri dan siapa yang


dengannya,

saja

agar tidak
berterus-terang

y a k n i dengan ucapan itu sehingga diketahui y a n g lain dan

sungguh di malam

hari y a n g gelap gulita dan yang

diri t e r a n g - t e r a n g a n di siang

hari

berjalan

menampakkan

bolong. T i d a k berbeda s e d i k i t p u n

p e n g e t a h u a n - N y a m e n y a n g k u t vang jelas dan vang tersembunyi, w a l a u


terdapat perbedaan dalam nyata dan tersembunyinya sesuatu.
Siapa pun, baik yang bersembunyi di m a l a m hari atau berjalan terangterangan di siang hari, masing-masing ada baginya

pengikut-pengikut,

yakni

malaikat-malaikat atau m a k h l u k jv^zg-selalu m e n g i k u t i n y a secara

bergiliran,

di hadapannya
menjaganya
suatu

atas perintah

kaum

sehingga

dan juga

di belakangnya,

mereka,

Allah. Sesungguhnya

Allah tidak mengubah

keadaan

dari positif ke negatif atau sebaliknya dari negatif ke positif

mereka mengubah

apa yang ada pada diri mereka,

dan pikiran mereka sendiri. Dan apabila


terhadap

vakni para malaikat itu,

Allah

yakni sikap mental

menghendaki

keburukan

suatu kaum, tetapi ingat bahwa Dia tidak m e n g h e n d a k i n y a kecuali

j i k a manusia mengubah sikapnya terlebih d a h u l u . J i k a Allah menghendaki


keburukan terhadap suatu k a u m , ketika itu berlakulah ketentuan-Nva yang
berdasar sunnatullah atau h u k u m - h u k u m kemasyarakatan yang ditetapkanNya. Bila itu terjadi, maka tak ada yang dapat
sunnatullah menimpanya; dan sekali-kali
jatuh atasnya ketentuan tersebut selain
Kata ( o L i * l i ) al-mu
rnu'aqqibah.

'aqqibat

menolaknya

tak ada pelindung

dan pastilah

bagi mereka, yang

Dia.

adalah bentuk j a m a k dari kata ( dJUii} al-

Kata tersebut terambil dari kata ( ^ J i p ) 'aqibyaitu

tumit.

Dari

Surah ar-Ra'd [13]

Kelompok III Ayat 10-11

229

sini kata tersebut dipahami dalam arti /;/fw^/ft seakan-akan yang mengikuti
itu meletakkan t u m i t n y a di tempat tumit y a n g diikutinya. Patron kata yang
d i g u n a k a n di sini m e n g a n d u n g m a k n a penekanan. Yang d i m a k s u d adalah
m a l a i k a t - m a l a i k a t yang ditugaskan .Allah m e n g i k u t i setiap orang secara
sungguh-sungguh.
k a t a ( AJist;) yahfazhunahttJmemeliharanya

dapat dipahami dalam arti

mengawasi manusia d a l a m setiap g e t a k langkahnya, baik ketika dia tidak


b e r s e m b u n y i m a u p u n saat p e r s e m b u n y i a n n y a . D a p a t j u g a d a l a m arti
memeliharanya,

dari g a n g g u a n apa pun y a n g dapat menghalangi

tujuan

penciptaan nya.
Ketika menafsirkan surah ath-Thariq pada

"Setiap jiwa

pasti

ada pemeliharanya"

pada b u k u Tafsir ai-Qur'an

firman-Nya:

( Q S . ath-Thariq [ 8 6 ] : 4), p e n u l i s

al-Karim-mengemukakan

bahwa "Manusia

bergerak dengan bebas di siang hari, matahari dan k e h a n g a t a n n y a sangat


m e m b a n t u manusia dalam segala aktivitasnya. Tetapi, bila m a l a m tiba dan
kegelapan menyelimuti lingkungan, apakah Allah membiarkan manusia tanpa
pemeliharaan dan perlindungan? Tidak! Salah satu bentuk pemeliharaan-Nya
adalah melalui bintang-bintang yang darinya manusia dapat mengetahui arah.
Pemeliharaan Allah terhadap setiap jiwa bukan hanya terbatas pada tersedianya
sarana dan prasarana kehidupan, seperti udara, air, matahari, dan sebagainya,
terapi lebih dari itu. Dalam kehidupan kita ada yang dikenal dengan istilah
'indyatullah,

di samping sunnatullah.

J i k a ada kecelakaan fatal dan seluruh

p e n u m p a n g tewas, y a n g d e m i k i a n adalah sunnatullah,

yakni sesuai dengan

h u k u m - h u k u m alam vang biasa kita lihat, tetapi bila kecelakaan sedemikian


hebat, yang biasanya menjadikan semua p e n u m p a n g tewas, tetapi ketika itu
ada y a n g selamat, ini adalah 'indyatulldh

y a n g merupakan salah satu bentuk

pemeiiharaan-Nya. Nah, ada m ala ikat-malaikat yang ditugaskan Allah untuk


menangani pemeliharaan itu."
Kata ( &\ y[>) bi umr Allah dipahami oleh banyak ulama dalam arti atas
perintah

Allah. Thabathaba'i m e m a h a m i n y a d a l a m arti lebih luas. U l a m a

ini terlebih dahulu menggarisbawahi bahwa manusia bukan sekadar jasmani,

230

Surah ar-Ra'd [13]

Kelompok III Ayat 10-11

tetapi dia adalah m a k h l u k ruhani dan jasmani dan y a n g terpokok d a l a m


segala p e r s o a l a n n y a adalah sisi dalamnya

y a n g m e m u a t perasaan

dan

kehendaknya. Inilah yang terarah kepadanya perintah dan larangan, dan atas
dasarnya sanksi dan ganjaran dijatuhkan, d e m i k i a n juga k e n y a m a n a n dan
kepedihan serta kebahagiaan dan kesengsaraan. Dari sanalah lahir amal baik
atau b u r u k dan kepadanya ditujukan sifat i m a n dan kufur, w a l a u p u n harus
diakui bahwa badan adalah alat y a n g d i g u n a k a n n y a u n t u k meraih tujuan
dan maksud-maksudnya.
Atas dasar itu, T b a b a t h a b a i m e m a h a m i kata ( 4il>
bayniyadaihi

wa min khalfihi/di

hadapannya

JAJ

AJJU JU

y>}

dan juga di belakangnya

min
pada

ayat ini d a l a m arti seluruh totalitas m a n u s i a , y a k n i seluruh arah y a n g


mengelilingi jasmaninya sepanjang hayatnya, dan tercakup j u g a semua fase
k e h i d u p a n kejiwaan y a n g d i a l a m i n v a , d e m i k i a n juga kebahagiaan dan
kesengsaraannya, a m a l - a m a l n y a yang baik dan y a n g buruk, serta apa y a n g
disiapkan baginya dari sanksi atau ganjaran. S e m u a itu, baik y a n g terjadi di
masa lalu m a u p u n masa datang. Selanjutnya, T h a b a t h a b a ' i m e n g i n g a t k a n
b a h w a manusia adalah m a k h l u k lemah. Allah swt. menyifatinya dengan
m a k h l u k yang tidak memiliki k e m a m p u a n u n t u k m e n a m p i k mudharat,
tidak juga m e n d a t a n g k a n manfaat, tidak kematlan, tidak j u g a kehidupan
atau kebangkitan. Dia tidak memiliki k e m a m p u a n memelihara apa y a n g
berkaitan dengan dirinya atau dampak-dampaknya, baik yang hadir bersama
dia sekarang m a u p u n yang telah lalu. S e m u a itu h a n y a dapat dipelihara oleh
Allah swt. karena Allah adalah Hafidzliviaiia

Pemelihara ( Q S . asy-Syt'ira [ 4 2 ] :

6) dan j u g a ada petugas-petugas yang ditugaskan-Nya sebagaimana firmanN y a : "Dan sesungguhnya


pemelihara"(QS.
Allah "muaqqibdt",

atas kamu

ada

pengawas-pengawas/pemelihara-

al-lnfithar [82]: 10). Seandainya tidak ada apa yang dinamai


pastilah manusia segera mengalami kebinasaan pada dirinya

sendiri, baik dalam hal-hal y a n g berkaitan dengan vang di hadapannya atau


yang sedang terjadi maupun di belakangnya. 'Ietapi, karena amr
Allah,

Allah/perintah

vakni karena adanya pemeliharaan atas dasar perintah-Nya u n t u k

m e m e l i h a r a m a n u s i a , dia t i d a k p u n a h . P e m e l i h a r a a n itu j u g a a d a l a h
pemeliharaan dari amr Allah, yakni dari terjadinya kehancuran dan kebinasaan.
Karena keduanya, yakni kebinasaan dan kehancuran juga merupakan perintah

Surah ar-Ra'd [13]

Kelompok III Ayat 10-11

231

dan urusan Allah, sebagaimana halnya kelangsungan hidup, kesehatan, dan


lain-lain. Alhasil, tidak terjadi kelangsungan satu jasad kecuali atas amr

Allah,

yakni perintah dan kehendak Allah, sebaliknya pun d e m i k i a n , tidak terjadi


k e p u n a h a n dan kebinasaan kecuali atas amr/perintah

dan k e h e n d a k - N y a

semata. T i d a k langgeng kondisi kejiwaan/keruhanian seseorang, amal, atau


dampak amalnya kecuali karena amr Allah, tidak juga batal dan punah sesuatu
kecuali atas amr Allah.

Dengan demikian, para malaikat pemelihara itu

melaksanakan tugasnya atas amr Allah sekaligus mereka memelihara manusia


dari kepunahan dan kebinasaan y a n g juga merupakan bagian dari amr

Allah.

Dari sini, Thabathaba'i melihat kaitan yang sangat erat antara penggalan ayat
di atas "mereka

menjaganya

atas perintah

yang menyatakan "Sesungguhnya


sehingga

mereka

mengubah

Allah" dan penggalan berikutnya

Allah tidak mengubah

keadaan

apa yang ada pada diri mereka.

menjadikan para muaqqibat\xt\

suatu

kaum

" D a l a m arti, Allah

melakukan apa yang ditugaskan kepadanya

yaitti memelihara manusia, sebagaimana dijelaskan di atas karena Allah telah


menetapkan bahwa Allah
mereka
dalam

mengubah

tidak

mengubah

apa yang ada pada

keadaan

diri mereka,

suatu

kaum

sehingga

yakni kondisi kejiwaan/WV/

mereka, seperti m e n g u b a h kesyukuran menjadi kekufuran, ketaatan

menjadi kedurhakaan, iman menjadi penyekutuan Allah, dan ketika itu Allah
akan mengubah ni'mat (nikmat) menjadi niqmat

(bencana), hidayah menjadi

kesesatan, kebahagiaan menjadi kesengsaraan, dan seterusnya. Ini adalah satu


ketetapan pasti y a n g kait-mengait. Demikian lebih k u r a n g T h a b a t h a b a i.
Firman-Nya:

"Sesungguhnya

Allah tidak mengubah

keadaan

lebar penulis uraikan d a l a m b u k u Secercah

sesuatu

kaum, "secara panjang

Cahaya Ilahi. Di sana antara lain

penulis k e m u k a k a n bahwa paling tidak ada d u a ayat dalam al-Qur'an y a n g


sering d i u n g k a p dalam konteks perubahan sosial, yaitu firman-Nya dalam
Q S . al-Anfal [ 8 ] : 5 3 :

232

Kelompok III Ayat 10-11

Surah ar-Ra'd [13]

"Yang demikian
disebabkan

itu (siksaan y a n g terjadi terhadap Fir'aun dan rezimnya)


karena

dianugerahkannya
yang terdapat

Allah
kepada

dalam

tidak

akan

mengubah

satu kaum, sampai

diri mereka"

mereka

nikmat
sendiri

yang

telah

mengubah

apa

dan ayat yang kedua adalah ayat yang sedang

ditafsirkan ini.
Kedua ayat di atas berbicara tentang perubahan, tetapi ayat pertama
berbicara tentang perubahan nikmat, sedang ayat kedua y a n g menggunakan
kata ( U ) mal apa berbicara tentang perubahan apa pun, yakni baik dari ni 'mat
atau sesuatu y a n g positif menuju ke niqmatl

murka

Ilahi atau sesuatu y a n g

negatif m a u p u n sebaliknya dari negatif ke positif.


Ada beberapa hal vang perlu digarisbawahi m e n y a n g k u t kedua ayat di
atas.
Pertama,

ayat-ayat tersebut berbicara tentang perubahan sosial, bukan

perubahan

individu. Ini d i p a h a m i dari p e n g g u n a a n kata ( f jfl)

masyarakat

pada

qauml

kedua ayat tersebut. Selanjutnya, dari sana dapat ditarik

kesimpulan bahwa perubahan sosial tidak dapat d i l a k u k a n oleh seorang


manusia saja. M e m a n g , boleh saja perubahan bermula dari seseorang yang,
ketika ia m e l o n t a r k a n dan m e n y e b a r l u a s k a n i d e - i d e n y a , d i t e r i m a dan
menggelinding dalam masyarakat. Di sini, ia bermula dari pribadi dan berakhir
pada masyarakat. Pola pikir dan sikap perorangan itu "menular" kepada
masyarakat luas, lalu sedikit demi sedikit "mewabah" kepada masyarakat luas.
Kedua,

p e n g g u n a a n kata "qaum"

juga m e n u n j u k k a n bahwa h u k u m

kemasyarakatan ini tidak hanya berlaku bagi k a u m muslimin atau satu suku,
ras dan a g a m a tertentu, tetapi ia berlaku u m u m , kapan dan di m a n a pun
mereka berada. Selanjutnya, karena ayat tersebut berbicara tentang kaum, ini
berarti sunnatullah yang dibicarakan ini berkaitan dengan kehidupan duniawi,
b u k a n ukhrawi. Pertanggungjawaban pribadi baru akan terjadi di akhirat
kelak, berdasarkan firman-Nya:

"Setiap

mereka

akan datang

Maryam [19]: 95).

menghadap

kepada-Nya

sendiri-sendiri"

(QS.

Surah ar-Ra'd [13]

Kelompok III Ayat 10-11

Ketiga,

233

kedua ayat tersebut juga berbicara tentang dua pelaku perubahan.

Pelaku y a n g p e r t a m a a d a l a h Allah swt. y a n g m e n g u b a h n i k m a t y a n g


dianugerahkan-Nya kepada suatu masyarakat atau apa saja yang dialami oleh
suatu masyarakat atau, katakanlah, sisi luar/lahiriah

masyarakat. Sedang,

pelaku kedua adalah manusia, d a l a m hal ini masyarakat yang m e l a k u k a n


perubahan pada sisi dalam

mereka

( ^ . j j i b l a ) ma bi anfusihiml'apayang

atau dalam istilah kedua avat di atas


terdapat dalam diri mereka.

Perubahan

yang terjadi akibat c a m p u r tangan Allah atau y a n g diistilahkan oleh ayat di


atas dengan ( l a ) mdbi qaurnin

menyangkut banyak hal, seperti kekayaan

dan kemiskinan, kesehatan dan penyakit, kemuliaan atau kehinaan, persatuan


atau perpecahan, dan lain-lain yang berkaitan dengan masyarakat secara u m u m ,
bukan secara individu. Sehingga, bisa saja ada di antara anggotanya yang kaya.
tetapi jika mayoritasnya miskin, masvarakar tersebut dinamai masyarakat
miskin, d e m i k i a n seterusnya.
Keempat,

k e d u a ayat itu j u g a m e n e k a n k a n bahwa perubahan y a n g

dilakukan oleh Allah haruslah didahului oleh perubahan yang dilakukan oleh
masyarakat m e n y a n g k u t sisi dalam

mereka.

Tanpa perubahan ini, musrahil

akan terjadi perubahan sosial. Karena itu, boleh saja terjadi perubahan
penguasa atau bahkan sistem, tetapi jika sisi dalam masyarakat tidak berubah,
keadaan akan tetap bertahan sebagaimana sediakala. J i k a demikian, sekali
lagi perlu ditegaskan bahwa dalam pandangan al-Qur'an yang paling pokok
guna keberhasilan perubahan sosial adalah perubahan sisi dalam

manusia

karena sisi dalam manusialah yang melahirkan aktivitas, baik positif maupun
negatif, dan bentuk, sifat, serta corak aktivitas itulah yang mewarnai keadaan
masyarakat apakah positif atau negatif
Sisi dalam

manusia dinamai ( ^ J * ) naf s, bentuk j a m a k n y a ( JJL>\)


I

dan sisi luar yang d i n a m a i n y a antara lain (


ajsdrn. Sisi dalam

anfus

jisrn yang dijamak (

tidak selalu sama dengan sisi luar. Ini diketahui dan terlihat

dengan jelas pada orang-orang munafik (baca Q S . a l - M u n a l i q u n [ 6 3 ] : 4 ) .


J i k a kita ibaratkan nafs dengan sebuah wadah, nafs adalah wadah besar
vang di d a l a m n y a ada kotak/wadah berisikan segala sesuatu y a n g disadari
oleh manusia. Al-Qur'an m e n a m a i "kotak" itu f y > ) qalbu.
Vv

Apa-apa y a n g

telah dilupakan manusia n a m u n sesekali dapat muncul dan y a n g d i n a m a i

234

Surah ar-Ra'd [13]

oleh i l m u w a n "bawah

Kelompok III Ayat 10-11

sadar"juga

berada di dalam wadah nafs, tetapi di luar

wilayah "kalbu".
Banyak hal yang dapat d i t a m p u n g oleh naf,
perubahan

n a m u n d a l a m konteks

(pada nafs) penulis menggarisbawahi tiga hal pokok.

Pertama,

nilai-nilai y a n g dianut dan dihayati oleh masyarakat. Setiap

nafs m e n g a n d u n g nilai-nilai, baik positif m a u p u n negatif paling tidak

nafi

mengandung hawa nafsu yang mendorong manusia kepada kebinasaan. Nilainilai yang m a m p u mengubah masyarakat harus sedemikian jelas dan mantap.
Tanpa kejelasan dan kemantapan, ia tidak akan menghasilkan sesuatu pada
sisi luar manusia karena yang mengarahkan dan melahirkan aktivitas manusia
adalah nilai-nilai yang dianutnya. Dan nilai-nilai itulah yang memotivasi gerak
l a n g k a h n y a dan vang melahirkan a k h l a k baik atau pun buruk.
A p a b i l a suatu m a s y a r a k a t m a s i h m e m p e r t a h a n k a n n i l a i - n i l a i n y a ,
perubahan sistem, apalagi sekadar perubahan penguasa tidak akan
menghasilkan perubahan masyarakat. Di sisi lain, semakin luhur dan tinggi
suatu nilai, semakin luhur dan tinggi pula y a n g dapat dicapai, sebaliknya
semakin terbatas ia, semakin terbatas pula pencapaiannya. Sekularisme atau
pandangan kekinian dan kcdisinian, pencapaiannya sangat terbatas, sampai
di sini dan kini saja, sehingga menjadikan p e n g a n u t n y a h a n y a m e m a n d a n g
masa kini, dan pada gilirannya melahirkan budaya m u m p u n g . Kekinian dan
kedisinian j u g a menghasilkan k e m a n d e k a n di samping menjadikan orangorang y a n g memiliki pengaruh dan kekuasaan dapat bertindak sewenangwenang. Nilai yang diajarkan Islam adalah Nilai Ketuhanan Yang M a h a Esa.
Dia sangat luhur lagi langgeng sehingga perjuangan mencapai keluhuran tidak
pernah akan mandek, apalagi Allah menjanjikan untuk menambah anugerahN y a u n t u k mereka y a n g telah mendapat anugerah.

"Allah akan
petunjuk.
lebih

menambah

Dan amal-amal

baik kesudahannya"

petunjuk
saleh yang

kepada

mereka

kekal lebih

yang

telah

mendapat

baik di sisi Tuhanmu

{QS. M a r y a m [ 1 9 ] : 7 6 ) , dan:

dan

Kelompok III Ayat 10-11

Surah ar-Ra'd [13]

Y^tf ^ r a w bersyukur

pasti

Kutambak

(anugerah-Ku)

untuk

235

kamu"

(QS.

Ibrahim [ 1 4 ] : 7 ) .
Kedua,

m e n y a n g k u t sisi dalam

manusia, y a i t u iradth,

yakni tekad dan

kemauan-keras.
Ibn T a i m i y a h , ketika menjawab pertanyaan tentang hakikat azarn dan
irddah,

menjawab lebih kurang sebagai berikut: " / r a d a / d t e k a d

y a n g kuat

itulah yang menghasilkan aktivitas bila disertai dengan k e m a m p u a n . Karena


itu, a p a b i l a irddah

y a n g m a n t a p telah d i m i l i k i dan d i s e r t a i d e n g a n

k e m a m p u a n sempurna pasti wujud pula aktivitas y a n g dikehendaki karena


ketika itu telah terpenuhi secara sempurna syarat dan tersingkirkan pula
penghalangnya."
Apabila ada irddah

dan k e m a m p u a n j u g a telah sempurna, sedang apa

y a n g diharapkan tidak terpenuhi, y a k i n l a h b a h w a ketika itu irddah

belum

sempurna.
Irddah

lahir dari nilai-nilai atau ide-ide y a n g ditawarkan dan diseleksi

oleh akal. J i k a akal sehat, ia akan memilih dan melahirkan irddah yang

baik,

demikian p u l a sebaliknya. S e m a k i n jelas nilai-nilai y a n g ditawarkan serta


semakin cerah akal vang m e n y e l e k s i n y a semakin kuat p u l a
Irddah

irddah-nya.

vang d i t u n t u t oleh Islam adalah y a n g m e n g a n t a r m a n u s i a

berhubungan serasi dengan Tuhan, alam, sesamanya dan dirinva sendiri.


Dengan kata lain yaitu k e h e n d a k y a n g kuat u n t u k m e w u j u d k a n nilai-nilai
tauhid dengan segala tuntunannya. Semakin kukuh irddah,

semakin bersedia

seseorang u n t u k berkorban dengan jiwa dan hartanya. Karena itu, ketakutan


dan kekikiran bertentangan dengan irddah,
kedermawanan adalah bukti irddah
Ketiga,

sebaliknya keberanian dan

y a n g kuat.

menvangkut k e m a m p u a n . Kemampuan terdiri dari kemampuan

fisik dan k e m a m p u a n non-fisik, yang dalam konteks perubahan sosial dapat


dinamai kemampuan pemahaman. Suatu masyarakat yang wilayahnya
memiliki kekayaan materi, tidak dapat bangkit mencapai kesejahteraan lahir
dan batin, tanpa m e m i l i k i k e m a m p u a n d a l a m b i d a n g p e m a h a m a n ini.
Kemampuan p e m a h a m a n ini d i n a m a i oleh filosof m u s l i m kontemporer,

236

Surah ar-Ra'd [13]

Kelompok III Ayat 10-11

M a l i k Ibn Nabi, sebagai abManthiq

al-Amalyl

Logika Praktis.

Kemampuan

pemahaman mengantar seseorang/masyarakat mengelola sesuatu dengan baik


dan benar dan m e n u n t u n n y a agar m e n g g u n a k a n k e m a m p u a n materialnya
secara baik dan benar pula. Sebaliknya, hilangnya k e m a m p u a n p e m a h a m a n
akan mengakibatkan hilangnya kemampuan

material. Bahkan, jika

k e m a m p u a n p e m a h a m a n tidak d i m i l i k i , lambat laun irddah

akan terkikis

dan ketika itu yang terjadi adalah kepasrahan kepada nasib, atau irddah, beralih
kepada bal lain yang m u t u n y a lebih rendah. K e m a m p u a n p e m a h a m a n y a n g
dibicarakan di atas tempatnya juga pada sisi dalam

manusia.

Firman-Nya:

Apabila
yang

Allah menghendaki

dapat

menolaknya"

keburukan

terhadap

suatu

kaum, maka tak ada

adalah penegasan tentang k a n d u n g a n penggalan

sebelumnya tentang sunnatullah bagi terjadinya perubahan, khususnya dari


positif menjadi negatif. Yakni tidak ada satu kekuatan pun y a n g dapat
menghalangi berlakunya ketentuan sunnatullah itu. Penggalan ini menguatkan
sekali hakikat yang berulang-ulang ditegaskan oleh a h Q u r ' a n bahwa segala
sesuatu kembali kepada pengaturan Allah dan k e h e n d a k - N y a .
Sementara ulama menjadikan penggalan terakhir ayat ini sebagai alasan
untuk menyatakan bahwa perubahan yang d i m a k s u d oleh ayat ini adalah
perubahan dari positif ke negatif saja. Bukan perubahan dari negatif ke positif.
Pendapat ini kurang tepat, sebagaimana telah dijelaskan di atas ketika
m e n g u r a i k a n arti ( ?j*>M ) md bi qaumin.

Bahwa penutup ayat ini hanya

berbicara tentang keburukan yang m e n i m p a k a u m karena konteks ayat


berbicara tentang orang-orang kafir yang meminta agar siksa disegerakan (baca
ayat 6 ) .
Ayat di atas, di samping meletakkan tanggung jawab yang besar terhadap
manusia karena darinya dipahami bahwa kehendak Allah atas manusia yang
telah Dia tetapkan melalui s u n n a h - s u n n a h - N y a

berkaitan erat d e n g a n

kehendak dan sikap manusia. Di samping t a n g g u n g jawab itu, ayat ini juga
m e n g a n u g e r a h k a n kepada m a n u s i a penghormatan vang demikian besar.
Betapa tidak? Bukankah ayat ini menegaskan bahwa perubahan yang dilakukan

Kelompok III Ayat 12-13

Surah ar-Ra'd [13]

237

.Allah atas manusia tidak akan terjadi sebelum manusia terlebih d a h u l u


melangkah. D e m i k i a n sikap dan kehendak m a n u s i a menjadi "syarat" y a n g
m e n d a h u l u i perbuatan Allah swt. S u n g g u h ini merupakan penghormatan
yang luas biasa!

AYAT 12-13

"Dia-lah

yang

ketakutan
guruh

memperlihatkan

dan harapan,

bertasbih

dengan

kepada

dan Dia mengadakan


memuji-Nya:

takut kepada-Nya,

dan Allah

kepada

Dia kehendaki;

padahal

siapa yang
Dia-lah

kamu

kilat
aivan

(demikian

melepaskan

menimbulkan

berat, (mendung).

pula) para

halilintar,

dan mereka

Yang Maha ku k uh tipu

untuk

lalu

membantah

Dan

malaikat

karena

menimpakannya
tentang

Allah,

daya-Nya."

Ayat ini masih merupakan lanjutan uraian tentang bukti-bukti kekuasaan


Allah swt. K a n d u n g a n n y a m e m b u k t i k a n betapa luas Ilmu dan Kuasa .Allah
dan betapa mudah Dia melaksanakan ancaman-Nya bila Dia telah menetapkan
kebinasaan suatu k a u m . Dia-lah

yang M a h a Mengetahui dan Kuasa itu yang

dari saat ke saat memperlihatkan

kepada

kamu

kilat, yakni cahaya yang

berkelebat dengan cepat di langit untuk menimbulkan

ketakutan dalam benak

k a m u a p a l a g i para pelautjangan sampai ia m e n y a m b a r dan juga u n t u k


menimbulkan harapan
dan Dia mengadakan

bagi turunnya hujan, lebih-lebih bagi yang bermukim,


awan

berat, y a k n i m e n d u n g y a n g m e n g a n d u n g butir-

butir air y a n g m e n g u a p dari laut dan sungai k e m u d i a n menvatu dan berat


sehingga akhirnya turun tercurah ke bawah. Dan guruh

senantiasa

m e n y u c i k a n n a m a Allah disertai dengan

d e m i k i a n pula

malaikat

karena

takut kepada-Nya,

memuji-Nya

dan Allah

oerpotensi membakar, lalu menimpakannya

melepaskan

halilintar

kepada siapa yang Dia

bertasbih
para
yang
kehendaki

sehingga halilintar itu mernbakarnya. Tetapi, betapapun sudah demikian jelas


Aiasnya Ilmu dan Kuasa Allah, sikap orang-orang kafir itu tidak berubah.
Betapapun semua sudah mengakui, menyucikan, dan memuji-Nya termasuk
^uruh yang "tidak berakal" itu telah meraung sedemikian keras sebagai bukti

Surah ar-Ra'd [13]

238

Kelompok III Ayat 12-13

keesaan dan kesucian Allah serta ketundukan dan kepatuhannya kepada Yang
M a h a k u a s a itu, orang-orang kafir masih tetap ingkar dan mereka
membantah

kamu, wahai M u h a m m a d dan k a u m muslimin, tentang

dan kekuasaan Allah, padahal

Dia-lah

Tuhan Yang Mahakukuh

terus

keesaan

tipu

daya-

pada firman-Nya: ( J ^ j i l

Nya atau Mahakeras siksa-Nya.


Ada u l a m a y a n g m e m a h a m i kataguruh
yusabbihu

ar-Ra 'd/guruh bertasbih

dalam arti malaikat yang bertugas mengatur

guruh. Ada lagi y a n g m e m a h a m i n y a d a l a m arti kiasan. Yakni, suara guntur


y a n g m e n g g e l e g a r itu m e n g u n d a n g siapa y a n g m e n d e n g a r n y a u n t u k
mengingat Allah swt. dan m e n y u c i k a n - N y a . Ada lagi yang m e m a h a m i n y a
sebagai satu ilustrasi. G u n t u r diilustrasikan sebagai m a k h l u k berakal dan
bertasbih y a n g m e n y u c i k a n Allah swt. Penulis c e n d e r u n g

menguatkan

pendapat y a n g menyatakan bahwa m e m a n g guruh bahkan segala sesuatu


bertasbih memuji Allah. Kita tidak perlu m e m b a h a s bagaimana cara guruh
bertasbih karena Allah telah menegaskan:

"Bertasbih

untuk-Nya

dalamnya.

Dan tak ada sesuatu

Nya, tetapi
Maha

kamu

Penyantun

tidak

langit yang

mengerti

lagi Maha

tujuh
pun

dan bumi

melainkan

tasbih

mereka.

Pengampun"'(QS.

serta semua yang

bertasbih

dengan

Sesungguhnya

Dia

ada di
memujiadalah

al-lsra' [ 1 7 ] : 4 4 ) .

Dengan d e m i k i a n , semua upaya u n t u k mengetahui b a g a i m a n a cara


bertasbih mereka, atau apa yang mereka tasbihkan, semuanya akan gagal dan
jawaban yang dibelikan tidak benar karena, seandainya hal tersebut diketahui,
itu menggugurkan pernyataan Allah di atas, yakni kamu sekalian tidak
tasbih

mengerti

mereka.

Asy-Sya'rawi b a h k a n lebih j a u h lagi. M e n u r u t n y a , ilmu pengetahuan


modern telah berhasil mempelajari bahasa m a k h l u k dan m e m b u k t i k a n n y a
bahkan telah m e m b u k t i k a n bahwa t u m b u h - t u m b u h a n pun m e m p u n y a i
emosi. Para pakar dewasa i n i m e n u r u t n y a m e m p e l a j a r i perasaan pohon
terhadap manusia yang menyiraminya. Suatu percobaan yang dilakukan oleh

Surah ar-Ra'd [13]

Kelompok III Ayat 12-13

239

para pakar m e n y a n g k u t getaran-getaran y a n g terjadi pada .saat pohon itu


disiram oleh seorang petani; tetapi setelah petani itu meninggal dunia, dan
d i u k u r lagi getaran-getaran y a n g terjadi pada pohon itu, kali ini d i t e m u k a n
getaran tersebut kacau seakan-akan pohon tersebut bersedih atas kepergian
p e t a n i y a n g s e l a m a ini m e n y i r a m i n y a . D e m i k i a n a s y - S y a ' r a w i , y a n g
s e l a n j u t n y a m e n g u k u h k a n uraian di atas dengan ayat a l - Q u f an y a n g
melukiskan sikap langit dan bumi terhadap para pembangkang, yakni bahwa:

"Langit dan bumi tidak menangisi

mereka"

(QS. ad-Dukhan [44]: 29).

Tasbih yang dilakukan oleh guruh, malaikat, bahkan segala sesuatu, selalu
disertai pujian.

Ini karena memuji sesuatu hendaknya benar dan tepat. Sedang,

tidak satu m a k h l u k pun mengenal Allah dengan pengenalan sempurna.


"Mahasuci Engkau kami tidak mampu

memuji-Mu, Engkau adalah

sebagaimana pujian-Mu atas diri-Mu," demikian ucapan hamba-bamba-Nya


y a n g m e n y a d a r i k e l e m a h a n n y a . Di sini, para m a l a i k a t d a n j u g a guruh
m e n y u c i k a n Allah terlebih d a h u l u baru menetapkan pujian kepada-Nya.
Agaknya, hal itu disebabkan mereka khawatir jangan sampai pujian yang
mereka maksud tidak sesuai dengan kebesaran dan keagungan Allah swt. Itu
sebabnya i m a m Ghazali menggarisbawahi bahwa Allah swt. Mahasuci dari
segala sifat yang dapat dijangkau oleh ind ra, dikhayalkan oleh imajinasi, diduga
oleh w a h a m , atau yang terlintas dalam nurani dan pikiran. "Aku tidak sekadar
berkata-tulis a l - G h a z a l i b a h w a Dia M a h a Suci dari segala m a c a m
kekurangan karena ucapan semacam ini h a m p i r mendekati ketidaksopanan.
Bukanlah kesopanan bila seseorang berkata bahwa Raja/Penguasa suatu negeri
bukan penjahit atau pembekam karena menafikan sesuatu h a m p i r dapat
m e n i m b u l k a n waham!

dugaan

k e m u n g k i n a n k e b e r a d a a n n y a dan y a n g

demikian m e n i m b u l k a n w a h a m kekurangan baginya."


Allah swt. M a h a s u c i dari segala sifat kesempurnaan y a n g diduga oleh
banyak m a k h l u k karena, pertama, mereka m e m a n d a n g kepada diri mereka
dan m e n g e t a h u i silat-silat mereka serta menyadari a d a n y a sifat sempurna
pada diri mereka seperti pengetahuan, kekuasaan, pendengaran, penglihatan,
kehendak, dan kebebasan. M a n u s i a meletakkan sifat-sifat tersebut u n t u k

240

Surah ar-Ra'd [13]

Kelompok III Ayat 12-13

makna-makna tertentu dan menyatakan bahwa itu adalah sifat-sifat sempurna.


Selanjutnya, manusia juga menempatkan sifat-sifat yang berlawanan dengan
sifat-sifat di atas sebagai sifat kekurangan. Perlu d isadari bahwa manusia paling
tinggi hanya dapat memberikan kepada Allah sifat-sifat kesempurnaan seperti
vang mereka nilai sebagai kesempurnaan serta m e n y u c i k a n Allah dari sifat
kekuranganseperti lawan dari sifat-sifat kesempurnaan di atas. Padahal
sebenarnya, Allah M a h a s u c i dari sifat-sifat kesempurnaan y a n g diduga oleh
manusia, sebagaimana Dia Mahasuci dari sifat-sifat kekurangan yang dinafikan
manusia. Ini disebabkan kedua sifat tersebut lahir dari pemahaman manusia,
padahal D i a Mahasuci dari sifat y a n g terlintas d a l a m benak dan khayalan
manusia atau vang serupa dengan apa yang terlintas itu. Seandainya tidak ada
izin dari-Nya untuk menamai-Nya dengan nama/sirat-sifat tersebutkarena
hanya dengan demikian manusia mampu mendekatkan
terhadap-Nyadan

pemahaman

s e a n d a i n y a t i d a k a d a izin t e r s e b u t ,

sifat-sifat

kesempurnaan yang demikian itu pun tidak wajar disandangkan kepada-Nya.


Kata ( J u h i ) a l-m i ha l ada y a n g m e m a h a m i n y a t e r a m b i l dari kata
( 51>-UP _ Jj-la)

mdhala

- mumahalah,

yakni melakukan tipu daya. Ini berarti

bantahan dan penolakan mereka terhadap keesaan Allah dinilai sebagai salah
satu bentuk tipu daya. Boleh jadi hal tersebut demikian karena bantahan dan
penolakan itu mereka sampaikan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang
m e n g a n d u n g ejekan dan cemoohan, bukan bermaksud mencari kebenaran.
Nah, untuk m e n g h a d a p i tipu dava mereka itulah Allah m e n u n j u k diri-Nva
sebagai M a h a k u k u h tipu d a y a - N y a serupa dengan firman-Nya:

"Orang-orang
mereka

kafir itu membuat

tipu daya dan Allah membalas

Dan Allah sebaik-baikpembalas

tipu

tipu daya" {QS. Ali 'Imran [ 3 ] : 5 4 ) .

Ada juga y a n g m e m a h a m i kata di atas berasal dari kata ( J^-U ) mdhala


memiliki arti perbantahan.
mereka

sangat

daya

yang

Dengan demikian, penggalan akhir ayat ini berarti

kuat dan keras kepala

dalam

perbantahan.

menyatakan bahwa kata itu terambil dari kata { J

Pendapat ketiga

) haul/kekuatan.

pendapat ini menilai huruf mim pada awal kata mihdl adalah

Penganut

tambahan dan,

Surah ar-Ra'd [13]

Kelompok ill Ayat 14

241

dengan d e m i k i a n , p e n u t u p ayat 13 di atas berarti Allah Mahakuat,


keras

yakni

siksa-Nya.

AYAT 14

"Hanya bagi Allah-lab


sembah

dakwah yang

selain Allah tidak dapat

melainkan

seperti

mencapai

mulutnya,

doa orang-orang

orangyang
padahal

kafir, kecuali

benar. Dan berhala-berhala

memperkenankan

membuka

sesuatu

kedua telapak

ia tidak dapat sampai


dalam

kesia-siaan.

yang

mereka

pun bagi

mereka,

tangannya

ke mulutnya.

ke air
Dan

supaya
tidaklah

"

Setelah ayat-ayat y a n g lalu m e m b u k t i k a n kemahakuasaan Allah swt.


d a l a m penciptaan dan p e n g a t u r a n a l a m raya, keluasan i l m u - N y a , d a n
ketiadaan sedikit dalih pembenaran pun bagi y a n g mempersekutukan-Nya,
tidak diragukan lagi bahwa hanya

bagi Allah-lah

dakwah yang

benar. Apabila

seseorang bermohon kepada-Nya secara tulus, Dia m e n g a b u l k a n n y a , dan


apabila yang Mahakuasa itu menyeru seseorang dengan seruan yang berbentuk
ajakan, ajakannya sangat jelas lagi penuh kebenaran, dan jika Dia menyerunya
d a l a m bentuk ketetapan, tidak satu p u n dapat mengelak. S e m u a datang
dengan penuh kerendahan diri. Dan ada pun berhala-berhala
sembah

selain Allah k e s e m u a n y a tidak

dapat

memperkenankan

yang

mereka

sesuatu

pun

walau sedikit apa pun bagi mereka yang mengakui keesaan AJlah itu. Berhalaberhala itu tidak dapat mengabulkan sesuatu buat mereka, melainkan
pengabulan orangyang

membuka

vang m e n g a n d u n g air supaya


mencapai

mulutnya

kedua telapak

tangannya

seperti

ke d a l a m s u m u r

air itu d i c i d u k n y a lalu m e n d e k a t k a n n y a g u n a

u n t u k dia m i n u m . Padahal,

telapak t a n g a n n y a y a n g

terbuka itu tidak sampai ke kedalaman s u m u r dan, dengan demikian, ia


vakni air itu sedikit pun tidak dapat sampai
doa dan ibadah orang-orang
Kata (

o_jPi )

pula ke mulutnya.

kafir, kecuali dalam

da 'wah/dakwah

kesia-siaan

Dan

tidaklah

belaka.

dalam ayat ini dapat bermakna ibadah dan

dapat juga berarti doa dan permohonan. Kata ini pada mulanya berarti

ajakan

242

Surah ar-Ra'd [13]

untuk datang

Kelompok III Ayat 15

membantu

atau memberi.

Dari sini, lahir m a k n a

permohonan.

Di sisi lain, agar p e r m o h o n a n d i k a b u l k a n Allah, tentu saja y a n g bermohon


harus memenuhi syarat-syarat, yang disimpulkan dalam ketulusan beribadah.
Dari sini da'wahjiiga.

berarti

ibadah.

Al-Biqa'i m e m a h a m i kata ( J ) ) il/i pada firman-Nya: (

J ) ) ila ai-

ma 'sebagai isyarat bahwa kedua telapak tangannya tidak sampai ke arah yang
dia harapkan. Pengarang tafsir al-Jalalain,
(s\i l J s.ti* J,]
seperti

orangyang

midutnya

Ja^\-r ) kabdsithi
membuka

misalnya, menjelaskan m a k n a

kaffaihi

kedua telapak

ild al-ma'

tangannya

iiyablugha

ke air supaya

fahul
mencapai

dengan menyatakan, "Seperti pengabulan seseorang yang membuka

kedua telapak tangannya guna mendapat air di mulut sumur dan memintanya
agat air dalam s u m u r itu naik menuju kepadanya, tetapi sekali-kali air itu
tidak dapat mencapai mulutnya."
Ini adalah p e r u m p a m a a n tentang orang-orang kafir y a n g m e n y e m b a h
dan berdoa kepada berhala-berhala. Berhala, sebagaimana air, adalah sesuatu
y a n g tidak berakal. Keduanya tidak mengetahui atau merasakan kebutuhan
y a n g m e m i n t a . Air tidak mengetahui kebutuhan si haus, tidak j u g a berhala
d a p a t m e n a n g k a p k e i n g i n a n p e n y e m b a h n y a , p a d a h a l si h a u s d a n si
penyembah sangat m e m b u t u h k a n n y a . Keadaan mereka ketika itu seperti
seseorang vang sedang d u d u k di m u l u t sumur, yaitu tidak dapat mencapai
air yang berada dalam sumur itu dan tidak juga air itu dapat naik kepadanya,
w a l a u p u n ia m e m i n t a n y a atau m e n g u l u r k a n kedua rangannva. Bahkan,
seandainya kedua telapak tangannya dapat mencapai air, ia tetap tidak dapat
memperolehnya karena telapak rangannva terbuka sehingga sebelum sampai
ke m u l u t n y a air telah jatuh berceceran.

AYAT 15

"Hanya

kepada

dengan

sukarela

petang

hari. "

Allah-sujud
ataupun

segala

terpaksa

apa yang

di langit

dan bayang-bayangnya

dan di bumi,
di waktu pagi

baik
dan

Surah ar-Ra'd [13]

Kelompok lli Ayat 15

J i k a hanya

bagi Allah-lah

lalusangat wajar jika hanya

dakwah

yang benar-seperti

243

bunyi ayat y a n g

kepada Allah saja, tidak kepada selain-Nya,

sujud dan patuh m e m e n u h i kehendak dan perintah-Nya segala

apayangdi

langit dan di bumi, seperti malaikat, jin, manusia, binatang, t u m b u h a n , dan


benda-benda tak bernyawa, baik dengan
kemauan sendiri, ataupun

sukarela,

yakni dengan sadar dan

terpaksa seperti halnya orang-orang kafir pada saat

mereka merasa sangat butuh dan seperti h a l n y a m a k h l u k tak berakal y a n g


tunduk tanpa sadar dan bahkan lebih dari itu bayang-bayangnya,

yakni semua

yang ada di langit dan di b u m i i t u j i k a memiliki bayangan-semua t u n d u k


kepada-Nya antara lain d a l a m panjang dan pendeknya, baik di waktu
dan m a u p u n petang

pagi

hari.

Sujudnya langit dan bumi berarti k e p a t u h a n n y a m e m e n u h i ketetapanketetapan Allah swt. y a n g berkaitan dengan alam raya. A i r m i s a l n y a
ditetapkan Allah untuk selalu mengalir ketempat yang rendah. Ia menjadi
ll

beku pada suhu 0C dan mendidih jika mencapai suhu 1 0 0 C . Ini terjadi
kapan dan di m a n a pun karena itulah ketentuan Allah y a n g berlaku di bumi
ini. Ia pun p a t u h s e a n d a i n y a Allah menghendaki y a n g lain, seperti halnya
api y a n g m e n g h a n g a t k a n a t a u m e m b a k a t d a n m e m b i n a s a k a n y a n g
dibakarnyajika Allah menghendaki ia dingin dan menyelamatkan, api akan
patuh seperti ketika Allah m e m e r i n t a h k a n n y a dingin dan m e n y e l a m a t k a n
Nabi Ibrahim as. (baca Q S . al-Anbiya [ 2 1 ] : 6 9 ) .
Firman-Nya yang menegaskan bahwa bayang-bayang pun sujud kepada
Allah m e r u p a k a n l a m b a n g betapa kuasa Allah dan betapa besar kepatuhan
m a k h l u k - m a k h l u k - N y a . Seandainya Allah menjadikan bumi ini transparan
itau mengkilat seperti air ketika terkena sinar marahari, bayangan tidak akan
: i m p a k . Ini m e n u n j u k k a n betapa kuasanya Allah swt. dan m e n u n j u k k a n
? a l a bahwa, kendati ada manusia yang enggan sujud, bayangannya tetap sujud
_j.n patuh kepada-Nya. Bahkan, berhala-berhala yang disembah pun sujud
. ^ a d a Allah swt.
Sebenarnya, m a n u s i a - m a n u s i a y a n g kafir itu p u n sujud kepada Allah
zjjam sekian bagian dari anggota badannya. Dia hanya membangkang melalui
ir.egota badan yang dapat dikendalikannya. Adapun yang di luar kendalinya,

244

Surah ar-Ra'd [13]

Kelompok III Ayat 16

semua t u n d u k kepada Allah swt., seperti denyut j a n t u n g atau peredaran


darahnya.
terambil dari kata ( \JL& ) ghadd

Kata ( j j j t i l ) al-ghuduww

y a n g berarti

keluar. Yang d i m a k s u d di sini adalah w a k t u yang biasanya manusia saat itu


keluar dari r u m a h n y a guna memenuhi aneka kebutuhannya. Waktu tersebut
adalah pagi hari setelah matahari terbit sampai tengah hati. Sedang, kata
( JW>*^ ) abashdl

a d a l a h j a m a k ( J__^t ) ashil/sore

hari,

y a i t u sejak

m e n g u n i n g n y a sinar matahari sampai terbenamnya. Pada kedua w a k t u itu


tampak secara jelas bayang-bayang sesuatu.
Ayat ini menegaskan b a h w a Allah swt. yang menguasai segala sesuatu
dan m e n u n d u k k a n n y a sesuai kehendak-Nya. Ayat ini m e m b u k t i k a n bahwa
Allah adalah Mahaperkasa sehingga semua t u n d u k m e m e n u h i

kehendak-

Nya, suka atau tidak suka.

AYAT 16

Katakanlah:

"Siapakah

Katakanlah:

"Maka

pelindung-pelindung
sendiri

sedikit

(padahal)

benderang?;

yang

mencipta

Dia-lah

mereka?"

kamu
mereka

dan tidak

buta dan yang

dan terang

menurut

langit

patutkah

kemanfaatan

"Adakah sama yang

telah

Tuhan

ataukah
seperti

ciptaan-Nya

Katakanlah:

Tuhan Yang Maha

katakanlah:

mengambil

selaiu-Nya

tidak
(pula)

dapat

mereka

dan bumi?"

menguasai

atau samakah

menjadikan
sehingga

"Allah adalah

Esa lagi Mahaperkasa.

bagi Allah
kedua

Pencipta

menjadi

bagi diri

kemudharatan?"

melihat

"Allah. "

ciptaan
segala

mereka

Katakanlah:
gelap

gulita

sekutu-sekutu
itu
sesuatu

serupa
dan

"

J i k a telah terbukti dari uraian-uraian y a n g lalu dan d a l a m bentuk yang


sangat jelas bahwa Allah M a h a Perkasa, kini Dia memerintahkan Rasul-Nya
u n t u k m e n g a r a h k a n pertanyaan y a n g m e n g a n d u n g k e c a m a n sekaligus
b i m b i n g a n . Katakanlah,

wahai M u h a m m a d , kepada mereka yang enggan

m e n e r i m a kebenaran Ilahi; "Siapakah


dan

bumi

Tuhan Pencipta dan Pengatur

langit

dan segala isinya?" T i d a k ada j a w a b a n lain, dan mereka pun

Surah ar-Ra'd [13]

Kelompok III Ayat 16

245

m e n g a k u i n y a . M a k a , karena itu, tidak perlu m e n u n g g u j a w a b a n mereka,


langsung saja katakanlah:

bahwa Tuhan Pencipta alam raya adalah "Allah".

Jika demikian, kecamlah mereka dan katakanlah:

"Jika kalian telah mengakui

atau jika telah terbukti dengan sangat jelas b a h w a h a n y a Allah Pencipta dan
Pengatur seluruh a l a m raya serta y a n g t u n d u k k e p a d a n y a w a l a u bayangb a y a n g k a m u m a k a patutkah
pelindung-pelindung

kamu

jadikan p e l i n d u n g itu tidak menguasai


kemanfaatan

mengambil

selain-Nya

dan mengabaikan Allah swt., padahal

menjadi
yang kamu

w a l a u bagi diri mereka sendiri

sedikit

u n t u k dapat mereka raih dan tidak pula kemudharatan

untuk

dapat mereka tampik? Bukankah manusia seharusnya menjadikan pelindung


siapa yang dapat memberinya manfaat atau paling tidak menampik mudharat
vang m e n i m p a n y a ? S u n g g u h aneh sikap k a m u ! j i k a d e m i k i a n , k a m u
m e m p e r s a m a k a n d u a hal y a n g bertolak belakang." Katakanlah,
M u h a m m a d : "Adakah sama siapa yang
yang dapat

melihat

atau samakah

wahai

buta m a t a dan hatinya dengan

aneka gelap gulita

dan terang

siapa

benderang?"

Jelas sekali tidak sama! Yang m e m p e t s a m a k a n n y a pastilah t i d a k sehat


pikirannya.
Ayat di atas menggunakan bentuk j a m a k u n t u k kata ( o U J ? )
aneka gelap gulita

sedang pada kata (

) nur/terang

benderang

zhulumdtl

menggunakan

bentuk tunggal, yang k e d u a n y a metupakan bentuk mashdarikatajadian.

Ini

karena k e g e l a p a n serta kesesatan b e r m a c a m - m a c a m , s u m b e r n y a

pun

demikian. Berbeda dengan cahaya y a n g h a n y a bersumber dari Allah semata.


""Siapa yang tidak dianugerahi Allah nur, dia tidak lagi dapat memperolehnya
dari siapa pun."
Ataukah

mereka

yang mempersekutukan

^ e s e s a t a n n y a s e h i n g g a menjadikan
'pencipta,

bagi

Allah

A l l a h itu t e r b a w a oleh
sekutu-sekutu

yakni memercayai bahwa sembahan-sembahan

mencipta seperti
s a n d a n g a n mereka

ciptaan-Nya

sehingga

kedua

ciptaan

yang

telah

m e r e k a telah

itu serupa

menurut

dan, dengan demikian, berhala-berhala itu pun wajar

disembah sebagaimana Allah disembah? Katakanlah,

wahai M u h a m m a d : "Apa

? u n y a n g m e r e k a p e r s e k u t u k a n d e n g a n A l l a h , berhala atau selainnya,


Kesemuanya t i d a k d a p a t m e n c i p t a s e s u a t u , b a h k a n m e r e k a l a h y a n g
liciptakan. Allah adalah

Pencipta

segala sesuatu,

tidak ada yang w u j u d kecuali

246

Surah ar-Ra'd [13]

Kelompok III Ayat 16

Dia Penciptanya dan Dia-lah

Tuhan Yang Maha

Esa sehingga tidak ada yang

wajar disembah kecuali Allah lagi Dia juga Mahaperkasa


pun yang tidak dikendalikan-Nya.'

sehingga tidak sesuatu

Kaum musyrikin m e n g a k u i bahwa Allah adalah Pencipta alam raya.


Kepercayaan itu menjadi titik tolak untuk mengantar mereka mengesakan
Allah dalam beribadah kepada-Nya. Karena itu, pertanyaan pertama langsung
dijawab oleh ayat di atas, tetapi pertanyaan sesudahnya tidak dijawab karena
jawaban mereka tidak sejalan dengan hakikat y a n g diajarkan al-Qur'an. Dan
hakikar itulah yang akan d i b u k t i k a n melalui pertanyaan-pertanyaan yang
belum terjawab itu.
Setelah mereka m e n g a k u i b a h w a A l l a h adalah Pencipta alam raya,
tentulah mereka j u g a harus m e n g a k u i bahwa Dia adalah Pemiliknya y a n g
kuasa lagi berwenang penuh memberi manfaat dan mudharat, sedang apa
y a n g diciptakan-Nya itu tidak memiliki sedikit kemampuan pun, jangankan
m e m b e r i n y a kepada y a n g lain, terhadap dirinya pun mereka tidak m a m p u .
Bukankah mereka dimiliki oleh Allah? J i k a demikian, kepercayaan dan sikap
mereka dengan menjadikan sekutu-sekutu bagi Allah y a n g dapat memberi
manfaat atau m e n a m p i k mudharat adalah sesuatu yang bertentangan dengan
kepercayaan mereka sendiri bahwa Allah adalah Pencipta.
Firman-Nya:

"Ataukah
seperti

mereka

menjadikan

ciptaan-Nya"dan

bagi Allah sekutu-sekutu

yang

telah

mencipta

setetusnya, bukanlah redaksi yang ditujukan secara

langsung kepada para penyembah selain Allah. Ini terlihat dengan jelas dari
redaksinya y a i t u kata "mereka",

dan a g a k n y a ditujukan kepada Nabi saw.

Bukti-bukti tentang kekeliruan kepercayaan mereka telah dibentang oleh


penggalan y a n g lalu dari ayat ini. Tidak ada lagi k e m u n g k i n a n lain y a n g
m e n j a d i k a n mereka m e m p e r s e k u t u k a n Allah kecuali jika mereka percaya
bahwa ada pencipta selain Allah. Suatu hal y a n g sebenarnya mereka sendiri
tidak m e n g a k u i n y a . N a m u n , karena mereka masih juga mempersekutukanNya, k e m u n g k i n a n itu d i m u n c u l k a n di s i n i d i depan Nabi M u h a m m a d
saw,-bukan u n t u k d i t a n y a k a n k e p a d a m e r e k a . N a h , j i k a d a l i h i t u

Surah ar-Ra'd [131

Kelompok III Ayat 16

247

d i m u n c u l k a n oleh siapa pun, j a w a b a n n y a pun jelas. J a w a b a n itulah y a n g


d i s a m p a i k a n k e p a d a m a n u s i a , m e l a l u i N a b i M u h a m m a d saw., b a h w a
kemungkinan semacam itu tidak pada tempatnya karena Allah adalah Pencipta
segala sesuatu. T i d a k ada satu p u n yang mengaku bahwa dia pencipta alam
raya. Kalau seandainya ada pencipta selain Allah, tentulah dia pun akan
memperkenalkan dirinya kepada manusia, misalnya dengan m e n g u t u s p u l a
Dara nabi. N a m u n , sepanjang sejarah manusia, tidak ada satu pun y a n g
melakukan hal tersebut. Bahkan, mereka yang mempersekutukan Allah dengan
sesuatu m e n g a k u i bahwa Pencipta h a n y a Allah semata.
Kata ( J i ) quh'katakanlah,

di s a m p i n g u n t u k menegaskan bahwa apa

vang disampaikan Rasul saw. ini b u k a n bersumber dari diri pribadi beliau
-endiri tetapi dari Allah swt. Dan juga memberi kesan bahwa orang-orang
Kafir yang mempersekutukan Allah itu tidak wajar mendapat penghormatan
dari Allah. Allah tidak berdialog langsung dengan mereka.
Kata ( j l g i J l ) al-qahhdr

terambil dari akar kata { ^

>egi bahasa berarti menjinakkan,


n a u mencegah

lawan

mencapai

menundukkan
tujuannya

untuk

) qahara

y a n g dari

mencapai

serta merendahkannya.

tujuannya,
Allah swt.

menjinakkan mereka yang menentang-Nya dengan jalan memaparkan bukti?ukti keesaan-Nya dan menundukkan para pembangkang dengan kekuasaanXva serta m e n g a l a h k a n m a k h l u k seluruhnya dengan mencabut n y a w a n y a .
Demikian az-Zajjaj pakar bahasa dalam k a r y a n y a , Tafsir Asma

al-Husnd.

Dalam buku Menyingkap

Tabir Ilahi, penulis antara lain menyatakan bahwa

Allah sebagai al-Qahhdr

adalah Dia yang m e m b u n g k a m orang-orang kafir

lengan kejelasan tanda-tanda

kebesaran-Nya, menekuk lutut

para

r rmbangkang dengan kekuasaan-Nya, menjinakkan hati para pencinta-Nya


^ - l i n g g a bergembira menanti di depan pintu rahmat-Nya, m e n u n d u k k a n
: i : i a s dan dingin, m e n g g a b u n g k a n kering dan basah, mengalahkan besi
-rr.gan api, memadamkan api dengan air, menghilangkan gelap dengan terang,
~ cnjeritkan manusia dengan kelaparan, tidak m e m b e r d a y a k a n n y a dengan
" i u r dan kantuk, memberinya yang dia tidak inginkan dan menghalanginya
: ri apa yang dia d a m b a k a n . D e m i k i a n al-Qabbdr,
'iz vang lalu bahwa; "Hanya kepada Allahsujud
".v; di bumi,
r

dengan

.'- :u pagi dan petang

sukarela
hari. "

ataupun

terpaksa

vang menegaskan pada


segala apa yang

di

dan bayang-bayangnya

langit
di

KELOMPOK 4

AYAT 17-26

249

250

Surah ar-Ra'd [13]

Surah ar-Ra'd [13]

Kelompok IV Ayat 17

251

AYAT 17

"Allah telah
lembah
Dan

menurunkan

menurut

ukurannya,

dari apa yang

barang-barang,
perumpamaan
pergi

di bumi.

buih

lebur dalam

seperti
yang

itu juga.

yang

membuat

Demikianlah

lembah-

mengembang.
perhiasan

Allah

batil. Adapun

bermanfaat

ia di

buih yang

api untuk

haq dan yang

bekas dan adapun

Demikianlah

maka mengalirlah

maka arus itu membawa

mereka

tentang

tanpa

air dari langit,

buih,

atau
membuat

maka ia akan

bagi manusia,

maka ia tetap

Allah membuatperumpamaan-perumpamaan.

Ayat yang lalu menegaskan bahwa Allah adalah

"

al-QahhdrlMahaperkasa.

Ayat ini membuktikan salah satu keperkasaan-Nya. Air yang terdapat di sungai
dan di laut, j a u h dari langit, d i a n g k a t n y a ke atas, yakni ke langit, padahal
sifat air selalu mencari tempat yang rendah. Demikian lebih kurang al-Biqa'i
m e n g h u b u n g k a n ayat ini dengan ayat yang lalu.
A n d a juga dapat menghubungkannya seperti Thabathaba i, yaitu setelah
ayat-ayat y a n g l a l u m e n e g a s k a n b u k t i kesesatan k a u m m u s y r i k i n d a n
m e n g u r a i k a n perbedaan y a n g jelas antara kebenaran dan kesesatan serta
perbedaan antara yang m e n e m p u h jalan kebenaran dan keburukan, ayat ini
dan ayat-ayat berikut menjelaskan perbedaan itu dengan terperinci. U n t u k
maksud tersebut, ayat ini m e n y a t a k a n bahwa Allah telah menurunkan
yang tercurah dari langit, yakni hujan, maka mengalirlah
arus yang sangat deras di lembah-lembah
maka arus itu membawa
Dan

menurut

di atasnya buih yang

ia, yakni air, dengan

ukurannya

masing-masing,

mengembang.

d e m i k i a n j u g a keadaan y a n g terjadi dari apa, y a k n i logam,

mereka lebur dalam

api untuk membuat

perhiasan

atau barang-barang,

alat-alat, m a t a uang, pedang, dan sebagainya, ada j u g a buih-nyu


i

arus itu juga.


dan yang

Demikianlah

batil. Adapun

Allah membuat
buih

perumpamaan

itu, maka ia akan pergi

binasa, dan tanpa manfaat dan harga; dan adapun


manusia,

air

seperti

seperti

tentang

yang

hilang tanpa

yang

yang

bermanfaat

buih
h aq
bekas,
bagi

maka ia tetap di bumi untuk dimanfaatkan oleh m a l d i l u k - m a k h l u k

Ilahi. Demikianlah

Allah membuat

perumpamaan-perumpamaan.

252

Surah ar-Ra'd [13]

Kelompok IV Ayat 17

Penyebutan kata / ^ g i r setelah sebelumnya telah dinyatakan

menurunkan

air agaknya bertujuan u n t u k menegaskan bahwa ia tercurah. Karena kata


turun

d i g u n a k a n j u g a oleh a b Q u r a n d a l a m arti menciptakan

seperti ketika

menjelaskan tentang besi (baca Q S . a l - H a d i d [ 5 7 ] : 2 5 ) .


Kata ( J ? - ) haqq

dan f J i U ) bdthil/batil

adalah dua substansi yang

berlawanan. Haq adalah sesuatu yang mantap lagi tidak berubah, sedang bathil
adalah sesuatu y a n g wujud tetapi sifatnya sementara lalu menghilang dan
punah, ^ / / / a d a l a h sesuatu y a n g pasti binasa dan lenyap.
Kata ( hij^i)

al-awdiyah

adalah bentuk j a m a k dari ( ^ \ A\)

yakni tanah rendah di antara dua g u n u n g (lembah).


nakirahlindifinite

al-wddy

Penggunaan bentuk

u n t u k kata ini bertujuan u n t u k m e n g g a m b a r k a n aneka

lembah dari segi besar kecilnya, luas dan sempitnya, serta panjang dan
pendeknya. Ini untuk dikaitkan dengan kata sesudahnya yaitu (
biqadarihalsesuai
indifinite

ukurannya

masing-masing.

USJJUJ )

Ada juga yang memahami bentuk

itu untuk mengisyaratkan bahwa air y a n g tercurah dari langit tidak

menjangkau semua tempat, tidak juga mengalir di semua lembah; ada lembah
yang m e n a m p u n g air, dan ada j u g a yang tidak m e n a m p u n g n y a karena tidak
mendapat curah hujan.
Ayat ini menjelaskan b a h w a air y a n g d i t u r u n k a n Allah di lembah itu
sesuai dengan daya tampung lembah, atau dalam istilah ayat di atas ( Ufcjjij)
biqadiriha,

karena kalau melebihinya maka akan terjadi banjir yang berpotensi

merusak. M e m a n g , sesekali bisa saja air yang tercurah (hujan) sangat lebat
sehingga m e n i m b u l k a n banjir, tetapi karena ayat ini bermaksud memberi
perum pamaan tentang yang /w^/kebenaran, digarisbawahi nya kata

biqadarihd

itu. Di samping itu, karena pada u m u m n y a lembah m e n a m p u n g air sesuai


dengan kadar/kapasitas daya tampungnya.
Kata (_ujh ) az-zabadadalah

buih, atau limbah banjir, atau gelembung

yang terlihat saat air mendidih.


Ayat ini agaknya bermaksud menyatakan bahwa kebatilan, walau tampak
dengan jelas ke p e r m u k a a n dan meninggi bagaikan menguasai air yang
mengalir, hal tersebut hanya sementara karena beberapa saat kemudian buih
itu luluh dan yang tetap tinggal adalah air yang bersih. Demikian juga dengan
logam y a n g diliputi oleh aneka kotoran. Dengan membakarnya, akan terlihat

Surah ar-Ra'd [13]

Kelompok IV Ayat 17

253

dengan jelas kualitas logam dan akan menyenangkan yang melihatnya, sedang
kotoran y a n g m e l i p u t i n y a hilang terbuang tanpa ada sedikit manfaat pun
serta hilang tanpa disesah.
^JLI U l i l ) ammct

Yang dimaksud dengan firman-Nya: (


an-nasa/adapun
logam

yang

bermanfaat

bagi manusia

mdyanfau

adalah air bukan bui hnya dan

setelah dibakar dan hilang kotorannya. Ayat ini tidak m e n y e b u t air

dan logam itu secara langsung tetapi menegaskan manfaatnya. Hal tersebut
untuk mengisyaratkan bahwa y a n g penting bukan air atau logamnya, tetapi
manfaat y a n g harus dihasilkan oleh air dan logam itu. Demikian j u g a yang
hacj, yang penting bukanlah ide-ide yang benar, yang berada di menara gading
atau mengawang-awang di angkasa, tetapi yang lebih penting adalah manfaat
dan penerapan ide-ide yang benar itu dalam kehidupan d u n i a w i sehingga
dapat m e m b e r i manfaat. Karena a p a l a h arti ^ / - / w ^ / k e b e n a r a n j i k a ia
ditempatkan di m e n a r a gading? atau jika ia tidak m e m b u m i . Selanjutnya,
vang dimaksud bermanfaat

di sini mencakup aneka manfaat, baik jasmani

m a u p u n tuhani, baik perorangan m a u p u n kolektif, baik d u n i a

maupun

akhirat.
Banyak ulama m e m a h a m i bahwa ayat di atas menampilkan dua m a c a m
perumpamaan,

m a s i n g - m a s i n g u n t u k kebenaran dan u n t u k kebatilan.

Contoh pertama bagi kebenaran adalah air yang mengalir dengan sangat deras
dan contoh kedua adalah logam dengan kualitasnya yang jernih. Sedang,
contoh pertama dari kebatilan adalah buih y a n g dihasilkan oleh derasnya
irus air dan contoh kedua adalah karat yang keluar akibat pembakaran logam.
Thahir Ibn 'Asyur berpendapat bahwa perumpamaan kedua ditampilkan
r>agi mereka yang tidak pernah/jarang melihat arus air yang terjadi di lembah.embah. Bagi mereka yaitu diberi perumpamaan logam dan pembakarannya.
Dari berbagai barang tambang y a n g dihasilkan manusia melalui proses
r e m b a k a r a n , seperti emas, perak, tembaga dan t i m a h , ada y a n g dapat
dijadikan perhiasan atau peralatan seperti bejana. Ada j tiga yang berupa sampah
eperri sampah air y a n g m e n g a p u n g di atas permukaan air. Bagian barang
: i m b a n g yang mengalir itu disebut (

) kbabits (limbah ). Dengan tamsil

i . : dan l i m b a h n y a serta tambang dan l i m b a h n y a itu, Allah menerangkan


irbenaran dan kebatilan. Kebenaran diibaratkan sebagai air dan tambang

254

Kelompok IV Ayat 17

Surah ar-Ra'd [13]

y a n g jernih, sedangkan kebatilan diibaratkan sebagai limbah air dan limbah


tambang y a n g tidak m u n g k i n dapat dimanfaatkan dan akan lenyap dan
terbuang. Sedangkan, air jernih dan tambang jernih yang dapat berguna untuk
kepentingan manusia akan bertahan di dalam tanah agar dapat dimanfaatkan.
D e n g a n tamsil y a n g sangat jelas seperti itulah Allah swt. memperlihatkan
kebaikan dan kejahatan kepada manusia.
Ada j u g a y a n g m e m a h a m i a y a t di atas h a n y a m e n a m p i l k a n satu
perumpamaan saja yang kemudian bercabang. Mereka memahami
bukan saja dalam arti buih

air, tetapi juga kotoran-kotoran

yang

kata.za.bad
melengket

pada logam, di m a n a kotoran Itu baru dapat hilang apabila logam tersebut
dibakar. M a k s u d n y a , arus air yang turun dari langit dan yang ditampung dan
m e n g a l i r dari aneka l e m b a h itu, m e n g h a s i l k a n di s a m p i n g b u i h , j u g a
m e n g a k i b a t k a n kotornya logam y a n g terendam di dasar paling dalam dari
lembah itu. Kedua perumpamaan itu tidak ada manfaatnya.
Thabathaba'i memeroleh beberapa kesan dari ayat ini.
Pertama,

ayat ini mengisyaratkan bahwa anugerah rahmat Allah swt.

yang tercurah dari langitvang diibaratkan oleh ayat ini dengan airturun
sedemikian rupa dan masing-masing m e n a m p u n g n y a sesuai dengan kadar
kesediaannya m e n a m p u n g . Apabila wadah y a n g d i m i l i k i n y a besar, akan
banyak air/rahmat yang diperolehnya, demikian juga sebaliknya. Bukankah
menurut ayat i n i m a s i n g - m a s i n g m e n a m p u n g sesuai kadarnya?
Kedua,

tercurahnya rahmat/air ke lembah-lembah dan terukurnya kadar

masing-masing tidak dapat dilepaskan dari limbah dan kekotoran y a n g


tampak, tetapi semua itu pasti tidak langgeng dan akan hilang. Berbeda
dengan rahmat/air yang akan tetap dan langgeng. Dengan demikian, apa yang
terdapat dalam wujud ini hanya ada dua macam. Pertama yang haq, mantap,
dan langgeng, dan kedua y a n g hilang dan lenyap.
Ketiga,

haqlkebenaran

tidak akan "menentang" atau mendesak haq y a n g

lain, tetapi ia mendukung dan memanfaatkannya serta mengantarnya kepada


kesempurnaan. Ini dipahami dari pernyataan ayat di atas bahwa ia

tetap

dibumi

tidak

dan memberi

manfaat

menentang-tulisnyabukan

bagi manusia.

Yang d i m a k s u d dengan

berarti terjalinnya keharmonisan dan kasih

sayang secara terus-menerus. Betapa d e m i k i a n , padahal kita melihat api

Surah ar-Ra'd [13]

Kelompok IV Ayat 1 7

255

dipadamkan air dan air dihabiskan oleh api. Tanah dimakan oleh t u m b u h a n ,
t u m b u h a n d i m a k a n oleh b i n a t a n g d a n b i n a t a n g saling m e m a k a n

dan

m e n e r k a m , dan pada akhirnya bumi menelan semuanya. Yang d i m a k s u d


tidak

menentang

itu adalah walaupun ia saling terkam menerkam, dalam

saat yang sama mereka bekerja sama u n t u k mencapai tujuan jenisnya. Ini
serupa dengan kayu dan kapak. W a l a u p u n keduanya saling bertentangan,
pada akhirnya k e d u a n y a m e w u j u d k a n apa y a n g dikehendaki oleh tukang/
p e n g a p a k k a t a k a n l a h pintu. Serupa juga dengan timbangan, w a l a u p u n ia
saling mengalahkan, sekali sayap kiri y a n g berat di kali lain sayap kanan,
keduanya pada akhirnya bekerja sama mewujudkan tujuan si penimbang
untuk mengetahui kadar berat sesuatu. Demikian itu keharmonisan dan kerja
sama yang terjalin bagi yang d i n a m a i haq. Tetapi, tidak seperti itu pada
kebatilan. M i s a l n y a jika ada k e t u m p u l a n pada kapak atau kecurangan pada
timbangan. Ini bertentangan dengan / M ^ vang merupakan tujuan yang ingin
dicapai sehingga akibatnya merusak dan mengakibatkan mudharat.
Apa vang digambarkan ayat di atas terjadi juga pada bidang aqidah dan
kepercayaan. Kepercayaan y a n g / w ^ dalam jiwa seorang m u k m i n diibaratkan
dengan air y a n g tercurah dari langit, y a n g mengalir di aneka lembah y a n g
berbeda-beda

kadarnya. Orang akan memeroleh

manfaat

dengan

kehadirannya, m e n g h i d u p k a n jiwa mereka dan melanggengkan kebajikan


dan keberkahan. Adapun batil vang dianut oleh seorang kafir, ia bagaikan
buih, ia hanya bertahan sebentar tetapi kemudian pergi lenyap, sia-sia. tanpa
bekas.

"AUah meneguhkan
teguh

itu dalam

orang-orang

(iman)
kehidupan

yang

Ibrahim [ 1 4 1 : 2 7 ) .

zalim

orang-orang
di dunia

yang beriman

dengan

dan di akhirat; dan Allah

dan memperkuat

apa yang

ueapan

yang

menyesatkan

Dia kehendaki"

(QS.

256

Surah ar-Ra'd [13]

Kelompok IV Ayat 18

AYAT 18

"Bagi orang-orang
orang-orang

yang

menyambut

yang tidak menyambutnya,

yang ada di bumi dan sebanyak


akan menebus
buruk

diri

dan tempat

tempat

seruan

mereka
kediaman

Tuhan mereka yang terbaik.

sekiranya

mereka

mempunyai

isi bumi itu lagi bersamanya,

dengannya.
mereka

Itulah

yang

ialah Jahanam

semua

niscaya

bagi mereka
dan itulah

Dan

hisab

mereka
yang

seburuk-buruk

kediaman."

Setelah ayat y a n g lalu memberi p e r u m p a m a a n tentang haq dan

batil,

kini dijelaskan anugerah atau dampak buruk yang diraih oleh masing-masing.
Bagi orang-orang

yang

menyambut

seruan

'Tuhan, Allah swt. Pemelihara dan

Pembimbing mereka dengan mengikuti kebenaran yang ditawarkan-Nya dan


juga Rasul-Nya, disediakan bagi mereka kesudahan dan suasana serta kondisi
yang

terbaik.

menyambutnya,

Di d u n i a dan di akhitat kelak. Dan orang-orang

yang

tidak

y a k n i e n g g a n m e n e r i m a t a w a r a n - N y a dan bersikeras

mengikuti kebatilan, mereka akan menghadapi kesulitan dan kesengsaraan


yang tidak terlukiskan dengan kata-kata. Sekiranya
kekayaan yang ada di bumi dan ditambah sebanyak
niscaya

mereka

akan menebus

mereka

mempunyai

isi bumi itu lagi

diri mereka dengannya,

semua

bersamanya,

yakni dengan kekayaan

itu. Orang-orang itulah yang sangar jauh dari rahmat Ilahi dan^rr//g" disediakan
bagi

mereka

hisab,

y a k n i perhitungan, yang hasilnya pasti buruk

b u r u k n y a p i l i h a n m e r e k a dan tempat
k e m a t i a n n y a ialah Jahanam

dan itulah

kediaman
seburuk-buruk

mereka
tempat

akibat

k e l a k setelah
kediaman.

Jika yang menyambut ajakan Ilahi akan memeroleh kesudahan yang baik,
tentulah y a n g tidak m e n y a m b u t n y a memeroleh kesudahan yang buruk. Jika
yang tidak m e n y a m b u t n y a bersedia m e n u k a r segala apa y a n g d i m i l i k i n y a di
dunia dengan kesudahan buruk itu, yang menyambutnya tidak akan bersedia
menukar kesudahan baik y a n g diraihnya itu dengan apa vang d i m i l i k i n y a di
dunia ini, betapapun banvaknya yang mereka m i l i k i w a l a u sebanyak dunia
dan ditambah hm sebanyak itu.

Surah ar-Ra'd [13]

Kelompok IV Ayat 19

Agaknya, kata f \ ^ b % ^ t ) istajabulmenyambut,

257

yang d i g u n a k a n oleh ayat

ini sebagai ganti dari kata yang

mukmin,

kata awdiyahllembah-lembah

y a n g disebut oleh ayat y a n g lalu y a n g juga

menyambut

bertujuan menyerasikannya dengan

dan m e n e r i m a hujan y a n g tercurah dari langit.

Kata ( i l ^ i l ) al-mihdd
berarti buaian.

terambil dari kata ( J-^a) rnahd yang

antara lain

Penggunaan kata tersebut m e n g a n d u n g m a k n a ejekan. Kata

ini pada m u l a n y a d i g u n a k a n d a l a m arti sesuatu yang d i h a m p a r k a n untuk


menjadi rempat duduk. Jika Anda d u d u k atau berbaring di kasur, A n d a akan
merasa n y a m a n , berbeda jika A n d a d u d u k di tanah. D u d u k di tanah relatif
lebih n y a m a n daripada d u d u k di batu-batu karang. Ini p u n relatif lebih
nyaman daripada di atas batu yang panas. Tetapi, dapatkah Anda bayangkan
betapa ' n y a m a n n y a " d u d u k di atas api yang membakar? Lebih-lebih lagi jika
tempat d u d u k atau berbaring itu sempit dan tidak ada ruang gerak cukup,
serupa dengan a n a k yang diletakkan di atas buaian.

AYAT 19

"Adakah orang yang


Tuhanmu

adalah

orang yang

mengetahui

kebenaran,

berakal saja yang

bahwa

apa yang

sama dengan
dapat

diturunkan

orangyang

mengambil

kepadamu

buta? Hanyalah

dari
orang-

pelajaran.

D e m i k i a n l a h perbedaan antara kebenaran dan kebatilan. Karena itu,


adakah

orangyang

Tuhanmu,

mengetahui

bahwa

apa yang

diturunkan

kepadamu

wahai M u h a m m a d , m e n g e t a h u i n y a bahwa ia adalah

dari

kebenaran

dan y a n g diibaratkan dengan air atau logam murni itu sama dengan

orang

vang buta y a n g serupa dengan buih dan kotoran logam itu? Pastilah tidak
sama! Hanyalah

orang-orang

perumpamaan dan mengambil

yang

berakal

saja yang

dapat

menyadari

pelajaran.

Ayat di atas m e n g g u n a k a n kata buta u n t u k mereka vang menolak apa


vangditurunkan Allah kepada Nabi M u h a m m a d saw., yakni al-Qur'an, karena
:irman-firman Allah itu sedemikian jelas bagaikan terlihat dengan mata kepala
sehingga dapat dijangkau oleh siapa p u n w a l a u hanya m e m i l i k i m a t a saja.

258

Kelompok IV Ayat 20-22

5urah ar-Ra'd [13]

N a m u n demikian, karena mereka menolaknya, mereka adalah orang yang


buta mata hatinya.
Sayyid

Quthub

menggarisbawahi

m e m p e r h a d a p k a n orangyang
memperhadapkannya

mengetahui

penggalan

ayat ini

dengan orangyang

buta

yang
bukan

dengan "orang y a n g tidak mengetahui".

Ini,

m e n u r u t n y a mengisyaratkan bahwa h a n y a kebutaan hati y a n g menjadikan


seseorang menolak hakikat y a n g sangat jelas y a n g ditawarkan oleh ajaran
Islam. M a n u s i a kerika m e n g h a d a p i hakikat kebenaran terdiri dari dua
kelompok,

"melihat

sehingga

mengetahui".

D e m i k i a n tulisnya.

Kata ( u L l ^ i ) ahalbdb
sesuatu.

mengetahui"

dan

"buta

sehingga

tidak

adalah bentuk jamak dari ( c J ) lubb yaitu

saripati

Kacangmisalnya-memiliki kulit yang menutupi isinya. Isi kacang

dinamai lubb. UlulAlbab

adalah orang-orang yang memiliki akal yang murni

yang tidak diselubungi oleh "kulit", y a k n i kabut ide yang dapat melahirkan
kerancuan dalam berpikir. Istilah yang digunakan al-Quf an ini mengisyaratkan
bahwa saripati serta hal y a n g terpenting pada manusia adalah akal-nya
m u r n i yang tidak diselubungi oleh nafsu. UlulAlbab

yang

bukan sekadar yang

memiliki k e m a m p u a n berpikir cemerlang, tetapi k e m a m p u a n berpikir yang


disertai dengan kesucian hati sehingga dapat mengantar p e m i l i k n y a meraih
kebenaran dan m e n g a m a l k a n n y a serta m e n g h i n d a r dari kesalahan dan
kemunkaran. Inilah saripati manusia. Adapun jasmaninya, ia tidak lain kecuali
kulit yang m e n u t u p i saripati itu. N a m u n demikian, tentu saja kulit pun
harus dipelihara agar saripati tersebut tidak terganggu.

AYAT 2 0 - 2 2

"Orang-orang

yang

dan orang-orang
dihubungkan,
hisab yang

memenuhi

yang

janji Allah dan tidak membatalkan

menghubungkan

dan mereka

takut

buruk. Dan orang-orang

dan melaksanakan
kepada mereka,

apa-apa yang Allah perintahkan


kepada
yang

shalat, dan menafkahkan


secara sembunyi

Tuhan
bersabar

mereka

demi wajah

sebagian

atau terang-terangan

dan takut

perjanjian
supaya
kepada

Tuhan

mereka,

rezeki yang Kami

berikan

serta menolak

kejahatan

Kelompok IV Ayat 20-22

dengan

kebaikan;

Surah ar-Ra'd [13]

kesudahan

(yang

Ayat-ayat ini menjelaskan sebagian dari ciri-ciri dan sifat Ulul

Albdb,

yaitu orang-orang

orang-orang

itulah yang

yang selalu memenuhi

dengan n a m a Allah dan tidak

mendapat

tempat

259

janji yang diikatnya atau dikukuhkan

membatalkan

perjanjian,

baik m e n y a n g k u t

w a k t u d a n t e m p a t n y a m a u p u n p e l a k s a n a a n n y a , dan orang-orang
s e n a n t i a s a menghubungkan
dihubungkan

apa-apa

yang

Allah

yang

perintahkan

supaya

seperti silaturahmi serta menjalin h u b u n g a n harmonis dengan

binatang dan l i n g k u n g a n , dan mereka selalu takut kepada

Tuhan mereka

takut kepada hisab, yakni perhitungan hari Kemudian, yang berakibat


Dan orang-orang

yang

bersabar

dan
buruk.

melaksanakan perintah, menjauhi larangan

serta menghadapi petaka demi wajah Tuhan mereka, yakni mencari keridhaan
Allah, dan melaksanakan

shalat secara bersinambung dan m e m e n u h i syarat,

rukun, dan sunnahnya, dan menafkahkan


kepada mereka,

sebagian

ha\\< secara sembunyi-$tmh\\r\y\

siapa p u n atau

terang-terangan

rezeki yang Kami

berikan

sehingga tidak diketahui oleh

d a n d i k e t a h u i oleh o r a n g l a i n g u n a

m e n g h i n d a r k a n mereka dari sangka b u r u k atau memberi contoh y a n g baik


dan atau ketika m e n u n a i k a n zakat wajib serta
sungguh serta penuh h i k m a h kejahatan

dengan

menolak
kebaikan,

ttu dengan lisan m a u p u n perbuatan, dan orang-orang


tempat

kesudahan

dengan s u n g g u h baik penolakan

itulah yang

mendapat

y a n g baik.

Firman-Nya: (disl J ^ J U 0J3JJ ) yufuna

bi'ahdAlldh/memienuhi

janji

Allah

antara lain mengisyaratkan perjanjian antara manusia dan Allah swt. Memang,
ada perjanjian antara manusia dan Allah, y a k n i bahwa mereka mengakui
keesaan Allah serta tunduk dan patuh kepada-Nya. Perjanjian itu terlaksana
melalui nalar dan fitrah manusia sebelum dikotori oleh kerancuan. Ada j u g a
u l a m a y a n g berpendapat bahwa perjanjian itu telah terlaksana pada suatu
ketika di suatu alam sebelum masing-masing manusia hadir di pentas dunia.
Kata ( j^-ivj*: ) yakhsyauna
diterjemahkan dengan takutadalah

dan ( 0 )

yakhdfuna

vang k e d u a n y a

berdasarkan pemahaman sementara ulama

y a n g menilai k e d u a kata itu sinonim tanpa perbedaan. Ayat ini, m e n u r u t


mereka, m e n g g u n a k a n k e d u a n y a u n t u k tujuan penganekaragaman redaksi.

260

Kelompok IV Ayat 20-22

Surah ar-Ra'd [131

Namun, ada juga ulama yang membedakannya. Yakni, kata yakhsyauna

adalah

takut y a n g disertai dengan penghormatan dan p e n g a g u n g a n dan y a n g lahir


dari adanya pengetahuan tentang yang ditakuti itu, sedangyakhdfuna

adalah

sekadar takut yang boleh jadi disertai dengan kebencian atau tanpa mengetahui
vang ditakuti itu. Selanjutnya, terbaca di atas bahwa objek kata
adalah Allah yang ditunjuk dengan kata Ra b bahurn.

yakhsyauna

Kata yang dipilih menjadi

objek tersebut mengesankan a d a n y a harapan dari vang takut karena y a n g


ditakutinya adalah Allah y a n g juga Rabb, vakni Pemelihara, Pendidik y a n g
selalu berbuat baik, bukan Allah vang dilukiskan dengan Perkasa,
amat pedih
[36]: 11 (
kepada

atau Yang

siksa-Nya. Ini serupa juga dengan firman-Nya d a l a m Q S . Yassn


3

lt "*^ lT*^"J J wakhasyiya

ar-Rahman

(Allah yang

ar-Rahmdna

mencurahkan

bi al-ghaiblyang

takut

Rahmat).

T h a b a t h a b a ' i m e m a h a m i kata.yakhsyauna

sebagai m e n g a n d u n g m a k n a

t e r p e n g a r u h j i w a a k i b a t k e k h a w a t i r a n t e n t a n g akan d a t a n g n y a suatu
keburukan atau sesuatu y a n g negatif dan s e m a c a m n y a . Sedang,

yakhdfitna

mengandung makna adanya upaya mempersiapkan sesuatu guna menghadapi


dan berlindung dari keburukan yang diduga akan menimpa, walaupun ketika
itu hati yang bersangkutan tidak tersentuh. Ini dikukuhkan oleh Thabathaba'i
dengan ayat-ayat yang berbicara tentang "ketakutan"para
mereka dinyatakan sebagai ( 4ji ^1 j j - I Jy^i
Allah/mereka

tidak

takut kepada

sesuatu

nabi. Dari satu sisi,

V ) ld yakhsyauna

pun kecuali

kepada

ahadan

illa

Allah (QS. al-

Ahzab [ 3 3 ] : 3 9 ) , dan di sisi lain mereka j u g a dilukiskan disentuh oleh khauf


dan, dengan demikian, tentulah mereka yakhdfun

seperti keadaan Nabi Musa

as. y a n g dilukiskan dalam ( Q S . T h a h a [ 2 0 ] : 6 7 ) atau dugaan khauf

yang

boleh jadi dialami oleh Nabi M u h a m m a d saw. karena pengkhianatan lawanlawan beliau (QS. al-Anfal [8J: 5 8 ) . Pakar tafsir, al-Alusi, berpendapat bahwa
pada u m u m n y a perbedaan-perbedaan m a k n a antara satu lafazh dan yang lain
adalah perbedaan y a n g bersifat u m u m , b u k a n perbedaan y a n g pasti dan
m e n y e l u r u h . Setiap perbedaan yang dijelaskan oleh u l a m a akan d i t e m u k a n
satu dua contoh y a n g mengecualikannya.
Kata ( ^ j w > ) shabaru

tidak menyebut salah satu aspeknya. Ini berarti

kesabaran-kesabaran yang dimaksud mencakup segala aspek kesabaran, antara

Kelompok IV Ayat 20-22

Surah ar-Ra'd [13]

261

lain ketika menghadapi musibah, kesabaran dalam ketaatan dan pelaksanaan


tugas, kesabaran menghindari kedurhakaan, dan lain-lain.
Firman-Nya: ( j^ftUi jjCL*) mimma
Kami berikan

kepada

mereka

razaqnahumlsebagian

rezeki

yang

dapat d i p a h a m i sebagai isyarar b a h w a mereka

tidak dituntut untuk menafkahkan semua rezeki yang diperolehnya. Sebagian


rezeki yang tidak dinafkahkan itu agar mereka tabung. Pelaksanaan tuntunan
ini menuntut upaya dan kerja keras sehingga rezeki yang diperoleh melebihi
kebutuhan agar kelebihan itu dapat ditabung. Penggalan ayat ini dapat j u g a
bermakna bahwa, sebanyak apa pun yang dinafkahkan seseorang, hal tersebut
baru merupakan sebagian dari anugerah Allah. Bukankah wujud serta sarana
kehidupan, seperti bumi tempat berpijak dan udara yang dihirup, kesemuanya
adalah rezeki dari Allah swt.?
Kata

((JjijJj)

yadra'un

berarti menolak.

D a l a m hal ini a d a l a h

m e n y i n g k i r k a n d a m p a k y a n g terjadi atau akan terjadi dari suatu keburukan


dengan cara y a n g baik. M e m a n g , salah satu cara terbaik u n t u k m e n a m p i k
keburukan serta perselisihan adalah dengan berbuat baik kepada lawan. Dalam
konteks ini, Allah berfirman: "Dan tidaklah
Tolaklah
yang

(kejahatan

antara

teman

itu) dengan

kamu dan antara

yang sangat setia"{QS.

sama kebaikan

cara yang lebih

dan

baik, maka tiba-tiba

dia ada permusuhan

seolah-olah

telah

kejahatan.
orang
menjadi

Fushshilat [41 ] : 3 4 ) . Di sisi lain, memberantas

k e b u r u k a n h a r u s p u l a d e n g a n cara y a n g b a i k . J a n g a n s a m p a i u p a y a
memberantasnya menimbulkan dampak yang lebih buruk daripada keburukan
yang ingin disingkirkan. Di sisi lain, Rasul saw. bersabda: "Bertakwalah kepada
Allah di m a n a dan kapan saja, dan susulkanlah keburukan dengan kebaikan,
niscaya kebaikan itu menghapus keburukan itu."
Perlu digarisbawahi b a h w a pemaafan dengan cata yang baik d a l a m
menghadapi keburukan, tentu saja bukan dengan mengorbankan kebaikan
atau prinsip-prinsip ajaran agama dan tidak j u g a y a n g akhirnya memberi
peluang bagi tersebarnya k e b u r u k a n itu secara lebih luas. Oleh sebab itu,
sekian banyak ulama menggarisbawahi bahwa ayat ini adalah tuntunan dalam
konteks h u b u n g a n pribadi dengan pribadi atau pribadi dengan Allah swt.
dalam rangka meraih p e n g a m p u n a n - N y a , b u k a n d a l a m persoalan ajaran
agama.

262

Kelompok IV Ayat 23-24

Surah ar-Ra'd [13]

AYAT 2 3 - 2 4

"Surga-surga

Adn, mereka

yang saleh dari orang-orang


cucu mereka,
semua

sedang

pintu;

tempat

ke dalamnya

tua mereka,

malaikat-malaikat

"Saldmun

kesudahan

masuk

'alaikum

bersama

dengan

pasangan-pasangan
masuk

bimd

mereka

ke tempat-tempat

shabartum.

orang-orang

" Maka,

dan

anak

mereka

dari

alangkah

baik

itu."

Tempat kesudahan y a n g baik yang dijanjikan u n t u k UlulAlbab


Surga-surga
yang

Adn. Mereka

masuk

ke dalamnya

bersama

dengan

adalah
orang-orang

saleh, y a k n i yang beriman kepada Allah dan taat dari orang-orang

mereka yakni ibu, bapak, pasangan-pasangan


dan anak cucu mereka.

baik suami m a u p u n istri

alaikum

mereka

bimd shabartum.

dari semua pintu

malaikat-malaikat

sambil mengucapkan:

baik tempat

masuk
"Saldmun

Kedamaian dan kesejahteraan selalu bersama kalian

disebabkan dahulu, ketika h i d u p di dunia, kalian telah bersabar."


alangkah

mereka,

Bukan hanya itu y a n g m e t e k a peroleh. Di surga sana

mereka berbahagia memeroleh aneka nikmat sedang


ke tempat-tempat

tua

kesudahan

Maka,

itu.

M a s u k n y a ke surga ibu, bapak, dan anak cucu itu bukan berarti bahwa
mereka m e m a s u k i n y a tanpa d u k u n g a n i m a n dan amal saleh. Kata ( -L )
shalaha,

yang diterjemahkan taat, menunjukkan bahwa mereka pun beriman

dan beramal saleh. H a n y a saja, boleh jadi amal mereka belum sampai ke
tingkat yang sama dengan tingkat iman dan amal sang anak yang menyandang
sifat-sifat Ulul Albdb

itu. N a h , g u n a m e l i m p a h k a n lebih b a n y a k lagi

kesenangan dan kebahagiaan kepada p e n y a n d a n g sifat itu, ibu, bapak,


pasangan, dan anak c u c u n y a ditingkatkan dari peringkat bawah surga y a n g
mestinya mereka raih ke peringkat y a n g lebih tinggi agar mereka semua
bergabung sebagai satu keluarga dan dapat h i d u p bersama.
Firman-Nya:

Surah ar-Ra'd [13]

Kelompok IV Ayat 25

"Malaikat-malaikat

masuk

ke tempat-tempat

mereka

dari

263

semua

pintu"

mengisyaratkan banyaknya pintu kesabaran, dan mengisyaratkan pula luasnya


tempat

tinggal mereka sehingga amat banyak pintunya. Atau,

m e n g i s y a r a t k a n s e r i n g n y a para m a l a i k a t k e l u a r m a s u k m e n e m u i

itu
dan

m e m b a w a kebahagiaan dan kesenangan buat mereka.


1

Kata ( f%*>) salam telah dijelaskan pada ayat 10 surah Yunus ' dan ayat
J

4 8 surah Hud,' rujuklah ke sana!

AYAT 25

''Dan orang-orang
dan

yang

memutuskan

mengadakan
mereka

apa yang

kerusakan

tempat

mengurai

kediaman

perjanjian

Allah

di bumi,
yang

Allah sesudah

perintahkan
itulah

yang

untuk

diikat dengan

teguh

dihubungkan

dan

kutukan

bagi

memeroleh

dan

buruk. "

Setelah menguraikan amal-amal kebajikan dan ganjaran orang-orang yang


m e n g i k u t i kebenaran, kini diuraikan keburukan y a n g mengikuti kebatilan
serta apa yang menanti pata pelaku keburukan.
Dan

a d a p u n orang-orang

melanggar perjanjian
teguh,

mengurai,

yakni membatalkan

mereka dengan Allah sesudah perjanjian itu diikat

dan selalu memutuskan

untuk dihubungkan

yang

apa yang

Allah perintahkan

dan
dengan

kepada mereka

antara lain silaturahmi. M e r e k a m e m u t u s k a n n y a antara

lain dengan memecah belah persatuan dan kesatuan, memutuskan hubungan


harmonis antara manusia dan Allah, dan lain-lain y a n g diperintahkan Allah
untuk selalu dihubungkan dan ditautkan, seperti m e n g h u b u n g k a n kata yang
b a i k d e n g a n p e n g a m a l a n y a n g baik p u l a , dan m e r e k a
mengadakan

kerusakan

di bumi apa pun bentuk kerusakan itu, baik terhadap

hak m a n u s i a m a u p u n l i n g k u n g a n , mereka itulah yang

terus-menerus

memeroleh

Lihat tafsir QS. Yunus [10]: 10 pada volume S halaman 345.


I.ihar. rafsir QS. Hud [11]: 48 pada volume 5 halaman 642-

kutukan,

264

Kelompok IV Ayat 26

Surah ar-Ra'd [13]

y a k n i dijauhkan dari rahmat Allah dan bagi mereka

tempat

kediaman

yang

buruk sehingga tidak mendapatkan sesuatu kecuali keburukan.


Yang d i m a k s u d dengan sesudah

diikat

dengan

teguh

adalah sesudah

kehadiran para nabi dan rasul m e m b a w a bukti-bukti keesaan-Nya, baik


melalui ajakan memerhatikan kitab suci y a n g diturunkan bersama nabi dan
rasul-rasul itu m a u p u n yang terhampar dengan jelas di alam raya ini. Bacalah
kembali ayat 2 - 4 surah ini u n t u k m e m a h a m i m a k n a ayat ini!

AYAT 2 6

"Allah meluaskan
(nya).

Mereka

dunia

dibanding

sementara).

rezeki bagi siapa yang


bergembira
dengan

dengan
kehidupan

Dia kehendaki

kehidupan
akhirat,

dan

di dunia,

padahal

hanyalah

mata

menyempitkan
kehidupan
(kesenangan

"

Al-Biqa'i ketika menghubungkan

a y a t ini d a n a y a t s e b e l u m n y a

berpendapat bahwa sebelum ayat ini telah ada anjuran agar menafkahkan
h a r t a y a n g m e r u p a k a n s a l a h s a t u cata y a n g p a l i n g a m p u h

untuk

m e n g h u b u n g k a n apa y a n g diperintahkan Allah swt. u n t u k d i h u b u n g k a n ,


dan d i k e m u k a k a n pada ayat yang lalu bahwa rahmat Allah serta anugerah
kebajikan-Nya jauh dari orang-orang kafir. Di sini, seakan-akan orang-orang
kafir berkata: " M e n g a p a justru kami y a n g Anda katakan jauh dari rahmat
Allah padahal k a m i memeroleh rezeki y a n g banyak, sedangkan orang-orang
beriman y a n g Anda nyatakan dekat k e p a d a - N y a dan m e n g h u b u n g k a n apa
y a n g diperintahkan Allah u n t u k d i h u b u n g k a n , tidak memeroleh rezeki
sebanyak k a m i ? " U n t u k m e n a n g g a p i mereka, ayat ini m e n y a t a k a n : Allah
meluaskan

rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki,

yakni bagi siapa pun, bukan

berdasar k e i m a n a n dan kekufuran seseorang, tetapi berdasarkan h u k u m h u k u m p e r o l e h a n rezeki y a n g d i t e t a p k a n - N y a d a n i t u l a h c e r m i n a n


k e h e n d a k - N y a , dan menyempitkannya
h u k u m itu. Mereka,
durhaka dengan

bagi y a n g tidak m e m e n u h i h u k u m -

yakni orang-orang kafir, bergembira,

kehidupan

berfoya-foya, dan

di dunia, yakni dengan kekayaan dan kesejahteraan

Surah ar-Ra'd [13]

Kelompok IV Ayat 26

y a n g mereka nikmati, padahal


dibanding

dengan

kehidupan

beriman, hanyalah

kehidupan

dunia

265

y a n g mereka peroleh itu

akhirat y a n g akan d i n i k m a t i oleh orang-orang

mata', y a k n i kesenangan y a n g sedikit lagi sebentar.

Dapat juga dikatakan m e n y a n g k u t h u b u n g a n ayat ini dengan ayat


s e b e l u m n y a b a h w a d a l a m benak s e m e n t a r a k a u m m u s l i m i n terlintas
pertanyaan yang menyatakan bagaimana Allah swt. melapangkan rezeki bagi
orang-orang kafir sehingga mereka semakin d u r h a k a dan

membangkang.

Tidakkah sewajarnya mereka disiksa saja atau paling tidak jangan dianugerahi
limpahan rezeki?
Ayat di atas menjelaskan bahwa perluasan rezeki adalah atas kehendak
Allah swt. N a m u n demikian, ayat ini tidak menyebut kehendak-Nya

itu

ketika m e n g u r a i k a n penyempitan rezeki. Sebenarnya, p e n y e m p i t a n rezeki


p u n aras kehendak-Nya juga, retapi hal ini tidak disebut bukan saja karena
telah d a p a t d i p a h a m i d a r i p e n y e b u t a n y a n g l a l u , tetapi j u g a

untuk

m e n g h i n d a r k a n dari Allah kesan negatif dengan melakukan p e n y e m p i t a n


rezeki.
Yang d i m a k s u d dengan kehendak

Allah

di sini adalah h u k u m

dan

ketentuan-ketentuan yang ditetapkan-Nya m e n y a n g k u t perolehan rezeki,


antara lain kerja keras, pemanfaatan dan penciptaan peluang, dan sebagainya.
Siapa pun yang sungguh-sungguh berusaha, pintu rezeki dapat terbuka luas
baginya. Itulah h u k u m y a n g ditetapkan-Nya sekaligus kehendak-Nya. Di
tempat lain Allah berfirman:

Dan mereka
(daripada

berkata:
kamu)

"Sesungguhnya

"Kami lebih

dan kami

Tuhanku

Nya dan menyempitkan

banyak

sekali-kali

melapangkan

mempunyai
tidak

harta dan

akan diazab.

rezeki bagi siapa yang

akan tetapi kebanyakan

manusia

tidak

"

anak-anak
Katakanlah:
dikehendakimengetahui"

(QS. Saba [ 3 4 ] : 3 5 - 3 6 ) . Yakni, tidak mengetahui bahwa perluasan dan


penyempitan rezeki bukan berdasar pada keimanan dan kekufuran.

KELOMPOK 5

AYAT 27-35

267

Surah ar-Ra'd [13]

Surah ar-Ra'd [13|

Kelompok V Ayat 27

269

AYAT 2 7

Orang-orang

kafir berkata:

dari Tubannya?"
Dia kehendaki

"Mengapa

Katakanlah:
dan memberi

tidak diturunkan

"Sesungguhnya
hidayah

kepadanya

Allah menyesatkan

ke arah-Nya

siapa pun yang

ayat f bukti)
siapa

yang

bertaubat.

"

Setelah ayat y a n g lalu m e m b a n t a h apa y a n g boleh jadi diucapkan oleh


k a u m musyrikin, kini apa y a n g mereka ucapkan secara jelas dan mereka
usulkan sebelum ini d i k e m u k a k a n lagi guna m e n u n j u k k a n betapa anehnya
sikap mereka. Yaitu, orang-orang
mengejek dan berolok-olok:
kepadanya,

"Mengapa

tidak

diturunkan

sekadar u n t u k
oleh A l l a h

yakni kepada M u h a m m a d , ayat, yakni bukti berupa mukjizat

indriawi dari Tuhannya


Katakanlah,

kafir senantiasa berkata

vang dia nyatakan telah mengutusnya kepada k a m i ? "

wahai Nabi mulia: A l a n g k a h besar sikap keras kepala kalian.

Telah berulang-ulang wahyu-wahyu Ilahi yang merupakan mukjizat dan bukti


k e b e n a r a n y a n g a k u t a m p i l k a n dan telah b e r u l a n g - u l a n g p u l a a k u
m e n y a m p a i k a n tantangan k e p a d a k a m u u n t u k m e m b u a t s e m a c a m n y a ,
n a m u n k a m u tidak melayani tantangan itu. Ini berarti kamu sebenarnya tidak
m e m i n t a bukti, tetapi m e m a n g k a m u enggan percaya sehingga kamu sesat
dan Allah pun menyesatkan k a m u "Sesungguhnya
yanv

Dia kehendaki

Allah menyesatkan

siapa

u n t u k Dia sesatkan bila y a n g bersangkutan m e m i l i h

kesesatan dan ketika itu bukti apa p u n y a n g dipaparkan pasti ditolaknya


seperti keadaan kalian dan Allah j u g a memberi
pun yang

bertaubat

hidayah

ke arah-Nya

siapa

dan menyesali kesalahannya w a l a u p u n sebelum itu dia

selalu ragu dan ragu.


Terkesan dari apa y a n g d i p e r i n t a h k a n

k e p a d a R a s u l saw. u n t u k

disampaikan ini bahwa ia tidak s e p e n u h n y a sejalan dengan usul kaum


musyrikin itu. M e m a n g demikian, apa y a n g disampaikan Rasul itu pada
hakikatnya bukan jawaban tetapi mengandung makna kecaman dan keheranan
atas sikap mereka y a n g terus-menerus m e n y a m p a i k a n ucapan itu. Apa y a n g
dimaksud oleh ayat ini lebih kurang seperti y a n g tersurat dalam kalimat-

270

Surah ar-Ra'd [13]

Kelompok V Ayat 27

kalimat panjang yang penulis k e m u k a k a n sesudah kata Katakanlah

di atas.

Kalimat-kalimat serupa d i k e m u k a k a n j u g a oleh pakar tafsir az-Zamakhsyari


dan al-Biqa'i.
Firman-Nya: Sesungguhnya
dan

memberi

hidayah

Allah menyesatkan

ke arah-Nya

siapa pun

siapa yang Dia


yang bertaubat

kehendaki

j u g a dapat

dipahami d a l a m arti keimanan dan kesesatan, bukan berdasar ada tidaknya


bukti indriawi seperti yang mereka usulkan. Bisa saja seorang beriman tanpa
bukti seperti itu, d e m i k i a n j u g a sebaliknya, karena k e i m a n a n dan kesesatan
terpulang kepada ketentuan Allah swt. Ketentuan itu tidak ditetapkan-Nya
tanpa memerhatikan kehendak hati masing-masing. Allah swt. akan memberi
petunjuk siapa y a n g siap h a t i n y a u n t u k m e n e r i m a dan Allah menyesatkan
siapa yang sesat dan enggan menerima ajakan sesuai firman-Nya:

"Maka, tatkala
mereka;

mereka

dan Allah tiada

berpaling
memberi

(dari kebenaran),
petunjuk

kepada

Allah memalingkan

hati

kaum yang fasik"

(QS.

ke tempat

setelah

ash-Shaff[6l]:5).
Kata ( ^ J U S ) andba
sebelumnya

mengandung m a k n a kembali

semula

ragu. Yang dimaksud di sini adalah pengakuan tentang kebenaran

setelah jelas bukti-buktinya serta tampil m e n y a m b u t setelah sebelumnya


membelakangi.
Ayat ini mengesankan bahwa sebenarnya bukti-bukti yang dipaparkan
Nabi M u h a m m a d saw. apalagi ayat-ayat al-Qur'an sudah sangat cukup untuk
m e n y e n t u h hati siapa pun, n a m u n ada di antara m e r e k a y a n g b e l u m
mengambil sikap jelas, atau dengan kata lain masih ragu. Jika secara tegas
mereka menerimanya, ketika itulah yang bersangkutan telah kembali. Mereka
dinilai kembali karena tuntunan ayat-ayat al-Qur'an adalah sesuatu yang sangat
dekat kepada fitrah. M e r e k a y a n g m e n o l a k n y a dianggap menjauh darinya.
Tetapi, bila setelah menjauh itu ia m e n e r i m a n y a , ketika itulah ia dinamai
andba.

Surah ar-Ra'd [13]

Kelompok V Ayat 28-29

271

AYAT 2 8 - 2 9

"Orang-orangyang

beriman

karena

Sungguh,

dzikrullah.

tenteram.

Orang-orang

kebahagiaan

dan tempat

dan hati mereka


hanya

yang

dengan

beriman

kembali

yang

menjadi

tenteram

disebabkan

mengingat

Allah,

hati

menjadi

dan beramal

saleh,

bagi

mereka

baik. "

Orang-orang yang mendapat petunjuk Ilahi dan kembali m e n e r i m a


t u n t u n a n - N y a , sebagaimana disebut pada ayat y a n g lalu itu, adalah
orang yang

beriman

dan hati mereka

menjadi

tenteram

setelah sebelumnya

bimbang dan ragu. Ketenteraman itu yang bersemi di dada mereka


karena dzikrullah,

orang-

disebabkan

yakni mengingat Allah, atau karena ayat-ayat Allah, yakni

al-Qur'an, yang sangat memesona k a n d u n g a n dan redaksinya.

Sungguhi

C a m k a n l a h bahwa hanya

dengan

tenteram.

Orang-orangyang

dan beramal

beriman

mengingat

Allah, hati menjadi

saleh, seperti yang keadaannya seperti

itu, y a n g tidak akan m e m i n t a bukti-bukti tambahan dan bagi mereka


kehidupan yang penuh dengan kebahagiaan
mereka j u g a tempat

kembali yang

Kata ( f's ) dzikrlzikir

itulah

di dunia dan di akhirat dan bagi

baik, yaitu surga.

pada m u l a n y a berarti mengucapkan

dengan

lidah.

W a l a u p u n m a k n a ini k e m u d i a n berkembang menjadi "mengingat". N a m u n


demikian, mengingat sesuatu sering kali mengantar lidah m e n y e b u t n y a .
D e m i k i a n j u g a m e n y e b u t d e n g a n l i d a h dapat m e n g a n t a r hati

untuk

m e n g i n g a t l e b i h b a n y a k lagi a p a y a n g d i s e b u t - s e b u t iru. Kalau k a t a


"menyebut" dikaitkan dengan sesuatu, apa yang disebut itu adalah namanya.
Karena itu, ayat di atas dipahami dalam arti menyebut

nama Allah. Selanjutnya,

nama sesuatu terucapkan apabila ia teringat disebut sifat, perbuatan, maupun


peristiwa y a n g berkaitan d e n g a n n y a . Dari sini dzikrullah

dapat mencakup

makna menyebut keagungan Allah, surga atau neraka-Nya, rahmat dan siksaNya, atau perintah dan l a r a n g a n - N y a dan j u g a w a h y u - w a h y u - N ya.
Berbeda pendapat u l a m a tentang apa y a n g d i m a k s u d dengan

dzikrullah

dalam ayat ini. Ada yang m e m a h a m i n y a dalam arti al-Qur'an karena m e m a n g


salah satu n a m a a l - Q u r ' a n adalah adz-Dzikr

(baca Q S . al-Anbiya' [ 2 1 ] : 50

272

Kelompok V Ayat 28-29

Surah ar-Ra'd [13]

dan al-Hijr [15]: 9 ) . Pendapat ini lebih sesuai untuk menjadi jawaban terhadap
keraguan k a u m musyrikin serta permintaan mereka mendatangkan ayat/bukti
kebenaran Rasul saw.
Ada j u g a y a n g m e m a h a m i n y a dalam arti zikir secara u m u m , baik berupa
ayat-ayat a l - Q u r ' a n m a u p u n selainnya. B a h w a zikir m e n g a n t a r kepada
ketenteraman jiwa tentu saja apabila zikir itu dimaksudkan untuk mendorong
hati menuju kesadaran tentang kebesaran dan kekuasaan Allah swt. Bukan
sekadar ucapan dengan lidah.
Kata (

) ala d i g u n a k a n u n t u k m e m i n t a p e r h a t i a n m i t r a bicara

menyangkut apa yang akan diucapkan. Dalam konteks ayat ini adalah tentang
dzikrullah yang melahirkan ketenteraman hati.
Thabathaba'i menggarisbawahi bahwa kata (
tenteram

tathma'innu/menjadi

adalah penjelasan tentang kata sebelumnya y a k n i beriman.

Iman

tentu saja bukan sekadar pengetahuan tentang objek iman karena pengetahuan
tentang sesuatu belum mengantar kepada keyakinan dan ketenteraman hati.
Ilmu tidak menciptakan iman. Bahkan, bisa saja pengetahuan itu melahirkan
kecemasan atau bahkan pengingkaran dari y a n g bersangkutan seperti yang
diisyaratkan oleh Q S . a n - N a m l [ 2 7 ] : 14:

j'- "
"Dan mereka
padahal

mengingkarinya

hati mereka

meyakini

karena

kezaliman

(kebenaran)

1^

^J^>,_>^5

.'.0.1.

dan kesombongan

(mereka)

nya. "

M e m a n g , ada sejenis pengetahuan y a n g dapat melahirkan iman, y a i t u


pengetahuan y a n g disertai dengan kesadaran akan kebesaran Allah serta
kelemahan dan kebutuhan m a k h l u k k e p a d a - N y a . Ketika pengetahuan dan
kesadaran itu bergabung d a l a m jiwa seseorang, ketika itu lahir ketenangan
dan ketenteraman. Ketika seseorang menyadari bahwa Allah adalah Penguasa
tunggal dan Pengatur alam raya dan Yang d a l a m g e n g g a m a n tangan-Nya
segala sesuatu, menyebut-nyebut nama-Nya, mengingat kekuasaan-Nya, serta
s i f a t - s i f a t - N y a y a n g a g u n g , pasti a k a n m e l a h i r k a n k e t e n a n g a n

dan

ketenteraman d a l a m jiwanya.
A b d u l l a h Ibn Abbas, k e t i k a b e r u m u r belasan tahun,

menceritakan

pengalamannya sebagai berikut: "Suatu ketika, aku berjalan di belakang Nabi

Surah ar-Ra'd [13]

Kelompok V Ayat 28-29

273

saw., lalu beliau bersabda kepadaku; ' W a h a i anak muda! S u n g g u h aku akan
mengajarmu beberapa k a l i m a t (yaitu).' Peliharalah (ketetapan-ketetapan)
Allah, niscava Dia m e m e l i h a r a m u , Peliharalah (ketetapan-ketetapan) Allah,
niscaya e n g k a u m e n d a p a t i - N y a selalu di h a d a p a n m u . A p a b i l a e n g k a u
b e r m o h o n m a k a b e r m o h o n l a h k e p a d a A l l a h , apabila e n g k a u m e m i n t a
bantuan

maka mintalah bantuan kepada Allah. Ketahuilah

bahwa

sesungguhnya seandainya umat berhimpun untuk memberi sesuatu manfaat


k e p a d a m u , mereka tidak akan m a m p u m e m b e r i m u kecuali sesuatu y a n g
telah d i t e t a p k a n Allah u n t u k m u ; dan b i l a m e r e k a b e r h i m p u n
menjatuhkan

mudharat

kepadamu,

mereka tidak akan

untuk
mampu

m e n j a t u h k a n n y a k e p a d a m u , kecuali sesuatu y a n g telah ditetapkan Allah


atasmu. Pena-pena telah diangkat dan lembaran telah ditutup" (HR. atTirmidzi).
Imam Ghazali menulis: " M a n u s i a sebagai h a m b a Allah harus dapat
m e n g a m b i l dari lafazh Allah" kesadaran tentang ta-Allah.

Allah, y a k n i

k e k u a s a a n - N y a y a n g m u t l a k d a l a m k e p e m i l i k a n dan pengaturan seluruh


m a k h l u k . Seluruh jiwa dan / w ^ m ^ / k e h e n d a k n y a harus ia kaitkan dengan
Allah, ia tidak m e m a n d a n g kecuali kepada-Nya, tidak menoleh ke selainNya, tidak mengharap, tidak pula takut kecuali kepada-Nya. B a g a i m a n a
tidak d e m i k i a n , sedang ia seharusnya telah p a h a m dari n a m a ini b a h w a
sesungguhnya Dia adalah w u j u d y a n g hakiki dan / ^ s e d a n g selain Dia akan
lenyap binasa. Dengan demikian, dia akan memandang bahwa dirinya adalah
vang pertama akan binasa dan dia adalah sesuatu yang batil, sepetti pandangan
Rasul saw. dengan sabda beliau: 'Kalimat yang paling benar diucapkan seorang
penyair adalah kalimat Labid yaitu: Segala sesuatu selain Allah pasti disentuh
kebatilan (HR. Bukhari, M u s l i m dan Ibn M a j a h dari A b u H u r a i r a h ) . "
Kata ( j i J i J ) tathma'innu

m e n g g u n a k a n bentuk kata kerja masa kini.

P e n g g u n a a n n y a di sini b u k a n b e r t u j u a n

menggambarkan

terjadinya

k e t e n t e r a m a n itu pada m a s a t e r t e n t u , tetapi y a n g d i m a k s u d a d a l a h


kesinambungan dan kemantapannya.
Ayat ini tidak bertentangan dengan firman-Nya:

274

Kelompok V Ayat 30

Surah ar-Ra'd [13]

''Sesungguhnya

orang-orang

mukmin adalah

Allah gemetar

hati mereka"

(QS. al-Anfal [ 8 ] : 2) karena ayat pada surah al-

mereka yang apabila

disebut

nama

Anfal ini menggambarkan keadaan mereka ketika mendengar ayat-ayat yang


m e n g a n - d u n g a n c a m a n , sedang ayat ar-Ra'd ini a d a l a h k e t e n t e r a m a n
menyebut n a m a Allah yang rahmat-Nya m e n g a l a h k a n amarah-Nya, yang
r a h m a t - N y a m e n c a k u p segala sesuatu. Ada j a w a b a n lain u n t u k m e n a m p i k
dugaan pertentangan itu yang penulis k e m u k a k a n ketika menafsirkan Q S .
al-Anfal itu, y a k n i rasa takut dan gentar y a n g dirasakan oleh orang-orang
yang beriman adalah tahap pertama dari gejolak jiwa ketika itu merasa sangat
takut akibat m e m b a y a n g k a n a n c a m a n dan siksa Allah, sedang ayat Q S . arRa'd menggambarkan gejolak hati mereka setelah rasa gentar itu berlalu, yakni
ketika mereka mengingat rahmat dan kasih sayang Allah. Kedua kondisi
psikologis ini d i t a m p u n g oleh firman-Nya:

"Allah telah menurunkan

perkataan

serupa (mutu ayat-ayatnya)


orang

yang takut kepada

mereka

menyenangkan,

paling

lagi berulang-ulang
Tuhannya,

di waktu mengingat

Kata ( j&

yang

kemudian

baik (yaitu)
gemetar
menjadi

ahQur'an

karenanya
tenang

yang

kulit

orang-

kulit dan

hati

Allah" ( Q S . az-Zumar [ 3 9 ] : 2 3 ) .

) timba berasal dari kata (


dan menggembirakan.

) ihaba,

dalam arti yang

baik,

Kata ini merupakan sifat (adjektiva)

dari suatu kata yang tidak disebut, misalnya

kehidupan.

Kehidupan betapapun m e w a h n y a tidak akan baik jika tidak disertai


ketenteraman hati. sedang ketenteraman hati baru dapat dirasakan bila hati
yakin dan percava bahwa ada sumber y a n g tidak terkalahkan y a n g selalu
mendampingi dan memenuhi harapan.

AYAT 30

Seperti

itulah,

berlalu

beberapa

Kami

telah mengutusmu

umat sebelumnya

pada suatu

supaya engkau

umat yang sungguh

membacakan

kepada

telah
mereka

Kelompok V Ayat 30

yang

Kami

Rahman.

wahyukan
Katakanlah:

kepada-Nya

Surah ar-Ra'd [13]

kepadamu,
"Dialah

aku bertawakal

padahal
Tuhanku

dan hanya

mereka

mengkufuri

tidak ada tuhan


kepada-Nya

tempat

selain

275

Tuhan

Yang

Dia;

hanya

kembaliku.

"

Thahir Ibn 'Asyur memahami ayat ini sebagai lanjutan jawaban terhadap
ucapan orang-orang kafir yang berkata: "Mengapa
ayat (bukti) dari Tuhannya?"'Menurutnya,

tidak diturunkan

kepadanya

jawaban y a n g d i k e m u k a k a n pada

ayat 2 7 yang lalu, tidak lebih dari m e n g g a m b a r k a n keheranan atas sikap dan
kesesatan mereka, belum lagi j a w a b a n terhadap usul mereka. Demikian Ibn
'Asyur.
A l - B i q a i berpendapat bahwa ayat-ayat y a n g lalu m e n u n j u k k a n bahwa
pembangkangan kaum kafirin sudah sangat jauh dan berlangsung lama. Sudah
b a n y a k j u g a gangguan mereka serta telah berlarut kesabaran menghadapi
mereka. M a k a , ketika itu, boleh jadi orang kafir atau m u s l i m berkata:
"Bukankah engkau, wahai Nabi M u h a m m a d saw., adalah utusan Allah yang
diperkenankan permohonannya

sebagaimana rasul-rasul yang lalu?

Bermohonlah kepada Allah! Kiranya kita tidak berlarut-larut menanti." Nah,


ayat ini menjawab ucapan itu. D e m i k i a n aI-Biqa'i.
Apa pun h u b u n g a n n y a , yang jelas ayat ini menegaskan bahwa
itulah,

seperti

yakni seperti pengutusan para rasul y a n g Kami uraikan k e p a d a m u

d a l a m sekian banyak ayat y a n g telah engkau terima dan y a n g m e n u n j u k k a n


k e p a d a m u kuasa Kami yang penuh, Kami juga. telah mengutusmu

pada

umat, yakni seluruh manusia sejak masamu hingga akhir zaman, yang
telah

berlalu

sebelum p e n g u t u s a n m u itu beberapa

umat

sebelumnya

suatu
sungguh
vang

j u g a m e m b a n g k a n g para rasul. Kami m e n g u t u s m u , wahai M u h a m m a d ,


supaya

engkau

wahyukan
Rahman,

membacakan

kepadamu,

padahal

kepada

mereka

ayat-ayat al Q u r ' a n yang

mereka terus-menerus mengkufuri

Tuhan

Kami
Yang

y a k n i Tuhan y a n g selalu mencurahkan rahmat. Hai M u h a m m a d ,

Kami mengutusmu hanya untuk itu, bukan untuk melayani usul-usul mereka
m e n y a n g k u t pembuktian kebenaranmu.
Setelah menjelaskan fungsi Nabi M u h a m m a d saw., sekali lagi beliau
diperintahkan: Katakanlah

kepada mereka yang meragukan kebenaranmu:

"Dialah, yakni ar-Rahman itu, Tuhanku Pembimbing dan yang selalu berbuat

276

Surah ar-Rad [13]

Kelompok V Ayat 30

baik kepadaku. Aku percaya penuh kepada-Nva dan tidak akan mcngkururi
anugerah-Nya. A k u y a k i n bahwa tidak ada tuhan,

tidak ada penguasa langit

dan bumi, tidak ada j u g a y a n g berhak disembah selain


Nya aku bertawakal,

kepada-

y a k n i berserah diri setelah u p a y a maksimal y a n g dapat

kulakukan, dan hanya kepada-Nya


kembaliku,

Dia; hanya

tidak kepada siapa pun selain-Nya

tempat

yakni bertaubat dan j u g a kembali setelah ke matian nanti.

Firman-Nya m e n g u r a i k a n kedatangan Nabi M u h a m m a d saw. sebagai


telah

berlalu

beberapa

umat sebelumnya

bukan saja mengisyaratkan bahwa

beliau bukan orang pertama sebagai rasul, tetapi juga mengandung semacam
a n c a m a n , y a k n i u m a t - u m a t y a n g l a l u telah d i b i n a s a k a n A l l a h k e t i k a
m e m b a n g k a n g rasul-Nya. M a k a , kalian p u n w a h a i masyarakat M e k k a h
terancam hal serupa karena kerasulan Nabi M u h a m m a d saw. serupa dengan
kerasulan nabi-nabi yang lalu dan, dengan d e m i k i a n , perlakuan Allah pun
tidak akan j a u h berbeda.
Kata ar-Rahman

telah dijelaskan m a k n a n y a secara panjang lebar dalam

penafsiran surah al-Fatihah. Di sana, antara lain penulis k e m u k a k a n bahwa


ban vak u l a m a berpendapat bahwa baik ar-Rahman
keduanya terambil dari akar kata ( A3-J ) rahmah.
( J^Us ) falan

dan (

maupun

Rahman

setimbang dengan

Rahim dengan ( J_J*3) fa'U. T i m b a n g a n ( j*>U3)

fa'lan biasanya menunjukkan kepada kesempurnaan

dan atau

kesementaraan,

sedang t i m b a n g a n ( J-J^ ) fa 'U m e n u n j u k k e p a d a kesinambungan


kemantapan.

ar-Rahim

dan

Itu salah satu sebab sehingga tidak ada b e n t u k j a m a k dari kata

Rahman

karena kesempurnaannya itu, dan tidak ada juga vang wajar dinamai

Rahman

kecuali Allah swt. Berbeda dengan kata Rahim,

dengan (sX3~) ) Ruharna',

yang dapat dijamak

sebagaimana ia dapat menjadi sifat Allah dan juga

sifat m a k h l u k .
Kaum musyrikin m e n g a k u tidak mengenal a r - R a h m a n :

Apabila
menjawab:

dikatakan

kepada

"Siapakah

mereka:

ar-Rahman

"Sujudlah

kepada

ar-Rahman",

mereka

itu?" ( Q S . al-Furqan [251: 6 0 ) . M e r e k a

Bandingkan dengan volume 1 tentang tafsir ayat 3 surat al-Fatihah pada halaman 40.

Surah ar-Ra'd [13]

Kelompok V Ayat 31

277

enggan sujud kepada-Nya, padahal Dia-lah y a n g m e n g a n u g e r a h k a n aneka


rahmat kepada seluruh makhluk, baik yang kafir dan durhaka maupun yang
m u k m i n dan taat. Dengan d e m i k i a n , penyebutan kata tersebut di sini, di
samping m e m p e r k e n a l k a n sifat Allah y a n g R a h m a n itu, j u g a m e n g a n d u n g
kecaman bahwa orang-orang kafir m e n i k m a t i anugerah dan kasih sayangNya, tetapi sungguh sangat buruk mereka karena terus-menerus mengkufuriNya.

AYAT 31

"Dan

sekiranya

digeserkan

atau

ada suatu
dibelah

orang-orang

mati,

kepunyaan

Allah.

bahwa

seandainya

manusia

mereka

menyalahi

janji.

bumi

al-Qur'an

inilah).

Maka,

tidakkah

sehingga

atau

gunung-gunung

diajak

yang

sendiri

datanglah

dengannya

Bahkan segala persoalan


yang

beriman

kafir senantiasa

atau bencana
janji

dapat

berbicara

tentu Allah memberi

Dan orang-orang
mereka

dengannya

orang-orang

Allah menghendaki

perbuatan

kediaman

yang

dengannya

(tentu

semuanya.

disebabkan

bacaan

adalah
mengetahui

petunjuk

kepada

ditimpa

bencana

itu terjadi

Allah. Sesungguhnya

dekat

tempat

Allah

tidak

"

Setelah mengecam kekufuran mereka terhadap Allah yang mewahyukan


al-Qur'an, kini dikecam sikap mereka terhadap al-Qur'an yang mereka tidak
m e n g a k u i n y a sebagai bukti kebenaran. Ayat ini menyatakan: Dan
ada suatu bacaan yang

dengannya,

dengan m u d a h dapat digeserkan


aengan

y a k n i dengan bacaan itu,

'rangyang

gunung-gunung

oleh siapa pun dari tempatnya, atau

membaca-T^w bumi, atau diajak berbicara

sekiranya

dibelah

dengan membaca-nya orang-

sudah mati lalu dia h i d u p dan berdialog, tentu al-Qur'an inilah

oacaan itu. S u n g g u h al-Qur'an adalah bukti y a n g sangat jelas. Karena itu,


sungguh mengherankan mengapa mereka masih m e m i n t a bukti yang lain.
Jar'kan

sebenarnya segala, persoalan

adalah

kepunyaan

Allah dan atas kehendak

^an wewenang-Nya, bukan milik dan wewenang para nabi dan utusan-utusanXva sebagaimana kalian duga, wahai k a u m kafir.

278

Surah ar-Ra'd [13]

Kelompok V Ayat 31

Maka, tidakkah orang-orang


Allah

menghendaki

petunjuk

kepada

yang

beriman

mengetahui

bahwa

agar s e m u a m a n u s i a beriman, tentu

manusia

semuanya

seandainya

Allah

memberi

dan, dengan demikian, tentu semua akan

beriman dengan mudah. Tetapi, itu tidak dikehendaki-Nya karena Dia meng
anugerahkan manusia kebebasan dan k e m a m p u a n m e m i l a h dan m e m i l i h
Dan orang-orang

yang

kafir yang mengingkari t u n t u n a n Allah y a n g engkau

s a m p a i k a n , w a h a i M u h a m m a d , senantiasa
perbuatan
atau

ditimpa

bencana

disebabkan

y a n g telah terbiasa mereka lakukan sehingga menjadi sifat mereka

bencana

itu terjadi

dekat tempat kediaman

itu akan silih berganti sehingga

mereka.

pada akhirnya datanglah

Bencana-bencana

janji Allah menyangkut

kemenangan k a u m m u s l i m i n dan kehancuran mereka. Sesungguhnya


tidak menyalahi

Allah

janji.

Firman-Nya: (

61 j J ) letu anna qurananlseandainya

ada bacaan

dan

seterusnya, tidak dilanjutkan dengan menyebut apa y a n g terjadi seandainya


ada bacaan y a n g m a m p u menggeser gunung, membelah bumi, dan berdialog
dengan orang mati. B a n y a k ulama yang berpendapat bahwa lanjutan redaksi
perandaian itu adalah "tentulah

al-Quran

yang

diturunkan

kepada

Muhammad

saw. Ini. " Ada lagi y a n g m e n a m b a h k a n bahwa: "tentulah

tetapi

tidak

Allah

seluruh

persoalan

melakukannya
kembali

karena

kepada-Nya.

Dia tidak

menghendaki,

Nabi
ini,
sedang

"

J i k a d e m i k i a n , ayat ini bermaksud menggarisbawahi bahw*a persoalan


k e i m a n a n dan kekufuran mereka bukanlah berkaitan dengan kehadiran atau
ketidakhadiran bukti indriawi, tetapi berdasar kehendak Allah dan ketentuanNya. Tetapi, perlu diingat bahwa k e h e n d a k dan ketentuan-Nya itu Allah
sesuaikan dengan kecenderungan jiwa manusia sebagaimana ditegaskan oleh
ayat 5 surah ash-Shaff y a n g telah d i k u t i p sebelumnya.
T h a h i r Ibn ' A s y u r m e n j a d i k a n p e r a n d a i a n di atas s e a k a n - a k a n
menyatakan bahwa seandainya ada bacaan y a n g sifatnya seperti y a n g disebut
itu, tentulah kitab al-Qur'an ini yang dapat melakukannya, tetapi a h Q u r ' a n
tidak d i t u r u n k a n u n t u k itu. Yang perlu digarisbawahi dan d i k e m b a n g k a n
dari pandangan u l a m a ini adalah b a h w a al-Qur'an tidak diturunkan u n t u k
menjadi bukti indriawi yang dapat melahirkan hal yang bersifat suprarasional,
tetapi ia adalah bukti aqliyah

(msional)

sekaligus kitab hiddyah

yang menerangi

Surah ar-Ra'd [13]

Kelompok V Ayat 31

279

akal dan pikiran serta obat bagi keresahan j i w a dan penyakit ruh ani y a n g
pada gilirannya mengantar kepada kebahagiaan duniawi dan ukhrawi.
Thabathaba'i berpendapat lain. M e n u r u t n y a , jawaban perandaian itu
adalah " S e a n d a i n y a ada bacaan seperti itu., mereka pun tidak akan percaya,
kecuali bila dikehendaki Allah karena seluruh persoalan h a n y a kembali
kepada-Nya, tidak satu p u n y a n g kembali kepada selain-Nya. Ini, menurut
nya, lebih sesuai dengan lanjutan ayat y a n g menegaskan bahwa segala per
soalan kembali kepada-Nya. Ayat i n i j u g a menurut T h a b a t h a b a ' i m i r i p
dengan firman-Nya:

"Seandainya

Kami

menurunkan

yang telah mati berbicara


sesuatu

ke hadapan

mereka

jika Allah menghendaki,

dengan

malaikat
mereka

niscaya mereka
tetapi

kebanyakan

kepada

mereka,

dan

dan Kami kumpulkan

orang-orang
(pula)

tidak (juga) akan beriman,


mereka

tidak mengetahui"

segala
kecuali
(QS.

al-Anam [6]: 111).


D i s e b u t n y a ketiga p e r a n d a i a n di atas sejalan dengan riwayat y a n g
menyatakan b a h w a suatu ketika tokoh-tokoh k a u m musyrikin mengutus
seseorang u n t u k m e n y a m p a i k a n kepada Nabi M u h a m m a d saw. bahwa:
Seandainya e n g k a u H a i M u h a m m a d d a p a t memperlebar pegunungan di
M e k k a h dengan m e m i n d a h k a n n y a sehingga kami dapat m e n g g u n a k a n
bahannya u n t u k m e n a n a m , atau engkau dapat mendekatkan negeri S y a m
karena perdagangan kami ke sana, atau engkau membangkitkan nenek moyang
K a m i , yakni Qushai, sehingga kami dapat bercakap-cakap dengannya (maka
parulah kami akan percaya)." Demikian dalam beberapa riwayat.
Kata (

)yay'as, yang diterjemahkan di atas dengan mengetahui,

rv.ulanya berarti berputus

pada

asa. Ada u l a m a vang m e m a h a m i n y a dalam arti asal

~;akna kata tersebut. Yakni apakah orang-orang beriman belum berputus asa
.r.L-nvangkut keimanan semua manusia setelah jelas bagi mereka bahwa kalau
^-..ah menghendaki niscaya Dia memberi petunjuk semua manusia, sedang
mereka telah diberi tahu bahwa Allah tidak menghendaki? Allah tidak

280

Kelompok V Ayat 32

Surah ar-Ra'd [13]

m e n g h e n d a k i k a r e n a s e s u n g g u h n y a t i d a k a d a lagi b u k t i y a n g dapat
m e y a k i n k a n akal pikiran dan j i w a manusia melebihi a l - Q u r ' a n . A d a juga
yang m e m a h a m i n y a d a l a m arti mengetahui

karena seseorang yang berputus

asa m e n y a n g k u t sesuatu, ia telah mengetahui bahwa hal tersebut tidak akan


terjadi.
Banvak u l a m a berpendapat bahwa y a n g d i m a k s u d dengan

orang-orang

yang kafir pada ayat ini adalah yang bertempat tinggal ketika itu di Mekkah,
sedang y a n g dimaksud dengan terjadi

dekat tempat kediaman

mereka

adalah

di Hudaibiyah, pada tahun VI H. ketika disepakati perjanjian gencatan senjata


antara Nabi saw. dan k a u m musyrikin M e k k a h . Perjanjian itu k e m u d i a n
dilanggar oleh k a u m musyrikin sehingga Nabi saw. bersama kaum muslimin
menuju ke M e k a h dan pada tahun VIII H.
Kata (

) qdri'ah

berarti memukul

sesuatu

terambil dari kata (


dengan

sesuatu.

/jara'ayAng

pada mulanya

Seperti misalnya m e n g e t u k pintu

dengan alat y a n g dipegang dengan m a k s u d agar y a n g berada di dalam


mendengar dan membukanya. Karena ketukan menimbulkan suara, dan suara
tersebut sering kali tidak terduga dan mengagetkan, kata qari'ah
m a k n a n y a sehingga d i p a h a m i dalam arti suara keras yang

berkembang

mengagetkan

atau

segala sesuatu yang datangnya mendadak dan mengagetkan. Yang dimaksud


o l e h a y a t i n i a d a l a h bencana

yang

mengagetkan.

Sementara

ulama

m e m a h a m i n y a dalam arti pasukan-pasukan vang dikirim oleh Rasul saw.


menghadapi k a u m musyrikin di beberapa daerah di luar kota M e k a h . Ini
karena mereka menduga bahwa ayat ini turun setelah Nabi saw. berhijrah ke
Madinah.
Kata ( Jj ) tahidlu
adalah qanah,

dapar berarti menimpa,

dan dalam konteks ayat ini

yaitu bencana vang menimpa. Dapat juga berarti

menduduki

ketika dipahami sebagai penggalanyaitu bahwa engkau, wahai M u h a m m a d ,


akan datang bersama pasukan Islam menduduki dan menguasai kota Mekah.

AYAT 32

"Dan sesungguhnya

telah diperolok-olokkan

rasid-rasul

sebelummu,

maka Aku

Kelompok V Ayat 33-34

beri tangguh
alangkah

Surah ar-Ra'd [13]

bagi orang-orang

hebatnya

kafir, kemudian

Aku binasakan

mereka.

281

Maka,

siksaan-Ku!"

Setelah ayat yang lalu menguraikan penolakan k a u m musyrikin terhadap


a l - Q u r ' a n , k i n i N a b i saw., y a n g d i p e r i n t a h k a n m e n y a m p a i k a n dan
menjelaskan ayat-ayat kitab suci itu, d i t e n a n g k a n h a t i n y a dan dihibur
menghadapi penolakan bahkan ejekan itu, sekaligus mengancam para pengejek
dan p e m b a n g k a n g . Kepada beliau d i i n g a t k a n bahwa sesungguhnya
diperohk-olokkan
sebelummu,

oleh o r a n g - o r a n g y a n g d u r h a k a b a n y a k

telah
rasul-rasul

seperti Nuh, S y u a i b , H u d , Shalihj dan lain-lain. U m a t mereka

juga m e m i n t a bukti-bukti sebagaimana permintaan u m a t m u itu, w a h a i


M u h a m m a d , padahal u m a t m u telah dianugerahi a I - Q u r \ m namun tetap
s

m e n u n t u t bahkan mcmperolok-olok, maka Aku beri tangguh

bagi

orang-

orang kafir, y a k n i mereka y a n g durhaka itu beberapa lama, dan membiarkan


mereka hidup bersenang-senang tanpa gangguan; kemudian

setelah tiba waktu

y a n g Aku tetapkan y a n g relatif m e m a n g agak lamasebagaimana dipahami


dari kata tsumma
hebatnya

(kemudian)Aku binasakan

siksaan-Ku

Maka,

alangkah

itu!

Penggunaan kata orang-orang


olokkan

mereka.

untuk menunjukkan

kafir sebagai ganti kitayang

memperolok-

bahwa kekufuran mereka itulah yang

mengundang olok-olok, dan olok-olok itu telah mencapai tingkat kekufuran.

AYAT 3 3 - 3 4

"Maka apakah Tuhan yang menjaga


(sama

dengan

yang

tidak demikian

sekutu bagi Allah. Katakanlah:


memberitakan
sekadar

pada

akhirat

'Namailah

lahirnya

Bagi mereka
lebih

Mereka

apa yang

diperbuatnya

menjadikan

beberapa

mereka'. Atau apakah kamu

tidak di ketahui-Ny

saja? Sebenarnya

kafir itu tipu daya mereka

Dan barang siapa disesatkan


petunjuk.

sifatnya)?

kepada Allah apa yang

perkataan

orang-orang

setiap diri terhadap

a di bumi

ataukah

diperindah

untuk

(yang

benar).

Allah, maka bagi mereka tak ada satu pun

pemberi

azab dalam

dan dihalangi

telah

hendak

kehidupan

keras dan tak ada bagi mereka

dunia

dari jalan

dan sesungguhnya

satu pelindung

pun

azab

dan Allah. "

282

Surah ar-Ra'd [13]

Kelompok V Ayat 33-34

Allah M a h a k u a s a menjatuhkan sanksi. Bukankah Dia Yang Mahakuasa


atas segala sesuatu? Bukankah Dia yang meninggikan langit tanpa penyanggah
serta menghamparkan bumi? Bukankah Dia yang menganekaragamkan buktibukti kekuasaan-Nya sebagaimana telah diuraikan oleh ayat-ayat y a n g lalu?
J i k a demikian, maka apakah

Tuhan yang

menjaga,

memelihara, menguasai,

dan mengetahui amal setiap diri dan jiwa baik yang taat maupun yang dtirhaka
serta akan m e m i n t a pertanggungjawaban terhadap

apa yang

diperbuatnya,

sama dengan selain-Nya yang tidak demikian sifatnya? Pasti tidak! Jangankan
sama atau serupa, y a n g serupa dengan serupanya p u n tidak!
M e m a n g , t i d a k a d a y a n g m e m p e r s a m a k a n Tuhan y a n g sifat-Nya
d e m i k i a n kecuali orang-orang y a n g musyrik y a n g tertutup mata hatinya.
Mereka

menjadikan

beberapa

sekutu bagi Allah, y a k n i m e m b u a t berhala dan

m e n y e m b a h n y a sebagai sekutu-sekutu Allah.


Hai M u h a m m a d , Katakanlah

kepada mereka: "Namailah

mereka

dengan

namanya yang sebenarnya serta sebutlah sifat-sifatnya. Mereka adalah berhalaberhala, m a k h l u k - m a k h l u k lemah, y a n g k a m u buat sendiri." Atau
kamu

dengan m e n j a d i k a n n y a sekutu-sekutu Allah hendak

kepada Allah apa yang

tidak diketahui-Nya

di bumi,

apakah

memberitakan

yakni y a n g tidak ada

wujudnya karena sesungguhnya Allah tidak tahu-menahu tentang hal tersebut.


Seandainya sekutu-sekutu itu ada wujudnya, pastilah Allah mengetahuinya,
ataukah

p e n a m a a n b e r h a l a - b e r h a l a itu sebagai s e k u t u - s e k u t u

perkataan

pada

lahirnya

sekadar

saja y a n g tidak memiliki sedikit substansi pun?

Sebenarnya tidak ini dan tidak itu. Sebenarnya


oleh setan untuk orang-orang

adalah telah

diperindah

kafir itu disebabkan karena kekufuran mereka

tipu daya mereka dalam menyembah berhala-berhala dan upaya membendung


ajaran Islam dan mereka teperdaya oleh u p a y a setan ini sampai akhirnya
mereka dihalangi
barang

dan menghalangi orang lain dari jalan

siapa disesatkan

ada satu pun pemberi


kehidupan

dunia

y a n g benar.

Allah akibat kebejatan j i w a n y a maka bagi mereka


petunjiik.Yang

ada bagi mereka

adalah azab

Dan
tak
dalam

antara lain berupa penyakit, kehilangan harta, penawanan

atau p e m b u n u h a n dan keresahan hati, dan sesungguhnya

azab

akhirat'yang

akan mereka peroleh lebih keras dari siksa duniawi itu dan tak ada bagi
baik di dunia m a u p u n di akhirat, satu pelindung

mereka,

pun dari siksa Allah.

Surah ar-Ra'd [13]

Kelompok V Ayat 33-34

283

B e r m a c a m - m a c a m penafsiran u l a m a tentang m a k s u d l i r m a n - N y a :
( ^ j i

) sammuhumlnamailah.

Di samping m a k n a vang diuraikan di atas,

ada juga yang memahaminya sebagai penghinaan, yakni apa yang kamu sembah
itu tidak ada namanya karena tidak ada w u j u d n y a dan tidak juga wajar diberi
nama. Ada juga yang m e m a h a m i n y a sebagai perintah kepada para penyembah
untuk menjelaskan sirat-sifat dan k e a d a a n n y a g u n a mereka lihat apakah ia
wajar disembah dan dipersekutukan dengan Allah M e n g e t a h u i sifat-sifat,
substansi, dan k e m a m p u a n n y a mengantar u n t u k menetapkan peranan yang
dapat d i l a k u k a n n y a . Ayat ini serupa dengan

Katakanlah:
hubungkan

"Perlihatkanlah
dengan

dan diketahui
tidak

(untuk

sembahansembahan

sekutu-sekutu

hakikat berhala-berhala

mungkin

Sebenarnya

Dia sebagal

kepadaku

disembah

firman-Nya:

(Nya).

yang

(Setelah

diperlihatkan

itu maka lahir kesimpulan)


dan dijadikan

Dialah Allah Yang Maha perkasa

kamu

sekali-kali

sekutu-sekutu

Allah!)

lagi Mahabijaksana"(QS.

Saba

[34]: 27).
Firman-Nya: ( J
pada lahirnya

JA ysCaj) bizhdhirin

min al-qaullsekadar

serupa dengan firman-Nya: ( jda-L, JA U 4 i J^Ji u )

Allhh biha min sulthan.

perkataan
maanzala

R u j u k l a h ke Q S . Yusuf [ 12]: 4 0 pada h. 4 6 2 u n t u k

m e m a h a m i n y a lebih d a l a m . A d a j u g a y a n g m e m a h a m i kata ini dalam arti


kitab suci yang diturunkan

Allah, yakni apakah penyembahan berhala-berhala

itu m e m p u n y a i dasar ajaran agama yang benar?


A y a t di atas m e n g e m u k a k a n

tiga d a l i l y a n g s a n g a t k u k u h

guna

membatalkan kepercayaan k a u m musyrikin yang mengira bahwa ada sekutusekutu ba"i Allah.
Pertama,

berhala-berhala itu tidak memiliki sifat-sifat yang menjadikan

nya wajar menjadi sekutu Allah, bahkan n a m a pun tidak ia miliki.


Kedua,

j i k a mereka m e n d u g a ada sifat-silat-Nya, hal tersebut tidak

diketahui Allah. Nah, apakah dengan demikian mereka lebih pandai dan
lebih mengetahui dari Allah? Pasti tidak!

284

Surah ar-Ra'd [13]

Ketiga,

Kelompok V Ayat 35

mereka hanya m e n a m a i n y a .sebagai sekutu-sekutu Allah, tanpa

saru h a k i k a t , dan p e n a m a a n d e m i k i a n t i d a k l a h benar s e h i n g g a harus


ditinggalkan.

AYAT 35

"Perumpamaan
sungai

surga yang dijanjikan

di dalamnya;

kesudahan

buahnya

bagi orang-orang

orang-orang

kepada

bersinambung,
yang

kafir ialah neraka.

bertakwa;

al-muttaqun;

Mengalir

juga naungannya.
sedang

tempat

sungai-

Itulah

tempat

kesudahan

bagi

"

Setelah menjelaskan perolehan orang-orang kafir, kini diuraikan perolehan


orang-orang beriman. Yakni mereka akan memeroleh surga.
keadaan dan sifat y a n g sangat menakjubkan dari surga yang
A l l a h kepada

al-muttarjffu,

Perumpamaan

dijanjikan

yakni orang-orang yang berusaha

oleh
sekuat

k e m a m p u a n n y a m e l a k s a n a k a n perintah Allah dan menjauhi larangannya,


adalah seperti taman yang sangat indah. Mengalir

sungai-sungai

di

y a k n i di s e k i t a r n y a ; T a m a n itu m e m i l i k i b a n y a k b u a h d a n
bersinambung,
juga naungannya

kesudahan

buahnya

tak henti-henti dan tidak terbatas oleh m u s i m atau waktu.


demikian pula. Itulah

y a n g merupakan tempat
tempat

dalamnya,

kesudahan

bagi orang-orang

anugerah yang sangat tinggi nilainya

bagi orang-orang

yang bertakwa;

sedang

kafir ialah neraka karena mereka menolak

ajaran Ilahi.
Kata ( J i ) matsal

digunakan dalam arti perumpamaan

atau sifat dan

keadaan yang menakjubkan. Kata ini tidak digunakan untuk mempersamakan


antara dua hal yang disebutnya. M e m a n g , ada perbedaan antara matsal

dan

mitsil. Yang kedua (mitsil) mengandung makna persamaan bahkan keserupaan


atau kemiripan, sedang matsal

t e k a n a n n y a lebih banyak pada keadaan atau

sifat y a n g menakjubkan y a n g dilukiskan oleh kalimat matsal

itu.

KELOMPOK 6

AYAT 36-43

285

286

Surah ar-Ra'd [13J

Kelompok VI Ayat 36

Surah ar-Ra'd [13]

287

AYAT 3 6

"Dan orang-orang

yang

dengan

diturunkan

apa yang

yang bersekutu,
aku hanya
sesuatu

untuk

dengan-Nya.

kepada-Nya

kepadamu,

ada yang mengingkari

diperintah

pun

telah Kami berikan

aku

dan di antara

sebagiannya.

menyembah
Hanya

kepada mereka al-Kitab

golongan-golongan

Katakanlah:

'Sesungguhnya

Allah dan tidak

kepada-Nya

bergembira

mempersekutukan

aku berdakwah

dan

hanya

kembali."'

Orang-orang kafir menolak ajakan Nabi M u h a m m a d saw. sehingga


mereka wajar mendapat siksa neraka, dan adapun orang-orang
Kami

berikan

kepada

mereka

al-Kitab,

yang

yang tidak mengingkari

telah

ar-Rahman

tidak juga mendustakan w a h y u - w a h y u - N y a atau utusan-Nya, mereka itu


bergembira

dengan

apa, yakni kitab suci yang diturunkan

M u h a m m a d , dan di antara golongan-golongan


yang

bersekutu

kepadamu,

wahai

musyrik, Yahudi, dan Nasrani

dan bekerja sama d a l a m upaya m e m a d a m k a n ajaran Ilahi,

ada yang mengingkari

sebagiannya,

yakni sebagian dari k a n d u n g a n al-Qur'an

yaitu hal-hal y a n g tidak sejalan dengan keyakinan mereka, seperti keesaan


Allah atau kenabian M u h a m m a d saw. Mereka itu mengusulkan perubahanperubahan k a n d u n g a n al-Qur'an. Katakanlah:
diperintah

secara tegas dan pasti untuk

Esa dan tidak

mempersekutukan

menyembah

sesuatu

"Sesungguhnya

aku

hanya

Allah Tuhan Yang M a h a

pun dengan-Nya.

Hanya

kepada-

Nya saja aku berdakwah

m e n y e r u m a n u s i a kepada kebenaran dan

kepada-Nya

yakni bertaubat jika aku melakukan sesuatu yang

aku kembali,

hanya

kurang tepat."
Kata al-Kitab

pada

kepada mereka al-Kitab


yang diberi

firman-Nya:

orang-orang

yang

telah Kami

berikan

ada yang m e m a h a m i n y a dalam arti al-Quran

sedang

itu adalah k a u m m u s l i m i n , sahabat-sahabat Nabi M u h a m m a d

saw. Mereka bergembira dengan silih bergantinya turun w a h y u - w a h y u Allah


y a n g m e m b a w a aneka tuntunan.
Kata ( ulj^-S'O al-ahzab/kelompok~kelompok

y a n g dimaksud ayat ini

terdiri dan tiga kelompok y a n g saling bertentangan, yaitu k a u m musyrikin,

288

Surah ar-Ra'd [13]

Kelompok VI Ayat 36

Yahudi, dan Nasrani. Ada j u g a y a n g m e m a h a m i kata al-Kitab


Taurat dan Injil, sedzngyang

d a l a m arti

diberi kitab itu adalah orang Yahudi dan Nasrani

yang m e m e l u k agama Islam, dan yang m e n u r u t satu riwayat j u m l a h mereka


sebanyak delapan puluh orang.
Ada lagi y a n g m e n g a i t k a n ayat ini dengan nama Allah y a n g diingkari
oleh kaum musyrikin yaitu ar-Rahman.

Konon, Abdullah Ibn Sallam, seorang

Yahudi yang memeluk agama Islam, mengetahui persis nama itu. Nah, ketika
turunnya ayat y a n g m e n y e b u t kata ar-Rahman,
bergembira. Sedang al-ahzab,

dia dan t e m a n - t e m a n n y a

yakni k a u m musyrikin, ada yang mengingkari

dan menolaknya. Seperti ketika terjadi Perjanjian Hudaibiyah, di m a n a Nabi


saw. m e m e r i n t a h k a n menulis Bismillah

ar-Rahman

ar-Rahim

tetapi ditolak

oleh delegasi k a u m musyrikin dengan alasan mereka tidak mengenal kata arRahman.
Pendapat tetakhir ini sulit ditetima khususnya jika diakui bahwa ayat ini
t u r u n sebelum Nabi saw. berhijrah ke M a d i n a h , j a u h sebelum terjadinya
Perjanjian H u d a i b i y a h dan sebelum Islamnya A b d u l l a h Ibn Sallam.
Jika merujuk kepada kebiasaan al-Qur'an menggunakan
(

\yj\)

(itu al-Kitab

atau Ahl al-Kitab

pendapat yang menyatakan bahwa orang-orang


mereka al-Kitab

istilah

dan s e m a c a m n y a , a g a k n y a
yang telah Kami berikan

kepada

pada ayat ini adalah orang-orang Yahudi dan Nasrani. Tetapi,

mengingat masa turunnya yang disebut di atas, agaknya yang dimaksud adalah
orang-orang y a n g percaya kepada Taurat atau Injil yang ketika itu tinggal di
M e k a h dan sekitarnya, seperti Waraqah Ibn Naufai, atau orang-orang Yahudi
yang tinggal di Madinah vang bergembira dengan kehadiran Nabi M u h a m m a d
saw. ketika mereka belum mengetahui bahwa ajaran y a n g beliau sampaikan
m e m b a t a l k a n a g a m a Yahudi dan Nasrani.
Dalam tafsir al-Muntakhab

vang disusun oleh T i m Departemen W a q a f

Mesir, ayat ini mereka pahami lebih kurang sebagai berikut: Orang-orang
yang diberi pengetahuan tentang kitab suci sewajarnya bergembira menyambut
kitab suci yang d i t u r u n k a n kepadamu. Sebab, kitab sucimu merupakan
kelanjutan dari pesan-pesan suci Ilahi yang lalu. Katakan, wahai N a b i mulia,
kepada y a n g mengingkari sebagian dari apa y a n g d i t u r u n k a n k e p a d a m u akibat sikap permusuhan dan fanatisme mereka: "Aku hanya diperintahkan

Surah ar-Ra'd [13]

Kelompok VI Ayat 37

289

m e n y e m b a h Allah dan tidak m e n y e k u t u k a n - N y a dengan apa pun. J u g a


diperintah u n t u k mengajak orang lain agar beribadah hanya kepada-Nya,
dan h a n y a kepada-Nyalah aku akan kembali." M e m a h a m i n y a d e m i k i a n
m e n g h i n d a r k a n kesulitan yang m u n c u l bila m e m a h a m i ayat ini turun di
M e k k a h . Karena pendapat ini tidak berbicara tentang kenyataan tetapi tentang
sikap yang wajar diambil, khususnya oleh mereka yang memiliki pengetahuan
tentang al-Kitab.

AYAT 3 7

"Dan demikianlah,
dalam

bahasa

Kami

telah

menurunkannya

Arab. Dan demi,

seandainya

mereka setelah datang pengetahuan


mempunyai

satu pelindung

engkau

kepadamu,

pun

dan tidak

sebagai

penentu

hukum

mengikuti

hawa

nafsu

niscaya sekali-kali

engkau

tidak

(juga) pemelihara

dari Allah. "

Ayat ini masih lanjutan ayat y a n g lalu, yakni Dan sebagaimana Kami
telah m e n u r u n k a n kitab-kitab suci kepada ahl al-Kitab demikian

jugalah,

Kami

wahai

p u n telah

menurunkannya,

M u h a m m a d , sebagai

penentu

yakni al-Qur'an kepadamu,

hukum

y a n g benar dan dalam

bahasa

Arab.

Karena itu, j a n g a n engkau ikuti siapa pun y a n g mengajak kepada sesuatu


yang bertentangan dengan kitab suci y a n g t u r u n k e p a d a m u itu! Dan
kekuasaan-Ku, seandainya

engkau

mempersekutukan Allah setelah


d a n t u n t u n a n n a l a r kepadamu,
mempunyai

satu pelindung

mengikuti

hawa

datang pengetahuan
m a k a niscaya

nafsu mereka

antara lain

y a n g j elas, y a k n i w a h y u
sekali-kali

pun dan tidak juga pemelihara

D a r i k a t a ( j J J i T ) kadzalikaldemikianlah

demi

engkau

tidak

dari siksa Allah.

a t a u seperti

itu,

yang

m a k s u d n y a m e m p e r s a m a k a n al-Qur'an dari segi sumbernya dengan kirabkitab suci y a n g lain, tersirat juga bantahan kepada mereka y a n g menolak
kenabian M u h a m m a d saw. Seakan-akan ayat ini menyatakan bagaimana kalian
mengingkari kenabiannya dan menolak w a h y u - w a h y u yang disampaikannya,
padahal y a n g beliau alami dan terima serupa dengan apa yang dialami dan
disampaikan oleh manusia-manusia lain, seperti Ibrahim, D a u d , M u s a , dan

290

Surah ar-Ra'd [13]

Kelompok VI Ayat 37

'Isa. J i k a kalian mengakui mereka sebagai manusia-manusia y a n g menerima


wahyu serta merupakan utusan-utusan Allah, mengapa manusia yang bernama
' ' M u h a m m a d " itu kalian tolak kenabiannya? M e n g a p a kalian menolak wahyu
y a n g diterimanya, sedang w a h y u y a n g diterima Daud, M u s a , dan 'Isa kalian
terima? vSungguh hal ini sama sekali tidak adil!
A y a t di a t a s m e n y i f a t i a l - Q u r ' a n

d e n g a n d u a sifat.

Pertama,

k a n d u n g a n n y a y a n g m a m p u memberi putusan bagi segala perselisihan dan


k e m u s y k i l a n y a n g dihadapi u m a t manusia. D a n kedua,

keistimewaan pada

kata-kata dan susunan redaksinya y a n g m e n g g u n a k a n bahasa Arab. U n t u k


yang kedua ini rujuklah ke ayat kedua surah Yusuf untuk memahami mengapa
al-Qur'an berbahasa A r a b .

U m a t Islam, k h u s u s n y a para pakar, m e m p u n y a i t a n g g u n g j a w a b yang


sangat besar u n t u k m e n a m p i l k a n solusi a h Q u r ' a n tethadap

problema-

problema kemanusiaan. Ini memerlukan upaya penafsiran yang sejalan dengan


p e r k e m b a n g a n m a s y a r a k a t agar terbukti d a l a m k e n y a t a a n h i d u p akan
kebenaran ayat ini y a n g m e n y a t a k a n bahwa a h Q u r ' a n m a m p u memberi
putusan atas perselisihan manusia. Kandungan ayat ini serupa dengan flrmanNya:

"Manusia
Allah

itu adalah

mengutus

peringatan,
memberi

para

umat yang
nabi

sebagai

dan Allah menurunkan


keputusan

di antara

perselisihkan.

Tidaklah berselisih

didatangkan

kepada

mereka

satu.

(Setelah

pemberi
bersama

Kitab,

dan

mereka Kitab dengan

Kitab
yaitu

perselisihan),

kabar gembira

manusia
tentang

timbul

tentang

perkara

itu melainkan
setelah

* Lihat tafsir QS. Yusuf [1 2]: 1 -2 pada halaman 9.

datang

benar
yang

orang yang
kepada

maka
pemberi
untuk
m.ereka
telah
mereka

Kelompok VI Ayat 38-39

keterangan-keterangan
Allah memberi

yang nyata, karena dengki antara

petunjuk

hal yang

mereka

memberi

petunjuk

Surah ar-Ra'd [13]

orang-orang

perselisihkan

yang beriman

itu dengan

mereka sendiri.

kepada

Maka,

kebenaran

kehendak-Nya.

orang yang dikehendaki-Nya

291

tentang

Dan Allah

kepada jalan yang

selalu

lurus"(QS.

aI-Baqarah [ 2 ] : 2 1 3 ) .
Redaksi ayat ini ditujukan k e p a d a Rasul saw., tetapi ayat ini pada
h a k i k a t n y a ditujukan kepada selain beliau, k h u s u s n y a umat Islam. Bahwa
redaksinya ditujukan kepada Nabi saw., sebagai isyarat tentang perlunya
memerhatikan dan m e n g i n d a h k a n peringatan ini. Karena, jangankan orang
kebanyakan, Rasul saw. yang demikian tinggi detajatnya dan mantap imannya
masih diperingatkan oleh Allah swt.

AYAT 3 8 - 3 9

"Dan

sesungguhnya

menganugerahkan
wujudnya
izin Allah.

Kami
kepada

telah
mereka

bagi seorang

rasid

Bagi setiap

masa,

Dia kehendaki

mengutus

dan menetapkan

istri-istri

rasul-rasul

sebelummu

dan keturunan.

mendatangkan

suatu

ada ketentuannya.

ayat

Kami

Dan tidak
melainkan

Allah menghapus

dan disisi-Nyalah

dan

terdapat

ada
dengan

apa

yang

Ummu al-Kitab.

"

Kaum musyrikin menolak kerasulan Nabi M u h a m m a d saw., antara lain


karena beliau m a k a n dan m i n u m serta berjalan di pasar. Mereka menolak
karena manusia tidak wajar menjadi rasul, y a n g wajar adalah maiaikac.
D e m i k i a n logika k a u m musyrik (baca Q S . al-Furqan [ 2 5 ] : 7 ) .
Kalaupun ia seorang manusia, ia harus sesuci malaikat dan tidak memiliki
naluri seksual sehingga, dengan d e m i k i a n , tentu tidak wajar pula ia kawin
dan m e m p u n y a i anak keturunan. Pandangan mereka itu diluruskan oleh ayat
ini dengan menegaskan bahwa. Dan sesungguhnya
kepada masyarakat manusia banyak rasul-rasul

Kami

sebelummu

telah

mengutus

yang kesemuanya

adalah manusia, tidak seorang pun di antara nabi y a n g diutus itu kepada
mereka itu malaikat dan Kami

menganugerahkan

sebagian besat dari para rasul itu, istri-istri

kepada

dan anak ketumnan

mereka,

yakni

karena mereka

292

Kelompok Vt Ayat 38-39

Surah ar-Ra'd [13]

adalah m a n u s i a y a n g m e m i l i k i naluri dan k e b u t u h a n

s e k s u a l serta

mendambakan anak keturunan sebagaimana manusia normal yang lain. Dan


tidak ada wujudnya,
u n t u k mendatangkan

yakni tidak bisa terjadi bagi seorang

rasul siapa pun dia

suatu ayat, yakni mukjizat sesuai usul masyarakatnya,

atau h u k u m guna mengganti atau membatalkan hukum yang lain, baik dalam
syariat rasul y a n g lalu m a u p u n d a l a m syariatnya sendiri melainkan

dengan

izin Allah karena segala sesuatu kembali kepada-Nya semata. Bagi setiap
u n t u k sesuatu ada ketentuannya
Dia kehendaki

y a n g tertentu. Allah menghapus

untuk dihapus dan menetapkan

Ummu al-Kitab,

yang

apa yang Dia kehendaki untuk

ditetapkan. S e m u a berdasar h i k m a h kebijaksanaan-Nya, dan


terdapat

apa

masa

disisi-Nyalab

yakni Lauh Mahfuzh.

Ayat ini m e n g g u g u r k a n sekian b a n y a k dalih k a u m m u s y r i k i n yang


menolak kerasulan Nabi M u h a m m a d saw. Mereka, misalnya, berkata bahwa
tidak wajar seorang Rasul memiliki anak dan istri. Ia seharusnya berkonsentrasi
dalam dakwah dan ibadah. Dalih ini ditolak dengan menunjuk kepada rasulrasul y a n g lalu, y a n g h a m p i r s e m u a n y a beristri dan m e m i l i k i anak, bahkan
h a m p i r semuanya berpoligami. Konon, Nabi D a u d as. memiliki seratus istri
dan N a b i Sulaiman as. lebih dari itu.
Ayat iniseperti d i k e m u k a k a n s e b e l u m n y a t u r u n sebelum Nabi saw.
berhijrah, j i k a d e m i k i a n , ketika itu Nabi saw. belum beristri lebih dari satu.
Atau paling tidak baru menikah dengan Saudah ra. dan 'Aisyah ra., yakni
beberapa bulan sebelum berhijrah ke M a d i n a h .
Poligami yang d i l a k u k a n oleh Nabi M u h a m m a d saw. pun tidak dapat
dijadikan dalih u n t u k menilai ketidakwajaran beliau menjadi N a b i atau
mengurangi nilai kemuliaan beliau. Ini karena beliau tidak berpoligami kecuali
setelah berusia lebih l i m a p u l u h t a h u n dan p e r k a w i n a n beliau sesudah
Khadijah ra. adalah untuk kepentingan dakwah atau u n t u k kepentingan
wanita yang beliau kawini itu. Bukankah yang beliau kawini semuanya adalah
janda, kecuali 'Aisyah ra.?
Anak-anak Nabi M u h a m m a d saw. sebanyak tujuh orang, empat wanita
dan tiga laki-laki, masing-masing secara berurut sesuai kelahirannya adalah
1) A l - Q a s i m , 2) Z a m a b , 3) R u q a y y a h , 4 ) Fathimah, 5) U m m u Kaltsum, 6)
'Abdullah y a n g diberi gelar dengan ath-Thayyib

dan ath-Tbahir,

7) Ibrahim.

Kelompok Vf Ayat 38-39

Surah ar-Ra'd [13]

293

Kesemuanya lahir dari istri beliau y a n g pertama, yakni Khadijah ra. kecuali
yang terakhir yang lahir dari ibu yang bernama M a r i y a h al-Qibthiyyah. Semua
anak beliau meninggal pada masa hidup beliau, kecuali as-Sayyidab Fathimah
ra. y a n g meninggal e n a m bulan setelah Rasul saw. wafat.
Kata ummu
al-Mahfuzh

al-kitab

atau ilmu

d i p a h a m i oleh b a n y a k u l a m a d a l a m arti
Allah yang

meliputi

m e m a h a m i firman-Nya: ( L_JU53* ^ oJcs-j


mci yasyau
yang

iva yntshitu

Dia kehendaki

wa 'indahu

dan menetapkan

ummu

segala

sesuatu.

Banyak ulama

j s-Uola &\ y*
al-KitiiblAllah

dan di sisi-Nyalah

al-Lauh

)yamhuAlldh

menghapus

ada Ummu

apa
al-Kitab

dalam arti Allah menghapus kebaikan atau keburukan, kebahagiaan atau


kesengsataan, kesehatan atau penyakit, kekayaan atau kemiskinan, dan lainlain yang berkaitan dengan makhluk-makhluk-Nya. Ada juga yang membatasi
penetapan dan penghapusan itu hanya pada kebahagiaan dan kesengsaraan
ukhrawi. A d a juga yang m e m a h a m i n y a bukan dalam konteks nasib makhluk,
tetapi dalam konteks penetapan dan pembatalan h u k u m - h u k u m syariat. Jika
pendapat ini diterima, penggalan ayat ini dapat j u g a dianggap sebagai salah
satu sanggahan atas keberatan orang-orang kafir dengan adanya pembatalan
syariat N a b i M u s a as. atau Nabi 'Isa as. dengan syariat a g a m a Islam y a n g
diajarkan Nabi M u h a m m a d saw., atau a d a n y a h u k u m - h u k u m a g a m a y a n g
dibatalkan oleh Allah dan atau rasul, yakni apa yang diistilahkan dengan
naskh.
T h a h i r Jbn 'Asyur menggarisbawahi bahwa objek kata
dan "menghapus"
kehendaki".

"menetapkan"

dijelaskan oleh a y a t ini d e n g a n k a t a "apa yang

Dia

Ini mengisyaratkan banyak hal y a n g tidak dapat terhitung. Di

antaranya menghapus

ancaman-Nya

dengan m e n g i l h a m i penyesalan dan

taubat kepada y a n g berdosa; juga termasuk satu bentuk penghapusan adalah


mengubah ketetapan h u k u m terhadap perampok, yakni mereka yang tadinya
harus dijatuhi h u k u m a n dapat dimaafkan bila ia datang secara sukarela
menyerahkan diri dan membuktikan penyesalan dan kesalehannya. Termasuk
:

u g a d a l a m hal k e h e n d a k - N y a menetapkan atau m e n g u b a h , m e n g a l i h k a n

nati seseorang dari cinta menjadi benci atau sebaliknya. Tentu saja, masih
Danyak lainnya y a n g tidak dapat disebut bahkan tidak dapat diperinci oleh
penalaran manusia. Demikian Ibn 'A-syur.

294

Surah ar-Ra'd [13]

Kelompok VI Ayat 40

AYAT 4 0

"Dan

sungguh

ancamkan
tugasmu
mereka.

jika Kami

kepada

mereka

perlihatkan

kepadamu

atau Kami wafatkan

hanya menyampaikan

saja, sedang

sebagian
engkau

Kami-lah

dari yang

karena

yang

Kami

sesungguhnya

menghisab

amalan

"

Setelah menegaskan bahwa Allah swt. melakukan apa yang dikehendaldN y a sesuai h i k m a h kebijaksanaan-Nya m e n y a n g k u t segala sesuatu, sedang
sebelum ini (antara lain pada ayat e n a m surah i n i ) telah dinyatakan bahwa
k a u m musyrikin bermohon agar dipercepat siksa atas mereka, dalam konteks
p e r m o h o n a n yang bertujuan memperolok-olok itu, ayat ini menegaskan
bahwa dan sungguh

pasti jika Kami perlihatkan

semasa h i d u p m u di d u n i a sebagian

dari

kepadamu,
yang

Kami

hai M u h a m m a d ,
ancamkan

kepada

m e r e k a s e b a g a i m a n a y a n g mereka usulkan atau d i i n g i n k a n oleh sahabats a h a b a t m u t e n t u l a h engkau akan m e l i h a t n y a atau jika

Kami

wafatkan

engkau sebelum terlaksananya ancaman itu maka akhirnya mereka p u n akan


disiksa karena kepada Kami j u g a l a h mereka kembali dan ketika itu mereka
akan m e m p e r t a n g g u n g j a w a b k a n semua amal mereka kepada Kami bukan
k e p a d a m u karena sesungguhnya
Kami-lah

yang

menghisab

tugasmu

hanya

menyampaikan

m e m p e r h i t u n g k a n amalan

saja,

mereka,

sedang

kemudian

memberi balasan setimpal dengan kedurhakaan mereka.


Ayat ini tidak menegaskan apakah mereka akan disiksa di d u n i a atau di
akhirat kelak. Ketiadaan penegasan itu bertujuan m e n g g a b u n g k a n antara
a n c a m a n dan harapan. Siapa tahu ada di antara mereka y a n g sadar, kalau
bukan karena harapan m a k a karena takut.
Siksa di d u n i a y a n g d i a n c a m k a n di sini pada akhirnya terjadi juga-
paling tidak seperti bunyi ayat di atas adalah sebagian

dari yang Kami

ancamkan.

Siksa yang terjadi itu antara lain adalah kemarau yang berkepanjangan selama
tujuh t a h u n dan kekalahan total serta t e r b u n u h n y a tokoh-tokoh k a u m
musyrikin pada Perang Badar. Ini diisyaratkan oleh firman-Nya:

Surah ar-Ra'd [13]

Kelompok VI Ayat 41

Maka, tunggulah
manusia.

hari ketika langit membawa

Inilah azab yang pedih.

(Mereka

dari kami azab itu. Sesungguhnya


mereka

dapat

kepada

seorang

Rasul yang

berpaling
lain)

darinya

lagi pula

(ketika)

menghantam

Kami adalah

memberi

(kalau)

padahal

penjelasan,

Pemberi

dengan

balasan''(QS.

telah

diajar

"

datang
mereka

(dari

akan melenyapkan

kamu akan kembali


mereka

mukmin.

kemudian

seorangyang
Kami

meliputi

lenyapkanLth

orang-orang

peringatan,

"Dia adalah

Sesungguhnya

sesungguhnya

Kami

Sesungguhnya

dan berkata:

gila.

itu agak sedikit

menerima

nyata, yang

"Tuhan kami,

kami akan menjadi

Bagaimanakah
mereka

kabut yang

berdoa):

295

orang
siksaan

(ingkar).

(Ingatlah)

hantaman

yang

hari
keras.

ad-Dukhan [44]: 10-16).

AYAT 41

"Dan apakah
bumi.

mereka

Kami kurangi

ada yang

dapat

tidak

melihat

bahwa

ia dari tepi-tepinya?

menolak

ketetapan-Nya;

sesungguhnya

Kami

Dan Allah menetapkan


dan Dia-lah

mendatangi
hukum

Yang Mahaeepat

tidak
hisab-

Nya. "

Ayat ini merupakan salah satu bukti kekuasaan Allah melaksanakan


ancaman-Nya. Para pembangkang itu diingatkan bahwa tanda-tanda jatuhnya
siksa dan kekalahan mereka cukup jelas apakah mereka buta dan tidak
bahwa

sesungguhnya

Kami melalui h a m b a - h a m b a Kami mendatangi

melihat
bumi,

yakni menguasai daerah-daerah y a n g tadinya dikuasai oleh orang-orang kafir,


dengan k e m a t i a n dan kekalahan mereka, lalu Kami

kurangi

penguasaan

mereka atas daerah-daerah ini sedikit d e m i sedikit dari tepi-tepinya?

Dan

296

Surah ar-Ra'd [13]

Allah

menetapkan

Kelompok VI Ayat 41

hukum.

Dia m e n e n t u k a n k e m e n a n g a n dan kekalahan,

pahala atau siksa. Semua menurut kebendak-Nya sendiri tidak ada yang
menolak

ketetapan-Nya;

tidak m e m b u t u h k a n

dan Dia-lah

Yang Mahaeepat

hisab-Nya

dapat

karena Allah

waktu untuk menyelesaikan sesuatu. Di sisi lain.

p e n g e t a h u a n - N y a m e n y e l u r u h dan b u k t i - b u k t i h u k u m pun

terhampar

dengan sangat jelas.


Sementara u l a m a berpendapat bahwa ayat ini turun setelah Nabi saw.
berhijrah. Atas dasar itu, mereka m e m a h a m i kata {jp^)

al-ardh/bumi

adalah daerah-daerah pinggiran yang pernah dikuasai oleh orang-orang kafir


M e k a h dan M a d i n a h dan yang ketika t u r u n n y a ayat ini mulai dikuasai oleh
k a u m m u s l i m i n . Kapan pun ayat ini turun, apakah sebelum atau sesudah
Nabi saw. berhijrah, dan siapa pun orang kafir yang dimaksudapakah orang
kafir pada masa Nabi M u h a m m a d saw. atau yang h i d u p sebelum masa
b e l i a u d a n di m a n a pun terjadi p e n g u r a n g a n itu, apakah di M e k a h dan
M a d i n a h atau di daerah lain, y a n g jelas ayat ini seakan-akan menyatakan
tidakkah orang-orang kafir itu m e m e r h a t i k a n b a g a i m a n a perubahan terjadi
silih berganti dalam kehidupan dunia ini, kematian sesudah kehidupan,
k e h a n c u r a n sesudah p e m b a n g u n a n , k e h i n a a n sesudah k e m u l i a a n , dan
sebagainya. Tidak ada satu pun yang langgeng karena semua di tangan Allah
swt., Dia vang menentukan. Jika demikian, j a n g a n l a h orang-orang kafir itu
berbangga atau merasa tenang dengan keadaan mereka.
Sementara ilmuwan memahami ayat ini sebagai menunjuk hakikat ilmiah
m e n y a n g k u t b u m i . Para pengarang tafsir al-Muntakhab
y a n g berkaitan dengan b u m i . Pertama,

m e n u n j u k dua hal

tentang kecepatan rotasi b u m i dan

resultannya yang menyebabkan dua k u t u b n y a bertambah datar sehingga


terjadi pengurangan pada dua tepian bumi. Kedua,

tentang molekul-molekul

atmosfer yang meluncur sangat cepat apabila telah melampaui ruang gravitasi
b u m i dan akan terlempar jauh ke luar kawasannya. Karena hal itu terjadi
secara terus-menerus, terjadi pengurangan pada tepian-tepian b u m i secara
terus-menerus pula. Selanjutnya, mereka menyatakan bahwa p e n e m u a n ini
dapat dipakai sebagai tafsiran lain dari kata al-ardh

pada ayat ini, y a n g oleh

mayoritas ulama diartikan dengan tanah kekuasaan orang-orang kafir.

Surah ar-Ra'd [13]

Kelompok VI Ayat 42

297

Sayyid Q u t h u b menolak dengan sangat keras penafsiran ilmiah ini dan


m e n i l a i n y a sebagai " o m o n g kosong". Konteks ayat tidak

mendukung

p e m a h a m a n i l m u w a n itu. Konteks ayat sangat m e n e n t u k a n

makna

redaksinya. D e m i k i a n lebih kurang Sayyid Q u t h u b .


Apa yang dikemukakan oleh Sayyid Q u t h u b di atas sungguh tepat, walau
ini bukan berarti menolak hakikat i l m i a h y a n g diuraikan itu tetapi konteks
ayat tidak m e n d u k u n g p e m a h a m a n n y a d e m i k i a n . Di sisi lain, d i t e m u k a n
ayat lain y a n g m e n d u k u n g p e m a h a m a n y a n g m e n y a t a k a n bahwa ayat ini
berbicara tentang pengurangan kekuasaan orang-orang kafir dan kekalahan
mereka menghadapi k a u m beriman. Ayat yang penulis maksud adalah firmanNya:

"Sebenarnya

Kami

kenikmatan
mereka
Kami

(hidup

telah
di dunia)

tidak melihat
kurangi

menang?"

memberi

luasnya

mereka

dan

hingga panjanglah

bahwasanya

moyang

mereka

umur 'mereka. Maka,

Karni mendatangi

dari segala

nenek

penjurunya.

negeri

Maka,

(orangkafir),

apakah

mereka

apakah
lalu
yang

(QS. al-Anbiya [ 2 1 ] : 4 4 ) .

AYAT 4 2

"Dan sungguh
daya,

tetapi

orang-orang
semua

tipu

kafir yang
daya

mengetahui

apa yang

diusahakan

mengetahui

milik siapa tmipat

sebelum

itu adalah

mereka
dalam

telah mengadakan
kekuasaan

Allah.

Dia

kafir

akan

oleh setiap diri, dan orang-orang


kesudahan

yang

tipu

baik. "

Orang-orang kafir yang diancam itu memang berupaya untuk melakukan


tipu daya, tetapi itu tidak akan berhasil. Mereka tidak lebih baik dari orangorang kafir y a n g lalu. Dan sungguh

orang-orang

kafir yang

sebelum

y a k n i sebelum orang-orang kafir M e k k a h itu, telah mengadakan

mereka,
tipu

daya

298

Surah ar-Ra'd [13]

Kelompok VI Ayat 43

dan rencana jahat terhadap rasul-rasul utusan Allah, tetapi semua


baik yang dilakukan dahulu maupun sekarang adalah dalam

tipu

kekuasaan

daya
Allah.

Dia y a n g telah dan terus-menerus akan mengatur langkah-langkah u n t u k


menggagalkannya. Sangat m u d a h b a g i - N y a m e l a k u k a n hal itu karena Dia
mengetahui

apa yang

diusahakan

oleh setiap diri, baik usaha itu berupa tipu

daya m a u p u n bukan, dan kalau dahulu mereka tidak mengetahui bahwa


kesudahan baik akan diraih para rasul dan pengikut-pengikutnya, m a k a kelak
orang-orang

kafir akan mengetahui

milik siapa tempat

kesudahan

yang

baik,

yakni k e m e n a n g a n di d u n i a dan surga di akhirat kelak.

AYAT 4 3

Dan orang-orang

kafir berkata:

"Cukuplah

Allah

menjadi

mempunyai

ilmu al-Kit&b. "

"Engkau bukan seorang

saksi antara

utusan".

aku dan kamu

Katakanlah:

dan siapa

yang

Pada akhirnya, tujuan akhir dari segala tipu daya orang-orang kafir adalah
penolakan terhadap ajaran Ilahi yang engkau sampaikan, wahai M u h a m m a d ,
dan karena, itu orang-orang
utusan

kafir terus-menerus berkata

"Engkau bukan

Allah", apalagi engkau tidak memenuhi

m e n d a t a n g k a n mukjizat indriawi. Katakanlah:


saksi antara

usul-usul

"Cukuplah

seorang
mereka

Allah

aku dan kamu; D i a yang m e n y a k s i k a n kebenaran apa y a n g aku

s a m p a i k a n dan c u k u p j u g a y a n g m e n y a k s i k a n k e b e n a r a n k u siapa
mempunyai

menjadi

ilmu

al-Kitab,

yang

"Yakni y a n g m e m a h a m i bukti kebenaran yang

d i h i d a n g k a n oleh kitab suci al-Qur'an dan kitab alam raya y a n g terhampar.


Kesaksian

Allah'yang

dimaksud di sini, antara lain pernyataan-pernyataan

Allah y a n g termaktub d a l a m al-Qur'an seperti:

"Sesungguhnya

engkau

salah seorang

dari

rasul-rasul"

( Q S . Yasin [ 3 6 ] : 3 ) ,

j u g a tantangan y a n g termuat d a l a m kitab suci a l - Q u r ' a n u n t u k m e m b u a t

Surah ar-Ra'd [13]

Kelompok VI Ayat 43

299

s e m a c a m n y a j i k a mereka m e r a g u k a n status Nabi M u h a m m a d saw. sebagai


penyampai risalah Allah.
Berbeda pendapat u l a m a tentang siapa yang d i m a k s u d dengan
yang

mempunyai

ilmu al-Kitab.

"siapa

"Ada vang m e m a h a m i n y a m e n u n j u k kepada

o r a n g t e r t e n t u , y a k n i W a r a q a h Ibn Naufal y a n g telah

menyatakan

dukungannya kepada Nabi M u h a m m a d saw. ketika Nabi saw. datang bersama


Khadijah ra. dan m e n y a m p a i k a n p e n g a l a m a n beliau m e n e r i m a w a h y u
pertama. Ada juga yang menunjuk kepada Abdullah Ibn Sallam. Pakar-pakar
lain berpendapat bahwa yang dimaksud adalah ulama-ulama Bani Isra'il. Ayat
ini m e n u r u t mereka sejalan dengan firman-Nya:

"Dan apakah

tidak cukup menjadi

Isrd'il tnengetahuinya?"

bukti bagi mereka

bahwa para ulama

Bani

(QS. asy-Syu'ara [ 2 6 ] : 1 9 7 ) . A g a k n y a pendapat ini

c u k u p beralasan dan dari sini pula dapat dimengerti mengapa kata yang
d i g u n a k a n di sini adalah yang

mempunyai

ilmu al-Kitab

bukan ahl

al-Kitab.

M e m a n g , j a u h sebelum kehadiran Nabi M u h a m m a d saw., orang-orang


Yahudi telah membicarakan tentang kehadiran seorang nabi yang sifat-sifatnya
mereka ketahui dari kitab Taurat dan Injil, dan yang tentu saja hal tersebut
diajarkan oleh para rabbi dan pendeta-pendeta mereka.
Sayyid Q u t h u b m e m a h a m i siapa yang

memahami

ilmu al-Kitdb

adalah

Allah swt, 'Dia-lah yang di sisi-Nya ilmu y a n g mutlak dan menyeluruh


tentang Kitab (al-Qur'an) ini dan semua kitab," demikian tulisnya. Meskipun
dalam catatan kaki tafsirnya ia tidak m e n u t u p k e m u n g k i n a n m e m a h a m i n y a
d a l a m arti orang-orang

yang

telah diberi

al-Kitab,

sebagaimana disinggung

oleh ayat 3 6 y a n g lalu.


Bisa juga kesaksian tersebut dari siapa pun yang mendalami pengetahuan
tentang al-Kitab, yakni al-Qur'an. Siapa yang m e n d a l a m i n y a , akan
m e n e m u k a n keistimewaan dan m e n g a n t a r n y a berkesimpulan bahwa kitab
suci ini tidak m u n g k i n m e r u p a k a n karya manusia. Ia adalah w a h y u - w a h y u
Ilahi y a n g diterima oleh seorang m a n u s i a pilihan. M a n u s i a itulah utusanNya yang Dia tugaskan m e n y a m p a i k a n n y a kepada masyarakat u m u m . Yang

300

Surah ar-Ra'd [13]

Kelompok VI Ayat 43

m e n y a m p a i k a n n y a adalah Nabi M u h a m m a d saw., jika demikian beliau


adalah utusan-Nya.
D e m i k i a n akhir ayat ini berbicara tentang al-Qur'an dan demikianlah
ayat surah ini bertemu dengan awal ayatnya Alif, Lam, Mim,
ayat-ayat

al-Kitab

dan yang

haq; akan tetapi kebanyakan

diturunkan

kepadamu

manusia

tidak beriman'

Mahabenar Allah dan Rasul-Nya.

Ra.

dari Tuhanmu adalah

Itulah
al-

(QS. ar-Ra'd [ 1 3 ] : 1).

Anda mungkin juga menyukai