Anda di halaman 1dari 6

Bismillahirrahmanirrahim

Surah Ar-Rahman adalah surah ke-55 dalam al-Qur'an. Surah ini tergolong surat
makkiyah, terdiri atas 78 ayat. Dinamakan Ar-Rahmaan yang berarti Yang Maha
Pemurah berasal dari kata Ar-Rahman yang terdapat pada ayat pertama surah ini. ArRahman adalah salah satu dari nama-nama Allah. Sebagian besar dari surah ini
menerangkan kepemurahan Allah. kepada hamba-hamba-Nya, yaitu dengan
memberikan nikmat-nikmat yang tidak terhingga baik di dunia maupun di akhirat
nanti.
Surat Ar Rahman adalah salah satu surat dari 114 surat dalam Al Qur'an. Entah
mengapa, tanpa mengesampingkan surat lain dalam Al Qur'an, surat ini menyita
perhatian saya. Surat ini memiliki kata yang begitu indah dan mengalir berirama. Dan
tanpa terasa air mata menetes, satu ,demi satu

Ciri khas surah ini adalah kalimat berulang 31 kali Fa-biayyi alaa'i Rabbi kuma
tukadzdzi ban (Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?) yang
terletak di akhir setiap ayat yang menjelaskan nikmat Allah yang diberikan kepada
manusia.
FABIAYYI ALAA 'IRAABIKUMAA TUKADZDZIBAANN (maka nikmat Tuhan
manakah yang kamu dustakan). Tiga puluh ayat dalam surat Ar Rahman memiliki
kalimat ini; maka nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan? Berulang, Allah
memberi peringatan kepada kita; maka nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan?
Melalui surat ini Allah seolah memberi sinyal kepada kita akan sifat kita yang
pelupa, kufur nikmat, dan tidak mau berfikir. Ya, tiga hal itu yang ada dibenak saya
(semoga Allah mengampuni kesalahanku) ketika ayat demi ayat dibaca.

PELUPA; manusia adalah mahluk yang pelupa


Manusia dalam Al Qur'an di tulis dalam beberapa istilah, yakni al-insaan, an-naas,
al-basyar, dan banii Aadam. Manusia disebut al-insaan karena dia sering menjadi
pelupa sehingga diperlukan teguran dan peringatan. Sedangkan kata an-naas
digunakan untuk menunjukan sekelompok manusia baik dalam arti jenis atau
sekelompok tertentu. Al-basyar, karena manusia cenderung perasa dan emosional,
dan banii Aadam karena dia menunjukkan pada asal-usul yang bermula dari nabi
Adam.
setidaknya ada dua hal yang seringkali dengan mudah dilupakan manusia, dan
barulah dia teringat dan menyadari apa yang telah dilupakan itu, ketika berada dalam
kondisi sulit, susah dan membahayakan.
Pertama, manusia dengan mudah dan gampang melupakan Allah swt. dan baru ingat
kembali kepada-Nya, ketika manusia menghadapi kondisi sulit, susah dan
membahayakan. Begitulah yang disebutkan Allah dalam surat Yunus [10]: 12

Artinya: Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdo`a kepada Kami dalam
keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu
daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak
pernah berdo`a kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah
menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa
yang selalu mereka kerjakan.

Begitu juga dalam surat Fushshilat [41]: 50

50. dan jika Kami merasakan kepadanya sesuatu rahmat dari Kami sesudah Dia
ditimpa kesusahan, pastilah Dia berkata: "Ini adalah hakku, dan aku tidak yakin
bahwa hari kiamat itu akan datang. dan jika aku dikembalikan kepada Tuhanku Maka
Sesungguhnya aku akan memperoleh kebaikan pada sisiNya." Maka Kami benarbenar akan memberitakan kepada orang-orang kafir apa yang telah mereka kerjakan
dan akan Kami rasakan kepada mereka azab yang keras.
Kita adalah mahluk pelupa, dan Allah mengingatkan kita berulang-ulang ... maka
nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan?

KUFUR NIKMAT
Disetiap tarikan nafas yang kita hirup, disetiap bergantinya siang malam, di setiap
detak jantung, ada nikmat Allah yang kita sering lupakan. Ya, nikmat Allah yang
sering lupa untuk kita syukuri. Dan ketika musibah (baca:ujian) diberikan pada kita,
kita juga lupa bahwa itu sebagian nikmat yang Allah beri. Lalu kitapun hanya bisa
mencaci maki, mengupat, bahkan merasa Allah tidak adil. Masya Allah...

di bumi itu ada buah-buahan dan pohon kurma yang mempunyai kelopak mayang.
QS. ar-Rahman (55) : 11
Dan biji-bijian yang berkulit dan bunga-bunga yang harum baunya.
QS. ar-Rahman (55) : 12
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
QS. ar-Rahman (55) : 13
Bentuk rasa syukur seharusnya menambah keimanan kita; mematuhi segala
perintahnya dan menjauhi segala larangannya. Beribadah kepada Allah, dan
menjauhkan diri dari maksiat. Celakalah orang yang kufur nikmat, dan berbahagialah
orang yang bisa mensyukuri nikmat. Karena ketika ia bersyukur, Allah menambahkan
nikmat-Nya.

"la in syakartum laa adziidanakum wa la'in kafartum inna azabi lasyadid"

artinya "sesungguhnya jika (kamu) bersyukur pasti kami akan menambah (nikmat)
kepadamu. Dan jika kamu mengingkari (nikmat-KU) maka sesungguhnya azab-KU
akan sangat pedih". (QS. Ibrahim ayat 7)

maka nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan?

BERFIKIR
Melalui surat ini Allah hendak memancing manusia agar berpikir tentang segala
nikmat yang telah Allah berikan kepada manusia.
Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu,
QS. ar-Rahman (55) : 19
antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh masing-masing.
QS. ar-Rahman (55) : 20
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
QS. ar-Rahman (55) : 21
Pernahkan kita berfikir? Mungkin, kebanyakan kita hanya mengikuti apa yang sudah
diwariskan oleh orang-orang tua kita. Dan agama yang Islam yang kita pegang pun
hanyalah "warisan" yang kita teruskan. Tanpa kita mau berfikir, untuk merenung
lebih dalam dan menambah keimanan kita.

"Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu, penuh dengan berkah
supaya mereka memperhatikan (merenungkan) ayat-ayatnya dan supaya mendapat
pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran" (QS. Shaad, 38: 29).
Dalam Al-Qur'an, Allah menyebutkan tentang mereka yang berpikir secara sadar,
kemudian merenung dan pada akhirnya sampai kepada kebenaran yang menjadikan

mereka takut kepada Allah. Sebaliknya, Allah juga menyatakan bahwa orang-orang
yang mengikuti para pendahulu mereka secara taklid buta tanpa berpikir, ataupun
hanya sekedar mengikuti kebiasaan yang ada, berada dalam kekeliruan. Ketika
ditanya, para pengekor yang tidak mau berpikir tersebut akan menjawab bahwa
mereka adalah orang-orang yang menjalankan agama dan beriman kepada Allah.
Tetapi karena tidak berpikir, mereka sekedar melakukan ibadah dan aktifitas hidup
tanpa disertai rasa takut kepada Allah.

maka nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan?

Anda mungkin juga menyukai