DIABETESMELLITUS
MELLITUSTIPE
TIPEII,II,NEUROPATI
NEUROPATI
DIABETIK,
DIABETIK,HIPERTENSI
HIPERTENSIGRADE
GRADEI PADA
I PADA
PEREMPUAN
PEREMPUANLANSIA
LANSIADENGAN
DENGANTINGKAT
TINGKAT
SOSIAL
SOSIALEKONOMI
EKONOMIRENDAH
RENDAHSERTA
SERTATINGKAT
TINGKAT
PENGETAHUAN
PENGETAHUANRENDAH
RENDAHTENTANG
TENTANG
PENYAKITNYA
PENYAKITNYADAN
DANKEKHAWATIRAN
KEKHAWATIRANAKAN
AKAN
KOMPLIKASI
KOMPLIKASIPENYAKITNYA
PENYAKITNYADALAM
DALAMRUMAH
RUMAH
TANGGA
TANGGAYANG
YANGTIDAK
TIDAKBERPERILAKU
BERPERILAKUHIDUP
HIDUP
SEHAT
SEHAT
Oleh:
Yulianti S Arey
Preceptor
dr. Denny Anggoro P, M.Kes
Laporan Kasus
Identitas
Nama
: Ny. Watijah
Usia
: 63 Tahun
Jenis Kelamin
: Wanita
Alamat
: Modalan RT1 RW46 Modalan
Banguntapan Bantul
Agama
: Islam
Suku
: Jawa
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Status Perkawinan
: Kawin
Pendidikan Terakhir
: Tamatan SMA
Kunjungan Puskesmas : 12 Maret 2015
Kunjungan Rumah
: 15 Maret dan 16 Maret
2015
Jaminan kessehatan
: Umum
Anamnesis
RPD
Riwayat penyakit gula pertama kali saat 1 minggu
terkahit periksa ke puskesmas, riwayat asma (-),
riwayat penyakit jantung (-), riwayat penyakit
ginjal (-), riwayat alergi (-), riwayat stroke (-).
RPK
Riwayat Penyakti Keluarga
Riwayat hipertensi: (+) sejak 1 minggu saat control ke-2, pada ayah
dan kakak.
Riwayat penyakit jantung: (+) ayah, kakak laki dan kakak perempuan
Riwayat Diabetes mellitus: (+) dua orang kakak
Riwayat asma dan alergi: disangkal
Pendidikan
Pasien merupakan tamatan SMA, tidak pernah
tinggal kelas dan tidak pernah bermasalah
selama menempuh pendidikan sekolahnya,
namun
tidak
melanjutkan
ke
jenjang
selanjutnya karena ingin bekerja.
Pekerjaan
Pasien dulu bekerja sebagai seorang penjahit
baju, namun berhenti saat ibu pasien sakit,
kemudian pasien bekerja di pasar membantu
ayah dan ibu berjualan sayuran. Saat ini
pasien hanya sebagai seorang ibu rumah
tangga terkadang pasien membantu anak dan
menantunya usaha ikan hias yang baru
dirintis. Penghasilan 150.000-500.000 per
bulan dan dirasa sangat kurang untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari
Sistem
Sistem
Sistem
Sistem
Sistem
Sistem
Sistem
indera
: tidak ada keluhan
pernapasan
: tidak ada keluhan.
peredaran darah dan jantung : kesemutan (+).
pencernaan
: tidak ada keluhan.
saluran kencing dan kelamin
: sering BAK (+)
tulang dan otot
: badan lemas dan pegal-pegal
persarafan
: terasa pusing, kesemutan .
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
: Baik
Kesadaran
: Compos Mentis
Vital Signs
Tekanan Darah
: 150/90 mmHg
Nadi
: 88x/menit, reguler, isi dan
tegangan cukup.
Suhu badan
: 36,7C
Pernapasan
: 22x/menit
Antropometri
Tinggi Badan : 150 cm
Berat Badan : 65 kg
Indeks Massa Tubuh: 28,88
Status Gizi
: Gemuk
Kepala
Bentuk kepala : Mesosefal
Rambut
: Lurus, warna putih, distribusi
tidak merata
Mata
Palpebra
: Edema (-/-)
Konjungtiva : Anemis (-/-)
Sklera
: Ikterik (-/-)
Kornea
: Arcus senilis (+/+)
Pupil
: Reflek cahaya (+/+), isokor
Lensa
: Jernih (+/+)
Visus
: OD = 5/60, OS =5/60
Pemeriksaan oftalmoskopi: Tidak dilakukan
Telinga
: Otore (-/-), nyeri tekan tragus (-/-),
serumen (-/-)
Pemeriksaan otoskopi
: tidak dilakukan
Tes fungsi pendengaran : tidak dilakukan
Hidung
: Sekret (-/-), epistaksis (-/-)
Mulut
: Faring hiperemis (-), caries gigi (-),
gigi berlubang (-)
Stomatitis (-)
Leher
Kelenjar tiroid
: Tidak membesar, nyeri (-)
Kelenjar lnn
: Tidak membesar, nyeri (-)
Retraksi suprasternal
: (-)
JVP
: Tidak meningkat
Pulmo:
Anterior
Inspeksi: simetris, ketertinggalan gerak (-),
deformitas (-), retraksi (-)
Palpasi: simetris, ketertinggalan gerak (-), vokal
fremitus ka=ki
Perkusi: sonor pada seluruh lapang paru
Auskultasi: suara dasar vesikuler (+/+)
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
12 Maret 2015
Kolesterol total : 110 mg/dl
HDL
: 31 mg/dl
LDL
: 127 mg/dl
TG
: 160
Asam urat
: 3,1 mg/dl
13 Maret 2015
Gula darah puasa : 280 mg/dl
Gula darah post prandial: 390 mg/dl
Kolesterol total : 75 mg/dl
TG
: 131 mg/dl
Asam urat
: 3,8 mg/dl
Usulan pemeriksaan penunjang: laborat lengkap, fungsi ginjal
(ureum, kreatinin), Pemeriksaan profil lipid, EKG (rekam
jantung), konsultasi gizi.
Diagnosis Banding
Diabetes mellitus tipe 2
Neuropati diabetic
Hipertensi grade I
Diagnosis Kerja
Diabetes tipe 2, neuropati diabetikum denggan
hipertensi grade I.
Penatalaksanaan
Farmakologis
R/ Amlodipin tablet 5mg No X
S/ 1 dd tab 1
R/ glimiperid tablet 2 mg No X
S/ 1-0-0
R/ metformin 500 mg No X
S/ 1-0-0
Non farmakologis
Edukasi pasien tentang :
Pengertian, faktor resiko, tanda dan gejala,
komplikasi serta pengelolaan DM, hipertensi yang
diderita pasien.
Pentingnya modifikasi gaya hidup dalam
pengelolaan penyakit pasien
Pentingnya penurunan berat badan
ANALISIS KASUS
Illness adalah keadaan sakit yang dirasakan
oleh manusia yang diperoleh dari penyakit
tersebut (bersifat subyeksif). Illness terdiri atas
beberapa komponen yaitu ide (pemahaman
terhadap penyakit), efek terhadap fungsi
(akibat penyakit yang dirasakan pasien pada
fungsi hidupnya seperti pergaulan, pekerjaan,
dll), perasaan, dan harapan. Berikut adalah
komponen illness dan hasil yang diperoleh dari
pasien terhadap penyakitnya.
ANALISIS KASUS
Pencahayaan
Terdapat jendela dan ventilasi di ruang tamu, kamar tidur. Kamar
mandi dan dapur memiliki ventilasi tanpa jendela. Cahaya matahari
yang masuk ke dalam ruangan terkesan kurang, pencahayaan lampu
listrik cukup.
Kebersihan:
Ruang tamu, dapur, kamar mandi dan ruang tidur kotor berdebu. Ruang
tengah banyak barang-barang berserakan seperti baju, kertas, bantal,
kasur dan perabotan dan agak berdebu.
Kepemilikian barang
Dalam rumah pasien terdapat satu buah tv 21 inchi, 1 buah kasur busa,
satu buah kasur kapuk, satu buah meja, tiga buah kursi sofa, satu
akuarium di ruang tengah. 1 buah lemari pakaian kayu di ruang tengah.
Satu buah kompor gas, perlengkapan masak di dapur. Satu buah
baskom penampungan air di kamar mandi.
Sanitasi dasar:
Sumber air bersih
Sumber air yang digunakan untuk minum, mandi dan
mencuci berasal dari air sumur pompa air. Secara fisik air
tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau.
Jamban keluarga
Pasien memiliki jamban keluarga di rumahnya berupa satu
WC duduk. Kondisi jamban mudah dibersihkan, lokasinya
terletak luar rumah.
Saluran pembuangan air limbah (SPAL)
Air bekas cuci disalurkan melalui saluran menuju selokan
yang berada di samping rumah. Saluran pembuangan
lancar. Septic tank berada dibagian belakang rumah.
Tempat sampah
Sampah hanya diletakkan dalam plastik depan halaman
rumah, setiap pagi hari sampah diantar ke ke tempat
pembuangan sampah.
Halaman
Terdapat halaman depan dan belakang rumah yang relatif
FAMILY SCREEM
Diagnosis holistik
Diabetes mellitus tipe ii, neuropati
diabetik, hipertensi grade I pada
perempuan lansia dengan tingkat
sosial ekonomi rendah serta
tingkat
pengetahuan
rendah
tentang
penyakitnya
dan
kekhawatiran
akan
komplikasi
penyakitnya dalam rumah tangga
yang tidak berperilaku hidup
sehat.
Manajemen Komprehensif
1. Promotif
2. Prevetif
3. Kuratif
Tinjauan
pustaka
DM tipe 2
diabetes yang dikarenakan oleh adanya kelainan sekresi
insulin yang progresif dan adanya resistensi insulin.
Gejala:
a. Penrunan berat badan
b. Banyak kencing
c. Banyak minum
d. Lemas
e. Kesemutan dsb
Kriteria
diagnostik
Faktor resiko
Unchangeable Risk Factor
Kelainan genetik
Usia
Changeable risk factor
Stress
Pola makanyang salah
Aktivitas kurang
Obesitas
Merokok
Hipertensi
Penatalaksan
Strategi penanggulangan
diabetes
aan
mellitus
1.
2.
3.
4.
Primordial prevention
Health promotion
Spesific protection
Early diagnosis and promt
treatment
5. Disability limitation
6. Rehabilitation
Penatalaksan
1. Pencegahanaan
primer
2. Pencegahan sekunder
3. - skrinning, -pengobatan,-diet,
-modif life style
4. Pencegahan tersier
Pilar
a. Edukasi
pengelolaan
DM
b. Terapi gizi medis
c. Latihan jasmani
d. Intervensi
farmakologis
Kesimpulan
Dari hasil laporan kasus, analisis catatan medis dan
daftar tilik kunjungan rumah dapat ditarik kesimpulan
bahwa diagnosis pasien yaitu Diabetes mellitus tipe ii,
neuropati diabetik, hipertensi grade I pada perempuan
lansia dengan tingkat sosial ekonomi rendah serta
tingkat pengetahuan rendah tentang penyakitnya dan
kekhawatiran akan komplikasi penyakitnya dalam rumah
tangga yang tidak berperilaku hidup sehat
Ketidaktahuan dan missed perception terhadap penyakit
berkorelasi dengan prognosis penyakitnya. Semakin
pasien tidak mengetahui tentang penyakitnya serta
missed perception pasien tidak diluruskan maka semakin
buruk prognosisnya.
Dokter keluarga melalui institusi puskesmas dapat
menjadi salah satu sektor yang berperan dalam
menangani kasus DM secara holistik serta diperlukan
Alhamdulillah