Kecerdasan Emosionalpim4
Kecerdasan Emosionalpim4
ISBN : xxx-xxx-xxx-xxx-x
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia
2008
KATA PENGANTAR
Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undangundang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian
menegaskan bahwa dalam rangka usaha mencapai tujuan nasional,
diperlukan Pegawai Negeri Sipil yang berkemampuan melaksanakan
tugas secara profesional. Untuk mewujudkan profesionalisme PNS ini,
mutlak diperlukan peningkatan kompetensi, khususnya kompetensi
kepemimpinan bagi para pejabat dan calon pejabat Struktural Eselon
IV baik di lingkungan pemerintah pusat maupun daerah. Sebagai pejabat
struktural yang berada pada posisi paling depan atau ujung tombak,
pejabat struktural eselon IV memainkan peran yang sangat penting
karena bertanggung jawab dalam mensukseskan pelaksanaan kegiatankegiatan secara langsung, sehingga buah karyanya dapat dirasakan
secara langsung oleh masyarakat.
Untuk mempercepat upaya peningkatan kompetensi tersebut, Lembaga
Administrasi Negara (LAN) telah menetapkan kebijakan desentralisasi
dalam penyelenggaraan Diklat Kepemimpinan Tingkat IV. Dengan
kebijakan ini, jumlah penyelenggaraan Diklat dapat lebih ditingkatkan
sehingga kebutuhan akan pejabat struktural eselon IV yang profesional
dapat terpenuhi. Agar penyelenggaraan dan alumni tersebut
menghasilkan kualitas yang sama, walaupun diselenggarakan dan
diproses oleh Lembaga Diklat yang berbeda, maka LAN menerapkan
kebijakan standarisasi program Diklat Kepemimpinan Tingkat IV. Proses
standarisasi meliputi keseluruhan aspek penyelenggaraan Diklat, mulai
ii
SUNARNO
iii
DAFTAR ISI
Lembar Judul. ....................................................................
Lembar Pengesahan ISBN. ..................................................
Kata Pengantar. ....................................................................
Daftar Isi. ...............................................................................
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam beberapa tahun belakangan ini, istilah EQ telah diterima oleh
umum menjadi kependekan dari Emotional Quotient yang setara
dengan Intelligence Quotient (IQ).
Berdasarkan pada penelitian perilaku yang sangat luas, Dr. Daniel
Goleman telah menunjukkan peranan yang sangat berarti yang
dimainkan emosi dalam kehidupan mental kita; dan bahwa
sebenarnya kita memiliki dua macam pikiran yakni satu yang berfikir
dan lainnya yang merasakan.
Menurut penelitian para ahli psikologi, mereka pada umumnya
sepakat bahwa IQ hanya mendukung sekitar 20 persen faktor-faktor
yang menentukan suatu keberhasilan, sedang- kan 80 persen lainnya
adalah berasal dari faktor lain termasuk kecerdasan emosional yang
menjadi fokus kajian ini.
Studi-studi lain dari berbagai disiplin seperti misalnya PsychoNeurologi maupun Neuro-Psikiatri juga menunjukkan bahwa
seorang eksekutif atau profesional yang secara tehnik unggul dan
memiliki KE/EQ tinggi adalah orang yang mampu mengatasi konflik,
kesenjangan yang perlu diisi, melihat hubungan tersembunyi (subtle)
yang menjanjikan peluang, lebih cekatan dan lebih cepat dibandingkan
dengan orang lain.
Berkenaan dengan penelitian yang baru dan sangat berarti ini jelaslah
bahwa IQ saja belum merupakan faktor yang dapat membuat
seseorang menjadi berhasil, namun paduan KE/ EQ serta AQ/
B. Deskripsi Singkat
Mata pendidikan dan pelatihan ini menjelaskan pengertian dan fungsi
kecerdasan emosional, perbedaan kecerdasan intelegensi,
pengenalan tingkat kecerdasan emosional pribadi, tipe-tipe
kecerdasan emosional, peranan kecerdasan emosional, ciri-ciri/gaya
kecerdasan emosional yang baik, konsensus dan konflik, dampak
kepribadian terhadap tingkat kecerdasan emosional, strategi
kecerdasan emosional, dan pengendaliannya dalam lingkungan tugas
sebagai pimpinan Administrasi.
C. Hasil Belajar
Setelah membaca modul Kecerdasan Emosional ini peserta memiliki
pemahaman tentang strategi kecerdasan emosional dan pengendalian dalam lingkungan tugas dengan sebaik-baiknya untuk menghasilkan kinerja kepemimpian Administrasi Publik yang produktif dan
efektif.
E. Materi Pokok
Materi Pokok yang dibahas dalam modul Kecerdasan Emosional
ini adalah :
1. Pengertian dan fungsi kecerdasan emosional;
2. Perbedaan kecerdasan emosional dengan kecerdasan intelegensi;
3. Tingkat kecerdasan emosional pribadi;
4. Tipe-tipe kecerdasan emosional;
5. Peranan kecerdasan emosional;
6. Ciri-ciri/gaya kecerdasan emosional yang baik ;
7. Strategi kecerdasan emosional dalam aspek konsensus dan
konflik;
8. Strategi kecerdasan emosional dalam lingkup kerja dalam aparatur
pemerintahan;
9. Dampak kepribadian terhadap kecerdasan emosional.
F. Manfaat
Berbekal hasil belajar pada modul Kecerdasan Emosional peserta
diharapkan akan memperoleh pengetahuan, keterampilan serta sikap
baru yang akan dimanfaatkan untuk pembentukan sikap,
pengetahuan serta keterampilan baru ditempat kerja guna
peningkatan kinerja instansinya.
G. Metodologi / Proses
Untuk mencapai hasil belajar maupun indikator hasil belajar seperti
dikemukakan pada bagian C dan D tersebut dimuka maka
disarankan langkah-langkah kegiatan pembelajaran sbb:
1. Ceramah selama + 20-30 menit untuk menghubungkan mata
latihan KE/EQ dengan mata latihan lain khususnya pelatihan
Kepemimpinan dialam Terbuka/pelatihan outbound yang
biasanya diberikan pada minggu pertama sebagai pembekalan
awal bagi peserta.
Dengan demikian, hasil belajar dan indikator hasil belajar
maupun setelah selesainya pembelajaran modul pelatihan ini
pencapaiannya sesuai dengan prinsip-prinsip teori Psikologi
Gestalt terkait dengan berbagai kegiatan mata pelatihan lain
secara terintegrasi. Tugas fasilitator adalah menghubungkan
berbagai kejadian/event belajar tersebut secara sistemik dan
holistik sehingga berbagai kegiatan tersebut memiliki makna
yang mendalam bagi peserta Diklat Pim IV.
2. Pengisian bahan latihan/kuesioner oleh peserta 20-30 menit
dan kemudian diproses.
3. Tanya jawab/pembahasan dalam kelas untuk merefleksikan
kembali bahan-bahan bacaan yang ada dalam modul ini yang
memerlukan klarifikasi dari fasilitator.
4. Penugasan/latihan.
5. Evaluasi dan pembulatan oleh fasilitator.
BAB II
KONSEPSI DASAR
KECERDASAN EMOSIONAL
Konsepsi Dasar
Kita telah membayar sangat mahal tidak hanya dalam
organisasi, tetapi juga dalam kehidupan kita sehari-hari karena
telah memisahkan emosi dari intelek. Hal ini bukan hanya kita
ketahui secara intuisi bahwa itu tidak benar sepenuhnya. Tetapi
ilmu pengetahuan juga membuktikan setiap hari bahwa
kecerdasan emosionallah, bukan IQ atau kecerdasan otak
semata-mata yang merupakan pendukung banyak dari
keputusan yang paling baik, organisasi yang paling dinamis dan
menguntungkan serta kehidupan yang sukses dan memuaskan.
Bagi kita sebagai eksekutif pemerintahan yang menganut
pandangan ilmiah kognitif bahwa pikiran adalah tentang
penyimpanan dan pengolahan informasi menjadi fakta, akan
kesulitan memahami pengertian bahwa kita memiliki pikiran
lain yang merasakan dan lebih kuat dari pada IQ untuk
menjadikan kita efektif atau tidak sebagai seorang pemimpin
10
Selama satu dekade sekarang, beberapa dari pemikir kepemimpinan kita yang paling baik telah menyarankan kita untuk
mengikutsertakan emosi pada diri kita sendiri dan dalam
memahami orang lain.
2.
11
12
a. Amarah
b. Kesedihan
c. Rasa takut
d. Kenikmatan
e. Cinta
f. Terkejut
g. Jengkel
h. Malu
13
KINERJA TINGGI
HIGH PERFORMANCE
14
Lambang kelemahan
Lambang kekuatan
Harus dihindari
Membingungkan
Memperjelas
Hams dipisahkan
Harus dipadukan
Memotivasi kita
Tanda kerentaan
Membangun kepercayaan
Memperlemah sikap-sikap
yang sudah baku
Merumitkan perencanaan
manajemen
Mengurangi otoritas
Mendatangkan pengaruh
tanpa otoritas
Memperlambat pelaksanaan
pekerjaan
15
16
17
18
2.
19
C. Latihan
BAB III
MEMBANGUN KEMBALI DINDING
DALAM DIRI
Identifikasi dan kenali emosi Anda pada setiap kegiatan yang Anda
temui di tempat kerja.
Lakukan pengelompokkan atas emosi yang anda miliki kedalam
golongan emosi yang Anda ketahui.
D. Rangkuman
21
22
3. Climbers
Tipe : pribadi yang selalu ingin mendaki untuk mencapai
puncak, dengan mengerahkan segenap potensi dirinya
yang mampu diaktualisasikan.
Ciri : ingin selalu melakukan perbaikan, terus berkembang
dan memberikan kontribusi, bekerja dengan visi,
pemimpin yang baik, membuat sesuatu terjadi.
Untuk menjadi tipe Climber memerlukan pola kerja berikut:
a. Just Do It (kerjakan sekarang) dengan mentalitas: fokus,
disiplin, tekun, peduli, manfaat, gembira, semangat, kegairahan;
b. Berani keluar dari zona kenyamanan;
c. Meningkatkan ketekunan (tidak mudah putus asa/ optimis);
d. Tidak takut gagal;
e. Tidak takut penilaian.
23
24
25
C. Latihan
Diskusikan dalam kelompok kecil untuk mrmbahas perbedaan tipetipe kelompok dan saling memberi masukan yang membangun untukj
memperkaya pamahaman tentang tipe, peranan dan gaya emosional
masing-masing peserta.
E. Rangkuman
Adversty Qoutient (AQ) merupakan kecerdasan yang dimiliki
seseorang dalam mengatasi kesulitan dan kesanggupan untuk
bertahan hidup.
26
Dari Adversty Qoutient (AQ) seseorang dapat diukur kemampuannya dalam mengatasi setiap persoalan hidup untuk tidak berputus asa.
Kecerdasan emosional pada dasarnya dapat berperan sebagai mesin
giling kecerdasan manusia secara utuh sebagai pemimpin yang harus
dikembangkan sejak dini dalam lingkungan keluarga, sekolah, tempat
kerja secara berkesinambungan.
Gaya emosional yang sesuai ditandai dengan cara berfikir serba
sistem, penggunaan energi secara efektif dan efisien serta
kemampuan dalam memecahkan berbagai masalah.
28
BAB IV
STRATEGI KECERDASAN EMOSIONAL
DALAM ASPEK KONSENSUS DAN KONFLIK
27
29
orang ini (keadaan ini), aku orang yang cemerlang dan kuat,
dan aku harus santai dan tidak membiarkan diriku menjadi
gugup. Dengan memberanikan diri, anda akan mulai merasa
lebih tenang dan tubuh akan merasa mulai santai.
2. Kenali Emosi Anda
Banyak diantara kita yang tidak mengenal bagaiamana emosi
kita sebagai seorang pejabat/karyawan yang bertugas dalam
menjalankan tugas sehari-hari dalam bidang pelayanan
masyarakat. Satu cara kita salah mengelola diri dengan mengenal
emosi adalah dengan tidak mengenali alasan yang mendasari
mengapa merasa seperti itu. Kita biasanya dapat mengenali saat
merasa marah, terluka, atau takut. Emosi ini bermanfaat
memperkuat tanggapan kita terhadap dunia luar namun tidak
perlu harus membantu menghadapinya. Untuk mengetahui
bagaimana memecahkan masalah emosi dalam diri sendiri dalam
memberikan pelayanan pada publik, lebih dahulu memahami
mengapa merasa seperti itu.
3. Mengendalikan Diri
Pengendalian diri adalah hasil perpaduan :
a. Karakter atau watak (diwakili oleh prinsip dan nilai);
b. Paradigma (cara kita memandang/melihat dunia). Paradigma
menurut Prof. DR. Mustopadidjaja AR, SE, MPIA adalah:
Teori dasar atau cara pandang yang fundamental, dilandasi
nilai-nilai tertentu, dan berisikan teori pokok, konsep dan
asumsi metodologi atau cara pendekatan yang dapat
dipergunakan para teoritisi dan praktisi dalam menanggapi
sesuatu permasalahan baik dalam pengembangan ilmu
maupun dalam upaya pemecahan permasalahan bagi
kemajuan hidup dan kehidupan kemanusiaan;
30
31
32
33
34
35
36
tangan orang lain. Dengan mengetahui hal ini kita akan berada
dalam posisi yang lebih baik, sehingga dapat menganalisa jenis
permainan yang dimainkan orang lain dan mengetahui kartu
yang diperlukan untuk melakukan penawaran (call) yang
tepat. Kadang kita mungkin untuk mengetahui seluruh rangkaian
kartu dan kita harus mengandalkan ada intuisi serta ketrampilan
kita untuk mengambil keputusan yang tepat, dan kadang bisa
saja tidak berhasil. Hal penting yang harus diingat adalah bahwa
pengetahuan knowledge merupakan kekuatan, dan kekuatan
hendaknya menjadi peluang untuk melakukan apa yang benar.
Mengelompokan informasi yang anda peroleh/terima. Saat
data mulai membanjir anda perlu kelompokkan kemudian
pisahkan apa yang paling diperlukan dan apa yang menjadi
kurang penting. Misalnya, gunakan kelompok, fakta, fiksi,
penting, tidak penting, perlu dipertimbangkan, dan diperlukan
sebagai dasar. Lalu memilih kelompok prioritas, dan
memutuskan bagaimana mengatasi masalahnya dan
kemungkinan hasilnya. Lanjutkan dalam porsi yang tepat. Ini
akan memberi peluang untuk memikirkan masalahnya dan
mendalami rincian yang tidak penting dalam membentuk
posisi masalah.
Memahami iklim lingkungannya. Begitu informasi
dikelompokan dan disusun, adalah penting sekarang untuk
mengetahui latar belakang yang akan anda gunakan
mengambil keputusan atau melakukan tindakan. Rencana
yang disusun dengan rapi dapat menjadi berantakan kalau
anda lupa mengetahui dengan siapa berhadapan, kerumitan
politik yang anda hadapi, dan atmosfir umum dan suatu situasi
atau kejadian. Memberikan ceramah tentang bahaya merokok
tidak akan produktif kecuali anda menguasai pandangan ini
dan uraiannya juga memperhitungkan hal ini.
37
38
39
40
41
42
1. Kesadaran
43
2. Analisa
Penting mengatakan bahwa aku memiliki masalah emosi dengan
kecemburuan, prasangka, tidak menyukai diri, dan ketidakmampuan berhubungan dengan seseorang dalam tingkatan yang lebih
dalam, atau masalah lainnya yang mempengaruhi diri dari dalam.
Walau demikian, merupakan hal yang berlainan untuk mencoba
dan memilih siapa, apa, bilamana, dan mengapa. Mari gunakan
masalah Siti sebagai contoh berhadapan dengan tahap analisa.
Siti hendaknya mulai memikirkan tentang mengapa ia merasa
seperti ini, siapa atau apa yang memicu tanggapan ini, pembicaraan diri macam apa yang ia gunakan dalam pengembangan
perilakunya, saat ia paling menderita, dan mengapa rasa takut
dan marahnya berkembang sampai harus menanggapi secara
negatif. Ia mungkin ingin mendalami latar belakangnya untuk
menentukan apa yang diketahui tentang dirinya sendiri dan
apakah citra diri yang dihasilkan. Dengan melakukan penggalian
ini ia dapat menemukan sumber perilakunya. Siti menyadari
tindakannya bukanlah asli dirinya karena timbulnya rasa bersalah
yang ia rasakan setelah setiap kejadian. Mungkin membantu untuk
menganalisa masalah pribadi bersama ahli yang terlatih atau
kawan yang dapat memberikan masukan. Dalam banyak hal
adalah penting untuk selalu menggunakan langkah analisa sebagai
cara memberikan kejelasan dan pemahaman, dan tidak dengan
menyalahkan diri sendiri atau orang lain. Adalah penting bersikap
jujur dan positif dalam penerapan, dengan tujuan menjadi yang
lebih baik. Begitu menemukan sumber masalah maka harus
menentukan tantangan dalam diri anda.
3. Kesungguhan Dalam Diri Menghadapi Tantangan
Sikap ambivalen membuat kita ragu dan tidak sungguh-sunguh.
Seringkali kita berpikir bahwa kita hanya memiliki kebiasaan
44
45
46
Strategi ketiga
47
48
49
50
51
a. Paradigma Pribadi.
Ini adalah berkaitan dengan pandangan dalam dan luar diri anda.
Bagaimana melihat diri anda dalam hubungannya dengan orang
lain akan membuat perbedaan dalam cara bagaimana anda
berhubungan dengan orang lain dikantor/ditempat kerja anda.
b. Pengkondisian Pribadi.
Hal ini mencakup pengharapan, visi dan lingkungan. Dengan
bertambahnya pengalaman, kita akan membentuk visi,
pengharapan dan kesukaan kita atas pekerjaan dan bagaimana
kita diperlakukan.
Apabila kita mempunyai harapan bahwa kita seharusnya
menjadi seorang manajer, sedangkan kita ternyata hanya
menjadi staf biasa, visi kita tidak akan sesuai dengan situasi
kita dan karena itu situasi kerja tidak akan memuaskan diri
kita.
Mengetahui apa yang anda inginkan dalam hidup, bagaimana
melihat diri anda dan lingkungan yang sesuai bagi anda,
merupakan pertimbangan yang penting dalam menggapai karier.
3. Kepemimpinan Diri
Ini mencakup luasnya kendali, misi, norma dan perilaku kita.
Apabila kita yakin bahwa kita memiliki keefektifan dan
kemampuan untuk mengelola nasib kita sendiri sampai batas
tertentu, maka kemungkinan besar kita akan dapat menemukan
kebahagiaan dalam posisi yang mungkin tidak ideal bagi kita pada
suatu waktu tertentu.
52
4. Pengelolaan Diri.
Ini melibatkan karakter kita, raksasa yang bersemayam dalam
diri kita dan kesejahteraan kita.
Karakter kita menciptakan berbagai prinsip-prinsip dan nilai-nilai
kita. Kalau karakter kita lemah, kita akan jatuh ke dalam jebakan
melakukan sesuatu yang berlawanan dengan prinsip, yang akan
memakan korban pada kesejahteraan dalam diri kita.
E. Latihan
Diskusikan dalam kelompok kecil membahas langkah dan strategi
mengaplikasikan kecerdasan emosional baik dalam menanggapi
pengelolaan serta pengendalian diri, proses pengendalian diri serta
dampak-dampak dari kepribadian yang dimiliki masing-masing
anggota kelompok.
F. Rangkuman
Penerapan kecerdasan emosional dapat dilakukan melalui strategi
dalam menanggapi sesuatu masalah strategi dalam pengendalian diri.
Selain itu perlu dipahami pula dampak dari kepriadian seseorang
terhadap kecerdasan emosional, baik yang nberupa gaya belajar,
pribadi, aplikasi gaya belajar, kepemimpinan diri dan pengelolaan diri.
54
BAB V
KEPEMIMPINAN DAN DINAMIKA EQ
DI TEMPAT KERJA
53
yang kuat anda masih juga tidak dapat meraihnya untuk menarik
anda keluar. Seolah ada beban berat yang menahan tubuh anda
ke bawah. Beban itu adalah pendapat dalam diri anda yang sangat
luas yang berusaha mendapat perhatian anda, dan berusaha
mengatakan kepada anda apa yang harus dilakukan dan
bagaimana memikirkannya. Penyebab terjadinya beban ini adalah
pandangan dalam diri anda mengartikan seluruh situasi dan orang
luar sebagai faktor yang mempengaruhi anda namun tidak
menolong anda mengatasi masalah. Kita dapat menggunakan
pandangan dalam diri kita untuk memberitahu kita cara
menganalisa suatu keadaan. Namun masalahnya, kita tidak
melatihnya untuk menyaring pengalaman masa lalu yang tidak
menyenangkan, atau untuk menetapkan masalah kita, apa yang
kita butuhkan untuk menjadi efektif, dan arah yang terbaik dalam
menemukan kebahagiaan dan kepuasan.
Pandangan dalam diri kita biasanya bebas mengembara kesemua
arah mengumpulkan dan memilah data-data, walau kita tidak sama
sekali apa yang harus dilakukan dengan informasi yang tersedia
selama terjadinya suatu masalah atau krisis. Ketika kita telah
memutuskan apa yang harus dilakukan biasanya didasarkan pada
data yang tidak lengkap atau tidak rasional yang tidak dapat
memberikan gambaran yang menyeluruh. Kita menggunakan film
lama untuk mendapatkan gambaran baru yang mengakibatkan
pengambilan gambar dua kali dan menghasilkan gambar yang kabur.
Pengalaman yang lalu adalah penting kalau digabungkan dengan
keterbukaan baru. Pandangan dalam diri kita bahkan seringkali ada
dalam keadaan yang tenang dan menyenangkan. Pandangan tersebut
merupakan perpaduan indera kita: mata (apa yang kita lihat), telinga
(apa yang kita dengar), pikiran (apa yang kita pikirkan), mulut
(apa yang kita katakan), dan hidung (apa yang kita cium).
Namun kita biasanya tidak mengelola pekerjaan mereka atau
memberi arah sesuai tugas mereka. Akibatnya mereka tidak dapat
bekerja bersama bagi minat terbaik kita.
55
a. Pikiran: Apa yang kita pikirkan tentang diri kita dapat meningkat
kan atau mengurangi potensi kita. Kedalaman dan kapasitas
pikiran manusia sungguh mengagumkan pada umumnya orang
biasa hanya menggunakan sebagian kecil saja dari kemampuan
mentalnya. Albert Einsein yang jenius ini mengakui bahwa hanya
+ 5 - 10% saja dari kemampuannya yang dapat dipergunakan.
Kita mampu memasukkan rangsangan informasi ke dalam
pikiran kita yang dapat memperluas dan memperkaya dasar
pengetahuannya. Kalau kita mengisinya dengan pemikiran
yang produktif dan positif kita akan memungkinkannya
bergerak ke suatu arah yang mampu mendorong dan memuas
kan tujuan hidup kita.
Pikiran kita dapat mengulang kembali apa pun yang kita
inginkan bilamana dikelola dengan baik, ia akan memilah
melalui yang terbaik dan terburuk untuk memberi kita
perspektif, kalau kita mengajarkannya melakukan hal ini. Ini
membutuhkan latihan memahami esensi, prinsip serta
penerapan disiplin mental, melakukan penelitian,
mengembangkan kreativitas, dan dorongan untuk mencoba
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
c. Persekongkolan
Bacalah salah satu critical incidence dibawah ini:
Beberapa tahun yang lalu, saat suamiku masih bekerja
diperusahaan besar multinasional, kami menghadiri suatu pesta
perusahaan bagi para karyawan dan istri mereka. Aku sangat
terpesona melihat betapa serupanya suasana pengaturannya
dengan pesta dansa anak sekolah lanjutan. Para pria
berkumpul di salah satu pojok dan para wanita berkelompok
di sudut lainnya. Aku mengenali dua orang wanita yang sedang
memperhatikan diriku dan kelihatannya saling mengobrol.
Salah satu dari wanita itu adalah isteri bos. Mereka telah
memutuskan dan beberapa pertemuan sebelumnya bahwa
aku tidak akan dapat memasuki klub tak resmi para istri di
perusahaan ini karena aku tidak memenuhi persyaratan yang
mencakup: menjadi istri yang tumbuh bersama perusahaan,
dan bukannya memiliki karier sendiri, bersikap tidak
mengancam (bagi wanita yang tidak mengetahui harga
dirinya), dan di atas semua mematuhi semua keinginan istri
bos. la biasanya menyampaikan penilaian tentang betapa
terasa terancamnya dirinya oleh anda. Kalau ia merasa tidak
terancam maka anda dapat bergabung. Kalau ia merasa maka
anda harus ke luar. Persyaratan utama lainnya adalah bahwa
anda harus mau mengakui dirinya sebagai pemimpin yang
tidak dapat diganggu gugat. Saat telah menjadi jelas bahwa
aku tidak akan terundang masuk ke dalam klubnya yang elit,
teringat olehku betapa banyak dari kita tampaknya tidak cukup
senang dengan kategori atau kelompok apa pun tempat orang
selalu berusaha menguasai orang lain. Sebagai perorangan
yang unik, kita hendaknya bertahan seperti apa adanya diri
kita dan tidak tunduk pada perkawanan yang bergantung pada
lambang status. Lebih baik kita berusaha membangun
75
hubungan yang nyata dan berharga yang saling memberdayakan, memenuhi, dan mendukung.
Saat pesta terus berjalan, aku dapat merasakan bahwa kedua
wanita itu sedang menjalin persekongkolan/dan dirikulah yang
menjadi sasaran utamanya. Seperti yang aku perkirakan,
pertunjukan baru saja akan dimulai. Para pengikut istri bos
menghampiri suamiku dan menyapanya dengan gerakan dan
ucapan yang dilebih-lebihkan. Ruangan segera menjadi
senyap karena orang dengan asyiknya memperhatikan apa
yang sedang terjadi. Aku berusaha tampak tenang, walau
suhu ruangan, atau diriku sendiri, menjadi semakin menjauhi
normal. Aku berusaha tertawa dan bercanda dengan kawankawan, dan para pengikut istri bos itu menjadi merasa tidak
puas bahwa tindakan mereka tidak mendapatkan tanggapan
seperti yang mereka harapkan dariku. Ia memutuskan
menarik diriku masuk ke dalam aksinya dengan membuatku
menjadi bintang pendamping. Ia memanggil namaku dan
berusaha mengatakan kepadaku tentang betapa tampannya
suamiku, dan betapa beruntungnya diriku berhasil
mendapatkannya sekaligus mengingatkanku bahwa kalau aku
tidak berhati-hati, seseorang akan mencurinya dari sisiku.
Suamiku yang tidak tahu menahu merasa terkejut akan sikap
yang terus terang ini dan kalau seandainya pintu jebakan
sudah terbuka lebar, ia akan segera lenyap tanpa dapat
tertolong lagi. Aku berbalik, tersenyum dan langsung
menghadapinya sambil berkata dengan penuh semangat,
suamiku sungguh luar biasa dan aku yakin apa yang
baru anda katakan layak mendapatkan tepuk tangan.
Semua orang mulai bertepuk tangan dan tertawa. Aku
membuatnya terpojok pada adegannya sendiri dari pada
kebalikannya yang telah ia rencanakan terhadap diriku.
Sementara itu kawannya terus berdiri sambil mengamati
76
77
pada bagian yang tidak jelas salahnya di mana, dan tidak mau
memberikan komentar lebih lanjut. Ia sama sekali tidak mau
memperhatikan laporan yang lebih baru, namun sebaliknya
memilih memusatkan diri pada bagian yang dianggapnya salah
dari laporan terdahulu. Bos seperti ini menggunakan usaha
intimidasi dan kekuasaan untuk mengurangi dan merendahkan
semangat serta potensi pegawainya dengan mengurangi
kepercayaan dirinya. Terlalu sering taktik seperti ini digunakan
terhadap wanita dengan tambahan dimensi seperti pelecehan
seksual yang kini juga dialami oleh kaum pria di tempat kerja.
Hal ini membutuhkan kepercayaan diri, ketegasan, dan
kelihaian politik untuk menghadapi para penyalahguna
kekuasaan ini (orang yang menggunakan posisi dan
kewenangannya dengan sengaja untuk menghancurkan
kepercayaan diri, potensi karier, serta harga diri pada pegawai
yang mereka anggap mengancam dirinya).
Cara menghadapi para bos atau kelompok yang mencoba
menghancurkan semangat dan keseimbangan emosi anda
adalah:
" Hindari memberikan kekuatan anda kepada mereka
dengan meyakinkan mereka bahwa anda tidak efektif
atau mampu.
" Buat catatan khusus tentang setiap diskusi yang anda
lakukan untuk persiapan kalau anda membutuhkannya
pada saat evaluasi.
" Sempurnakan diri dalam pekerjaan anda, dan bangun
jembatan dengan mitra kerja lainnya.
" Buat catatan lengkap tentang segala tindakan dan
pekerjaan anda, sambil menyusun arsip yang terus
disesuaikan.
78
79
80
81
82
83
84
KAIDAH 1
KAIDAH 3
KAIDAH 2
KE/EQ ANDA LEBIH PENTING DARIPADA IQ ANDA
KARENA INILAH YANG MENENTUKAN KEBERHASILAN ANDA DALAM KEHIDUPAN
Keterampilan, kecerdasan dan pengetahuan adalah penting dalam
pasar global berteknologi tinggi dan dikuasai oleh informasi.
Walau demikian, kecerdasan tanpa empati atau kesadaran akan
diri kita sendiri serta orang lainnya membuat diri kita sama saja
dengan komputer, hanya kenyataan tanpa perasaan. Manusia
adalah lebih peka dan membututuhkan lebih banyak keterkaitan
daripada hanya pemrosesan dan pemilihan data. Hal ini
mengharuskan orang lebih menyesuaikan diri dengan kebutuhan
perorangan selain kebutuhan mereka sendiri.
Pelanggan sangat memperhatikan mutu produk namun lebih
berminat pada cara mereka diperlakukan sebagai pelanggan.
Pegawai yang tidak santun, sembrono, masa bodoh dan acuh
tak acuh, tidak peduli seberapa cemerlangnya, tidak akan
menghasilkan penjualan kalau KE/EQ mereka tidak setinggi atau
lebih tinggi daripada IQ mereka.
85
86
87
KAIDAH 6
PENGEMBANGAN KE/EQ ADALAH USAHA SEUMUR HIDUP
Pengembangan KE/EQ mengharuskan latihan yang intensif,
ketabahan, kerja keras, perencanaan, dan kejujuran yang terus
menerus. Para ahli memerlukan waktu berlatih + 5000 jam untuk
menjadi mahir dalam bidang profesionalnya. Menghadapi diri
88
sendiri adalah salah satu dari usaha yang paling berat yang harus
kita lakukan.
Ini bukannya penyembuhan kilat atau penanaman modal jangka
pendek. Kita harus mengabdikan hidup kita untuk mempelajari
cara baru yang lebih baik dalam berperilaku dan berfungsi lebih
efektif. Pengembangan emosi bukan sesuatu yang dapat terjadi
dalam semalam tetapi sebagai bagian dari disiplin Personal
Mastery memerlukan latihan yang terus menerus. Beberapa dari
kita membutuhkan waktu bertahun-tahun + 5000 jam untuk
mengembangkan kebiasaan baru, mengganti yang lama dan
menanamkannya dalam kebiasaan. Bahkan setelah kita
mengembangkan KE/EQ akan ada perubahan terus menerus
saat kita berhubungan dengan orang-orang yang tidak mampu
mengendalian emosinya secara tepat.
Akibatnya mereka akan berlaku sebagai ukuran ujian bagi
kemajuan diri kita. Adalah produktif Untuk menganggap bahwa
bekerja bersama bos yang sulit, atau rekan yang tidak mau
bekerjasama sebagai suatu peluang untuk menerapkan
ketrampilan KE/EQ kita, dan mewujudkan suatu peran model
yang dapat diikuti oleh yang lainnya.
Posisi dalam hidup, status ekonomi, atau bahkan usia tidak
menghambat seseorang menjadi pimpinan.
Banyak para sekretaris, petugas kebersihan, menunjukkan
kemampuan KE/EQ yang tinggi dan pengaruh mereka lebih kuat
daripada orang-orang yang menempati posisi tinggi dalam
masyarakat, namun kurang memiliki mutu dalam diri bagi
keberhasilan pribadi. Begitu anda menapak di atas jalan
pengembangan KE/EQ, maka hal ini akan berlangsung seumur
hidup. Ada kebahagiaan dan keyakinan dalam mengetahui bahwa
anda bekerja demi kebaikan anda sendiri. Banyak tanda-tanda
jalanan disepanjang perjalanan yang dapat anda gunakan sebagai
89
petunjuk yang bermanfaat. Perhatikanlah semuanya dan manfaatkan petunjuk tersebut di saat yang tepat untuk mengembangkan
kreativitas dan imajinasi dalam konteks tugas anda.
90
91
92
2.
Ekspresi Emosi
Berhubungan dengan kemampuan diri untuk mengungkapkan
perasaan kita, agar mudah dipahami oleh orang lain.
3.
4.
Intentionalitas
Berhubungan dengan ketekunan melakukan tugas hingga tuntas,
yang diperlukan untuk mencapai kualitas kerja organisasi.
5.
Kreativitas
Berhubungan dengan kemampuan mengekspresikan
kreativitasnya yang dipakai untuk mendukung tugasnya.
6.
Ketangguhan
Berhubungan dengan kemampuan menerima dan mengatasi
masalah, yang dapat diterapkan dalam mengatasi konflik dalam
organisasi.
7.
8.
93
Ketidakpuasan Konstruktif
BAB VI
PENUTUP
A. Latihan
1. Lakukan identifikasi permasalahan emosional yang terjadi
ditempat kerja masing-masing;
2. Diskusikan dalam kelompok kecil membahas strategi yang dapat
ditempuh untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang
terjadi ditempat kerja tersebut.
3. Cari kiat-kiat untuk dapat mengembangkan dan
mempertahankan keterampilan dalam menerapkan kecerdasan
emosional.
B. Tindak Lanjut
Mengkoordinasikan semua panca indera kita agar bekerja untuk
memproses informasi yang datang dari luar dengan mental model
adalah merupakan suatu tim dalam diri kita yang dapat kita
optimalkan secara luas bisa untuk menghasilkan perubahan atau
peningkatan harga diri, pengendalian diri, keyakinan diri dan
terutama kematangan emosi kita.
94
95
96
K U E S I O N E R*)
No.
1.
2.
3.
4.
5.
*) Untuk keperluan pembelajaran Diklat. Kuesioner disadur dari kuesioner pada buku
Executive EQ: Kecerdasan Emosional dalam Kepemimpinan dan Organisasi.
Karangan Robert Cooper dan Amywan Syawaf.
Widyaiswara dapat menggunakan instrumen lainnya yang relevan dengan pembelajaran.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
Jumlah Skor
Total Skor (Jumlah skor 4 kolom)
Penilaian
3
3
3
3
2
2
2
2
1
1
1
1
0
0
0
0
3
3
3
3
3
3
2
2
2
2
2
2
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
3
3
3
2
2
2
1
1
1
0
0
0
0-2
(OPT)
3-7
(IST)
8 - 15
(REN)
16 - 54
(PW)
97
No.
1.
2.
3.
4.
5
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Keamanan Pekerjaan
Hubungan dengan atasan langsung
Bergesernya prioritas pada pekerjaan
Terlalu banyak pekerjaan.
Kontrol atas beben kerja saya
Kurangnya keluwesan ditempat kerja
untuk menangani situasi darurat
keluarga dan atau pribadi.
Kebijakan pengangkatan dan atau
promosi yang berdasarkan pilih kasih
atau ketidak adilan dipekerjaan.
Pemantauan terus menerus atas kinerja
oleh manajemen.
Pekerjaannya membosankan atau tidak
menarik.
Pengakuan atau penghargaan untuk
pekerjaan saya.
Tekanan dari tenggat waktu yang mendesak pada pekerjaan saya.
Hilangnya komitmen untuk bekerja.
Merasa menjadi orang yang tak berguna
dan tak sanggup menyelesaikan apapun.
Fleksibelitas jam kerja.
Perjalanan yang jauh ketempat kerja.
Jumlah Skor
Total Skor (Jumlah skor 4 kolom)
Penilaian
98
3
3
3
3
3
3
2
2
2
2
2
2
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
3
3
2
2
1
1
0
0
3
3
2
2
1
1
0
0
0-6
(OPT)
7 - 13
(IST)
14-20
(REN)
21-51
(PW)
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Jumlah Skor
Total Skor (Jumlah skor 4 kolom)
Penilaian
3
3
2
2
1
1
0
0
3
3
3
3
3
2
2
2
2
2
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
3
3
2
2
1
1
0
0
3
3
3
3
2
2
2
2
1
1
1
1
0
0
0
0
0-2
(OPT)
3-7
(IST)
8 - 14
(REN)
15 - 42
(PW)
99
BAGIAN II
KETERAMPILAN EMOSI
Skala 4 : Kesadaran ... diri Emosi
No.
No.
B a i k C u k u p Sedikit
Sekali Baik
Tidak
sama
sekali
3
3
2
2
1
1
0
0
3
0
3
0
0
3
2
1
2
1
1
2
1
2
1
2
2
1
0
3
0
3
3
0
Tidak
sama
sekali
1.
2.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
0
3
1
2
2
1
3
0
Jumlah Skor
Jumlah Skor
Total Skor (Jumlah skor 4 kolom)
Penilaian
3.
1.
2.
100
33-29
28-24
23-19
18-0
(OPT)
(IST)
(REN)
(PW)
27-20
19-17
16-13
12-0
(OPT)
(IST)
(REN)
(PW)
101
102
BAGIAN II
KECAKAPAN EQ
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Tidak
sama
sekali
3
3
2
2
1
1
0
0
5.
6.
7.
8.
9.
No.
1.
2.
3.
4.
10.
11.
12.
13.
14.
Jumlah Skor
Total Skor (Jumlah skor 4 kolom)
Penilaian
Skala 7 : Intensionalitas
39-28
27-22
(OPT)
(IST)
21-15
Tidak
sama
sekali
0
0
1
1
2
2
3
3
42-33
32-27
(OPT)
(IST)
14-0
(REN) (PW)
Jumlah Skor
Total Skor (Jumlah skor 4 kolom)
Penilaian
26-21
20-0
(REN) (PW)
103
Skala 8 : Kreativitas
No.
1.
Skala 9 : Ketangguhan
Ini menggambarkan saya dengan :
B a i k C u k u p Sedikit
Sekali Baik
Tidak
sama
sekali
No.
1.
2.
3.
4.
3
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Tidak
sama
sekali
3
3
2
2
1
1
0
0
3
3
3
2
2
2
1
1
1
0
0
0
39-34
33-28
(OPT)
(IST)
Jumlah Skor
Jumlah Skor
104
30-24
(OPT)
23-19
(IST)
18-13 12-0
(REN) (PW)
Penilaian
27-21
20-0
(REN) (PW)
105
No.
1.
Tidak
sama
sekali
5.
8.
106
No.
B a i k C u k u p Sedikit
Sekali Baik
Tidak
sama
sekali
Jumlah Skor
Jumlah Skor
Total Skor (Jumlah skor 4 kolom)
Penilaian
30-28
(OPT)
27-23
(IST)
22-18 17-0
(REN) (PW)
39-34
(OPT)
33-27
(IST)
26-20 19-0
(REN) (PW)
107
BAGIAN III
No.
No.
B a i k C u k u p Sedikit
Sekali Baik
Tidak
sama
sekali
1.
Tidak
sama
sekali
sesuatu.
3.
4.
6.
39-34
(OPT)
33-27
(IST)
7.
8.
untuk belajar.
Jumlah Skor
Total Skor (Jumlah skor 4 kolom)
Penilaian
2.
1.
108
36-33
(OPT)
32-29
(IST)
28-21 20-0
(REN) (PW)
Jumlah Skor
Total Skor (Jumlah skor 4 kolom)
Penilaian
26-20
19-0
(REN) (PW)
109
Skala 14 : I n s t u i s i
No.
1.
Tidak
sama
sekali
0
No.
1.
3.
2.
7.
8.
atau layak.
3
9.
alternatif.
10. Ketika bertemu dengan orang-orang baru,
membuat keputusan.
Jumlah Skor
Jumlah Skor
Penilaian
meramal.
10. Ketika seseorang menyampaikan pandangan
5.
Tidak
sama
sekali
4.
B a i k C u k u p Sedikit
Sekali Baik
saya membiarkannya.
2.
4.
110
36-33
(OPT)
32-29
(IST)
28-21 20-0
(REN) (PW)
Penilaian
30-26
(OPT)
25-21
(IST)
20-16 15-0
(REN) (PW)
111
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
112
Skala 17 : I n t e g r i t a s
Tidak
sama
sekali
No.
3
0
2
1
1
2
0
3
2.
3.
0
0
1
1
2
2
3
3
4.
1.
5.
6.
3
0
3
2
1
2
1
2
1
0
3
0
8.
9.
3
3
2
2
1
1
0
0
7.
Tidak
sama
sekali
0
3
1
2
2
1
3
0
3
0
2
1
1
2
0
3
Jumlah Skor
Total Skor (Jumlah skor 4 kolom)
Penilaian
Jumlah Skor
Total Skor (Jumlah skor 4 kolom)
Penilaian
39-34
(OPT)
33-29
(IST)
28-24 23-0
(REN) (PW)
39-34
(OPT)
33-29
(IST)
28-24 23-0
(REN) (PW)
113
BAGIAN IV
114
PETA HASIL-HASIL EQ
20. Bermain game video/komputer atau men-
No.
1
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12
13.
14
15.
16.
17.
18.
19.
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
cemas.
27. Merasa depresi, kesal atau putus asa.
keputusan.
0
0
0
1
1
1
2
2
2
3
3
3
Jumlah Skor
0
0
0
0
1
1
1
1
2
2
2
2
3
3
3
3
0
0
0
1
1
1
2
2
2
3
3
3
0-8
(OPT)
9-18
(IST)
19-31
(REN)
32-96
(PW)
115
No.
3
3
3
2
2
2
1
1
1
0
0
0
No.
1.
3
3
2
2
1
1
0
0
3.
4.
5.
6.
7.
Jumlah Skor
Total Skor (Jumlah skor 4 kolom)
Penilaian
3
Jumlah Skor
Total Skor (Jumlah skor 4 kolom)
Penilaian
1.
2.
3.
116
32-27
(OPT)
26-22
(IST)
21-17 16-0
(REN) (PW)
21-20
(OPT)
19-17
(IST)
16-14
(REN)
13-0
(PW)
117
118
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
3
3
2
2
1
1
0
0
Jumlah Skor
Total Skor (Jumlah skor 4 kolom)
Penilaian
21-20
(OPT)
19-17
(IST)
16-13
(REN)
12-0
(PW)
OPT
= Optimal
IST
= Istimewa
REN
= Rentan
PW
= Perlu Waspada
119
120
TABELPENILAIAN
OPTIMAL
ISTIMEWA
RENTAN
PERLU WASPADA
TOTAL
PERIS
TEKA
PERIS
KESA
5
6
7
8
9
10
KECAKAPAN
11
12
13
14
15
16
KECERD
AS
AN EMOSION
AL
KECERDAS
ASAN
EMOSIONAL
DAFTAR PUSTAKA
TIWA
DALA
NAN
PEKE
TIWA
DARA
M HID
UP
DALA
M HID
UP
N DIR
I
E K S
P R E
S I
RJAA
EMOS
E M O
S I
KESADA
RAN EM
OSI
THD ORA
NG LAIN
I N T E
N S I
O N A
L I T A
S
K R
E A
T I V
I T A
S
K E T
A N G
G U H
A N
HUBU
NGAN
ANTA
R PRIB
ADI
KETIDA
KPUAS
AN KO
NSTRU
KTIF
B E L
A S
K A S
I H A
N
S U D
U T
I
RADI
P A N
D A N
G
US K
EPE
D A Y
A
RCAY
17
18
19
20
HASIL-HASIL
TIONS
21
HIP Q
UOT
K I N
E R J
A
AAN
P R I
B A D
I
I N
T E
G R
I T A
S
KESEH
ATAN
SECAR
A UM
UM
K U A
L I T
A S
H I D
U P
RELA
IENT
O P T
I M A
L
121
DAFTAR DOKUMEN
122