ZOE Semen Fosfat Semen Pilokarboksilat GIC
ZOE Semen Fosfat Semen Pilokarboksilat GIC
Oleh:
Alif Chandra Aryono
051611101031
Dosen Pembimbing:
drg. Ekiyantini W
BAGIAN KONSERVASI
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS JEMBER
2011
Konservasi Gigi | SEMEN
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...
DAFTAR GAMBAR.
ii
DAFTAR TABEL..
iv
BAB 1. PENDAHULUAN.
1.2 Tujuan2
1.3 Manfaat..
BAB 2. ISI
2.1 Semen.. 3
2.2 Fungsi Semen.
DAFTAR GAMBAR
Hal
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
20
20
20
21
22
22
DAFTAR TABEL
Hal
1.
2.
12
3.
4.
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Beberapa tahun terakhir ini telah banyak penelitian untuk kemajuan ilmu
pengetahuan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi salah satunya
nampak pada bidang kedokteran gigi. Telah diketahui bersama bahwa logam
adalah penghantar panas yang baik dibandingkan dengan non logam. Bahanbahan logam yang digunakan sebagai bahan restorasi gigi antara lain amalgam,
inlay logam dan mahkota logam. Restorasi logam ini dapat menyebabkan pasien
merasa tidak nyaman, hal ini terjadi karena adanya thermal shock
akibat
perubahan suhu panas atau dingin yang berasal dari makanan dan minuman (Craig
dalam Kadariani, 2001)
Temperatur yang ekstrim dapat menyebabkan kerusakan yang permanen pada
pulpa, untuk melindungi pulpa dari kerusakan tersebut maka diperlukan bahan
lining yaitu semen yang bertindak sebagai insulator. Semen ini diletakkan diantara
gigi dan bahan restorasi. Semen merupakan bahan penghantar panas yang lemah
sehingga dapat bertindak sebagai insulator terhadap perubahan suhu. (Craig dalam
Kadariani, 2001)
Saat ini telah banyak dipasarkan berbagai macam bahan semen dalam
perawatan dibidang konservasi seperti semen Seng Okside Eugenol, Seng
Fosphat, Seng Polikarboksilat, Seng Silikat, Seng Silikofosfat dan juga Semen
Ionomer Kaca.
dipersiapkan, tidak mudah larut dalam saliva, tidak toksik, mempunyai kekuatan
yang cukup untuk menerima beban kunyak dalam jangka waktu tertentu, tidak
mudah bocor dan syarat yang cukup penting yang harus dimiliki oleh bahan
tumpatan sementara yaitu sifat anti bakteri (Rochyani, at all, 2007).
1.2.
Tujuan
Untuk menjelaskan tentang semen, klasifikasi semen, komposisi semen, sifat-
1.3.
Manfaat
Pembaca dapat memahami tentang semen, apa komposisi yang terdapat pada
BAB 2. ISI
2.1. Semen
Konservasi Gigi | SEMEN
ionomer,
dan
resin
modified
glass
ionomer
cements.
Dalam
perlu material yang bersifat anti bakteri agar pulpa terlindungi dari bakteri yang
merugikan (Mc Cabe dalam Nugroho, A. 2011)
2. Retensi
Peran utama semen sebagai luting adalah menghasilkan retensi pada
restorasi. Pada semen dengan bahan dasar air seperti semen seng phosphate,
retensinya diatur oleh geometri dari gigi yang telah dipreparasi, kontrol pada
saat insersi, dan kemampuan dalam memberikan mechanical keying pada
permukaan yang tidak rata. Kurangnya retensi merupakan penyebab utama
kegagalan dalam luting. Pada proses adisi, bahan adesif bisa ditambahkan
untuk meningkatkan retensi secara signifikan dan resin adhesive technologies
(Power, J dalam Nugroho, A. 2011).
Sifat Semen sebagai Luting
1.
2.
3.
4.
5.
Marginal seal
Ketebalan (Film thickness)
Mudah digunakan
Radiopacity
Estetik baik
10
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/8018/1/96060003
6.pdf
Kavitas yang dalam yaitu ketebalan yang tersisa kurang dari 1 mm
merupakan indikasi penggunaan basis, karena dentin yang tersisa tidak dapat
bertindak sebagai insulator panas. Kavitas yang sedang ketebalan dentin yang
tersisa kurang dari 2 mm tetapi lebih dari 1 mm memerlukan basis sebagai
insulator terhadap thermal shock. Kavitas yang dangkal yaitu ketebalan yang
tersisa 2 mm atau lebih di antara lantai kavitas dan pulpa, tidak diperlukan bahan
basis karea dentin yang tersisa dapat memberikan insulaor terhadap thermal shock
(Clark J dalam Kadariani. 2001).
Sifat Semen sebagai Basis
Tidak mengiritasi pulpa dan dapat merangsang pembentukan dentin
sekunder
Konservasi Gigi | SEMEN
11
a). Fungsi:
Sebagai bahan perekat restorasi sementara dan permanen
12
b). Klasifikasi :
Tipe1 digunakan untuk semen sementara.
Tipe2 digunakan untuk semen permanen dari restorasi atau alat-alat yang
dibuat di luar mulut.
Tipe3 digunakan untuk restorasi sementara dan basis penahan panas.
Tipe4 digunakan untuk pelapik kavitas
13
c). Komposisi:
Gambar
Manipulasi Seng Oksida Eugenol
Sumber : http://www.doctorspiller.com/Composites/Zinx_Oxide.htm
6.
d). Sifat :
Meminimalkan kebocoran mikro
Memberikan perlindungan terhadap pulpa
Daya antibakteri
PH-nya mendekati 7 yang membuatnya menjadi salah satu semen dental
yang paling mempunyai potensi iritasi terhadap jaringan
Rasio bubuk cairan akan mempengaruhi kecepatan peng erasan
Kekuatannya berkisar 3 55 Mpa
Konservasi Gigi | SEMEN
14
a). Fungsi:
1) Sebagai bahan tambalan sementara
Sebagai tambalan sementara, semen ini didasari oleh Seng okside yang
dicampur dengan cairan asam fosfat 50%. Bila menggunakan Seng phosphate
maka kavitas tidak terlalu besar dan kekuatan pengunyahan yang dipusatkan
pada daerah gigi tersebut tidak boleh terlalu besar. Untuk menjamin
kestabilan dan kekuatan tambalan sementara serta mencegah fraktur dari sisa
cups di sekeliling kavitas yang besar, bahan ini di gunakan bersama dengan
plat tembaga lembut yang dipotong dan dibentuk yan gkemudian disemenkan
di sekliling mahkota dan tambalan sementara dengan menggunakan semen
yang sama (Smith BGN dalam Ricardo, R. 2004)
2) Sebagai Bahan Basis dan Pelapik
Sedangkan sebagai basis, digunakan dalam bentuk dempul dan bentuk
lapisan yang relative tebal untuk menggantikan dentin yang sudah rusak dan
untuk melindungi pulpa dari iritasi kimia dan fisik serta menghasilkan
penyekat terhadap panas dan menahan tekanan yang diberikan selama
penempatan bahan restorative (Kidd EA dalam Ricardo, R. 2004).
3) Sebagai Bahan Perekat Inlay, Jembatan dan Pasak Inti
Sebelum memulai penyemenan, terlebih dahulu dilakukan pembersihan
dan pengeringan daerah kerja, semen fosfat dnegn slow setting dibuat dengan
menmbah bubuk dalam jumlah secukupnya dalam cairan sekitar 1-1,5 menit
pada glass slab yang dingin, semen yang telah dicampur dioleskan pada
Konservasi Gigi | SEMEN
15
c). Sifat :
Insolator panas yang baik
Daya larut relatif rendah di dalam air
Keasamanan semen cukup tinggi
Compressive strength yang tinggi
Iritatif terhadap pulpa
16
17
Keuntungan dari semen ini, selain warnanya, adalah terdapat fluoride dari
glass, (komponen dari bahan matriks karena reaksi kimia yang terlibat dalam
pencampuran bubuk dengan cairan), fluoride cenderung mencegah karies lebih
lanjut di sekitar margin, (kenyataannya, merupakan karakteristik dari semua
formulasi menggunakan Al-Fl-Si glass dan asam kombinasi). Masalah utama
dengan semen silikat sebagai bahan restoratif adalah tampilannya. Partikelpartikel kaca rentan terhadap tekanan, mudah berubah warna dan kasar. Kesulitan
lain adalah kerapuhan dari matriks estetik karena menyebabkan permukaan
krasing dan marjinal chipping sebagai usia restorasi dan menciptakan lebih
banyak tempat potensial untuk noda untuk memperparah (Martin S. 2011).
a). Fungsi:
Restorasi gigi anterior (Rahmawati, D. 2011)
b). Komposisi :
Campuran dari powder Silika (SiO2), Alumina (Al2O3), senyawa fluorida,
beberapa garam kalsium dengan liquid phosphoric acid (Craig dalam Kadariani.
2001).
c). Sifat :
Warnanya sesuai dengan warna gigi dan cocok digunakan untuk restorasi
gigi anterior
Tensil strenght kurang baik
Daya larut semen di dalam air memang rendah, namun mudah larut
terhadap asam yang terdapat dalam plak yang melekat di atasnya
Terikat secara kimiawi dengan struktur gigi karena adanya fluoride
(kekuatan ikatan denngan email akan lebih besar daripada dengan dentin)
2.3.4 Semen Silikofosfat
Semen silikofosfat merupakan salah satu semen yang sanggup melepas ion
(Ion
Leachenable
Glass),
khususnya
fluoride
yang
mampu
mencegah
terbentuknya karies sekunder, hal ini yang membuat semen silikofosfat masih di
pergunakan di kedoteran gigi. Semen ini merupakan hybrid, kombinasi dari bubuk
18
semen zink fosfat dengan semen silikat dan sering disebut dengan semen
silikofosfat (Baum dalam Hermanto, L.FM. 2007).
a). Fungsi :
Bahan perekat untuk restorasi, bahan tambalan sementara dan tambalan
gigi desidui, bahan perekat fixed restoration, bahan band orthodontics.
Bahan pembuatan die (Combe dalam Hermanto, L.FM. 2007).
b). Komposisi:
Bubuk semen silikofosfat adalah kombinasi dari bubuk semen silikat dan
semen zink fosfat, yang dikemas dalam satu bentuk powder dan liquid yang akan
dimanipulasi untuk mendapatkan kekentalan yang tepat (Aldelina, N.L. 2011).
b.1) Komposisi Bubuk
a. Aluminosilicate glass
b. Seng okside
c. Magnesium okside
b.2) Komposisi Cairan
a. Asam fosfat (phosphoric acid)
b. Air
c. Seng dan aluminium salt (Aldelina, N.L. 2011)
Salah satu semen silikofosfat yang paling terkenal terdiri atas 90% bubuk
semen silikat dan 10% bubuk semen seng fosfat. Pada umumnya semen
silikofosfat berisi 12% - 25% flourida. Reaksi penyatuan bubuk dan cairan dapat
di gambarkan sebagai berikut:
Seng Oxide/aluminosilicate glass + phosphoric acid
Seng aluminosilicate phosphate gel
b.3) Manipulasi
PrSeng Oksida Eugenols pemanipulasian semen silikofosfat sama dengan
semen silika dan semen seng fosfat, dimana ada dua metode pemanipulasian
semen
ini yaitu
dengan
metode
pemanipulasian
manual
dan metode
19
a. Pemanipulasian manual
Rasio bubuk dan cairan adalah 2,2 gr : 1 ml.
Tempat pencampuran bubuk dengan cairan menggunakan glass slab yang
tebal dan dingin, juaga menggunakan spatula dari bahan plastik atau cobalt
chromium.
Pengadukan dilakukan dengan teknik memutar (circular) selama 1 menit.
Bubuk di campurkan ke dalam cairan sedikit demi sedikit untuk
mendapatkan konsistensi yang di inginkan dan baik.
b. Pemanipulasian mekanis
1. Dengan menggunakan alat amalgamator.
2. Bahan yang tersedia dalam bentuk kapsul, bubuk dan cairan dalam satu
wadah dan terpisah dengan sekat.
3. Sekat ini dapat hancur denag adanya tekanan dari amalgamator.
4. Waktu pencampuran dapat di sesuaikan dengan keinginan dan juga pada
prSeng Oksida Eugenols pencampuran terjadi panas yang mengakibatkan
waktu kerja berkurang (Obrien dalam Hermanto, L.FM. 2007).
Keuntungan dari sistem ini adalah (Combe dalam Hermanto, L.FM. 2007).:
1. Bahan tidak di pegang sampai selesai pengadonan sehingga kemungkinan
terkontaminasi berkurang.
2. Diperoleh perbandingan yang tepat antara bubuk dengan cairan tanpa perlu
menimbangdan sekaligus menghemat waktu.
3. Hasil pencampuran dapat diperoleh dalam waktu yang lebih cepat,
misalnya 10 sampai 15 detik.
Waktu setting tidak boleh terlalu panjang karena bila waktu yang panjang akan
mengakibatkan pekerjaan terhadap gigi akan lama. Waktu setting yang sesuai
pada suhu mulut bagi semen silikofosfat adalah 5-7 menit pada temperatur 37C.
20
21
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/8018/1/960600036.pdf
http://www.fuzing.com/vli/003015f17253/Dental-Polycarboxylate-Cement
http://dentala2z.co.uk/Poly-Zinc-Plus-Zinc-Polycarboxylate-cement
Semen ini adalah jenis semen baru dan mempunyai perlekatan dengan
komponen kalsium dari struktur gigi. Penambahan bahan seperti stannous fluoride
pada semen ini berefek dilepaskannya ion flour dalam stannous fluoride ke dentin
yang berguna untuk pencegahan karies, namun kekuatannya dapat berkurang
secara mencolok karena saliva (Baum dalam Kadariani. 2001)
a). Fungsi:
b). Komposisi :
Komposisi liquidnya terdiri dari larutan air dari asam poliakrilat dari asam
akrilik dengan asam karboksilat lain yang tidak jenuh, misal asam itakonik dan
powdernya sama seperti zink phosphate dengan tambahan beberapa produk
stannous fluorida. Campuran bubuk dan liquid dengan ratio 1,5:1 atau sesuai
kebutuhan, sampai membentuk adonan yang tidak cair tidak padat, aduk dengan
putaran melawan jarum jam, tempatkan adonan pada tumpatan yang telah diberi
22
semen eugenol sebagai subbasis. waktu pengerasan sekitar 2,5-5 menit, buang
kelebihan tumpatan (Rahmawati, D. 2011).
Gambar
12.
Manipulasi
Semen
Polikarboksilat
Sumber: Phillips dalam Kadariani. 2001
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/8018/1/960600036.pdf
c). Sifat (Phillips dalam Kadariani. 2001):
Daya larut rendah teradap asam namun mudah larut dalam saliva
2.3.6 Semen Ionomer Kaca (SIK)
23
24
Gambar 14. Contoh produk Semen Ionomer Kaca Resin Modified dan Struktur
HEMA
Sumber: Sutrisno, G. 2011. http://staff.ui.ac.id/internal/130536743/material/3Glass-ionomerCement.pdf
http://en.wikipedia.org/wiki/(Hydroxyethyl)methacrylate
25
: Luting Cement
Semen ini berguna untuk merekatkan gigi mahkota atau
jembatan, tumpatan tuang dan alat-alat ortodonti cekat.
Semen perekat ini mencegah kebocoran tepi restorasi dan
lapisan semen harus dibuat setipis-tipisnyaagar tidak
terlarutkan oleh cairan mulut.
2. Tipe II
: Restorative Cement
Guna semen ini sebagai tumpatan estetik sewarna dengan
gigi
3. Tipe III
4. Tipe IV
: Fissure sealants
5. Tipe V
: Orthodontic Cements
6. Tipe VI
: Core build up
7. Tipe VII
: Fluoride releasing
8. Tipe VIII
9. Type IX
: Deciduous teet
26
27
Lapisan smear layer terdiri dari 2 (dua) bagian yaitu lapisan luar yang
mengikuti bentuk dinding kavitas dan lapisan dalam berbentuk plugs yang
terdapat pada ujung tubulus dentin. Sedangkan plugs atau lapisan dalam tetap
dipertahankan untuk menutup tubulus dentin dekat jaringan pulpa yang
mengandung air (Galinggih. 2011).
Bahan dentin conditioner berperan untuk mengangkat smear layer bagian luar
untuk membantu ikatan bahan restorasi adhesif seperti bahan bonding dentin. Hal
ini berperan dalam mencegah penetrasi mikroorganisme atau bahan-bahan
kedokteran gigi yang dapat mengiritasi jaringan pulpa sehingga dapat
menghalangai daya adhesi (Galinggih. 2011).
Permukaan gigi dipersiapkan dengan mengoleskan asam poliakrilik 10%.
Waktu standart yang diperlukan untuk satu kali aplikasi adalah 20 detik, tetapi
menurut pengalaman untuk mendapatkan perlekatan yang baik pengulasan dentin
conditioner pada dinding kavitas dapat dilakukan selama 10-30 detik. Kemudian
pembilasan dilakukan selama 30 detik pembilasan merupakan hal penting untuk
mendapatkan hasil yang diinginkan, setelah itu kavitas dikeringkan (Galinggih.
2011).
28
b). komposisi
Semen ini adalah sisitem bubuk cairan, yang berbentuk karena reaksi
antara kaca alumino-silikat dengan asam poliakrilat yang sering disebut alumino
silikat poyacrilic acid (ASPA). (Williams dalam Lubis, F.L. 2004).
b.1). Komposisi Bubuk
Bubuk Semen Ionomer Kaca adalah kaca alumina-silikat. Walaupun
memiliki karakteristik yang sama dengan silikat tetapi perbandinagn aluminasilikat lebih tinggi pada semen silikat (Manappallil dalam Lubis, F.L. 2004).
29
30
31
2. Gelation/ hardening
Ion-ion kalsium, stronsium, dan alumunium terikat pada polianion pada grup
polikarboksilat.
* 4-10 menit setelah pencampuran terjadi pembentukan rantai kalsium
(fragile & highly soluble in water).
* 24 jam setelah pencampuran, maka alumunium akan terikat pada matriks
semen dan membetuk rantai alumnium (strong & insoluble).
Sumber: http://galinggih.wordpress.com/2010/04/03/semen-ionomer-kaca/
3.
Hydration of salts
Terjadi prSeng Oksida Eugenols hidrasi yang progresive dari garam matriks
32
Retensi semen terhadap email dan dentin pada jaringan gigi berupa ikatan
fisiko-kimia tanpa menggunakan teknik etsa asam. Ikatan kimianya berupa ikatan
ion kalsium yang berasal dari jaringan gigi dengan gugus COOH (karboksil)
multipel dari Semen Ionomer Kaca (Galinggih. 2011).
Adhesi adalah daya tarik menarik antara molekul yang tidak sejenis pada
dua permukaan yang berkontak. Semen Ionomer Kaca adalah polimer yang
mempunyai gugus karboksil (COOH) multipel sehingga membentuk ikatan
hidrogen yang kuat. Dalam hal ini memungkinkan pasta semen untuk membasahi,
adaptasi, dan melekat pada permukaan email. Ikatan antara Semen Ionomer Kaca
dengan email dua kali lebih besar daripada ikatannya dengan dentin karena email
berisi unsur anorganik lebih banyak dan lebih homogen dari segi morfologis
(Galinggih. 2011).
33
Secara fisik, ikatan bahan ini dengan jaringan gigi dapat ditambah dengan
membersihkan kavitas dari pelikel dan debris. Dengan keadaan kavitas yang
bersih dan halus dapat menambah ikatan Semen Ionomer Kaca. Air memegang
peranan penting selama proses pengerasan dan apabila terjadi penyerapan air
maka akan mengubah sifat fisik SIK. Saliva merupakan cairan di dalam rongga
mulut yang dapat mengkontaminasi SIK selama proses pengerasan dimana dalam
periode 24 jam ini SIK sensitif terhadap cairan saliva sehingga perlu dilakukan
perlindungan agar tidak terkontaminasi (Galinggih. 2011).
Kontaminasi dengan saliva akan menyebabkan SIK mengalami pelarutan
dan daya adhesinya terhadap gigi akan menurun. SIK juga rentan terhadap
kehilangan air beberapa waktu setelah penumpatan. Jika tidak dilindungi dan
terekspos oleh udara, maka permukaannya akan retak akibat desikasi. Baik
desikasi maupun kontaminasi air dapat merubah struktur SIK selama beberapa
minggu setelah penumpatan. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal maka
selama Proses pengerasan SIK perlu dilakukan perlindungan agar tidak terjadi
kontaminasi dengan saliva dan udara, yaitu dengan cara mengunakan bahan
isolasi yang efektif dan kedap air. Bahan pelindung yang biasa digunakan adalah
varnis yang terbuat dari isopropil asetat, aseton, kopolimer dari vinil klorida, dan
vinil asetat yang akan larut dengan mudah dalam beberapa jam atau pada proses
pengunyahan (Galinggih. 2011).
d). Sifat Semen Ionomer Kaca
Sifat Semen Ionomer Kaca adhesive yang mengikat enamel dan dentin.
Ikatan ini terjadi karean interaksi antara ion-ion golongan karboksil dan semen
dan ion-ion kalsium dari gigi, iakatan ke enamel lebih besar daripda iktannya ke
dentin. Pengikatan ini baik sebagai bahan penutupan kavitas (Wilson dalam Lubis,
F.L. 2004).
Hal ini diungkapkan oleh Mal Donado pada tahun 1978, Perbandingan
bubuk terhadap asamnya merupakan faktor penting untuk memperoleh campuran
semen dengan sifat-sifat fisik yang dinginkan. Beberapa sifat dari Semen Ionomer
Kaca yang akan diuraikan sebagai berikut (Wilson dalam Lubis, F.L. 2004):
Konservasi Gigi | SEMEN
34
c. Hardness
d. Frakture toughness
fluoride
di
dalam
rongga
mulut
mempunyai
pengaruh
yang
menguntungkan apabila gigi terus menerus terkena larutan rendah melalui air
minum, pasta gigi atau cairan untuk kumur-kumur. Ion fluroda dalam
Konservasi Gigi | SEMEN
35
konsentrasi rendah akan membuat ikatan hidroksiapatit. Pada reaksi ini terjadi
pertukaran langsung antara ion OH- dan ion F-. Jumlah fluorapatit yang
ternemtuk tidak banyak karena reaksi ini tergantung pada pH dan pH 4 reaksi
ini akan berlangsung kira-kira 100 kali lebih cepat dibandingkan pada pH 7.
Hal ini bukan disebabkkan pertukaran ion yang lebih cepat tetapi karena pada
pH rendah akan terbentuk hasil antara, yaitu akatan kalsuim fosfat [Ca 3(PO4)2]
yang disebut dengan brushit, suatu senyawa paling stabil pada lingkungan
dengan pH rendah.
Ca HPO4 2H2O : Ca10 (PO4)6 (OH)2 + 8H+ 6CaHPO4 2H2O + 4Ca2+
(Hidrosiapatit)
(Brushit)
36
Neuman (195, cit. Murrey et al. 1982) mengajukan tiga tahap mekanisme
untuk masuknya ion ke dalam rongga Kristal apatit. Tahap-tahap tersebut
adalah:
1. Ion-ion fluoride bertukar dengan salah satu ion-ion atau molekul
terpolarisasi yang ada dalam selubung hidrasi yang terikat longgar
2. Pertukaran ion-ion fluoride dalam lapisan hidrasi dengan satu kelopok ion
pada permukaan kristal apatit. Ion yang bertukar terjadi diantara ion
fluoride dan kelompok hidroksil dan karbonat dan juga dengan ion flurida
yang selalu ada dalam kristal
3. Ion-ion yang ada dipermukaan kristal pindah secara perlahan-lahan
keruang kosong dibagian dalam kristal selama rekristalisasi
Gambar 26. Proses pertukaran ion fluor dalam GIC pada srtuktur apatit
Sumber: Murray, 1976 dalam Simanjuntak, 2000
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/8110/1/940600025.pdf
37
38
dengan
hidroksifluoroapatit
mineral
pada
gigi
yang
permukaan
menjadi
enamel
fluoroapatit
yang
dan
mengalami
39
BAB 3. PENUTUP
Konservasi Gigi | SEMEN
40
3.1 Kesimpulan
Berbagai macam bahan semen yang digunakan dalam perawatan dibidang
konservasi seperti semen Seng Okside Eugenol, Seng Phosphate, Seng
Polikarboksilat, Seng Silikat, Semen Silikofosfat dan juga Semen Ionomer Kaca.
Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Syarat dari bahan
harus dipertimbangkan yaitu mudah dipersiapkan, tidak mudah larut dalam saliva,
tidak toksik, mempunyai kekuatan yang cukup untuk menerima beban kunyah
dalam jangka waktu tertentu, tidak mudah bocor, melindungi pulpa dan syarat
yang cukup penting yang harus dimiliki yaitu sifat anti bakteri dan mampu
memperbaiki struktur gigi yang rusak.
Zinc Oxide
Eugenol
Zinc Phosphate
Eugeno
l
Zinc
Polycarboxsilat
Zink Okside
Polyacrili
c Acid
Phospori
c Acid
Glass Alumino
Silikat
mengandung
fluor
Silicate Cement
Glass Ionomer
Cement
Gambar 30. Bagan pembagian semen dalam kedokteran gigi
DAFTAR BACAAN
Konservasi Gigi | SEMEN
41
42
43