Anda di halaman 1dari 30

STREPTOCOCCUS

ASISTENSI MIKROBIOLOGI
FK UNS 2011

Streptococcus
Streptococcus merupakan bakteri patogen dan
komensal di membran mukosa saluran
pernapasan atas dan pada beberapa spesies
terdapat di usus

STREPTOCOCCUS
Morfologi :
- kokus berantai
- tidak berflagela -> Non motil
- Memiliki pili
- tidak berspora
- Berkapsul (beberapa)
- Gram positif (+)
- fakultatif an-aerob
- katalase negatif (-)
Kultur : - t opt : 37C (35-43)
- pH opt : 7,4

Koloni :
bulat kecil
Opalescen
cembung, tepi rata
Mukoid
Keabu-abuan

Resistensi :
Mati pada suhu 60C, selama : 30-60
Pada sputum, pus dapat hidup beberapa minggu

Pembagian Genus
Genus Streptococcus terbagi menjadi 6 grup, yaitu :
1. pyogenic : hampir seluruh spesies dikenal sebagai
patogen pada manusia dan hewan.
2. mitis : bakteri komensal di rongga mulut dan pharynx
manusia, kecuali Streptococcus pneumonia yang
merupakan patogen.
3. aginous dan salivarius : mikroflora komensal di
rongga mulut dan pharynx.
4. bovis : terdapat di colon.
5. mutan : koloni terdapat di permukaan gigi manusia
dan beberapa hewan; beberapa spesies mempengaruhi
pembentukan caries dentis.

Penggolongan Streptococcus
Phylogenetic
group

Species

Lancefield
group

Type of
hemolysis

Pyogenic group

Str. pyogenes

Str. agalactiae

Str. equisimilis

Str. pneumonia

Str. mitis

Str. oralis

Not identified

Str. sanguinis

Str. anginosus

G, F, (and A)

or

Mitis group

Anginosus
group

Str. intermedius

Salivarius group Str. salivarius

None

Bovis group

Str. bovis

or none

Mutans group

Str. mutans

Not designated

None

Klasifikasi
Lancefield classification
Reaksi hemolitik

Lancefield Grouping
Ditemui oleh Rebecca Lancefield
Membedakan polisakarida dinding sel pada
spesies Streptococcus pyogenes.

Reaksi Hemolitik

1. -Hemolisis
-hemolisis didefinisikan sebagai reaksi lisis
eritrosit sempurna
Tedapat zona jernih dan transparan di sekitar
koloni pada medium agar darah
Salah satu contoh adalah Streptococcus
pyogenes
Disebut juga golongan hemolitikus

2. -hemolisis
Adalah reaksi oksidasi hemoglobin eritrosit
menjadi methemoglobin (warnanya hijau) pada
media agar darah karena adanya hidrogen
peroksida. (Hemolisis sebagian)
Terlihat di sekitar koloni perubahan warna media
menjadi hijau atau coklat
Contoh : streptococcus viridans, Streptococcus
mutans, Str. mitis, dan Str. Salivarius
Disebut golongan viridan

3. -hemolisis
Menunjukkan tidak adanya reaksi hemolisis di
sekitar koloni.
Streptococcus -hemolis atau Enterococcus
faecalis biasanya tidak menghemolisis eritrosit
setelah inkubasi selama 24 jam, tetapi
terkadang akan menunjukkan -hemolisis
yang lemah.
Disebut golongan anhemolitikus

hemolitik (anhemolitik)
hemolitik

hemolitik

hemolitik

Streptococcus pyogenes
Paling sering ditemukan
Route of entry : Upper respiratory tract, kulit.
Penularan : Droplet atau kontak langsung dengan luka yang
terinfeksi.
Menyebabkan penyakit Non-invasif dan Invasif
Non-Invasif : Pharyngitis, Impetigo (superficial, localized),
Scarlet fever (Scarlatina)
Invasif (biasanya disertai bacteriemia) : necrotizing fasciitis,
Streptococcal toxic shock syndrome, Puerperal fever.
Komplikasi : demam rematik post infeksi streptococcus,
glomerulonephritis akut

Faktor Virulensi
1. Adhesin

2.

3.

4.

5.

6.

interaksi dengan fibronectin untuk menempel pada sel epitel pharynx dan kulit. Pada
permukaan sel bakteri terdapat protein F yang nantinya berinteraksi dengan fibronectin sel host.
M protein
terdapat dipermukaan sel bakteri. Fungsinya untuk menghindari fagositosis oleh PMN.
Menghindari fagositosis dengan cara berikatan dengan protein plasma sel host ( fibrinogen,
plasminogen, albumin, IgG, IgA, proteinase inhibitor 2 macroglobulin)
Kapsul.
beberapa Str. Pyogenes memiliki kapsul dari asam hyaluronat. Koloni pada kuman yang
memiliki kapsul biasanya mucoid pada agar darah. Biasanya mengakibatkan infeksi berat.
Fungsin : antifagositosis.
Streptokinase (fibrinolysin)
spreading factor. Mengaktifkan plasminogen menjadi plasmin. Pada infeksi jaringan lunak yang
disebabkan oleh Str. Pyogenes lebih difus dan seringnya menyebar dengan cepat, lalu menjadi
abses terlokalisasi(seperti infeksi tipe staphylococcus)
Streptodornase (streptococcal deoxyribonuclease)
DNAase. Enzim hydrolyse nucleic acids berfungsi sebagai spreading factor dengan mencairkan
eksudat yang viskositasnya tinggi.
Hyaluronidase
untuk mendegradasi asam hyaluronat (bahan dasar jar.ikat). Spreading factor pada lapisan
fascia. Pada infeksi kulit, terjadi kenaikan enzim ini.

Faktor Virulensi cont...


7.

Eksotoksin pyrogenik
Punya kemampuan untuk menyebabkan demam (pirogen). Terdiri dari SPE-A
(menyebabkan kematian), SPE-B (myocardial necrosis dan kematian) > adalah
enzim cystein proteinase yang dapat memecah protein host.
--- Streptococcal toxic shock syndrom
8.
Toksin eritrogenik.
Adalah SPE-A dan SPE-C. menyebabkan kemerahan (rash) pada pasien dengan
scarlatipelepasan masif sitokin pro-inflamasi (mis. IL-1, IL-2, TNF-, interferon
).
9. Diphosphoperydine nucleotidase
--- membunuh leukosit
10. Hemolisin (streptolysin)
Terdiri dari 2 bentuk : streptolisin O (labil oksigen) dan S (serum soluble),
keduanya berfungsi untuk melisiskan eritrosit, leukosit PMN, dan platelet dengan
membuat pori2 (lubang)pada sel-sel tersebut.
- Streptolysin O : biasa pada bakteri patogen. Dapat menghemolise. Toxic untuk
jantung. bertanggung jawab pada demam reumatik post-infeksi streptococcal(berat).
- Streptolysin S : untuk menghasilkan hemolisis pada agar darah. Menginduksi na.
Toxin ini mengaktivasi sel T helper sehingga terjadi pelepasan isi lisosom dan
menyebabkan kematian sel setelah ditelan oleh fagosit.

Streptococcus agalactiae

Lancfield grup B
Habitat primer di colon
10-40% di vagina
Paling banyak di dapatkan di darah (Bacteremia)
Faktor virulensi : Haemolysin, capsule polysaccaride, C5a
peptidase, hyaluronidase, adhesin
Klinis : infeksi pada neonatus (Meningitis, pneumonia,
septic atrhritis, osteomyelitis, conjunctivitis, sinusitis, otitis
media, endocarditis, peritonitis). Infeksi pada dewasa
(amniotic infection, sepsis, pneumonia, infeksi jar. Lunak,

Streptococcus pneumonia

Biasa disebut Pneumococcuc


Bentuk : diplococcus
Flora oropharynx (5-70% populasi)
Banyak diisolasi pada anak saat musim dingin
Faktor virulensi : kapsul, IgA1, Pneumolysin
(hambat : kemotaksis neutrofil, fagositosis,
proliferasi limfosit, sintesis Ig), autolysin.
Klinis : Pneumonia, otitis media, sinusitis,
meningitis

Komensal
Streptococcus viridans
Flora mulut dan pharynx
Menghambat kolonisasi bakteri lain (dengan bacteriocin dan
H202) > dapat mencegah kolonisasi Str. pyogenes.

Mitis group
Kolonisasi di permukaan gigi
Dapat masuk ke sirkulasi saat dental procedure
Dapat menyebabkan subacute endocarditis (pada pasien
demam rematik post infeksi streptococcus)
Dapat menyebabkan septicaemia fatal pada pasien
immunocompromised.

Komensal cont...
Mutans group
Kolonisasi di enamel gigi dan tidak akan muncul sampai ada lubang di
gigi
Membentuk dental plaque dari gula yang dikonsumsi host dan caries
(pembentukan asam laktat pada pH 5)

Anginosus group
Pada gigi dan gusi
Diisolasi dari abses dan infeksi oportunistik

Bovis group
Di usus manusia
Dapat menyebabkan bacteraemia dan subacute endocarditis
Dihubungkan dengan Ca Colon.

Uji diagnostik laboratorium

Spesimen (Swab tenggorok, pus, darah, LCS, sputum, urin, aspirasi trakea,
feses)
Apusan (Smear) : dilihat panjang rantai, ukuran dan bentuk.
Kultur : Agar darah atau agar coklat
Pengecatan Gram
Uji optochin : untuk membedakan streptococcus hemolitik. Pertumbuhan
Pneumococcus dihambat oleh optochin, streptococcus hemolitik lain
tidak dihambat
Tes katalase -> negatif

Pemeriksaan cont...

Uji serologis : untuk Str. pyogenes digunakan bacitracin sensitivity test.


Antigen detection test :
pakai kit untuk mencari antibodi spesifik Str. Pyogenes dengan spesimen swab
tenggorok tanpa melakukan kultur terlebih dulu. Akan mendeteksi antigen grup
A.
Latex agglutination
ELISA
Antibodi detection test : ASO test (antistreptolisin O), streptococcal hyaluronidase,
DNAase B
ASO test berhubungan dengan risiko komplikasi demam rematik, muncul 3-4
minggu setelah paparan. ASO tidak cocok untuk deteksi pada pasien
Pyoderma-associated acute glomerulonephritis karena adanya lipid di kulit
akan me non aktifkan streptolisin O lebih baik digunakan DNAase B untuk
pemeriksaan.

Treatment
Str. pyogenes
Penicillin -> kalau ada hipersensitivitas ->
eritromycin
Necrotizing fasciitis -> pembedahan.
Clindamycin lebih disukai

Pneumococcus dan viridan


Biasanya resisten terhadap penicillin ->
periksa level resistensi insulin -> ringansedang -> beri dosis tinggi penicillin -> tidak
bisa/ ada hipersensitivitas -> eritromycin.

Sumber

Slide kuliah dr. Marwoto. 2012.


Slide asistensi streptococcus. 2012.
Microbe library
http://www.microbelibrary.org/component/re
source/laboratory-test/2885-blood-agar-pla
tes-and-hemolysis-protocols
Brooks GF, Carroll KC, Butal JS, Morse SA.
2007. Jawetz, Melnick, & Adelberg Medical
Microbiology 24ed. McGrawHill : USA.
Greenwood D, Slack R, Peutherer J, Barer M.
2007. Medical Microbiology 17ed. Elsivier.

Anda mungkin juga menyukai