STATUS PASIEN
I Identitas Pasien
Alloanamnesis dengan ibu kandung pasien pada tanggal 6 Agustus
2015 pukul 12.30 WIB di Poli Anak Puskemas Talang Bakung Kota Jambi.
a
b
c
d
e
f
g
h
i
j
k
l
II
Nama
Umur
Jenis Kelamin
BB
PB
Alamat
Nama Ayah
Umur
Pekerjaan
Nama Ibu
Umur
Pekerjaan
: An. T
: 14 tahun
: Perempuan
: 23 Kg
: 78 cm
: RT 27 Lr. Kenanga II
: Tn. W
: 34 tahun
: PNS
: Ny. T
: 33 tahun
: IRT
D
Gambar 1. Ruang tamu (a),
Dapur (b),
III
IV
Keluhan Utama :
Timbul bentol bentol merah sejak 1 hari yang lalu.
disangkal.
Penderita dan keluarganya mengatakan bahwa ada anggota keluarga
yang menderita keluhan seperti ini, yaitu kakaknya.
VI
Pemeriksaan Fisik
:
Keadaan Umum
1 Keadaan sakit
2 Kesadaran
3 Suhu
4 Nadi
5 Pernafasan
- Frekuensi
- Irama
- Tipe
6 Kulit
Pemeriksaan Organ
1 Kepala
Bentuk
Simetri
2
Mata
Exopthalmus/enophtal
: (-)
Hidung
Kelopak
: tampak udem dan eritema
Conjungtiva
: anemis (-/-)
Sklera
: ikterik (-/-)
Kornea
: normal
Pupil
:bulat isokor,reflex cahaya +/+
Gerakan bola mata : baik
: tak ada kelainan, bentuk simetris, hiperemis (-)
3
4
5
6
Telinga
Mulut
Leher
Thorax
Pulmo
Pemeriksaan
Inspeksi
Kanan
Kiri
Tampak eritema di bagian dada tengah, bentol
(-), sikatrik (-), jejas (-), ekskoriasi (-), macula
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
VI kanan
Vesikuler (+) Normal, Vesikuler (+) normal.
Wheezing (-), rhonki Wheezing (-), rhonki
(-)
(-)
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
8
Abdomen
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Ekstremitas
Edema (-), akral hangat
10 Pemeriksaan dermatologis
Pada regio wajah terdapat eritema, ukuran plakat, bentuk tidak
teratur, penyebaran sirkumskrip, ukurannya sulit dinilai karena
menyebar keseluruh permukaan wajah. Regio dada tengah : terdapat
eritema, ukuran plakat, bentuk tidak teratur, penyebaran difus dan
soliter, ukurannya 5x10cm.
VII
A
B
Gambar 2. Regio wajah (a), regio dada tengah (b)
Laboratorium dan Usulan Pemeriksaan
- Pemeriksaan darah lengkap
- Pemeriksaan kadar Ig E serum
- Uji tusuk kulit (Skin Prick Test)
- Demografisme urtikaria / fenomena darier
VIII
Diagnosis Kerja
Urtikaria akut
IX
Diagnosis Banding
1. Urtikaria akut
2. Angioedema
3. Dermatitis Atopik
4. Dermatitis Kontak Alergi
5. Insect bite
XManajemen
a Promotif :
- Menghindari faktor-faktor yang memperberat seperti, cuaca dingin,
-
pengobatannya
Menjelaskan kepada pasien jika terdapat anggota keluarga lain
mengalami keluhan yang sama untuk segera berobat
Preventif :
5
Kuratif :
Non Farmakoterapi
1. Menjelaskan kepada ibu pasien mengenai perjalanan penyakit
urtikaria yang tidak mengancam nyawa, namun belum ditemukan
terapi yang adekuat, dan fakta jika penyebab urtikaria terkadang tidak
dapat ditemukan.
2. Menjelaskan pada pasien untuk menghindari faktor pencetus, yaitu
cuaca dingin.
3. Menggunakan sabun yang tidak mengandung antiseptik dan tidak
iritatif.
4. Untuk mengurangi rasa gatal dan mencegah penggarukan, sebaiknya
kulit dikompres air hangat.
5. Menjelaskan untuk melakukan kontrol ulang setelah 1 minggu
pengobatan.
Farmakoterapi
Terapi Tradisional
1
2-3 jari batang brotowali dan 6 gelas, didihkan selama jam dapat
setiap pagi
Bagian yang gatal dibersihkan lalu olesi minyak yang keluar dari
jambu monyet yang dibakar.
d
-
Rehabilitatif
Meningkatkan daya tahan tubuh.
Mengatur pola makan yang gizi seimbang
6
Pro :
Umur
Alamat :
Resep tidak boleh ditukar tanpa
sepengetahuan dokter
Pro :
Umur
Alamat :
Resep tidak boleh ditukar tanpa
sepengetahuan dokter
R/
R/
Pro :
Pro :
Umur
Umur
Alamat :
Resep tidak boleh ditukar tanpa
Alamat :
Resep tidak boleh ditukar tanpa
sepengetahuan dokter
sepengetahuan dokter
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Urtikaria merupakan suatu reaksi vaskular di kulit akibat bermacammacam sebab, biasanya ditandai dengan edema setempat yang cepat timbul dan
menghilang perlahan-lahan, berwarna pucat dan kemerahan, meninggi di
permukaan kulit, dan sekitarnya dapat dikelilingi halo.1
Angioedema adalah urtikaria yang mengenai lapisan kulit yang lebih
dalam daripada dermis, dapat di submukosa, subkutis, ataupun saluran nafas,
saluran cerna, dan organ kardiovaskular.1
Urtikaria dan angioedema merupakan edema nonpitting yang dapat terjadi
secara tersendiri atau bersamaan. Episode urtikaria/ angioedema yang berlangsung
kurang dari 6 minggu disebut urtikaria/ angioedema akut. Di lain pihak, bila
proses tersebut cenderung menetap lebih dari 6 minggu disebut kronik.4
2.2 EPIDEMIOLOGI1,2
Urtikaria dan angioedema sering dijumpai pada semua umur, orang dewasa
lebih banyak mengalami urtikaria dibandingkan dengan usia muda. Ditemukan
40% bentuk urtikaria saja, 49% urtikaria bersama-sama dengan angioedema dan
11% angioedema saja. Lama serangan berlangsung bervariasi, ada yang lebih dari
satu tahun bahkan lebih dari 20 tahun.
Penderita atopi lebih mudah mengalami urtikaria dibandingkan dengan
orang normal. Tidak ada perbedaan frekuensi jenis kelamin, baik laki-laki maupun
perempuan. Umur, ras, aktivitas, letak geografis dan perubahan musim dapat
mempengaruhi hipersensitivitas yang diperankan oleh IgE. Penisilin tercatat
sebagai obat yang lebih sering menimbulkan urtikaria.
Namun
diduga
penyebab
urtikaria
bermacam-macam,
10
5. Inhalan
Inhalan yang berupa serbuk sari bunga (pollen), spora jamur, debu bulu
binatang, dan aerosol umumnya lebih mudah menimbulkan urtikaria
alergik (tipe I). Reaksi ini sering dijumpai pada penderita atopi dan disertai
gangguan pernapasan.
6. Kontaktan
Kontaktan yang sering menimbulkan urtikaria ialah kutu binatang, serbuk
tekstil, air liur binatang, tumbuh-tumbuhan, buah-buahan bahan kimia
misalnya insect repellent (pembasmi serangga), dan bahan kosmetik.
Keadaan ini disebabkan bahan tersebut menembus kulit dan menimbulkan
urtikaria.
7. Trauma fisik
Trauma fisik dapat siakibatkan oleh faktor dingin., yakni berenang atau
memegang benda dingin. Faktor panas misalnya sinar matahari, sinar UV,
radiasi atau panas akibat pembakaran. Faktor tekanan yaitu goresan,
pakaian ketat, ikat pinggang, semprotan air, vibrasi dan tekanan berulangulang, contohnya pijatan, keringat, pekerjaan berat, demam dan emosi
menyebabkan
urtikaria
fisik,
baik
secara
imunologik
ataupun
11
Infestasi cacing pita, cacing tambang, cacing gelang juga schistosoma atau
echinococcus dapat menyebabkan urtikaria.
9. Psikis/ stress emosional
Tekanan jiwa dapat memacu sel mast atau langsung menyebabkan
peningkatan permeabilitas dan vasodilatasi kapiler. Ternyata hampir 11,5%
penderita
urtikaria
menunjukan
gangguan
psikis.
Penyelidikan
12
dehidroepiandosteron
(DHEA)-S
yang
berperan
terhadap
ketidakseimbangan hormone.
2.4 KLASIFIKASI1
Terdapat bermacam-macam paham penggolongan urtikaria, berdasarkan
lamanya serangan berlangsung dibedakan urtikaria akut dan kronik. Disebut akut
apabila serangan berlangsung kurang dari 6 minggu, atau berlangsung selama 4
minggu tapi berlangsung setiap hari. Bila melebihi waktu tersebut digolongkan
sebagai urtikaria kronik. Urtikaria akut sering terjadi pada usia muda, umumnya
laki-laki lebih sering daripada perempuan. Urtikaria kronik lebih sering pada
wanita usia pertengahan. Penyebab urtikaria akut lebih mudah diketahui,
sedangkan urtikaria kronik lebih sulit ditemukan. Ada kecenderungan urtikaria
lebih sering diderita oleh penderita atopik.
1.
Urtikaria Akut
Urtikaria akut terjadi bila serangan berlangsung kurang dari 6 minggu
atau berlangsung selama 4 minggu tetapi timbul setiap hari.2 Lesi
individu biasanya hilang dalam <24 jam, terjadi lebih sering pada anakanak, dan sering dikaitkan dengan atopi. Sekitar 20%-30% pasien dengan
urtikaria akut berkembang menjadi kronis atau rekuren.3
2.
Urtikaria Kronik
Urtikaria kronik terjadi bila serangan berlangsung lebih dari 6 minggu 2,
pengembangan urtika kulit terjadi secara teratur (biasanya harian) selama
13
lebih dari 6 minggu dengan setiap lesi berlangsung 4-36 jam. Gejalanya
mungkin parah dan dapat mengganggu kesehatan terkait dengan kualitas
hidup.3
3.
Urtikaria Kontak
Urtikaria kontak didefinisikan sebagai pengembangan urticarial wheals
di tempat di mana agen eksternal membuat kontak dengan kulit atau
mukosa. Urtikaria kontak dapat dibagi lagi menjadi bentuk alergi
(melibatkan IgE) atau non-alergi (IgE-independen).3
4.
a
Urtikaria Fisik
Dermographism
Dermographism merupakan bentuk paling sering dari urtikaria fisik dan
merupakan suatu edema setempat berbatas tegas yang biasanya
berbentuk linier yang tepinya eritem yang muncul beberapa detik setelah
kulit digores.9,10 Dermographism tampak sebagai garis biduran (linear
wheal). Transient wheal atau biduran yang sementara muncul secara
cepat dan biasanya memudar dalam 30 menit; akan tetapi, kulit biasanya
mengalami pruritus sehingga bekas garukan dapat muncul.9
Delayed dermographism
Delayed dermographism terjadi 3-6 jam setelah stimulasi, baik dengan
atau tanpa immediate reaction, dan berlangsung sampai 24-48 jam.
Erupsi terdiri dari nodul eritema linier. Kondisi ini mungkin berhubungan
dengan delayed pressure urticaria.9
14
tekanan terhadap kulit. Episode spontan terjadi setelah duduk pada kursi
yang keras, di bawah sabuk pengaman, pada kaki setelah berlari, dan
pada tangan setelah mengerjakan pekerjaan dengan tangan.9
Vibratory angioedema
Cold urticaria
Pada cold urticaria terdapat bentuk didapat (acquired) dan diturunkan
(herediter). Serangan terjadi dalam hitungan menit setelah paparan yang
meliputi perubahan dalam temperatur lingkungan dan kontak langsung
dengan objek dingin. Jarak antara paparan dingin dan onset munculnya
gejala adalah kurang lebih 2,5 jam, dan rata-rata durasi episode adalah 12
jam.9
Cholinergic urticaria
15
Erupsi tampak dengan biduran bentuk papular, bulat, ukuran kecil kirakira 2-4 mm yang dikelilingi oleh flare eritema sedikit atau luas
merupakan gambaran khas dari urtikaria jenis ini.9,10
g
h Solar urticaria
Solar urticaria timbul sebagai biduran eritema dengan pruritus, dan
kadang-kadang angioedema dapat terjadi dalam beberapa menit setelah
paparan dengan sinar matahari atau sumber cahaya buatan. Histamin dan
faktor kemotaktik untuk eosinofil dan neutrofil dapat ditemukan dalam
darah setelah paparan dengan sinar ultraviolet A (UVA), UVB, dan sinar
atau cahaya yang terlihat.9
13
Exercise-induced anaphylaxis
16
Adrenergic urticaria
Adrenergic urticaria timbul sebagai biduran yang dikelilingi oleh white
halo yang terjadi selama stress emosional. Adrenergic urticaria terjadi
karena peran norepinefrin. Biasanya muncul 10-15 menit setelah
rangsangan faktor pencetus seperti emosional (rasa sedih), kopi, dan
coklat.9,10
Urtikaria popular
Urtikaria gutata
Urtikaria girata
Urtikaria anular
Urtikarai arsinar
Menurut luasnya dan dalamnya jaringan yang terkena dapat dibedakan menjadi:
Urtikaria local
17
Urtikaria general
Angioedema
b.
1.
2.
3.
Urtikaria solar
Urtikaria dingin
Urtikaria dermatografisme
Urtikatia kolinergik
2.6 PATOGENESIS/PATOFISIOLOGI1
18
19
FAKTOR IMUNOLOGIK
Sel Mas
Basofil
Pengaruh komplemen
Efek Kolinergik
Aktivasi komplemen
(Ag-Ab, venom, toksin)
Pelepasan Mediator:
Reaksi Tipe II
H1, SRSA, serotonin, kinin, PEG, PAF
Reaksi Tipe III
Faktor Genetik:
Defisiensi C1 esterase inhibitor
Vasodilatasi, Peningkatan Permeabilitas
Kapiler cold urticaria
Familial
Alkohol, Emosi, Demam
Familial heat urticaria
Idiopatik
Urtikaria
20
dikelilingi daerah warna merah namun dapat pula nummular dan berknfluen
membentuk plakat. Biasanya terdapat pada daerah yang berkeringat. Dapat timbul
pada peningkatan suhu tubuh, emosi, makanan yang merangsang dan pekerjaan
berat. Unutuk urtikaria akibat obat atau makanan ummnya timbul secara akut dan
Skema 1. Diagram Faktor Imunologik dan Non-imunologik yang
Menimbulkan Urtikaria
generalisata. Lesi individual urtikaria timbul mendadak, jarang persisten melebihi
24-48 jam, dan dapat berulang untuk periode yang tidak tentu.1,4
2.8 DIAGNOSA
Anamnesis
21
Pemeriksaan Fisik
Dermographism.
Diagnosis urtikaria ditegakkan melalui anamnesis yang teliti, pemeriksaan
Pemeriksaan darah, urin, feses rutin untuk menilai adanya infeksi yang
tersembunyi atau kelainan pada alat dalam. Cryoglobulin dan cold hemolysin
akut. Pertimbangan utama penyebab adalah reaksi alergi yang dimediasi oleh IgE,
melalui makanan maupun obat-obatan. Pada urtikaria kronik (> 6 minggu), dapat
dibagi menjadi idiopatik (penyebab belum ditemukan) dan autoimun. Urtikaria
kronik disertai angioedema sering ditemukan pada 40% kasus dan kebanyakan
termasuk masalah yang berhubungan dengan autoimun.3
2.9 Diagnosis Banding
1
Angioedema
Angioedema adalah pembengkakan yang disebabkan oleh meningkatnya
permeabilitas vaskular pada jaringan subkutan kulit, lapisan mukosa, dan
lapisan submukosa yang terjadi pada saluran napas dan saluran cerna.
Angioedema dapat disebabkan oleh mekanisme patologi yang sama
dengan urtikaria, namun pada angioedema mengenai lapisan dermis yang
lebih dalam dan jaringan subkutaneus. Karakteristik dari angioedema
meliputi vasodilatasi dan eksudasi plasma ke jaringan yang lebih dalam
daripada yang tampak pada urtikaria, pembengkakan yang nonpitting dan
nonpruritic dan biasanya terjadi pada permukaan mukosa dari saluran
nafas dan saluran cerna (pembengkakan usus menyebabkan nyeri
abdomen berat), serta suara serak yang merupakan tanda paling awal dari
edema laring.9
23
Pitiriasis rosea
Pitiriasis rosea adalah erupsi papuloskuamosa akut yang agak sering
dijumpai. Morfologi khas berupa makula eritematosa lonjong dengan
diameter terpanjang sesuai dengan lipatan kulit serta ditutupi oleh
skuama halus. Lokalisasinya dapat tersebar di seluruh tubuh, terutama
pada tempat yang tertutup pakaian. Efloresensi berupa makula
eritroskuamosa anular dan solitar, bentuk lonjong dengan tepi hampir
tidak nyata meninggi dan bagian sentral bersisik, agak berkeringat.
Sumbu panjang lesi sesuai dengan garis lipat kulit dan kadang-kadang
menyerupai gambaran pohon cemara. Lesi inisial (herald patch =
medallion) biasanya solitary, bentuk oval, anular, berdiameter 2-6 cm.
Jarang terdapat lebih dari 1 herald patch.7
Urtikaria pigmentosa
Urtikaria
pigmentosa
adalah
suatu
erupsi
pada
kulit
berupa
Dermatitis atopik
Dermatitis atopik adalah dermatitis yang timbul pada individu dengan
riwayat atopi pada dirinya sendiri ataupun keluarganya, yaitu riwayat
asma bronchial, rhinitis alergika, dan reaksi alergi terhadap serbukserbuk tanaman. Penyebab yang pasti belum diketahui, tetapi faktor
turunan merupakan dasar pertama untuk timbulnya penyakit. Gejala
utama dermatitis atopik adalah pruritus, dapat hilang timbul sepanjang
hari, tetapi umumnya lebih hebat pada malam hari. Akibatnya penderita
akan menggaruk sehingga timbul papul, likenifikasi, eritema, erosi,
ekskoriasi, eksudasi, dan krusta. Diagnosis dermatitis atopi harus
24
mempunyai tiga kriteria mayor dan tiga kriteria minor dari Hanifin dan
Rajka.2
5
2.10
TATALAKSANA
Tatalaksana yang tepat berupa mengatasi penyebab atau jika mungkin
25
Dosis
Frekuensi
0,5-2 mg/kg/kali
1-2 mg/kg/kali
Setiap 8 jam
(dewasa 4 mg)
Fexofenadin
0,25 mg/kg/kali
(dewasa 10 mg)
6-11 tahun: 30 mg
2 kali/hari
> 12 tahun: 60 mg
Loratadin
1 kali/hari
2-5 tahun: 5 mg
1 kali/hari
> 6 tahun: 10 mg
Desloratadin
6-11 bulan: 1 mg
1 kali/hari
26
>12 tahun: 5 mg
Antihistamin H2
Cimetidine
Ranitidine
dosis)
lain
seperti
terapi
imunosupresi
kronik,
plasma
feresis,
atau
immunoglobulin intravena.2
Pengobatan immunomodulatory agent antara lain Cyclosporine 3-5
mg/kg/hari, tacrolimus, methotrexate, cyclophosphamide, mycophenolate mofetil
dan
intravenous
immunoglobulins.
Sedangkan
obat
lain
diluar
tranexamic
acid,
terbutaline,
sulfasalazine,
PROGNOSA
Urtikaria akut prognosisnya lebih baik karena penyebabnya dapat diatasi
BAB III
ANALISA KASUS
Pasien tinggal di rumah permanen berukuran 8x5 m dengan beratap seng dan
lantai ubin. Didalam rumah terdapat satu ruang tamu, satu ruang keluarga, tiga
kamar tidur, satu ruang makan dan satu dapur. Terdapat kamar mandi yang
berlantai keramik. Air bekas mandi dan limbah keluarga dialirkan ke septic
tank. Sumber air berasal dari air sumur. Dirumah pasien tinggal bersama
kedua orangtuanya dan dua orang kakaknya. Didalam lingkungan keluarga
tidak terdapat masalah. Dari kondisi rumah disini tidak ada hubungan antara
kondisi rumah dengan keadaan pasien.
b. Hubungan diagnosis dengan keadaan keluarga dan hubungan keluarga
Pasien tinggal bersama orang tua dan kakaknya dimana untuk hubungan
dengan keluarga, tidak ada masalah. Didalam hubungan diagnosis dan aspek
psikologis disini tidak ada hubungan yang memperberat penyakit akibat dari
faktor psikologi pasien.
c. Hubungan diagnosis dengan perilaku kesehatan dalam keluarga dan
lingkungan sekitar
Perilaku kesehatan dalam keluarga dan lingkungan sekitar cukup baik, hal ini
terlihat dari keadaan rumah pasien yang kecil tertata rapi. Dan pasien
mengaku membuang sampah ke tempat pembuangan sampah. Sehingga tidak
terdapat hungan diagnosis dengan perilaku kesehatan dalam keluarga dan
lingkungan sekitar
pengobatannya
Menjelaskan kepada pasien jika terdapat anggota keluarga lain mengalami
d
e
DAFTAR PUSTAKA
1. Siti Aisah. Urtikaria. Dalam : Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Edisi
Kelima. Jakarta : Balai Penerbit FK UI.2007.Hal 169-75.
2. William D James. Elston, Dirk M. Berger, Timothy G. Andrews Diseases of
The Skin Clinical Dermatology Eleventh Edition.China : Elsevier.2011.Hal
147-54
3. Allen P. Kaplan. Urticaria and Angioedema. Dalam : Fitzpatricks
Dermatology in General Medicine Seventh Edition. New York : Mc Graw
Hill.2008.Chapter 37.Hal 330-43.
4. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam, Jakarta : Balai Penerbit FKUI, 2006 : 235-241
29
Cfkeep,
Gambar.
Diakses
tanggal
Mei
2012,
dari
http://www.cfkeep.org/html/phpThumb.php%3Fsrc%3D/uploads/uticaria.jpg
10. Lipsker, D. (2004). Schnitzler Syndrome. Orphanet, Artikel. Diakses tabnggal
1 Mei 2012, dari http://www.orpha.net/data/patho/GB/uk-schnitzler.pdf
11. Grateau, G.(2005). Muckle-Wells syndrome. Orphanet, Artikel. Diakses
tanggal 1 Mei 2012, http://www.orpha.net/data/patho/GB/uk-MWS.pdf
12. Siregar, R.S. (2005). Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Jakarta: EGC.
LAMPIRAN
30
31