Anda di halaman 1dari 14

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI......................................................................................................................................................1
LATAR BELAKANG.........................................................................................................................................2
PERUMUSAN MASALAH...............................................................................................................................2
ANALISIS KEBUTUHAN DESAIN.................................................................................................................3

Visi dan Misi Produksi...........................................................................................................................3

Strategi Produksi (Segmenting, targeting, positioning, SWOT)..............................................................3

Kriteria Alternatif Desain.......................................................................................................................5

ALTERNATIF DESAIN DAN PEMILIHAN DESAIN FINAL..........................................................................5


PENDALAMAN DESAIN.................................................................................................................................8

Skema/Gambar Desain...........................................................................................................................8

Cara Kerja Desain..................................................................................................................................9

Strategi Realisasi Desain......................................................................................................................10

Perhitungan yang Relevan....................................................................................................................10

PRAKTIKUM REALISASI DESAIN..............................................................................................................10

Alat dan Bahan....................................................................................................................................10

Prosedur Praktikum (Penjelasan dan Foto)...........................................................................................10

Hasil Pengamatan dalam Bentuk Tabel dan Grafik...............................................................................11

Analisis Tekno Ekonomi......................................................................................................................11

Analisis Kegagalan..............................................................................................................................13

KESIMPULAN DAN SARAN.........................................................................................................................14

Rangkuman Keunggulan Desain..........................................................................................................14

Saran Pengembangan/Koreksi Desain..................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................................14

PRD II/KELAS 13/KELOMPOK 4/2015

LATAR BELAKANG
Kebutuhan energi berbanding lurus dengan besarnya laju pertumbuhan penduduk.
Total penduduk Indonesia saat ini sekitar 231 juta jiwa, masih akan terus bertambah begitu
pula dengan kebutuhan energy yang diperkirakan akan terus meningkat. Sebagian besar,
energi yang digunakan masyarakat Indonesia umumnya berasal dari energi fosil, jika terus
dimanfaatkan tanpa adanya upaya pelestarian dapat mengakibatkan kelangkaan energi di
masa depan. Sehingga perlu adanya energi alternatif untuk tetap menunjang kehidupan
manusia. Energi alternatif yang berpotensi untuk dikembangkan adalahenergi biomasa, yang
salah satunya adalah pembuatan arang (Sukesti, 2010).
Pirolisis adalah dekomposisi termal material yang mengandung karbon melalui proses
pembakaran tanpa menggunakan oksigen pada keadaan tekanan sistem tidak terpengaruh de
ngan tekanan uap air (Jones, 2011). Pirolisis memanfaatkan biomassa sebagai penghasil ar
ang, melalui proses pembakarannya.
Arang adalah residu padat yang tersisa dari biomassa saat proses pirolisis dengan
kondisi tertutup pada tungku atau tempat pembakaran. Pengontrolan keluar masuk udara
sangat diperlukan dalam pirolisis arang, sehingga biomassa tidak serta-merta terbakar selama
proses pengarangan, melainkan terdekomposisi secara kimia menjadi arang (FAO, 1983).
Indonesia sebagai Negara berpenduduk keempat terbesar di dunia, memiliki tingkat
kebutuhan akan bahan bakar yang tinggi (Timnas Pengembangan BBN, 2008). Tak terkecuali
kebutuhan akan arang. Arang banyak dimanfaatkan sebagai bahan bakar pedagang kelas me
nengah ke bawah, seperti pedagang satai, serta pada industri pengasapan makanan.
Diperoleh sebuah masalah utama, yakni banyaknya arang yang pecah atau menjadi
serbuk arang pada saat proses pembuatannya. Hal ini cukup merugikan masyarakat karena
rendemen arang yang dihasilkan rendah dan banyak bagian arang yang terbuang (FPT UGM,
2013). Oleh karena itu, kami melakukan praktik pirolisis dengan bahan baku limbah biji
rambutan sebagai bentuk inovasi dalam menghadapi permasalahan tersebut sekaligus untuk
mengurangi limbah di masyarakat

PERUMUSAN MASALAH
Berkurangnya sumber bahan baku energi seperti gas alam, minyak bumi dan kayu
merupakan sebuah masalah yang akan dicari alternatifnya dari sumber lain. Biji rambutan
deng an potensi yang cukup besar merupakan sebuah solusi dalam mengatasi permasalahan
bahan baku energi dan mengurangi limbah.
2

PRD II/KELAS 13/KELOMPOK 4/2015

ANALISIS KEBUTUHAN DESAIN

Visi dan Misi Produksi


Visi yang ingin dicapai dalam praktikum pirolisis ini adalah menghasilkan arang yang

berkualitas baik dengan menggunakan bahan baku alternatif dengan modal sekecil-kecilnya.
Untuk mencapai visi tersebut, kami mempunyai misi yaitu sebagai berikut:
1. Menggunakan biomassa yang berasal dari bahan selain tempurung kelapa untuk membuat
arang.
2. Mengumpulkan biji rambutan dari pabrik buah kalengan dan manisan rambutan untuk
dijadikan arang melalui proses pirolisis.

Strategi Produksi (Segmenting, targeting, positioning, SWOT)

Segmenting

: Masyarakat menengah kebawah, khususnya para pedagang kaki lima.

Targeting

: Pedagang kaki lima, khususnya pedagang sate, kopi arang, kue balok, surabi
dan industry kecil menengah bidang pengasapan makanan.

Positioning

: Pemasok dan pemasaran di daerah Cianjur, Jawa Barat (pusat perkebunan


dan pengolahan manisan rambutan daerah Jawa Barat).

Bahan

Strength

Weakness

Bonggol jagung

1. Mengandung

1. Sulit

banyak senyawa
karbon (30%).
2. Strukturnya
padat sehingga

Opportunity
1. Mudah

dikeringkan.
ditemukan.
2. Srukturnya
2. Harga murah.
3. Merupakan
keras, sehingga
limbah.
sulit untuk

tidak cepat

dipotong-potong

menjadi abu

menjadi bagian

bila dibakar.

kecil.

Threat
1. Pengeringan
yang tidak
sempurna,
membuat arang
yang dihasilkan
tidak merata.
2. Dibutuhkan
inisiator yang
banyak untuk
menghasilkan

Biji rambutan

1. Tidak perlu
melakukan
pemotongan.
2. Ukuran realtif
sama.

1. Buahnya
musiman.
2. Karena massa
bijinya kecil,

1. Daging

arang yang baik.


1. Arang biji

buahnya dapat

rambutan belum

dimanfaatkan

dikenal

menjadi

masyarakat

maka
3

PRD II/KELAS 13/KELOMPOK 4/2015

3. Buahnya tidak

diperlukan buah

mahal.
4. Banyak

rambutan dalam

perusahaan

manisan.
2. Bisa dilakukan
rekayasa

jumlah besar.
3. Mudah menjadi

kondisi agar

pengalengan

abu, jika proses

berbuah

buah rambutan

pembakaran

sepanjang tahun

yang membuang

berlangsung

(dengan biaya

bijinya.
5. Mudah dikemas.

terlalu lama.

cukup mahal).
3. Kulitnya bisa

sehingga
masyarakat
belum terlalu
percaya dengan
kemampuan
arang biji
rambutan.

dimanfaatkan
menjadi pupuk
Kayu bekas

1. Mengandung
banyak senyawa
karbon.
2. Strukturnya
padat, sehingga
tidak cepat
menjadi abu

1. Strukturnya

dan arang.
1. Mudah

keras dan besar,


ditemukan.
2. Harga murah.
sehingga harus
3. Merupakan
dipotonglimbah.
potong menjadi
bagian yang
lebih kecil.

jika dibakar.
3. Bahannya
mudah
ditemukan.

1. Jenis kayu tidak


seragam,
sehingga arang
yang dihasilkan
bentuknya tidak
merata.
2. Kalah saing
dalam
pemanfaatan
(sering kali
dipakai untuk
kerajinan)

Kriteria Alternatif Desain


Dalam pemilihan bahan baku yang akan digunakan, kami menentukan beberapa

kriteria yang harus dipenuhi bahan tersebut, diantaranya availabilitas atau ketersediaan bahan
di alam, jumlah kalor yang dihasilkan, dan kemudahan arang ketika dibakar.

ALTERNATIF DESAIN DAN PEMILIHAN DESAIN FINAL


Beberapa alternatif bahan yang kami pilih yaitu :

Kayu
Bonggol Jagung
Biji rambutan
Berikut ini beberapa kriteria yang kami pilih untuk menentukan pilihan alternatif
4

PRD II/KELAS 13/KELOMPOK 4/2015

bahan :

Nilai kalor yang dihasilkan saat arang dibakar


Ketersediaan bahan baku arang
Mudah terbakarnya bahan baku, sehingga dapat menghasilkan arang.
Penentuan bahan baku arang melalui proses AHP, sebagai berikut:
Matriks Kriteria

Kalor
Ketersediaan
Mudah terbakar
Jumlah

Kalor
Ketersediaan
Mudah terbakar
Jumlah

Kalor
0.238
0.048
0.714
1

Kalor

Ketersediaan

1
0.2
3
4.2

5
1
6
12

Matriks Hasil Normalisasi


Ketersediaan
Mudah terbakar
0.417
0.222
0.083
0.111
0.5
0.667
1
1

Mudah
terbakar
0.33
0.167
1
1.5

Jumlah
0.877
0.242
1.881
3

Bobot
0.292
0.081
0.627
1

Matriks Perkalian Bobot Dengan Nilai Mula-Mula Tiap Kolom

Kalor
Ketersediaan
Mudah terbakar

Kalor
0.292
0.058
0.877

Ketersediaan
0.404
0.081
0.485

Mudah terbakar
0.209
0.105
0.627

Matriks Pembagian Jumlah Dengan Bobot


Kriteria
Jumlah
Bobot
Kalor
0.905
0.292
Ketersediaan
0.244
0.081
Mudah terbakar
1.988
0.627

Jumlah
0.905
0.244
1.988

Hasil bagi
3.096
3.020
3.171
9.287

Tabel Pair-Wise Relative Importance dan Eigenvector Kriteria Bahan Baku Arang
Sehingga maks = (1.75+3.5+7)/3= 3,096
Matriks Alternatif
Perbandingan pada setiap alternatif dalam hal jumlah kalor yang dihasilkan
Kayu bekas

Bonggol jagung

Biji rambutan
5

PRD II/KELAS 13/KELOMPOK 4/2015

Kayu bekas
Bonggol jagung
Biji rambutan
Jumlah

1
3
5
9

0.33
1
3
4.333

0.5
0.33
1
1.833

Hasil normalisasi terhadap jumlah kalor yang dihasilkan


Kayu bekas
0.11
0.33
0.56
1.00

Kayu bekas
Bonggol jagung
Biji rambutam
Jumlah

Bonggol jagung
0.08
0.23
0.69
1.00

Biji rambutan
0.27
0.18
0.55
1.00

Jumlah
0.46
0.75
1.79
3.00

Bobot
0.15
0.25
0.60
1.00

Perbandingan pada setiap alternatif dalam hal ketersediaan


Kayu bekas
Bonggol jagung
Biji rambutan
Jumlah

Kayu bekas
1
2
5
8

Bonggol jagung
0.5
1
3
4.5

Biji rambutan
0.143
0.5
1
1.643

Hasil normalisasi terhadap ketersediaan


Kayu bekas
0.13
0.25
0.63
1.00

Kayu bekas
Bonggol jagung
Biji rambutam
Jumlah

Bonggol jagung
0.11
0.22
0.67
1.00

Biji rambutan
0.09
0.30
0.61
1.00

Jumlah
0.32
0.78
1.90
3.00

Bobot
0.11
0.26
0.63
1.00

Perbandingan pada setiap alternatif dalam hal mudah terbakar


Kayu bekas
Bonggol jagung
Biji rambutan
Jumlah

Kayu bekas
1
5
7
13

Bonggol jagung
0.2
1
1.4
2.6

Hasil normalisasi terhadap kemudahan terbakar


Kayu bekas
Bonggol jagung
Biji rambutan
Kayu bekas
0.08
0.08
0.07
Bonggol jagung
0.38
0.38
0.39
Biji rambutam
0.54
0.54
0.53
Jumlah
1.00
1.00
1.00

Biji rambutan
0.14
0.74
1
1.88
Jumlah
0.23
1.16
1.61
3.00

Bobot
0.08
0.39
0.54
1.00

Bobot kriteria
Kalor
0,292

Ketersediaan
0.081

Mudah terbakar
0.627
6

PRD II/KELAS 13/KELOMPOK 4/2015

Hasil AHP akhir


Kalor
0.15
0.25
0.6

Kayu bekas
Bonggol jagung
Biji rambutan

Ketersediaan
0.11
0.26
0.63

Mudah terbakar
0.08
0.39
0.54

Hasil AHP akhir x Bobot kriteria


Kayu bekas
Bonggol jagung
Biji rambutan

Kalor
0.0438
0.073
0.1752

ketersediaan
0.00891
0.02106
0.05103

Mudah terbakar
0.05016
0.24453
0.33858

Jumlah
0.10287
0.33859
0.56481

Tabel Pair Wise Relative Importance dan Eigenvector Alternatif Bahan Baku Arang

Pemilihan
Energy value
0.292

Availibilitas
0.081

Mudah terbakar
0.627

Bonggol jagung
0.25

Bonggol jagung
0.26

Bonggol jagung
0.39

Biji rambutan
0.6

Biji rambutan
0.63

Biji rambutan
0.54

Kayu bekas
0.25

Kayu bekas
0.11

Kayu bekas
0.08

Diagram AHP Bahan Baku Arang


No
1

Jenis Bahan Baku


Kayu bekas

Hasil Perhitungan Akhir

Bonggol Jagung

0.33859

Biji Rambutan

0.56476

0.10287

Tabel Perhitungan Akhir AHP Bahan Baku Arang


Jadi, yang dipilih oleh kelompok kami untuk pembuatan arang berdasarkan dari perhi
tungan AHP adalah dari biji rambutan.
7

PRD II/KELAS 13/KELOMPOK 4/2015

PENDALAMAN DESAIN

Skema/Gambar Desain

Desain

Keterangan

Tungku pembakaran terbuat dari bahan logam


besi yang cukup tebal agar mampu menahan
panas yang dihasilkan saat proses pembakaran
bahan baku arang.

Di dalam dan bagian dasar tungku terdapat lubang


bulat kecil dengan jarak teratur yang berfungsi
sebagai tempat aliran udara dari luar ke dalam
tungku.
Corong pada tutup tungku berfungsi untuk meng
alirkan asap hasil pembakaran. Sedangkan koran
basah berfungsi untuk mempercepat proses kon
densasi asap sehingga diperoleh asap cair.

PRD II/KELAS 13/KELOMPOK 4/2015

Cara Kerja Desain


Kerosin ditambahkan pada tungku sebelum dibakar. Api akan membakar inisiator dan

merambat ke dalam biji rambutan yang ada di dalam koran tersebut. Diharapkan tidak terlalu
banyak melakukan pengadukan, karena akan membuat api cepat padam dan harus dipastikan
api merambat secara merata.

Strategi Realisasi Desain


Pada proses pengerjaan digunakan inisiator(koran) di bagian alas tungku dengan

merata lalu simpan biji rambutan diatasnya kemudian diberi kerosin. Setelah itu, tutup
kembali dengan inisiator (koran) dan beri kerosin agar inisiator mudah terbakar sehingga bara
pun cepat terbentuk. Kondensat atau asap cair yang dihasilkan akan disalurkan melalui pipa
penyalur kemudian ditampung pada suatu wadah. Pipa penyalur diselubungi kain basah
supaya gas hasil pemanasan yang terbentuk bisa lebih cepat terkondensasi menjadi fasa cair.

Perhitungan yang Relevan


Massa biomassa biji rambutan yang digunakan adalah 400 gram, diperkirakan arang

yang dihasilkan dari pirolisis adalah lebih dari 37% setara dengan 148 gram.

PRAKTIKUM REALISASI DESAIN

Alat dan Bahan

a. Alat
- 1 unit reaktor pirolisis
- Gelas plastik sebagai penampung asap cair
- Sarung tangan
- Stopwatch
- Korek api
- Batang kayu sebagai alat pengaduk
b. Bahan
- Biji rambutan
- Kertas koran
- Kerosin

Prosedur Praktikum (Penjelasan dan Foto)

Langkah Percobaan
1. Biji rambutan dikeringkan.
2. Biji rambutan yang telah kering dimasukkan ke dalam tungku bersama dengan kertas
koran yang berfungsi sebagai inisiator.
3. Kerosin ditebarkan secara merata ke dalam tungku yang telah berisi biji rambutan dan
kertas koran.
4. Biji rambutan dan kertas koran dibakar dengan menggunakan korek api.
9

PRD II/KELAS 13/KELOMPOK 4/2015

5. Setelah dipastikan semua biji rambutan rata terbakar, tungku ditutup dengan rapat dan
pastikan juga tidak ada asap yang keluar selain dari cerobongnya.
6. Pada cerobong tungku dililitkan koran basah untuk memepercepat kondensasi sehinggga
menghasilkan asap cair.
7. Meletakkan gelas plastik tepat di bawah lubang ujung cerobong untuk menampung asap
cair yang keluar

Hasil Pengamatan dalam Bentuk Tabel dan Grafik


Ukuran biji rambutan rata-rata
Jumlah asap cair
Lama proses dari awal hingga tungku

2 cm
-19 menit

ditutup
Massa bahan baku
Arang yang dihasilkan
Jumlah kerosin yang dipakai

400 g
148 g
40 mL

Hasil Pirolisis
arang

arang cair

abu

arang 1/2 jadi

25%
37%

38%

10

PRD II/KELAS 13/KELOMPOK 4/2015

Analisis Tekno Ekonomi


Rincian biaya pirolisis untuk 400 gram biji rambutan :
Biji rambutan
Kerosin

Rp
0,04 L x @ Rp 2500,-

Koran

1 x @ 2000,-

Jumlah

Rp 100,Rp 2.000,- +
Rp 2.100,-

Setelah eksperimen yang kami lakukan, dari 400 gram biji rambutan dihasilkan arang
sebesar 148gram, yaitu 37% dari total biomassa awal. Berdasarkan hasil eksperimen kami,
dapat diitung nilai BEP sebagai berikut:

dengan

BEP = Break-even point


FC = Fix Cost (biaya tetap)
P = Harga barang per satuan unit
V = Biaya variabel per satuan unit

Biaya variabel pirolisis biji rambutan :


1. Biji Rambutan

: 100 kg x @Rp 0

= Rp

2. Kerosin

: 10 L x @Rp 2500,-

= Rp 25.000,-

3. Koran

: 10 buah x @Rp 2000,-

= Rp 20.000,-

= Rp 45.000,-/100 kg
Maka dapat disimpulkan bahwa biaya variabelnya yakni Rp 450,-/kg.

11

PRD II/KELAS 13/KELOMPOK 4/2015

Biaya tetap pirolisis biji rambutan :


1. Sewa lahan
: 1 buah x @Rp 45.000,2. Gaji karyawan
: 5 orang/hari x @Rp 50.000,3. Korek api
: 5 buah x @Rp 1.000,Biaya Investasi
1. Tungku
2. Lap
3. Sarung tangan
4. Masker
BEP =

= Rp 35.000,-/hari
= Rp 250.000,-/hari
= Rp
5.000,+
= Rp 290.000,-/hari

: 50 buah
: 50 buah
: 5 buah
: 5 buah

Fix Cost
Rp 290.000
=
=63,74 kg=64 kg
PV
Rp5.000Rp 450

Setelah percobaan, didapatkan hasil arang yang berhasil yakni 37% sehingga dari 100
kg didapatkan 37 kg dalam sekali produksi. Sehingga dibutuhkan 2 kali produksi untuk
menghasilkan 64 kg arang.

Analisis Kegagalan
Berdasarkan literatur, kadar karbon dalam limbah biji rambutan adalah 79% dari

beratnya. Sehingga, dalam 400 gram limbah biji rambutan, seharusnya dapat dihasilkan arang
sekitar 316 gram. Sehingga peneliti mendapatkan 50,545 gram lebih sedikit.
Hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor. Faktor pertama adalah yang berkaitan
dengan pemerataan pembakaran biomassa. Pada saat pembakaran biomassa, peneliti
mendapati bahwa api yang membakar biomassa tidak menyebar secara merata sehingga
hanya beberapa bagian yang terbakar dengan api. Hal tersebut menyebabkan ketidakmerataanya kematangan dan pembakaran biomasa.
Faktor kedua adalah diperlukan waktu yang lama untuk mempertahankan api pada
tungku pirolisis karena biomassa berukuran relatif kecil. Dengan ukuran yang relatif kecil ini,
tapi cenderung sering padam sehingga harus dilakukan proses pembakaran beberapa kali.
Dan faktor ketiga adalah tekstur biji rambutan itu sendiri. Kebanyakan, arang yang
gagal dihasilkan disebabkan karena pembakaran hanya berlangsung di luar bijinya saja dan
tidak meresap sampai ke dalam biji.
Pada proses penutupan tungku, terjadi beberapa kali kegagalan penutupan tungku de
ngan benar yang disebabkan kurang penguasaan teknik.

12

PRD II/KELAS 13/KELOMPOK 4/2015

KESIMPULAN DAN SARAN

Rangkuman Keunggulan Desain


Limbah biji rambutan yang dikeringkan menggunakan oven dapat memberi rendemen

yang lebih banyak daripada mengeringkan dengan tenaga matahari. Hal ini dikarenakan kan
dungan air yang berkurang lebih banyak dan lebih cepat daripada pengeringan konvensional,
sehingga saat dibakar lebih mudah menjadi bara.
Inisiator yang diremas kecil-kecil dan mengembang dapat dengan mudah terbakar
habis (terbakar lebih merata). Pemilihan limbah biji rambutan sebagai bahan baku
mempermudah pembakaran karena bentuknya relatif kecil sehingga memperluas bidang
permukaan pembakaran.
Dari semua keunggulan diatas, dapat disimpulkan bahwa limbah biji rambutan seba
gai biomassa yang belum banyak dimanfaatkan, berpotensi untuk dijadikan sumber energi
terbarukan (alternatif bahan bakar fosil).

Saran Pengembangan/Koreksi Desain


Tungku sebaiknya tidak menggunakan mur dan baut, karena tidak menghemat waktu

dalam proses pemasangan dan pembongkaran. Bahan baku yang digunakan kurang banyak,
dikarenakan belum memasok dari pabrik (masih limbah olahan biasa).
Untuk kedepannya, pengeringan bahan baku diharapkan tidak bergantung pada oven
atau pengering instan yang menggunakan energi listrik. Lebih disarankan untuk melakukan
penjemuran dengan sinar matahari.
Inisiator (koran) yang digunakan dalam pembakaran diusahakan sedikit saja dan
dipastikan terbakar semua, agar tidak memerangkap bahan volatil yang akan menguap.

DAFTAR PUSTAKA
Jones, Jim. 2011. Mechanisms of Pyrolysis. Melbourne: Massey University.
Mechanical Wood Products Branch Staff Food and Agriculture (FAO) of United Nations.
1983. Simple Technologies for Charcoal Making. Rome: Forest Industries Division.
Mulyatno, Kris. 15 Mei 2013. Kandungan Gizi dan Manfaat Rambutan.
http://www.itd.unair.ac.id/index,php?option=com%1F_contene&view=articalzid:kandungangizi-dan-manfaat-buah-rambutan=40:healthy-news+itemid=113. Diakses pada tanggal 19
13

PRD II/KELAS 13/KELOMPOK 4/2015

Maret 2015.
Tim Laboratorium Energi Kayu FPT UGM. 23 Juni 2013. Laboratorium Energi Kayu.
http://teknologihutan.fkt.ugm.ac.id/id/103/laboratorium-energi-kayu. Diakses pada tanggal 18
Maret 2015.
Timnas Pengembangan BBN. 2008. BBN (Bahan Bakar Nabati). Jakarta: Penebar Swadaya.

14

PRD II/KELAS 13/KELOMPOK 4/2015

Anda mungkin juga menyukai