Anda di halaman 1dari 13

24 AGUSTUS 2010SELASA

Laporan
Analisis
Pendahul
uan
Pratama
Ramadhan
2 AN 3

1. TUJUAN

Siswa di harapkan dapat memastikan atau mengetuahui


keberadaan spesi spesi tertentu di dalam sampel.
Dapat mengidentifikasi keberadaan spesi spesi tertentu dalam
sampel sesuai dengan jenis dan sifat masing masing spesi.
Dapat melaksanakan prosedur analisis dan membuat kesimpulan
dari hasil analisis yang di peroleh.
Dapat mengolah data dengan baik, lengkap dan sistematis.

2. DASAR TEORI

Organoleptik berarti kesan indra atau organ. analisis


organoleptik mencakup aplikasi penglihatan, bau, rasa, sentuhan, dan
kadang-kadang bahkan suara.
Laboratorium
analisis
yang
dianggap lebih "objektif", dan analisis organoleptik lebih "subyektif".
Analisis organoleptik sering digunakan dalam bidang Kimia Pangan
(anggur, keju, minyak, mencicipi kopi) sebagai bagian dari kendali
mutu.
Analisa pendahuluan bersifat dugaan dan hasilnya baru di
prediksi tetapi belum pasti ( tidak sampai menghasilkan zat yang
diingkan ). Untuk mengidentifikasi zat dalam analisa pendahuluan,
hal yang harus di perhatikan di antaranya adalah:
Bentuk dan rupa zat
Uji reaksi nyala
Uji dengan H2SO4 PEKAT
Uji dengan H2SO4 ENCER

3. ALAT DAN BAHAN


ALAT ALAT

Pembakar bunsen
Kaca arloji
Rak tabung
Tabung reaksi
Plat tetes
Pipet tetes
Kawat nikrom
Botol semprot
Kertas lakmus

BAHAN BAHAN

PbO2
CuSO4
K3Fe(CN)6
K4Fe(CN)6
NiSO4
CoOAC
FeSO4
MnO2
CrCl3
MnCl2
NaCl

CaCO3
SrCl2
Asam sitrat
BaCl2
NaOAC
CDoAC
Bi(NO3)3
NH4Cl
KCl
CuCl2
CaCl2

MgCl2
HCL pekat
H2SO4 pekat
H2SO4 encer

Aquades
NaOH
KHSO4

4. PROSEDUR DAN PENGAMATAN


PROSEDUR KERJA
a. Bentuk dan rupa zat
Lakukan pengamatan dengan cara mengamati zat
tersebut. Jika senyawa tersebut berwarna :
Hijau, maka berwarna Ni2+, Fe2+, Cr3+, Cu2+,
Cr2O3, Hg2, K2MnO4
Biru, maka mengandung Co(III)
Biru
Ungu CuSO4.5 H2O
Merah, maka mengandung Pb2O4, HgO, HgI2,
Sb2S3, CrO3, Cu2O, K3Fe(CN)4
Merah jambu, maka mengandung M2+, Co2+
Kuning, maka mengandung Fe 3+(senyawa Cl),
Cds, As2S3, SnS2, PbI2, K4Fe(CN)6
Coklat, maka mengandung Fe3+(senyawa
OH-), PbO2, CdO, Fe2O3
Hitam, maka mengandung PbS, CuS, CuO,
HgS, Fe2O3, MnO2
Tetapi pengamatan yang kita amati melalui warna
hasilnya belum bisa dipastikan karena masih
bersifat dugaan. Lalu amati apakah zat tersebut zat
higroskopik atau zat anhigroskopik. Lalu amati bau
zat tersebut, bila :
Bau NH3 dperkirakan garam NH4
Bau H2S diperkirakan garam sulfida
Bau cuka diperkirakan garam asetat
Bau halogen (seperti bau kaporit)
Bau gas nitrous (NO2)
Lalu periksa sifat asam dan basanya dengan kertas lakmus
b. Reaksi nyala

Bila dari hasil reaksi tersebut menghasilkan warna :


Kuning, maka zat tersebut mengandung Na
(Natrium)
Lembayung, maka zat tersebut mengandung K
(Kalium)
Merah padam, maka zat tersebut mengandung Li
(Lithium)
Merah kuning, maka zat tersebut mengandung Ca
(Calsium)

Merah kehitaman, maka zat tersebut mengandung


Sr (Serenium)
Kuning hijau, maka zat tersebut mengandung Ba
(Barium)
c. Reaksi dengan H2SO4 encer
Zat yang dicampurkan dengan ml H2SO4 1 M,
jika perlu panaskan.
Setelah dicampurkan amati gas yang terbentuk.
Lakukan pengamatan tersebut dengan zat lain.
d. Reaksi dengan H2SO4 pekat

Tambahkan ml H2SO4 pekat zat yang


diamati

Lakukan pemanasan bila perlu

e. Reaksi dengan NaOH


Reaksi ini dilakukan untuk mengetahui apakah zat
yang di uji NH4 atau bukan. Hal ini dibuktikan dengan
terbentuknya gas NH3 , gas NH3 terbentuk dapat dilihat
dari:
1. Baunya.
2. Perubahan warna kertas lakmus dari
merah menjadi biru.
3. Pereaksi nessler menjadi coklat.

5. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini kita mengidentifikasi zat dalam
analisa pendahuluan. Hal yang di amati adalah warna, bau, sifat
higroskopik zat, sifat asam dan basanya, reaksi nyala, reaksi
dengan H2SO4 encer, reaksi dengan H2SO4 pekat, reaksi dengan
NaOH serta reaksi dengan KHSO4 yang diganti dengan asam sitrat.

Tetapi kelompok saya tidak melakukan uji reaksi dengan KHSO4 dan
ada beberapa pula yang belum dilakukan pengujian oleh kelompok
kami.
Setelah di amati PbO2 berwarna kunyit, senyawa ini tidak
berbau dan termasuk senyawa anhigroskopik karena pada saat di
letakan di udara yang terbuka senyawa PbO2 tetap berbentuk
serbuk dan tidak menyerap molekul air. Sifat senyawa ini adalah
basa karena setelah pengujian merubah kertas lakmus merah
menjadi biru. Pada saat uji reaksi nyala warna yang timbul adalah
orange. Tidak menimbulkan warna nyala api. Pada saat di reaksikan
dengan H2SO4 encer tidak ada reaksi apapun warnanya tetap
bening. Begitupun pula pada saat di reaksikan dengan H 2SO4 pekat
juga tidak ada reaksi warnanya bening tetapi ada endapan yang
berasal dari senyawa PbO2 itu sendiri yang berada pada bagian
bawah tabung reaksi.
Setelah di amati CuSO4 berwarna biru muda, senyawa ini
memiliki bau seperti serbuk susu dan termasuk senyawa
anhigroskopik karena pada saat di letakan di udara yang terbuka
senyawa
CuSO4 tetap berbentuk serbuk dan tidak menyerap
molekul air. Sifat senyawa ini adalah asam merubah kertas lakmus
biru maupun merah. Pada saat uji reaksi nyala warna yang timbul
adalah orange. Tidak menimbulkan warna nyala api. Pada saat
direaksikan dengan H2SO4 encer terbentuk reaksi ada warnanya
berubah menjadi biru tetap bening. Pada saat di reaksikan dengan
H2SO4 pekat juga tidak ada reaksi apapun warnanya bening
kekuningan dan terdapat endapan.
Setelah di amati K3Fe(CN)6 berwarna orange tua, senyawa ini
tidak memiliki bau dan senyawa ini temasuk senyawa anhigroskopik
karena pada saat di letakan di udara yang terbuka senyawa
K3Fe(CN)6 tidak menyerap molekul air. Senyawa ini bersifat asam
karena setalah pengujian dengan kertas lakmus tidak merubah
kertas lakmus merah menjadi biru. Pada saat uji reaksi nyala warna
yang timbul adalah orange. Tidak menimbulkan warna nyala api.
Pada saat di reaksikan dengan H 2SO4 encer warna senyawa ini
berubah menjadi kuning tetapi warnanya kuning kecoklatan. Pada
saat di reaksikan dengan H2SO4 pekat juga tidak ada reaksi tetapi
warnanya menjadi coklat.
Setelah di amati K4Fe(CN)6 berwarna kuning, senyawa ini
memiliki bau seperti bau obat dan senyawa ini termasuk senyawa
anhigroskopik karena pada saat di letakan di udara terbuka
senyawa K4Fe(CN)6 tidak menyerap molekul air. Senyawa ini bersifat
basa karena setelah pengujian merubah kertas lakmus merah
menjadi biru. Pada saat uji reaksi nyala warna yang timbul adalah
warna pink dan terdapat percikan kecil. Pereaksi dengan H2SO4
encer tidak dilakukan karena kehabisan waktu. Namun untuk reaksi
dengan H2SO4 pekat menimbulkan bau yang khas dan warnanya
menjadi bening kekuningan (terdapat endapan pada bawah
tabung).

Setelah di amati NiSO4 berwarana biru kehijauan, senyawa ini


tidak memiliki bau. Senyawa ini termasuk senyawa anhigroskopik
karena pada saat di letakan di udara terbuka senyawa NiSO4 tidak
meyerap molekul air. Senyawa ini bersifat asam karena setelah
pengujian dengan kertas lakmus yang berwarna biru menjadi
berwarna merah. Pada saat uji reaksi nyala, warna yang dihasilkan
adalah orange. Tidak menyebabkan warna nyala api. Pada saat di
reaksikan dengan H2SO4 encer
warnannya hijau bening
menimbulkan bau tetapi pada saat direaksikan dengan H 2SO4 pekat
menimbulkan reaksi warnanya menjadi kuning bening dan endapan
mengeras.
Setelah di amati CoOAC berwarna merah muda, senyawa ini
tidak memiliki bau. Senyawa ini termasuk senyawa anhigroskopik
karena pada saat di letakan di udara terbuka senyawa ini tidak
menyerap molekul air. Senyawa ini bersifat basa karena setelah
pengujian dengan kertas lakmus tidak merubah kertas lakmus
merah maupun biru. Pada saat uji reaksi nyala, warna yang di
hasilkan adalah Ungu dan terdapat percikkan. Pada saat di
reaksikan dengan H2SO4 encer menimbulkan reaksi warnanya
menjadi putih ada gelembung tetapi pada saat di reaksikan dengan
H2SO4 pekat senyawa CoOAC
tidak bereaksi dan membentuk
endapan.
Setelah di amati FeSO4 berwarna hijau muda keputihan,
senyawa ini memiliki bau yang khas (baunya seperti gula). Senyawa
ini termasuk senyawa anhigroskopik karena pada saat di letakan di
udara terbuka senyawa ini tidak menyerap molekul air. Senyawa ini
bersifat asam karena setelah pengujian dengan kertas lakmus yang
berwarna biru menjadi berwarna merah. Pada saat uji reaksi nyala,
warna yang dihasilkan adalah ungu. Pada saat direaksikan dengan
H2SO4 encer tidak menimbulkan reaksi tetapi begitu pula pada saat
direaksikan dengan H2SO4 pekat tidak menimbulkan reaksi apapun
warnanya tetap dan terdapat endapan.
Setelah di amati MnO2 berwarna hitam, senyawa ini tidak
memiliki bau dan termasuk senyawa anhigroskopik karena pada
saat di letakan di udara yang terbuka senyawa MnO 2 tetap
berbentuk serbuk dan tidak menyerap molekul air. Sifat senyawa ini
adalah basa karena setelah pengujian merubah kertas lakmus
merah menjadi biru. Pada saat uji reaksi nyala warna yang timbul
adalah orange. Tidak menimbulkan warna nyala api. Pada saat di
reaksikan dengan H2SO4 encer tidak ada reaksi apapun warnanya
tetap bening. Begitupun pula pada saat di reaksikan dengan H 2SO4
pekat juga tidak ada reaksi warnanya bening tetapi ada endapan
yang berasal dari senyawa MnO2 itu sendiri yang berada pada
bagian bawah tabung reaksi.
Setelah di amati CrCl3 berwarna hijau lumut, senyawa ini
tidak berbau. Senyawa ini termasuk senyawa higroskopik karena
pada saat di letakan di udara terbuka senyawa ini menyerap
molekul air. Senyawa ini bersifat asam karena setelah pengujian

dengan kertas lakmus yang berwarna biru menjadi berwarna


merah. Pada saat uji reaksi nyala, warna yang di hasilkan adalah
hijau. Pada saat direaksikan dengan H 2SO4 encer
tidak
menimbulkan reaksi
warnanya tetap hijau tetapi pada saat
direaksikan dengan H2SO4 pekat ada busa dan baunya menyengat.
Setelah di amati MnCl2 berwarna pink pudar, senyawa ini
tidak berbau. Senyawa ini merupakan senyawa higroskopik karena
pada saat di letakan di udara terbuka senyawa MnCl 2 meyerap
molekul air. Senyawa ini bersifat basa karena setelah pengujian
dengan kertas lakmus tidak merubah kertas lakmus merah maupun
biru. Pada saat uji reaksi nyala, warna yang dihasilkan adalah hijau
kekuningan dan menimbulkan percikkan kecil. Pada saat direaksikan
dengan H2SO4 encer tidak menimbulkan reaksi, tetapi begitu pula
pada saat direaksikan dengan H2SO4 pekat tidak menimbulkan
reaksi apapun dan zat yang mengendap mengental.
Setelah di amati NaCl berwarna putih, senyawa ini tidak
berbau. Senyawa ini termasuk senyawa anhigroskopik karena pada
saat di letakan di udara terbuka senyawa ini tidak menyerap
molekul air. Senyawa ini bersifat basa karena setelah pengujian
dengan kertas lakmus tidak merubah kertas lakmus merah maupun
biru. Pada saat uji reaksi nyala, warna yang di hasilkan adalah
orange. Tidak menyebabkan warna nyala api. Pada saat di reaksikan
dengan H2SO4 encer tidak menimbulkan reaksi warnanya tetap.
Begitu pula pada saat di reaksikan dengan H 2SO4 pekat tidak ada
reaksi dan endapan mengeras. pada saat di reaksikan dengan
NaOH, endapan yang berada pada bawah tabung sukar larut,
namun saat dilakukan pemansan, gelembung muncul dan laturan
menjadi larut.
Setelah di amati CaCO3 berwarna putih dan memiliki bau
seperti terigu. Senyawa ini termasuk senyawa anhigroskopik karena
pada saat di letakan di udara terbuka senyawa ini tidak menyerap
molekul air. Senyawa ini bersifat basa karena setelah pengujian
dengan kertas lakmus tidak merubah kertas lakmus merah maupun
biru. Pada saat uji reaksi nyala, warna yang di hasilkan adalah
orange. Tidak menyebabkan warna nyala api. Pada saat di reaksikan
dengan H2SO4 encer tidak menimbulkan reaksi begitu pula pada
saat di reaksikan dengan H2SO4 pekat
CaCO3 juga tidak
menimbulkan reaksi hanya terdapat endapan yang mengental. Pada
saat direaksikan dengan NaOH, CaCO3 sedikit larut setelah
dipanaskan adanya endapan.
Setelah di amati SrCl2 berwarna putih, senyawa ini berbau.
Senyawa ini termasuk senyawa anhigroskopik karena pada saat di
letakan di udara terbuka senyawa ini tidak menyerap molekul air.
Senyawa ini bersifat asam karena setelah pengujian dengan kertas
lakmus yang berwarna biru menjadi berwarna merah. Pada saat uji
reaksi nyala, warna yang di hasilkan adalah merah kehitaman maka
senyawa ini diduga mengandung Sr atau serenium. Pada saat di
reaksikan dengan H2SO4 encer tidak menimbulkan reaksi warnanya

tetap. Begitupula pada saat di reaksikan dengan H 2SO4 pekat tidak


ada reaksi dan endapan yang berada di bawah tabung sukar larut.
Pada saat di reaksikan dengan NaOH, endapan yang ada menjadi
larut.
Setelah di amati asam sitrat berwarna putih, senyawa ini
memiliki bau seperti gula. Senyawa ini termasuk senyawa
anhigroskopik karena pada saat di letakan di udara terbuka
senyawa ini tidak menyerap molekul air. Senyawa ini bersifat asam
karena setelah pengujian dengan kertas lakmus yang berwarna biru
menjadi berwarna merah. Pada saat uji reaksi nyala, senyawa
meleleh. Karena saat di pijarkan meleleh maka tidak dapat d
analisis menggunakan uji nyala. Pada saat di reaksikan dengan
H2SO4 encer tidak menimbulkan reaksi warnanya tetap. Begitupula
pada saat di reaksikan dengan H2SO4 pekat tidak ada reaksi dan
endapan mengeras. NaOH direaksikan, endapan tidak larut.
Setelah di amati BaCl2 berwarna putih, senyawa ini tidak
memiliki bau dan senyawa ini termasuk senyawa anhigroskopik
karena pada saat di letakan di udara terbuka senyawa BaCl 2 tidak
meyerap molekul air. Senyawa ini bersifat asam karena setelah
pengujian dengan kertas lakmus yang berwarna biru menjadi
berwarna merah. Pada saat uji reaksi nyala, warna yang dihasilkan
adalah merah. Tidak menimbulkan warna api. Pada saat di
reaksikan dengan H2SO4 encer tidak menimbulkan reaksi tetapi pada
saat di reaksikan dengan H 2SO4 pekat terbentuk gelembung putih
dan bau yang menyengat dan endapan sukar larut. Direaksikan
dengan NaOH sukar larut pula namun setelah dipanaskan, endapan
menjadi larut.
Setelah di amati NaOAC berwarna putih, senyawa ini memiliki
bau yang khas. Senyawa ini termasuk senyawa anhigroskopik
karena pada saat di letakan di udara terbuka senyawa ini tidak
menyerap molekul air. Senyawa ini bersifat basa karena setelah
pengujian dengan kertas lakmus tidak merubah kertas lakmus
merah maupun biru. Pada saat uji reaksi nyala, warna yang di
hasilkan adalah merah. Tidak menyebabkan warna nyala api. Pada
saat di reaksikan dengan H 2SO4 encer menimbulkan reaksi
warnanya menjadi bening begitu pula pada saat di reaksikan
dengan H2SO4 pekat senyawa NaOAC menjadi putih dan terdapat
endapan. Pada saat direaksikan dengan NaOH, endapan sukar larut,
setelah dipanaskan endapan menjadi larut.
Setelah di amati CdOAC berwarna putih, senyawa ini memiliki
bau yang khas. Senyawa ini termasuk senyawa higroskopik karena
pada saat di letakan di udara terbuka senyawa ini menyerap
molekul air. Senyawa ini bersifat basa karena setelah pengujian
dengan kertas lakmus tidak merubah kertas lakmus merah maupun
biru. Pada saat uji reaksi nyala, warna yang di hasilkan adalah
merah. Tidak menyebabkan warna nyala api. Pada saat di reaksikan
dengan H2SO4 encer menimbulkan reaksi warnanya menjadi bening
begitu pula pada saat di reaksikan dengan H 2SO4 pekat senyawa

CdOAC menjadi putih dan terdapat endapan. Saat direaksikan


dengan NaOH sukar larut dan setelah dipanaskan menjadi larut.
Setelah di amati Bi(NO3)3 berwarna putih, senyawa ini
memiliki bau sepert susu basi. Senyawa ini termasuk senyawa
anhigroskopik karena pada saat di letakan di udara terbuka
senyawa ini tidak meyerap molekul air. Senyawa ini bersifat asam
karena setelah pengujian dengan kertas lakmus yang berwarna biru
menjadi berwarna merah. Pada saat uji reaksi nyala, warna yang
dihasilkan adalah orange. Tidak menyebabkan warna nyala api.
Pada saat direaksikan dengan H 2SO4 encer tidak menimbulkan
reaksi warnanya bening ada endapan putih tetapi begitu pula pada
saat direaksikan dengan H2SO4 pekat tidak menimbulkan reaksi
apapun warnanya tetap dan terdapat gelembung. Saat direaksikan
dengan NaOH sukar larut.
Setelah di amati NH4Cl berwarna putih berbentuk kristal,
senyawa ini memiliki bau pesing. Senyawa ini termasuk senyawa
anhigroskopik karena pada saat di letakan di udara terbuka
senyawa NH4Cl tidak meyerap molekul air. Senyawa ini bersifat
asam karena setelah pengujian dengan kertas lakmus yang
berwarna biru menjadi berwarna orange. Pada saat uji reaksi nyala,
warna yang dihasilkan adalah warna kuning yang di duga zat
tersebut mengandung Na. Pada saat direaksikan dengan H 2SO4
encer tidak menimbulkan reaksi, tetapi begitu pula pada saat
direaksikan dengan H2SO4 pekat tidak menimbulkan reaksi apapun
warnanya bening dan terdapat gelembung. Pada saat direaksikan
dengan NaOH, endapan menjadi sukar larut dan setelah dipanaskan
endapan menjadi larut.
Setelah di amati KCl berwarna putih, senyawa ini tidak
berbau dan senyawa ini termasuk senyawa higroskopik karena pada
saat di letakan di udara terbuka senyawa KCl tidak menyerap
molekul air. Senyawa ini bersifat asam karena setelah pengujian
dengan kertas lakmus yang berwarna biru menjadi berwarna
merah. Pada saat uji reaksi nyala warna yang timbul adalah warna
lembayung maka zat ini mengandung unsur K atau kalium bila
sample yang digunakan sample anonim maka hal ini berfunsi untuk
mengetahui identifikasi sample. Karena kita telah mengetahui
sample ini maka kita bisa memastikan bahwa sample ini
mengandung kalium. Pada saat di reaksikan dengan H 2SO4 encer
tidak menimbulkan reaksi apapun. Sedangkan pada saat di
reaksikan dengan H2SO4 pekat menimbulkan bau yang khas dan
warnanya menjadi bening dan endapan sukar larut.
Setelah di amati CuCl2 berwarna hijau kebiruan, senyawa ini
tidak berbau. Senyawa ini termasuk senyawa anhigroskopik karena
pada saat di letakan di udara terbuka senyawa ini tidak menyerap
molekul air. Senyawa ini bersifat asam karena setelah pengujian
dengan kertas lakmus yang berwarna biru menjadi berwarna
merah. Pada saat uji reaksi nyala, warna yang di hasilkan adalah
merah kuning maka zat tersebut mengandung unsur CuCl2. Pada

saat di reaksikan dengan H2SO4 encer tidak menimbulkan reaksi


warnanya tetap. Tetapi pada saat di reaksikan dengan H2SO4 pekat
ada reaksi.
Setelah di amati CaCl2 berwarna putih, senyawa ini tidak
berbau. Senyawa ini termasuk senyawa anhigroskopik karena pada
saat di letakan di udara terbuka senyawa ini tidak menyerap
molekul air. Senyawa ini bersifat netral karena setalah pengujian
dengan kertas lakmus tidak merubah kertas lakmus merah maupun
biru. Pada saat uji reaksi nyala, warna yang di hasilkan adalah
merah kuning maka zat tersebut mengandung unsur CaCl 2. Pada
saat di reaksikan dengan H2SO4 encer tidak menimbulkan reaksi
warnanya tetap. Tetapi pada saat di reaksikan dengan H2SO4 pekat
ada reaksi.
Setelah di amati MgCl2 barwarna bening berbentuk kristal.
Senyawa ini termasuk senyawa higroskopik karena pada saat di
letakan di udara terbuka senyawa ini menyerap molekul air.
Senyawa ini bersifat asam karena setelah pengujian dengan kertas
lakmus yang berwarna biru menjadi berwarna merah. Tidak
menyebabkan warna nyala api. Pada saat uji reaksi nyala, warna
yang di hasilkan adalah orange. Tidak menyebabkan warna nyala
api. Pada saat di reaksikan dengan H 2SO4 encer warna MgCl2
menjadi putih keruh.

6. KESIMPULAN
Pada praktikum analisis organoleptik kali ini kita dapat
mengetahui berbagai warna senyawa. Bau dari beberapa
senyawa, di antaranya :
Bau kaporit, yaitu KCl, MnCl2, dan asam sitrat.
Bau NH3, yaitu NH4OAC.
Senyawa yang memiliki bau tetapi tidak teridentifikasi
adalah FeSO4, CrCl3, SrCl2, CaCl2, NaOAC.
Dari percobaan ini kita dapat memperoleh data bahwa
beberapa senyawa higroskopik, di antaranya :

CaCl2
CrCl3
MgCl2
KCl
MnCl2
Dari percobaan ini kita dapat memperoleh data sifat asam
atau basanya senyawa, di antaranya :

Senyawa yang bersifat asam : NH4Cl, NiSO4, CuSO4,


Bi(NO3), FeSO4,
SrCl2,
Asam
sitrat, K3Fe(CN)6, KCl,
BaCl2,
NH4OAC, CaCl2, MgCl2.

Senyawa yang bersifat basa : PbO2, CaCO3, MnO2,


MnCl2, CoOAC,
NaCl, K4Fe(CN)6.

DAFTAR PUSTAKA
http://ermaliawinda.blogspot.com/2010/04/analisis-sistem-pendahuluan.html
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|
id&u=http://en.wikipedia.org/wiki
VOGEL II ANALISIS ANORGANIK KUALITATIF

Anda mungkin juga menyukai