Anda di halaman 1dari 3

Gleadle J. At a glance anamnesis dan pemeriksaan fisik. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2007.h.

93
Anamnesis
Untuk mengetahui permasalahan sendi, ada beberapa hal yang perlu ditanyakan. Beberapa di
antaranya mengenai adanya masalah sendi seperti nyeri, kaku, bengkak, atau deformitas, jika ada
sendi-sendi mana saja yang terkena. Selain itu, ditanyakan bagaimana awal gejala, apakah ada
trauma maupn onset mendadak atau bertahap, kapan gejala tersebut terasa paling berat dan apa yang
memperberat atau meringankannya. Hal lainnya yang dapat ditanyakan seperti pernahkah sendi
terasa terkunci atau melonggar, di samping itu ada atau tidak gejala sistemik (misalnya ruam,
demam, menggigil, atau penurunan berat badan)yang berakibat fungsional (misalnya tidak bisa
berjalan, bangkit dari kursi, atau menulis surat).
Riwayat penyakit dahulu pasien juga perlu ditanyakan, terutama setiap riwayat penyakit
sendi sebelumnya seperti reumatisme atau artritis, adakah riwayat bedah penggantian sendi, riwayat
penyakit serius lain, riwayat gout, artritis, dan sebagainya. Hal penting lainnya ialah mengenai obatobatan yang dikonsumsi pasien, adakah konsumsi obat untuk terapi seperti OAINS, antibiotik,
alupurinol, kortikosteroid, dan lainnya. Riwayat keluaga juga perlu ditanyakan, adakah riwayat
artritis atau masalah muskuloskeletal dalam keluarga. Kemudian sebagai tambahan mengenai
riwayat pekerjaan, apa akibat sosial dari masalah sendi yang dialami.
Pemeriksaan Fisik
Apakah pasien tampak kesakitan atau tidak nyaman? Adakah postur abnormal?
Adakah bukti peradangan/ infeksi sistemik? Demam, kardia, takipnea, hipotensi?
Adakah tanda-tanda lain dari penyakit reumatologis (misalnya ruam berbentu kupu-kupu (butterfly
rash), tofi gout, psoriasis, atau nodul)?
Lakukan pemeriksaan fisik umum untuk mencari manifestasi sistemik dari penyakit reumatologis.
Lakukan inspeksi sendi yang terkena: periksa sendi yang normal terlebih dahulu.
Adakah bengkak, eritema, deformitas, atau pengecilan otot pada kulit di atasnya?
Lakukan palpasi dengan teliti. Adakah nyeri tekan, hangat, efusi, atau penebalan sinovial?
Periksa gerak sendi yang aktif dan pasif.
Periksa fungsi (misalnya cara berjalan, menggenggam).
Periksa sendi lain.

Willms JL, Schneiderman H, Agranati P. Diagnosis fisik: evaluasi diagnosis & fungsi di bangsal.
Jakarta: EGC, 2005. h.362-6
Pemeriksaan Kaki Tengah dan Kaki Depan
Artritis sendi metatarsofalang, dengan nyeri tekan dan kadang-kadang efusi, umumnya
terdapat pada artritis reumatoid. Apabila mengenai sendi metatarsofalang pertama, pertimbangkan
artritis gout. Tulang metatarsal biasanya agak nyeri tekan, sedangkan sendinya tidak; pada kedua
struktur terdapat sensitivitas yang sama terhadap tekanan jika pasien tidak mengalami hiperestesia
menyeluruh, yang memberi kesan peradangan sendi. Sensitivitas yang lebih besar pada sendi
dibandingkan pada tulang mendukung peradangan ini.
Perbedaan gout dan artritis reumatoid pada sendi metatarsofalang pertama tergantung pada
riwayat dan pola sendi yang terkena. Artritis monoartrikular keungkinan adalah gout; jika ada tofus,
maka diagnosis menjadi jelas. Gejala-gejala atau penemuan yang meluas berarti artritis reumatoid.
Riwayat dan keadaan penyakit juga membantu membedakan bunion dari gout. Analisa cairan
sinovial diperlukan untuk membedakan gout akut dari artritis septik, karena itu paraktik aspirasi
umumnya dilakukan terhadap serangan episode pertama dari artritis metatarsofalang akut.
Tofi dapat dibedakan dari yang menyerupainya berdasarkan lokalisasi dan keadaan. Penyakit
gout dapat memperbesar dugaan tersebut sehingga meningkatkan kemungkinan interpretasi dari
suatu massa sebagai suatu tofus. Deposit batu tofus kadang-kadang hanya dapat dijumpai pada
ujung jari. Karena hanya sedikit gangguan yang mengakibatkan deposit bahan yang keras pada

ujung jari tangan, sehingga bila ditemukan bijian pasir maka kemungkinannya adalah tofi.
Lokalisasi yang jelas dan tidak terlibatnya kulit yang berdekatan, serta ciri berpasir ketimbang keras
seperti tanduk, membedakan tofus dari penyebab lazim indurasi di ujung jari seperti kalus kulit.
Pada inspeksi jari kaki, perlu diamati adanya Haluks valgus. Haluks valgus dapat
menyebabkan pembentukan bunion. Dalam mendiagnosis gout, harus diingat bahwa haluks valgus
dan gout sering terjadi bersama-sama. Karena itu pembengkakan merah dan nyeri tekan pada sisi
medial halusks valgus dapat berupa gout juga bunion.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Ada beberapa hal yang dapat diperiksa yaitu apakah ditemukan kristal MSUM
(Monosodium Urat). Selain itu juga dapat diperiksa kadar asam urat darah (serum). Dalam
pemeriksaan kadar asam urat darah nilainya sangat terbatas dalam mendiagnosis artritis gout,
karena pada artritis gout sering kali kadar asam uratnya dalam batas normal. Karena itu kadar ini
perlu diperiksa pada waktu penderitanya sehat/ tidak dalam serangan artritis gout akut. Kadar asam
urat darah yang diharapkan, stabil sekitar 5 mg/dl. Selain itu penentuan jumlah kadar asam urat di
urin selama 24 jam penting untuk menentukan pengobatan. Selama 3-5 hari sebelum pemeriksaan,
penderita tidak boleh mengkonsumsi makanan yang mengandung purin, tidak boleh minum
minuman beralkohol karena dapat mengurangi keluarnya asam urat melalui ginjal. Penentuan asam
urat dinyatakan berlebihan bila kadarnya per 24 jam > 600 mg% pada diet bebas purin, atau > 800
mg% dengan diet normal. Bila kadarnya > 900 mg%, resiko terjadinya batu ginjal sangat tinggi.
Pemeriksaan gula darah, profil lipid, fungsi hati dan fungsi ginjal
Pemeriksaan Radiologis
Pada stadium akut artritis gout, tanda awal gambaran radiologisnya hanya tampak berupa
pembengkakan jaringan lunak di sekitar persendian (periartikuler0 yang asimetrik. Keadaan ini
terjadi akibat reaksi peradangan pada stadium awal. Perubahan gambaran radiologis pada artritis
gout kronis hanya terlihat, bila tulang sudah mengalami erosi sehingga berbentuk bulat atau lonjong
dengan tepi yang siklerotik akibat deposit urat di sendi. Kadang0kadang ditemukan pengapuran di
dalam fokus. Tanda khas artritis gout yaitu apabila pada foto rontgent ditemukan erosi punch out.
Misnadiarly. Rematik: Asam urat-hiperurisemia, artritis gout. Jakarta: Pustaka Obor Populer,
2007.h.31-4.
Diagnosis
Dengan adanya hasil laboratorium dan gambaran radiologis, maka jenis penyakit yang ada dapat
diketahui. Pada artritis gout, diagnosis penyakit ini ditegakkan dengan mengacu pada kriteria yang
dikemukakan The American Rheumatism Association (ARA) tahun 1977. Kriteria tersebut adalah:
Diagnosis pasti ditegakkan apabila ditemukan kristal monosodium urat (MSU) pada cairan
sendi (sinovial) atau tofi.
Ditemukan 6 dari 12 kriteria berikut:
Inflamasi maksimum terjadi pada hari pertama
Lebih dari satu kali serangan artritis gout
Artritis pada satu persendian (artritis monoartrikuler)
Kulit di atas sendi yang sakit tampak kemerahan
Nyeri atau bengkak pada pangkal ibu jari kaki (sendi MTP I)
Serangan pada sendi MTP hanya pada satu sisi (unilateral)
Serangan pada sendi tarsal (sendi di kaki) unilateral
Dicurigai adanya tofi
Hiperurisemia

Pada gambaran radiologis, tampak adanya pembengkakan sendi asimetris


Pada gambaran radiologis, tampak adanya kista subkortikal tanpa erosi
Kulur bakteri cairan sendinya negatif

Anda mungkin juga menyukai