Oleh :
Karolin Trisnawelda
1010312054
1010313071
1010313076
Nur Afany
1010313115
1110313013
1110312096
Putra Pratamadinata
1110312026
1110312110
Pembimbing :
Dr. Ismatul Amri
Supervisor :
Dr. Firman Arbi, Sp.A (K)
Dr. Amirah Zatil Izah, Sp.A
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karuniaNya sehingga referat yang berjudul Pendekatan Diagnosis Perdarahan
Pada Anak ini dapat kami selesaikan. Referat ini merupakan salah satu syarat
mengikuti kepaniteraan klinik senior di Bagian Ilmu Kesehatan Anak RS. Dr. M.
Djamil Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang.
Terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah banyak
membantu penyusunan referat ini, khususnya kepada dr. Firman Arbi, SpA(K) dan
dr. Amirah Zatil Izah, Sp.A sebagai preseptor dari Referat dan Dr. Ismatul Amri
selaku pembimbing yang telah memberikan saran, bimbingan dan dukungan moril
maupun materi dalam penyusunan referat ini. Penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada rekan-rekan dokter muda dan semua pihak yang banyak membantu
dalam penyusunan referat ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa referat ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran sebagai
masukan untuk perbaikan demi kesempurnaan referat ini. Akhir kata penulis
berharap semoga referat ini dapat menambah wawasan, pengetahuan dan
pemahaman semua pihak tentang Pendekatan Diagnosis Perdarahan Pada Anak
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................................i
Daftar Isi............................................................................................................................ii
Daftar Gambar..................................................................................................................iii
Daftar Tabel.......................................................................................................................iv
Daftar Singkatan...............................................................................................................v
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Batasan Masalah ......................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................3
1.4 Metode Penulisan......................................................................................3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi ..........................................................................................4
2.2 Etiologi...........................4
2.3 Epidemiologi......5
2.4 Mekanisme Pembekuan Darah...............................................................6
2.5. Patofisiologi Perdarahan Pada Anak.........................................................13
2.6. Pendekatan Diagnosis Perdarahan Pada Anak..........................................18
BAB 5
PENUTUP
5.1. Kesimpulan...............................................................................................30
5.2. Saran.........................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................32
DAFTAR GAMBAR
Gambra 2.1. Klasifikasi Penyebab Perdarahan...................................................................5
Gambar 2.2. Jalur Intrinsik dan Ekstrinsik Pembekuan Darah...........................................10
Gambar 2.3. Jalur Jalur Mekanisme Pembekuan Darah Normal......................................11
Gambar 2.4. Algoritma Pemeriksaan Skrining Laboratorium pada Perdarahan.... 24
Gambar 2.5. Algoritma Pemeriksaan Perdarahan pada Anak 27
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Gangguan Fungsi Trombosit yang Diturunkan..................................................16
Tabel 2.2. Diferensial Diagnosis Kelainan Perdarahan dan Memar...................................22
Tabel 2.3. Interpretasi Skrining Tes dan Tes Lanjutan yang Dianjurkan............................25
Tabel 2.4. Trombositopenia yang Diturunkan.....................................................................26
Tabel 2.5. Beberapa Diferensial Diagnosis Perdarahan pada Anak....................................28
DAFTAR SINGKATAN
AD
Autosomal Dominant
AR
Autosomal Resesif
aPTT
CBC
DIC
FII
Factor II (prothrombin)
FV
Factor V
FVII
Factor VII
FVIII
Factor VIII
FIX
Factor IX
FX
Factor X
FXI
Factor XI
FXII
Factor XII
FXIII
Factor XIII
HSP
ICH
Intracranial hemorrhage
INR
ITP
Immune thrombocytopenia
PAI-1
PBQ
PFA-100
PT
Prothrombin time
TT
Thrombin time
VKA
Vitamin K antagonist
VWD
VWF
VWF:Ag
VWF antigen
VWF:RCO
BAB 1
PENDAHULUAN
1. 1.
Latar Belakang
Perdarahan adalah keluarnya atau hilangnya sebagian darah dari sistem
vaskular baik disebabkan oleh rupturnya pembuluh darah akibat trauma atau kelainan
hemostasis.1 Ketika terjadi trauma, pembuluh darah yang terkena akan mengalami
kerusakan dan menyebabkan terjadinya perdarahan. Pada kondisi fisiologis, tubuh
berusaha mengkompensasi kehilangan darah dengan menutup kerusakan pada dinding
pembuluh darah sehingga proses kehilangan darah dapat dikontrol atau dihentikan.2
Proses demikian dapat berlangsung dengan baik apabila seluruh komponen
hemostasis terlibat, diantaranya komponen vaskular, trombosit dan koagulasi. Apabila
salah satu dari komponen tersebut mengalami defek atau kelainan, maka akan
menimbulkan perdarahan meskipun dengan trauma minimal ataupun tanpa disertai
riwayat trauma sebelumnya.3 Gejala perdarahan tersebut dapat berupa ptekie, purpura,
ekimosis, hemarthrosis, hematemesis, melena, dan yang lainnya.
Penyebab perdarahan secara umum dapat diklasifikasikan berdasarkan
kelainan hematologi atau non hematologi. Perdarahan yang disebabkan kelainan
hematologi bisa berupa kelainan trombosit seperti ITP dan koagulasi berupa hemofili
dan penyakit VWD, sementara yang termasuk penyebab non hematologi adalah
trauma, kekerasan, ulkus, varises, telangiectasia dan angiodisplasia.4
Pada anak- anak, perdarahan merupakan hal yang normal dan cukup sering
dialami terutama yang disebabkan oleh trauma. 3 Namun pada beberapa kondisi, gejala
perdarahan dapat merupakan tanda dari kelainan hemostasis.5 Sebagai contoh, ptekie
atau epistaksis dapat disebabkan oleh adanya defek primer pada trombosit atau
pembuluh darah. Sementara gejala perdarahan berupa memar bisa disebabkan oleh
defek primer maupun sekunder akibat gangguan proses pembekuan darah. 6 Perlu
diingat, perdarahan tidak hanya mengenai kulit dan mukosa tetapi juga dapat
mengenai organ tubuh lainnya termasuk saluran cerna, jaringan ikat, otak, rongga
sendi, dan seterusnya.
Kelainan hemostasis dapat bersifat kongenital atau didapat.5 Pada anak lakilaki, kelainan hemostasis herediter yang paling sering dialami adalah hemofilia karena
terkait X-link.4 Sementara menurut beberapa studi menyatakan penyebab tersering
perdarahan pada anak yang bersifat herediter adalah penyakit Von Willebrand. Salah
satunya berdasarkan penelitian yang dilakukan El Bustany, dkk dari National
Research Center Kairo pada tahun 2008 didapatkan dari 43 anak yang diteliti, 27,9%
menderita penyakit Von Willebrand, 25,5% hemofilia A, 7% dengan hemofilia B,
16,3% mengalami disfungsi trombosit, sedangkan sisanya tidak dapat ditentukan
diagnosisnya.7 Sementara pada tahun 2012 dilakukan penelitian bersifat single center
di Kairo dengan total responden 667 pasien, ternyata didapatkan 27,2% menderita
kelainan koagulasi dengan persentase terbesar hemofilia A 70,6% dan hemofilia B
13,9%, kemudian 72,7% mengalami gangguan trombosit dengan 74,8% menderita
purpura trombositopenia imun, 11,2% dengan glanzman syndrome, 6,6% penyakit
Von Willebrand dan sisanya tidak dapat diklasifikasikan.8
Gambaran klinis perdarahan pada anak cukup luas spektrumya, mulai dari
berupa perdarahan tersembunyi hingga perdarahan masif. Hal ini menjadi tantangan
tersendiri dalam menentukan apakah anak tersebut membutuhkan pemeriksaan
lanjutan atau tidak karena gejala klinisnya seringkali tidak terlalu menonjol di awal.
Akhirnya kondisi tersebut sering luput dalam penegakan diagnosis. Evaluasi pasien
melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik secara komprehensif dapat membantu untuk
1. 2.
Batasan Masalah
Batasan penulisan refrat membahas tentang definisi, etiologi, epidemiologi,
Tujuan Penulisan
Penulisan referat ini bertujuan untuk menambah pengetahuan tentang
1. 4.
Metode Penulisan
Penulisan referat ini menggunakan tinjauan kepustakaan yang merujuk pada berbagai
literatur.
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1. Definisi
Perdarahan merupakan keluarnya darah dari pembuluh darah akibat kerusakan
atau robekan pembuluh darah. Ada dua tipe perdarahan, yaitu perdarahan yang berasal
dari pembuluh darah dan perdarahan yang karena kelainan komponen pembekuan
darah. Perdarahan dari pembuluh darah pada umumnya bersifat lokal, sedangkan
perdarahan karena faktor pembekuan pada umumnya bersifat sistemik.9
Gangguan perdarahan adalah istilah umum untuk berbagai masalah medis yang
mengarah ke pembekuan darah sehingga darah keluar terus-menerus. Ketika seseorang
memiliki kelainan pendarahan mereka memiliki kecenderungan untuk berdarah lagi.
Kelainan dapat disebabkan oleh cacat pada pembuluh darah atau dari kelainan dalam
darah itu sendiri terutama kelainan pada faktor pembekuan darah atau platelet.10
Pembekuan darah, atau koagulasi, adalah proses untuk mengendalikan
perdarahan, mengubah darah dari cair ke padat. Proses ini bersifat kompleks yang
melibatkan sebanyak 20 protein plasma berbeda, atau faktor pembekuan darah. Proses
kimia kompleks ini menggunakan faktor pembekuan untuk membentuk suatu zat yang
disebut fibrin. Ketika faktor-faktor koagulasi tertentu kurang atau hilang, maka proses
ini tidak terjadi secara normal.11
2. 2. Etiologi
Secara umum perdarahan dapat disebabkan karena kelainan hemostasis yang
melibatkan seluruh komponen pembekuan darah, dan bukan kelainan hemostasis yang
umumnya bersifat lokal. Perdarahan yang bukan karena kelainan hemostasis bisa
disebabkan oleh trauma, infeksi virus, investasi cacing dan kelainan kongenital.
Sedangkan perdarahan karena kelainan hemostasis disebabkan oleh kekurangan
trombosit seperti pada ITP, kekurangan faktor pembekuan darah (hemofilia atau von
willebrand disease), dan kelainan pada endotel (DIC dan HSP).12
Kualitatif
Sekuester
Kuantitatif
konsumsi
Defisiensi
produksi
Abnormalitas
trombosit
Hematologi
Abnormalitas
faktor
Perdarahan
signifikan secara
klinis
Inhibitor
Non Hematologi
Abnormalitas vaskuler
intrinsik atau abnormalitas
vaskuler yang didapat
Swiss mengestimasi kelainan trombosit ditemukan pada 2 anak per satu juta penduduk.
Ras dan etnis mempengaruhi variasi frekuensi angka kejadian secara spesifik13.
Hemofilia ditemukan pada satu dari 5000 pria, 80% menderita hemofilia A
(defisiensi faktor VIII) dan 20% hemofilia B (defisiensi faktor IX) 14. VWD dapat
mengenai pria dan wanita. Namun, wanita dengan VWD lebih mudah dikenali karena
umumnya mengalami perdarahan haid yang banyak dan perdarahan lama setelah
melahirkan.12 VWD adalah gangguan perdarahan herediter terbanyak dengan insiden
antara 1:100 sampai 1:1000. Angka kejadian pada pria dan wanita sama, namun pada
wanita lebih sering ditemukan setelah adanya menorragi yang sering. Menorragi yang
sering dan signifikan sejak menarche sering di investigasi sebagai VWD. Defisiensi
faktor XI adalah penyebab ketiga terbanyak kelainan hemostasis yang ditemukan pada
populasi. Kebanyakan ditemukan pada ras Yahudi Ashkenazi14.
2. 4. Mekanisme Pembekuan Darah
Tubuh manusia memiliki kemampuan untuk mempertahankan
sistem hemostatis dalam mempertahankan komponen darah tetap
dalam keadaan cair sehingga tubuh dalam keadaan fisiologik mampu
mempertahankan aliran darah dari/dalam pembuluh darah. bila
terjadi kerusakkan pembuluh darah maka system hemostatis akan
mengatur perdarahan melalui mekanisme (1) interaksi pembuluh
darah dan jaringan penunjang, (2) interaksi trombosit dan pembuluh
darah yang mengalami kerusakan, (3) pembentukan fibrin oleh sistim
koagulasi, (4) regulasi dari bekuan darah oleh faktor inhibitor
koagulasi dan sistim fibrinolitik, (5) remodeling dan reparasi dari
pembuluh darah yang mengalami kerusakan. bila terdapat gangguan
dalam regulasi hemostatis baik oleh karena kapasitas inhibitor yang
tidak sempurna atau oleh karena adanya stimulus yang menekan
6
yang
mengakibatkan
pengendalian
perdarahan
melalui
jalur
ekstrinsik,
dimulai
oleh
komponen
darah
yang
faktor IXa oleh faktor XIa. <lih figure 1-4 colman> Protein contact
system (faktor XII, prekalikrein, high moleculer weight kininogen dan
C1 inhibitor) disebutkan sebagai pencentus awal terjadinya aktivasi
ataupun inhibisi faktor XI. Protein contact system ini akan berperan
sebagai respon dari reaksi inflamasi, aktifasi komplemen, fibrinolisis
dan angiogenesis15. Faktor XI dikonversikan menjadi XIa melalui 2
mekanisme yang berbeda yaitu diaktifkan oleh kompleks faktor XIIa
dan high molekuler weight kininogen(HMWK) atau sebagai regulasi
negative feedback dari trombin,3 regulasi negative feedback ini juga
terjadi pada faktor VIII dan faktor V, hal ini yang dapat menerangkan
tidak terjadinya perdarahan pada penderita yang kekurangan faktor
XII, prekalikrein dan HMWK. Faktor IXa akan membentuk suatu
kompleks dengan faktor VIIIa dengan bantuan adanya fospolipid dan
kalsium yang kemudian akan mengaktifkan faktor X menjadi faktor
Xa. Faktor Xa akan mengikat faktor V bersama dengan kalsium dan
fosfolipid membentuk suatu kompleks yang disebut protrombinase,
suatu kompleks yang bekerja mengkonversi protrombin menjadi
trombin. Faktor IX dapat juga diaktifkan oleh faktor XIa. 16
10
11
yang
akan
membatasi
dan
melokalisasi
pembentukan
15
hemostatic
plug
tetap
utuh
sampai
terjadi
proses
pembentukan
hemostatic
plug
melalui
dalam
15
bentuk
aktif
yaitu
plasmin,
yang
nantinya
akan
14
menunjukkan adanya deposit IgA dan komplemen pada dinding pembuluh darah.
Pemeriksan radiologi yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan barium, dilakukan
jika ditemui gejala gejala gastrointestinal, akan ditemukan penurunan motilitas
usus yang ditandai dengan pelebaran lumen usus atau intususepsi.18
2. Kelainan Fungsi Trombosit
Fungsi utama trombosit secara fisiologis adalah melakukan hemostasis,
membentuk sebuah gumpalan yang berperan sebagai sumbatan pada cedera vaskular
untuk mencegah kehilangan darah. Normalnya, gumpalan dari trombosit beredar di
dalam pembuluh darah tanpa perlekatan pada dinding endotel. Ketika suatu
pembuluh darah robek, trombosit menempel pada lapisan subendotel, berikatan
dengan kolagen subendotel via integrin 21 dan reseptor membran glikoprotein
GPVI, serta faktor von willebrand13.
Kelainan trombosit herediter bisa berupa kelainan fungsi dan kekurangan
jumlah. Gejala utama yang muncul pada setiap individu adalah perdarahan
mukokutan seperti memar, epistaksis, perdarahan dari orofaring atau saluran cerna
dan menorragi. Kelainan ini sering tidak terdeteksi pada usia muda kecuali memang
diketahui bahwa di dalam keluarga terdapat penderita kelainan darah, atau anak
mengalami suatu cedera yang menimbulkan perdarahan13.
Kelainan fungsi trombosit ada yang bersifat kongenital dan ada juga yang
didapat19.
a) Kongenital
a. Trombostenia (penyakit Glanzman), merupakan kelainan yang bersifat
autosomal resesif. Kelainan ini dapat menyebabkan terjdinya kegagalan
agregasi trombosit primer oleh karena terjadinya defesiensi glikoprotein
15
membran Iib dan III a. kelainan ini pada umumnya dijumpai pada neonatus.
Pada penyakit ini, dikarakteristikkan dengan ;
-
labor,
trombositopenia,
dan
didapatkan
dengan
ditemukannya -granule.
16
pemanjangan
pengunaan
wahtu
mikroskop
perdarahan,
elektron
tidak
b) Didapat
a. Pengaruh obat. Pengaruh obat yang dimaksud yaitu pemakaian obat yang
bersifat anti trombosit, salah satu contohnya yaitu aspirin. Pada penggunaan
aspirin akan menyebabkann masa perdarahan yang abnormal dan juga dapat
menyebabkan terjadinya perdarahan saluran cerna . obat yang paling sering
menyebabkan terjadinya gangguan pada fungsi trombosit yaitu aspirin ini.
Penyebab defek pada aspirin yaitu adanya terjadi inhibisi siklo-oksigenase
dengan ganggan sintesis tromboksan A2 yang mengakibatkan terjadinya
gangguan dalam reaksi pelepaan dan agregasi dengan adrenalin dan
adenosine difosfat. Defek yang ditimbulkan ini dapat bertahan selama 7-10
hari.
Tabel 2.1. Gangguan Fungsi Trombosit yang Diturunkan
(Sumber: Sara, Walter, Victor, et al. In Pediatric Blood Cancer. 2011)
Abnormalitas
protein untuk
perlekatan
protein
Abnormalitas
reseptor
platelet agonis
Abnormalitas
granula
trombosit
Abnormalitas
sinyal
transduksi
Abnormalitas
sitoskeleton
Abnormalitas
membran
fosfolipid
17
18
19
21
Thrombocytopenic Purpura) atau rash yang dikaitkan dengan nyeri sendi mensugestikan
HSP (Henoch Schonlein Purpura)24. Rash purpura dengan icterus mensugestikan gagal
hati, rash dengan diare dapat terlihat pada Hemolytic uremic syndrome. Memar yang
mudah terjadi juga dapat disebabkan oleh defisiensi vitamin C atau dengan riwayat
pemakaian obat seperti analgesic, antikonvulsan atau steroid23.
Ptekie dan purpura dapat disebabkan oleh vaskulitis atau kelainan trombosit.
Ptekie dan purpura sejak lahir dapat mensugestikan kelainan trombosit herediter seperti
TAR atau BS syndrome23. Perdarahan membran mukosa dapat disebabkan oleh kelainan
trombosit atau vWD. Riwayat menorrhagia pada pasien perempuan mensugestikan
vWD. Perdarahan pada otot atau sendi mensugestikan kekurangan faktor pembekuan24.
Kebutuhan tranfusi yang banyak saat operasi atau setelah operasi yang biasanya
tidak menyebabkan perdarahan hebat bisa di curigai sebagai penyakit perdarahan.
Perdarahan setelah tonsilektomi atau adenotonsiklektomi yang lebih dari 7-10 hari bisa
juga dicurigai mempunyai penyakit perdarahan23. Perdarahan mukosa seperti epistaksis,
menoragia, mudah memar, ptekie dicurigai sebagai kelainan hemostasis primer. Dokter
anak harus memikirkan tentang defek platelet, vWf dab kelainan pembuluh darah.
Perdarahan dalam pada sendi dan otot dicurigai sebagai gangguan dari faktor koagulasi24.
Perdarahan dari umbilical cord atau cephalhematoma dengan riwayat persalinan
sulit atau perdarahan dari gigi yang copot atau trauma minor, atau perdarahan pada
sendi atau hematoma mensugestikan kelainan yang bersifat herediter23. Perdarahan dari
tali pusat pada hari pertama kehidupan mengarah pada defisiensi faktor XIII atau
afibrinogenia24.Memar karena cedera akibat kecelakaan disengaja sekitar umur 1 tahun
sangat sering ketika anak-anak secara normal mulai berjalan dan terjatuh tapi terbatas
pada ekstremitas bawah dan tidak disertai ptekie atau purpura, dimana memar yang
22
bukan akibat cedera karena kecelakaan biasanya pada kepala, wajah, dada atau
ekstremitas bagian atas23.
2.6.3. Riwayat keluarga
Riwayat keluarga berperan penting pada penyakit perdarahan dengan potensi
yang diturunkan. Kelainan perdarahan autosomal resesif lebih sering pada komunitas
etnik yang terisolasi yang mempunyai gen yang sama. Riwayat keluarga yang lengkap
harus ditanyakan termasuk sering/ tidaknya kematian neonatus pada generasi
sebelumnya, perdarahan pasca pembedahan, sirkumsisi, pencabutan gigi, menorragi, dan
perdarahan postpartum, semakin sering kejadian ini ditemukan semakin memungkinkan
adanya gangguan perdarahan14. Riwayat keluarga penting dan penting mengetahui pohon
keluarga termasuk kelahiran, jenis kelamin yang dikenai dan detil perdarahan. Jika hanya
laki- laki yang dikenai mensugestikan kelainan XR dimana kedua jenis kelamin dapat
dikenai pada kelainan AR atau AD. Memar pada neonatus bisa disebabkan oleh sepsis
atau defisiensi vitamin K atau kelainan trombosit23.
23
hitung trombosit. Jumlah platelet normal atau tidak sangat menentukan klasifikasi lanjut
dari kelainan trombosit13. Pemeriksaan lain dapat berupa pemeriksaan bentuk platelet
yang dilanjutkan dengan PT dan APTT14.
PT digunakan untuk mengukur faktor pada jalur ekstrinsik dan common
pathway. Defisiensi faktor ini (paling banyak faktor VII) akan menyebabkan
pemanjangan PT. Vitamin K diperlukan untuk sintesis faktor yang penting dalam jalur
ini, oleh karena itu pasien dengan kekurangan vitamin K dapat mengalami pemanjangan
PT23,24.
PTT digunakan untuk mengukur faktor jalur intrinsic dan common pathway.
Defisiensi faktor ini (termasuk faktor VIII dan faktor IX ) akan menyebabkan
pemanjangan PTT. Faktor VII dapat ditemukan rendah pada pasien dengan penyakit von
willebrand , karena itu dapat ditemukan pemanjangan PTT23,24.
Pada pasien trombositopenia, pemeriksaan lebih lanjut bisa dilakukan dengan
melihat ukuran trombosit. Klasifikasi ukuran kecil, normal dan besar berdasarkan MPV
harus dikonfirmasi dengan pemeriksaan blood-film. Trombositopenia seringkali
ditemukan pada anak-anak. Walaupun trombositopenia herediter sering berhubungan
dengan disfungsi platelet, pada sejumlah kasus abnormalitas yang ditemukan justru tidak
spesifik13.
25
26
Tabel 2.3. Interpretasi Skrining Tes dan Tes Lanjutan yang Dianjurkan
(Sumber: Budensab. In International Journal of Health Science and Research. 2012)
baik
dari
kolagen/epinefrin
dan
kolagen/ADP
memanjang23.
27
Platelet besar
Sindrom Wiskott-Aldrich
X-linked trombositopenia
Kongenital megakariositik trombositopenia
Amegakariositik trombositopenia dengan sinostosi radio-ulnar
Trombositopenia dengan absen radii
Gangguan familial platelet dan predisposisi leukemia mieloid
akut
Trombositopenia autosom dominan
sindrom Bernard-Souller
DiGeorge / sindrom velokardiofasial
Sindrom Von Willebrand
Sindrom platelet abu-abu
Sindrom ARC
Gangguan terkait MYH9
X-linked trombositopenia dengan talasemia
Sindrom Paris-Trousseau-Jacobsen
Makrotrombositopenia mediteran jinak
Anemia diseritropoietik dengan trombositopenia
28
Gambar 2.5
Algoritma Pemeriksaan Perdarahan pada Anak
(Sumber: SickKids Handbook of Pediatric Thrombosis and Hemostasis.2013)
Tabel 2.5 Beberapa Diferential Diagnosis Perdarahan pada Anak
29
(Dirangkum dari Shosana, Margaret and Sara (An Approach to the Bleeding Child), Budensab (Approach to a Bleeding Child), Anjali
(Bleeding Disorder), Kate Khair and Ri Liesner (Bruising and Bleeding in infants and children), Linsday (Easy Bleeding), Michael and
Eric (Bleeding and Bruising: A Diagnostic Approach), dan James Shanon and Thomas (Evaluation for Bleeding Disorder in Suspected
Child Abuse)
Patofisiologi
Etiologi
Autoimun
Riwayat infeksi
sebelumnya
Riwayat
Keluarga
Riwayat
Penggunaan
Obat
Manifestasi
Klinis
Pemeriksaan
fisik
Jumlah
trombosit
Gambaran
darah tepi
Hemofilia
Von Willebrand
penyakit perdarahan
herediter yang disebabkan
oleh defisiensi faktor
pembekuan darah VIII, IX
dan XI
Produksi abnormal
faktor von
Willebrand
Faktor von
Willebrand
Defisiensi Vit K
ITP
PTS
Defisiensi vitamin K
Perdarahan akibat
penghancuran trombosit
berlebihan.
Trombositopenia yang
terjadi akibat pengaruh
imun
Defisiensi Vit K
Trombositopenia
Kelainan fungsi
trombosit
+/-
+/-
+/-
+/-
Riwayat ibu
mengonsumsi
antikoagulan pada
HDN perlu
ditanyakan
Bervariasi, mulai dari perdarahan ringan hingga berat ( memar ringan, epistaksis, hingga ekimosis generalisata, perdarahan kulit, GI, vagina hingga PIS)
Purpura, ptekie, perdarahan konjungtiva, perdarahan mukokutaneus lain Ptekie, memar pada kulit, perdarahan mukosa hidung, vagina dan perdarahan luka
memanjang
Normal/sedikit
Normal
Normal
Normal
Menurun
Menurun
menurun
Normal
Normal
Normal
Normal
Bentuk trombosit
dapat normal, kecil
30
atau besar
PT
Normal
PTT
Memanjang
APTT
Faktor II
Faktor VII
Faktor VIII
Faktor IX
Faktor X
BT
vWF
Abnormal
Normal
Normal
Rendah
Rendah
Normal
Normal
Normal
Tatalaksana
Normal
Normal/sedikit
memanjang
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Aktivitas rendah
Desmopressin,
komponen darah
(cryopresipitate),
obat fibrinolitik
Memanjang
Memanjang
Aktivitas rendah
Aktivitas rendah
Normal
Aktivitas rendah
Aktivitas rendah
Normal
Konsumsi vitamin K
31
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Kortikosteroid oral,
IVIG, immunoglobulin
anti-D
Tergantung etiologi
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Memanjang
Normal
Transfusi trombosit,
dll
BAB 3
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Perdarahan adalah keluarnya atau hilangnya sebagian darah dari sistem
vaskular baik disebabkan oleh rupturnya pembuluh darah akibat trauma atau kelainan
hemostasis. Perdarahan dan memar sering terdapat pada anak. Penyebab perdarahan
secara umum dapat diklasifikasikan berdasarkan kelainan hematologi (kelainan
trombosit dan faktor pembekuan) atau non hematologi (trauma, kekerasan, ulkus,
varises, telangiectasia dan angiodisplasia). Perdarahan terjadi pada hampir 75% kasus
trauma.
Pendekatan diagnosis dan tatalaksana yang tepat perlu dilakukan segera pada
anak dengan perdarahan karena resiko yang ditimbulkannya. Perdarahan dapat
mengancam nyawa dan dapat mengganggu tumbuh kembang anak. Diagnosis banding
antara penyakit perdarahan dan luka akibat kecelakaan dapat dilakukan dengan
anamnesa dan pemeriksaan fisik yang baik. Perlu ditanyakan riwayat perdarahan,
riwayat pengobatan dan riwayat keluarga. Pemeriksaan fisik dapat dibantu dengan
pemeriksaan laboratorium untuk lebih memastikan diagnosis.
Pemeriksaan laboratorium pada perdarahan dibagi atas tes skrining dan tes
khusus. Bila tes skrining normal, pemeriksaan TT dan agregasi trombosit perlu
dipertimbangkan untuk diperiksa. Pada orang dengan kelainan pada tes skrining,
pemeriksaan faktor spesifik dapat dilakukan untuk mencari diagnosis yang lebih tepat.
Pada pasien dengan riwayat perdarahan abnormal dan adanya riwayat keluarga, tes
skrining yang normal memerlukan evaulasi laboratorium yang lebih jauh.
Saran
3.2.
33
DAFTAR PUSTAKA
34
15. Guzzetta A Nina MD, Miller E Bruce MD. 2010. Principles of Hemostatis in Children
:models and maturation. Review Article. Pediatric Anesthesia
16. Kliegman RM, Stanton BF, St Geme JW, dan Schor NF. 2015. Nelson Textbook Of
Pediatrics, 20th edition. Philadelphia : Elsevier, hal. 1216-1218.
17. Akib A, Munasir Z, dan Kurniati N. 2008. Buku Ajar Alergi-Imunologi Anak. Edisi
Kedua. Jakarta : Balai Penerbit IDAI, hal. 373-37.
18. Permono HB, Sutaryo, Ugrasena IDG, Windiastuti E, dan Abdulsalam M. 2006. Buku
Ajar Hematologi-Onkologi Anak. IDAI: Jakarta.
19. Corrigan JJ, 2000. Penyakit Perdarahan dan Trombosis dalam Behrman, Kligeman,
Arvin. Nelson Ilmu Kesehatan Anak Ed 15, vol 2. EGC, Jakarta
20. Janna M, George R. Coagulation Disorder in Pediatric Review. 2003. Vol 4 No3.
21. Hackner SG. Bleeding Disorder: Diagnostic Approach Simplified. Cornel University.
New York
22. Lindsay McRae.Easy Bleeding. 2012. Pp.1-6
23. Hastings CA, Torkildson JC, dan Agrawal AK. 2012. Handbook of Pediatric Hematology
and Oncology, second edition. Inggris : John Wiley & Sons, hal. 62 66.
24. Budensab A.H. Approach to a Bleeding Child. In International Journal of Health
Sciences & Research. 2012:5:(2):pp.98-104
35