Anda di halaman 1dari 9

LAMBANG TANAH DATAR DAN ARTINYA

1. Balai Adat, melambangkan tempat mufakat, tempat melahirkan filsafah


alam pikiran khas masyarakat Tanah Datar yang terkenal dengan sistem
Demokrasi menurut ALUR DAN PATUT sebagai Lambang Konsekuen
melaksanakan Demokrasi.
2. Atap Balai Adat yang Melingkung Bagai Tanduk Kerbau dan
Meruncing/Menjulang ke Atas, merupakan gaya seni bangunan khas Tanah
Datar yang melambangkan sifat masyarakatnya yang dinamis,
bekerja/berbuat dan bercita-cita luhur untuk kebahagiaan bersama.
3. Masjid Bertingkat yang Bergobah Bergonjong Lurus ke Atas,
melambangkan agama mayoritas masyarakat Tanah Datar dalam bentuk
spiritual yang suci berbudi luhur.
4. Lima Gonjong Balai Adat dan Sebuah Puncak Masjid yang Menjulang
Tinggi ke angkasa, melambangkan keseluruhan sejarah Tanah Datar dari
zaman ke zaman yang bersemboyankan "Adat Bersandi Syarak, Syarak
Bersendi Kitabullah".
5. Padi dan Kapas, melambangkan cita-cita masyarakat menuju kehidupan
adil makmur yang diridhai Tuhan.
6. Keris Pusaka, melambangkan kesatuan tekad jiwa patriot masyarakat
Tanah Datar yang mencintai kerukunan/kedamaian dan senantiasa
memelihara harga dirinya.
sumber: tanahdatar.go.id

Kabupaten Tanah Datar


Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Kabupaten Tanah Datar

Lambang Kabupaten Tanah Datar


Moto: Tuah Sepakat Alur dan Patut

Peta lokasi Kabupaten Tanah Datar


Koordinat: 00' 17" LS - 00' 39" LS dan 100' 19" BT 100' 51" BT

Provinsi
Tanggal
Ibu kota
Pemerintahan
- Bupati
- DAU
Luas
Populasi
- Total
- Kepadatan
Demografi
- Kode area telepon
Pembagian administratif
- Kecamatan
- Kelurahan

Sumatera Barat
Batusangkar
Ir. M. Shadiq Pasadigoe, S.H (2005-2015)
Rp. 587.104.249.000.-(2013)[1]
1.336 km2
338.494 jiwa (2010)
253,36 jiwa/km2
0752
14 kecamatan
-

- Situs web

www.tanahdatar.go.id/

Kabupaten Tanah Datar merupakan salah satu kabupaten yang berada dalam
Provinsi Sumatera Barat, Indonesia, dengan ibu kota Batusangkar 02712LU
1003538BT. Kabupaten ini merupakan kabupaten terkecil kedua untuk luas
wilayahnya di Sumatera Barat, yaitu 133.600 Ha (1.336 km2). Jumlah penduduk
di kabupaten ini berdasarkan sensus pada tahun 2006 adalah 345.383 jiwa yang
mendiami 14 kecamatan, 75 nagari, dan 395 jorong. Kabupaten Tanah Datar
merupakan daerah agraris, lebih 70% penduduknya bekerja pada sektor pertanian,
baik pertanian tanaman pangan, perkebunan, perikanan, maupun peternakan.
Kabupaten Tanah Datar merupakan Tujuh Kabupaten Terbaik di Indonesia dari
400 kabupaten yang ada. Penghargaan ini diberikan pada tahun 2003 oleh
Lembaga International Partnership dan Kedutaan Inggris. Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI) menobatkan Kabupaten Tanah Datar sebagai satu
dari empat daerah paling berprestasi dan berhasil melaksanakan otonomi daerah[2].
Luhak Nan Tigo, nama lain dari Kabupaten Tanah Datar, saat ini di Kabupaten
Tanah Datar masih banyak terdapat peninggalan sejarah seperti prasasti atau batu
bersurat terutama peninggalan zaman Adityawarman.

Geografis
Secara geografis wilayah Kabupaten Tanah Datar terletak di tengah-tengah
Provinsi Sumatera Barat, yaitu pada 0017" LS - 0039" LS dan 10019" BT
10051" BT[3] . Ketinggian rata-rata 400 sampai 1000 meter di atas permukaan
laut[2].

Topografis
Kabupaten Tanah Datar terletak di antara dua gunung, yaitu Gunung Merapi dan
Gunung Singgalang. Kondisi topografi ini didominasi oleh daerah perbukitan,
serta memiliki dua pertiga bagian danau Singkarak.
Kondisi topografis Kabupaten Tanah Datar adalah sebagai berikut:
1. Wilayah Datar 03% dengan luas 6.189 Ha atau 6.63% dari luar wilayah
Kabupaten Tanah Datar
2. Wilayah Berombak 38% dengan luas 3.594 Ha atau 2,67% dari luar
wilayah Kabupaten Tanah Datar
3. Wilayah Bergelombang 8-15% dengan luas 43.922 Ha atau 32.93% dari
luas Kabupaten Tanah Datar

4. Kemiringan di atas 15% dengan luas wilayah 79.895 Ha atau 59.77% dari
luas Kabupaten Tanah Datar

Iklim
Secara umum iklim di kawasan Kabupaten Tanah Datar adalah sedang dengan
temperatur antara 12 C25 C dengan curah hujan rata-rata lebih dari 3.000 mm
per tahun. Hujan kebanyakan turun pada bulan September hingga bulan Februari.
Curah hujan yang cukup tinggi ini menyebabkan ketersediaan air cukup, sehingga
memungkinkan usaha pertanian secara luas dapat dikembangkan.

Batas wilayah
Kabupaten Tanah Datar memiliki perbatasan dengan beberapa kabupaten/kota di
Sumatera Barat, yaitu:
Utara
Selatan
Barat
Timur

Kabupaten Agam dan Kabupaten Lima Puluh Kota


Kota Sawah Lunto dan Kabupaten Solok
Kabupaten Padang Pariaman
Kabupaten Sijunjung

Kabupaten Tanah Datar merupakan daerah yang kaya dengan sumber air. Selain
Danau Singkarak, di Kabupaten Tanah Datar terdapat lebih dari 25 buah sungai.

Arti lambang
Lambang daerah Kabupaten Tanah Datar berbentuk perisai segi lima yang di
dalamnya terdapat:
1. Kata-kata Tanah Datar
2. Balai adat bergonjong lima berjendela empat
3. Kubah masjid bertingkat
4. Setangkai padi berbutir 17
5. Setangkai kapas berbuah delapan
6. Sebuah keris
7. Sehelai pita dengan kata-kata sebagai semboyan

Pengertian dari segi bentuk

Bentuk perisai segi lima, melambangkan bahwa daerah Kabupaten Tanah Datar
adalah salah satu Kabupaten di Sumatera Barat, sebagai bagian dari wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undangundang Dasar 1945.

Pengertian dari segi sudut gambar/lukisan


Balai adat gonjong lima
Balai adat melambangkan tempat mufakat, tempat melahirkan filsafat alam
pikiran khas masyarakat Tanah Datar yang dikenal dengan sistem demokrasi
menurut alur dan patut, sebagai lambang konsekuensi dalam melaksanakan
demokrasi.
Atap balai adat yang melengkung bagai tanduk kerbau meruncing menjulang ke
atas merupakan gaya seni bangunan khas Tanah Datar yang melambangkan sifat
masyarakat yang dinamis, bekerja berbuat dan bercita-cita luhur untuk
kebahagiaan bersama
Atap balai adat dengan lima gonjong, satu gonjong pada bagian depan dan empat
gonjong pada bahagian samping yang melengkung bagai tanduk kerbau
meruncing menjulang ke atas merupakan gaya seni bangunan khas Tanah Datar
yang melambangkan sifat masyarakat yang dinamis, bekerja berbuat dan bercitacita luhur untuk kebahagiaan bersama. Masjid bertingkat, berkubah, bergonjong
dan lurus ke atas melambangkan agama mayoritas masyarakat Tanah Datar adalah
Islam, dalam membentuk jiwa yang suci dan berbudi luhur.
Mesjid bergonjong dan berkubah
Masjid bertingkat, berkubah, bergonjong, dan lurus ke atas melambangkan agama
mayoritas masyarakat Tanah Datar adalah Islam, dalam membentuk jiwa yang
suci dan berbudi luhur.
Padi dan kapas
Padi dan kapas melambangkan cita-cita masyarakat Tanah Datar menuju
kehidupan adil dan makmur yang diridhoi Allah SWT.
Keris pusaka
Keris pusaka melambangkan kesatuan jiwa patriot masyarakat Tanah Datar yang
mencintai kerukunan kedamaian dan senantiasa memelihara harga dirinya.

Pengertian warna
Pengertian dari warna yang ada pada lambang,

1. Putih berarti suci terdapat pada kubah masjid, huruf balok bertuliskan
Tanah Datar, kapas, pita tempat moto, dan warna pinggir luar dari perisai.
2. Kuning berarti kebesaran jiwa masyarakat. Terdapat pada dasar perisai.
Warna ini merupakan warna khas Tanah Datar Luhak Nan Tuo.
3. Kuning emas berarti keagungan, terdapat pada dinding balai adat, kaki
balai adat, padi, dan keris.
4. Hitam berarti tahan uji, terdapat pada atap gonjong, tulisan Tuah Sepakat
Alur dan Patut.
5. Hijau berarti kedamaian jiwa, mengandung harapan masa depan yang
lebih baik. Terdapat pada daun kapas dan warna dasar tulisan Tanah Datar.
6. Merah berarti keberanian menegakkan kebenaran dan keadilan. Warna
huruf balok tulisan Tuah Sepakat Alur dan Patut.

Pengertian dan makna semboyan


Selanjutnya juga terdapat sehelai pita yang bertuliskan moto/semboyan Tuah
Sepakat Alur dan Patut. Maknanya sepakat dalam mengambil kata mufakat, selalu
disandarkan pada alur dan patut. Kepentingan pribadi dihargai dalam batas selama
tidak bertentangan dengan kepentingan bersama yang berlandaskan alur dan patut.
Demikian pula dalam melaksanakan mufakat/musyawarah selalu kompak dalam
arti "Bersatu teguh, bercerai runtuh", kepentingan pribadi dihargai dalam batas
selama tidak bertentangan dengan kepentingan bersama yang berlandaskan alur
dan patut.

Arti falsafah lambang


Pengertian falsafah dari lambang mencerminkan jiwa pikiran dan kehidupan
masyarakat Tanah Datar yang bersendikan adat dan agama, serta senantiasa
menaati hukum, musyawarah mufakat, yang berdasarkan alur dan patut. "Elok dek
awak, katuju dek urang" serta konsekuen melaksanakan hasil mufakat menuju
kebahagiaan hidup bersama yang adil dan makmur dalam wadah negara kesatuan
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila.

Infrastruktur
Kabupaten Tanah Datar merupakan daerah pertanian, hal ini terlihat dari dominasi
sektor pertanian dalam perekonomian wilayah, penyerapan tenaga kerja dan
pemanfaatan lahan. Lokasi pertanian tersebar merata di seluruh wilayah dan
produksinya terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini membutuhkan jaringan
jalan sebagai pendukung aktivitas sektor pertanian tersebut mulai dari kegiatan
produksi, pascapanen dan pemasaran. Sementara itu kondisi jaringan jalan yang
ada belum dapat mendukung sepenuhnya aktivitas pertanian tersebut, hal ini

terlihat dari masih banyaknya ruas jalan yang lebarnya belum memenuhi syarat,
kondisi permukaan jalan yang rusak dan masih banyak ruas jalan yang melalui
lokasi pertanian belum dapat dilalui kendaraan roda dua sekalipun, dengan
mengatasi penanganan jaringan jalan ini, maka tentunya aktivitas sektor pertanian
akan lebih ekonomis sehingga dengan sendirinya dapat meningkatkan
perekonomian masyarakat setempat dan sekaligus akan meningkatkan
pengembangan wilayah dari Kabupaten Tanah Datar itu sendiri[4].
Pada saat ini pembangunan jalan di Kabupaten Tanah Datar pada dasarnya hanya
berupa memperbaiki kualitas jalan, sementara pembukaan jalan baru dipandang
masih belum memungkinkan karena terkendala oleh keterbatasan dana. Selama
tahun 2007 jumlah jembatan di Kabupaten Tanah Datar sebanyak 238 buah
dengan panjang 2.019,60 km. Jumlah jembatan yang paling banyak terdapat di
Kecamatan Tanjung Emas sebanyak 33 buah dengan panjang 383,20 km.

Pendidikan
Untuk data pendidikan tahun 2006/2007, untuk Sekolah Dasar menunjukkan
bahwa di Kabupaten Tanah Datar terdapat 309 SD yang terdiri dari 302 sekolah
dasar negeri dan 2 sekolah dasar swasta, dengan jumlah siswa seluruhnya 43.506
orang, sedangkan madrasah ibtidaiyah 5 sekolah, 2 di antaranya swasta dengan
jumlah siswa seluruhnya 534 orang, dengan demikian jelas terlihat bahwa jumlah
sekolah dan jumlah siswa pada sekolah dasar lebih banyak jika dibandingkan
dengan madrasah ibtidaiyah yang hanya 1.31% dari sekolah dasar.

Potensi ekonomi Tanah Datar


Kabupaten Tanah Datar adalah daerah agraris, lebih 70% penduduknya bekerja
pada sektor pertanian, baik pertanian tanaman pangan, perkebunan, perikanan,
maupun peternakan. Begitu juga dengan usaha masyarakat pada sektor lain juga
berbasis pertanian seperti pariwisata dan industri kecil atau agro industri.
Masyarakat Tanah Datar juga dikenal gemar menabung dengan total dana
tabungan masyarakat sebesar Rp223 miliar tahun 2004.
Potensi ekonomi Kabupaten Tanah Datar dapat dikategorikan atas tiga kategori
yaitu: Sangat Potensial, Potensial, dan Tidak Potensial. Untuk sektor pertanian
yang sangat potensial untuk dikembangkan adalah ubi kayu, kubis, karet, tebu,
peternakan sapi potong, peternakan kuda, peternakan kambing potong, budidaya
ayam ras pedaging, ayam bukan ras, budidaya itik, dan budidaya ikan air tawar.
Sektor lain yang sangat potensial untuk dikembangkan adalah industri konstruksi
bangunan sipil, pedagang eceran makanan olahan hasil bumi, usaha warung
telekomunikasi, pedagang cenderamata, dan wisata sejarah. Kabupaten Tanah
Datar yang potensial untuk hampir semua sektor pertanian kecuali cengkih,
tembakau, bayam, dan merica. Sedangkan untuk sektor pertambangan yang
potensial dikembangkan adalah galian kapur dan sirtu.

Sektor usaha pertambangan


Kabupaten Tanah Datar memiliki potensi bahan tambang berupa batu gamping
kristalian yang sekarang dikelola oleh PT Inkalko Agung, dolomit, granit, sirtukil,
tanah liat, batu setengah permata, trass, fosfat, batubara, besi, emas, belerang,
kuarsa, dan slate.

Sektor usaha industri


Industri di Kabupaten Tanah Datar didominasi oleh industri kecil seperti tenunan
pandai sikek yang terdapat di Kecamatan Sepuluh Koto, kopi bubuk, kerupuk ubi,
kerupuk kulit, anyaman lidi, gula aren, gula tebu. Sektor industri besar berupa
peternakan ulat sutera oleh PT Sutera Krida. Pada tahun 2004 nilai investasi
sektor industri kecil di Kabupaten Tanah Datar mencapai Rp7 miliar dengan nilai
produksi sebesar Rp60 miliar.

Sektor usaha pariwisata


Luhak Nan Tuo, nama lain dari Kabupaten Tanah Datar. Masyarakat Minangkabau
meyakini bahwa asal usul orang Minangkabau dari Kabupaten Tanah Datar,
tepatnya dari Dusun Tuo Pariangan, Kecamatan Pariangan.
Banyak bukti yang masih terdapat di Kabupaten Tanah Datar ini seperti Sawah
Satampang Baniah, Lurah Nan Indak Barangin, Galundi Nan Baselo, dan
Kuburan Panjang Datuk Tantejo Gurhano yang dikenal sebagai arsitek rumah
gadang. Kemudian dari Luhak Tanah Datar inilah kemudian orang Minangkabau
berkembang dan berpindah ke daerah lain seperti Luhak 50 kota dan Luhak Agam.
Di Kabupaten Tanah Datar saat ini masih banyak terdapat peninggalan sejarah
adat Minangkabau tersebut, baik berupa benda maupun tatanan budaya adat
Minangkabau. Ikrar Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah ini
disebut juga dengan Sumpah Satie yang juga di Tanah Datar dilahirkan, yaitu
tempatnya di Bukit Marapalam Puncak Pato, Kecamatan Lintau Buo Utara.
Kabupaten Tanah Datar sebagai tempat asal mula suku Minangkabau banyak
sekali memiliki tempat sejarah. Industri wisata di Kabupaten Tanah Datar ini
sangat potensial untuk dikembangkan.
Tempat wisata sejarah yang terdapat di Kabupaten Tanah Datar ini antara lain
Istana Pagaruyung, Balairuang Sari, Puncak Pato, Prasasti Adityawarman, Batu
Angkek-angkek, Rumah Gadang Balimbing, Kincir Air, Batu Basurek, Nagari
Tuo Pariangan, Fort van der Capellen, Batu Batikam, dan Ustano Rajo.

Sedangkan untuk wisata alam dan budaya di Kabupaten Tanah Datar adalah
Lembah Anai, Panorama Tabek Pateh, Danau Singkarak Bukit Batu Patah, dan
Ngalau Pangian.

Rujukan
1.

^ "Perpres No. 10 Tahun 2013". 2013-02-04. Diakses tanggal


2013-02-15.
2.
^ Local Governance Support Program (LGSP). "Buku Pegangan
bagi Kepala Daerah dan DPRD". United States Agency for International
Development (USAID). Diakses tanggal 20 March 2010.
3.

^ Natsir, M., (2009), Ekstraksi Informasi Penutup Lahan Daerah


Kabupaten Tanah Datar, Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi
2009 (SNATI 2009), 20 Juni 2009, Yogyakarta, ISSN 1907-5022.

4.

^ Hutagaol, T., (2003), Kajian Kinerja Jaringan Jalan


Berdasarkan Perkembangan Sektor Pertanian dalam Konteks
Pengembangan Wilayah Kabupaten Tanah Datar, Tesis S2, ITB,
Bandung[1].

7.

Anda mungkin juga menyukai