Anda di halaman 1dari 43

BAGIAN RADIOLOGI

LAPORAN KASUS

FAKULTAS KEDOKTERAN

DESEMBER 2014

UNIVERSITAS HASANUDDIN
VESICOLITH

Oleh :
Muhammad Ichsan Prasetya

C111 11 304

Zuriyatina Pino

C111 11 347

Giovani Fatrio Odo

0908012844

Ishak Lewi Ndaumanu

0908012848

Maria Angelina Gollu

0908012857

PembimbingResiden
dr. Praharsa Akmaja Chaetajaka
DosenPembimbing
dr. Dario A. Nelwan, Sp.Rad
DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN RADIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014

HALAMAN PENGESAHAN
Yang bertandatangan di bawahini, menyatakan bahwa :
Nama :Muhammad Ichsan Prasetya

(C11111304)

Zuriyatina Pino

(C11111347)

Giovani Fatrio Odo

(0908012844)

Ishak Lewi Ndaumanu

(0908012848)

Maria Angelina Gollu

(0908012857)

JudulLaporanKasus

: Vesicolith

Universitas

: Universitas Hasanuddin
Universitas Nusa Cendana

TelahmenyelesaikantugasdalamrangkakepaniteraanklinikpadaBagianRadiologiFakultasKedok
teranUniversitasHasanuddin.

Makassar, 23 Desember 2014

Mengetahui,

Penguji,

Pembimbing Residen, Dosen Pembimbing,

dr. Praharsa Akmaja Chaetajakadr. Dario A. Nelwan, Sp.Rad

Mengetahui,
Kepala Bagian Radiologi
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

Prof.Dr. dr. Muhammad Ilyas, Sp Rad (K)


DAFTAR ISI
2

Halaman Judul

HalamanPengesahan

ii

Daftar Isi

iii

BAB I :LaporanKasus

A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.

IdentitasPasien
Anamnesis
PemeriksaanFisis
Laboratorium
Radiologi
Assesment
TerapiAwal

BAB II :TinjauanPustaka
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
J.
K.

Definisi
Epidemiologi
AnatomidanFisiologiVesica Urinaria
EtiopatogenesisVesicolithiasis
Patofisiologi
Jenis - Jenis Batu Saluran Kemih
Gambaran Klinis Vesicolith
Gambaran Radiologi
Diagnosis Banding
Penatalaksanaan
Komplikasi

1
1
2
3
5
9
9
10
10
10
11
13
13
16
17
18
21
27
31

BAB III :Diskusi

32

DaftarPustaka

41

Lampiran

43

BAB I
LAPORAN KASUS
A. Identitas pasien
Nama pasien/umur
Tanggal lahir
Jenis kelamin
No. Rekam medis
Perawatan bagian
B. Anamnesis
Keluhan utama

:Tn.S / 64 tahun
: 14-5-1950
: Laki-laki
: 690424
: Urologi
: Nyeri pinggang kanan
Riwayat penyakit sekarang

: dialami sejak 3

bulan yang lalu,awalnya nyeri muncul pada


pinggang kanan menjalar ke perut bagian
tengah,kadang nyeri dirasakan tembus ke
belakang,bila nyeri muncul kadang disertai
dengan mual,namun tidak disertai muntah,nyeri
muncul tidak sampai menggangu aktifitas,nyeri
dirasakan hilang dengan sendirinya,pasien tidak
pernah mengeluh kencing berpasir ataupun
kencing berbatu. Pasien juga tidak pernah
mengeluh kencing berdarah ataupun kencing
bernanah, namun pasien tidak mampu menahan
kencing. Pasien sering kencing malam hari dan
terbangun untuk kencing sebanyak 3-4 kali
permalam. Pasien tidak pernah mengeluh
kencing harus mengedan dahulu sebelumnya,

Riwayat pengobatan

kencing selama ini kurang lancar.


Riwayat penyakit sebelumnya
: tidak ada

: tidak ada

C. Pemeriksaan fisis
Keadaan umum : Tampak sakit sedang, gizi cukup.
Kesadaran
: Compos mentis
Tanda vital
Tekanan darah: 120/80 mmhg
1

Nadi
:84x/min, regular
Suhu
: 36.5 C
Pernapasan :20x/min
Status urologi
Regio costovertebra dextra :
Inspeksi : tampak warna kulit sama dengan sekitarnya, alignment tulang baik, gibus tidak
ada,edema tidak ada,hematoma tidakada.
Palpasi : nyeri tekan tidak ada, massa tidak teraba.
Perkusi : nyeri ketok ada
Region costovertebra sinistra :
Inspeksi : tampak warna kulit sama dengan sekitarnya, alignment tulang baik, gibus tidak
ada,edema tidak ada,hematoma tidak ada.
Palpasi :nyeri tekan tidak ada,massa tumor teraba
Perkusi : nyeri ketok tidak ada.
Region suprapubik :
Inspeksi : tampak warna kulit sama dengan sekitarnya,tidak tampak bulging,edema tidak
ada, massa tumor tidak teraba.
Palpasi : nyeri tekan tidak ada,massa tumor tidak teraba.
Region genital eksterna :
penis
Inspeksi : tampak penis sudah disirkumsisi, ostium uretra eksterna terletak di ujung
penis,massa tumor tidak ada, edema tidak ada,hematoma tidak ada.
Palpasi : nyeri tekan tidak ada, massa tumor tidak ada.
Scrotum
Inspeksi : tampak warna kulit lebih gelap dari sekitarnya,tampak 2 buah testis
mengantung di dalam scrotum, edema tidak ada dan hematoma tidak ada.
Palpasi : teraba 2 buah testis kesan sama besar, tak teraba massa tumor.

Perineum

Inspeksi : tampak warna kulit lebih gelap dari sekitarnya,edem tidak ada, hematoma tidak
ada.
Palpasi : nyeri tekan tidak ada,massa tumor tidak teraba,rectal toucher : spingter
mencekik mukosa ani normal,teraba pembesaran prostat 4 cm,padat,kenyal dan bentuk
ireguler.
Primary survey
Airway
Breathing
Circulation
Disability
Exposure

:Tidak ada gangguan jalan nafas


: Pernafasan 20x/min
:Tekanan darah 120/80 mmhg, nadi 84 x/min
: GCS15 (E4M6V5)
: Suhu 36.5 C

D. Laboratorium
2

Pemeriksaan urinalisis
Nama tindakan
CLR (Color)
pH (PH)
SG (Spesific Gravity)
Protein
GLU (Glukosa)
BIL (bilirubin)
UBG (Urobilinogen)
KET (keton)
NIT (Nitrite)
BLD (occult Blood)
LEU (WBC)
VC (Ascorbic Acid)
RBC (Red bood cell)
WBC (White blood cell)
BACT ( bacteris)
UNCX(unclassified crystal)
SQEP ( Squamous Epithelial)
NSE (Non squamous Epithelial)
HYAL (Hyaline Cast)
UNCC (Unclasified Cast)
WBCC( white blood cell clump)
BYST (Budding Yeast)
MUCS (MUCS)
SPRM (Spera)
Kesan :normal

Hasil
Kuning muda
5,5
1,010
Neg
Neg
Neg
0,2
Neg
Neg
Neg
Neg
Neg
0
0
0
0
28
0
1
1
0
0
8
0

Nilai rujukan
Clear yellow
4,5-8,0
1,005-1,035
Negativ mg/dl
Negativ mg/dl
Negativ mg/dl
Negativ mg/dl
Negativ mg/dl
Negativ mg/dl
Negativ cell/ul
Negativ cell/ul
Negativ
0-3 HPF
0-4 HPF
0-1 HPF
0-82 LPF
0-82 LPF
0-17 LPF
0-1 LPF
0-1 LPF
0-0 HPF
0-0 HPF
0-82 LPF
0-1 HPF

Pemeriksaan Darah
Nama tindakan
WBC
RBC
HGB
HCT
MCV
MCH
MCHC
PLT
RDW-SD
RDW-CV
PDW
MPV
P-LCR
PCT
NEUT
LYMPH

Hasil
5,13 103/uL
4,54 106/uL
14,2 g/dl
41,0 %
90,3 fL
31,3 pg
34,6 g/dl
180 103/uL
39,5 fL
12,1 %
10,0 fL
9,3 fL
20,2 %
0,17 %
3,06 103/uL = 59,6 %
1,31 103/uL = 25,5 %

Nilai rujukan
4,00-10,00
4,00-6,00
12,0-16,0
37,0-48,0
80,0-97,0
26,5-33,5
31,5-35,0
150-400
37,0-54,0
10,0-15,0
10,0-18,0
6,50-11,0
13,0-43,0
0,15-0,50
52,0-75,0
20,0-40,0
3

0,49 103/uL= 9,6 %


0,01 103/uL = 0,2 %

MONO
BASO

2,00-8,00
0,00-0,10

Pemeriksaan Laboratorium Klinik


Nama tindakan
Albumin
Natrium
Kalium
Klorida
Kesan : dalam batas normal

Hasil
3,9
142
4,7
106

Nilai rujukan
3,5-5,0
136-145
3,5-5,1
97-111

E. Radiologi

Gambar 1. Foto polos abdomen AP


Foto polos abdomen AP : 04/12/2014

Udara usus terdistribusi sampai ke distal colon


Tidak tampak dilatasi loop-loop usus,gambaran herring bone ataupun air fluid level
4

Tampak bayangan radioopaq pada hypocondrium kiri setinggi CV L2 dengan ukuran

0,7x0,7 cm pada rongga pelvis dengan ukuran 2,8 x 2,8 cm


Kedua psoas line dan preperitoneal fat line intak
Osteofits pada aspek lateral CV L1-L4(spondylosis Lumbalis) ,tulang-tulang intak
Kesan :
Nefrolith sinistra
Vesicolithiasis

Gambar 2. Foto IVP 5 menit


Gambar 3. Foto IVP 15 menit

Gambar 4. Foto IVP 16 menit

Gambar 5. Foto IVP 30 menit


Foto IVP ( 04-12-2014)
Kontras iodium sebanyak 40 cc dimasukan melalui intravena
Fungsi ekskresi kedua ginjal baik
6

PCS dextra dan sinistra tidak tampak dilatasi pada kedua PCS,ujung-ujung calyx

minor cupping
Ureter dextra : kingking ureter dextra.tidak tampak dilatasi,tampak fish hook

appearance pada distal ureter dextra.


Ureter sinistra : lintasan ureter baik,tidak tampak dilatasi,tampak fish hook

appereance pada distal ureter sinistra


VU : mukosa regular tampak identasi caudal
PM tampak bayangan batu radioopaq pada rongga pelvis dengan ukuran 2,8 x 2,8 cm
Kesan :
Vesicolith
Hipertrofi prostat

Pemeriksaan USG abdomen dengan hasil sebagai berikut :

Hepar : tidak membesar, permukaan regular, ujung tajam, echo parenkim dalam batas

normal.tidak tampak SOL,system vaskuler dan bilier tidak tampak dilatasi.


GB : dinding tidak menebal,mukosa regular tidak tampak echo batu maupun sludge.
Lien : tidak membesar,echo parenkim dalam batas normal,tidak tampak SOL.
Pankreas : bebtuk dan ukuran dalam batas normal,tidak tampak SOL, ductus

pankreatikus tidak dilatasi


Ginjal kanan : ukuran dan kontur dalam batas normal,pelvocaliciel tidak tampak

dilatasi, echo cortex dalam batas normal, tidak tampak echo batu maupun SOL.
Ginjal kiri : ukuran dan kontur dalam batas normal,pelvocalyceal system tidak

dilatasi,echo korteks dalam batas normal, tidak tampak echo batu ataupun SOL.
VU : mukosa regular dan tidak menebal,tampak echo batu
Prostat membesar dengan volume 83 cc,echo parenkim dalam batas normal,tidak
tampak kalsifikasi.

Kesan :

Vesicolith
Hypertrophy prostat

F. Assesment
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium dan
radiologi, pasien ini didiagnosis Nefrolithsinistra + Vesikolith + Hipertrofi prostat.
G. Terapi Awal
Pasang kateter ukuran 18
Rencana transurethral Resection Prostatektomi

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Batu vesika urinaria merupakan batu yang ditemukan pada vesika urinaria. Biasa
disebut juga batu buli-bulu, vesica calculus dan cystolith.1
Batu vesika urinaria adalah adanya konsentrasi abnormal yang mengandung garam
mineral dan ditemukan dalam vesika urinaria.2
Batu buli-buli disebut juga batu vesica, vesical calculi, vesical stone, bladder stone.
Batu buli-buli atau vesikolitiasis adalah masa yang berbentuk kristal yang terbentuk atas
material mineral dan protein yang terdapat pada urin. Batu saluran kemih pada dasarnya
dapat terbentuk pada setiap bagian tetapi lebih banyak pada saluran penampung terakhir.
Pada orang dewasa batu saluran kencing banyak mengenai sistem bagian atas (ginjal,
pyelum) sedang pada anak-anak sering pada sistem bagian bawah (buli-buli). Di negara
berkembang batu buli-buli terbanyak ditemukan pada anak laki-laki pre pubertas. Komponen
yang terbanyak penyusun batu buli-buli adalah garam kalsium. Pada awalnya merupakan

bentuk yang sebesar biji padi tetapi kemudian dapat berkembang menjadi ukuran yang lebih
besar. Kadangkala juga merupakan batu yang mulitipel.3
B. Epidemiologi
Batu vesika urinaria terutama terjadi pada laki-laki usia di atas 50 tahun. 3 Pada
salah satu penelitian yang dilakukan pada tahun 2005 menemukan bahwa rata-rata
kejadian batu traktus urinarius pada laki-laki terjadi antara usia 30-69 tahun sedangkan
pada perempuan antara 50-79 tahun. Kejadian batu yang lambat pada perempuan berkaitan
dengan efek proteksi dari estrogen terhadap terjadinya pembentukan batu.Salah satu kerja
estrogen yaitu dengan penyerapan kalsium ginjal dan penurunan resorpsi tulang sehingga
menurunkan kemungkinan pembentukan batu.4
Kejadiaan batu lebih sering pada negara berkembang seperti Thailand, Burma,
Indonesia dan Afrika Utara.3 Hal ini kemungkinan berkaitan dengan iklim atau cuaca pada
negara-negara tersebut. Kejadian batu banyak terjadi pada iklim yang panas, gersang dan
kering seperti di gurun, pegunungan dan area tropis. Hal ini berkaitan dengan penurunan
produksi urin, penurunan pH urin, peningkatan level asam urat dan peningkatan berat jenis
urin pada kondisi temperatur yang tinggi. Penelitian Atan and colleagues pada tahun 2005
menunjukkan bahwa pekerja baja yang bekerja pada temperature tinggi memiliki
kemungkinan terjadi batu sebesar 8% sedangkan pekerja yang bekerja pada temperatur
normal hanya 0,9%. Namun faktor genetic dan faktor makanan dapat turut mendukung
terjadinya pembentukan batu.4
Batu yang terbentuk kebanyakan terdiri dari kalsium sebagai komponen terbanyak
yaitu sampai 75%. Sedangkan batu kalsium sendiri terbagi menjadi batu kalsium oksalat
sebanyak 60%, mixed kalsium oksalat dan hidroksiapatit sebanyak 20%. Batu jenis lain
seperti batu asam urat dan batu struvite (batu magnesium ammonium fosfat ) terjadi
kurang lebih 10% dan batu sistin sangat jarang yaitu 1%. Dari lokasi batu, sebanyak 97%
batu saluran kemih terdapat pada parenkim ginjal, papilla, kaliks, pelvis renalis dan ureter.
Sekitar 3% ditemukan di vesika urinaria dan uretra. 4Batu pada vesika urinaria biasanya
bersifat soliter (86%) dan jarang yang multiple (25%).5
C. Anatomi dan fisiologi vesica urinaria
Buli-buli merupakan organ berongga yang terdiri atas 3 lapis otot detrusor yang
saling beranyaman. Di sebelah dalam adalah otot longitudinal, di tengah merupakan otot
sirkuler, dan yang paling luar adalah longitudinal. Mukosa vesika terdiri dari sel-sel
9

transisional yang sama seperti pada mukosa pelvis renalis, ureter dan uretra posterior. Pada
dasar buli-buli kedua muara ureter dan meatus uretra internum membentuk suatu segitiga
yang disebut trigonum buli-buli.Secara anatomis buli-buli terdiri dari tiga permukaan, yaitu
(1) permukaan superior yang berbatasan dengan rongga peritoneum (2) dua permukaan
inferolateral dan (3) permukaan posterior.6
Facies superior berbentuk segitigadengan sisi basis menghadap ke posterior. Facies
superior dan inferolateral bertemu dibagian ventral membentuk apex vesicae. Antara apex
vesicae dan umbilicus terdapat ligamentum umbilicale medium, yang merupakan sisa dari
urachus. Facies Inferolateral bertemu satu sama lain dibagian inferior membentuk collum
vesicae yang dapat bergerak dengan bebas dan difiksasi oleh diafragma urogenitale. Facies
poterior membentuk fundus vesicae/basis vesicae. Sudut inferior dari fundus berada pada
collumvesicae.7
Buli-buli berfungsi menampung urin dari ureter dan kemudian mengeluarkannya
melalui uretra dalam mekanisme berkemih. Dalam menampung urin, buli-buli mempunyai
kapasitas yang maksimal, yang volumenya untuk orang dewasa kurang lebih adalah 300-450
ml, sedangkan kapasitas buli-buli pada anak menurut formula dari koff adalah:
Kapasitas buli- buli = ( umur(tahun)+ 2 )x 30

Pada saat kosong, buli-buli terdapat di belakang simpisis pubis dan pada saat penuh
berada pada atas simpisis pubis sehingga dapat dipalpasi atau di perkusi.Buli-buli yang terasa
penuh memberikan rangsangan pada saraf afferen dan menyebabkan aktivasi miksi di
medulla spinalis segmen sacral S2-4. Hal ini akan menyebabkan kontraksi otot detrusor,
terbukanya leher buli-buli dan relaksasi sfingter uretra sehingga terjadilah proses miksi. 6

10

Gambar 6. Sistem

Urinarius

Gambar 7. Anatomi Buli-buli


D. Etiopatogenesis vesicolithiasis
Penyebab terbanyak batu vesika urinaria atau vesicolithiasis pada orang dewasa
adalah adanya obstruksi vesika urinaria oleh karena penekanan vesica dari luar. Contohnya
yaitu pembesaran prostat yang menyebabkan penekanan vesika urinaria dan meningkatnya
volume residual urin post void sehingga terjadi stasis urin yang mengarah pada terjadinya
penimbunan kristal menjadi batu.3
Dari penelitian yang dilakukan oleh American Urological Association Education
and Research tahun 2013, mendapatkan hasil bahwa peningkatan terjadinya batu buli - buli
berkaitan erat dengan proses pengisian kandung kemih yang tidak sempurna dikarenakan
terjadinya Bladder Outlet Obstruction (BOO) oleh adanya Bening Prostate Hiperplasia

11

(BPH). Selain stasis urin penyebab terbentukbatu buli-buli juga berkaitan dengan riwayat
batu saluran kemih, riwayat penyakit gout, dan kondisi pH urin yang rendah.8
Beberapa penyebab lain adalah infeksi traktus urinarius, neurogenic bladder,
diverticula vesica urinaria, striktur uretra dan congenital anomali seperti bladder neck
contracture.3
Batu vesika urinaria dapat dibedakan menjadi 2 yaitu9:

Batu primer atau batu yang memang berasal dari vesika urinaria

Batu sekunder yaitu batu dari ginjal yang turun ke vesika urinaria

E. Patofisiologi6
Pada umumnya batu buli-buli terbentuk dalam buli-buli, tetapi pada beberapa kasus
batu buli terbentuk di ginjal lalu turun menuju buli-buli, kemudian terjadi penambahan
deposisi batu untuk berkembang menjadi besar. Batu buli yang turun dari ginjal pada
umumnya berukuran kecil sehingga dapat melalui ureter dan dapat dikeluarkan spontan
melalui uretra.

12

Gambar 8. Batu Buli-buli


Secara teoritis batu dapat terbentuk diseluruh saluran kemih terutama pada tampattempat yang sering mengalami hambatan aliran urine (statis urine), yaitu pada sistem kalises
ginjal atau buli-buli.Adanya kelainan bawaan pada pelvikalises (stenosis uretro-pelvis),
divertikel, obstruksi infravesika kronis seperti pada hyperplasia prostate benigna, striktura,
dan buli-buli neurogenik merupakan keadaan-keadaan yang memudahkan terjadinya
pembentukan batu.6
Batu terdiri atas kristal-kristal yang tersusun oleh bahan-bahan organik maupun
anorganik yang terlarut di dalam urine. Kristal-kristal tersebut tetap berada dalam keadaan
metastable (tetap terlarut) dalam urine jika tidak ada keadaan-keadaan tertentu yang
menyebabkan terjadinya presipitasi kristal. Kristal-kristal yang saling mengadakan presipitasi
membentuk inti batu (nukleasi) yang kemudian akan mengadakan agregasi, dan menarik
bahan-bahan lain sehingga menjadi kristal yang lebih besar. Meskipun ukurannya cukup
besar, agregat kristal masih rapuh dan belum cukup mampu membuntu saluran kemih. Untuk
itu agregat kristal menempel pada epitel saluran kemih (membentuk retensi kristal), dan dari
sini bahan-bahan lain diendapkan pada agregat itu sehingga membentuk batu yang cukup
besar untuk menyumbat saluran kemih.6
Kondisi metastabel dipengaruhi oleh pH larutan, adanya koloid di dalam urine,
konsentrasi solute di dalam urine, laju aliran urine di dalam saluran kemih, atau adanya
korpus alienum di dalam saluran kemih yang bertindak sebagai inti batu. Lebih dari 80% batu
saluran kemih terdiri atas batu kalsium, baik yang berikatan dengan oksalat maupan dengan
fosfat, membentuk batu kalsium oksalat dan kalsium fosfat; sedangkan sisanya berasal dari
batu asam urat, batu magnesium ammonium fosfat (batu infeksi), batu xanthyn, batu sistein,
dan batu jenis lainnya. Meskipun patogenesis pembentukan batu-batu diatas hampir sama,
tetapi suasana didalam saluran kemih yang memungkinkan terbentuknya jenis batu itu tidak
sama. Dalam hal ini misalkan batu asam urat mudah terbentuk dalam asam, sedangkan batu
magnesium ammonium fosfat terbentuk karena urine bersifat basa.6
Terbentuk atau tidaknya batu didalam saluran kemih ditentukan juga oleh adanya
keseimbangan antara zat pembentuk batu dan inhibitor.Urine orang normal mengandung zatzatpenghambat pembentuk kristal, antara lain : magnesium, sitrat, pirofosfat, mukoprotein
dan beberapa peptida. Jika kadar salah satu atau beberapa zat itu berkurang, akan
memudahkan terbentuknya batu didalam saluran kemih.6
Selain itu patomekanisme terbentuknya batu diawali oleh adanya infeksi traktus
urinarius, batu tersebut dinamakan batu struvit.Kuman penyebab infeksi ini adalah kuman

13

golongan pemecah urea atau urea splitter yang dapat menghasilkan enzim urease dan
merubah urine menjadi bersuasana basa melalui hidrolisis urea menjadi amoniak.
CO (NH2)2 + H2O 2NH3 + CO2
Suasana ini yang memudahkan garam-garam magnesium, amonium, fosfat dan
karbonat membentuk batu magnesium amonium fosfat (MAP) dan karbonat apatit. Karena
terdiri atas 3 kation (Ca++ , Mg++ dan NH4+) batu ini dikenal sebagai triple phosphate.
Kuman-kuman yang termasuk pemecah urea adalah : Proteus spp, Klebsiella,
Enterobacter, Pseudomonas, dan Stafilokokus.10
Pada penderita yang berusia tua atau dewasa biasanya komposisi batu merupakan
batu asam urat yaitu lebih dari 50% dan batu paling banyak berlokasi di vesika.Batu yang
terdiri dari calsium oksalat biasanya berasal dari ginjal.Pada batu yang ditemukan pada anak
umumnya ditemukan pada daerah yang endemik dan terdiri dari asam ammonium material,
calsium oksalat, atau campuran keduanya. Hal itu disebabkan karena susu bayi yang berasal
dari ibu yang banyak mengandung zat tersebut. Makanan yang mengandung rendah pospor
menunjang tingginya ekskresi amonia. Anak-anak yang sering makan makanan yang kaya
oksalat seperti sayur akan meningkatkan kristal urin dan protein hewan (diet rendah sitrat).
Batu buli-buli juga dapat terjadi pada pasien dengan trauma vertebra/ spinal injury,
adapun kandungan batu tersebut adalah batu struvit/Ca fosfat. Batu buli-buli dapat bersifat
single atau multiple dan sering berlokasi pada divertikel dari ventrikel buli-buli dan biasanya
berukuran besar atau kecil sehingga menggangu kerja dari vesika. Gambaran fisik batu dapat
halus maupun keras.Batu pada vesika umumnya mobile, tetapi ada batu yang melekat pada
dinding vesika yaitu batu yang berasal dari adanya infeksi dari luka jahitan dan tumor intra
vesika.
F. Jenis - jenis batu saluran kemih
Batu saluran kemih pada umumnya dapat mengandung berbagai usur seperti
kalsium oksalat, atau kalsium fosfat, asam urat, magnesium ammonium fosfat, xanthin,
sistein, silikat dan senyawa lainnya.9,11
a. Batu kalsium
Batu jenis ini paing banyak ditemukan yaitu mencakup 80% seluruh batu saluran
kemih.Kandungannya berupa kalsium oksalat, kalsium fosfat, atau keduanya. Faktor yang
memicu timbulnya batu ini adalah :
Hiperkalsiuri (melebihi 250-300mg/24 jam)
Hperoksalouri (melebihi 45 g/hari)
Hiperurikosuri (melebihi 850 mg/24 jam)
Hipositraturi
hipomagnesia
14

b. Batu struvit
Disebut juga batu infeksi karena proses terbentuknya akibat proses infeksi.
c. Batu asam urat
Batu asam urat merupakan batu yang terjadi pada 5-10% kasus.75-80% merupakan batu
asam urat murni sedangkan sisanya merupakan campuran dengan asam oksalat.
d. Batu jenis lainnya
Termasuk dalam jenis ini adalah batu sistin, batu santin, dan batu silikat.Jenis batu ini
jarang dijumpai. Batu sistin didapatkan karena kelainan metabolism yaitu kelainan
absorbs sistin di mukosa usus. Pemakaian antasida yang mengadung silikt yang lama
dapat mengakibtkan terbntuknya batu silikat.
Gambaran radiologi pada foto polos abdomen
Jenis batu

Gambaran pada foto polos

Kalsium
Sistin

Abdomen
Radioopak
Densitasnya lebih rendah
dari

costa

maupun

procesus transverses dan


Urat

berbentuk ground glass


Radiolusen

Beberapa pembagian jenis batu pada vesika urinaria juga dapat dibagi sebagai berikut5:

Batu stasis (70%) : Batu stasis merupakan batu yang terbentuk di vesika urinaria.
Pembentukan batu ini banyak dikaitkan dengan bladder outflow obstruction,
divertikula vesika urinaria, cystocele dan neurogenic bladder. Dapat pula
berhubungan dengan infeksi saluran kemih bagian bawah yang disebabkan oleh
bakteri gram negative (30%).

Batu migrasi : Batu dari kanalis renalis yang berpindah ke vesika urinaria

Foreign body nidus calculi yang disebabkan oleh karena stent urinarius, penggunaan
kateter yang lama, material yang tidak terabsorbsi dan fragmen dari balon kateter
Foley.

Batu idiopathic

G. Gambaran klinis vesicolith


Anamnesis
Tanda dan gejala yang dapat timbul pada batu vesika urinaria adalah sebagai berikut3:
15

Dapat asimptomatik

Nyeri suprapubic

Disuria

Gangguan frekuensi berkemih

Nocturia

Retensi urin

Pada keadaan terminal dapat disertai dengan gross hematuri dan keinginan tiba-tiba
ingin buang air kecil yang menyebabkan nyeri sampai penis, scrotum, perineum,
pinggang belakang dan panggul. Nyeri dapat bersifat tumpul maupun tertikam dan
diperburuk dengan gerakan atau perubahan posisi.

H. Gambaran radiologi

Foto polos abdomen


Batu pada foto polos abdomen memberikan gambaran radiopak namun beberapa
dapat tidak terlihat karena tertutup bayangan gas usus atau tidak radiopak.Batu dapat
terlihat single, multiple dan seringkali besar.3,12
Batu-batu tersebut di atas pada gambaran radiologis akan menunjukkan karakteristik
yang berbeda berdasarkan komposisi mineralnya. Pengetahuan akan karakteristik xray ini dapat membantu diagnosis dan terapi yang akan digunakan.13

Tabel . Karakteristik Gambaran X-ray Batu13

Di bawah ini adalah contoh gambaran batu di vesika urinaria pada foto polos andomen:
16

Gambar 9. Batu radiopak pada rongga dalam pelvis (Vesicolith)

Ultrasonografi
Pada pemeriksaan ultrasonografi, vesicolith akan memberikan gambaran massa
echoic yang mobile pada vesica urinaria dengan posterior acoustic shadow. Setelah
direposisi, masa echoic tersebut akan berpindah sesuai dengan gravitasi. Dapat pula
disertai dengan penebalan dinding vesika urinaria yang menandakan adanya
inflamasi.Pemeriksaan ini dilakuakn dengan kondisi vesica urinaria terisi penuh.3,12

Sistografi
Batu vesika urinaria yang tidak radiopak dapat dideteksi dengan sistografi yang akan
memberikan gambaran filling defect.12

Intra Venous Urography (IVU)


Pemeriksaan IVU dilakukan untuk membutikkan bahwa mass yang dianggap batu
yang terlihat pada foto polos abdomen benar berasal dari vesika urinaria dan apakah
batu tersebut menyebabkan obstruksi atau tidak. Batu pada pemeriksaan IVU akan
memberikan gambaran filling defect karena batu biasanya kurang radiopak
dibandingkan dengan kontras.11,12

Pemeriksaan lain selain imaging yang dapat digunakan unutk menegakkan diagnosis
vesikolithiasis adalah urinalisis, urin 24 jam dan pemeriksaan histology.

Urinalisis
17

Urinalisis merupakan salah satu pemeriksaan yang murah, cepat dan cukup berguna untuk
membantu diagnosis batu vesika urinaria.Pada pemeriksaan urinalisis dengan dipstick,
adanya batu vesika urinaria berhubungan dengan hasil nitrat, leukosit esterase dan darah yang
positif.Dapat juga ditemukan peningkatan berat jenis urin.Hal ini terjadi karena penurunan
intake cairan oleh pasien untuk menghindari buang air kecil dimana sering terjadi disuria
pada pasien dengan batu vesika urinaria.
Beberapa pasien dengan batu asam urat akan memiliki pH urin yang asam. Di samping itu,
pada pemeriksaan dengan mikroskop akan ditemukan banyak kristal-kristal asam urat dan sel
darah merah.6

Pemeriksaan histology

Pemeriksaan histology biasanya dilakukan pada batu vesika urinaria kronik berulang yang
tidak sembuh walaupun sudah diterapi. Hal ini berhubungan dengan kemungkinan adanya
dysplasia dan karsinoma sel skuamose pada vesika urinaria.3

Pemeriksaan urin 24 jam

Pada pemeriksaan urin 24 jam, dapat dilakukan pemeriksaan jumlah urin/24 jam dan
supersaturasi kalsium, oksalat dan asam urat. Dengan melihat hasil dari pemeriksaan tersebut
di atas akan membantu mendiagnosa kemungkinan batu yang timbul. Adapaun nilai normal
dari urin 24 jam ini adalah sebagai berikut:

Pemeriksaan

Batas normal

Volume urin

0,5 1 cc/kgBB/jam

Supersaturasi CaOx

6-10

Kalsium urin

Laki-laki < 250, perempuan < 200

Oksalat urin

20-40

Sitrat urin

Laki-laki > 450, perempuan > 550

Supersaturasi CaP

0,5-2

pH urin 24 jam

5,8 6,2

Supersaturasi asam urat

0-1
18

Asam urat urin

Laki-laki <0,8, perempuan < 0,75


(g/hari)

Dari pemeriksaan di atas dapat diperkirakan jenis batu yang terbentuk pada pasien dengan
batu traktus urinarius. Jika terjadi supersaturated CaOx maka kemungkina merupakan batu
kalsium oksalat sedangkan jika terjadi supersaturated CaP maka mungkin merupakan batu
kalsium fosfat. Dapat pula didukung oleh volume urin 24 jam yang berkurang dan penurunan
pH urin menjadi lebih asam.14
I. Diagnosa banding
Pada pasien dengan vesicolithiasis atau batu buli-buli sering ditemukan gambaran
radiopak pada foto polos abdomen.15,16 Hal ini berkaitan dengan kandungan zat dalam batu
yang paling sering yaitu kalsium oksalat dan kalsium fosfat atau campuran keduanya. Oleh
karena itu, densitas suatu batu buli-buli pada foto polos abdomen menggambarkan kandungan
di

dalamnya.

Gambaran

radiopak

batu

buli-buli

dapat

berbentuk

laminated,

speculated/jackstone, faceted, seedlike appearance.15

Gambaran 10. Gambar vesicolith berbentuk batu Jackstone

19

Gambar 11. Tampak batu buli-buli berbentuk faceted dan laminated.

Gambar 12.
(a) Gambaran pada foto polos abdomen tampak batu buli-buli multipel
(b)Gambar pada CT Scan menunjukkan batu dan divertikel.
Tidak semua gambaran radiopak pada foto polos abdomen adalah batu buli-buli. Oleh
sebab itu perlu pemeriksaan lain yang turut menunjang diagnosis batu buli-buli. Ada

20

beberapa kelainan juga memberikan gambaran radiopak pada foto polos abdomen yang dapat
dijadikan diagnosis banding dari suatu batu radioopak, antara lain :
a. Batu Dumbbell Stone
Batu Dumbbell Stoneyaitu batu pada divertikel buli-buli yang menyambung sampai lumen
buli-buli.15

Gambar 13. Dumbbell stone


b. Transitional cell carcinoma
Transitional cell carcinoma yaitu keganasan pada buli-buli yang juga turut memberikan
gambaran kalsifikasi pada buli-buli.15,16

Gambar 14.
(a). Transitional cell carcinoma. Tampak kalsifikasi berbentuk linear pada buli-buli.
(b).Gambaran urogram menunjukkan filling defect pada buli-buli.
c. Urachal carcinoma
21

Keganasan pada urachus yang memberikan gambaran kalsifikasi pada kubah buli-buli juga
turut memberikan gambaran radioopak.

Gambar 15.
(a). Urachal carcinoma. Pada urografi menunjukkan massa dengan kalsifikasi pada kubah
buli-buli.
(b). CT Scan menunjukkan massa dengan kalsifikasi di bagian anterior.

d. Schistosomiasis
Pada pasien dengan schistosomiasis terjadi kalsifikasi mural dengan bentuk arkuata yang
atipikal dan sering berkaitan dengan kalsifikasi pada bagian lain dari traktus urinarius.15,16

Gambar 16.
Schistosomiasis.Gambaran radiografi menunjukkan kalsifikasi sekitar dinding buli-buli dan
distal ureter kiri.
22

Gambar 17.
(a). Schistosomiasis. Pada foto polos abdomen menunjukkan kalsifikasi pada regio pelvis.
(b). Pada CT Scan menunjukkan kalsifikasi dinding bladder.
e. Alkaline Incrusted Cystitis
Adanya infeksi pada buli-buli yang berulang dapat menjadi faktor predisposisi untuk
terjadi alkaline incrusted cystitis.

Gambar 18.
Alkaline incrusted cystitis pada pasien dengan infeksi saluran kemih berulang.
f. Pembesaran kelenjar prostat
Pembesaran kelenjar prostat mungkin untuk terjadi kalsifikasi yang pada foto polos akan
memberikan kesan batu radiopak.16 Jika terus terjadi pembesaran maka akan mendorong
buli-buli yang disebut indentasi caudalpada pemeriksaan IVU.

23

Gambar 19. Gambaran kalsifikasi pada kelenjar prostat.


g. Plebolith
Plebolith juga sulit dibedakan dengan batu tapi plebolith biasanya bulat, multiple dan
ditengahnya densitasnya lebih radiolusen.16

Gambar 20.
(a) (b). Tampak beberapa gambaran radioopak dengan central radiolusen pada foto polos
abdomen yang menandakan Phlebolith. Diagnosis kemudian dikonfirmasi dengan CT Scan.
h. Lain-lain
Selain ituadanya benda asing pada buli-buli maupun traktus urinarius lain juga
akanterbentuk kalsifikasi akibat terpapar urin. Kadang-kadang os Sacrum V atau os
Coccygeus bisa terlihat seperti batu.17 Kalsifikasi pada vesikula seminalis, ductus deferens,
dinding vesika urinaria atau pada kolon juga dapat memberikan gambaran radiopak.16,17

24

Gambar 21.Tampak kalsifikasi pada DJ Stent.

Gambar 22.
(a). Kalsifikasi pada folley catheter.Foto polos menunjukkan kalsifikasi berbentuk curvilinear
pada buli-buli.
(b). Pada pemeriksaan cystografi menjelaskan kalsifikasi pada permukaan balloon folley
catheter.

25

Gambar 23. Tampak kalsifikasi pada vesica seminalis.


J. Penatalaksanaan
a. Konservatif/Medikamentosa
Terapi ditujukan untuk batu yang ukurannya kurang dari 5 mm, karena diharapkan
batu dapat keluar spontan. Memberikan minum yang berlebihan 2-3 liter per hari disertai
diuretik. Dengan produksi air kemih yang lebih banyak diharapkan dapat mendorong batu
keluar dari saluran kemih. Pengobatan simptomatik mengusahakan agar nyeri, khususnya
kolik, yang terjadi menghilang dengan pemberian simpatolitik.6,18
Jika telah diketahui adanya batu struvit menunjukkan terjadinya infeksi saluran
kemih, karena itu diberikan antibiotik. Batu strufit tidak dapat dilarutkan tetapi dapat dicegah
pembesarannya bila diberikan pengobatan dengan pengasaman urin dan pemberian
antiurease, seperti Acetohidroxamic acid. Ini untuk menghambat bakteri urease dan
menurunkan kadar ammonium urin.10
Pengobatan yang efektif untuk pasien yang mempunyai batu asam urat pada
saluran kemih adalah dengan alkalinisasi supaya batu asam yang terbentuk akan dilarutkan.
Pelarutan batu akan terjadi apabila pH urin menjadi lebih tinggi dengan mencapai pH 7.
Sehingga dengan pemberian bikarbonas natrikus disertai dengan makanan alkalis, batu asam
urat diharapkan larut.Potasium Sitrat (polycitra K, Urocit K) pada dosis 60 mEQ dalam 3-4
dosis perhari pemberian digunakan untuk terapi pilihan. Tetapi terapi yang berlebihan
menggunakan sediaan ini akan memicu terbentuknya deposit calsium pospat pada permukaan
batu sehingga membuat terapi tidak efektif lagi. Atau dengan usaha menurunkan produksi

26

kadar asam urat air kemih dan darah dengan bantuan allopurinol, usaha ini cukup memberi
hasil yang baik. Dengan dosis awal 300 mg perhari, baik diberikan setelah makan.6,18
b. Litotripsi
Pemecahan batu telah mulai dilakukan sejak lama dengan cara buta, tetapi dengan
kemajuan tehnik endoskopi dapat dilakukan dengan cara lihat langsung. Untuk batu kandung
kemih, batu dipecahkan dengan litotriptor secara mekanis melalui sistoskop atau dengan
memakai gelombang ultrasonic atau elektrohidrolik. Makin sering dipakainya gelombang
kejut luar tubuh (ESWL = Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy) yang dapat memecahkan
batu tanpa perlukaan ditubuh sama sekali. Gelombang kejut dialirkan melalui udara ke tubuh
dan dipusatkan di batu yang akan dipecahkan. Batu akan hancur berkeping-keping dan keluar
bersama kemih.Alat ESWL adalah pemecah batu yang diperkenalkan pertama kali oleh
Caussypada tahun 1980.Alat ini dapat memecah batu ginjal, batu ureter proksimal atau
batubuli-buli tanpa melalui tindakan invasif dan tanpa pembiusan.Batu dipecah
dengangelombang kejut menjadi fragmen-fragmen kecil sehingga mudah dikeluarkan
melaluisaluran

kemih.

Betapapun

disebutkan

bahwa

dengan

ESWL

batu

dapat

dipecahkanmenjadi bagian yang lebih kecil dari 2 mm, belum tentu pasca tindakan semua
batu akanpecah hingga ukuran yang dikehendaki.6

Gambar 24. Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy

c. Terapi pembedahan
Terapi bedah digunakan jika tidak tersedia alat litotriptor, alat gelombang kejut
atau bila cara non bedah tidak berhasil. Walaupun demikian kita harus memerlukan suatu
indikasi.Misalnya apabila batu kandung kemih selalu menyebabkan gangguan miksi yang
hebat sehingga perlu diadakan tindakan pengeluarannya.Litotriptor hanya mampu
27

memecahkan batu dalam batas ukuran 3 cm kebawah.Batu diatas ukuran ini dapat ditangani
dengan batu kejut atau sistolitotomi.3
1. Transurethral Cystolitholapaxy: tehnik ini dilakukan setelah adanya batu ditunjukkan
dengan sistoskopi, kemudian diberikan energi untuk membuatnya menjadi fragmen
batu lebih kecil yang akan dipindahkan dari dalam buli dengan alat sistoskopi dan
dikeluarkan dengan evakuator ellik. Energi yang digunakan dapat berupa energi
mekanik (pneumatic jack hummer), ultrasonic dan elektrohidraulik dan laser.3
2. Percutaneus Suprapubic cystolithopaxy: tehnik ini selain digunakan untuk dewasa
juga digunakan untuk anak- anak, tehnik percutaneus menggunakan endoskopi untuk
membuat fragmen batu lebih cepat hancur lalu dievakuasi.sering tehnik ini digunalan
bersama tehnik yang pertama denagn tujuan stabilisasi batu dan mencegah irigasi
yang ditimbulkan oleh debris pada batu.3
3. Suprapubic Cystostomy: tehnik ini digunakan untuk memindah batu dengan ukuran
besar, juga di indikasikan untuk membuang prostate, dan diverculotomy.
Pengambilkan prostate secara terbuka diindikasikan jika beratnya kira- kira 80-100gr.
Keuntungan tehnik ini adalah cepat, lebih mudah untuk memindahkan batu dalam
jumlah banyak, memindah batu yang melekat pada mukosa buli dan kemampuannya
untuk memindah batu yang besar dengan sisi kasar. Tetapi kerugian penggunaan
tehnik ini adalah pasien merasa nyeri post operasi, lebih lama dirawat di rumah sakit,
lebih lama menggunakan kateter.3

28

Gambar 25. Suprapubic Cystostomy

Pencegahan
Setelah batu dikeluarkan hal yang tidak kalah pentingnya adalah upaya menghindari
timbulnya kekambuan. Angka kekambuhan batu saluran kemih rata-rata 7% pertahun atau
kurang lebih 50% dalam 10 tahun.6

Diuresis yang adekuat6,18


Untuk mencegah timbulnya kembali batu maka pasien harus minum banyak

sehingga urin yang terbentuk tidak kurang dari 1500 ml. pada pasien dengan batu asam
urat dapat digunakan alkalinisasi urin sehingga pH dipertahankan dalam kisaran 6,5-7,
mencegah terjadinya hiperkalsemia yang akan menimbulkan hiperkalsiuria pasien
dianjurkan untuk mengecek pH urin dengan kertas nitrasin setiap pagi.

Diet untuk mengurangi kadar zat-zat komponen pembentuk batu.6,18

Eradikasi infeksi saluran kemih khususnya untuk batu struvit.6

Meningkatkan konsentrasi inhibitor pembentuk batu.6,18

Koreksi penyebab stasis urin, misalnya prostatektomi.6

K. Komplikasi6
Batu vesika urinaria yang tidak diterapi dan terjadi retensi urine yang lama akan
memberikan komplikasi sebagai berikut, yaitu:

Disfungsi vesika urinaria kronik

Infeksi traktus urinarius berulang, pionefrosis dan urosepsis

Obstruksi ostium uretra interna oleh batu, hidroureter, hidronefrosis dan nefropathy
obstruktif

Karsinoma vesika urinaria

29

BAB III
DISKUSI
A. RESUME KLINIS
Seorang laki-laki umur 64 tahun datang dengan keluhan nyeri pinggang sebelah
kanan, dialami sejak 3 bulan yang lalu,awalnya nyeri muncul pada pinggang kanan menjalar
ke perut bagian tengah,kadang nyeri dirasakan tembus ke belakang,bila nyeri muncul kadang
disertai dengan mual,namun tidak disertai muntah,nyeri muncul tidak sampai menggangu
aktifitas,nyeri dirasakan hilang dengan sendirinya,pasien tidak pernah mengeluh kencing
berpasir ataupun kencing berbatu. Pasien juga tidak pernah mengeluh kencing berdarah
ataupun kencing bernanah, namun pasien tidak mampu menahan kencing.Pasien sering
kencing malam hari dan terbangun untuk kencing sebanyak 3-4 kali permalam.Pasien tidak
pernah mengeluh kencing harus mengedan dahulu sebelumnya, kencing selama ini kurang
lancar.
Dari hasil pemeriksaan fisis didapatkan pasien sakit sedang, gizi cukup, kesadaran
compos mentis GCS 15 (E4M6V5). Tanda vital: tekanan darah: 120/80 mmHg, nadi: 84
x/menit, suhu: 36.5C, pernapasan: 20 x/menit.
Pemeriksaan urinalisis dalam batas normal,pemeriksaan darah dalam batas
normal,,pemerikasaan patologi klinik dalam batas normal.
Pemeriksaan radiologi pada foto polos abdomen tampak tampak bayangan radioopaq
pada hypocondrium kiri setinggi CV L2 dengan ukuran 0,7x0,7 cm pada rongga pelvis
dengan ukuran 2,8 x 2,8 cm, osteofits pada aspek lateral CV L1-L4(spondylosis Lumbalis).
Pada foto IVP tampak ureter dextra : kingking ureter dextra.tidak tampak dilatasi,tampak fish
30

hook appearance pada distal ureter dextra. ureter sinistra : lintasan ureter baik,tidak tampak
dilatasi,tampak fish hook appereance pada distal ureter sinistra, VU : mukosa regular tampak
identasi caudal, PM tampak bayangan batu radioopaq pada rongga pelvis dengan ukuran 2,8
x 2,8 cm.
Vesicolith dapat terbentuk secara primer maupun sekunder.Pada kasus ini, dilihat dari
gambaran radiologi dan morfologi batu yang terlihat pada foto polos, jenis batu yang diderita
pasien merupakan Jackstone calculi pada vesical urinaria, yang pada umumnya merupakan
batu primer.Salah satu faktor risiko terjadinya batu pada pasien ini adalah terjadinya urine
outlet obstruction yang disebabkan oleh pembesaran prostat.
B.

DISKUSI ANALISIS KASUS


Gejala yang diderita pada pasien dengan vesikolitiasis dapat bervariasi, pasien dapat

tidak bergejala hingga mengeluhkan nyeri suprapubik, dysuria, nocturia dan retensi urin.
Tanda-tanda yang muncul seperti gross hematuri, nyeri yang menjalar ke ujung penis,
scrotum, perineum, punggung maupun paha sehingga pasien sering berhenti berkemih secara
tiba-tiba akibat nyeri yang dirasakan. Nyeri yang dirasakan dapat bersifat tumpul maupun
tajam yang bertambah saat aktifitas.Pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan
suprapubik, dan pada beberapa kondisi dapat teraba distensi vesika urinaria seperti pada
retensi urine akut, dapat ditemukan sistokel pada wanita, dan pemeriksaan neurologis dapat
menunjukkan defisit neurologis pada pasien dengan neurogenic bladder.Pada pasien dapat
ditemukan adanya nyeri pinggang sebelah kanan yang menjalar ke bagian tengah perut dan
tembus ke belakang.Pasien juga mengatakan nyeri sering hilang timbul dan hilang dengan
sendirinya.Namun tidak ditemukan nyeri tekan supra pubik pada pemeriksaan fisik
pasien.Hal ini sangat berkaitan dengan tingkat severitas penyakit pasien dan besar batu.
Kondisi-kondisi yang dapat meningkatkan risiko terjadinya batu vesika urinaria yaitu:19
1. Obstruksi vesika urinaria13
Obstruksi vesika urinaria merupakan kondisi dimana terjadinya sumbatan aliran urine
dari vesika urinaria menuju uretra. Kondisi seperti striktur uretra dan yang tersering
ialah Benign Prostat Hypertrophy (BPH)
2. Neurogenic Bladder
Merupakan kondisi-kondisi yang dapat menurunkan fungsi saraf yang mengontrol
fungsi vesika urinaria.Kondisi-kondisi seperti stroke, spinal cord injuries, Penyakit

Obstruksi Vesika Urinaria : BPH

Parkinson, Diabetes Melitus, Multipel Myeloma.

Batu Primer

Vesikolitiasis
31
Neurogenic Bladder

Batu Sekunder

Pada vesikolitiasis, pembentukan batu dapat terjadi secara primer yakni batu
terbentuk di vesika urinaria sedangkan pada batu sekunder merupakan batu yang berasal dari
organ di atasnya seperti ginjal dan ureter.Pada kasus dengan obstruksi vesika urinaria seperti
BPH maupun kondisi neurogenic bladder, terjadi peningkatan volume residu urin dalam
vesika yang dapat meningkatkan resiko terjadinya batu vesika urinaria.13
Pasien berusia > 50 tahun merupakan risiko tinggi terjadinya BPH, tidak terdapat
riwayat stroke maupun gangguan neurologis lainnya yang dapat menyebabkan kelainan
neurogenik pada pasien. Pada pasien juga terdapat nefrolith berdasarkan pemeriksaan foto
polos terlihat gambaran radioopak pada hipokondrium sinistra setinggi corpus vertebra
Lumbal 2 dengan ukuran 0,7 cm x 0,7 cm. Berdasarkan hal tersebut, dapat menunjukkan
bahwa batu yang terjadi ialah batu sekunder, dimana batu terbentuk di ginjal sebelumnya
yang kemudian terakumulasi di vesika urinaria.
Berdasarkan etiologik penyebab batu, dapat terbagi menjadi batu infeksi, non infeksi
dan genetik maupun iatrogenik sebagai berikut :
Tabel . Jenis-jenis batu saluran kemih13

32

Batu-batu tersebut di atas pada gambaran radiologis akan menunjukkan karakteristik


yang berbeda berdasarkan komposisi mineralnya. Pengetahuan akan karakteristik x-ray ini
dapat membantu diagnosis dan terapi yang akan digunakan.

Hasil urinalisis pasien tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi, sehingga tipe batu
yang diderita pasien kemungkinan bukan merupakan batu infeksi. Hal ini didukung oleh
gambaran radiologis, menunjukkan gambaran radiopak pada rongga pelvis yang berukuran
2,8 cm x 2,8 cm.

Gambar 26. Foto Polos Abdomen pasien


Pada gambar foto polos abdomen pasien, didapatkan adanya batu pada region
hipokondrium kiri setinggi CV L2 dengan ukuran 0,7 x 0,7 cm dan pada rongga pelvis
berukuran 2,8 x 2,8 cm sehingga memberi kesan nefrolith sinitra dan vesicolithiasis. Dari
pemeriksaan ini dapat dibaca bahwa batu yang terbentuk merupakan batu radiopak, berada
pada rongga pelvis letaknya di tengah, bentuk bulat, soliter dan tepi ireguler. Seperti sudah
33

dijelaskan pada bagian tinjauan teori, batu radiopak pada vesika urinaria harus diperhatikan
baik-baik untuk menghilangkan kemungkinan batu yang terlihat bukanlah os Sacrum V atau
os Coccygeus, plebolith maupun kalsifikasi pada vesikula seminalis, ductus deferens, dinding
vesika urinaria maupun kolon serta kalsifikasi prostat. Bayangan radiopak yang terlihat pada
gambar disimpulkan sebagai batu dan dibedakan dengan diagnose lain sebagai beikut:

Pada foto di atas, bentuk bayangan radiopak tepi tidak ireguler dan tidak
mengikuti alignment tulang coccigeus di atasnya sehingga sulit dikatakan sebagai
bagian dari os coccigeus

Sedangkan plebolith berbeda dengan batu dimana terdapat bayangan radiopak


namun dengan bayangan radiolusen di dalamnya. Hal ini sangat berbeda dengan
gambar pada foto polos abdomen pasien dimana tidak terdapat bayangan
radiolusen di dalam bayangan radiopak. Hal lain yang membedakan pula yaitu
adanya comet tail sign atau ekor dari soft tissue yang keluar dari kalsifikasi pada
plebolith dan tidak ditemukan pada kasus ini

Kalsifikasi pada vesikula seminalis, ductus deferens dan dinding vesika urinaria
maupun kolon memberikan gambaran radiopak yang mengikuti bentuk organ
dimana biasanya bayangan radiopak bentuknya memanjang dan tidak bulat seperti
pada foto polos abdomen pasien.

Kalsifikasi prostat dengan hipertrofi prostat juga dapat memberikan gambaran


radiopak dengan bentuk granular atau benjolan irregular namu sering ditemukan
tepat di atas simfisis pubis. Pada foto pasien ini dapat dilihat bahwa bayangan
radiopak terletak agak di belakang dari os simfisis pubis.
Oleh karena alasan di atas, disimpulkan bahwa bayangan radiopak pada foto polos

abdomen pasien adalah batu. Selain itu, pasien juga dilakukan pemeriksaan ultrasound yang
menunjukkan gambaran echoic batu pada vesika urinaria dan tampak pembesaran prostat.
Untuk mengidentifikasi atau mencari tahu jenis batu adalah dengan melihat tampakan batu
pada foto polos abdomen.
Gambaran vesicolith pada pasien menunjukkan tepi ireguler dengan inti yang
berdensitas tinggi, merupakan gambaran pada batu kalsium oksalat.Batu ini yang paling

34

ditemukan pada vesica urinaria dan jarang pada traktus urinarius atas. Gambaran batu ini
dikenal dengan nama Jackstone calculi yang menyerupai mainan anak-anak Jack Toys.

Gambar 27. Gambaran Jackstone Calculi pada Vesica Urinaria20


Pada gambaran di atas, gambaran batu terlihat gambaran radiopak dengan tepi
ireguler dan tepi padat. Batu ini umumnya merupakan batu oksalat yang akan menunjukkan
gambaran radiopak pada foto polos. Bayangan radiopak menunjukkan batu terdiri atas
kalsium. Untuk membedakan apakah batu merupakan batu kalsium oksalat atau batu kalsium
fosfat, perlu dilihat hasil pemeriksaan urin 24 jam untuk melihat supersaturasi kalsium
oksalat dan kalsium fosfat. Namun pemeriksaan tersebut tidak dilakukan pada pasien ini
sehingga sulit untuk menentukan jenisnya apakah batu kalium oksalat atau kalium fosfat.

35

Gambar 28. IVU pasien pada menit 15

Gambar 29. IVU pasien pada menit 30


Pasien ini kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan IVU.Dimana pada pemeriksaan
IVU didapatkan adanya pembesaran prostat.Pembesaran prostat merupakan salah satu
kemungkinan yang dapat menyebabkan terjadinya vesikolithiasis pada pasien ini.Adapun
BPH dapat mengakibatkan stasis urin sehingga terjadi penumpukan zat-zat pembentuk batu.
Pasien memiliki riwayat nyeri pinggang kanan sejak 3 bulan yang lalu, pasien tidak
mengeluhkan riwayat kencing berpasir sebelumnya.Pasien sering kencing malam hari dan
terbangun untuk kencing sebanyak 3-4 kali per malam, dan selama ini pasien mengeluhkan
kencing tidak lancar.Gejala-gejala klini tersebut di atas merupakan gejala klinis yang
ditemukan pada pasien dengan batu vesika maupun BPH.Kedua penyakit ini dapat
memberikan gejala seperti tersebut di atas.Pada pemeriksaan fisik rectal touche didapatkan
pembesaran prostat 4 cm. konsistensi kenyal dan bentuk ireguler.
Benign prostat hypertrophy merupakan salah satu penyebab tersering bladder outlet
obstruction yang dapat meningkatkan risiko terjadinya batu vesika urinaria.Pada pemeriksaan
radiologi dengan kontras dapat memberikan gambaran khas yang menandakan pembesaran
prostat.11
36

Gambar30. Foto IVU dengan pembesaran Prostat


Gambaran Radiologis Benign Prostatic Hypertrophy di atas pada foto
Intravenous Urogram menunjukkan bagian kauda vesika urinaria terangkat akibat
pembesaran prostat, hal ini menyebabkan terangkatnya orificium ureter sehingga
menunjukkan gambaran J shaped appearance pada ureter distal.11, 13, 19, 21

Gambar31. Foto Cystogram

37

Gambaran radiologis cystogram pada pasien dengan neurogenic bladder dan kronik
infeksi traktus urinarius. Terjadi penebalan pada dinding vesika urinaria, kontur ireguler dari
lumen vesika urinaria disebabkan oleh trabekulasi dari dinding otot vesika urinaria.11, 13, 19, 21
Pada hasil pemeriksaan radiologi pasien, foto polos dan foto IVU menunjukkan
hasil vesicolithiasis, nephrolithiasis disertai dengan pembesaran prostat. Ketiga hal ini dapat
saling berhubungan satu sama lain. Gejala klinis yang ditimbulkan berupa urine outlet
obstruction yang dapat disebabkan oleh batu vesika urinaria dan Benign prostate
hypertrophy.

38

DAFTAR PUSTAKA
1. Mosbys Medical Dictionary,8th edition.2009.Elsevier
2. Dorlands Medical Dictionary for Health Consumers.2007.Saunders
3. Basler Joseph, Schwartz Bradley Fields. Bladder Stone. November 2014. (Diunduh
dari www.medscape.com pada tanggal 11/12/14)
4. Pearle M S, Lotan Y. Chapter 45: Urinary Lithiasis: Etiology, Epidemiology dan
Pathogenesis In Campbell Walsh Urology Tenth Edition. Saunders. 2012.
5. Epid: Dahner Wolfgang. Urogenital Tract In Radiology Review Manual 6 th edition.
Lippincott Williams & Wilkins. 2007.
6. Purnomo, Basuki B. Dasar - Dasar Urologi. Edisi 3. Jakarta : Sagung Seto. 2011.
7. Buku Ajar Diktat Anatomi Biomedik 2. Edisi 1. FK Unhas. 2011.
8. Childs, M. Adam et al. Pathogenesis of Bladder Calculi in the Presence of Urinary
Stasis. J Urol. 2013 April ; 189(4): 13471351.
9. Muzio Bruno D, Gaillaard F. Bladder

Calculus.

2014.

(Diunduh

dari

www.radiopaedia.org pada tanggal 11/12/14)


10. Griffith, Donald P. Struvite Stones. Kidney International, Vol. 13 (1978), PP. 372
382.
11. Kabala J. The Bladder and Prostate In Sutton Textbook of Radiology and Imaging.
Churchill Livingstone. 2003. Hal. 997-998.
12. Kellet M.J. Chapter 70: Calculus Disease and Urothelial Lesions In Grainger and
Allison Diagnostic Radiology A Textbook of Medical Imaging 4 th edition. Churchill
Livingstone, Inc. 2001.
13. Turk C, Knoll T, et al. Guidelines on Urolithiasis. European Association of Urology.
2011.
14. Ferrandino M.N, Pietrow P.K, Preminer G.M.Chapter 46: Evaluation and Medical
Management of Urinary Lithiasis In In Campbell Walsh Urology Tenth Edition.
Saunders. 2012.
15. Dyer R. B,Chen M. Y. M, Zagoria R. Abnormal Calcifications in the Urinary Tract1.
Scientific Exhibit. USA. 1998.
16. R. A. Costa, C. M. Oliveira, M. A. C. D. Abreu, F. Caseiro Alves, PT, Coimbra/PT.
Abnormal calcifications of the urinary tract. European society of radiology. 2014. P:
1-14.
17. Adnan M. Diktat Radiologi Traktus Urinarius dalam Diktat Radiologi IV. Bagian
Radiologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar.
18. Dawson, Charlotte H. Clinical Medicine 2012, Vol 12, No 5: 467471.
19. Brant W.E, Helms C.A. Fundamentals of Diagnostic Radiology. California :
Lippincott Williams and Wilkins ; 2007. p898 906.
20. http://www.learningradiology.com/caseofweek/caseoftheweekpix20071/cow253arr.jpg
39

21. Singh K.J, Tiwari A, Goyal A. Jackstone : A Rare entity of Vesical calculus. Indian
Journal

of

Urology.

2011

available

at

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3263228/ accessed 16th December


2014)

40

Anda mungkin juga menyukai