Anda di halaman 1dari 3

bahasaarabonline.

com

http://bahasaarabonline.com/murab-dan-mabni-dalam-bahasa-arab.html

Murab dan Mabni #1: Pengertian Irab dan Pembagiannya


Memahami murab dan mabni merupakan diantara hal yang prinsipil dalam bahasa Arab. Sebab, perubahan satu
harakat dalam bahasa Arab akan merubah makna 180 derajat. Maka, bisa kita katakan bahwa ilmu nahwu
sebenarnya adalah ilmu ira>b: mempelajari perubahan harakat akhir kalimat atau huruf (dalam kasus tertentu.
Untuk itu, setelah kita mengetahui jenis-jenis kalimat dalam bahasa Arab , sebelum memasuki kajian-kajian
tentang ira>b, terlebih dahulu kita harus mengetahui apa yang dimaksud dengan murab dan mabni>?
Mari kita mulai dari murab.
Dalam kitab al-Ajjuru>miyyah karya al-Shaikh al-S}anha>ji>, al-irab diartikan sebagai Perubahan pada akhir
kalimat sesuai dengan tuntutana>mil (predikat; kata kerja)-nya baik yang kasat maupun tidak al-ira>bu huwa
taghyi>ru awa>khir al-kalim likhtila>f al-awa>mil al-da>khilati alaiha> lafdzan aw taqdi>ran.
Maka, al-murab adalah kalimat yang memiliki perubahan pada huruf akhirnya baik perubahan harakat maupun
hurufnya, sebagaimana akan saya jelaskan nanti sesuai dengan kebutuhan predikat: apakah ia membutuhkan
subjek (fa>il, maful, dll)?
Kita lihat contoh di bawah ini:



Mengapa huruf terakhir dari kalimat isim, yaitu zaid (), mengalami tiga kali perubahan harakat: dlammah ( ),
kasrah ( ), dan fath}ah ( ?)
Jawabannya sederhana: itulah yang dinamakan ira>b perubahan di akhir kata (Arab: kalimat) karena tuntutan/
kebutuhan predikatnya. Untuk itu, kata ziad termasuk kata murab karena bisa mengalami perubahan pada
huruf akhirnya.
Mungkin Anda masih bertanya-tanya lagi: mengapa perubahan harakat itu berupa dlammah ( ), kasrah ( ), dan
fath}ah ( ?)
Untuk menjawab pertanyaan ini, kita masuk pada sub-judul: Pembagian Ira>b.

Pembagian Ira>b
Setelah kita mengetahui definisi ira>b, kini saatnya kita mengetahui pembagiannya.
Bahasa Arab memiliki empat jenis ira>b: al-rafu (bisa masuk pada kalimat fiil dan isim), al-nasbu (bisa masuk
pada kalimat fiil dan isim), al-jarru (hanya masuk pada kalimat isim), dan al-jahmu (hanya bisa masuk pada
kalimat fiil).
Karena contoh yang saya berikan di atas adalah kalimat isim semua, maka hanya ada tiga jenis ira>b yang
pertama. Sedangkan harakat pada masing-masing contoh merupakan tanda utama masing-masing. Setiap ira>b
memiliki tanda-tanda berupa harakat yang akan dipakai sesuai kebutuhan sekali lagi pemakaian ini pun sesuai
dengan tuntutan predikat itu.

Pada contoh pertama, kita dibaca rafa karena predikatnya membutuhkan subjek. Maka, sebagai subjek (fa>il)
dalam tata bahasa Arabia harus dibaca rafa. Sedangkan pada contoh kedua, majru>r (dibaca jarr) karena
ia kemasukan haruf ja>r: ba>. Tidak boleh dibaca selain kasrah karena itu yang dibutuhkan oleh a>mil-nya.
Begitu juga contoh ketiga yang hanya boleh dibaca nas}b, dengan tanda fath}ah. Sebab predikat pada contoh
tersebut membutuhkan objekmafu>l bih. Sedangkan mafu>l bih dalam bahasa Arab harus nas}b. Untuk itu,
dalam contoh di atas hanya bisa dibaca nas}b.

Anda mungkin juga menyukai