Anda di halaman 1dari 5

Sebutkan pengertian isem tastniah?

Jawab :Isem yang menunjuki kepada makna dua bukan dengan cara ataf mitsil.

Seperti yang telah kita maklumi, fi’il mudharek hukumnya marfu’ tetapi terjadi perbedaan pendapat
tentang amel yang merafa’ fi’il mudharek.sebagian ulama mengatakan fi’il mudharek marfu’ karena
sunyi dari amel nasab dan amel jazam,sebagian lagi berpendapat marfuk dikarnakan bertempat fi’il
mudharek pada tempat isim,pendapat siapakah yang mengatakan fi’il mudharek marfu’karna sunyi dari
amel nasab dan jazam?

Jawab :pendapat ulama kufiyun

Dimanakah perbedaan antara na’at dan ‘ataf bayan?

Jawab : Na’at menjelaskan matbu’ sekira-kira makna ,’ataf bayan menelaskan matbu’ sekira-kira zat.

Bina dan ‘irab bukan hanya pada isem saja,pada fi,il pun juga terjadi ‘irab dan bina.bahkan asal-asal bina
terjadi pada fi’il.mengapa fi’il asalnya di bina ?

Jawab : karena pada fi’il tidak datang makna-makna yang berbeda –beda yang berhajad untuk
membedakan nya kepada ‘ikrab .karena berbeda lafadnya fi’il disebabkan oleh beda maknanya fi’il
tersebut.

Salah satu dari ilat Sembilan (9) adalah taknis, dan ia terbagi kepada tiga macam.ada taknis dengan alif,
taknis dengan Ta dan taknis dengan makna. Dari ketiga macam tersebut,manakah yang menegah saraf
secara mutlak ?

Jawab :Taknis dengan Alif

Apabila yang menjadi khabar mubtada ialah jumlah maka pada jumlah tersebut musti ada rabbet
(pengikat) ,yang jumlahnya ada empat, sebutkan keempat-empat rabbet tersebut ?

Jawab : Dhamer –isyarah-ulang mubtada dengan lafadh yang sama –umum

Salah satu pembagian amel ialah amel maknawi,sebutkan pembagian amel maknawi tersebut ?

Jawab :Ibtida’ dan Tajarrud

Fa’il dan naeb fa’il termasuk ia dalam sebagian isim-isim marfuk.dan kedua nya tersebut sering kita
jumpai dalam kitab-kitab .pertanyaan nya : mengapa na’ib fa’il boleh jumlah sedangkan fa’il tidak boleh?

Jawab :karena salah satu tujuan naeb fa’il ialah untuk memuta’adikan fi’il yang lazim. Dan tujuan
tersebut hasil dengan jumlah. Makanya naeb fa’el bisa jumlah

Ma,La,In dan Lata merupakan huruf-huruf yang serupa dengan laisa pada beramal,keempat huruf
tersebut untuk beramal memerlukan beberapa syarat tertentu,bagaimana kah syarat beramal huruf
lata tersebut?
Jawab : khabar dan isemnya harus lafadh hina dan salah satu dari keduanya harus dibuang

Masdar secara mutlak terbagi kepada tiga,sebutkan ketiga-tiga pembagian masdar tersebut ?

Jawab : -Masdar nok,-Masdar marrah,-Masdar taukid.

Isem kalau ditinjau harakat akhir terbagi dua (Mukrab dan Mabni ) adapun isem-isem yang diikrabkan
seperti zaidon dan musa, sebutkan isem-isem yang dibina (asmaul mabniyat ) ?

Jawab :Isem dhamer ,-isem isyarah, -isem mausul, -isem istifham, -isem piel, -isem syarat.

Bal dalam ilmu nahu merupakan huruf yang banyak fungsi, salah satunya ialah huruf ataf. Apakah syarat
(BAL) di jadikan huruf ataf ?

Jawab : Maktufnya (BAL) wajib mufrad yang bukan jumlah

Isem secara garis besar terbagi kepada tiga, mutamakkin amkan , mutamakkin ghairu amkan, Ia
mutamakkin la amkan , Apakah nama lain dari isem La MUTAMAKKIN La AMKAN

Jawab :Isem yang dibina

Mufrad dalam ilmu nahu merupakan lafadh yang banyak pengertian , Bagaimanakah pengertian Mufrad
pada bab Nida dan La naïf jinsin ?

Jawab : Barang mukabalah Mudhaf dan serupa mudhaf.

Menurut sibaiwaihi lafadh LAULA adalah huruf imtina’iyah dengan syarat kalimat didepan laula bukan
isem dhamer, huruf apakah LAULA menurut pendapat sibaiwahi kalau didepan nya isem dhamer ?

Jawab : Huruf jar serupa zaidah.

Badal mubayyin merupakan salah satu dari pada pembahagian badal secara umum, badal mubayyin juga
terbagi kepada tiga,sebutkan lah ketiga-tiga pembagian badal mubayyin tersebut ?

Jawab : Badal ghalat –Badal nisyan –Badal izrab.

Buang khabar dalam ilmu nahu terbagi hukumnya kepada wajib dan jaiz, sebutkan tempat-tempat yang
wajib buang khabar ?

Jawab :Sesudah LAULA –Sesudah kasam sareh –Sesudah wau ma’a –Sesudah hal yang tidak patut jatuh
khabar .

Manakala sebuah fiel dimajhulakan maka yang dibutuhkan oleh fiel tersebut ialah naib fail, kalimat-
kalimat mana sajakah yang bisa menjadi naib fail ?

Jawab : Maf’ul bih, -Dharaf, -Jar dan majrur, -Masadar


Sebahagian dari syarat na’at ialah na’at harus lafadh musytak atau muawwal bil musytak. Yang
tergolong dalam musytak seperti isem fail, isem maf’ul. Sebutkan apa saja yang tergolong dalam
muawwal bil musytak ?

Jawab : Isem isyarah – Isem mausul – Zu dengan makna sahib – Asmaul nasabi – Jumlah

Salah satu dari mabadi 10 ialah al-wadhi’ , siapakah nama al-wadhi’ ilmu nahu ?

Jawab : Abu Aswad Ad-Dauli

Sebutkan empat kalimat yang di’ikrabkan dengan huruf !

Jawab : 1.Tasniyah 2. Jamak muzakar 3. Isem yang 5/6 4. Amsilah yang lima

Bagaimanakah pengartian jamak taksir ?

Jawab : jamak taksir adalah jamak yang menunjuki makna lebih banyak daripada dua dengan
mengalami perubahan dari bentuk mufradnya.

Hal di syaratkan harus isem nakirah. Jika yang menjadi hal adalah isem ma’rifah,maka hal tersebut di
takwilkan menjadi nakirah. Apa alasannya ?

Jawab : karena untuk memelihara penelitian yang telah dilakukan pada hal, yang mana hal mesti
nakirah.

Hal boleh juga isem nakirah, namun dia membutuhkan (yang membolehkan). Apa
alasannya?

Jawab : karena ( yang membolehkan ) mendekatkan isem nakirah kepada ma’rifah, maka
hilanglah kebanyakan ibham yang ada pada isem nakirah tersebut.

Naat terbagi kepada dua macam, yaitu naat haqiqi dan naat sababi! Bagaimanakah pengertian naat
haqiqi?

Jawab : Naat yang menjelaskan salah satu dari beberapa sifat man’utnya (mausuf )

Bagaimanakah pengertian tanwin tangkir ?

Jawab : tawin tangkir adalah tawin yang dihubungkan dengan isem yang dibina untuk membedakan
antara ma’rifah dan nakirah

Bagaimanakah yang dimaksud dengan tanwin iwadh ?

Jawab : tanwin iwadh adalah tanwin yang dihubungkan dengan akhir isem yang di idhafahkan sebagai
ganti dari mudhaf ilaih

Bagaimanakah pengertian tanwin ziadah ?


Jawab : tanwin yang dihubungkan dengan isem tegah saraf

Apa nama lain dari tanwin ziadah ?

Jawab : Tanwin ziadah juga dinamakan dengan tanwin munasabat

Bagaimanakah pengertian tanwin hikayah ?

Jawab : tanwin yang dihubungkan dengan sebagian isem-isem yang menjadi wazan

Isem mausul adalah salah satu isem ma’rifah, dengan apa mema’rifahnya isem mausul ?

Jawab : Ulama berbeda pendapat pada yang mema’rifahkan isem mausul, ada yang mengatakan,
mausul ma’rifah dengan wadha’,sebagian ulama menyatakan,ma’rifahnya dengan alif dan al, dan juga
ada berpendapat ma’rifah dengan shilat.

Isem tegah saraf diketika di idhafahkan atau masuk alif dan lam, maka tidak lagi tegah saraf , kenapa
demikian ?

Jawab : karena isem tegah saraf diketika itu sudah jauh dari keserupaan dengan fi’il yang mana serupa
dengan fi’il adalah alasan la tegah saraf.

Salah satu amil jazam fi’il mudhari’ yaitu lam amar, lam amar berbaris kasrah seumpama
,alasannya karena lam amar serupa dengan lam huruf jar. Dari segimanakah lam amar serupa
dengan lam huruf jar ?

Jawab : dari segi sama-sama ikhtisas, sebagaimana lam huruf jar terkhusus dengan isem, lam amar juga
terkhusus pada fi’il.

Bila satu munada diizafahkan kepada ya mutakallem sebagai izafah mahzah maka harus pada munada
tersebut 6 lograt, sementara bila munada diizafahkan kepada ya mutakallem sebagai izafah ghairu
mahzah maka berapa lagratkah yang harus pada nya coba sebutkan ?

Jawab : 2 lograt yaitu sebu ya yang difatahkan dan yang disakinkan

Kenapa khafadh terkhusus pada isem, sehingga khafadh menjadi tanda isem ?

Jawab : karena setiap majrur/makhfudh adalah mukhbar an, dan tidak dikhabarkan kecuali isem.

Samakah redaksi khafadh dengan jar ?

Jawab : sama ,jar adalah redaksinya ulama basharah, sedangkan khafadh redaksinya ulama kufan.

Bagaimanakah i’rab dhamir fashal atas pendapat yang kuat ?

Jawab : tidak ada tempat bagi I’rab

Apa fungsi kegunaannya dhamir fashal ?


Jawab :

- Memberitahukan dari awal perkara yang bahwa sesudahnya adalah khabar bukan tabi’
- Ikhtisas
- Takkid

Bagaimanakah pengertian dhamir fashal ?

Jawab : Dhamir fashal adalah lafal dengan sighat dhamir yang marfu’ munfasil yang kedudukannya
antara mubtada dan khabar atau asal keduanya.

Bagaimanakah lafadh di ‘irab ?

Jawab : mansub sebagai maf’ul muthlak yang dibuangkan amilnya, atau sebgai hal yang amil dan
shahib nya dibuang.

Bagaimanakah yang dimaksud dengan isem fi’il ?

Jawab : isem fi’Il adalah lafaz-lafaz yang menduduki tempat fi’il dalam hal penunjukan makna dan
pengalaman nya.

Bagaimanakah yang di maksud dengan (ighrak)

Jawab : perintah yang ditujukan kepada mukhatab agar menetapi hal yang terpuji.

Bagaimanakah yang dimaksud dengan (tahzir)

Jawab : Tahzir adalah ungkapan untuk mengingatkan mukhatab dari suatu hal yang harus diwaspadai

Sahib hal haruslah isem ma’rifah. Apa alasannya ?

Jawab : karena sahib hal adalah mahkum bih, dan tidak mungkin menghukumkan sesuatu kecuali jika
kita mengenal sesuatu tersebut . dan supaya tidak terjadi samar-samar dengan sifat pada contoh

Fiel muzarek adalah salah satu fiel yang bisa dimasukkan nun taukid sakilah dan khafifah , yang ingin
kami tanyakan mengapa nun taukid sakilah tidak bisa dimasukkan pada fiel muzarek tasniah dan jamak ?

Jawab : karena berjumpa dua huruf sakin pada bukan ketentuannya.

Anda mungkin juga menyukai