Anda di halaman 1dari 5

Hasil Pengamatan dan Perhitungan

Hasil Pengamatan
Larutan uji

Absorbansi

Warna

Blanko

0.000

Bening

Standar

0.611

Merah muda

Uji I

0.712

Merah muda

Uji II

0.767

Merah muda

Uji III

0.596

Merah muda

Uji IV

0.686

Merah muda

Perhitungan
Kadar Kolesterol Total

Absorbansiuji
=
x Konsentrasi standar
( mg
dL ) Absorbansi standar

Konsentrasi standar = 200 mg/dL


Uji 1
Kadar=

0.712
x 200 mg/dL=233.06 mg /dL
0.611

Uji 2
Kadar=

0.767
x 200 mg/dL=251.06 mg/dL
0.611

Uji 3
Kadar=

0.596
x 200 mg/dL=195.09 mg/dL
0.611

Uji 4
Kadar=

0.686
x 200 mg/dL=224.55 mg/dL
0.611

Rata-rata kadar sampel


233.06+ 251.06+195.09+224.55
=225.94 mg /dL
4
5.2.2. Simpangan Baku

SD =

Xnx 2
n1

(225.94233.06)2 +(255.94251.06)2++(255.94195.09)2 +(255.94224.55)2


SD=
41
SD=

50.69+631.01+951.72+1.93
3

1635.35
3

SD=
SD=23.35

5.2.3. Simpangan Baku Relatif (RSD)


RSD=

SD
x 100
ratarata

RSD=

23.35
x 100 =10.33
225.94

Teori prinsip spektro


Spektroskopi UV-Vis adalah teknik analisis spektroskopi yang menggunakan sumber radiasi
elektromegnetik

ultraviolet

dan

sinar

tampak

dengan

menggunakan

instrumen

spektrofotometer. Prinsip dari spektrofotometer UV-Vis adalah penyerapan sinar tampak


untuk ultra violet dengan suatu molekul dapat menyebabkan terjadinya eksitasi molekul dari
tingkat energi dasar (ground state) ketingkat energi yang paling tinggi (excited stated).
Pengabsorbsian sinar ultra violet atau sinar tampak oleh suatu molekul umumnya
menghasilkan eksitasi elektron bonding, akibatnya

panjang absorbsi maksimum dapat

dikolerasikan dengan jenis ikatan yang ada didalam molekul. (Sumar hendayana. 1994 : 155)
Hendayana, Sumar. (1994). Kimia Analitik Instrumen.Semarang:Semarang Press.

Larutan standar dan blanko


Larutan baku/ larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya sudah diketahui. Larutan
baku biasanya berfungsi sebagai titran sehingga ditempatkan buret, yang sekaligus berfungsi
sebagai alat ukur volume larutan baku. Larutan yang akan ditentukan konsentrasinya atau
kadarnya, diukur volumenya dengan menggunakan pipet volumetri dan ditempatkan di
erlenmeyer. (Basset,1994)
Basset, J., 1994, Vogel Buku Teks Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik, Edisi ke- 4, Buku
Kedokteran EGC, Jakarta
Larutan Blanko
Larutan blanko adalah larutan tidak berisi analit. Larutan blanko biasanya digunakan untuk
tujuan kalibrasi sebagai larutan pembanding dalam analisis fotometri. (Anonim,2015)
Anonim,

2015.

Blank

solution.

EVISAS

Glossary.

Diakses

dari

http://www.speciation.net/Glossary/blank-solution-;299

Pembahasan
Metode yang dipilih dalam praktikum ini adalah metode hidrolisis enzimatik
dan oksidasi, yang didasarkan pada reaksi indikasi secara kolorimetri dengan
menggunakan enzim kolesterol esterase, kolesterol oksidase dan peroksidase. Tujuan
digunakannya metode enzimatik karena dalam metode ini penggunaan enzim
memberikan keuntungan yaitu enzim dapat bekerja lebih spesifik terhadap suatu
substrat tertentu, dalam hal ini substrat yang diharapkan bereaksi dengan enzim-enzim
tersebut adalah kolesterol. Di dalam tubuh, kolesterol tidak berada dalam bentuk bebas,
melainkan dalam bentuk esternya agar dapat larut dalam plasma darah. Kolesterol
dalam bentuk ester tidak dapat dianalisa, sehingga kolesterol harus dibebaskan terlebih
dahulu. Mekanisme pembebasan kolesterol dari kolesterol ester terjadi melalui reaksi
sebagai berikut:
Kolesterol ester + H2O

Kolesterol esterase

Kolesterol bebas + As. lemak

Enzim kolesterol esterase berfungsi untuk mengkatalis reaksi hidrolisis kolesterol ester
menjadi kolesterol bebasnya (Sumardjo, 2009: 409). Kolesterol bebas inilah yang

diharapkan kemudian akan dapat mengalami reaksi spesifik untuk kemudian diukur
konsentrasinya.
Reagen yang digunakan dalam percobaan ini berupa reagen kit yang sudah
berisi beberapa jenis enzim diantaranya enzim kolesterol esterase, enzim kolesterol
oksidase, peroksidase, fenol, serta senyawa 4-aminoantipirin. Masing-masing senyawa
tersebut memiliki peran yang berbeda dalam fungsinya sebagai satu kesatuan untuk
pengujian kolesterol. Sampel uji berupa serum yang diperoleh dari darah pasien
(relawan) direaksikan dengan reagen ini untuk kemudian diinkubasi selama 20 menit
pada suhu kamar sebelum diukur pada spektrofotometer.
Reaksi yang mungkin terjadi adalah, mula-mula kolesterol ester yang terlarut
dalam serum akan terhidrolisis dengan adanya air yang reaksinya dibantu oleh adanya
enzim kolesterol esterase membentuk kolesterol bebas. Kolesterol bebas yang
dihasilkan kemudian mengalami oksidasi dengan adanya O2 membentuk senyawa
kolesterol-3-on dan H2O2 dengan bantuan enzim kolesterol oksidase. Senyawa H2O2
yang dihasilkan kemudian akan bereaksi dengan fenol dan 4-aminoantipirin
membentuk senyawa berwarna. Itulah sebabnya

mengapa pada saat ditambahkan

reagen ke dalam sampel terbentuk larutan berwarna merah muda bening. Karena reaksi
yang berjalan tidak hanya satu reaksi, maka diperlukan waktu untuk menghasilkan
reaksi yang sempurna, oleh karena itu dilakukan inkubasi selama 20 menit. Tujuannya
adalah untuk memberi waktu pada reagen-reagen tersebut untuk dapat bereaksi dengan
senyawa-senyawa yang terdapat di dalam sampel. Proses inkubasi yang benar adalah
dilakukan pada suhu 37oC atau sesuai dengan suhu tubuh. Hal ini karena reagen yang
kita gunakan terdiri dari komponen enzim, kerja enzim sangat dipengaruhi oleh suhu
(Sumardjo, 2009: 396) dan enzim-enzim tersebut akan bekerja optimal pada suhu 37oC
karena enzim-enzim tersebut bekerja di dalam tubuh. Pengujian sampel yang dilakukan
pengujian sebanyak 4 kali (triplo) adalah untuk melihat hal yang sama yaitu
keseksamaan. Keseksamaan adalah ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian
antara hasil uji individual, diukur melalui penyebaran hasil individual dari rata-rata jika
prosedur diterapkan secara berulang pada sampel-sampel yang diambil dari campuran
yang homogen (Harmita, 2004). Suatu hasil pengujian dianggap memiliki nilai
keseksamaan yang baik jika nilai SBR nya < 2%.
Dilihat dari nilai absorbansi yang diperoleh, semua hasil pengujian memenuhi
syarat dari hukum lambert beer yang mensyaratkan absorbansi berada pada rentang 0,20,8 untuk sampel yang berupa larutan encer dan pada 4 kali pengujian sampel

memenuhi persyaratan, dan menghasilkan nilai simpangan baku relatifnya sebesar


10.33%. Dilihat dari nilai SBR yang diperoleh, maka hasil pengukuran yang dilakukan
dianggap tidak seksama/presisi, karena % SBR nya lebih dari 2% yaitu sebesar 13,33%.
Nilai SBR ini sangat tergantung pada konsentrasi analit dan matriks sampel (Harmita,
2004). Karena sampel uji berupa specimen biologi, maka faktor matriks menjadi sangat
berpengaruh terhadap hsil uji. Sampel biologis biasanya memiliki matriks yang lebih
kompleks jika dibandingkan dengan sampel-sampel lainnya, sehingga memerlukan
treatmen khusus agar gangguan ari matriks dapat diminimalisir.
Harmita. 2004. Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode dan Cara Perhitungannya. Jakarta :
Departemen Farmasi FMIPA-UI.
Sumardjo, Darmin. 2009. Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran
dan Program Strata I Fakultas Bioeksakta. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai