Hasil Pengamatan
Larutan uji
Absorbansi
Warna
Blanko
0.000
Bening
Standar
0.611
Merah muda
Uji I
0.712
Merah muda
Uji II
0.767
Merah muda
Uji III
0.596
Merah muda
Uji IV
0.686
Merah muda
Perhitungan
Kadar Kolesterol Total
Absorbansiuji
=
x Konsentrasi standar
( mg
dL ) Absorbansi standar
0.712
x 200 mg/dL=233.06 mg /dL
0.611
Uji 2
Kadar=
0.767
x 200 mg/dL=251.06 mg/dL
0.611
Uji 3
Kadar=
0.596
x 200 mg/dL=195.09 mg/dL
0.611
Uji 4
Kadar=
0.686
x 200 mg/dL=224.55 mg/dL
0.611
SD =
Xnx 2
n1
50.69+631.01+951.72+1.93
3
1635.35
3
SD=
SD=23.35
SD
x 100
ratarata
RSD=
23.35
x 100 =10.33
225.94
ultraviolet
dan
sinar
tampak
dengan
menggunakan
instrumen
dikolerasikan dengan jenis ikatan yang ada didalam molekul. (Sumar hendayana. 1994 : 155)
Hendayana, Sumar. (1994). Kimia Analitik Instrumen.Semarang:Semarang Press.
2015.
Blank
solution.
EVISAS
Glossary.
Diakses
dari
http://www.speciation.net/Glossary/blank-solution-;299
Pembahasan
Metode yang dipilih dalam praktikum ini adalah metode hidrolisis enzimatik
dan oksidasi, yang didasarkan pada reaksi indikasi secara kolorimetri dengan
menggunakan enzim kolesterol esterase, kolesterol oksidase dan peroksidase. Tujuan
digunakannya metode enzimatik karena dalam metode ini penggunaan enzim
memberikan keuntungan yaitu enzim dapat bekerja lebih spesifik terhadap suatu
substrat tertentu, dalam hal ini substrat yang diharapkan bereaksi dengan enzim-enzim
tersebut adalah kolesterol. Di dalam tubuh, kolesterol tidak berada dalam bentuk bebas,
melainkan dalam bentuk esternya agar dapat larut dalam plasma darah. Kolesterol
dalam bentuk ester tidak dapat dianalisa, sehingga kolesterol harus dibebaskan terlebih
dahulu. Mekanisme pembebasan kolesterol dari kolesterol ester terjadi melalui reaksi
sebagai berikut:
Kolesterol ester + H2O
Kolesterol esterase
Enzim kolesterol esterase berfungsi untuk mengkatalis reaksi hidrolisis kolesterol ester
menjadi kolesterol bebasnya (Sumardjo, 2009: 409). Kolesterol bebas inilah yang
diharapkan kemudian akan dapat mengalami reaksi spesifik untuk kemudian diukur
konsentrasinya.
Reagen yang digunakan dalam percobaan ini berupa reagen kit yang sudah
berisi beberapa jenis enzim diantaranya enzim kolesterol esterase, enzim kolesterol
oksidase, peroksidase, fenol, serta senyawa 4-aminoantipirin. Masing-masing senyawa
tersebut memiliki peran yang berbeda dalam fungsinya sebagai satu kesatuan untuk
pengujian kolesterol. Sampel uji berupa serum yang diperoleh dari darah pasien
(relawan) direaksikan dengan reagen ini untuk kemudian diinkubasi selama 20 menit
pada suhu kamar sebelum diukur pada spektrofotometer.
Reaksi yang mungkin terjadi adalah, mula-mula kolesterol ester yang terlarut
dalam serum akan terhidrolisis dengan adanya air yang reaksinya dibantu oleh adanya
enzim kolesterol esterase membentuk kolesterol bebas. Kolesterol bebas yang
dihasilkan kemudian mengalami oksidasi dengan adanya O2 membentuk senyawa
kolesterol-3-on dan H2O2 dengan bantuan enzim kolesterol oksidase. Senyawa H2O2
yang dihasilkan kemudian akan bereaksi dengan fenol dan 4-aminoantipirin
membentuk senyawa berwarna. Itulah sebabnya
reagen ke dalam sampel terbentuk larutan berwarna merah muda bening. Karena reaksi
yang berjalan tidak hanya satu reaksi, maka diperlukan waktu untuk menghasilkan
reaksi yang sempurna, oleh karena itu dilakukan inkubasi selama 20 menit. Tujuannya
adalah untuk memberi waktu pada reagen-reagen tersebut untuk dapat bereaksi dengan
senyawa-senyawa yang terdapat di dalam sampel. Proses inkubasi yang benar adalah
dilakukan pada suhu 37oC atau sesuai dengan suhu tubuh. Hal ini karena reagen yang
kita gunakan terdiri dari komponen enzim, kerja enzim sangat dipengaruhi oleh suhu
(Sumardjo, 2009: 396) dan enzim-enzim tersebut akan bekerja optimal pada suhu 37oC
karena enzim-enzim tersebut bekerja di dalam tubuh. Pengujian sampel yang dilakukan
pengujian sebanyak 4 kali (triplo) adalah untuk melihat hal yang sama yaitu
keseksamaan. Keseksamaan adalah ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian
antara hasil uji individual, diukur melalui penyebaran hasil individual dari rata-rata jika
prosedur diterapkan secara berulang pada sampel-sampel yang diambil dari campuran
yang homogen (Harmita, 2004). Suatu hasil pengujian dianggap memiliki nilai
keseksamaan yang baik jika nilai SBR nya < 2%.
Dilihat dari nilai absorbansi yang diperoleh, semua hasil pengujian memenuhi
syarat dari hukum lambert beer yang mensyaratkan absorbansi berada pada rentang 0,20,8 untuk sampel yang berupa larutan encer dan pada 4 kali pengujian sampel