Anda di halaman 1dari 3

Urutan Perkembangan Pemerolehan Bahasa

Urutan perkembangan pemerolehan bahasa dapat dibagi atas tiga bagian penting:
1. Perkembangan Prasekolah
Perkembangan pemerolehan bahasa

anak-anak

prasekolah

dapat

dibagi

lagi

atas

perkembangan pralinguistik, tahap satu kata, dan ujaran kombinasi permulaan.


a. Perkembangan Pralinguistik
Ada dua jenis fakta yang dikutip oleh peneliti untuk menunjang teori pembawaan lahir mereka
adalah: kehadiran pada waktu lahir struktur-struktur yang diadaptasi dengan baik bagi bahasa,
dan kehadiran perilaku-perilaku sosial umum dan juga kemampuan-kemampuan khusus
bahasa pada beberapa bulan pertama kehidupan.
b. Tahap Satu Kata
Merupakan suatu dugaan umum bahwa sang anak pada tahap satu kata terus- menerus
berupaya mengumpulkan nama-nama benda dan orang di dunia. Yakni merupakan hal biasa
mencari dan menemukan kata-kata tindak (seperti ; pergi, datang, makan, minum, duduk, tidur),
ekspresi-ekspresi sosial (seperti: hei, helo), kata-kata lokasional (di sini, di atas, di sana), dan
kata-kata pemerian (seperti: panas, dingin, besar, kecil). Dengan sejumlah kata yang relative
terbatas, seorang anak dapat mengekspresikan berbagai ragam makna dan relasi dalam
berbagai konteks.
Sang anak dapat memakai nomina untuk menyatakan lokasi (misalnya: meja atau kotak
sebagai tempat meletakkan sesuatu) atau untuk menyatakan orang yang ada hubungannya
dengan suatu objek (msialnya: Papa,Mama).Apabila sang anak telah mengembangkan
sejumlah kata dan cara menggunakan untuk mengekspresikan berbagai makna, dia cendreung
memilih/lebih dalam situasi tertentu kata yang paling informative.
c. Ujaran Kombinatori Pemulaan
Menurut Brown (dalam, Tarigan 2011: 19) bahwa untuk mempergunakan jumlah morfem ratarata per ucapan sebagai ukuran panjangnya, yang disebut mean length of utterance (atau
MLU) atau panjang ucapan rata-rata (PUR).
Sampai tahapan 5, PUR 4.0, penambahan panjang mencerminkan pertambahan kompleksitas
atau kerumitan. Secara khusus, anak kecil dapat saja berkata Pa mam dan kemudian papa
mamam dan kemudian papa makan. sebaik ujaran kombinasi sang anak berkembang,
bergerak dari suatu system yang kebanyakan merupakan gabungan dua atau tiga kata yang
tidak berinfleksi, butir-butir yang berisi berat.
2. Perkembangan Ujaran Kombinatori

Pembicaraan menegenai perkembangan ujaran kombinasia anak-anak ini dibagi beberapa


bagian, yaitu: perkembangan negative (penyangkalan); perkembangan interogatif (pertanyaan);
perkembangan penggabungan kalimat; dan perkembangan system bunyi.
a. Perkembangan Negatif
Apabila kita menggunakan negatif, kalau kita menggunakan tidak, jelas kita ingin
mengatakan berbagai hal.
b. Perkembangan Interogatif
Pada umumnya, pertanyaanitu menurut informasi, menagih keterangan. Ada tiga tips struktur
interogatif yang utama untuk mengemukakan pertanyaan, yaitu:
1. Pertanyaan yang menuntut jawaban YA atau TIDAK;
2. Pertanyaan yang menuntut INFORMASI.
3. Pertanyaan yang menuntut jawab SALAH SATU DARI YANG BERLAWANAN.
c. Perkembangan Penggabungan Kalimat
Sarana-sarana/cara-cara pengembangan penggabungan kalimat sang anak memperlihatkan
gerakan melalui beberapa dimensi, yaitu: dari penggabungan dua klausa setara menuju
penggabungan dua klausa yang tidak setara; dari klausa-klausa utama yang tidak tersela
menuju penggunaan klausa-klausa yang tersela; dari susunan klausa yang memuat kejadian
tetap menuju susunan klausa yang bervariasi; dan dari penggunaan perangkat-perangkat
semantic-sintaksis yang kecil menuju perangkat-perangkat yang lebih diperluas.
d. Perkembangan Sistem Bunyi
Keterampilan berucap atau mengucapkan kata-kata menjadi semakin terkontrol dan diperbaiki
dengan pemakaian dalam praktik. Perkembangan komponen ini memang lebih bersifat fisik,
dan seperti halnya dalam perkembangan kemampuan-kemampuan fisik lainnya, praktik dan
pelatihan sungguh membantu membawa keterampilan itu dibawah pengawasan.

MEKANISME UMUM BAGI PEMEROLEHAN BAHASA


Menurut Jean A. Rondal (dalam, Tarigan 2011: 42), berdasarkan data-data yang dia
pergunakan, agaknya dapat disarankan adanya suatu mekanisme-makro-umum bagi
pemeroleh bahasa (pertama) pada diri sang anak. Pakar ini mengemukakan sangat besar
sekali kemungkinan bahwa bagian terbesar dari proses pemerolehan bahasa mengambil
tempat pada konteks umum interaksi timbale balik dengan para pembicara lebih dewasa.
Ujaran orang dewasa yang diekspresikan dalam konteks ekstra linguistic tertentu
dengan iringan paraverbal tertentu memberi masukan kepada sang anak dalam komunikasi
lingistik.

KERANGKA BAGI TEORI PEMEROLEHAN BAHASA


Berbicara mengenai kerangka teori pemerolehan bahasa, kita sebenarnya membicarakan salah
satu fundamen teori keterpelajaran. Dengan teori pemerolehan bahasa, kita ingin mengetahui

serta mengetengahkan teori yang memudahkan anak-anak belajar bahasa. Keluaran belajar
bahasa merupakan suatu kaidah bagi bahasa orang dewasa. Sistem kaidah atau tata bahasa
ini terdiri atas kaidah-kaidah, aturan-aturan, prinsip-prinsip, dan ketetapan parameter yang
terendap dalam kosakata formal, termasuk kategori-kategori sintaksis (nomina,verba,dll), relasirelasi gramatikal serta kasus (subjek, objek, nominative, okusuatif, dsb.), dan bentuk-bentuk
struktur frasa. Jadi, pemerolehan bahasa terdiri atas penyelesaian sang anak terhadap susunan
kesatuan lahiriah dalam masukan untuk menentukan kombinasi-kombinasi yang mana saja di
antaranya yang dibolehkan atau diizinkan oleh bahasa.

SALAH PENGERTIAN MENGENAI PEMEROLEHAN BAHASA


Banyak pakar mengungkapkan pendapat nya mengenai pemerolehan bahasa, sehingga sering
terjadi salah paham mengenai pemerolehan bahasa ini. Tidak dapat disangkal bahwa terdapat
kepercayaan dan keyakinan yang telah tersebar luas mengenai kepercayaan yang telah
tersebar luas mengenai pemerolehan bahasa anak-anak, terutama PB2, yang belum dibuktikan
kebenarannya.
Upaya secara sistematis untuk mengenali sumber-sumber kesalahan dalam ujaran atau
tuturan para pelajar bahasa kedua mengungkapkan bahwa relatif sangat sedikit kesalahan yang
dibuat oleh para pelajar bahasa kedua dapat dikaitkan dengan interferensi dari bahasa pertama
mereka. Pada umumnya, tidak lebih dari sepertiga jumlah kesalahan dalam korpus ujaran dapat
dikenali sebagai yang ada hubungannya dengan gangguan struktur-struktur bahasa pertama.
Mayoritas kesalahan yang dibuat oleh para pelajar bahasa kedua merupakan akibat dari
penggeneralisasian dan salah menerapkan kaidah-kaidah bahasa kedua sebelum mereka
menguasainya dengan baik, dalam morfologi dan sintaksis. Beberapa kesalahan memang unik
yang seakan-akan tidak mencerminkan faktor-faktor perkembangan atau struktur bahasa
pertama.

Anda mungkin juga menyukai