Anda di halaman 1dari 65

BAHAN AJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN

KETERAMPILAN PROSES SAIN (KPS)

DI SUSUN OLEH:
MELINA MUSTIKA SARI
06111181320022

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
begitu banyak rizki dan hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat dan salam selalu
kita curahkan kepada junjungan kita Nabi Besar

Muhammad SAW, sebagai

Rahmatan lilalamin yang telah membawa umat manusia dari jalan kegelapan
menuju kehidupan yang mendapat sinar ilahi seperti sekarang ini.
Alhamdulillah modul

yang berjudul Bahan Ajar Menggunakan

Pendekatan Keterampilan Proses Sains ini dapat diselesaikan semata-mata atas


kehendak-Nya dan rahmat serta cinta kasih-Nya yang berlimpah. Rasa syukur kami
atas kemurahan-Nya karena telah diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah
ini.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah ini yang tidak dapat
disebutkan satu persatu, secara khusus penulis ingin menyampaikan terima kasih
kepada:
1) Bapak Dr. Ketang Wiyono, M.Pd selaku dosen pengasuh mata kuliah Dasar
dasar dan Proses Pembelajaran 1.
2) Seluruh sahabat-sahabat kami, keluarga besar Boylefis 2013 yang selalu
memberikan dukungan serta semangat yang tak kenal henti.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun. Dan semoga dengan terselesaikannya penyusunan makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Amien.
Indralaya,

Oktober 2015

(Penulis)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

. i

Daftar Isi

. ii

MATERI

. 1

LKS

... 27

RPP (KTSP)

... 29

SOAL-SOAL PENILAIAN KPS

... 59

ii

Materi
BUNYI
Ketika pesawat terbang melaju dengan kelajuan supersonik, kebisingan dan
gangguan yang ditimbulkannya menjadi gelombang kejut yang berisi energi bunyi
sangat besar, yang disebut ledakan sonik.
Begitu banyak informasi yang kita peroleh melalui telinga kita dalam bentuk
suara. Telinga merupakan indra yang amat vital bagi manusia dan makhluk hidup
lainnya. Suara manusia dapat menyatakan pikiran atau maksud kita dengan lebih
baik dibandingkan tanda atau kode-kode lainnya. Lebih dari yang mungkin Anda
perkirakan, suara atau bunyi banyak memberikan informasi spesifik yang
mencirikan suatu gejala, peristiwa, atau identitas suatu benda. Sebagai contoh,
seorang mekanik mobil akan mengetahui apakah bagian tertentu dari sebuah mesin
mobil perlu diperbaiki atau tidak dengan mendengarkan bunyi mesinnya. Seorang
ahli biologi dapat mengidentifikasi jenis burung, katak, dan beberapa binatang
mamalia berdasarkan suaranya. Anda, sudah tentu, dapat mengenali teman Anda
dari suaranya, walaupun Anda tidak berhadapan langsung dengannya.

A. Sifat-Sifat Dasar Gelombang Bunyi


Bunyi merupakan salah satu contoh gelombang longitudinal, yaitu
gelombang yang memiliki arah getaran yang sama dengan arah rambatannya. Bunyi
merambat melalui suatu medium dengan cara memindahkan energi kinetik dari satu
molekul ke molekul lainnya. Ketimbang di dadalam medium cair atau gas,
gelombang bunyi merambat lebih cepat di dalam medium zat padat. Ini karena jarak
antarmolekul di dalam zat cair dan gas, sehingga transfer energi kinetik lebih terjadi
cepat .
Ketika sebuah garpu tala digetarkan, akan dihasilkan suatu getaran yang
merambat di udara, lihat Gambar 1.1. Pada saat tangkai garpu tala berada pada
posisi B, tangkai tersebut akan menekan lapisan udara di dekatnya, sehingga di
tempat tersebut terjadi suatu rapatan. Rapatan ini, yang sebenarnya berupa tekanan
udara yang lebih besar daripada daerah sekitarnya, akan bergerak keluar menyebar

dari tempat garpu tala digetarkan. Pada posisi A, tekanan udara di sekitar garpu tala
menjadi berkurang di bawah normal, yang mengakibatkan terjadinya suatu
regangan. Sama seperti rapatan, regangan juga bergerak keluar menyebar dari
tempat garpu tala digetarkan.

Gambar 1.1 Perambatan gelombang bunyi di udara.

Karena bunyi merupakan suatu gelombang, apakah bunyi juga mengalami


peristiwa pematulan, pembiasan, dan interfersensi? Ya. Bunyi, sama seperti
gelombang transversal, dapat mengalami pemantulan, pembiasan, dan interferensi.

1. Pemantulan Bunyi
Untuk menyelidiki pemantulan bunyi, lakukan percobaan sederhana seperti
pada Gambar 1.2. Lakukan percobaan ini bersama seorang teman Anda. Sementara
Anda memegang tabung Q, teman Anda memegang tabung P dan jam tangan W.
jam tangan W menghasilkan bunyi detakan yang bergerak sepanjang tabung P ke
permukaan S. Suara ini dipantulkan oleh permukaan S, dan dapat didengar melalui
tabung Q. Layar R diletakkan di antara kedua tabung untuk menghindari
perambatan bunyi langsung dari jam tangan W ke telinga. Tabung Q diatur
sedemikian hingga pada posisi tertentu diperoleh suara pantulan yang paling keras.
Jika kita ukur sudut datang i dan sudut pantul r, akan didapatkan bahwa keduanya
sama besar atau hampir sama. Ini menunjukkan bahwa hukum pemantulan berlaku

juga untuk gelombang bunyi (gelombang longitudinal). Hanya saja untuk dapat
mengamati pemantulan bunyi ini, permukaaan pemantulnya harus cukup besar.

Gambar 1.2 Pemantulan bunyi diselidiki dengan


melakukan percobaan seperti pada skema ini.

2. Pembiasan Bunyi
Ketika gelombang bunyi merambat dari satu meduim ke medium lain yang
kerapatannya berbeda, misalnya dari udara ke gas karbon dioksida, akan terjadi
pembiasan gelombang bunyi. Peristiwa ini dapat diamati dengan percobaan seperti
pada Gambar 1.3.
Ketika sebuah jam weker ditempatkan di sebelah balon yang isinya dengan
karbon dioksida, suara detakannya akan terdengar berbeda disisi lain tersebut,
misalnya di titik P. Kelajuan bunyi di dalam balon lebih kecil dibandingkan di
udara. Akibatnya, bunyi dibiaskan ketika merambat melalui balon dan menyatu di
P.

Gambar 1.3 Pembiasan bunyi diselidiki dengan merambatkan


bunyi jam weker melalui udara ke karbon dioksida

3. Interferensi Bunyi
Dengan mudah Anda bersama teman Anda dapat melakukan percobaan untuk
mengamati interferensi bunyi. Untuk keperluan ini, siapkan dua sumber bunyi yang
sama persis, misalnya dua buah loudspeaker yang kekuatannya sama dan sebuah
radio tape. Interferensi akan terjadi jika dua buah gelombang yang frekuensinya
sama tiba di suatu titik pada saat yang bersamaan. Skema percobaan Anda seperti
tampak pada Gambar 1.4.

Gambar 1.4 Interferensi gelombang bunyi

Dua gelombang bunyi yang frekuensinya sama dihasilkan oleh speaker A dan
B. bagi teman Anda yang berjalan sepanjang garis lurus yang sejajar dengan garis
yang menghubungkan kedua speaker, bunyi yang terdengar bervariasi lemah dan
keras secara berulang-ulang sepanjang garis yang dilaluinya. Dengan demikian, di
sepanjang garis yang dilalui oleh teman Anda tersebut telah terjadi penguatan dan
pelemahan bunyi. Pengutan dan pelemahan bunyi inilah yang menunjukka
peristiwa interferensi pada gelombang bunyi. Pengutan bunyi disebut interferensi
konstruktif, sedangkan pelemahan bunyi disebut interferensi destruktif. Jika
digambarkan, interferensi yang terjadi pada gelombang bunyi yang dihasilkan oleh
dua buah speaker ini akan tampak seperti pada Gambar 1.5 dan 1.6.

Gambar 1.5 Interferensi gelombang

Gambar 1.6 Interferensi konstruktif dan

bunyi dari dua buah speaker

destruktif

Interferensi penguatan (konstruktif) terjadi jika selisih jarak (beda lintasan)


yang ditempuh oleh kedua gelombang sama denga kelipatan bilangan bulat dari
panjang gelombang bunyi. Ini terjadi ketika dua gelombang sefase puncak
gelombang denga puncak gelombang atau lembah gelombang dengan lembah
gelombang.
Interferensi pelemahan (destruktif) tejadi jika selisih jarak (benda lintasan)
yang ditempuh oleh kedua gelombang sama dengan kelipatan bilangan ganjil dari
setengah panjang gelombang bunyi. Ini tejadi ketika dua atau lebih gelombang

berlawanan fase, yaitu pucak gelombang bertemu dengan lembah gelombang, atau
lembah gelombang bertemu dengan puncak gelombang.

B. Mengukur Cepat Rambat Gelombang Bunyi


Cepat Rambat Gelombang Bunyi
Bunyi merupakan gelombang longitudinal yang dapat merambat dalam medium
padat, cair, atau gas. Cepat rambat bunyi bergantung pada medium rambat.
(1) Cepat rambat bunyi dalam zat cair

(1.1)

dengan: B = modulus bulk zat cair (N/m),


= massa jenis zat cair (Kg/m).
(2) Cepat rambat bunyi dalam zat padat

(1.2)

=
dengan: Y = modulus Young (N/m),
= massa jenis zat cair (Kg/m).
(3) Cepat rambat bunyi dalam zat gas
=

(1.3)

dengan: R = tetapan umum gas = 8,314 J/mol K,


T = suhu gas (K),
M = massa molekul relatif gas,
= konstasnta Laplace.

C. Senar dan Pipa Organa Sebagai Sumber Bunyi


1. Pola Gelombang pada Senar
Sumber bunyi adalah sesuatu yang bergetar. Peralatan musik seperti gitar atau
biola, menggunakan dawai sebagai alat getar. Getaran yang terjadi pada senar,
Gambar 1.7, merupakan gelombang stationer pada dawai dengan ujung terikat.

Gambar 1.7 Gitar menghasilkan berbagai frekuensi bunyi melalui senar

Nada yang dihasilkan senar gitar dapat diubah-ubah dengan cara menekan
senarnya pada posisi tertentu. Satu senar dapat menghasilkan berbagai frekuensi
resonansi, dengan pola gelombang seperti pada Gambar 1.8.

Gamabr 1.8 Pola gelombang pada dawai yang menghasilkan berbagai frekuensi resonasi
dengan S = simpul dan P = perut.

Nada terendah yang dihasilkan disebut nada dasar atau harmonik pertama.
Selanjutnya, untuk nada yang lebih tinggi secara berurutan disebut nada atas
pertama (harmonik kedua), nada atas kedua (harmonik ketiga), dan seterusnya.

Frekuensi yang dihasilkan pada setiap pola gelombang pada Gambar 1.8
tersebut adalah:
(a) Nada dasar

: =

(b) Nada atas pertama

: =

(c) Nada atas kedua

: =

= = 2( )

2
= 2 = 3( )

2
3

: =

(d) Nada atas ketiga

= 1 = 2 = 4( )

2
2

Perbandingan frekuensi-frekuensi di atas dapat di tulis.

: : : = 1 2 3 .

. (1.4)

Jika kecepatan v dinyatakan dengan persamaan = = = , frekuensi


nada dasar dapat ditulis
1

= 2 = 2 = 2

. (1.5)

Persamaan (1.5) dikenal sebagai hukum Marsene.

Dari uraian di atas dapat diambil beberapa kesimpulan yang berlaku untuk
pola gelombang pada senar seperti pada hubungan berikut.
perut = (n + 1), simpul = (n + 2), dan simpul = perut + 1
1

l = (n + 1) = 0 = 1 = 2 = 23 =
2
2
2

= ( + 1)0 =

+1
2

. (1.6)
. (1.7)

. (1.8)

dengan n = 0, 1, 2, adalah notasi untuk nada dasar, nada atas pertama, dan
seterusnya.

2. Pola Gelombang pada Pipa Organa


Telah diuraikan bahwa dawai gitar atau biola dapat menghasilkan bunyi.
Ternyata, bukan hanya benda padat yang bergetar dapat menjadi sumber bunyi.
Melainkan kolom udara yang bergetar, misalnya apada seruling juga menghasilkan
bunyi yang dapat diatur frekuensinya, seperti pada Gambar 1.9. getaran kolom
udara ini menghasilkan gelombang stationer. Alat musik yang menggunakan
prinsip kolom udara yang bergetar (alat tiup) adalah pipa organa. Pipa organa ada
dua macam, yaitu pipa organa terbuka dan pipa organa tertutup.

Gambar 1.9 Seruling menghasilkan bunyi berdasarkan prinsip pipa organa

a. Pipa Organa Terbuka


Pipa organa terbuka adalah alat tiup berupa tabung yang kedua ujungnya terbuka.
Pola gelombang yang dihasilkan dapat dilihat pada Gambar 1.10.
Pada ujung terbuka pipa organa selalu terjadi perut. Oleh karena itu, pada
kedua ujung pipa organa terbuka akan selalu terjadi perut. Hal ini berbeda dengan
senar yang pada kedua ujungnya selalu terjadi simpul. Namun, hubungan panjang l
terhadap panjang gelombang pada pipa organa terbuka sama seperti pada senar.
Dengan demikian, perbandingan frekuensi yang dihasilkan setiap pola gelombang
untuk pipa organa terbuka adalah
: : : = 1 2 3 .

..(1.9)

Persamaan (1.10) dikenal sebagai hukum Bernoulli I.

Berdasarkan uraian di atas dapat diambil beberapa kesimpulan yang berlaku


untuk pola gelombang pada pipa organa terbuka seperti pada hubungan berikut.

Gambar 1.10 Pola gelombang pada pipa organa terbuka yang menghasilkan berbagai
frekuensi resonansi dengan S = simpul dan P = perut.

simpul = n + 1, perut = n + 2, dan perut = simpul + 1


1

l = (n + 1) = 0 = 1 = 2 =
2
2
2

= ( + 1)0 = ( + 1)

. (1.10)
. (1.11)
. (1.12)

dengan n = 0, 1, 2, adalah notasi untuk nada dasar, nada atas pertama, dan
seterusnya.

b. Pipa Organa Tertutup


Pipa organa tertutup adalah alat tiup berupa tabung yang salah satu ujungnya
tertutup dan ujung lainnya terbuka. Pola gelombang yang dihasilkan dapat dilihat
pada Gambar 1.11.

10

Gambar 1.11 Pola gelombang pada pipa organa tertutup yang menghasilkan
berbagai frekuensi resonansi dengan P = perut dan S = simpul.

Sebagaimana tampak pada Gambar 3.11, pada ujung terbuka pipa organa
selalu terjadi perut dan pada ujung tertutup selalu terjadi simpul. Frekuensi yang
dihasilkan pada setiap pola gelombang dapat ditentukan sebagai berikut.

- Nada dasar

: = = 4

- Nada atas pertama

: = = 3 (4)

- Nada atas kedua

: = = 5 (4)

Perbandingan frekuensi di atas dapat di tulis


0 1 2 = 1 3 5

.(1.13)

Perssamaan (1.13) dikenal sebagai hukum Bernoulli II.


Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil beberapa kesimpulan yang berlaku
untuk pola gelombang pada pipa organa tertutup seperti pada hubungan berikut.
simpul = perut = n + 1

.(1.14)

= (2 + 1) = 0 = 1 = 2

.(1.15)

11

= (2 + 1)0 = (2 + 1) 4

.(1.16)

Dengan n = 0, 1, 2, adalah notasi untuk nada dasar, nada atas pertama, dan
seterusnya.

Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda karena ada benda lain
yang bergetar dan memiliki frekuensi yang sama atau kelipatan bilangan bulat dari
frekuensi itu. Resonansi sangat bermanfaan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya,
resonansi bunyi pada kolom udara dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan bunyi.
Berdasarkah hal tersebut, maka dapat dibuat berbagai macam alat musik. Alat
musik pada umumnya dibuat berlubang agar terjadi resonansi udara sehingga suara
alat musik tersebut tersebut menjadi nyaring. Contoh alat musik itu antara lain:
seruling, kendang, beduk, ketipung dan sebagainya.
Resonansi sangat penting di dalam dunia musik. Dawai tidak dapat
menghasilkan nada yang nyaring tanpa adanya kotak resonansi. Pada gitar terdapat
kotak atau ruang udara tempat udara ikut bergetar apabila senar gitar dipetik. Udara
di dalam kotak ini bergerak dengan frekuensi yang sama dengan yang dihasilkan
oleh senar gitar. Udara yang mengisi tabung gamelan juga akan ikut bergetar jika
lempengan logam pada gamelan tersebut dipukul. Tanpa adanya tabung kolom
udara di bawah lempengan logamnya, Anda tidak dapat mendengar nyaringnya
bunyi gamelan tersebut. Resonansi juga dipahami untuk mengukur kecepatan
perambatan bunyi di udara.
Untuk mengetahui proses resonansi, kita perhatikan beberapa contoh
peristiwa resonansi berikut
-

Gambar 1.12 di bawah ini yang menunjukkan dau garputala yang saling

beresonansi.

12

Gambar 1.12 Dua garpu tala yang saling beresonansi

Jika garpu tala dipukul, garpu tala tersebut akan bergetar. Frekuensi bunyi
yang dihasilkan bergantung pada bentuk, besar, dan bahan garpu tala tersebut
seperti ditunjukkan pada Gambar 1.12.
-

Senar gitar yang digetarkan akan menggetarkan udara yang ada didalam

kotak bunyinya Gambar 1.13

Gambar 1.13 Senar gitar dengan udara di dalam kotak gitar

Udara di dalam kolom udara akan bergetar jika garpu tala di atasnya

digetarkan. Apabila pada kolom udara yang terletak di atas permukaan air
digetarkan sebuah garpu tala, molekul-molekul di dalam udara tersebut akan
bergetar. Perhatikan Gambar 1.14.

13

Gambar 1.14. Sebuah kolom udara di atas permukaan air digetarkan oleh sebuah
garpu tala

Syarat terjadinya resonansi, yaiut:


Pada permukaan air harus terbentuk simpul gelombang;
Pada ujung tabung bagian atas merupakan perut gelombang.
Peristiwa resonansi terjadi sesuai dengan getaran udara pada pipa organa
tertutup. Jadi, resonansi pertama akan terjadi jika panjang kolom udara di atas air
, resonansi ke dua , resonansi ke tiga 5/4 , dan seterusnya. Kolom udara
pada percobaan penentuan resonansi di atas berfungsi sebagai tabung resonator.
Peristiwa resonansi ini dapat di pakai untuk mengukur kecepatan perambatan bunyi
di udara. Dalam percobaan ini, panjang kolom udara diubah-ubah untuk
mendapatkan resonansi, sementara frekuensi dan panjang gelombang bunyi
konstan. Hubungan panjang kolom udara (l) terhadap panjang gelombang ()
adalah
1

= (2 + 1) 4

..(1.17)

dengan n = 0, 1, 2,
Karena frekuensi garpu tala diketahui, cepat ramabat gelombang bunyi dapat
ditentukan melalui persamaan v = f .
Peristiwa resonansi juga dapat menimbulkan masalah dalam kehidupan
sehari-hari. Misalkanya, gelas piala bertangkai bisa pecah bila diletakkan di dekat
penyayi yang sedang menyanyi. Hal ini terjadi karena gelas memiliki frekuensi
alami yang sama dengan suara penyanyi sehingga gelas mengalami resonansi dan
14

mengakibatkan pecahnya gelas tersebut. Peristiwa resonansi juga dapat


menyebabkan runtuhnya jembatan gantung jika frekuensi hentakan kaki serentak
orang yang berbaris di atas jembatan gantung sama dengan frekuensi alami
jembatan sehingga jembatan akan berayun hebat dan dapat menyebabkan runtuhnya
jembatan.

D. Intensitas dan Taraf Intensitas Bunyi


1. Intensitas Gelombang Bunyi
Intensitas gelombang bunyi di defenisikan sebagai energi yang dipindahkan
per satuan luas per satuan waktu atau daya per satuan luas yang tegak lurus pada
arah cepat rambat gelombang.

..(1.18)

dengan: I = intensitas gelombang bunyi (W/m)


P = daya gelombang (W)
A = luas penampang (m)
Intensitas gelombang bunyi berbanding lurus dengan kuadrat frekuensi (f ) dan
kuadrat amplitudo ( ).

Gambar 1.15 Semakin jauh dari sumber bunyi, luas permukaan semakin besar

Jika suatu sumber bunyi memancarkan gelombang ke segala arah, muka


gelombang yang dipancarkan berbentuk bola. Semakin jauh dari sumber bunyi,
semakin besar luas muka gelombang bola sehingga intensitas bunyi semakin kecil.
Pada Gambar (1.15) tampak pertambahan bagian luas permukaan muka gelombang.

15

Pengurangan intensitas bunyi akibat pertambahan jarak dari sumber bunyi sesuai
dengan hubungan berikut.

1 1 =

412

422

1
12

1
12
2
1

12

.(1.19)

12

dengan: 1 = jarak sumber bunyi ke posisi 1 (m),


2 = jarak sumber bunyi ke posisi 2 (m).
Karena intensitas gelombang bunyi berbanding lurus dengan kuadrat amplitudo ym,
diperoleh
2
1

1
2

.(1.20)

Persamaan (1.19) dan (1.20) menyatakan bahwa semakin jauh dari sumber
bunyi, intensitas gelombang bunyi semakin kecil secara berbanding terbalik dengan
kuadrat jarak dari sumber, sedangakan amplitudo gelombang semakin kecil secara
berbanding terbalik dengan jarak. Jika jarak pengamat terhadap sumber dibuat
menjadi dua kali semula, intensitas gelombang bunyi menjadi seperempat dari
semula.
Intensitas total (Itot) dari gabungan n buah sumber bunyi yang identik adalah
= 1 + 2 + + =

.(1.21)

2. Taraf Intensitas Bunyi


Intensitas terkecil yang masih dapat menimbulkan rangsangan pendengaran pada
telinga manusia adalah 10-12 W/m, yang disebut intensitas ambang pendengaran,
0 . Intensitas terbesar yang masih dapat diterima telinga manusia tanpa rasa sakit
adalah 1 W/m, yang disebut intensitas ambang perasaan. Logaritma
perbandingan antara intensitas bunyi dengan intensitas ambang pendengaran
disebut taraf intensitas bunyi. Secara matematis, dapat ditulis

= 10

..(1.22)

16

Dengan: = taraf intensitas (desible = dB),


I = intensitas bunyi (W/m)
0 = 10-12 W/m2 = intensitas ambang pendengaran.
Keterangan: 1 bel (B) = 10 desibel (dB)
Taraf intensitas berbeda dengan intensitas dan satuannya bukan W/m. Oleh
karena itu, desibel (dB) seperti halnya radian tidak berdimensi. Perhatikan bahwa
untuk intensitas bunyi I yang sama dengan intensitas ambang pendengaran 0 , taraf
intensitasnya (TI) adalah nol sesuai dengan Persamaan (1.22), yaitu

= 10 ( ) = 10 1 = 0
0

Gambar 1.16 Alat untuk mengukur intensitas bunyi

Kekuatan suara yang terdengar nyaris menjadi dua kali lipat untuk setiap
penambahan taraf intensitas sebesar 10 dB. Alat untuk mengukur intensitas bunyi
diperlihatkan pada Gambar 1.16. Pada Tabel 1.1 dapat dilihat beberapa taraf
intensitas yang dihasilkan oleh sumber bunyi.

17

Tabel 1.1 Taraf intensitas beberapa sumber bunyi


Bunyi

Taraf Intensitas (dB)

Ambang pendengaran

Bisikan dari jarak 1 m

20

Percakapan normal dari jarak 1 m

60

Lalu lintas ramai

80

Kereta api bawah tanah

100

Musik rock pada jarak 4 m (ambang rasa sakit)

120

Pesawat jet dari jarak 50 m

130

Gendang telina pecah

160

Pesawat ruang angkasa dari jarak 100 m

165

E. Pelayangan Bunyi
Sekarang kita akan membahas interferensi yang terjadi akibat superposisi dua
buah gelombang dengan frekuensi yang sedikit berbeda dan merambat dalam arah
yang sama. Ternyata, kenyaringan bunyi yang dihasilkan berubah-ubah secara
periodik. Peristiwa ini disebut pelayangan bunyi.
Satu layangan didefinisikan sebagai gejala dua bunyi keras atau dua bunyi
lemah yang terjadi secara berurutan, sehingga
1 layangan = keras-lemah-keras atau lemah-keras-lemah
Misalkan, dua buah gelombang dengan amplitudo yang sama merambat dalam arah
yang sama, namun frekuensinya 1 dan 2 , sedikit berbeda. Simpangan masingmasing gelombang
1 = 21 dan 2 = 22
Hasil interferensi kedua gelombang ini adalah

= 1 + 2 = sin 21 + sin 22
1

= 2 (21 22 ) (21 + 22 )

18

= 2 2 (

1 2
2

) 2 (

1 +2
2

Karena 1 dan 2 hanya sedikit berbeda, kita pilih 1 = f + dan 2 = ,

sehingga

1 2
2

dan

1 +2
2

2+
2

= 2 2 ( 2 ) 2 = 2
f

= 2 2 ( 2 )

.(1.23)
.(1.24)

Persamaan (1.24) menyatakan bahwa amplitudo merupakan fungsi waktu sehingga


mempunyai nilai maksimum dan minimum yang berulang secara periodik dengan
frekuensi pelayangan
= |1 2 |

.(1.25)

dengan = frekuensi pelayang (jumlah layangan/sekon)


1 = frekuensi gelombang 1 (Hz),
2 = frekuensi gelombang 2 (Hz).

F. Efek Doppler
Jika kita berdiri dipinggir jalan raya mengamati kendaraan yang lalu-lalang
melintas, frekuensi bunyi klakson mobil akan terdengar lebih tinggi saat mendekati
kita dan akan terdengar lebih rendah saat menjauh. Peristiwa ini disebut efek
Doppler, yang pertama kali dikemukakan Christian Johan Doppler (1803-1855).
Pertama-tama, bayangkan seorang pengamat P yang bergerak dengan
kecepatan menuju sumber bunyi S yang diam (Gambar 1.17). Jika cepat rambat
gelombang terhadap medium adalah v, kecepatan gelombang relatif terhadap
pengamat adalah = + , akan tetapi konstan. Dengan demikian, frekuensi
yang didengar pengamat membesar menjadi
=

+
+

=+ =
= (
)

19

Gambar 1.17 Seorang pengamat (P) bergerak mendekati sumber bunyi (S)

Dengan penalaran yang sama, jika pengamat P bergerak menjauhi sumber,


frekuensi yang didengar mengecil menjadi

)

= (

dengan f adalah frekuensi asli dari sumber bunyi.

Gambar 1.18Sumber bunyi S bergerak mendekati pengamat A dan menjauhi pengamat B

Sekarang bayangkan sumber bunyi bergerak dengan kecepatan mendekati


pengamat A yang diam (Gambar 1.18). pengamat A akan melihat muka gelombang
yang lebih rapat sehingga panjang gelombang bagi pengamat A lebih pendek
daripada panjang gelombang asli sumber (). Dengan demikian, frekuensi yang
yang didengar pengamat bertambah besar menjadi

20

=
=
=
( /) / ( /)

= (
)

dengan penalaran yang sama, ketika sumber bunyi menjauhi pengamat B, frekuensi
yang di dengar mengecil menjadi

= (
)
+
dengan f adalah frekuensi asli ddari sumber bunyi. Secara umum, persamaan efek
Doppler dapat ditulis

atau

..(1.26)

dengan: = frekuensi yang didengar oleh pendengar (Hz),


= frekuensi sumber bunyi (Hz),
V = cepat rambat gelombang bunyi (m/s),
= kecepatan pendengar (m/s),
= kecepatan sumber bunyi (m/s).
Aturan penentuan tanda dan adalah sebagai berikut.
Cara I

Jika pendengar (P) mendekati sumber, tanda positif.

Jika pendengar (P) menjauhi sumber, tanda negatif.

Jika sumber (S) medekati pendengar, tanda negatif.

Jika sumber (S) menjauhi pendengar, tanda positif.

Cara II

Tetapkan arah positif dari posisi P ke S.

dan bertanda positif jika arahnya dari P ke S, jika sebaliknya negatif.


Jika angin berhembus dengan kecepatan , cepat rambat bunyi di udara akan

mempengeruhi. Untuk angin yang berhembus dari posisi S ke P, berlaku hubungan

21

(+ )
(+ )

.(1.27)

Untuk angin yang berhembus dari posisi P ke S, berlaku hubungan

( )
( )

.(1.28)

G. Aplikasi Gelombang Bunyi


1. Gelombang Kejut dan Ledakan Sonik
Sebuah pesawat yang melaju dengan kecepatan melebihi kecepatan suara
dikatakan memiliki kelajuan supersonik. Kelajuan seperti ini sering dinyatakan
dengan bilangan Mach, yang didefenisikan sebagai perbandingan antara kelajuan
benda dengan kelajuan bunyi di medium pada lokasi tersebut. Sebagai contoh,
sebuah pesawat yang melaju dengan 900 m/s jauh tinggi di atmosfer, di mana
kelajuan bunyi hanya 300 m/s, memiliki kelajuan sebesar 3 Mach.

Gambar 1.19 gelombang bunyi yang dipancarkan oleh benda diam (a) atau bergerak (b, c,
dan d). jika kecepatan benda lebih kecil daripada kecepatan bunyi, terjadi efek Doppler (b);
jika kecepatannya lebih besar daripada kecepatan bunyi, dihasilkan gelombang kejut (d).

Ketika sebuah sumber bunyi bergerak dengan kelajuan subsonik, ketinggian


bunyi berubah, lihat Gambar 1.19 (a) dan 1.19 (b). Namun, jika sumber bunyi
bergerak lebih cepat dari kelajuan buniy, maka akan dihasilkan gelombang kejut.
Pada kasus ini, sumber bunyi sebenarnya mendahului gelombang yang
22

dihasilkannya. Sebagaimana ditujukkan pada gambar 1.19 (c), ketika sumber


bergerak dengan kelajuan yang sama dengan kelajuan bunyi, muka gelombang yang
dipancarkan ke depan tertumpuk persis di depannya. Ketika benda tersebut
melaju dengan kelajuan supersonik, muka gelombang saling tertumpuk sepanjang
sisi, seperti ditunjukkan pada Gambar 1.19 (d). puncak gelombang yang berbeda
tertumpuk satu sama lain dan membentuk satu puncak yang sangat besar, yang
merupakan gelombang kejut. Dibelakang puncak yang sangat besar ini biasanya
ada lembah yang sangat besar. Gelombang kejut pada intinya merupakan hasil dari
interferensi konstruktif dari sejumlah besar muka gelombang. Gelombang kejut di
udara analog dengan gelombang haluan sebuah perahu yang berjalan lebih cepat
daripada kelajuan gelombang air yang dihasilkannya.
Ketika sebuah pesawat terbang melaju dengan kelajuan supersonik,
kebisingan yang dibuatnya dan gangguannya terhadap bentuk udara menjadi
gelombang kejut yang berisi energi bunyi yang sangat besar. Ketika gelombang
kejut melewati seorang pendengar, energi ini akan terdengar sebagai ledakan
sonik yang keras. Ledakan sonik terjadi hanya dalam sepersekian detik, tetapi
energi yang dikandungnya seringkali cukup untuk memecahkan jendela dan
mengakibatkan kerusakan lain. Secara psikologis, hal ini juga dapat mengerikan.

Gambar 1.20 (a) Ledakan sonik (ganda) telah terdengar oleh orang A di kiri. Ledakan
tersebut baru terdengar oleh B di tengah. Tidak lama kemudian didengar oleh C di kanan.
(b) Foto khusus pesawat supersonik yang memperlihatkan gelombang kejut yang
dihasilkan di udara. (Beberapa gelombang kejut yang berjarak dekat dihasilkan oleh bagian
yang berbeda dari pesawat).

23

Sebenarnya ledakan sonik terdiri dari dua atau lebih ledakan karena
gelombang kejut yang besar dapat terbentuk di depan dan di belakang pesawat, di
samping pada sayap, dan sebagainya (Gambar 1.20). Gelombang haluan sebuah
pesawat juga banyak, sebagaimana dapat dilihat di Gambar 1.20. Ketika sebuah
pesawat bergerak mendekati kelajuan bunyi, pesawat akan menemui halangan
gelombang bunyi di depannya (lihat Gambar 1.19 (c)).
Untuk melebihi kelajuan bunyi, dibutuhkan dorongan ekstra untuk melewati
halangan bunyi ini. Hal ini disebut menabrak halangan bunyi. Sekali kelajuan
supersonik dicapai, halangan ini tidak lagi mengganggu gerak. Terkadang mucul
anggapan yang salah bahwa ledakan sonik hanya dihasilkan pada saat pesawat
menabrak halangan bunyi. Sebenarnya, gelombang kejut selalu mengikuti pesawat
pada saat melaju dengan kelajuan supersonik. Sekumpulan pengamat yang ada di
daratan masing-masing akan mendengar boom yang keras ketika geombang kejut
lewat. (Gambar 1.20). Gelombang kejut terdiri dari corong yang puncaknya adalah
di pesawat. Sudut corong ini, (lihat Gambar 1. 19 (d)) dinyatakan dengan
Sin =

dengan adalah kecepatan benda (pesawat) dan adalah kecepatan


bunyi pada medium.

2. Ultrasonik dan Infrasonik


Jangkauan frekuensi bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia adalah
dari 20 Hz sampai 20000 Hz. Bagaimana dengan bunyi-bunyi yang frekuensinya di
luar rentang tersebut? Bunyi yang frekuensinya di bawah 20 Hz disebut infasonik,
sedangkan yang di atas 20000 Hz disebut ultrasonik. Hati-hati, dengan terkecoh
dengan istilah pesawat supersonik, yaitu pesawat yang dapat memiliki kecepatan di
atas kecepatan suara.

24

Gambar 1.21 Kelelawar dapat


mendengar bunyi sampai 100000 Hz

Gambar 1.22 Gelombang utrasonik


dapat digunakan untuk mengukur
kedalaman laut

Beberapa hewan, misalnya anjing, dapat mendengarkan bunyi yang


frekuensinya 50000 Hz. Inilah sebabnya mengapa anjing bisa digunakan sebagai
pelacak jejak oleh polisi. Lebih hebat lagi, kelelawar dapat mendengarkan bunyi
sampai dengan frekuensi 100000 Hz. Gelombang ultrasonik banyak digunakan
sebagai alat deteksi, misalnya untuk mengukur kedalam laut dan mendeteksi janin
di dalam rahim ibu.
Gelombang ultrasonik dapat digunakan untuk mengukur kedalaman laut.
Pulsa gelombang ultrasonik dikirimkan dari sebuah kapal ke bawah laut oleh
sebuah alat yang disebut fathometer. Beberapa saat kemudian, fathometer
mendeteksi adanya pulsa gelombang ultrasonik pantulan. Pada sebuah kapal perang
atau kapal penyapu ranjau, biasanya dilengkapi dengan alat pendeteksi bendabenda di bawah permukaan laut yang dinamakan sonar (sound navigating ranging).
Ketika terjadinya kecelakaan pesawat Silk Air di perairan Sungai Musi Palembang
pada 19 Desember 1997, sebagian besar pesawat terbenam ke dalam sungai yang
kedalamannya mencapai 10 m-15 m, para penyelam sulit menemukan puing-puing
pesawat karena air sungai yang sangat keruh (berwarna coelat). Untuk mengatasi
masalh ini, regu penolong mengerahkan sebuah kapal penyapu ranjau yang
memiliki peralatan sonar untuk menemukan reruntuhan pesawat di dasar sungai.

25

Dengan menggunakan pulsa ultrasonik ini, berbagai benda di dalam laut


dapat dideteksi, misalnya kapal yang tenggelam, letak palung laut, dan letak
kelompok ikan. Dengan prinsip yang sama, struktur permukaan bumi juga dapat
dianalisis dengan pulsa ultrasonik, khususnya untuk menyelidiki kandungan
minyak dan mineral di dalam bumi.
Dalam bidang kedokteran, gelombang ultrasonik digunakan baik untuk
pengobatan maupun untuk diagnosis. Contoh pengobatan dengan ultrasonik adalah
penghancuran tumor dan penhancuran batu ginjal. Gelombang ultrassonik yang
energinya sangat tinggi ditembakan ke tumor atau batu ginjal sehingga dapat
menghancurkannya. Tentu saja, penembakan ini tidak dilakukan sekaligus dalam
waktu yang lama, melainkan berulang-ulang untuk menghindari rusaknya jaringan
lain di sekitar tumor atau batu ginjal.
Dalam diagnosis, penerapan gelombang ultrasonik cukup banyak, misalnya
untuk mendeteksi adanya tumor, menyelidiki otak, hati dan liver, serta untuk
mendeteksi pertumbuhan janin dalam rahim ibu. Walaupun pendeteksian dengan
gelombang ultrasonik kalah akurat dibandingkan deteksi sinar-X, gelombang
ultrasonik masih lebih aman, terutama untuk pendeteksian janin. Sampai saat ini
belum ditemukan adanya bukti yang menunjukkan efek sampaing dari penggunaan
ultrasonik sebagai alat diagnosis.

Gambar 1.23 Gelombang ultrasonik digunakan untuk mendeteksi pertumbuhan janin


dalam rahim ibu.

26

LEMBAR KERJA SISWA


Materi/waktu : Interfrensi bunyi/80 menit

I. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan gejala dan ciri-ciri gelombang bunyi
II. Tujuan
Menyelidiki interfrensi dua sumber bunyi
III. Alat dan bahan
Tape recorder dan dua buah loudspeaker.

IV. Langkah Percobaan


(1) Sediakan dua buah sumber bunyi koheren yang berasal dari loadspeaker yang
dihasilkan oleh tape recorder atau sumber bunyi lainnya. Jarak loadspeaker 1 dan
2 adalah 3,0 m.
(2) Hadapkan ke dua sumber bunyi tersebut, seperti ditunjukkan pada gambar
berikut.

(3) Setelah sumber bunyi dihidupkan, Anda berjalan secara perlahan-lahan dari
satu sisi ke sisi lainnya dalam ruangan tersebut, sepanjang garis hubung ke dua
pengeras suara.
(4) Dengarkan bunyi-bunyi keras yang secara bervariasi akan terdengar
sepanjang garis lintasan tersebut. Jika sekolah Anda memiliki sound lever meter,
gunakan alat tersebut untuk mendeteksi bunyi kuat yang terjadi.

27

V. Pertanyaan dan tugas


(1) Misalkan posisi loadspeaker adalah S1 dan S2. Titik-titik di mana bunyibunyi keras terdengar adalah P1, P2, P3, .... Ukurlah jarak titik-titik P1, P2, P3, ....
dari sumber bunyi S1 dan S2, dan catat data Anda pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Jarak bunyi-bunyi keras dari tiap load speaker
Titik kuat (keras)
P1
P2
P3

Jarak dari pengeras suara


pertama
kedua
S1P1 = . . . . .
S2P1 = . . . . .
S1P2 = . . . . .
S2P2 = . . . . .
S1P3 = . . . . .
S2P3 = . . . . .

Selisih jarak
S1 = . . . . .
S2 = . . . . .
S3 = . . . . .

(2) Apabila titik-titik di mana bunyi lemah terdengar adalah titik-titik L1, L2, L3,.
. ., ukurlah jarak titik-titik L1, L2, L3,. . ., dari sumber bunyi S1 dan S2, dan catat
data Anda pada Tabel 2 berikut.
Tabel 2. Jarak bunyi-bunyi lemah dari tiap load speaker
Titik kuat (keras)
L1
L2
L3

Jarak dari pengeras suara


pertama
Kedua
S1L1 = . . . . . S2L1 = . . . . .
S1L2 = . . . . . S2L2 = . . . . .
S1L3 = . . . . . S2L3 = . . . . .

Selisih jarak
S1 = . . . . .
S2 = . . . . .
S3 = . . . . .

(3) Apakah selisih |S2 - S1 |, |S3 - S2 |, dari Tabel 1 untuk bunyi kuat adalah
sama?, Deskripsikan hasil yang Anda peroleh.
(4) Apakah selisih |S2 - S1 |, |S3 - S2 |, dari Tabel 2 untuk bunyi lemah adalah
sama?, Deskripsikan hasil yang Anda peroleh.
(5) Deskripsikan kesimpulan berdasarkan hasil-hasil percobaan di atas.
(6) Pada proses apakah Anda dapat jumpai fenomena interfrensi pada sehari-hari.

28

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )


Pertemuan Ke Alokasi Waktu

: 1
: 2 x 45 Menit.

Mata Pelajaran
: FISIKA
Kelas / Semester
: XII / GANJIL
Standar Kompetensi : 1. Menerapkan konsep dan prinsip gejala gelombang dalam
menyelesaikan masalah
Kompetensi Dasar
: 1.1 Mendeskripsikan gejala dan ciri-ciri gelombang secara umum
Indikator
:
Mengidentifikasi karakteristik gelombang transversal dan longitudinal
Mengidentifikasi karakteristik gelombang mekanik dan elektromagnetik
Mengidentifikasi sifat-sifat umum gelombang
Tujuan

Siswa dapat :

Materi Ajar

Langkah-langkah
Pembelajaran

A. Kegiatan Awal: ( 10
menit )
Mendemonstrasikan
Mendata siswa
gelombang
yang tidak hadir
transversal dan
Menginformasikan
Gejala dan
longitudinal
indikator dan
Ciri-ciri
Mengkaji literatur
tujuan yang ingin
untuk membedakan Gelombang
dicapai
karakteristik
Pengetahuan
gelombang
prasarat : definisi
mekanik dan
variabel-variabel
elektromagnetik
gelombang
Menunjukkan sifat Motivasi :
sifat umum
1. Apa perbedaan
gelombang melalui
Gelombang
contoh-contoh
bunyi dan
dalam kehidupan
gelombang
sehari-hari.
Radio ?
2. Perhatikan
gerak cacing !
apakah gerak
cacing sama
dengan
gelombang
longitudinal ?

Alat /
Bahan /
Sumber
Belajar

Penilaian

Slinki
Terlampir
atau
sejenisnya
Chart.
LKS
Buku
fisika XII

29

B. Kegiatan Inti: ( 60
menit )
Siswa duduk
berdasarkan
kelompoknya ( tiap
kelompok 5 orang )
Guru menjelaskan
dan menanyakan
konsep-konsep
tentang pengertian
periode,
frekuensi,panjang
gelombang,dan
cepat rambat dan
rumus .( bila
memungkinkan
menggunakan
power point ).
Guru memberi
stimulus kejadian
sehari-hari, siswa
diminta untuk
menunjukkan sifat
gelombangnya
Siswa
mendengarkan dan
mendiskusikan
pertanyaan
pertanyaan konsep
tsb dalam
kelompoknya .
Siswa perwakilan
kelompok
menjawab
pertanyaan setelah
diberi kesempatan
untuk menjawab
kemudian siswa /
kelompok lain
dapat
menanggapinya.
Guru memberi
permasalahan
berupa grafik
gelombang dengan
data-datanya dan
bersama siswa

30

membahas
penyelesaiannya
Guru Memberikan
latihan berupa
pertanyaan konsep
dan penerapannya
dalam soal-soal
hitungan
Siswa dalam
kelompoknya
mendiskusikan
penyelesaiannya
Siswa , perwakilan
kelompok yang
ditunjuk, maju
kedepan untuk
memaparkan
penyelesaian soal
soal hitungan di
papan tulis
Siswa perwakilan
kelompok yang
ditunjuk menjawab
pertanyaan konsep
secara lisan

C. Kegiatan Akhir: ( 20
menit )
Mengulang dan
Merangkum
konsep dengan
tanya jawab lisan
Pemberian tes
tertulis, 2 soal teori
dan 2 soal
penerapan.
(dkerjakan dii buku
latihan, dan
dikumpulkan )

Kepala Sekolah

Indralaya,
Guru Mata Pelajaran Fisika XII,

31

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )


Pertemuan Ke Alokasi Waktu

: 2
: 2 x 45 Menit.

Mata Pelajaran
: FISIKA
Kelas / Semester
: XII / GANJIL
Standar Kompetensi : 1. Menerapkan konsep dan prinsip gejala gelombang dalam
menyelesaikan masalah
Kompetensi Dasar
: 1.1 Mendeskripsikan gejala dan ciri-ciri gelombang secara umum
Indikator
:
Mengidentifikasi persamaan gelombang berjalan dan gelombang stasioner
Alat /
Langkah-langkah
Bahan /
Tujuan
Materi Ajar
Penilaian
Pembelajaran
Sumber
Belajar
Gelombang A. Kegiatan Awal: (10 menit ) Buku
Siswa dapat :
berjalan
fisika
Terlampir
Mendata siswa yang
tidak hadir
XII
Menginformasikan
Merumuskan
LKS
indikator dan tujuan
persamaan
yang ingin dicapai
gelombang
(simpangan,
Prasyarat : Persamaan
kecepatan,
simpangan, kecepatan,
fase, dan
percepatan suatu getaran
energi)
( materi kelas XI )
melalui
Motivasi : berapa sudut
diskusi kelas
fase sebuah titik
bergetar harmonis saat
simpangannya
amplitudonya ?
B. Kegiatan Inti : ( 60 menit )
Siswa duduk berdasarkan
kelompoknya ( tiap kelompok
5 orang )
Guru bersama Siswa
berdiskusi merumuskan
persamaan
gelombang.berjalan .
Guru memberi
permasalahan berupa
persamaan simpangan
gelombang berjalan
dengan data-datanya
kepada tiap kelompok
dan siswa

32

mendiskusikan dalam
kelompoknya .
Permasalahan yang
sudah terselesaikan
dapat dipaparkan di
papan tulis.oleh siswa
perwakilan kelompok..
Siswa dibimbing guru
mengevaluasi hasil
penyelesaian tiap
kelompok.
Guru memberi
penghargaan bagi yang
menjawab benar dan
member contoh soal lagi
bagi yang jawabannya
belum sempurna untuk
penguatan pemahaman
persamaan gelombang
berjalan.
Dan kembali siswa
dibimbing guru
mengevaluasi latihan
soal tersebut.
Guru memberi
kesempatan terakhir
kepada siswa untuk
menanyakan hal yang
masih kurang dimengerti
tentang soal yang telah
dibahas.

C. Kegiatan Akhir : (20 menit)


Pemberian tes tertulis
berupa soal gelombang
berjalan pada siswa,
(dikerjakan pada buku
latihan.dikumpulkan )
Penugasan : Baca
tentang gelombang
stasioner
Kepala Sekolah

Indralaya,

Guru Mata Pelajaran Fisika XII,

33

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )


Pertemuan Ke Alokasi Waktu

: 3
: 2 x 45 Menit.

Mata Pelajaran
: FISIKA
Kelas / Semester
: XII / GANJIL
Standar Kompetensi : 1. Menerapkan konsep dan prinsip gejala gelombang dalam
menyelesaikan masalah
Kompetensi Dasar
: 1.1 Mendeskripsikan gejala dan ciri-ciri gelombang secara umum
Indikator
:
Mengidentifikasi persamaan gelombang berjalan dan gelombang stasioner
Alat /
Langkah-langkah
Bahan /
Tujuan
Materi Ajar
Penilaian
Pembelajaran
Sumber
Belajar
Gelombang A. Kegiatan Awal: ( 10 menit Buku
Siswa dapat :
Stasioner
)
fisika
Terlampir
a. Ujung
XII
Mendata siswa yang
Bebas
tidak hadir
Merumuskan
LKS
b. Ujung
persamaan
Menginformasikan
Terikat
gelombang
indikator dan tujuan
(simpangan,
yang ingin dicapai
kecepatan,
Motivasi : Apakah ciri
fase, dan
ciri Gelombang stasioner
energi)
?
melalui
Apa perbedaan GS
diskusi kelas
Ujung bebas dan Ujung
terikat ?
B. Kegiatan Inti : (60 menit)
Siswa duduk berdasarkan
kelompoknya ( tiap kelompok
5 orang )
Guru bersama Siswa
berdiskusi merumuskan
persamaan gelombang
Stasioner .
Guru memberi
permasalahan berupa
persamaan simpangan
gelombang stasioner
dengan data-datanya
kepada tiap kelompok
dan siswa
mendiskusikan dalam
kelompoknya .

34

Permasalahan yang
sudah terselesaikan dapat
dipaparkan di papan
tulis.oleh siswa
perwakilan kelompok..
Siswa dibimbing guru
mengevaluasi hasil
penyelesaian tiap
kelompok.
Guru memberi
penghargaan bagi yang
menjawab benar dan
member contoh soal lagi
bagi yang jawabannya
belum sempurna untuk
penguatan pemahaman
persamaan gelombang
berjalan.
Dan kembali siswa
dibimbing guru
mengevaluasi latihan
soal tersebut.
Guru memberi
kesempatan terakhir
kepada siswa untuk
menanyakan hal yang
masih kurang dimengerti
tentang soal yang telah
dibahas.
C. Kegiatan Akhir: (20 menit)
Mereviu materi
persamaan gelombang
stasioner dengan
menanyakan secara lisan
persamaan gel stasioner
ujung tetap dan ujung
bebas.
Pemberian tugas/PR
untuk individu berupa
soal gelombang
stasioner
Kepala Sekolah

Indralaya,
Guru Mata Pelajaran Fisika XII,

35

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )


Pertemuan Ke Alokasi Waktu

: 4
: 2 x 45 Menit

Mata Pelajaran
: FISIKA
Kelas / Semester
: XII / GANJIL
Standar Kompetensi : 1. Menerapkan konsep dan prinsip gejala gelombang dalam
menyelesaikan masalah
Kompetensi Dasar
: 1.1 Mendeskripsikan gejala dan ciri-ciri gelombang secara umum
Indikator
:
Mengidentifikasi persamaan gelombang berjalan dan gelombang stasioner
Alat /
Langkah-langkah
Bahan /
Tujuan
Materi Ajar
Penilaian
Pembelajaran
Sumber
Belajar
Gejala dan
A. Kegiatan Awal: (10
Buku
Siswa dapat :
Ciri-ciri
menit)
fisika
Terlampir
Gelombang
XII
Mendata siswa yang
tidak hadir
Menerapkan
LKS
konsep
Menginformasikan
persamaan
indikator dan tujuan
gelombang
yang ingin dicapai
berjalan dan
gelombang
stasioneri untuk
B. Kegiatan Inti : ( 60
menyelesaiakan
menit)
soal-soal
Siswa dibagi berdasarkan
tentang
4 kelompok besar (4 deret
gelombang
meja)
Guru mempersilahkan
siswa perwakilan
kelompok yang
bersedia mengerjakan
tugas / PR sesuai soal
yang ditentukan guru
dan Siswa yang
bersedia maju ke
depan untuk
memaparkan
pekerjaannya di papan
tulis.
Guru memvalidasi
hasilnya dan memberi
penghargaan bagi
siswa tersebut.

36

Bagi siswa lainnya


mencocokkan hasil
pekerjaannya dengan
uraian dipapan tulis
yang sudah divalidasi.
Dan secara jujur
menyatakan hasilnya
benar atau salah. Bagi
siswa yang masih
belum benar
penyelesaiannya, maka
diharapkan siswa
tersebut memperbaiki
jawabannya.
Guru memberi latihan
soal pilihan ganda (
kanan - kiri berbeda )
dan siswa ditunut
mengerjakan secara
tepat dan cepat.dengan
waktu yang telah
ditentukan.
Setelah waktu habis,
hasil pekerjaan tiap
kelomok ditukar selang
seling berdasarkan
deret meja.sesuai tipe
soalnya.
Guru memberi kunci
jawaban dan siswa
mencocokkan
hasilnya.
Siswa member
informasi ke guru hasil
jawaban yang benar
untuk tiap siswa. Dan
guru mendata dalam
catatan nilai.

C. Kegiatan Akhir: (20


menit)
Guru memberi
kesempatan terakhir
kepada siswa untuk
menanyakan hal yang
masih kurang

37

dimengerti tentang soal


yang telah dibahas.
Penugasan : Pelajari
dan pahami lagi materi
yg telah dibahas,
karena pertemuan yang
akan datang Tagihan
KD 1.1

Kepala Sekolah

Indralaya,
Guru Mata Pelajaran Fisika XII,

38

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )


Pertemuan Ke Alokasi Waktu

: 1
: 2 x 45 Menit

Mata Pelajaran
: FISIKA
Kelas / Semester
: XII / GANJIL
Standar Kompetensi : 1. Menerapkan konsep dan prinsip gejala gelombang dalam
menyelesaikan masalah
Kompetensi Dasar
: 1.2 Mendeskripsikan gejala dan ciri-ciri gelombang bunyi dan
cahaya
Indikator
:

Mendeskripsikan gejala dan ciri-iri gelombang bunyi

Tujuan

Materi Ajar

Sumber
Mendiskusikan bunyi :
gejala dan ciri
Dawai /
gelombang
Senar
bunyi pada
Pipa
Dawai dan Pipa
Organa
Organa
terbuka
berdasarkan
Pipa
kajian literature
Organa
Mendiskusikan
tertutup
pemecahan
masalah soal
soal tentang
dawai dan pipa
organa secara
kelompok dan
klasikal

Langkah-langkah
Pembelajaran
A. Kegiatan Awal: (10
menit)
Mendata siswa yang
tidak hadir
Menginformasikan
indikator dan tujuan
yang ingin dicapai
Apersepsi : Sebutkan
sumber bunyi yang
kamu ketahui !
Apa perbedaan
/persamaan dari dawai
dengan pipa organa
terbuka ?

Alat /
Bahan /
Sumber
Belajar
Buku
fisika
XII
LKS

Penilaian

Terlampir

B. Kegiatan Inti: (60 menit )


Siswa duduk berdasarkan
kelompoknya ( tiap
kelompok 5 orang )
Guru menjelaskan dan
menanyakan konsepkonsep tentang Bunyi. .
( bila memungkinkan
menggunakan power
point ).
Guru memberi stimulus
kejadian sehari-hari
tentang sumber bunyi

39

siswa diminta untuk


menanggapi
Siswa mendengarkan
dan mendiskusikan
pertanyaan
pertanyaan konsep tsb
dalam kelompoknya .
Siswa perwakilan
kelompok menjawab
pertanyaan setelah
diberi kesempatan
untuk menjawab
kemudian siswa /
kelompok lain dapat
menanggapinya.
Guru bersama siswa
memformulasikan
rumus-rumus frekuensi
pada dawai dan pipa
organa
Guru memberikan
contoh soal dan
latihan soal-soal
hitungan
Siswa dalam
kelompoknya
mendiskusikan
penyelesaiannya.
Siswa , perwakilan
kelompok yang
ditunjuk, maju kedepan
untuk memaparkan
penyelesaian soal soal
hitungan di papan tulis

C. Kegiatan Akhir: (20


menit)
Mengulang dan
Merangkum konsep
dengan tanya jawab
lisan.
Pemberian tugas / PR ,
latihan soal tambahan.

Kepala Sekolah

Indralaya,
Guru Mata Pelajaran Fisika XII,

40

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )


Pertemuan Ke Alokasi Waktu

: 2
: 2 x 45 Menit.

Mata Pelajaran
: FISIKA
Kelas / Semester
: XII / GANJIL
Standar Kompetensi : 1. Menerapkan konsep dan prinsip gejala gelombang dalam
menyelesaikan masalah
Kompetensi Dasar
: 1.2 Mendeskripsikan gejala dan ciri-ciri gelombang bunyi dan
cahaya
Indikator
:
Menerapkan asas Dopller untuk gelombang bunyi

Tujuan

Mendiskusikan
gejala dan ciri
gelombang
bunyi yaitu
pelayangan,
taraf intensitas
dan efek
Doppler
berdasarkan
literature
Mendiskusikan
pemecahan
masalah
pelayangan,
taraf intensitas
dan efek
Doppler secara
kelompok dan
klasikal

Materi Ajar

Pelayangan
Bunyi
Taraf
intensitas
Bunyi
Efek
Doppler

Langkah-langkah
Pembelajaran
A. Kegiatan Awal: ( 10
menit )
Mendata siswa yang
tidak hadir
Menginformasikan
indikator dan tujuan
yang ingin dicapai
Apersepsi : apa yang
harus dilakukan
untuk memperbesar
frekuensi yang
didengar pendengar
lebih besar dari
frekuensi
sumbernya?
B. Kegiatan Inti : ( 60
menit )
Siswa duduk
berdasarkan kelompoknya
( tiap kelompok 5 orang )
Guru
mempersilahkan
siswa perwakilan
kelompok yang
bersedia
mengerjakan tugas /
PR sesuai soal yang
ditentukan guru dan

Alat /
Bahan /
Sumber
Belajar
Buku
fisika
XII
LKS

Penilaian

Terlampir

41

Siswa yang bersedia


maju ke depan untuk
memaparkan
pekerjaannya di
papan tulis.
Guru memvalidasi
hasilnya dan
memberi
penghargaan bagi
siswa tersebut.
Bagi siswa lainnya
mencocokkan hasil
pekerjaannya
dengan uraian
dipapan tulis yang
sudah divalidasi.
Dan secara jujur
menyatakan hasilnya
benar atau salah.
Bagi siswa yang
masih belum benar
penyelesaiannya,
maka diharapkan
siswa tersebut
memperbaiki
jawabannya.
Guru menjelaskan
dan menanyakan
konsep-konsep
tentang pelayangan ,
Taraf Intensitas dan
efek Dopler . ( bila
memungkinkan
menggunakan power
point dan flash ).
Guru memberi
stimulus kejadian
sehari-hari tentang
pelayangan , Taraf
Intensitas dan efek
Dopler . siswa
diminta untuk
menanggapi.
Siswa
mendengarkan dan
mendiskusikan
pertanyaan
pertanyaan konsep

42

tsb dalam
kelompoknya.
Siswa perwakilan
kelompok menjawab
pertanyaan setelah
diberi kesempatan
untuk menjawab
kemudian siswa /
kelompok lain dapat
menanggapinya.
Guru bersama siswa
memformulasikan
rumus-rumus
frekuensi pada
pelayangan , Taraf
Intensitas dan efek
Dopler.
Guru memberikan
contoh soal dan
latihan soal-soal
hitungan.
Siswa dalam
kelompoknya
mendiskusikan
penyelesaiannya.
Siswa , perwakilan
kelompok yang
ditunjuk, maju
kedepan untuk
memaparkan
penyelesaian soal
soal hitungan di
papan tulis.
Guru memvalidasi
hasilnya dan
memberi
penghargaan bagi
siswa tersebut.
Bagi siswa lainnya
mencocokkan hasil
pekerjaannya
dengan uraian
dipapan tulis yang
sudah divalidasi.
Dan secara jujur
menyatakan hasilnya
benar atau salah.
Bagi siswa yang
43

masih belum benar


penyelesaiannya,
maka diharapkan
siswa tersebut
memperbaiki
jawabannya.
C. Kegiatan Akhir : ( 20
menit )
Mengulang dan
Merangkum konsep
dengan tanya
jawab lisan.
Pemberian tugas /
PR , latihan soal
tambahan.

Kepala Sekolah

Indralaya,
Guru Mata pelajaran Fisika XII,

44

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )


Pertemuan Ke Alokasi Waktu

: 3
: 2 x 45 Menit

Mata Pelajaran
: FISIKA
Kelas / Semester
: XII / GANJIL
Standar Kompetensi : 1. Menerapkan konsep dan prinsip gejala gelombang dalam
menyelesaikan masalah
Kompetensi Dasar
: 1.2 Mendeskripsikan gejala dan ciri-ciri gelombang bunyi dan
cahaya
Indikator
:
Mendeskripsikan gejala dan ciri gelombang cahaya
Alat /
Langkah-langkah
Bahan /
Tujuan
Materi Ajar
Penilaian
Pembelajaran
Sumber
Belajar
Buku
Interferensi A. Kegiatan Awal: ( 10
Mendiskusikan
menit )
fisika
Terlampir
Difraksi
gejala dan ciri
XII
Polarisasi
Mendata siswa
gelombang
yang tidak hadir
LKS
Cahaya
Menginformasikan
berdasarkan
indikator dan tujuan
kajian literature
yang ingin dicapai

Mendiskusikan
pemecahan
masalah cahaya
(interferensi,
difraksi,
polarisasi secara
kelompok dan
klasikal

B. Kegiatan Inti : ( 60
menit )
Siswa dibagi
berdasarkan 6 kelompok
besar ( 4 deret meja )
Guru
mempersilahkan
siswa perwakilan
kelompok yang
bersedia
mengerjakan tugas /
PR sesuai soal
yang ditentukan
guru dan Siswa
yang bersedia maju
ke depan untuk
memaparkan
pekerjaannya di
papan tulis.
Guru memvalidasi
hasilnya dan
memberi

45

penghargaan bagi
siswa tersebut.
Bagi siswa lainnya
mencocokkan hasil
pekerjaannya
dengan uraian
dipapan tulis yang
sudah divalidasi.
Dan secara jujur
menyatakan
hasilnya benar atau
salah. Bagi siswa
yang masih belum
benar
penyelesaiannya,
maka diharapkan
siswa tersebut
memperbaiki
jawabannya.
Guru bersama siswa
memformulasikan
rumus-rumus
Interferensi,difraksi
dan polarisasi pada
gelombang cahaya
Guru memberikan
contoh soal dan
latihan soal-soal
hitungan
Siswa dalam
kelompoknya
mendiskusikan
penyelesaiannya.
Siswa , perwakilan
kelompok yang
ditunjuk, maju
kedepan untuk
memaparkan
penyelesaian soal
soal hitungan di
papan tulis
Guru memvalidasi
hasilnya dan
memberi
penghargaan bagi
siswa tersebut.
Bagi siswa lainnya
mencocokkan hasil
46

pekerjaannya
dengan uraian
dipapan tulis yang
sudah divalidasi.
Dan secara jujur
menyatakan
hasilnya benar atau
salah. Bagi siswa
yang masih belum
benar
penyelesaiannya,
maka diharapkan
siswa tersebut
memperbaiki
jawabannya.
C. Kegiatan Akhir : ( 20
menit )
Guru memberi
kesempatan
terakhir kepada
siswa untuk
menanyakan hal
yang masih kurang
dimengerti tentang
soal yang telah
dibahas.
Pemberian tugas /
PR , latihan soal
tambahan.
Pertemuan Ke -: 4
Alokasi Waktu: 2 x 45 meniit.

Kepala Sekolah

Membahas PR dan
penguatan kembali
konsep dan tambahan
latihan soal
Penugasan :
Pelajari dan pahami
lagi materi yg telah
dibahas, karena
pertemuan yang
akan datang
Tagihan KD 1.2
Indralaya,
Guru Mata Pelajaran Fisika XII,

47

Lampiran
1. INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP
PENILAIAN ASPEK AFEKTIF PROSES BELAJAR MENGAJAR
Aspek yang dinilai
No

Nama Peserta didik

Rasa ingin
tahu
Y

Disiplin

Religius

Komuni

Nilai

katif

Total

1.
2.
3.
.
*catatan : Y berarti Peserta didik tersebut melakukan aspek afektif tersebut
N berarti Peserta didik tersebut tidak melakukan aspek afektif
tersebut
Aspek yang

Deskripsi

dinilai
1 Religius

Berdoa dengan khidmat sebelum pelajaran


Tepat waktu masuk kelas baik setelah

2 Disiplin

3 Rasa
tahu

istirahat

ingin

Aktif

bertanya

baik

hal

yang

belum

dimengerti atau peristiwa yang berhubungan


dengan materi
Melakukan diskusi dengan teman sebangku

4 Komunikatif ketika menghadapi hambatan (selama bukan


tugas mandiri)

Nilai Akhir Adalah : NA

Jumlah skor yang didapat


x 100 %
Jumlah skor maksimum

Kriteria:

Sangat baik

= > 75

Baik

= 75 > x >50

Tidak baik

= < 50
48

LEMBAR PENILAIAN AFEKTIF DISKUSI


Aspek yang dinilai
No

Nama Peserta didik

Jujur
Y

Kerja

Tanggung

Komuni

Nilai

Keras

Jawab

katif

Total

1.
2.
3.
.
*catatan : Y berarti Peserta didik tersebut melakukan aspek afektif tersebut
N berarti Peserta didik tersebut tidak melakukan aspek afektif
tersebut
Aspek yang

Deskripsi

dinilai
Jujur dalam menuliskan hasil diskusi tanpa

1 Jujur

mencontek hasil kelompok lain

2 Kerja Keras

3 Komunikatif
4 Tanggung
Jawab

Bersungguh-sungguh

dalam

melaksanakan diskusi
Dapat berkomunikasi secara baik dengan
rekan sekelompok maupun guru.
Menyelesaikan diskusi dengan baik dan
bersungguh-sungguh

Nilai Akhir Adalah :

NA

Jumlah skor yang didapat


x 100 %
Jumlah skor maksimum

Kriteria:

Sangat baik

= > 75

Baik

= 75 > x >50

Tidak baik

= < 50

PENILAIAN ASPEK AFEKTIF PROSES EVALUASI


No

Nama Peserta didik

Aspek yang dinilai

49

Kerja

Jujur
Y

Keras
T

Mandiri

Disiplin

Nilai
Total

1.
2.
3.
.
*catatan : Y berarti Peserta didik tersebut melakukan aspek afektif tersebut
N berarti Peserta didik tersebut tidak melakukan aspek afektif
tersebut

Aspek yang

Deskripsi

dinilai
Tidak melakukan kecurangan dalam bentuk

1 Jujur

apapun
Mengerjakan soal tanpa bantuan dari siapapun

2 Mandiri

dan apapun

3 Disiplin

Masuk ruangan tepat waktu

4 Kerja

Bersungguh-sungguh mengerjakan soal

Keras
Nilai Akhir Adalah :

NA

Jumlah skor yang didapat


x 100 %
Jumlah skor maksimum

Kriteria:
Sangat baik

= > 75

Baik

= 75 > x >50

Tidak baik

= < 50

ANGKET PESERTA DIDIK


Nama

50

Kelas

Petunjuk: Berikan tanda centang () pada kolom yang telah disediakan


Skala Sikap

No. Aspek Sikap


1

SS S TS STS TB

Religius
Saya selalu melaksanakan ajaran agama saya dan
toleran terhadap penganut agama lain

Jujur
Saya dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan,
dan pekerjaan.

Toleransi
Saya selalu menghargai perbedaan agama, suku,
etnis, sikap dan tindakan orang lain saat di
sekolah.

Disiplin
Saya selalu datang tepat waktu dan mematuhi
Perdupsis.

Mandiri
Saya selalu mengerjakan soal sendiri saat ujian.

Kerja Keras
Saya

Selalu

bersungguh-sungguh

dalam

mengerjakan tugas
7

Kreatif
Saya dapat mengerjakan soal dengan cara baru
yang berbeda dengan guru.

Demokratis
Saya selalu member kesempatan kepada teman
untuk memberikan pendapat terhadap hasil kerja
saya.

Rasa Ingin Tahu


Saya sering bertanya ketika KBM berlangsung

51

10

Semangat Kebangsaan
Saya selalu mengikuti nilai-nilai kebangsaan.

11

Cinta Tanah Air


Saya senang mengikuti upacara bendera.

12

Menghargai Prestasi
Jika teman saya menjadi juara kelas, saya akan
memberi selamat dan berusaha untuk bisa
menjadi seperti dia.

13

Bersahabat/Komunikatif
Saya bisa bergaul dengan semua orang di
lingkungan sekolah.

14

Cinta Damai
Saya tidak suka berbuat kekacauan.

15

Gemar Membaca
Saya suka menambah wawasan saya dengan
membaca.

16

Peduli Lingkungan
Saya selalu membuang sampah pada tempatnya.

17

Peduli Sosial
Selain saat ujian, saya akan memberi bantuan
kepada teman yang sedang membutuhkan.

18

Tanggung Jawab
Saya akan melaksanakan tugas dan kewajiban
sesuai dengan apa yang seharusnya saya
lakukan.

Keterangan Skor
SS

: Sangat Setuju

=5

: Setuju

=4

TS

: Tidak Setuju

=3

STS

: Sangat Tidak Setuju = 2

TB

: Tidak Berpendapat = 1

52

SPenilaian Akhir Adalah :

NA

Jumlah skor yang didapat


x 100 %
Jumlah skor maksimum

Kriteria:

Sangat baik

= > 75

Baik

= 75 > x >50

Tidak baik

= < 50

53

2.
No
1

LEMBAR PENGAMATAN KETERAMPILAN


Keterampilan
yang dinilai
Mampu

Skor
3

Rubrik
Mampu menggambarkan interferensi

menggambarkan

cahaya, disfraksi cahaya, pipa organa

interferensi

terbuka, dan pipa organa tertutup dengan

cahaya,

tepat dan benar

disfraksi
cahaya, pipa

cahaya, pipa organa terbuka, dan pipa organa

organa terbuka,

tertutup.dengan benar

dan pipa organa


tertutup

Mampu interferensi cahaya, disfraksi

Tidak Mampu interferensi cahaya, disfraksi


cahaya, pipa organa terbuka, dan pipa organa
tertutup.

Nilai Siswa = (Jumlah skor/9) x 4

54

3.

INSTRUMEN SOAL PENGETAHUAN

1. Pita gelap ketiga terletak pada jarak 2 mm dari pusat terang pada percobaan
interferensi dengan mengggunakan cahaya 540 nm. Jika jarak antara celah dan
layar 1 m maka lebar celah yangdigunakan adalah...
2. Reky melakukan percobaan difraksi cahaya dengan mengggunakan kisi difraksi
350 garis/mm. Ia mendapatkan pita terang pertama untuk suatu cahaya
monokromatik berjarak 2 cm dari pusat terang. Panjang gelombang cahaya yang
ia gunakan adalah....
3. Sebuah pipa organa terbuka yang panjangnya 60 cm menghasilkan bunyi dengan
pola gelombang yang memiiki 3 simpul didalamnya. Nada pipa organa ini
beresonansi dengan pipa organa lain yang tertutup serta membentuk 3 simpul
juga. Tentukanlah panjang pipa organa tertutup tersebut.
4. Sebuah kereta membunyikan sirine dan di dengar oleh oleh pedagang souvernir
yang berada di stasiun 4 sekon setelah sirine dibunyikan. Ika kecepatan bunyi
diudara 340 m/s, tentukan jarak kereta tersebut dari stasiun ?
5. Taraf intensitas bunyi satu buah sirine adalah 100 dB. Tentukan taraf intensitas
bunyi 25 sirine yang dibunyikan serentak.
Rubrik penilaian
NO
1

Kunci jawaban
Dik :

SKOR
5

n=3
y = 2 mm= 2 x 10-3 m
L=1m
= 540 nm (1 nm = 10-9) = 540 x 10-9 m
Dit : d.......?

Solusi :

10

55

(2 1)
2

2 10

(2.3 1). 1. 540 x 109


=
2.

(2.3 1). 1. 540 x 109


2. =
2 103
(5) .1. 540 x 109
2. =
2 103
2. =

2700 x 109
2 103

2. = 1350 106
=

1350 106
= 675 106 = 0,7 103
2
= 0,7

Dik :

d = 350 garis / mm = 2,8 x 10-3 mm


n=1
L=1m
y = 2 cm = 2 x 10-2 m
Dit : ......................?

Solusi :

10
=

2 x 102 m. 2,8 x 103 mm


1 .1

56

5,6 105 m2
1

= 5,6 108 = 560


3

Dik : = 60

Pipa organa terbuka :


= + 1
3

= n+1

= 2

= ( + 1 ) 2

2 = 2

Pipa organa tertutup :


= + 1
3

= n+1

= 2

= (2 + 1 ) 4

2 = 4

Dit : ?

Solusi :

10
2 = 2
3
5
=
2
4

57

5
5
= 60 = 50
4
4

BONUS (KESALAHAN PENILISAN SOAL)

20

Dik :

TI = 100 dB
n = 25
Dit : TItotal...........................................?

Solusi :

10
= + 10 log
= 100 + 10 log 25

= 100 + (10 log 5 + 10 log 5)


= 100 + 20 log 5
Nilai siswa = (jumlah skor) x 5

Kepala Sekolah

Indralaya,
Guru Mata Pelajaran Fisika XII,

58

SOAL-SOAL PENILAIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS)

Kemampuan Menerapkan Konsep


Soal :
1. Oleh karena gelombang bunyi merupakan gelombang longitudinal, gelombang
bunyi dapat mengalami peristiwa.
a. Interferensi
b. Difraksi
c. Refraksi
d. Refleksi
e. Semua jawaban benar

Berikan alasan anda mengapa anda memilih jawaban tersebut :

Kemampuan Menerapkan Konsep


Soal :
2. Sifat dari gelombang ultrasonik yang di gunakan dalam pemeriksaan organ tubuh
dengan alat ultrasonografi adalah sifat.
a. Interferensi
b. Refleksi
c. Refraksi
d. Difraksi
e. Polarisasi

Berikan alasan anda mengapa anda memilih jawaban tersebut :

59

Kemampuan Menerapkan Konsep


Soal :
3. Ketika kamu memegang tenggorokan pada saat berbicara, kamu merasakan
adanya getaran. Hal ini membuktikan .
a. sumber bunyi adalah tenggorokan
b. otot tenggorokan selalu bergetar
c. berbicara memerlukan energi
d. sumber bunyi adalah getaran
e. bunyi tenggorokan
Berikan alasan anda mengapa anda memilih jawaban tersebut :

Kemampuan Memprediksi
Soal :
4. Frekuensi nada c dibandingkan dengan nada a adalah 24 : 40, Jika dalam SI
frekuensi nada a adalah 440 Hz, berapakah frekuensi nada c ?
a. 246 Hz
b. 264 Hz
c. 642 Hz
d. 462 Hz
e. 223 Hz
Berikan alasan anda mengapa anda memilih jawaban tersebut:

60

Kemampuan Berkomunikasi
Soal :
5. Berdasarkan konsep bahwa kecepatan gelombang hanya dipengaruhi oleh
medium yang besarnya dapat ditentukan dengan persamaan v = f , maka grafik
hubungan antara kecepatan (v), frekuensi (f) dan panjang gelombang ()
berbagai macam bunyi yang merambat di udara dapat dilukiskan sebagai berikut,

Menurut Anda grafik yang benar adalah : ..


A. 1 dan 3

B. 2 dan 5

C. 1, 3 dan 4 D. 2, 4 dan 5 E. 1, 2, 3 dan 5

Berikan alasan mengapa Anda memilih jawaban tersebut :

61

KUNCI JAWABAN SOAL PILIHAN GANDA

No

4
5

62

Anda mungkin juga menyukai