Komunikasi bisnis adalah pertukaran gagasan, pendapat, informasi, instruksi yang memiliki
tujuan tertentu yang disajikan secara personal atau impersonal melalui simbol - simbol atau
sinyal. Dalam komunikasi bisnis terdapat enam unsur pokok, yaitu:
1.Memiliki tujuan, artinya komunikasi bisnis harus memiliki tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya sejalan dengan tujuan organisasi
2.Pertukaran, dalam hal ini melibatkan paling tidak dua orang atau lbih yakni komunikator dan
komunikan.
3.Gagasan, opini, informasi, instruksi merupakan isi dari pesan yang bentuknya beragam
tergantung tujuan, situasi, dan kondisinya.
4.Menggunakan saluran personal atau impersonal yang mungkin bersifat tatap muka,
menggunakan media tertentu atau melalui media yang menjangkau jutaan orang secara
bersamaan.
5.Meggunakan simbol atau sinyal yang merupakan alat atau metode yang dapat dimengerti
atau dipahami oleh penerima untuk menyampaikan pesan.
6.Pencapaian tujuan organisasi: salah satu karakteristik yang membedakan organisasi atau
lembaga formal dari informasi adalah adanya tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya oleh
manajemen.
Untuk dapat mengembangkan kemampuan dalam berkomunikasi secara efektif, baik secara
personal maupun professional paling tidak kita harus menguasai empat jenis keterampilan
dasar dalam berkomunikasi, yaitu :
a. menulis,
b. membaca,
c. berbicara; dan
d. mendengar.
Disadari ataupun tidak, setiap hari kita melakukan, paling tidak, satu dari keempat hal tersebut
diatas dengan lingkungan kita. Seperti juga pernafasan, komunikasi sering dianggap sebagai
suatu kejadian otomatis dan terjadi begitu saja, sehingga seringkali kita tidak memiliki
kesadaran untuk melakukannya secara efektif.
Aktivitas komunikasi adalah aktivitas rutin serta otomatis dilakukan, sehingga kita tidak pernah
mempelajarinya secara khusus, seperti bagaimana menulis ataupun membaca secara cepat
dan efektif ataupun berbicara secara efektif serta menjadi pendengar yang baik.
Menurut Stephen Covey, komunikasi merupakan keterampilan yang penting dalam hidup
manusia. Unsur yang paling penting dalam berkomunikasi adalah bukan sekedar apa yang kita
tulis atau yang kita katakan, tetapi karakter kita dan bagaimana kita menyampaikan pesan
kepada penerima pesan. Penerima pesan tidak hanya sekedar mendengar kalimat yang
disampaikan tetapi juga membaca dan menilai sikap kita. Jadi syarat utama dalam komunikasi
yang efektif adalah karakter kokoh yang dibangun dari fondasi etika serta integritas pribadi yang
kuat.
Tidak peduli seberapa berbakatnya seseorang, betapapun unggulnya sebuah tim atau
seberapapun kuatnya kasus hukum, keberhasilan tidak akan diperoleh tanpa penguasaan
keterampilan komunikasi yang efektif. Keterampilan melakukan komunikasi yang efektif akan
berperan besar dalam mendukung pencapaian tujuan dari seluruh aktivitas. Untuk dapat
melakukan komunikasi yang efektif, maka kemampuan untuk mengirimkan pesan atau
informasi yang baik, kemampuan untuk menjadi pendengar yang baik, serta keterampilan
menggunakan berbagai media atau alat audio visual merupakan bagian yang sangat penting.
Komunikasi seringkali terganggu atau bahkan dapat menjadi buntu sama sekali. Faktor
hambatan yang biasanya terjadi dalam proses komunikasi, dapat dibagi dalam 3 jenis sebagai
berikut :
- Hambatan Teknis
Hambatan jenis ini timbul karena lingkungan yang memberikan dampak pencegahan terhadap
kelancaran pengiriman dan penerimaan pesan. Dari sisi teknologi, keterbatasan fasilitas dan
peralatan komunikasi, akan semakin berkurang dengan adanya temuan baru di bidang
teknologi komunikasi dan sistim informasi, sehingga saluran komunikasi dalam media
komunikasi dapat diandalkan serta lebih efisien.
- Hambatan Semantik
Gangguan semantik menjadi hambatan dalam proses penyampaian pengertian atau idea
secara efektif. Definisi semantik adalah studi atas pengertian, yang diungkapkan lewat bahasa.
Suatu pesan yang kurang jelas, akan tetap menjadi tidak jelas bagaimanapun baiknya
transmisi.
Untuk menghindari mis-komunikasi semacam ini, seorang komunikator harus memilih kata-kata
yang tepat dan sesuai dengan karakteristik komunikannya, serta melihat dan
mempertimbangkan kemungkinan penafsiran yang berbeda terhadap kata-kata yang
digunakannya.
- Hambatan Manusiawi
Hambatan jenis ini muncul dari masalah-masalah pribadi yang dihadapi oleh orang-orang yang
terlibat dalam komunikasi, baik komunikator maupun komunikan.
Menurut Cruden dan Sherman, hambatan ini mencakup :
Hambatan yang berasal dari perbedaan individual manusia, seperti perbedaan persepsi, umur,
keadaan emosi, status, keterampilan mendengarkan, pencarian informasi, penyaringan
informasi.
Hambatan yang ditimbulkan oleh iklim psikologis dalam organisasi atau lingkungan sosial dan
budaya, seperti suasana dan iklim kerja serta tata nilai yang dianut .
Ditinjau dari aspek bisnis, organisasi adalah sarana manajemen (dilihat dari aspek
kegiatannya). Korelasi antara Ilmu Komunikasi dengan Organisasi terletak pada peninjauannya
yang berfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi.
Dalam lingkup organisasi, tujuan utama komunikasi adalah memperbaiki organisasi, yang
ditafsirkan sebagai upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuan manajemen.
Komunikasi organisasi terjadi setiap saat. Dan dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan
penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi.
Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan hierarchies antara satu
dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan.
Komunikasi bisnis adalah proses pertukaran pesan atau informasi untuk mencapai efektivitas
dan efisiensi produk kerja di dalam struktur (jenjang / level) dan sistem organisasi yang
kondusif. Dalam kegiatan komunikasi bisnis, pesan hendaknya tidak hanya sekedar informatif,
yaitu agar pihak lain mengerti dan tahu, tetapi juga haruslah Persuasif, agar pihak lain bersedia
menerima suatu paham atau keyakinan atau melakukan suatu perbuatan atau kegiatan.
Dalam proses komunikasi semua pesan atau informasi yang dikirim akan diterima dengan
berbagai perbedaan oleh penerima pesan/informasi, baik karena perbedaan latar belakang,
persepsi, budaya maupun hal lainnya. Untuk itu, suatu pesan atau informasi yang disampaikan
hendaknya memenuhi 7 syarat atau dikenal juga dengan 7 C, yaitu :
1. Completeness (Lengkap)
Suatu pesan atau informasi dapat dikatakan lengkap, bila berisi semua materi yang diperlukan
agar penerima pesan dapat memberikan tanggapan yang sesuai dengan harapan pengirim
pesan
2. Conciseness (Singkat)
Suatu pesan dikatakan concise bila dapat mengutarakan gagasannya dalam jumlah kata
sekecil mungkin (singkat, padat tetapi jelas) tanpa mengurangi makna, namun tetap
menonjolkan gagasannya.
3. Consideration (Pertimbangan)
Penyampaian pesan, hendaknya menerapkan empati dengan mempertimbangkan dan
mengutamakan penerima pesan.
4. Concreteness (konkrit)
Penyampaian pesan hendaknya disampaikan dengan bahasa yang gambalang, pasti dan jelas
.
5. Clarity (Kejelasan)
Pesan hendaknya disampaikan dengan bahasa yang mudah dimengerti dan mudah
diinterpretasikan serta memiliki makna yang jelas.
6. Courtessy (Kesopanan)
Pesan disampaikan dengan gaya bahasa dan nada yang sopan, akan memupuk hubungan baik
dalam komunikasi bisnis.
7. Correctness (ketelitian)
Pesan hendaknya dibuat dengan teliti, dan menggunakan tata bahasa, tanda baca dan ejaan
dengan benar (formal atau resmi).
Tidak menjadi menjadi masalah, apakah pesan itu penting atau impresif. Namun apabila
disampaikannya tanpa sentuhan yang kuat, hasilnya tidak akan dapat menyakinkan orang lain
sesuai harapan. Disamping itu, meskipun telah dilakukan sentuhan yang sudah tepat ternyata
seringkali juga masih memerlukan waktu untuk mendapatkan respons. Dengan demikian, pesan
yang kuat, tidak boleh seperti lawakan yang tidak lucu. Pesan yang disampaikan haruslah
menyentuh secara kuat dan telak, tidak sekedar mengelus-elus atau mengingatkan.
c. Penggunaan media yang salah
Perlu untuk mempertimbangkan siapa, dari kalangan atau status sosial mana dan karakteristik
unik lainnya dari sasaran yang kita tuju, sehingga kita dapat memilih media yang tepat. Jika
pesan yang disampaikan sangat kompleks, berikanlah ruang agar audience kita dapat
mencerna pesan tersebut secara lebih leluasa, sesuai kecepatan mereka, seperti di kamar tidur,
kamar mandi, televise, radio, majalah, koran dan lain sebagainya.
d. Pesan yang campur aduk
Pesan yang campur aduk, hanya akan menimbulkan kebingungan atau bahkan cemoohan dari
audience. Seperti, larangan untuk memberikan hadiah kepada klien, tetapi pada saat yang
sama memberikan pengecualian untuk klien-klien baru atau pelanggan VIP yang berpotensi
besar pada bisnis perusahaan. Sementara, kriteria dari klien potensial atau pelanggan VIP
tersebut tidak dirinci secara jelas.
e. Salah Audience
Topik yang dipilih hendaknya relevan dan sesuai dengan ekspektasi audience. Sebagai contoh,
misalnya dalam event pertemuan antara wakil dari Pemerintah dan Pengusaha, namun dalam
presentasi disajikan tentang analisis situasi politik dan pemerintahan, sedangkan para
pengusaha, sebenarnya lebih mengharapkan penjelasan bagaimana tindakan atau langkahlangkah konkrit yang diambil pemerintah untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif.
f. Lingkungan yang mengganggu
Lingkungan yang mengganggu jelas merupakan kendala dalam komunikasi, sehingga pesan
yang disampaikan tidak dapat diterima / didengar secara optimal. Seperti Suara penyaji yang
tidak cukup terdengar oleh Audience, Suara keras dari luar ruangan, (seperti raungan sirine
ambulan atau suara lalu lintas yang padat ), Bunyi handphone dari kantong audience, Interupsi,
Sesi bicara yang menegangkan, dsb. Oleh karena itu, perlunya pemilihan tempat yang tepat
serta upaya agar audience fokus dengan pesan yang disampaikan.
Kendala komunikasi bisnis dapat bermacam-macam, namun dengan kehati-hatian serta
kecermatan, sebagian kendala tersebut akan dapat diatasi. Presentasi yang disampaikan akan
lebih bermakna dengan kendala yang diminimalisir, sehingga pesan yang disampaikan dapat
memberikan efek yang diharapkan.
Seiring dengan perkembangan teknologi dan sistim informasi, komunikasi berkembang menjadi
suatu bisnis tersendiri. Perkembangan sistim informasi dan teknologi mempercepat proses
Globalisasi, sehingga proses komunikasi terjadi setiap saat tanpa berhenti dan berlangsung
pada saat yang hampir bersamaan di seluruh belahan dunia. Informasi dengan mudah dan
cepat menyebar, bahkan nyaris tanpa penghalang apapun .
Perkembangan teknologi yang semakin pesat, memungkinkan orang untuk berkomunikasi
melalui berbagai macam media. Tantangan ke depan, bukan saja sekedar menjual produk &
jasa perusahaan, tetapi bagaimana menyampaikan pesan bahwa produk atau jasa yang
ditawarkan dapat memberikan manfaat kepada banyak orang dari berbagai ragam budaya, latar
belakang, dan sebagainya. Proses penyampaian pesan atau informasi tersebut, dapat
dilakukan secara satu arah, seperti melalui media elektronik atau media cetak juga dapat
dilakukan secara dua arah (interaktif) melalui jaringan internet.
c. Internet Commerce, adalah penggunaan internet yang berbasis teknologi informasi dan
komunikasi untuk aktivitas perdagangan. Kegiatan komersial ini, seperti iklan dalam penjualan
produk dan jasa. Transaksi yang dapat dilakukan di internet, antara lain pemesanan/pembelian
barang dimana barang akan dikirimkan melalui pos atau sarana lain setelah uang ditransfer ke
rekening penjual. Penggunaan internet sebagai media pemasaran dan saluran penjualan
terbukti memberikan keuntungan, antara lain :
untuk beberapa produk tertentu lebih sesuai ditawarkan melalui internet;
harga lebih murah mengingat membuat situs di internet lebih murah biayanya dibandingkan
dengan membuka outlet retail di berbagai tempat;
internet merupakan media promosi perusahaan dan produk yang paling tepat dengan harga
yang relatif lebih murah; serta
pembelian melalui internet selalu akan diikuti dengan layanan pengantaran barang sampai di
tempat pemesan.
sekalipun kedua pihak yang bertransaksi berada pada sisi geografis yang berbeda.
Banyak orang mengasumsikan, bahwa e-commerce dan e-bisnis adalah sama. Istilah ecommerce dan e-bisnis terdengar hampir sama, tapi secara teknis sebenarnya keduanya
berbeda. E-commerce memiliki pengertian yang lebih sempit dibandingkan e-bisnis, dimana ecommerce adalah sub perangkat atau bagian dari e-bisnis. E-bisnis memiliki makna yang lebih
luas dan menunjuk kepada penggunaan teknologi untuk menjalankan bisnis yang memberikan
hasil atau dampak besar kepada bisnis secara keseluruhan.
Istilah e-bisnis mengcover semua area bisnis. E-bisnis terjadi ketika perusahaan atau individu
berkomunikasi dengan para klien atau nasabah secara e-mail, Pemasaran dilakukan melalui
internet, menjual produk atau jasa melalui internet untuk promosi produk dan jasa, dan
sebagainya. Sedangkan E-commerce mengacu kepada penggunaan internet untuk belanja on
line, seperti belanja produk atau jasa melalui internet. Sampel lainnya adalah ketika individu
atau perusahaan membayar sejumlah uang melalui internet.
Di era e-bisnis, Berbagai aktivitas, mulai dari sekedar pembicaraan tekstual sampai dengan
transaksi bisnis telah dilakukan melintasi batas demi batas dan zona waktu yang hampir pada
saat yang bersamaan. Dalam situasi seperti ini, peluang untuk berbagai kesempatan menjalin
relasi bisnis, persahabatan ataupun lainnya terbuka lebar.
Di Indonesia, internet belum terlalu popular digunakan menjadi media interaktif bisnis, bukan
hanya karena minimnya penetrasi infrastruktur internet ke lapisan masyarakat, tetapi juga masih
banyak pelaku usaha yang belum memahami bagaimana mengkomunikasikan bisnis melalui
jaringan teknologi mutakhir ini. Hampir semua calon konsumen di Indonesia masih memiliki
keragu-raguaan (skeptis) untuk melakukan transaksi di jaringan toko maya ini, yang antara lain
disebabkan oleh :
a. Masalah Kepercayaan; Mayoritas konsumen di Indonesia masih belum mempercayai
kebenaran sistem penjualan on line, karena takut tertipu disamping tidak melihat langsung
produk yang ditawarkan.
b. Masalah Pembayaran; mayoritas konsumen meragukan keamanan cara pembayaran yang
dilakukannya melalui internet.
c. Masalah Info produk; Keraguan ini timbul, karena calon konsumen tidak bisa melihat
langsung barang yang dijual, sehingga selain tidak yakin dengan kualitas produk yang
ditawarkan juga meragukan kebenarannya.
d. Mayoritas konsumen di Indonesia masih merasa lebih aman serta nyaman dalam
bertransaksi yang dilakukan dengan cara interaksi dua arah secara langsung.
Bisnis di dalam era globalisasi akan diselenggarakan dalam dukungan penuh suatu kerja tim
yang memiliki kemampuan untuk memadukan :
1. Keuletan bernegosiasi dengan wawasan (vision)
2. Kesabaran dan keuletan hati (tenacity)
3. Fleksibilitas dengan fokus.
Bisnis dalam era globalisasi dilakukan dengan melintasi jarak, keanekaragaman lingkungan dan
waktu secara cepat dan mudah. Untuk dapat bersaing dan berhasil dalam lingkungan global
yang dinamis, haruslah dibekali dengan kesungguhan, kemampuan dan inovasi serta selalu
siap dan waspada dalam menghadapi perubahan lingkungan bisnis yang cepat.
Di era globalisasi ini, dunia bisnis menghadapi lingkungan persaingan yang cenderung semakin
turbulen. Peran komunikasi bisnis menjadi semakin sangat penting, yaitu kemampuan
membaca, menafsirkan laporan dan informasi dari lingkungan. Disamping kemampuan
menyampaikan gagasan, baik lisan maupun tertulis secara sistematik.
Di era globalisasi, keterampilan lintas budaya menjadi tuntutan dan persyaratan, berupa
kemampuan berinteraksi dengan berbagai ragam budaya, gaya manajemen / bisnis bangsa
lain, maupun kerjasama tim, baik intern maupun dalam suatu aliansi strategis dengan mitra
bisnis.
UNSUR-UNSUR DALAM BERKOMUNIKASI
Komunikasi meliputi 5 unsur, kemudian dikenal dengan formula 5 W + 1 H, yakni :
1. Komunikator = who [communicator, source, sender]
2. Pesan = says what [message]
3. Media = in which channel [channel, media]
4. Komunikan = to whom [communicant, communicatee, reciever, recipient]
5. Efek [effect, impact, influence]
Hal yang pertama dilakukan adalah memahami bentuk dasar komunikasi. Karena seorang
komunikator yang baik harus memiliki beberapa alat komunikasi yang menunjang dalam
menyampaikan suatu pesan. Seperti bagaimana cara menempatkan kata dalam suatu
komunikasi sehingga memiliki arti dan bisa menarik minat dan simpati dari para pendengarnya
dan mengajak peserta untuk ikut aktif dalam berkomunikasi seperti dalam kegiatan diskusi.
BENTUK KOMUNIKASI
Pada dasarnya ada dua bentuk komunikasi yang umum digunakan dalam dunia bisnis, yaitu,
komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal.
1. Komunikasi verbal
Komunikasi verbal (verbal communication) merupakan salah satu bentuk komunikasi yang
disampaikan kepada pihak lain melalui tulisan (written) dan lisan (oral). Contohnya adalah
membaca majalah, mambaca surat kabar, mempresentasikan makalah dalam suatu acara
seminar dan lain-lain.
Sedangkan komunikasi verbal memilki tipe yang dibedakan menjadi dua yaitu, berdasarkan
aktif atau pasifnya peserta komunikasi dalam proses komunikasi. Dimana komunikasi verbal
dapat bertindak sebagai komunikator atau pengirim pesan dan dapat bertindak sebagai
audience
Adapun dalam berkomunikasi secara verbal, dibutuhkan pengungkapan kata-kata yang disusun
dalam suatu pola yang berarti, baik dalam bentuk tulisan maupun lisan, seperti :
Berbicara dan Menulis
Suatu pesan yang sangat penting dan kompleks, sebaiknya disampaikan dengan menggunakan
tulisan, seperti surat, memo dan laporan
Mendengarkan dan Membaca
Untuk mencapai komunikasi yang efektif, maka diperlukan komunikasi dua arah, dimana orangorang yang terlibat di dalamnya memerlukan ketrampilan mendengar (listening) dan membaca
(reading).
2. Komunikasi Nonverbal
Komunikasi nonverbal merupakan bentuk komunikasi yang paling mendasar dalam komunikasi
bisnis. Walaupun pada umumnya komunikasi nonverbal memiliki sifat kurang terstruktur
sehingga sulit untuk dipelajari, seperti memahami dalam penggunaan bahasa isyarat, ekspresi
wajah, gerakan tubuh, sandi, simbol-simbol, warna dan intonasi suara. Dalam penyampaiannya,
komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal memilki arti yang berbeda-beda, seperti dalam
komunikasi nonverbal. pesan yang disampaikan biasanya dilakukan secara spontan tanpa
memiliki rencana dan dilakukan secara tidak sadar dan bersifat alami
Adapun Komunikasi Nonverbal memilki beberapa tujuan , yaitu:
III. Penutup
Komunikasi bisnis adalah proses pertukaran pesan atau informasi untuk mencapai efektivitas
dan efisiensi produk kerja di dalam struktur dan sistem organisasi. Dalam kegiatan komunikasi
bisnis, pesan hendaknya tidak hanya sekedar informatif tetapi juga haruslah Persuasif, agar
pihak lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan atau melakukan suatu perbuatan
atau kegiatan.
Di era globalisasi ini, tantangan seorang manajer di masa depan relatif akan semakin sulit,
karena dunia bisnis menghadapi lingkungan persaingan yang cenderung semakin turbulen.
Para manajer perlu membekali diri dengan keterampilan lintas budaya, berupa kemampuan
berinteraksi dengan berbagai ragam budaya, gaya manajemen / bisnis bangsa lain, maupun
kerjasama tim, baik intern maupun dalam suatu aliansi strategis dengan mitra bisnis. Disini
peran komunikasi bisnis menjadi semakin sangat penting, yaitu kemampuan membaca,
menafsirkan laporan dan informasi dari lingkungan. Disamping menyampaikan gagasan, baik
lisan maupun tertulis secara sistematik.
Di era e-bisnis, Komunikasi berkembang menjadi suatu bisnis tersendiri. Perkembangan sistim
informasi dan teknologi mempercepat proses Globalisasi dan memberikan peluang bagi dunia
usaha di Indonesia untuk mengembangkan usahanya, melalui berbagai kesempatan menjalin
relasi bisnis, pemasaran produk ataupun lainnya. Melalui e-bisnis, transaksi bisnis telah
dilakukan melintasi batas demi batas dan zona waktu yang hampir pada saat yang bersamaan.
Aktivitas e-bisnis di Indonesia, merupakan tantangan tersendiri bagi para manajer untuk
mengkomunikasikan bisnisnya kepada masyarakat yang mayoritas skeptis terhadap sistem
penjualan on line melalui perbaikan sistem, pemupukan tingkat kepercayaan masyarakat serta
pemberian edukasi yang berkesinambungan.
Komunikasi adalah suatu pernyataan antar manuasia, baik secara perorangan maupun berkelompok,
yang bersifat umum dengan menggunakan lambang-lambang yang berarti, maka akan tampak bahwa
dengan perkembangan objek tertentu akan memerlukan komunikasi yang lebih spesifik (Soekartawi,
1988) .
Komunikasi Pertanian adalah pernyataan antar manusia, baik kelompok maupun perorangan, yang
sifatnya umum dengan menggunakan lambang-lambang tertentu seperti sering dijumpai pada metode
penyuluhan.
Penyuluhan pertanian adalah sistem pendidikan informal (diluar sekolah) yang diberikan kepada petani
dan keluarganya, agar mereka mampu, sanggup dan berswadaya meningkatkan atau memperbaiki
kesejahteraan keluarganya sendiri atau bila mungkin meningkatkan kesejahteraan masyarakat
sekelilingnya.
Dalam perkembangannya komunikasi pertanian dimulai dari komunikasi linear, komunikasi dikatakan
berhasil bila komunikator telah dapat menyampaikan pesan kepada komunikan. Pendekatan baru
dikembangkan dengan titik berat pada peranan komunikan dan dikenal dengan two way traffic.
Komunikasi diartikan sebagai pertukaran informasi untuk mendapatkan kesamaan makna antara
koomunikator dan komunikan. Keberhasilan komunikasi juga ditentukan oleh pengaruh sosiolgi, psikologis
sosial, serta faktor yang lain.
Dengan demikian komunikiasi pertanian menjadi penting dalam metode penyuluhan pertanian sehingga
perlu dipahami oleh petugas penyuluh pertanian.
Sumber :
Di Intisariakan dari BP Pengantar Ilmu Pertanian FP UNS 2004
Soekartawi. 1988. Prinsip Dasar Komunikasi Pertanian. Jakarta: UI Perss
dengan kata lain jika komunikan tidak mengerti pesan yang tidak diterimanya, maka
komunikasi tidak terjadi. Dalam rumusan lain, situasi tidak komunikatif. Menurut
Fisher dalam Arifin, Anwar(1995: 20), menyatakan bahwa tidak ada persoalan sosial
dari waktu yang tidak melibatkan komunikasi.
Secara sederhana proses komunikasi oleh Schramm (1977) diartikan sebagai
proses penggunaan pesan oleh dua orang atau lebih, dimana semua pihak saling berganti
peran sebagai pengirim dan penerima pesan, sampai ada saling pemahaman atas pesan
yang disampaikan oleh semua pihak.Oleh karena itu, model komunikasi tidak lagi
bersifat garis-lurus (linier), tetapi bersifat memusat (convergence), seperti yang dapat
kita bandingkan pada gambar dibawah ini:
Tentang moel komunikasi memusat, Koncald (1979) menjelaskan adanya
komponen dasar dari model komunikasi tersebut yang menekankan pada adanya tiga
unsur pokok, yaitu realita fisik, realita psikologis, dan realita sosial yang akan dihadapi
oleh semua pihak yang berkomunikasi.
REALITAS
REALITAS FISIK
REALITAS
PSIKOLOGIS (a)
PSIKOLOGIS (b)
Interpretasi
INFORMASI
Tindakan
Tindakan
Interpretasi
Pemahaman
Pemahaman
TINDAKAN KOLEKTIF
Kepercayaan - pengertian
Pengertian - kepercayaan
KESEPAKATAN
BERSAMA
PENGERTIAN
BERSAMA
REALITAS SOSIAL
(adan b)
Komponen Dasar Dari Model Komunikasi Memusat
Sejalan dengan pemahaman tentang komunikasi memusat Soemardjo (1999)
mengemukakan bahwa dari hasil penelitiannya terbukti memberikan pengaruh
signifikan terhadap mutu penyuluhan yang dilakukan oleh penyuluh untuk
memandirikan petani. Dengan kata lain, proses penyuluhan partisipatip yang dibarengi
dengan proses komunikasi memusat tersebut merupakan metoda yang layak
dikembangkan.
membangun komunikasi yang atentif (penuh perhatian) tetapi tidak benar-benar berasal
dari dalam diri kita.
Bentuk komunikasi tertinggi adalah komunikasi empatik, yaitu melakukan
komunikasi untuk terlebih dahulu mengerti orang lain memahami karakter dan
maksud/tujuan atau peran orang lain.
Kebaikan dan sopan santun yang kecil-kecil begitu penting dalam suatu hubungan
hal-hal yang kecil adalah hal-hal yang besar.
b. Memenuhi komitmen atau janji
c. Menjelaskan harapan
Penyebab dari hampir semua kesulitan dalam hubungan berakar di dalam harapan
yang bertentangan atau berbeda sekitar peran dan tujuan. Harapan harus dinyatakan
secara eksplisit.
d. Meminta maaf
e. Integritas
Integritas merupakan fondasi utama dalam membangun komunikasi yang efektif.
Karena tidak ada persahabatan atau teamwork tanpa ada kepercayaan (trust), dan tidak
akan ada kepercayaan tanpa ada integritas. Integritas mencakup hal-hal yang lebih dari
sekadar kejujuran (honesty). Kejujuran mengatakan kebenaran atau menyesuaikan katakata kita dengan realitas. Integritas adalah menyesuaikan realitas dengan kata-kata kita.
Integritas bersifat aktif, sedangkan kejujuran bersifat pasif.
Setelah kita memiliki fondasi utama dalam membangun komunikasi yang efektif,
maka hal berikut adalah kita perlu memperhatikan adalah
Limahukum komunikasi yang efektif yang dikembangkan dan rangkum dalam satu
kata yang mencerminkan esensi dari komunikasi itu sendiri yaitu REACH, yang berarti
merengkuh atau meraih. Karena sesungguhnya komunikasi itu pada dasarnya adalah
upaya bagaimana kita meraih perhatian, cinta kasih, minat, kepedulian, simpati,
tanggapan, maupun respon positif dari orang lain.
1. Respect
Hukum pertama dalam mengembangkan komunikasi yang efektif adalah sikap
menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang kita sampaikan. Rasa
hormat dan saling menghargai merupakan hukum yang pertama dalam kita
berkomunikasi dengan orang lain.
2. Empathy
Empati adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi atau kondisi
yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu prasyarat utama dalam memiliki sikap empati
adalah kemampuan kita untuk mendengarkan atau mengerti terlebih dulu sebelum
didengarkan atau dimengerti oleh orang lain. Dengan memahami dan mendengar orang
lain terlebih dahulu, kita dapat membangun keterbukaan dan kepercayaan yang kita
perlukan dalam membangun kerjasama atau sinergi dengan orang lain.
3. Audible
Makna dari audible antara lain: dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik. Jika
empati berarti kita harus mendengar terlebih dahulu ataupun mampu menerima umpan
balik dengan baik, maka audible berarti pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh
penerima pesan. Hukum ini mengatakan bahwa pesan harus disampaikan melalui media
atau delivery channelsedemikian hingga dapat diterima dengan baik oleh penerima
pesan. Hukum ini mengacu pada kemampuan kita untuk menggunakan berbagai media
maupun perlengkapan atau alat bantu audio visual yang akan membantu kita agar pesan
yang kita sampaikan dapat diterima dengan baik. Dalam komunikasi personal hal ini
berarti bahwa pesan disampaikan dengan cara atau sikap yang dapat diterima oleh
penerima pesan.
4. Clarity
Selain bahwa pesan harus dapat dimengerti dengan baik, maka hukum keempat yang
terkait dengan itu adalah kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak menimbulkan
multi interpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan. Kesalahan penafsiran atau
pesan yang dapat menimbulkan berbagai penafsiran akan menimbulkan dampak yang
tidak sederhana.
5. Humble
Hukum kelima dalam membangun komunikasi yang efektif adalah sikap rendah hati.
Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan hukum pertama untuk membangun rasa
menghargai orang lain, biasanya didasari oleh sikap rendah hati yang kita miliki. Sikap
menghargai, mau mendengar dan menerima kritik, tidak sombong dan memandang
rendah orang lain, berani mengakui kesalahan, rela memaafkan, lemah lembut dan
penuh pengendalian diri, serta mengutamakan kepentingan yang lebih besar.
Jika komunikasi yang kita bangun didasarkan pada lima hukum pokok komunikasi
yang efektif ini, maka kita dapat menjadi seorang komunikator yang handal dan pada
gilirannya dapat membangun jaringan hubungan dengan orang lain yang penuh dengan
penghargaan (respect), karena inilah yang dapat membangun hubungan jangka panjang
yang saling menguntungkan dan saling menguatkan.
PRINSIP DASAR YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI
1. Faktor teknis
Faktor yang bersifat teknis yaitu kurangnya penguasaan teknis komunikasi. Teknik
komunikasi mencakup .unsur-unsur yang ada dalam komunikator dikala
mengungkapkan pesan menjadi lambang-lambang.kejelian dalam memilih saluran,
metode penyampaian pesan.
2. Faktor perilaku
Bentuk dari perilaku yang dimaksud adalah perilaku komunikan yang bersifat:
pandangan yang bersifat apriori, prasangka yang didasarkan atas emosi, suasana yang
otoriter, ketidak mampuan untuk berubah vvalaupun salah, sifat yang egosentris.
3. Faktor situasional
Kondisi dan situasi yang menghambat komunikasi misalnya situasi ekonomi, sosial,
politik dan keamanan
4. Keterbatasan waktu
Sering karena keterbatasan waktu orang tidak berkomunikasi, atau berkomunikasi
secara tergesa-gesa, yang tentunya tidak akan bisa memenuhi persyaratan-persyaratan
komunikasi.
5. Jarak Psychologis/status social
Jarak psychologis biasanya terjadi akibat adanya perbedaan status, yaitu status sosial
maupun status dalam pekerjaan. Misalnya, seorang pesuruh akan sulit berkomunikasi
dengan seorang menteri karena ada jarak psichologis yaitu pesuruh merasa statusnya
a.
b.
c.
a.
b.
a.
1)
2)
3)
terlalu jauh terhadap menteri. Selanjutnya, ada orang yang hanya ingin mendengar
informasi yang dia senangi saja, sedangkan informasi lainnya tidak.
6. Adanya evaluasi terlalu dini
Seringkali orang sudah mempunyai prasangka, atau sudah menarik suatu kesimpulan
sebelum menerima keseluruhan informasi atau pesan. Hal ini jelas menghambat
komunikasi yang baik.
7. Lingkungan yang tidak mendukung
Komunikasi interpersonal akan lebih efektif jika dilakukan dalam lingkungan yang
menunjang, berikut ini beberapa contoh suasana lingkungan yang tidak menunjang atau
mendukung yaitu :
Keadaan suhu (terlalu panas atau terlalu dingin)
Keadaan ribut atau bising
Lingkungan fisik yang tidak mendukung (ruang terlalu sempit/ kurang keleluasaan
pribadi)
8. Keadaan si komunikator
Keadaan fisik dan perasaan komunikator sangat berpengaruh terhadap berhasil atau
gagalnya komunikasi. Misalnya :
Komunikator sedang mempunyai masalah pribadi hingga pikiran kacau. Hal ini akan
mengakibatkan pesan yang disampaikannya juga kacau, tidak sistematis hingga
membingungkan pendengar/sasaran.
Komunikator sedang sakit, juga mempengaruhi komunikasi, atau kalau komunikator
mempunyai cacat seperti suara sengau. gagap dan sebagainya akan mengakibatkan
pesan yang disampaikan tidak jelas tertangkap oleh sasaran.
9. Gangguan bahasa
Komponen semantik: Gangguan semantik ialah gangguan komunikasi yang disebabkan
karena kesalahan pada bahasa yang digunakan. Gangguan semantik sering terjadi
karena:
Kata-kata yang digunakan terlalu banyak memakai jargon bahasa asing sehingga sulit
dimengerti oleh khalayak tertentu.
Bahasa yang digunakan pembicara berbeda dengan bahasa yang digunakan oleh
penerima.
Komponen semantik meliputi, pengetahuan objek, hubungan objek, dan hubungan
peristiwa
b. Komponen Struktur
Struktur bahasa yang digunakan tidak sebagaimana mestinya sehingga membingungkan
penerima. Komponen Struktur meliputi, fonologi, morfologi, dan sintaksis.
c. Komponen Penggunaan / Pragmatik
Komponen pragmatik meliputi fungsi dan konteks. Penguasaan akan komponen ini
menjadikan mampu mengawali komunikasi, memelihara komunikasi dan mengakhiri
komunikasi (M. Lahey, 1989)
10. Rintangan fisik
Rintangan fisik adalah rintangan yang disebabkan karena kondisi geografis
misalnya jarak yang jauh sehingga sulit dicapai, tidak adanya sarana kantor pos, kantor
telepon, jalur transportasi dan semacamnya.
Dalam komunikasi antar manusia rintangan fisik bisa juga diartikan karena
adanya gangguan organik, yakni tidak berfungsinya salah satu panca indra penerima.
MENGUKUR KEEFEKTIFAN KOMUNIKASI
Bagaimana cara mengukur keefektifan komunikasi? Kita tidak dapat menilai
keefektifan komunikasi bila apa yang kita maksudkan tidak jelas; kita harus benarbenar tahu apa yang kita inginkan. Menurut Tubbs and Moss (1999) terdapat 5 hasil
utama yang dapat dijadikan ukuran bagi komunikasi yang efektif :
1. Pemahaman
Penerimaan cermat atas kandungan rangsangan seperti yang dimaksudkan oleh
pngirim pesan. Komunikator dikatakan efektif bila penerima memperoleh pemahaman
yang cermat atas pesan yang disampaikannya.
2. Kesenangan
Timbulnya rasa senang dan terhibur atau mempertahankan hubungan insani
3. Pengaruh pada sikap
4. Hubungan yang makin baik
5. Tindakan
PERAN KOMUNIKASI DALAM PENYULUHAN PERTANIAN
Ditinjau dari prosesnya, penyuluhan adalah komunikasi dalam arti kata ada dua
komponen yaitu manusia, yang satu sebagai pemberi pesan atau komunikator dan satu
lagi sebagai penerima pesan atau komunikan. Dalam proses ini penyuluh pertanian
bertindak sebagai komunikator (pemberi pesan), sedangkan petani merupakan
komunikan (penerima pesan). Perbedaan antara komunikasi dengan penyuluhan terletak
pada tujuannya, dimana tujuan komunikasi sifatnya umum, sedangkan tujuan
penyuluhan sifatnya khusus, yaitu untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan
keterampilannya. Tujuan akan tercapai bila terjadi komunikasi yang dapat dipahami.
Komunikasi yang bagaimana yang menunjang tujuan penyuluhan mudah tercapai?
Komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi yang bersifat dua arah.
Namun bisa saja terjadi kesalahpahaman dalam komunikasi, dimana pesan tidak
dapat dimengerti oleh penerima pesan dengan baik. Hal ini disebabkan oleh adanya
faktor penghambat komunikasi antara pengirim dan penerima pesan. Faktor-faktor
penghambat komunikasi tersebut dapat dikelompokkan ke dalam empat masalah utama ,
dikemukakan oleh Purwanto, Djoko (2009: 13), mencakup: 1) masalah dalam
mengembangkan pesan; 2) masalah dalam penyampaian pesan; 3) masalah dalam
menerima pesan; 4) masalah dalam menafsirkan pesan.
Menghindari ini semua, dalam penyuluhan pertanian perlu dilakukan
perencanaan terlebih dahulu, sehingga proses penyuluhan pertanian untuk membantu
petani mencapai tujuannya dapat terlaksana dengan baik, dengan menghilangkan faktor
penghambat yang kemungkinan besar dapat terjadi dalam komunikasi. Tampak peran
komunikasi amat besar dalam kegiatan penyuluhan penyuluhan, yang akan
mempengaruhi dari perencanaan hingga pelaksanaan dan evaluasinya.
Penyuluh sebagai komunikator yaitu penyampai pesan, sedangkan sasaran dalam
hal ini disebut komunikan sangat yang dipengaruhi oleh latar belakangnya, baik secara
individu maupun secara berkelompok. Untuk penyuluh sendiri adakah mereka siap
melakukan komunikasi dari berbagi aspek, apakah pesan yang dibawanya sudah sesuai
dengan apa yang diinginkan sasaran juga saluran atau media yang dilakukannya sudah
sesuai?, sudah tepatkah metode yang digunakannya. Namun unsur yang paling utama
dalam melakukan perubahan perilaku ini yaitu terjadinya komunikasi yang baik antara
si pemberi pesan yaitu penyuluh, dengan si penerima pesan yaitu orang yang diharapkan
perubahan perilakunya. Dalam sektor pertanian, apakah bagaimana pelaksanaan
penyuluhan pertanian di tingkat lapangan, sudah berjalan lancar, dan sudahkah
mencapai tujuan yang diharapkan?
Fenomena di tingkat lapangan menggambarkan masih lemahnya proses
penyuluhan pertanian dengan dampak yang ada, disinyalir salah satu penyebabnya
adalah hambatan komunikasi. Sebab dalam proses komunikasi tidak hanya sekedar
berbicara saja, tapi pesan itu dapat disampaikan baik secara langsung maupun tidak
langsung. Hambatan komunikasi ini perlu ditelaah, apa yang menjadi penyebabnya. Bila
perubahan perilaku sebagai bagian dari tujuan penyuluhan belum tercapai, jangan hanya
sasaran yang dipersalahkan. jangan-jangan masalah nya justru berasal dari komunikator
yaitu penyuluh sebagai pembawa pesan. Apa penyebabya apakah karena ketidaksiapan
materi yang akan disampaikan, ataukah karena prasarana yang tidak memadai, bisa pula
terjadi karena gangguan dalam proses penyampaiannya.
Kegagalan berkomunikasi sering menimbulkan kesalah pahaman, kerugian, dan
bahkan malapetaka, Risiko tersebut tidak hanya pada tingkat individu, tetapi juga pada
tingkat lembaga, komunitas, dan bahkan Negara. Untuk menjadi seorang komunikator
yang efektif, harus berusaha menampilkan komunikasi (baik verbal maupun nonverbal)
yang disengaja seraya memahami budaya orang lain.
TUJUAN KOMUNIKASI
Didalam setiap proses komunikasi, sedikitnya akan terkandung salah satu dari tiga
macam tujuan komunikasi, yaitu:
1) Informatif, memberikan informasi berita,
2) Persuasive, membujuk dan
3) Intertainment, memberikan hiburan
Dalam hubungan ini, komunikasi yang berlangsung selama proses penyuluhan selalu
mengandung ketiga macam tujuan tersebut meskipun dengan kadar yang tidak selalu
sama. Hal ini disebabkan karena tujuan utama penyuluhan adalah mendidik. Artinya,
mempengaruhi orang lain agar mau menerima/melaksanakan informasi yang
disampaikannya dengan senang hati. Meskipun demikian bobot hiburan harus dijaga
untuk tidak selalu dominan, agar informasi yang diberikan dapat disampaikan dengan
porsi yang lebih besar sehingga memungkinkan sasarannya memperolehnya cukup
lengkap dan jelas.
KEJELASAN KOMUNIKASI
Agar penyuluhan dapat berlangsung sebagaimana yang diharapkan, perlu
perhatian terhadap: "kejelasan komunikasi" yang sangat tergantung kepada keempat
unsur komuni-kasinya, yaitu:
1) Unsur penyuluh dan sasarannya, yang merupakan unsur-unsur utama yang menentukan
keberhasilan komunikasi. Di dalam kegiatan penyuluhan, sering muncul gangguan
komunikasi yang disebabkan oleh:
b. Kekurang trampilan penyuluh/sasaran untuk berkomunikasi,
c. Kesenjangan tingkat pengetahuan penyuluh dan sasaran,
d. Sikap yang kurang saling menerima dengan baik, dan
e. Perbedaan latar belakang sosial budaya yang dimiliki oleh penyuluh dengan
sasarannya.
Karena itu, penyuluh sangat dituntut untuk selalu berusaha:
a. Meningkatkan ketrampilannya berkomunikasi,
b. Menyampaikan pesan dengan cara/bahasa yang mudah dipahami,
c. Bersikap baik (meskipun sadar tidak disukai),
d. Memahami, mengikuti, atau setidak-tidaknya tidak menyinggung nilai-nilai sosial
budaya sasaran (meskipun dia sendiri benar-benar tidak menyukainya).
2) Unsur pesan
Persyaratan utama agar pesan dapat diterima dengan jelas oleh sasaran, haruslah
diupayakan agar pesan tersebut berisi hal-hal yang nudah dipahami oleh sasaran, antara
lain:
a. Mengacu kepada kebutuhan masyarakat, dan disampaikan pada saat sedang dan atau
segera akan dibutuhkan.
b. Disampaikan dalam bahasa yang mudah dipahami
c. Tidak memerlukan korbanan yang memberatkan
d. Memberikan harapan peluang keberhasilan yang tinggi, dengan tingkat manfaat yang
merangsang.
e. Dapat diterapkan sesuai dengan kondisi (pengetahuan, ketrampilan, sumberdaya yang
dimiliki/dapat diusahakan) masyarakatnya.
3) Unsur media/saluran komunikasi
Agar pesan dapat diterima dengan jelas, maka saluran yang digunakaan harus
terbebas dari gangguan. Baik gangguan teknis (jika menggunakaan media masa),
ataupun gangguan sosial budaya dan psikologis (jika menggunakan media antar
pribadi).
Di lain pihak, pilihan media yang akan digunakan, perlu disesuaikan dengan
selera masyarakat setempat, dengan senantiasa mempertimbangkan kemampuan
sumberdaya (dana, ketrampilan, dan peralatan yang tersedia).
Tentang hal ini, harus dipahami bahwa mediamasa (elektonik) yang modern,
canggih dan mahal tidak selalu lebih efektif dibanding media interpersonal dan media
tradisional.
PROSES PERUBAHAN DALAM KOMUNIKASI
Melalui komunikasi, proses perubahan perilaku yang menjadi tujuan penyuluhan
sebenarnya dapat dilakukan melalui 4 (empat) cara, yaitu:
1) Secara persuasive atau bujukan, yakni perubahan perilaku yang dilakukan dengan cara
menggugah perasaan sasaran secara bertahap sampai dia mau mengikuti apa yang
dikehendaki oleh komunikator.
2) Secara pervasion atau pengulangan, yakni penyampaian pesan yang sama secara
berulang-ulang, sampai sasarannya mau mengikuti kehendak komunikator.
3) Secara compulsion, yaitu teknik pemaksaan tidak lang-sung dengan cara menciptakan
kondisi yang membuat sasaran harus melakukan/menuruti kehendak komunikator.
Misalnya, jika kita menginginkan petani menerapkan pola tanam: padi-padi, palawija di
lahan yang berpengairan terjamin, dapat dilakukan dengan memutuskan jatah pengairan
ke wilayah tersebut.
4) Secara coersion, yaitu teknik pemaksaan secara langsung, dengan cara memberikan
sanksi (hadiah atau hukuman) kepada mereka yang menurut/melanggar anjuran yang
diberikan. Misalnya, memberikan penghargaan kepada petani pengguna pupuk organik,
atau melakukan pencabutan terhadap tanaman petani yang tidak direkomendasikan.
Sehubungan dengan ini, dalam penyuluhan pertanian harus dihindari cara-cara
pemaksaan, tetapi sejauh mungkin tetap melaksanakan teknik-teknik bujukan dan
pengulangan yang dilakukan melalui kegiatan belajar bersama.
1)
a.
b.
2)
a.
b.
1)
2)
3)
4)
1)
bahkan berada di bawah orang lain.Tanpa adanya kesediaan untuk menerima pendapat
orang lain, mustahil dialog itu dapat berlangsung dengan baik.
2) Berkurangnya "value expresif" (mempertahankan nilai-nilai yang dianutnya secara
kaku). Sebagai proses komunikasi, dialog yang berlangsung di dalam penyuluhan harus
dilakukan dengan kesediaan masing-masing pihak yang berkomunikasi untuk
beremphati (dalam arti mampu memahami latar belakang sosial budaya dan jalan
pikiran serta sudut pandang orang lain).
3) Berkembangnya sikap "utilitarian" mencari kebersamaan dan tumbuh berkembangnya
keinginan menambah pengetahuan (knowledge). Artinya, selama proses penyuluhan, di
samping mengembangkan sikap kebersamaan (sederajat, saling membutuhkan, saling
berbagi pengalaman) juga masing-masing pihak harus mengembangkan sikap untuk
selalu ingin belajar atau menambah pengetahuannya dari pihak lain.
HAL YANG HARUS DIMILIKI OLEH SEORANG PENYULUH
Penyuluh sebagai komunikator dalam sebuah penyuluhan adalah orang yang
tugasnya menyampaikan pesan, apakah itu pesan pembangunan dalam artian yang lebih
umum ataupun pesan yang sifatnya pribadi untuk mengubah perilaku petani. Tugas
komunikator adalah berkomunikasi kepada komunikan. Yuhana, dkk. (2008)
menyatakan terdapat paling tidak empat factor yang ada pada sumber yang dapat
meningkatkan ketepatan komunikasi, yaitu: keterampilan berkomunikasi, sikap mental,
tingkat pengetahuan, dan posisi dalam system social budaya.
Keterampilan berkomunikasi merupakan salah satu factor yang melekat pada
diri seorang penyuluh. Dalam komunikasi verbal diperlukan keterampilan berbicara dan
menulis, mendengarkan dan membaca, dan berpikir serta bernalar. Komunikator yang
berbicara dengan baik akan sangat menarik perhatian komunikan. Komunikator juga
harus mampu menulis dan membaca dengan baik, misalnya saat menyampaikan pesan
dengan metode mengajar. Kemampuan dalam berpikir dan bernalar juga merupakan
kemampuan yang harus dimiliki seorang komunikator dalam penyampaian pesannya.
Keterampilan berkomunikasi yang dimiliki oleh seorang penyuluh sangat
mempengaruhi penampilannya ketika sedang mengadakan komunikasi. Soekartawi
(2008) menyatakan bahwa sering dijumpai bahwa penampilan komunikator ditentukan
oleh kredibilitas yang mereka miliki. Seseorang yang mempunyai gelar di bidang
pertanian sering diasumsikan mempunyai kredibilitas yang tinggi dalam prioritas
pekerjaan melakukan komunikasi. Di lain pihak orang yang berpengalaman juga
mempengaruhi kredibilitas dalam sebuah komunikasi. Misalnya, petugas penyuluh yang
sudah berpengalaman bekerja sebagai penyuluh akan lebih dipercayai sebagai penyuluh
yang handal dibanding dengan orang yang nelum pernah melaksanakan penyuluhan
atau orang yang baru pertama sekali melaksanakan penyuluhan. Soekarwati (2008) juga
menyatakan dalam praktek komunikasi, komunikator yang mempunyai kredibilitas
tinggi dalam melakukan komunikasi pertanian sering ditentukan oleh berbagai factor,
antara lain:
1.
Latar belakang pendidikan, pengetahuan dan pengalaman.
2.
Karakter yang dipunyai.
3.
Cinta dan bangga akan pekerjaan melakukan komunikasi yang diikuti ketekunan
dalam melakukan pekerjaannya.
Petunjuk ini juga harus dimiliki oleh seorang penyuluh untuk ke-efektifan
mendengarkan. Namun, tidak semua petani tidak memiliki kemampuan mendengar
yang baik, maka penyuluh harus mampu memetakan kemampuan subjek penyuluhan
agar dapat menentukan kemampuan yang belum dimiliki komunikan dalam
berkomunikasi yang baik.
Tingkat pengetahuan komunikan juga hal yang sangat mempengaruhi keefektifan komunikasi dari factor komunikan. Dalam hal ini pengetahuan yang harus
dimiliki oleh komunikan adalah tentang sumber komunikasi, bahasa yang digunakan
dalam komunikasi, tulisan, isyarat yang dipergunakan komunikator dan pengetahuan
dasar yang menyangkut materi penyuluhan. Semakin tinggi pengetahuan tentang materi
atau isi pesan yang ditransaksikan dalam sebuah penyuluhan akan semakin tinggi keefektifan sebuah komunikasi penyuluhan. Dalam mendukung komunikasi efektif
sebaiknya penyuluhan dimulai dari hal-hal yang diketahui oleh komunikan.
Semua factor di atas berpengaruh dengan mempertimbangkan hubungan antara
sumber dengan penerima ini dalam kaitannya dengan keadaan system social budaya di
mana komunikasi sedang berlangsung. Status sosial komunikan, keanggotaannya dalam
kelompok, dan aturan berperilaku mempengaruhi cara komunikan menerima dan
menginterpretasikan pesan yang diterimanya. Komunikan juga harus mengetahui
budaya komunikator, sehingga antara komunikator dan komunikan saling menyesuaikan
diri, maka komunikasi yang partisipatif dapat tercipta.
PENGOLAHAN PESAN
Pesan dalam penyuluhan pertanian adalah semua informasi yang bertujuan untuk
membantu petani dalam memperbaiki metode dan teknik pertaniannya, guna
meningkatkan efisiensi produksi dan pendapatan mereka, memperbaiki meningkatkan
tingkat kehidupan dan meningkatkan tingkat pendidikan dan social masyarakat desa
pada umumnya. Ada beberapa factor pesan yang mempengaruhi sebuah komunikasi
yang efektif, meliputi kode pesan, isi pesan, dan perlakuan terhadap pesan (Yuhana,
dkk. 2008).
Kode pesan adalah setiap kelompok symbol yang berstruktur dan bermakna
bagi sejumlah orang. Contohnya adalah bahasa (Yuhana dkk. 2008). Symbol ini
dipertukarkan dalam penyuluhan. Tidak adanya kesamaan makna pengunaan simbol
dalam penyuluhan akan menimbulkan masalah yang berakhir pada tidak efektifnya
komunikasi. Sebagai penyuluh yang memiliki peran sebagai pemberi informasi dalam
bentuk symbol-simbol, sebaiknya menggunakan symbol-simbol yang memiliki makna
yang sama dengan subjek penyuluhan. Pengetahuan akan symbol-simbol yang sering
digunakan oleh petani akan sangat membantu penyuluh dalam menyampaikan pesan
penyuluhan. Dengan kata lain penyuluhan dengan menggunakan bahasa yang dapat
dimengerti petani akan sangat membantu petani dapam menangkap pesan penyuluhan.
Cara yang lain adalah dengan menggunakan sumber daya local untuk menjelaskan suatu
hal atau dengan menggunakan ilustrasi yang mudah dipahami petani.
Isi pesan adalah bahan yang telah dipilih oleh penyuluh untuk mengekspresikan
tujuan penyuluhan. Isi pesan berupa informasi tentang penyuluhan. Dalam penyuluhan,
pesan yang cenderung mereka terima dalam penyuluhan adalah pesan yang berdasarkan
kebutuhan mereka. Menurut Soekartawi (1988) isi pesan dalam komunikasi pertanian
dapat berupa informasi tentang:
1.
Bagaimana meningkatkan produksi pertanian
2.
Bagaimana memlihara lahan agar lahan terhindar dari erosi dan tetap subur
3.
Bagaimana perlakuan pascapanen yang baik
4.
Bagaimana adopsi teknologi yang baru harus dilakukan
5.
Bagaimana melaksanakan kerjasama kelompok
6.
Bagaimana meningkatkan pendapatan rumah tangga petani
7.
Bagaimana berpartisipasi dalam kegiatan pedesaan, dan sebagainya.
Hal-hal tersebut di atas adalah isi pesan yang lazimnya disampaikan oleh
seorang penyuluh. Dengan mengadakan pertukaran pesan yang meliputi informasi
seperti yang disebutkan di atas, dapat meningkatkan kesejahteraan petani dengan
memahami kebutuhan mereka yang sebenarnya yang dapat meningkatkan motivasi
mereka untuk menerima apa yang diajarkan oleh penyuluh.
Perlakuan terhadap pesan adalah keputusan yang diambil oleh penyuluh dalam
memilih dan menyusun kode dan isi pesan. Soekartiwi (1988) menyatakan hal perlu
diingat dalam komunikasi adalah bahwa keberhasilan suatu komunikasi akan terjadi
kalau ada pertisipasi antara kedua belah pihak, komunikator dan komunikan.
Komunikator harus meningkatkan kemampuan dalam memberlakukan pesan se-kreatif
mungkin tanpa menghilangkan atau mengurangi makna yang dimaksud agar pesan yang
disampaikan dapat diterima oleh komunikan dan memiliki makna yang sama dengan
yang dimaksud oleh komunikator sehingga subjek penyuluhan menerapkannya dalam
kehidupannya.
SALURAN KOMUNIKASI DALAM PENYULUHAN
Saluran komununikasi dalam penyuluhan pertanian diartikan sebagai media yang
digunakan untuk meneruskan pesan dari penyuluh kepada petani sebagai subjek
penyuluhan. Dalam komunikasi tatap muka, indera penglihatan, pendengaran, dan
perabaan adalah tiga indera yang paling sering menerima rangsangan atau pesan
penyuluhan.
Rogers dan Shoemaker dalam Machmud menyatakan bahwa saluran interpersonal
memungkinkan terjadinya komunikasi efektif . Hal ini dimungkinkan oleh dua alasan
utama. Pertama, komunikasi interpersonal memberikan pertukaran komunikasi dua
arah, di mana individu atau partisipan komunikasi dapat menjamin adanya kejelasan
atau bisa memberikan tambahan informasi tentang inovasi dari orang lainnya secara
langsung melalui suatu jaringan komunikasi. Kedua, komunikasi interpersonal mampu
membujuk individu untuk membentuk atau merubah sikap secara kuat, khususnya sikap
positif dan mau mengadopsi inovasi. Saluran komunikasi ini adalah saluran komunikasi
tatap muka yang dapat meningkatkan umpan balik yang sangat mendukung dalam
penciptaan komunikasi partisipatif. Dalam komunikasi penyuluhan saluran yang lazim
digunakan adalah saluran tatap muka yang sangat mendukung terjadinya komunikasi
penyuluhan yang efektif.
Komunikasi tatap muka merupakan komunikasi bersaluran banyak. Dalam waktu yang
bersamaan, penyuluh mengolah informasi penyuluhan dengan sejumlah saluran yang
berbeda. Secara umum, semakin banyak saluran yang digunakan dalam komunikasi,
DAFTAR PUSTAKA
Machmud SM. 2006. Penyuluhan Pertanian: Bahan Ajar Kuliah Ilmu penyuluhan. IPB.
Mardikanto, Totok. 1992. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Surakarta: Sebelas Maret
University Press.
Soekartawi. 1988. Prinsip Dasar Komunikasi Pertanian. Universitas Indonesia: UI Press.
Tubs,Steward L dan Sylvia Moss. 1996. Human communication. Prinsip-Prinsip
Dasar. Terjemahan oleh Dedy Mulyana dan Gembirasari. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Turindra, Azis. 2011. Proses Komunikasi Dalam Penyuluhan. file:///D:/proses-komunikasidalam-penyuluhan.html
Yogasuria, Ermina. 2010. Komunikasi Dalam Penyuluhan Pertanian.file:///D:/komunikasii
%20dlm%20penyuluhan%20pert.htm
Yuhana Ida, dkk. 2008. Dasar-Dasar Komunikasi: Bahan kuliah. IPB.
METODE KOMUNIKASI
1. Bertemu langsung
kelebihan : ngga usah buang2 uang !, pas ketemu langsung ngobrol
kekurangan : kalo kelamaan ngobrol mulut jadi pegel
2. Lewat Internet
kelebihan : ngga usah keluar rumah buat ketemu orang, duduk mains dan
TEKNIK KOMUNIKASI
6. Beri mereka kontak mata yang lama kontak mata yang kuat mengkomunikasikan
kepada orang lain bahwa anda tidak hanya terpikat oleh mereka dan apa yang mereka katakan
tetapi juga menunjukkan bahwa anda dapat dipercaya. Ketika dilakukan dengan tidak
berlebihan, mereka juga akan menganggap anda yakin pada diri anda sendiri karena kesediaan
anda untuk bertemu mereka secara langsung. Akibatnya, orang secara alami akan lebih
memperhatikan anda dan apa yang anda katakan.
7. Ungkapkan diri anda sebanyak mungkin Salah satu cara terbaik untuk
mendapatkan kepercayaan seseorang adalah dengan mengungkapkan diri seterbuka mungkin.
Bercerita tentang kejadian yang menarik dari hidup anda atau hanya menggambarkan contoh
lucu dari kehidupan normal sehari-hari. Ketika anda bercerita tentang diri anda, pastikan untuk
tidak menyebutkan hal-hal yang menyimpang terlalu jauh dari minat mereka atau bahkan
berlebihan. Anda dapat membiarkan mereka mengetahui lebih jauh tentang diri anda seiring
berjalannya waktu.
8. Berikan kesan bahwa anda berdua berada di tim yang sama Gunakan kata-kata
seperti kami, kita untuk segera membangun sebuah ikatan. Bila anda menggunakan kata-kata
tersebut, anda membuatnya tampak seperti anda dan mereka berada di tim yang sama,
sementara orang lain berada di tim yang berbeda.
9. Berikan mereka senyuman terbaik anda Ketika andatersenyum pada orang, anda
menyampaikan pesan bahwa anda menyukai mereka dan kehadiran mereka membawa anda
kebahagiaan. Tersenyum pada mereka akan menyebabkan mereka sadar ingin tersenyum
kembali pada anda yang secara langsung akan membangun hubungan antara anda berdua.
10. Menawarkan saran yang bermanfaat Kenalkan tempat makan yang pernah anda
kunjungi, film yang anda tonton, orang-orang baik yang mereka ingin temui, buku yang anda
baca, peluang karir atau apa pun yang terpikirkan oleh anda. Jelaskan apa yang menarik dari
orang-orang, tempat atau hal-hal tersebut. Jika anda memberi ide yang cukup menarik
perhatian mereka, mereka akan mencari anda ketika mereka memerlukan seseorang untuk
membantu membuat keputusan tentang apa yang harus dilakukan selanjutnya.
11. Beri mereka motivasi Jika orang yang anda hadapi lebih muda atau dalam posisi yang
lebih sulit dari anda, mereka mungkin ingin mendengar beberapa kata motivasi dari anda
karena anda lebih berpengalaman atau anda tampaknya menjalani kehidupan dengan baik .
Jika anda ingin memiliki hubungan yang sehat dengan orang tersebut, anda tentu saja tidak
ingin tampak seperti anda memiliki semuanya sementara mereka tidak. Yakinkan mereka
bahwa mereka dapat melampaui masalah dan keterbatasan mereka, sehingga mereka akan
berharap menjadikan anda sebagai teman yang enak untuk diajak bicara.
12. Tampil dengan tingkat energi yang sedikit lebih tinggi dibanding orang lain
Umumnya, orang ingin berada di sekitar orang-orang yang akan mengangkat mereka, bukannya
membawa mereka ke bawah. Jika anda secara konsisten memiliki tingkat energi yang lebih
rendah daripada orang lain, mereka secara alami akan menjauh dari Anda menuju seseorang
yang lebih energik. Untuk mencegah hal ini terjadi, secara konsisten tunjukkan dengan suara
dan bahasa tubuh anda bahwa anda memiliki tingkat energi yang sedikit lebih tinggi sehingga
mereka akan merasa lebih bersemangat dan positif berada di sekitar Anda. Namun jangan juga
anda terlalu berlebihan berenergik sehingga menyebabkan orang-orang tampak seperti tidak
berdaya. Energi dan gairah yang tepat akan membangun antusiasme mereka.
13. Sebut nama mereka dengan cara yang menyenangkan telinga mereka nama
seseorang adalah salah satu kata yang memiliki emosional yang sangat kuat bagi mereka. Tapi
hal itu belum tentu seberapa sering anda katakan nama seseorang, namun lebih pada
bagaimana anda mengatakannya. Hal ini dapat terbantu dengan cara anda berlatih mengatakan
nama seseorang untuk satu atau dua menit sampai anda merasakan adanya emosional yang
kuat. Ketika anda menyebutkan nama mereka lebih menyentuh dibanding orang lain yang
mereka kenal, mereka akan menemukan bahwa anda lah yang paling berkesan.
14. Tawarkan untuk menjalani hubungan selangkah lebih maju Ada beberapa hal
yang dapat anda lakukan untuk memajukan persahabatan anda dengan seseorang: tawaran
untuk makan dengan mereka, berbicara sambil minum kopi, melihat pertandingan olahraga,
dll. Meskipun jika orang tersebut tidak menerima tawaran anda, mereka akan tetap tersanjung
bahwa anda ingin mereka menjalani persahabatan ke tingkat yang lebih dalam. Di satu sisi,
mereka akan memandang anda karena anda memiliki keberanian untuk membangun
persahabatan bukan mengharapkan persahabatan yang instan.
P E N G E RTI A N E N C O D E R D A N D E C O D E R
April 29, 2013
1.ENCODER
A . Pengertian
Encoder adalah suatu perangkat yang berfungsi untuk mengubah
(konfersi) bentuk sinyal decimal menjadi biner.
B. Rangkaian
Encoder terdiri dari beberapa input line . salah satu dari input-input
tersebut diaktifkan
Pada waktu tertentu yang selanjutnya akan menghasilkan kode
output N-bit rangkaian encodermerupakan aplikasi dari gerbang or.
Eksternal : Komunikasi bisnis dgn pihak ketiga yang efektif membawa dampak positif dalam keberhasilan
usaha bisnis dan upaya membangun citra perusahaan di mata masyarakat. Mis: Laporan , brosur, brosur
dan presentasi bisnis yang disusun secara profesional dpt meningkatkan citra perusahaan. Komunikasi
bisnis yang tidak efektif: sangat mahal biayanya. Menurunkan citra perusahaan, memboroskan jam kerja
dan menjauhkan pelanggan. Internal : Kemampuan berkomunikasi secara efektif menunjang karir eksekutif
perusahaan
Ada 8 hal yang menjadi pertimbangan mempromosikan jenjang karir eksekutif:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Lokasi : di berbagai tempat seperti Jakarta MH Thamrin, Sudirman, pesan yang disampaikan
sangat jelas : kami adalah perusahan penting dan bergenngsi .Secara implisit ada pesan yang ingin
disampaikan melalui lingkungannya : kami adalah perusahaan penting, karena kantor kami terletak
dikawasan yang sama dgn lokasi yang sama dgn lokasi bisnis dan profesi lain.
2.
Penataan lingkungan : cara mengatur tempat kerja lingkungan fisik memiliki peranan penting
dalam komunikasi bisnis :
Pengaturan parkir mobil : tersedia tempat parkir yang memadai dan papan penunjuk yang jelas.
menetapkan tujuan dan sasaran Tujuan organisasi sangat beragam dan ditetapkan dengan
adanya komunikasi
Sasaran organisasi (objective):
Dominasi pasar
Manajer mengumpulkan fakta dan mengevaluasi alternatif (reading, asking questions. Etc)
Manajer perlu mengukur hasil (output) keluaran organisasi. Dapat melalui : costs, sales, market
berkomunikasi
Interaction
Komunikasi bisnis yang terjadi di dunia bisnis: external dan internal terdiri melalui
pemrbicara,mendengarkan, menulis dan membaca Para pelaku bisnis mengalokasikan waktunya untuk
masing-masing jenis komunikasi verbal spt di bawah ini:
Jenis Komunikasi Verbal Alokasi waktu:
Berbicara 30%
Mendengarkan 45%
Menulis 9%
Membaca 16%
Total 100%
Komunikasi bisnis baik secara lisan maupun tulisan mempunyai beberapa karakteristik sbb:
1.
Pesan yang terkandung dalam komunikasi bisnis disusun untuk audience atau penerima yang
membutuhkan informasi
2.
3.
4.
ada di wilayahnya.
SISTEM MANAJEMEN PRODUKSI PERTANIAN
Pertanian organik adalah keseluruhan sistem manajemen produksi pertanian yang menghindari
penggunaan pupuk, pestisida sintetis dan organisme rekayasa genetik (GMO atau transgenik),
meminimalkan polusi udara, tanah, dan air serta mengutamakan kesehatan dan produktivitas tanaman,
binatang dan manusia. Dalam pelaksanaannya, pertanian organik mengurangi pemakaian masukan dari
luar (external input) dengan jalan meniadakan penggunaan pupuk dan pestisida kimia sintetis. Sebagai
gantinya, sistem pertanian organik, memanfaatkan sumber daya alami berupa pupuk organik, pestisida
botani dan penggunaan bibit lokal atau yang bukan hasil rekayasa genetik. Dengan demikian pertanian
organik dapat didefinisikan sebagai sistem pengelolaan produksi pertanian yang holistik yang mendorong
dan meningkatkan kesehatan agro-ekosistem, termasuk biodiversitas, siklus biologi dan aktivitas biologis
tanah; dengan menekankan pada penggunaan input dari dalam dan menggunakan cara-cara mekanis,
biologis dan kultural.
Sistem manajemen produksi pertanian organik dirancang untuk:
menghasilkan pangan berkualitas tinggi yang bebas residu pestisida, residu pupuk kimia sistetik,
dan bahan kimia lainnya untuk membantu meningkatkan kesehatan masyarakat,
melindungi dan melestarikan keanekaragaman hayati dalam sistem secara keseluruhan, agar
dapat berfungsi dalam mempertahankan interaksi di dalam ekosistem pertanian secara alami,
mengurangi ketergantungan petani terhadap masukan sarana produksi dari luar yang harganya
mahal dan berpotensi menyebabkan pencemaran lingkungan,
mendaur ulang limbah yang berasal dari tumbuhan dan hewan untuk mengembalikan nutrisi ke
menjaga integritas organik dan mutu produk pada seluruh tahapan; dan
bisa diterapkan pada seluruh lahan pertanian yang ada melalui suatu periode konversi, dimana
lama waktunya ditentukan oleh faktor spesifik lokasi seperti sejarah lahan serta jenis tanaman dan
hewan yang akan diproduksi.
Manajemen Kualitas Produk
Ada kalanya OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) mampu beradaptasi bahkan mutasi sehingga kebal
(resisten) terhadap pestisida (organik atau an-organik), sehingga produk pestisida juga perlu ditingkatkan
kualitasnya. Apalagi mengingat pertanian di lapangan (on-farm) sangat dipengaruhi oleh faktor iklim,
lingkungan dan manusia. Hal ini menjadi tantangan bagi litbang untuk meningkatkan kualitas produk agar
LPS memiliki produk-produk dengan kualitas yang terjamin.
Lima produk unggulan LPS yang memerlukan manajemen kualitas produk secara berkala, diantaranya
adalah : beras SAE (non residu pestisida), Bio-pestisida/agen pengendali hayati (Virexi/VIR-X dan
Vitura/VIR-L), OFER (kompos), dan PASTI (insektisida hayati).
Program Peningkatan Kualitas Produk:
1.
Pengujian dan Peningkatan kualitas produk (menurunkan kontaminasi bakteri & uji jumlah virus)
2.
3.
Manajemen Laboratorium
Dalam melakukan inovasi dan rancang bangun teknologi, Divisi Litbang LPS-DD menggunakan
laboratorium dan fasilitas penunjang kegiatannya. Laboratorium didalam ruangan (indoor) dan
laboratorium lapang (outdoor). Pengelolaan manajemen Laboratorium ini disesuaikan dengan kebutuhan
dan jadwal yang disusun berdasarkan perencanaan dan prosedur yang telah dituangkan dalam rencana
kerja lembaga. Prinsip yang dipergunakan adalah Teliti, Objektif dan Prestatif.
Kegiatan dalam pengelolaan manajemen laboratorium ini diantaranya adalah; scheduling, action plan,
inventarisir, dan lain-lain. Sedangkan output yang dihasilkan antara lain; data-data ilmiah, publikasi ilmiah,
dan rekomendasi hasil penelitian.
Program Penelitian dan Pengembangan di Laboratorium:
1.
1. Pengembangan & Penelitian produk terbaru (Pengendali penyakit, NPS, pupuk cair)
2.
3.
Manajemen Pelatihan
Perlunya sarana penyampaian teknologi yang dikembangkan LPS-DD membuka peluang kegiatan transfer
teknologi dan informasi melalui Pelatihan dan Workshop. Kendala penyampaian informasi ke petani dan
masyarakat yang tidak lengkap menjadi salah satu sebab gagalnya program. Untuk mengantisipasi hal
tersebut, Divisi Litbang LPS-DD menyusun kegiatan Pelatihan untuk petani dan masyarakat dengan
beberapa model pelatihan (Training). Selain mensosialisasikan ke pihak luar, secara internalpun dilakukan
dengan model workshop dan kuliah/praktek umum.
Sejauh ini beberapa pelatihanpelatihan sudah rutin dilakukan oleh LPS-DD. Selain dari tujuan khusus
tersebut, ada pula tujuan umum dari pelatihan tersebut agar dapat mendukung programprogram LPS dan
produkproduk LPS lebih cepat tersosialisasi. Optimalisasi dari manajemen pelatihan ini akan mampu
membuka jejaring (network) seluas-luasnya dengan pihak-pihak lain serta membuka kemitraan yang saling
menguntungkan.
Program utama yang ada dalam manajemen pelatihan:
1.
2.
Gambaran sarana kebutuhan masyarakat seperti yang di atas hanya akan dicapai apabila orang-orang
yang diberi amanat sebagai pemimpin masyarakat tersebut merupakan kumpulan dari orang-orang yang
peduli, memiliki komitmen kuat, ikhlas, relawan dan jujur serta mau berkorban untuk kepentingan
masyarakat, bukan untuk mengambil keuntungan bagi kepentingan pribadi maupun kelompoknya. Tentu
saja hal ini bukan merupakan suatu pekerjaan yang mudah, karena upaya-upaya membangun kepedulian,
kerelawanan, komitmen tersebut pada dasarnya terkait erat dengan proses perubahan perilaku
masyarakat.
Kemandirian lembaga masyarakat ini dibutuhkan dalam rangka membangun sarana masyarakat yang
benar-benar mampu menjadi wadah perjuangan kaum ekonomi lemah, yang mandiri dan berkelanjutan
dalam menyuarakan aspirasi serta kebutuhan mereka dan mampu mempengaruhi proses pengambilan
keputusan yang berkaitan dengan kebijakan publik di tingkat lokal agar lebih berorientasi ke masyarakat
miskin (pro poor) dan mewujudkan tata kepemerintahan yang baik (good governance), baik ditinjau dari
aspek sosial, ekonomi, pendidikan, ddl, maupun lingkungan, termasuk perumahan dan permukiman.
Kondisi sarana kelembagaan masyarakat yang tidak mengakar, tidak representatif dan tidak dapat
dipercaya tersebut pada umumnya tumbuh subur dalam situasi perilaku/sikap masyarakat yang belum
berdaya. Ketidakberdayaan masyarakat dalam menyikapi dan menghadapi situasi yang ada di
lingkungannya, yang pada akhirnya mendorong sikap skeptisme, masa bodoh, tidak peduli, tidak percaya
diri, mengandalkan bantuan pihak luar untuk mengatasi masalahnya, tidak mandiri, serta memudarnya
orientasi moral dan nilai-nilai luhur dalam kehidupan bermasyarakat, yaitu terutama keikhlasan, keadilan
dan kejujuran
dengan efektif sehingga dapat dipahami dengan mudah. Istilah komunikasi dalam bahasa
inggris disebut communication, yang berasal dari kata communication atau communis yang
memiliki arti sama atau sama yang memiliki makna pengertian bersama. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, pengertian komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan
atau berita dari dua orang atau lebih agar pesan yang dimaksud dapat dipahami.
Pengertian Komunikasi menurut definisi James A.F.Stoner adalah proses dimana
seseorang berusaha memberikan pengertian dengan cara pemindahan pesan. Sedangkan
menurut definisi Prof. Drs. H.A.W. Widjayayang mengatakan bahwa pengertian
komunikasi adalah hubungan kontak antar dan antara manusia baik individu maupun
kelompok. Menurut definisiWilliam F.Glueck yang menjelaskan bahwa komunikasi dapat
dibagi menjadi dengan dua bentuk. yaitu sebagai berikut....
Agar dapat memahami orang lain. Dengan melakukan komunikasi, setiap individu
dapat memahami individu yang lain dengan kemampuan mendengar apa yang
dibicarakan orang lain.
Agar pendapat kita diterima orang lain. Komunikasi dan pendekatan persuasif
merupakan cara agar gagasan kita diterima oleh orang lain.
Fungsi Komunikasi - Dalam manfaat dan dampak yang ditimbulkan komunikasi memiliki
fungsi-fungsi yang sangat berperan dalam kehidupan masyarakat. Secara umum, fungsi
komunikasiadalah sebagai berikut...
Source (sumber) : Source adalah dasar dalam penyampaian pesan dalam rangka
memperkuat pesan itu sendiri. Sumber komunikasi adalah orang, lembaga, buku
dan lain-lain.
Effect (hasil) : effek adalah hasil akhir dari suatu komunikasi dengan bentuk
terjadinya perubahan sikap dan perilaku komunikan. Perubahan itu bisa sesuai
keinginan atau tidak sesuai dengan keinginan komunikator.
remeh petani padahal apabila kita telaah lebih dalam lagi tanpa petani apa
yang bisa kita lakukan. Tanpa adanya petani bisa saja kita merugikan
perekonomian negara karena tanpa petani mungkin kita hanya dapat
mengimpor semua bahan makanan pokok dan itu menandakan bahwa
semakin banyak pengeluaran negara.
Pertanian dalam bentuk agribisnis juga sangat baik untuk membantu krisis
ekonomi. Kenyataan juga menunjukkan bahwa selain industri migas, sektor
agribisnis adalah penyumbang ekspor netto yang penting selama hampir 30
tahun Indonesia membangun. Pada masa krisis ekonomi saat ini, sektor
ekonomi yang masih mampu bertahan adalah sektor agribisnis. Pengalaman
ini seharusnya menyadarkan kita semua (termasuk pemerintah), bahwa kita
harus meninggalkan strategi industrilisasi berspektrum luas dan canggih
serta kembali ke strategi industrilisasi berbasis agribisnis.
PERAN PETANI
1. Sektor input (input supply sectors), yang meliputi pupuk, benih, insektisida,
bahan bakar, mesin dan peralatan lainnya.
2. Sektor primer (farm production sectors), merupakan sentral dari agribisnis,
meliputi petani, peternak dan nelayan.
3. Sektor sekunder (output sectors), berperan mengubah bahan baku menjadi
bahan jadi (agroindustri).
4. Sektor tersier (market farm product), berfungsi mengantarkan produk sektor
primer dan sekunder ke tangan konsumen.
PEMANFAATAN TEKNOLOGI
INFORMASI DALAM BIDANG
PERTANIAN DAN PANGAN
Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Bidang Pertanian
E-Agriculture
Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah meliputi berbagai
bidang kehidupan masyarakat, termasuk bidang pertanian. Penetrasi TIK di bidang
pertanian ini sering disebut dengan istilah electronic Agriculture yang disingkat eAgriculture. FAO mengusulkan defenisi e-Agriculture sebagai berikut :
TIK
dalam
Mendukung
Pembangunan
Pertanian
Dalam mendukung kegiatan pembangunan pertanian berkelanjutan, TIK memiliki peranan yang
sangat penting untuk mendukung tersedianya informasi pertanian yang relevan dan tepat
waktu. Informasi pertanian merupakan salah satu faktor yang paling penting dalam produksi dan
tidak ada yang menyangkal bahwa informasi pertanian dapat mendorong ke arah pembangunan
yang diharapkan. Informasi pertanian merupakan aplikasi pengetahuan yang terbaik yang akan
mendorong dan menciptakan peluang untuk pembangunan dan pengurangan kemiskinan.
Integrasi yang efektif antara TIK dalam sektor pertanian akan menuju pada pertanian
berkelanjutan melalui penyiapan informai pertanian yang tepat waktu relevan, yang dapat
memberikan informasi yang tepat kepada petani dalam proses pengambilan keputusan
berusahatani untuk meningkatkan produktivitasnya. TIK dapat memperbaiki aksesibilitas petani
dengan cepat terhadap informasi pasar, input produksi, tren konsumen, yang secara positif
berdampak pada kualitas dan kuantitas produksi mereka. Informasi pemasaran, praktek
pengelolaan ternak dan tanaman yang baru, penyakit dan hama tanaman/ternak, ketersediaan
transportasi, informasi peluang pasar dan harga pasar input maupun output pertanian sangat
penting untuk efisiensi produksi secara ekonomi (Maureen 2009).
Membangun sebuah masa depan elektronis (berwawasan TIK) yang berkelanjutan (sustainable
e-future) memerlukan strategi dan program untuk menyiapkan petani dengan kompetensi TIK.
Hal ini bermanfaat untuk mendukung perdagangan dan kewirausahaan, sehingga pemerintah
dapat meningkatkan kapasitas petani untuk berperan serta dan bermanfaat bagi tiap
pertumbuhan ekonomi. Dengan mengintegrasikan TIK dalam pembangunan pertanian
berkelanjutan melalui peningkatan kapasitas petani, maka petani akan berfikir dengan cara yang
berbeda, berkomunikasi secara berbeda, dan mengerjakan bisnisnya secara berbeda.
Istilah pembangunan berkelanjutan pertama kali muncul pada tahun 1980 dalamWorld
Conservation Strategy dari the International Union for the Conservation of Nature (IUCN), lalu
pada tahun 1981 dipakai oleh Lester R. Brown dalam buku Building a Sustainable
Society (Keraf 2002). Istilah tersebut kemudian menjadi sangat populer ketika pada tahun
1987 World Commision on Environment and Development atau dikenal sebagai Brundtland
Commisionmenerbitkan buku berjudul Our Common Future (Fauzi 2004). Tahun 1992
merupakan puncak dari proses politik yang akhirnya pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)
Bumi di Rio de Janeiro, Brasil, paradigma pembangunan berkelanjutan diterima sebagai sebuah
agenda politik pembangunan untuk semua negara di dunia (Keraf 2002).
Konsep berkelanjutan merupakan konsep yang sederhana namun kompleks, sehingga pengertian
keberlanjutan pun sangat multi-dimensi dan multi-interpretasi. Karena adanya multi-dimensi
dan multi-interpretasi ini, para ahli sepakat untuk sementara mengadopsi pengertian yang telah
disepakati oleh Komisi Brundtland yang menyatakan bahwa pembangunan berkelanjutan
adalah pembangunan yang memenuhi kebutuhan generasi saat ini tanpa mengurangi
kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka (Fauzi 2004). Konsep
keberlanjutan ini paling tidak mengandung dua dimensi, yaitu dimensi waktu karena
keberlanjutan tidak lain menyangkut apa yang akan terjadi di masa mendatang, dan dimensi
interaksi antara sistem ekonomi dan sistem sumber daya alam dan lingkungan (Heal
1998 dalam Fauzi 2004).
Pezzey melihat aspek keberlanjutan dari sisi yang berbeda. Keberlanjutan memiliki pengertian
statik dan dinamik. Keberlanjutan statik diartikan sebagai pemanfaatan sumber daya alam
terbarukan dengan laju teknologi yang konstan, sementara keberlanjutan dinamik diartikan
sebagai pemanfaatan sumber daya alam yang tidak terbarukan dengan tingkat teknologi yang
terus berubah. Adapun Haris melihat bahwa konsep keberlanjutan dapat diperinci menjadi tiga
aspek pemahaman (Fauzi 2004), yaitu:
1. Keberlanjutan ekonomi, yang diartikan sebagai pembangunan yang mampu menghasilkan
barang dan jasa secara kontinu untuk memelihara keberlanjutan pemerintahan dan menghindari
terjadinya ketidakseimbangan sektoral yang dapat merusak produksi pertanian dan industri.
2. Keberlanjutan lingkungan: Sistem yang berkelanjutan secara lingkungan harus mampu
memelihara sumber daya yang stabil, menghindari eksploitasi sumber daya alam dan fungsi
penyerapan lingkungan. Konsep ini juga menyangkut pemeliharaan keanekaragaman hayati,
stabilitas ruang udara dan fungsi ekosistem lainnya yang tidak termasuk kategori sumbersumber ekonomi.
3. Keberlanjutan sosial: Keberlanjutan secara sosial diartikan sebagai sistem yang mampu
mencapai kesetaraan, menyediakan layanan sosial termasuk kesehatan, pendidikan, gender dan
akuntabilitas politik.
Menurut Munasinghe (1993), pembangunan berkelanjutan mempunyai tiga tujuan utama, yaitu:
tujuan ekonomi (economic objective), tujuan ekologi (ecological objective) dan tujuan sosial
(social objective). Tujuan ekonomi terkait dengan masalah efisiensi (efficiency) dan
pertumbuhan (growth); tujuan ekologi terkait dengan masalah konservasi sumber daya alam
(natural resources conservation); dan tujuan sosial terkait dengan masalah pengurangan
daya, pemasaran, penyuluhan dan mengurangi resiko kehancuran untuk membantu negaranegara meningkatkan produksi pangan dan mengurangi ancaman terhadap ketahanan pangan.
Berdasarkan penelitian Wahid (2006) terhadap pemanfaatan kafe internet, faktanya diketahui
bahwa penggunaan internet (aplikasi teknologi informasi) cenderung dimanfaatkan khususnya
untuk meningkatkan kapabilitas pendidikan secara personal dan pengalaman internet, sekolahan
di Indonesia dan negara berkembang lainnya dapat memainkan peranan yang penting dalam
mengembangkan sikap dan keahliannya untuk meningkatkan manfaat sosial dari penggunaan
web. Hal ini berarti juga mendidik masyarakat dalam bagaimana caranya menggunakan web
tersebut untuk mencari informasi yang tepat dan relevan dalam bahasa yang dapat dipahami.
Selanjutnya, Purbo (2002) memiliki argumentasi bahwa pergerakan golongan akar rumput
(grassroots movements) mendorong pengembangan akses dan pemanfaatan internet di
Indonesia.
Meskipun masih terdapat beberapa kendala sehingga pemanfaatan TIK menjadi sangat komplek
dan sulit untuk diadopsi, TIK sebenarnya dapat menyediakan kesempatan yang lebih besar
untuk mencapai suatu tingkatan tertentu yang lebih baik bagi petani. Hal ini ditunjukkan ketika
beberapa lembaga penelitian dan pengembangan menyampaikan studi kasus yang
mendeskripsikan bagaimana TIK telah dimanfaatkan oleh petani dan stakeholders usahawan
pelaku bidang pertanian sehingga memperoleh peluang yang lebih besar untuk memajukan
kegiatan usahataninya. Keberhasilan pemanfaatan TIK oleh petani di Indonesia dalam
memajukan usahataninya ditunjukkan oleh beberapa kelompok tani yang telah memanfaatkan
internet untuk akses informasi dan promosi hasil produksinya dengan menggunakan fasilitas
yang disediakan Community Training and Learning Centre (CTLC) di Pancasari (Bali) dan
Pabelan (Salatiga) yang dibentuk Microsoft bekerja sama dengan lembaga nonprofit di bawah
ProgramUnlimited Potential.
Melalui akses informasi digital dari internet, petani mengenal teknologi budidaya paprika dalam
rumah kaca. Sejak mengirimkan profil produksi di internet, permintaan terhadap produk
pertanian yang diusahakan terus berdatangan. Promosi melalui internet dapat memutus
hubungan petani dengan tengkulak yang sering memberikan harga jauh di bawah harga pasar
(Sigit et al.2006). Melalui Unit Pelayanan Informasi Pertanian tingkat DesaProgram
Peningkatan Pendapatan Petani melalui inovasi (UPIPD-P4MI) yang dilaksanakan oleh Badan
Litbang Pertanian, petani di sekitar lokasi UPIPK sudah memanfaatkan internet untuk akses
informasi dan promosi hasil pertanian yang diusahakan (UPIPD Kelayu Selatan- P4MI 2009).
Manfaat yang dapat diperoleh melalui kegiatan aplikasi teknologi informasi dan komunikasi
(Mulyandari 2005), khususnya dalam mendukung pembangunan pertanian berkelanjutan di
antaranya adalah:
1. Mendorong terbentuknya jaringan informasi pertanian di tingkat lokal dan nasional.
2. Membuka akses petani terhadap informasi pertanian untuk: 1) Meningkatkan peluang potensi
peningkatan pendapatan dan cara pencapaiannya; 2) Meningkatkan kemampuan petani dalam
meningkatkan posisi tawarnya, serta 3) Meningkatkan kemampuan petani dalam melakukan
diversifikasi usahatani dan merelasikan komoditas yang diusahakannya dengan input yang
tersedia, jumlah produksi yang diperlukan dan kemampuan pasar menyerap output.
3. Mendorong terlaksananya kegiatan pengembangan, pengelolaan dan pemanfaatan informasi
pertanian secara langsung maupun tidak langsung untuk mendukung pengembangan pertanian
lahan marjinal.
4. Memfasilitasi dokumentasi informasi pertanian di tingkat lokal (indigeneous knowledge)
yang dapat diakses secara lebih luas untuk mendukung pengembangan pertanian lahan marjinal.
Hambatan dalam Aplikasi TIK
Meskipun disadari TIK memiliki peranan yang sangat penting dalam mendukung pembangunan
pertanian berkelanjutan, namun sampai saat ini petani di dunia, khususnya di Indonesia masih
belum dipertimbangkan dalam bisnis TIK dan lingkungan kebijakan. Fakta yang agak
mengejutkan adalah bahwa aplikasi TIK memiliki kontribusi yang tidak terukur secara ekonomi
bagi masing-masing GDPs.
Dalam waktu yang sama, pemanfaatan TIK dalam pembangunan pertanian berkelanjutan
membutuhkan proses pendidikan dan peningkatan kapasitas karena masih terdapat kesenjangan
secara teknis maupun keterampilan dalam bisnis secara elektronik (e-business).
Survei yang dilakukan oleh the International Society for Horticultural Sciences(ISHS) telah
mengidentifikasi hambatan-hambatan dalam mengadopsi TIK oleh petani khususnya petani
hortikultura, yaitu: keterbatasan kemampuan; kesenjangan dalam pelatihan (training), kesadaran
akan manfaat TIK, waktu, biaya dari teknologi yang digunakan, integrasi sistem dan
ketersediaan software.Partisipan dari negara-negara maju menekankan pada hambatan: tidak
adanya manfaat ekonomi yang dapat dirasakan, tidak memahami nilai lebih dari TIK, tidak
cukup memiliki waktu untuk menggunakan teknologi dan tidak mengetahui bagaimana
mengambil manfaat dari penggunaan TIK. Responden dari negara-negara berkembang
menekankan pentingnya biaya teknologi TIK dan kesenjangan infrastruktur teknologi. Hasil
kuesioner dari the Institute for Agricultural and Fisheries Research sejalan dengan survei ISHS
dan survey dari the European Federation for Information Technology in Agriculture(EFITA)
yang mengindikasikan adanya suatu pergeseran dari kecakapan secara teknis TIK sebagai suatu
faktor pembatas menuju pada kesenjangan pemahaman bagaimana mengambil manfaat dari
pilihan TIK yang bervariasi (Taragola et al.2009).
TIK memiliki peranan yang sangat penting dalam pertanian modern dan menjaga keberlanjutan
pertanian dan ketahanan pangan. Namun demikian, untuk wilayah negara-negara berkembang
masih banyak mengalami kendala dalam aplikasinya untuk mendukung pengembangan
pertanian berkelanjutan. Tantangan yang umum dihadapi adalah bahwa akses telepon dan
jaringan elektronik di perdesaan dan wilayah terpencil (remote area) sangat
terbatas;telecenter yang menawarkan layanan TIK masih langka karena biaya yang diperlukan
akibat tingginya investasi dan biaya operasional yang dibutuhkan. Kekurangan pada tingkatan
lokal dalam aplikasi TIK perlu dipikirkan dalam merancang strategi aplikasi TIK sesuai dengan
kondisi di lapangan yang spesifik lokasi baik melalui kapasitas teknologi tradisional, seperti
siaran radio. emerintah dan masyarakat perdesaan dapat bekerja bersama untuk melayani
pengguna atas dasar profitabilitas di samping ada unsur sosial untuk mendukung keberlanjutan
aplikasi TIK di tingkat perdesaan.
Berdasarkan Survei yang dilakukan oleh the International Society for Horticultural
Sciences (ISHS) hambatan-hambatan dalam mengadopsi TIK oleh petani khususnya petani
hortikultura, yaitu: keterbatasan kemampuan; kesenjangan dalam pelatihan (training), kesadaran
akan manfaat TIK, waktu, biaya dari teknologi yang digunakan, integrasi sistem dan
ketersediaan software.Untuk responden dari negara-negara berkembang menekankan
pentingnya biaya teknologi TIK dan kesenjangan infrastruktur teknologi (Taragola et
al.2009).
Beberapa hambatan dalam aplikasi TIK untuk mendukung pembangunan pertanian
berkelanjutan yang berhasil diidentifikasi oleh Sumardjo et al. (2009) secara ringkas adalah
sebagai berikut:
1. Belum adanya komitmen dari manajemen di level stakeholders managerialyang ditunjukkan
dengan adanya kebijakan yang belum konsisten.
2. Kemampuan tingkat manajerial pimpinan di level stakeholders (khususnya di lingkup pemda
dan dinas kabupaten) sebagian besar masih belum memiliki kapasitas di bidang teknologi
informasi, sehingga banyak sekali proses pengolahan input yang seharusnya dapat difasilitasi
dengan aplikasi teknologi informasi tidak diperhatikan dan bahkan cenderung dihindari
penerapannya.
3. Sebagian besar level manajerial belum mengetahui secara persis konsep aplikasi teknologi
informasi, sehingga berimplikasi pada rendahnya aplikasi teknologi informasi untuk
mendukung operasionalisasi pelaksanaan tugas sehari-hari.
4. Infrastruktur penunjang tidak mendukung operasi pengelolaan dan penyebaran informasi
pertanian yang berbasis teknologi informasi, seperti misalnya pasokan listrik yang masih kurang
memadai, perlengkapan hardware tidak tersedia secara mencukupi baik kualitas maupun
kuantitasnya, gedung atau ruangan yang tidak memadai, serta jaringan koneksi internet yang
masih sangat terbatas (khususnya untuk wilayah remote area).
5. Biaya untuk operasional aplikasi teknologi informasi untuk akses dan pengelolaan informasi
yang disediakan oleh pemerintah daerah khususnya sangat tidak memadai terutama untuk biaya
langganan ISP untuk pengelolaan informasi yang berbasis internet.
6. Infrastruktur telekomunikasi yang belum memadai dan mahal. Kalaupun semua fasilitas ada,
harganya masih relatif mahal.
7. Tempat akses informasi melalui aplikasi teknologi informasi sangat terbatas. Di beberapa
tempat di luar negeri, pemerintah dan masyarakat bergotong-royong untuk menciptakan access
point yang terjangkau, misalnya di perpustakaan umum (public library). Di Indonesia hal ini
seharusnya dapat dilakukan di kantor pos, kantor pemerintahan dan tempat-tempat umum
lainnya.
8. Sebagian usia produktif dan yang bekerja di lembaga subsistem jaringan informasi inovasi
pertanian tidak berbasis teknologi informasi, sehingga semua pekerjaan jalan seperti biasanya
dan tidak pernah memikirkan efisiensi atau pemanfaatan teknologi informasi yang konsisten.
9. Dunia teknologi informasi terlalu cepat berubah dan berkembang, sementara sebagian besar
sumber daya manusia yang ada di lembaga subsistem jaringan informasi inoasi pertanian
cenderung kurang memiliki motivasi untuk terus belajar mengejar kemajuan teknologi
informasi dan komunikasi, sehingga seringkali kapasitas SDM yang ada tidak dapat mengikuti
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dan cenderung menjadi lambat dalam
menyelesaikan tugas.
10. Kemampuan kapasitas SDM dalam aplikasi teknologi informasi dan komunikasi, khususnya
di level penyuluh pertanian ataupun fasilitator tingkat desa sebagai motor pendamping
pelaksana pembangunan pertanian di daerah masih sangat terbatas.
11. Keterbatasan kemampuan dan pengetahuan petani atau pengguna akhir dalam pemanfaatan
teknologi informasi dalam akses informasi inovasi pertanian dan mempromosikan produknya ke
pasar yang lebih luas.
12. Dari segi sosial budaya, kultur berbagi masih belum membudaya. Kultur berbagi (sharing)
informasi dan pengetahuan untuk mempermudah akses dan pengelolaan informasi belum
banyak diterapkan oleh anggota lembagastakeholders. Di samping itu, kultur
mendokumentasikan informasi/data juga belum lazim, khususnya untuk kelembagaan yang
berada di daerah.
Rekomendasi Aplikasi TIK dalam Mendukung Pembangunan Pertanian Berkelanjutan
Studi yang telah dilakukan oleh ENRAP di Asia Pasifik (termasuk di Indonesia) menemukan
bahwa kesuksesan (efektivitas) intervensi aplikasi TIK utamanya tergantung pada dampaknya
terhadap mata pencaharian dan aset mata pencaharian. Keberlanjutan (sustainability) suatu
intervensi aplikasi TIK memiliki mempunyai dua aspek penting, yaitu: kemampuan dalam
melanjutkannya dalam jangka panjang dan kemampuannya untuk mengurangi sifat mudah
terlukanya (vulnerabilities) dari target beneficiaries.
Adapun kesadaran dan komitmen stakeholders, ketepatan relevansi isi, penggunaan bahasa
lokal dan upaya penyediaan akses terhadap intervensi TIK adalah faktor kritis lain yang penting
bagi keefektivan dan kesuksesan dari suatu intervensi aplikasi ICT yang ditargetkan bagi
kehidupan masyarakat perdesaan. Intervensi yang bersifat demand-driven dalam fungsinya
seperti halnya teknologi tepat guna (sesuai dengan yang dipilih atau diinginkan pengguna)
mempunyai prevalensi kesuksesan yang lebih tinggi (ENRAP 2009).
Perkembangan TIK seperti komputer dan teknologi komunikasi, khususnya internet dapat
digunakan untuk menjembatani informasi dan pengetahuan yang tersebar di antara yang
menguasai informasi dan yang tidak. Akses terhadap komunikasi digital membantu
meningkatkan akses terhadap peluang pendidikan, meningkatkan transparansi dan efisiensi
layanan pemerintah, memperbesar partisipasi secara langsung dari used-to-be-silent-public
(masyarakat yang tidak mampu berpendapat) dalam proses demokrasi, meningkatkan peluang
perdagangan dan pemasaran, memperbesar pemberdayaan masyarakat dengan memberikan
suara kepada kelompok yang semula tidak bersuara (perempuan) dan kelompok yang mudah
diserang, menciptakan jaringan dan peluang pendapatan untuk wanita, akses terhadap informasi
pengobatan untuk masyarakat yang terisolasi dan meningkatkan peluang tenaga kerja (Servaes
2007).
Salah satu yang direkomendasikan untuk implementasi TIK dalam pemberdayaan di negara
berkembang adalah sebuah telecenter atau pusat multimedia komunitas yang terdiri
atas desktop untuk penerbitan, surat kabar komunitas, penjualan atau penyewaan alat
multimedia, peminjaman buku, fotokopi, dan layanan telepon/faks. Apabila memungkinkan
dapat pula dilengkapi dengan akses internet dan penggunaan telepon genggam untuk
meningkatkan akses pengusaha dan petani di perdesaan akses informasi untuk meningkatkan
kesejahterannya. TIK merupakan alat yang sangat bermanfaat untuk knowledge sharing, namun
seringkali belum dapat memecahkan permasalahan pembangunan yang disebabkan oleh isu
sosial, ekonomi dan politik. Informasi pun seringkali belum dapat digunakan sebagai
pengetahuan karena belum mampu diterjemahkan langsung oleh masyarakat (Servaes 2007).
Leeuwis (2004) menyatakan bahwa pesan dan teknologi (inovasi) pertanian yang dipromosikan
oleh agen penyuluhan sering tidak sesuai dan tidak mencukupi. Hal ini memberikan implikasi
bahwa informasi yang ditujukan pada petani dan agen penyuluh sangat terbatas karena beberapa
faktor, di antaranya adalah: staf universitas dari disiplin yang berbeda, peneliti yang terlibat,
politisi, pengambil kebijakan, agroindustri dan birokrat yang memainkan peranan dalam proses
promosi inovasi pertanian tersebut. Konsekuensinya, inovasi yang terpadu hanya dapat
diharapkan muncul ketika berbagai aktor (termasuk petani), yang dapat mempengaruhi
kecukupan pengetahuan dan teknologi, bekerjasama untuk memperbaiki kinerja kolektif. Untuk
mewujudkan hal tersebut, perlu dilakukan upaya untuk memperbaiki fungsi dari sistem
pengetahuan dan informasi pertanian (Agricultural Knowledge and Information SystemAKIS).
Sistem pengetahuan dan informasi pertanian dapat berperan dalam membantu petani dengan
melibatkannya secara langsung dengan sejumlah besar kesempatan, sehingga mampu memilih
kesempatan yang sesuai dengan situasi dan kondisi faktual di lapangan. Peningkatan efektivitas
jejaring pertukaran informasi antarpelaku agribisnis terkait merupakan aspek penting untuk
mewujudkan sistem pengetahuan dan informasi pertanian. Dengan dukungan implementasi TIK
serta peran aktif berbagai kelembagaan terkait upaya untuk mewujudkan jaringan informasi
inovasi bidang pertanian sampai di tingkat petani dapat diwujudkan. Keberhasilan
proses knowledge sharing inovasi pertanian sangat bergantung pada peran aktif dari berbagai
institusi terkait yang memiliki fungsi menghasilkan inovasi pertanian maupun yang memiliki
fungsi untuk mengkomunikasikan inovasi pertanian.
Rekomendasi aplikasi TIK dalam mendukung pembangunan pertanian yang berkelanjutan
adalah aplikasi TIK yang mendorong terjadinya knowledge sharing untuk meningkatkan fungsi
sistem pengetahuan dan informasi pertanian. Dengan demikian, aplikasi TIK tersebut dapat
berperan dalam membantu petani dengan melibatkannya secara langsung dengan sejumlah besar
kesempatan, sehingga mampu memilih kesempatan yang sesuai dengan situasi dan kondisi
faktual di lapangan. Peningkatan efektivitas jejaring pertukaran informasi antarpelaku agribisnis
terkait merupakan aspek penting untuk mewujudkan sistem pengetahuan dan informasi
pertanian. Dengan dukungan TIK serta peran aktif berbagai kelembagaan pengetahuan terkait
pertanian dan kelembagaan-kelembagaan pendukung lainnya yang berpotensi untuk bersinergi,
upaya untuk mewujudkan jaringan informasi bidang pertanian sampai di tingkat kelompok
petani dapat diwujudkan. Keberhasilan proses knowledge sharing inovasi pertanian sangat
bergantung pada peran aktif dari berbagai institusi terkait yang memiliki fungsi menghasilkan
inovasi pertanian maupun yang memiliki fungsi untuk memproses dan mengkomunikasikan
inovasi pertanian berkelanjutan, khususnya penyuluh pertanian dan petani.
Berdasarkan permasalahan yang masih banyak dihadapi dalam implementasi TIK untuk
mendukung pembangunan pertanian, maka aplikasi TIK dapat dilakukan secara bertahap sesuai
dengan kondisi kesiapan sumber daya yang ada di daerah. Aplikasi TIK diarahkan untuk
mendukung percepatan akses pelaku pembangunan pertanian terhadap sumber informasi yang
dibutuhkan sekaligus merupakan sarana untuk mempercepat proses pertukaran informasi
antarpihak-pihak terkait dalam proses pembangunan pertanian berkelanjutan.
Mengingat keterbatasan sumber daya dan pengetahuan pelaku pembangunan pertanian di
level grass root, maka aplikasi TIK perlu dimodifikasikan dengan media konvensional.
Berbagai sarana telekomunikasi dan media komunikasi dapat difungsikan untuk mempercepat
proses berbagi pengetahuan di setiap level pelaku pembangunan pertanian. Aplikasi TIK dapat
diterapkan sampai di level kecamatan dalam bentuk pusat-pusat informasi pertanian untuk
mempercepat proses berbagi pengetahuan antara pelaku pembangunan pertanian sampai di
tingkat kecamatan dengan pelaku pembangunan pertanian di tingkat regional, nasional, bahkan
global. Selanjutnya informasi yang diperoleh malalui aplikasi teknologi informasi, misalnya
internet dapat disederhanakan dan dikemas kembali sesuai kebutuhan dan karakteristik
pengguna akhir oleh penyuluh pertanian atau fasilitator baik formal maupun nonformal.
Informasi yang sudah diolah dan dikemas kembali dalam format yang sesuai dengan
karakteristik pengguna dapat disebarkan lebih lanjut melalui berbagai media komunikasi yang
tersedia di tingkat pelaku pembangunan pertanian sampai di tingkat petani. Sebaliknya,
informasi yang berasal dari pelaku pembangunan pertanian yang berada di grass root juga dapat
didokumentasikan sebagaiindigenous knowledge yang dapat dijadikan sebagai bahan pengambil
kebijakan maupun pengembangan pengetahuan lebih lanjut.
Komunikasi banyak langkah masih relevan untuk diterapkan dalam mendukung percepatan
proses berbagi pengetahuan di antara pelaku pembangunan pertanian sehingga pembangunan
pertanian dapat berlangsung secara berkelanjutan. Secara ringkas mekanisme aplikasi TIK yang
dimodifikasikan dengan komunikasi banyak langkah untuk mempercepat proses berbagi
pengetahuan di setiap level pelaku pembangunan pertanian (dimodifikasi dari Mulyandari
2005). Dalam strategi rancangan aplikasi TIK dalam mendukung pembangunan pertanian
berkelanjutan, terdapat tiga tahapan utama dengan asumsi di tingkat kecamatan dibangun pusat
informasi pertanian di tingkat kabupaten dapat operasional secara optimal.
Internet memberi informasi kepada para petani dalam pemeliharaan tanaman dan
hewan, pemberian pupuk, irigasi, ramalan cuaca dan harga pasaran. Manfaat internet
menguntungkan para petani dalam hal kegiatan advokasi dan kooperasi.
Internet juga bermanfaat untuk mengkoordinasikan penanaman agar selalu ada
persediaan di pasar, lebih teratur dan harga jual normal. Jika para petani memerlukan
informasi khusus yang tidak dapat segera dilayani para petugas penyuluhan pertanian,
maka mereka bisa mendapatkan informasi tersebut dari internet.
Dengan lancarnya arus informasi, keterlambatan dan miskomunikasi mengenai
penanaman, pemupukan, penyemprotan, pemanenan, pengeringan, dan penjualan
hampir tidak terjadi lagi. Koperasi dapat mengetahui kebutuhan mingguan para petani
secara akurat dan menjadwalkannya dengan baik, musim panen dapat dirotasi, harga
lebih stabil, sementara koperasi dapat menjadi pengumpul dan pemasar hasil produksi
langsung kepada konsumen akhir. Peran tengkulak dan pengijon secara bertahap
dieliminasi.
Harapannya TIK ini dapat digunakan oleh sebanyak mungkin petani Indonesia atau
bahkan para petani di dunia agar produktivitas padi mereka meningkat, dan dijadikan
sebagai alat pengembangan pertanian, demikian pula untuk kesejahteraan hidupnya.
Berikut kesimpulan yang dapat ditarik:
Pembangunan pertanian dan perdesaan yang berkelanjutan merupakan isu penting strategis yang
universal diperbincangkan dewasa ini. Dalam menghadapi era globalisasi pembangunan
pertanian berkelanjutan tidak terlepas dari pengaruh pesatnya perkembangan iptek termasuk
perkembangan di bidang teknologi informasi dan komunikasi. Integrasi yang efektif antara TIK
dalam sektor pertanian akan menuju pada pertanian berkelanjutan melalui penyiapan informai
pertanian yang tepat waktu relevan, yang dapat memberikan informasi yang tepat kepada petani
dalam proses pengambilan keputusan berusahatani untuk meningkatkan produktivitasnya. TIK
dapat memperbaiki aksesibilitas petani dengan cepat terhadap informasi pasar, input produksi,
tren konsumen, yang secara positif berdampak pada kualitas dan kuantitas produksi mereka.
Informasi pemasaran, praktek pengelolaan ternak dan tanaman yang baru, penyakit dan hama
tanaman/ternak, ketersediaan transportasi, informasi peluang pasar dan harga pasar input
maupun output pertanian sangat penting untuk efisiensi produksi secara ekonomi.
Beberapa hambatan dalam aplikasi TIK untuk mendukung pembangunan pertanian
berkelanjutan di antaranya adalah: belum adanya komitmen dari manajemen di
level stakeholders managerial, SDM tingkat manajerial pimpinan di level stakeholders sebagian
besar masih belum memiliki kapasitas di bidang teknologi informasi, infrastruktur penunjang
tidak mendukung operasi pengelolaan dan penyebaran informasi pertanian yang berbasis
teknologi informasi, biaya untuk operasional aplikasi teknologi informasi dalam
implementasi cyber extension yang disediakan oleh pemerintah daerah khususnya sangat tidak
memadai terutama untuk biaya langganan ISP untuk pengelolaan informasi yang berbasis
internet, tempat akses informasi melalui aplikasi teknologi informasi sangat terbatas, dan dari
segi sosial budaya, kultur berbagi masih belum membudaya.
Mengingat keterbatasan sumber daya dan pengetahuan pelaku pembangunan pertanian di
level grass root, maka aplikasi TIK perlu dimodifikasikan dengan media konvensional.
Berbagai sarana telekomunikasi dan media komunikasi dapat difungsikan untuk mempercepat
proses berbagi pengetahuan di setiap level pelaku pembangunan pertanian. Komunikasi banyak
langkah masih relevan untuk diterapkan dalam mendukung percepatan proses berbagi
pengetahuan di antara pelaku pembangunan pertanian sehingga pembangunan pertanian dapat
berlangsung secara berkelanjutan.