Dasar Dasar Epidemiologi PDF
Dasar Dasar Epidemiologi PDF
DASAR-DASAR EPIDEMIOLOGI
Oleh:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Guntras Sanjaya
Gusmila Kasih
Hafsah
Hasdian noor
Heffi
Hendy Trisaputra
Indrayadi
Irvan Haryanto W.
Issa Ina Jarini
Leonardo Imanuel .S
Maretha Vistaria
PO.62.20.1.10.016
PO.62.20.1.10.017
PO.62.20.1.10.018
PO.62.20.1.10.019
PO.62.20.1.10.057
PO.62.20.1.10.058
PO.62.20.1.10.020
PO.62.20.1.10.059
PO.62.20.1.10.021
PO.62.20.1.10.060
PO.62.20.1.10.061
Kata Pengantar
Puji syukur kami ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat-Nya
maka kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul DASARDASAR EPIDEMIOLOGI.
Penulisan makalah ini adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan
untuk menyelesaikan tugas Mata Kuliah Komunitas di Poltekkes Kemenkes
Palangka Raya.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki
penyusun.
Dalam penulisan makalah ini, kami menyampaikan ucapan terima kasih
kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya
kepada :
1. Bapak Natalansyah, S.Pd., M.Kes., selaku Koordinator Mata Kuliah
Keperawatan Komunitas
Palangka Raya,
Januari 2013
Penyusun
keseimbangan
environment.
Gordon
yang
menyangkut
trias
agent-host-
ditekankan
pada
suatu
pendekatan
metodologi
dalam
epidemiology are quite narrow, we suggest a broadenad scope and propose the
following definition :
Epidemiology is concerned with the distribution and determinants of health and
diseases, morbidity, injuries, disability, and mortality in populations. Epidemiologic
studies are applied to the control of health problems in populations. The key aspects
of this definition are determinants, distribution, population, and health phenomena
(e.g., mobidity and mortality).
Terjemahan :
Kata epidemiologi berasal dari epidemi, sebuah istilah yang memberikan petunjuk
langsung ke pokok permasalahannya. Epidemiologi berasal dari kata Yunani epi
(atas) + demo (orang) + logi (studi). Meskipun beberapa konsep epidemiologi cukup
sempit, kami sarankan lingkup broadenad dan mengusulkan definisi berikut:
Epidemiologi berkaitan dengan distribusi dan faktor-faktor penentu kesehatan dan
penyakit, morbiditas, cedera, kecacatan, dan kematian pada populasi. Studi
epidemiologi diterapkan untuk mengendalikan masalah kesehatan pada populasi.
Aspek kunci dari definisi ini adalah penentu, distribusi, populasi, dan fenomena
kesehatan (misalnya, mobidity dan kematian).
EPIDEMIOLOGY DEFINED
Epidemiology is the study of the distribution and determinants of health and
disease in human populations (Harkneee,1995) and is the principal science of
community health practice. It entails a body of knowledge derived from
epidemiological research and specialized epidemiological methods and approaches
to scientific researce. Community health nurses use epidemiological concepts to
improve the health of population groups by identifying risk factors and optimal
approaches that reduce disease risk. Epidemiological methods are important for
accurate community assessment and diagnosis, and in planning and evaluating
effective community interventions. This chapter discusses the uses of epidemiology
and its specialized methodologies.
Terjemahan :
Epidemiologi adalah studi tentang distribusi dan faktor-faktor penentu
kesehatan dan penyakit pada populasi manusia (Harkneee, 1995) dan
merupakan ilmu utama praktik kesehatan masyarakat. Ini memerlukan suatu
tubuh pengetahuan yang berasal dari penelitian epidemiologi dan metode
epidemiologi khusus dan pendekatan ilmiah researce. Komunitas perawat
kesehatan
menggunakan
konsep
epidemiologi
untuk
meningkatkan
2. TUJUAN EPIDEMIOLOGI
Oleh : Gusmila Kasih
Secara umum, dapat dikatakan bahwa tujuan yang hendak dicapai dalam
mempelajari epidemiologi adalah memperoleh data frekuensi distribusi dan
determinan penyakit atau fenomena lain yang berkaitan dengan kesehatan
masyarakat. Data yang diperoleh dapat digunakan untuk memperoleh informasi
tentang penyebab penyakit, misalnya:
1.
2.
3.
4.
digunakan
untuk
menyusun
rencana
kebutuhan
pelayanan
Tujuan Epidemiologi :
a. Menentukan agens primer atauu memastikan factor penyebab.
b. Memahami penyebab penyakit, cacat, atau kondisi.
c. Menentukan karakteristik agens atau factor penyebab
d. Menentukan cara penularan.
e. Menentukan dan menetapkan factor kontribusi.
f. Mengidentifikasi dan menjelaskan pola penyakit secara geografis
g. Menentukan,mendeskripsikan, dan melaporkan perjalanan alami penyakit,
ketidakmampuan cedera, dan kematian.
h. Menentukan metode pengendalian.
i.
j.
kesehatan
hanya
penyakit
infeksi
dan
menular.
Sesuai
3. Dalam
merumuskan
penyebab
timbulnya
suatu
masalah
kesehatan
Sumber :
o C. Nurul, Iqbal Wahit M. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas 1. Jakarta. Salemba
Medika.
o Wahyudi Rajab, M.epid. 2009. Buku Ajar Epidemiologi Untuk Mahasiswa
Kebidanan. Jakarta:EGC
diharapkan
dapat
berperan
dalam
pembangunan
kesehatan
status
kesehatan,perubahan
menurut
waktu,usia,dan
sebagainya.
d. Evaluasi hasil intervensi,yaitu menilai bagaimana keberhasilan berbagai
intervensi seperti promosi kesehatan,upaya pencegahan,dan pelayanan
kesehatan.
3. 7 (tujuh) peran utam epidemiologi menurut Vanalis B. (1999) dalam bukunya
epidemiology in heal care.
a. Menginvestigasi penyebab dari suatu penyakit.
distribusi,fakto-faktor
intervensi
yang
penyebab
diperlukan.
masalah
kesehatan,dan
Epidemiologi
diharapkan
turut
berkembang
kemampuan
metodologinya
dengan
Klinik
Taret: Populasi
Target: Individu
1. Pengkajian (assessment)
1. Diagnosis
2. Pencegahan (preventif)
2. Pengobatan
3. Perencanaan (planning)
3. Perawatan
4. Penilaian (evaluation)
4. Pelayanan
Rasa Sakit
Positif
Negatif
Positif
Kasus klasik
Psikosomatis
Negatif
kasus kesehatan
Sehat
masyarakat
Gambar: Perbedaan sakit & penyakit dalam masalah kesehatan masyarakat.
Penyakit adalah keadaan yang bersifat objektif dan rasa sakit bersifat
subjektif.
Kasus klasik adalah apabila rasa sakit atau masalah dirasakan ada dan memang
ada penyakitnya. Psikosomatik adalah apabila rasa sakitnya ada namun dari
pemeriksaan dan analisis tidak ditemukan penyakit. Masalah kesehatan masyarakat
adalah rasa sakit dan masalahnya tidak dirasakan/diketahui masyarakat pada saat
itu, namun menurut pandangan kesehatan masalahnya/penyakitnya ada. Sehat,
menurut gambar diatas adalah rasa sakit ataupenyakit tidak ada.
Kajian utama epidemiologi adalah hubungan kasus klasik dengan masalah
kesehatan masyarakat, karena epidemiolog tidak mempelajari tentang rasa sakit
tetapi mempelajari tentang penyakit. Jadi penyebab penyakit adalah kejadian,
kondisi, sifat ataupun kombinasi dari faktor-faktor tersebut di atas yang berperan
penting dalam kejadian penyakit.
Pemahaman tentang konsep penyebab timbulnya penyakit perlu dimiliki untuk
dapat menjelaskan bagaimana mekanisme terjadinya dan penyebarannya. Banyak
model konsep penyebab penyakit yang dikembangkan oleh para ahli, dari zaman
generasi pertama Hippocrates dengan konsep Airs,Waters and Places. Galen
dengan konsep Experimental Medicine, dan Hieronymous Fracastorius (14781553) dan Igmatz Semmelweis (1818-1865) dengan konsep Contagion Germ.
Penyakit Y
Gambar : timbulnya penyakit singel causation (penyakit tunggal) menurut model determinasi
murni. Model ini memperlihatkan bahwa faktor X akan menyebabkan penyakit Y.
dan multiple causation ( penyebab majemuk ). Pemikiran para ahli pada waktu itu
menuntut bahwa tiap penyakit harus dapat ditemukan penyebabnya (kuman) yang
spesifik untuk penyakit yang diderita seseorang. Para ahli yang perintis teori kuman
(bakteriologi) seperti Robert Koch atau Louis Pasteur mulai mengidentifikasi jenis
kuman untuk tiap jenis penyakit menular. Konsep penyebab tunggal ini sempat
berlangsung lama sampai seseorang mulai menyadari bahwa berkembangnya
penyakit tidak dapat dijelaskan hanya dengan mengenali jenis penyebabnya saja
yang spesifik.
pada binatang
Host (penjamu)
Environment
(lingkungan)
Agent
(Penyebab
Lingkungan)
(
Gambar: segitiga epidemiologi
mulai
ditinggalkan.
Alasannya,
orang
mulai
menyadari
bahwa
kumannya saja, namun diperlukan faktor lain yang turut memengaruhi sehingga
dikenal konsep/model penyebab majemuk. Berikut ini ditampilakan beberapa model
multiple causation (penyebab majemuk) yang merupakan model yang sering
digunakan dalam melihat terjadinya penyebab penyakit.
Dari gambar di atas dapat disimpulkan bahwa perubahan pada satu
komponen akan mengubah keseimbangan ketiga komponen. Dari hasil interaksi
antara tiga faktor host, agent, dan environmet itu penyakit berpeluang untuk terjadi
dan kemudian berkembang dan menyebar. Model ini cocok untuk menerangkan
penyakit infeksi.
Model jaringan sebab-akibat (web of causation) menjelaskan baha penyebab
penyakit terdiri dari berbagai faktor yang majemuk, faktor atau komponen tersebut
saling terkait dan membentuk jaringa sebab-akibat yang cukup rumit.
Faktor
Faktor
Faktor
Faktor
Faktor
Faktor
Faktor
Faktor
Faktor
Faktor
Faktor
Faktor
Faktor
Faktor
Penya
kit
l
i
n
g
k
u
n
g
a
n
)
1
Keterangan :
4
5
2
3
1.
2.
3.
4.
5.
Lingkungan sosial
Lingkungan Bologis
Lingkungan fisik
Host (manusia)
bvyfInti Genetik.
Dari gambar diatas dapat diambil kesimpulan bahwa suatu penyakit tidak
tergantug pada suatu sebab yang berdiri sendiri melainkan akibat dari proses sebabakibat. Dengan demikian timbulnya penyakit dapat dicegah dengan memotong rantai
tersebut. Model ini cocok untuk mencari penyakit yang disebabkan oeleh perilaku
dan gaya hidup individu.
Model roda menggambarkan hubugan manusia dan lingkungannya sebagai
roda. Roda tersebut terdiri atas manusia dengan substansi genetik pada bagian
intinya dan faktor lingkungan biologi, sosial, fisik yang mengelilingi host (manusia).
Ukuran komponen roda bersifat relatif, bergantung pada problem spesifik dari
penyait.
Dalam model roda diperlukan pengkajian dari berbagai faktor yang berperan
dalam timbulnya penyakit dengan tidak menekankan pada pentingnya agent sebagai
penyebab penyakit. Model ini mementingkan adanya hubungan antara manusia dan
lingkungan hidupnya. Besarnya pera dari masing-masing lingkungan sangat
bergantung pada penyakit. Misalnya, faktor lingkungan sosial sangat berperan
dalam menyebabkan stes mental / kejiwaan manusia; faktor lingkungan biologis
berperan menimbulkan penyakit yang disebabkan oleh agent; dan faktor genetik
berperan besar menimbulkan penyakit keturunan.
Model tradisional epidemiologi atau segitiga epidemiologi yang diteukan oleh
Gordon dan La Richt (1950), menyebutkan bahwa timbul atau tidaknya penyakit
pada manusia dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu host, agent, dan environment.
Gorden berpendapat bahwa:
AGENT
ENVIRONMENT
Gambar : skema tahap prapatogenesis yang menggambarkan hubungan seimbang, pada tahap ini
host dalam keadaan sehat.
A
A
H
A
( 1. )
( 2. )
(3)
Penyakit yang ditimbulkan oleh kelompok biotis ini disebut dengan penyakit
infeksi yang sifatnya menular dan tidak menular. Golongan a-biotis terdiri dari :
a. Golongan kimiawi (pestisida, bahan pengawet makanan, obat-obatan, limbah
industri)
b. Golongan fisik (panas, sinar, radiasi, suara, getaran, objek yang bergerak
cepat)
c. Golongan mekanik (kecelakaan lalu-lintas, pukulan)
d. Golongan nutrien (karbohidrat, protein, lemak) yang apabila manusia
mengalami kekurangan atau kelebihan akan mengakibatkan penyakit.
Sifat bibit penyakit yang dapat menularkan penyakit infeksi(menular dan tidak
menular) dikenali ada empat macam, yaitu :
1. Patogenesis adalah kemampuan bibit penyakit untuk menimbulkan reaksi
pada penjamu sehingga menimbulkan penyakit pada penjamu. Jika
kemampuan ini tidak dimiliki disebut dengan a-patogen.
2. Virulensi adalah suatu tingkat / derajat keganasan suatu kuman. Jika
kerusakan yang ditimbulkannya hebat/ganas maka golongan bibit penyakit
tersebut disebut virulen.
3. Antigenesitas adalah kemampuan suatu bibit penyakit untuk merangsang
timbulnya mekanisme pertahanan tubuh (antigen/antibodi) pada diri penjamu.
Misalnya, pada saat kontak dengan penderita hepatitis.
4. Infektivitas adalah kemampuan bibit penyakit mengadakan invasi/menyebar
dan penyesuaian diri pada pejamu, hidup, dan berkembang biak dalam tubuh
penjamu (misal, penderita HIV)
Masuknya agent (bibit penyakit) yang dapat menimbulkan penyakit pada host
(manusia) melalui beberapa macam jalur penularan sebagai berikut.
a. Inhalasi yaitu masuknya agent dengan perantara udara (air borne
transmission). Misalnya, terhirup zat-zat kimia berupa gas, uap, debu,
mineral, partikel (golongan a-biotik), atau kontak dengan penderita TB
(golongan biotik).
2. Reservoar dari agent penyebab adalah habitat normal tmpat agent penyakit
menular hdup, tubuh, dan berkembang biak ( habitat ini dapat berupa
manusia, hewan, atau lingkungan).
3. Cara keluarnya penyebab penyakit dari penjamu (melalui saluran napas,
sluran kemih, perencanaan, kulit, dan transplasental)
4. Cara penularan agent ke pejamu baru melalui metode kontak langsung dan
droplet (tetes ludah) dan metode tidak langsung yaitu melalui perantara
(misal, nyamuk)
5. Tempat masuk ke dalam pejamu umumnya sama antara tempat masuk dan
keluarnya.
6. Kerentaan / kepekaan pejamu. Faktor imunitas, faktor ketahanan tubuh,
malnutrisi, dan sistem imunologi.
7. KLASIFIKASI PENYAKIT
Oleh : Heffi
Menurut
KLASIFIKASIPENYAKIT
P. INFEKSI ( I )
P.NON-INFEKSI (NI)
P.I MENULAR
P.I. NON-MENULAR
Contoh :
Contoh :
- Nutritional disease
- Dipteri
- Tetanus
- Nutritional related
- Streptococcen
- P. Metabolisme
- Stafilococcen
- P. Geriatri
- TBC
- Typhus
abdominalis
- P. Alkoholisme
- P. Kecanduan Narkotik
-Hepatitis
- P. Karsinogenik
- Trauma Accidental
- P. Kardiovaskular
- P. Kejiwaan
( Stres)
Dengan makin majunya masyarakat secara sosial
dan ekonomi,
maka gaya
- P. untuk
Karenameredam
Pencemaran
hidup masyarakat berubah makin tidak menguntungkan
beberapa
jenis penyakit yang seyogianya dapat dengan mudah kita tiadakan dengan
kesadaran dan langkah-langkah kita. Sebagai contoh adalah penyakit-penyakit yang
tergolong dalam kelompok penyakit non-infeksi.
Menurutnya kualitas udara karena pencemaran di kemudian hari akan makin
bertambah. Bertambah justru karena makin melajunya pembangunan, baik lewat
Tabel 3.1
Lima tingkatan secara public health dalam pencegahan terhadap penyakit.
Fase Pre-Pathogenesis
Fase Pathogenesis
Pencegahan
Pencegahan Primer
sekunder
Pencegahan Tersier
Promosi
Perlindungan
Pembatasan
Kesehatan
ketidakmampuan
(Health
(General and
promotion)
specific protection)
prompt treatment)
Rehabilitasi
c. Perlindungan sanitasi
d. Perlindungan kecelakaan
e. Perlindungan terhadap kecelakaan kerja
f. Penggunaan nutrisi khusus
g. Perlindungan terhadap bahan karsinogen
h. Menghindari zat-zat allergen.
3. Diagnosis dini dan pengobatan cepat dan tepat
a. Mencari kasus sedini mungkin
b. Pemeriksaan umum secara rutin
c. Survey selektif penyakit khusus
d. Meningkatkan keteraturan pengobatan
e. Mencari orang yang pernah berhubungan dengan penderita penyakit
menular.
f. Pemberian pengobatan yang tepat pada setiap permulaan kasus.
4. Pembatasan ketidakmampuan
a. Penyempurnaan dan intensitas pengobatan lanjutan agar terarah dan
tidak menimbulkan komplikasi.
b. Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan
c. Perbaikan fasilitas kesehatan sebagai penunjang untuk pengobatan dan
perawatan yang intensif.
5. Rehabilitasi
a. Diperlukan sarana untuk pelatihan dn pendidikan di rumah sakit dan
tempat-tempat umum
b. Memanfaatkan dan memelihara sebaik-baiknya kapasitas yang tersisa
pada seseorang
c. Melakukan pendidikan dan penyuluhan pad masyarakat umum dan
industry
d. Menyediakan tempat perlindungan khusus.
Sumber :
Ryadi, A.L. Slamet. 2011. Dasar-dasar Epidemiologi. Jakarta : Salemba Medika
informasi
pengalokasian
untuk
sumber
daya
pelayanan
dan
kesehatan
perencanaan
dan
program
administrator
pencegahan
bagi
dan
pendidikan.
Tujuan studi deskriptif dalam epidemiologi adalah :
1. Menggambarkan karakteristik distribusi dari berbagai penyakit/ masalah
kesehatan dari suatu kelompok populasi yang terkena.
2. Memperhitungkan besar dan pentingnya berbagai masalah kesehatan pada
kelompok populasi.
3. Mengidentifikasi kemungkinan determinan, masalah, dan factor risiko.
Macam studi deskriptif adalah laporan kasus, rangkaian kasus, dan studi
korelasi penyakit. Di bawah ini akan disajikan contoh dari tiap jenis tersebut.
merupakan
kita
untuk
dokumen
waspada
berharga
terhadap
karena
kemungkinan
dapat
dan
Studi Korelasi
Studi korelasi adalah studi yang menggunakan data dari suatu populasi
tertentu untuk membandingkan kelompok yang berbeda selama periode waktu
yang sama atau populasi yang sama tetapi untuk waktu yang berbeda. Studi ini
sangat berguna untuk merumuskan hipotesis.Contohnya, korelasi antara
konsumsi daging per kapita dan kanker usus besar atau korelasi antara asupan
(intake) garam dan hipertensi.Studi korelasi mengacu pada seluruh populasi,
sehingga tidak dapat menghubungkan antara pemajanan (exposure) dan
penyakit terhadap individu.
tentang penyebab
terjadinya masalah
kesehatan (determinan),
hubungan sebab
akibat antara factor resiko dan penyakit. Secara strategis studi ini dibagi atas dua
desain utama yaitu observasi dan studi intervensi/eksperimen. Studi observasi
terdiri dari rancangan cross sectional, kohort, dan kasus control.
Kekurangannya :
1. Sulit menentukan hubungan sebab-akibat.
2. Jumlah subjek cukup mahal.
3. Tidak menggambarkan perjalanan penyakit.
4. Tidak praktis untuk kasus yang jarang.
kasus
dan
kelompok
control
berdasarkan
status
penyebab
penyakitnya.
Ciri rancangan kasusu control :
1. Subjek dipilih atas dasar apakah mereka menderita (kasus) atau tidak
(control) suatu kasus yang ingin diamati kemudian proporsi pemajanan
dari kedua kelompok tersebut dibandingkan.
2. Diketahui variabel terikat (akibat), kemudian ingin diketahui variabel bebas
(penyebab).
3. Observasi dan pengukuran tidak dilakukan pada saat yang sama.
4. Peneliti melakukan pengukuran variabel bergantung pada efek (subjek
[kasus] yang telah terkena penyakit) sedangkan variabel bebasnya dicari
secara retrospektif.
5. Untuk control, dipilih subjek yang berasal dari populasi dan karakteristik
yang sama dengan kasus.
6. Bedanya kelompok control tidak menderita penyakit yang akan diteliti.
Terpajan (exposed)
Kasus individu dengan
penyakit
Tidak (Non-exposed)
Terpajan (exposed)
Control individu tanpa
penyakit
Tidak (Non-exposed)
control,
yang
menggambarkan
besarnya
kemungkinan
Rancangan Kohort
Rancangan kohort adalah rancangan studi epidemiologi yang mempelajari
hubungan antara penyebab dari suatu penyakit dan penyakit yang diteliti dengan
membandingkan
1. berasal dari kata romawi kuno yang berarti kelompok tentara yang
berbaris maju ke depan.
2. Subjek dibagi berdasarkan ada atau tidaknya pemajan factor tertentu dan
kemudian diikuti dalam periode waktu tertentu untuk menentukan
munculnya penyakit pada tiap kelompok.
3. Digunakan untuk mempelajari dinamika kolerasi antara factor risiko dan
efek.
4. Sekelompok subjek yang belum mengalami penyakit atau efek diikuti
secara prospektif.
5. Diketahui variabel bebas (penyebab) kemudian ingin diketahui variabel
terikat (akibat).
6. Dapat dilakukan secara prospektif atau retrospektif.
Langkah-langkahnya :
1. Tentukan satu kelompok orang yang terpajan.
2. Tentukan kelompok lainnya orang yang tidak terpajan.
3. Amati kedua kelompok, apakah mereka menjadi sakit atau tidak.
Terdapat dua jenis studi kohort yaitu kohort prospektif dan studi kohort
retrospektif. Kelebihan rancangan kohort adalah :
1. Merupak desain terbaik dalam menentukan insiden dan perjalanan
penyakit atau efek yang diteliti.
2. Desain terbaik dalam menerangkan dinamika hubungan antara factor
risiko dengan efek secara temporal.
3. Dapat meneliti beberapa efek sekaligus.
4. Baik untuk evaluasi pemajan yang jarang.
5. Dapat meneliti multiple efek dari satu pemajan.
6. Dapat menetapkan hubungan temporal.
7. Mendapatkan incidence rate.
Sakit (disease)
Terpajan (exposed)
Tidak sakit (nondisease)
Sakit (disease)
Tidak terpajan
(Non-exposed)
Kekurangannya adalah :
1. Memerlukan waktu yang lama.
2. Sarana dan biaya yang mahal.
3. Rumit.
4. Kurang efesien untuk kasus yang jarang.
5. Terancam droup out mengganggu analisis.
6. Menimbulkan masalah etika.
perlakuan,
yaitu
memperlakukan
variabel
yang
ditelitinya
Place
time
Sumber :
http://books.google.co.id/books?id=DrTEvxpXLWMC&pg=PA44&dq=macam+
studi+epidemiologi&hl=en&sa=X&ei=oFwTUcvEMIjLrQeN84GoDA&redir_esc
=y#v=onepage&q=macam%20studi%20epidemiologi&f=false
b. Angka prevalensi
Perhitungan angka prevalensi terdapat dua ukuran, yaitu point prevalence
( prevalensi sesaat) dan periode prevalence (prevalensi periode).
Jumlah semua kasus yang dicatat pada saat tertentu
Point prevalence = ------------------------------------------------------------------------Jumlah penduduk
Data menurut epidemiologi dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu data berbentuk rasio,
proporsi, rate.
1. Rasio ( R ) = jumlah orang ( dengan sifat kualitatif tertentu ) dibandingkan
terhadap sejumlah orang lain ( dengan sifat kualitatif lain pula ).
Rumus :
X
R = --Y
Keterangan :
x/y harus merupakan bilangan yang lebih kecil atau sama dengan satu.
2. Proporsi ( P )
Jumlah orang ( dengan sifat kualitatif tertentu ) dibandingkan dengan sejumlah
populasi seluruhnya.
Rumus :
X
P = --Y
Keterangan :
X/Y merupakan bagian dari 100%, misalnya X/Y adalah 60% atau 35%,
dan sebagainya.
3. Rate ( Rr )
Angka yang menyatakan hubungan ( relasio ). Jumlah berapa kali ( frekuensi )
suatu kejadian ( penyakit ) tertentu itu terjadi diantara sejumlah orang yang
mempunyai peluang terekpos dalam suatu waktu tertentu.
Rumus :
X
Rr = ---
Y
Perbandingan suatu peristiwa dengan populasi yang mempunyai risiko berkaitan
dengan peristiwa dimaksud.
Untuk mengukur frekuensi kejadian penyakit pada suatu populasi digunakan salah
satu dari tiga bentuk pecahan, yaitu proporsi, rasio, dan rate.
1. Proporsi
Proporsi adalah bentuk pecahan yang pembilangnya merupakan bagian dari
penyebut. Ciri dari proporsi :
a. Bentuk ini biasanya dinyatakan dalam persen ( % ) yaitu dengan
mengalihkan pecahan ini dengan 100%.
Calculation of rates
The community health nurse must analyze data about the health of the community
to determine the pattern of disease in a community. The nurse may collect data by
conducting surveys or compiling data from existing records ( e.g., data from clinic
facilities or vital statistics records ). Often assessment data are in the from of counts
or simple frequencies of events ( e.g., the number of people with a specific health
condition ). Community health practitioners interpret these raw counts by
transforming them into rates.
Rates are arithmetic expressions that help practitioners consider a count of an
event relative to the size of the population from which it is extracted ( e.g., the
population at risk ). Rates are population proportions or factions in which the
numerator is the number of events occurring in a specified perion of time. The
denominator consists of those in the population at the specified time period ( e.g.,
per day, per week, or per year). This proportion is multiplied by a constant ( k ) that
is a multiple of 10, such as 1000, 10,000, or 100,000. The constant usually
converts the resultant number to a whole number, which is large and easier to
interpret. Thus a rate can be the number of cases of a disease occurring for every
1000, 10,000, or 100,000 people in the population.
Terjemahan :
Perhitungan tingkat
Perawat kesehatan komunitas harus menganalisis data tentang kesehatan
masyarakat untuk menentukan pola penyakit di masyarakat. Perawat dapat
mengumpulkan data dengan melakukan survei atau kompilasi data dari catatan
yang ada (misalnya, data dari fasilitas klinik atau vital statistik catatan). Seringkali
data penilaian dalam dari penghitungan atau frekuensi kejadian yang sederhana
(misalnya, jumlah orang dengan kondisi kesehatan tertentu). Komunitas praktisi
kesehatan menafsirkan jumlah mentah dengan mengubah mereka ke tingkat.
Harga adalah ekspresi aritmatika yang membantu praktisi mempertimbangkan
hitungan peristiwa relatif terhadap ukuran populasi dari yang diekstrak (misalnya,
populasi yang berisiko). Tarif populasi proporsi atau faksi di mana pembilang
adalah jumlah kejadian yang terjadi dalam Perion waktu tertentu. Penyebut terdiri
dari orang-orang dalam populasi pada periode waktu tertentu (misalnya, per hari,
per minggu, atau per tahun). Proporsi ini dikalikan dengan suatu konstanta (k) yang
merupakan kelipatan dari 10, seperti 1000, 10.000, atau 100.000. Konstan
biasanya mengubah nomor yang dihasilkan untuk seluruh nomor, yang besar dan
mudah untuk menafsirkan. Dengan demikian tingkat dapat menjadi jumlah kasus
penyakit yang terjadi untuk setiap 1000, 10.000, atau 100.000 orang dalam
populasi.
Numerator
When raw counts are converted to rates, the community health nurse can make
meaningful cmparisons with rates from other districts or states, from the nation, and
from previous time periods. These analyses assist the nurse in determining the
magnitude of a public health problem in a given area and allow more reliable
tracking of trends in the community over time.
Sometimes a ratio is used to express a relation-ship between two variables. A ratio
is obtained by divining one quantity by another and the numerator is not necessarily
part of the denominator. For example, a ratio could contrast the number of male
births to that of female births. Proportions is often a percentage and it represents
the numerator as part of the denominator.
Terjemahan :
Ketika jumlah mentah dikonversi ke tingkat, perawat kesehatan masyarakat dapat
membuat cmparisons bermakna dengan tingkat dari daerah lain atau negara, dari
bangsa, dan dari periode waktu sebelumnya. Analisis ini membantu perawat dalam
menentukan besarnya masalah kesehatan masyarakat di daerah tertentu dan
memungkinkan pelacakan lebih handal dari tren dalam masyarakat dari waktu ke
waktu.
Kadang-kadang rasio yang digunakan untuk mengekspresikan hubungan-kapal
antara dua variabel. Sebuah rasio diperoleh dengan meramal satu kuantitas
dengan yang lain dan pembilang belum tentu bagian dari penyebut. Sebagai
contoh, rasio kontras bisa jumlah kelahiran laki-laki dengan perempuan kelahiran.
Proporsi sering persentase dan itu merupakan pembilang sebagai bagian dari
penyebut.
( Mary A Nies and Melanie Mc Ewen, 2001, hal. 71 )
Sumber :
Mubarak, Wahif Iqbal & Nurul Chayatin. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas
Pengantar dan Teori. Buku 1. Jakarta : Salemba Medika.
Mubarak, Wahif Iqbal. 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat : Teori dan Aplikasi.
Jakarta : Salemba Medika.
Nies, Mary A and Melanie Mc Ewen. 2001. Community Health Nursing : Promoting
the Health of Populations. United States of America : W. B,. Saunders Company.
DAFTAR PUSTAKA
Robert H. Friis and Thomas A. sellers,2009. Epidemiology for Public Health Practice:
volume 1. Canada : Jones and Bartllet learning
Tujuan Epidemiologi
http://books.google.co.id/books?id=V1e0q0f2vC8C&pg=PA16&dq=tujuan+epidemiol
ogi&hl=id&sa=X&ei=vlwkUc67HcfprAf0nICoAQ&redir_esc=y#v=onepage&q=tuju
an%20epidemiologi&f=false diakses tanggal 19 Pebruari 2013