Referat Pneumothoraks
Referat Pneumothoraks
PNEUMOTHORAKS
Disusun oleh :
Kheluwis Sutiady
406148098
DAFTAR ISI
BAB I...1
Pendahuluan.1
BAB II......2
2.1 Anatomi..2
2.2 Fisiologi..5
2.3 Definisi...7
2.4 Epidemiologi..8
2.5 Klasifikasi..8
2.6 Diagnosis13
2.7 Penatalaksanaan. 14
2.8 Komplikasi.19
BAB III.20
Kesimpulan...20
BAB I
PENDAHULUAN
Paru-paru merupakan organ pernapasan yang memiliki unsur elastis yang
akan mengempis seperti balon dan mengeluarkan semua udaranya melalui trakea
bila tidak ada kekuatan untuk mempertahankan pengembangannya. Paru-paru
sebenarnya mengapung dalam rongga toraks, dikelilingi oleh suatu lapisan tipis
cairan pleura yang menjadi pelumas bagi gerakan paru-paru di dalam rongga.
Jadi pada keadaan normal rongga pleura berisi sedikit cairan dengan tekanan
negatif yang ringan.1
Pneumotoraks adalah keadaan terdapatnya udara atau gas dalam rongga
pleura. Dengan adanya udara dalam rongga pleura tersebut, maka akan
menimbulkan penekanan terhadap paru-paru sehingga paru-paru tidak dapat
mengembang dengan maksimal sebagaimana biasanya ketika bernapas.
Pneumotoraks
dapat
terjadi
baik
secara
spontan
maupun
traumatik.
Pneumotoraks spontan itu sendiri dapat bersifat primer dan sekunder. Sedangkan
pneumotoraks traumatik dapat bersifat iatrogenik dan non iatrogenik.
Untuk diagnosis dilakukan dengan beberapa tahap dari melakukan
anamnesis dengan adanya gejala nyeri dada, sesak, mudah lelah dan denyut
jantung yang cepat. Dan juga dilakukan pemeriksaan fisik yang terdiri dari
inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi. Kemudian dilakukan juga pemeriksaan
radiologi yang di dapatkan pada foto thorax adanya bayangan udara dalam
cavum pleura memberikan bayangan radiolusen yang tanpa struktur jaringan
paru (avascular pattern), dan juga bisa didapatkan pendorongan jantung dan
trakea ke kontralateral.2
BAB II
ISI
2.1 ANATOMI
Paru-paru merupakan organ pernapasan dalam tubuh yang sebagian besar
terdiri dari gelembung (alveoli). Alveoli ini terdiri dari sel-sel epitel dan endotel.
Jika dibentangkan luas permukaannya 90m2. Banyaknya alveoli paru-paru ini
kurang lebih 700 juta buah.
Gambar 2.1
Paru-paru terbagi menjadi dua, yaitu paru kanan dan paru kiri. Paru
kanan (pulmo dekstra) terdiri dari tiga lobus, lobus pulmo dekstra superior, lobus
media dan lobus inferior. Paru-paru kiri (pulmo sinistra), terdiri dari dua lobus,
pulmo sinistra lobus superior dan lobus inferior. Tiap-tiap lobus terdiri dari
belahan yang lebih kecil bernama segmen. Paru-paru kanan mempunyai sepuluh
segmen, yaitu lima buah segmen pada lobus superior, dua buah segmen pada
lobus medial, dan tiga buah segmen pada lobus inferior. Paru-paru kiri
mempunyai sepuluh segmen, yaitu lima buah segmen pada lobus superior, dan
lima buah segmen pada inferior. Tiap-tiap segmen ini masih terbagi lagi menjadi
belahan-belahan yang bernama lobulus.
Gambar 2.2
Diantara lobulus satu dengan yang lainnya dibatasi oleh jaringan ikat
yang berisi pembuluh darah getah bening dan saraf, dalam tiap-tiap lobulus
terdapat sebuah bronkeolus. Di dalam lobulus, bronkeolus ini bercabang-cabang
yang disebut duktus alveolus. Tiap-tiap duktus alveolus berakhir pada alveolus
yang diameternya antara 0,2 0,3 mm.
Letak paru-paru di rongga dada, menghadap ke tengah rongga
dada/kavum mediastinum. Pada bagian tengah terdapat bagian tampuk paru-paru
yang disebut hilus. Pada mediastinum depan terdapat jantung.
Paru-paru dibungkus oleh selaput yang bernama pleura. Pleura dibagi
menjadi dua :
a. Pleura visceral, yaitu selaput paru yang langsung membungkus
paru.
b. Pleura parietal, yaitu selaput yang melapisi rongga dada luar.
2.2 FISIOLOGI
Fungsi paru paru ialah untuk pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida.
Pada pernapasan melalui paru-paru atau pernapasan eksterna, oksigen di ambil
melalui hidung dan mulut pada waktu bernapas. Oksigen masuk melalui trakea
dan pipa bronkial ke alveoli, dan dapat berhubungan erat dengan darah di dalam
kapiler pulmonaris. Hanya satu lapis membran, yaitu membran alveoli-kapiler,
yang memisahkan oksigen dari darah.
Oksigen menembus membran ini dan diambil oleh hemoglobin sel darah
merah dan dibawa ke jantung. Dari sini dipompa di dalam arteri ke semua bagian
tubuh. Darah meninggalkan paru paru pada tekanan oksigen 100 mm Hg dan
pada tingkat ini hemoglobinnya 95 persen jenuh oksigen.
Di dalam paru-paru, karbon dioksida, salah satu hasil buangan metabolisme,
menembus membran alveoler-kapiler dari kapiler darah ke alveoli dan setelah
melalui pipa bronkial dan trakea, dinapaskan keluar melalui hidung dan mulut.
Empat proses yang berhubungan dengan pernapasan pulmoner atau
pernapasan eksterna :
1. Ventilasi pulmoner, atau gerak pernapasan yang menukar udara dalam alveoli
dengan udara luar.
2. Arus darah melalui paru paru
3. Distribusi arus udara dan arus darah sedemikian sehingga dalam jumlah tepat
dapat mencapai semua bagian tubuh
4. Difusi gas yang menembus membran pemisah alveoli dan kapiler. CO2 lebih
mudah berdifusi daripada oksigen.
Gerakan Pernapasan
a) Inspirasi
Adalah proses aktif yang diselenggarakan kerja otot. Kontraksi diafragma
meluaskan rongga dada dari atas sampai ke bawah. Penaikan iga-iga dan
sternum, yang ditimbulkan kontraksi otot interkostalis , meluaskan rongga
dada kedua sisi dan dari belakang ke depan. Paru-paru yang bersifat
elastis mengembang dan terisi udara melalui saluran pernapasan. Otot
interkostal eksterna diberi peran sebagai otot tambahan, hanya bila
inspirasi menjadi gerak sadar.
2.3 DEFINISI
Pneumothoraks adalah keadaan terdapatnya udara atau gas dalam rongga
pleura. Pada keadaan normal rongga pleura tidak terisi udara, supaya paru-paru
leluasa mengembang terhadap rongga dada. Pneumothoraks yang terjadi pada
orang sehat tanpa adanya penyakit paru disebut sebagai pneumothoraks primer.
Sedangkan pneumothoraks yang disebabkan oleh penyakit paru disebut sebagai
pneumothoraks sekunder.4
2.5 KLASIFIKASI
Pneumothoraks dapat terjadi secara spontan atau traumatik dan klasifikasi
pneumothoraks berdasarkan mekanisme kejadian adalah sebagai berikut :
a. Pneumothoraks Spontan
Adalah pneumothoraks yang terjadi tiba-tiba tanpa adanya suatu
penyebab trauma atau iatrogenik, ada 2 jenis yaitu :
tidak berhubungan dengan aktifitas fisik yang berat tetapi justru pada saat
istirahat dan sampai sekarang belum diketahui penyebabnya.4
Mekanisme yang diduga mendasari terjadinya PSP adalah ruptur bleb
subpleura pada apeks paru-paru. Udara yang terdapat di ruang intrapleura
tidak didahului oleh trauma, tanpa disertai kelainan klinis dan radiologis.
Riwayat keluarga dengan kejadian serupa dan kebiasaan merokok
meningkatkan resiko terjadinya pneumotoraks ini.5
Faktor yang saat ini diduga berperan dalam patomekanisme PSP
adalah
terdapat
sebagian
parenkim
paru-paru
yang
meningkat
dan dilakukan pada pasien dengan kebocoran udara yang tidak teratasi dan
mengalami pneumotoraks rekuren.6
b. Pneumothoraks Traumatik
Adalah pneumothoraks yang terjadi akibat suatu trauma, baik
trauma penetrasi maupun bukan, yang menyebabkan robeknya pleura,
dinding dada maupun paru. Pneumothoraks traumatik dibagi menjadi 2
yaitu:
terjadi
diseksi
menuju
pleura
viseralis
atau
mediastinum.
10
11
2.6 DIAGNOSIS
12
Anamnesis
a) Nyeri dada hebat yang tiba-tiba pada sisi paru terkena khususnya pada
saat bernafas dalam atau batuk.
b) Sesak, dapat sampai berat, kadang bisa hilang dalam 24 jam, apabila
sebagian paru yang kolaps sudah mengembang kembali
c) Mudah lelah pada saat beraktifitas maupun beristirahat.
d) Warna kulit yang kebiruan disebabkan karena kurangnya oksigen
(cyanosis).
Gejala tersebut dapat berdiri sendiri maupun kombinasi. Derajat
gangguannya bisa mulai dari asimptomatik atau menimbulkan gangguan
ringan sampai berat.5
Pemeriksaan Fisik
a) Inspeksi: dapat terjadi pergeseran trakea, pencembungan dan pada
waktu pergerakan nafas, tertinggal pada sisi yang sakit.
b) Palpasi: Pada sisi yang sakit ruang sela iga dapat normal atau melebar,
iktus jantung terdorong kesisi thoraks yang sehat. Fremitus suara
melemah sampai menghilang.
c) Perkusi: Suara ketok hipersonor sampai timpani, batas jantung
terdorong ke thoraks yang sehat.
d) Auskultasi: suara nafas melemah sampai menghilang, nafas dapat
amforik apabila ada fistel yang cukup besar.
Pemeriksaan Penunjang
a) Radiologis:
a. Garis pleura viseralis tampak putih lurus atau cembung terhadap
dinding dada dan terpisah dari garis pleura parietalis. Celah
antara kedua garis pleura tersebut tampak lusen karena berisi
kumpulan udara dan tidak didapatkan corakan vaskuler pada
daerah tersebut.
b. Bila pneumotoraks berat dapat menyebabkan terjadinya kolaps
dari paru- paru sekitarnya, sehingga massa jaringan paru yang
terdesak ini lebih padat dengan densitas seperti bayangan tumor.
c. Biasanya arah kolaps ke medial
13
dan
trakea
dapat
terdorong
kesisi
yang
berlawanan.
b) Blood Gas Arteri: untuk melihat kadar oksigen dalam darah
2.7 PENATALAKSANAAN
Tujuan utama penatalaksanaan pneumotoraks adalah untuk mengeluarkan
udara dari rongga pleura dan menurunkan kecenderungan untuk kambuh lagi.
Pada prinsipnya, penatalaksanaan pneumotoraks adalah adalah sama seperti
penanganan trauma, yaitu dengan melakukan tindakan ABCDE, yang kemudian
diikuti tindakan sebagai berikut8:
1. Observasi pemberian O2
Apabila fistula yang menghubungkan alveoli dan rongga pleura
telah menutup, maka udara yang berada didalam rongga pleura tersebut
akan diresorbsi. Laju resorbsi tersebut akan meningkat apabila diberikan
tambahan O2. Observasi dilakukan dalam beberapa hari dengan foto
toraks serial tiap 12-24 jam pertama selama 2 hari. Tindakan ini terutama
ditujukan untuk pneumotoraks tertutup dan terbuka.
2. Tindakan dekompresi
Hal ini sebaiknya dilakukan seawal mungkin pada kasus
pneumotoraks yang luasnya >15%. Pada intinya, tindakan ini bertujuan
untuk mengurangi tekanan intra pleura dengan membuat hubungan antara
rongga pleura dengan udara luar dengan cara :
1)
Dapat memakai infus set
Jarum ditusukkan ke dinding dada sampai ke dalam rongga pleura,
kemudian infus set yang telah dipotong pada pangkal saringan
tetesan dimasukkan ke botol yang berisi air. Setelah klem
penyumbat dibuka, akan tampak gelembung udara yang keluar dari
ujung infus set yang berada di dalam botol.
2)
Jarum abbocath
Jarum abbocath merupakan alat yang terdiri dari gabungan jarum
dan kanula. Setelah jarum ditusukkan pada posisi yang tetap di ICS
2 mid-klavikularis sampai menembus ke rongga pleura, jarum
dicabut dan kanula tetap ditinggal. Kanula ini kemudian
14
15
16
4. Torakotomi
Tindakan torakotomi dilakukan bila :
1. Kebocoran paru yang massif sehingga paru tak dapat mengembang
2.
3.
4.
5.
terpencil)
Torakotomi dilakukan dengan cara:
a. Dengan pembukaan dinding toraks melalui operasi, kemudian
dicari lubang yang menyebabkan pneumotoraks kemudian dijahit
b. Pada pembedahan, apabila ditemukan penebalan pleura yang
menyebabkan paru tidak bias mengembang, maka dapat
dilakukan dekortikasi.
17
18
Rehabilitasi
1. Penderita yang telah sembuh dari pneumotoraks harus dilakukan
pengobatan secara tepat untuk penyakit dasarnya.
2. Untuk sementara waktu, penderita dilarang mengejan, batuk atau bersin
terlalu keras.
3. Bila mengalami kesulitan defekasi karena pemberian antitusif, berilah
laksan ringan.
4. Kontrol penderita pada waktu tertentu, terutama kalau ada keluhan batuk,
sesak napas.
2.8 KOMPLIKASI
a. Pneumomediastinum, terdapat ruang atau celah hitam pada tepi jantung,
mulai dari basis sampai ke apeks
b. Emfisema subkutan, biasanya
merupakan
kelanjutan
dari
terdapatnya
pneumothorax
disertai
19
BAB III
KESIMPULAN
Pneumotoraks merupakan suatu keadaan dimana rongga pleura terisi oleh
udara, sehingga menyebabkan pendesakan terhadap jaringan paru yang
menimbulkan gangguan dalam pengembangannya terhadap rongga dada saat
proses respirasi. Oleh karena itu, pada pasien sering mengeluhkan adanya sesak
napas dan nyeri dada.
Berdasarkan penyebabnya, pneumotoraks dapat terjadi baik secara spontan
maupun traumatik. Pneumotoraks spontan itu sendiri dapat bersifat primer dan
sekunder. Sedangkan pneumotoraks traumatik dapat bersifat iatrogenik dan non
iatrogenik. Dan menurut fistel yang terbentuk, maka pneumotoraks dapat bersifat
terbuka, tertutup dan ventil (tension).
Dalam menentukan diagnosa pneumotoraks seringkali didasarkan pada
hasil foto rntgen berupa:
1. Tampak bayangan hiperlusen baik bersifat lokal maupun general
2. Pada gambaran hiperlusen ini tidak tampak jaringan paru, jadi avaskuler.
3. Bila pneumotoraks hebat sekali dapat menyebabkan terjadinya kolaps dari
paru- paru sekitarnya, sehingga massa jaringan paru yang terdesak ini
lebih padat dengan densitas seperti bayangan tumor.
4. Biasanya arah kolaps ke medial
5. Bila hebat sekali dapat menyebabkan terjadinya perdorongan pada jantung
misalnya pada pneumotoraks ventil
tension pneumothorax
6. Juga mediastinum dan trakea dapat terdorong kesisi yang berlawanan.
Dari hasil rntgen juga dapat diketahui seberapa berat proses yang terjadi melalui
luas area paru yang terkena pendesakan serta kondisi jantung dan trakea.
Pada prinsipnya, penanganan pneumotoraks berupa observasi dan
pemberian O2 yang dilanjutkan dengan dekompresi. Untuk pneumotoraks yang
berat dapat dilakukan tindakan pembedahan. Sedangkan untuk proses medikasi
disesuaikan dengan penyakit yang mendasarinya. Tahap rehabilitasi juga perlu
diperhatikan agar pneumotoraks tidak terjadi lagi.
20
DAFTAR PUSTAKA
1. Guyton, Arthur, C. Hall, John, E. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.ED:11.
Jakarta : EGC; 2007.P.598
2. Rasad, Sjahriar .Radiologi Diagnostik. Jakarta : Indonesia University;
2008. P. 120
3. Schiffman, George. Stoppler, Melissa, Conrad. Pneumothorax (Collapsed
Lung).
Cited
2011
January
10.
Available
from
http://www.medicinenet.com/pneumothorax/article.htm
4. Hisyam, B. Budiono, Eko. Pneumothoraks spontan. Dalam : Sudoyo,
Aru, W. Setiyohadi, Bambang. Alwi, Idrus. K, Marcellus, Simadibrata.
Setiati, Siti (editor). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Edisi IV.
Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. 2006. P. 1063-1068.
5. Heffner,
J.
(2004).
Management
of
Secondary
Spontaneous
21