Manajemen
Masalah
Neonatus Bayi
Anak
Remaja
Deskripsi : Perempuan, 55 tahun, Nyeri Dada
Dewasa
Istimewa
Lansia
Bumil
Pasien mengeluh nyeri dada 1 jam SMRS, nyeri dirasakan terus menerus kurang lebih 20
menit, nyeri dirasakan seperti ditimpa benda berat di seluruh lapang dada. Nyeri dirasakan
pasien menyebar ke tangan kiri kanan, leher dan punggung. Nyeri dirasakan muncul setelah
pasien mencuci piring. Untuk menghilangkan nyeri yang dialami, pasien mencoba mengobati
dengan mengompreskan kain hangat, namun keluhan tidak kunjung membaik sehingga pasien
memutuskan untuk datang ke RS. Keluhan disertai dengan berkeringat dan lemah badan.
Keluhan baru pertama kali dialami pasien.
Tujuan : Diagnosis Penyakit jantung Iskemik dan tatalaksananya
Bahan
Tinjauan Pustaka Riset
Kasus Audit
bahasan :
1. Subjektif:
KU : nyeri dada
Nyeri dada sejak 1 jam SMRS,
Nyeri dirasakan terus menerus kurang lebih 20 menit, namun tidak semakin
memberat.
Nyeri seperti ditimpa benda berat di seluruh lapang dada menyebar ke tangan kiri
kanan, leher dan punggung.
2. Objektif:
Keadaan umum
Kesadaran
Berat Badan
Tinggi Badan
BMI
= 80 kg
=155 cm
= 33,33 ( Obesitas I )
TD = 160/90 mmHg
N = 100 x/m
RR = 20 x/m
S = 36,2oC
Mata
Leher
Pulmo
Cor
Abdomen
Ekstremitas
= konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil isokor 3mm, reflex cahaya +/
+
= JVP tidak meningkat
= simetris, Sonor, VBS kiri=Kanan, ronki -/-, wheezing -/= ictus cordis tidak terlihat, BJ I, II reguler, murmur -, gallop
= datar, supel, nyeri tekan -, hepar dan lien tidak teraba, shifting dullness -,
BU +N
= akral hangat, CRT <2 detik, edem lengan dan tungkai -/-,
: 14,5 g/dl
: 10.200 /m3
: 389.000/m3
: 42,3 %
: 109 g/dl
: 1,02 mg/dl
: 25 mg/dl
: 0,91ug/L
: Cardiomegali
: ST Depresi lead II, AVF, V4-V6,
Gambaran EKG :
3. Assessment:
Diagnosis:
Penyakit jantung koroner memberikan dua manifestasi klinis penting yaitu akut
koroner sindrom dan angina pektoris stabil (ACC/AHA, 2007).
1. Plak Vulnarable (Plak yang memiliki dinding tipis dengan lemak yang besar, mudah
ruptur jika ada faktor pencetus akibat aktivasi enzim protease yang dihasilkan
makrofag) Akut koroner sindrom
a. ST elevasi miokard infark (STEACS); oklusi total oleh trombus
1) STEMI; infark, dengan peningkatan enzim jantung
2) Angina variant (prinzmetal), jarang terjadi; akibat spasme koroner
b. Non-ST elevasi acute coronary syndrom (NSTEACS); oklusi parsial
1) NSTEMI; infark, dengan peningkatan enzim jantung
2) Unstable angina; kresendo angina, tanpa peningkatan enzim jantung
2. Plak Stabil (Plak yang memiliki dinding tebal dengan lemak yang sedikit) angina
pektoris stabil; dekresendo angina, tanpa peningkatan enzim jantung
Pasien merasakan nyeri dada seperti tertidih benda berat, menyebar ke leher, tangan
dan punggung, dan nyeri dicetuskan karena aktivitas fisik. Pasien juga memiliki
beberapa faktor resiko yang menunjang untuk penegakan diagnosis kearah angina
pectoris, yaitu :
o Usia > 40 tahun
o Riwayat Keluarga
o Hipertensi
o Diet lemak yang tinggi kalori
o Inaktifitas Fisik
o Obesitas
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada pasien nyeri dada iskemi terkadang tidaklah terlalu spesifik.
Pada pasien ini hanya di dapatkan tekanan darah yang meningkat 160/90 mmHg dan
Index massa tubuh Obesitas I. Pemeriksaan fisik lainnya normal.
3. Pemeriksaan Penunjang
Hasil pemeriksaan penunjang menunjukan adanya peningkatan Enzim Jantung yaitu
CKMB dan Troponin.
Hasil pemeriksaan EKG menunjukan adanya Iskemik segemen anterior dan inferior
dinding jantung.
Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan Penunjang, diagnosis lebih mengarah
kepada angina stabil. Walaupun ada perubahan EKG (Segmen ST depresi), peningkatan
enzim jantung (CKMB dan Troponin), namun dari Klinis pasien, diagnosis lebih mengarah
kepada Angina stabil : dikarenakan :
- Nyeri dicetuskan oleh aktivitas fisik.
- Frekuensi muncul hanya sekali dengan durasi tidak terlalu lama.
- Nyeri dapat hilang dengan Nitrogliserin sublingual.
- Deviasi segmen ST dapat muncul secara cepat dan akan normal kembali seiring
hilangnya gejala pada pasien dengan stable angina.
4. Plan:
- Pengobatan:
Non medikamentosa
Bed rest total
Oksigen 2-4 lpm
Diet: lemak < 7% dari kalori total, kolesterol <200 mg/hari, diet rendah garam
Observasi TTV/3 jam
Medikamentosa
IGD
RUANGAN
- O2
- ISDN 5 mg 3x1
- Infus D5 jaga
- Aspilet 1x1
- Lasix 1x2 amp
- CPG 1x1
Digoxin 1x1/2
Bisoprolol 1x
Amlodipin 10 mg 1x1
Captopril 25 mg 3x1
Furosemid 1x2
Simvastatin 0-0-1
Alprazolam 0,5 mg 0-0-1
1. Oksigen
Oksigen harus diberikan pada semua pasien dengan sesak nafas, tanda gagal jantung,
syok, atau saturasi oksigen <94%. Monitoring non invasif tentang kadar oksigen
darah akan sangat bermanfaat untuk mengetahui apakah perlu diberikan oksigen pada
pasien. Berdasarkan consensus AHA/ACC 2010 tentang resusitasi jantung paru
dianjurkan memberikan oksigen dalam 6 jam pertama terapi. Pemberian oksigen lebih
dari 6 jam secara klinis tidak bermanfaat kecuali pada keadaan :
- Pasien dengan nyeri dada menetap atau berulang
- Pasien dengan tanda bendungan paru
- Pasien dengan saturasi <90%
2. Aspilet
Komposisi : Acetylsalicylic acid.
Indikasi :Mengurangi resiko thrombosis koroner lebih lanjut
Kontraindikasi :Tukak lambung, tukak duodenum, perdarahan
Efek samping :Nyeri lambung, gangguan GI, mual
Aspirin direkomendasikan kepada semua pasien SKA kecuali terdapat kontraindikasi
dan diberikan 160-325 mg dikunyah untuk pasien yang belum mendapat asipirin dan
tidak ada riwayat alergi dan tidak ada bukti perdarahan lambung saat
pemeriksaan.Aspirin dapat menurunkan reoklusi koroner dan berulangnya kejadian
iskemik setelah terapi fibrinolitik.Penggunaan aspirin supositoria dapat dilakukan
pada pasien dengan mual muntah atau ulkus peptic atau gangguan pada saluran
pencernaan atas. Dosis pemeliharaan 75-100mg/hari
3. Cedocard/ISDN
Komposisi : Isosorbide dinitrate
ventrikel kiri
Membantu redistribusi volume darah pada edema paru akut