Anda di halaman 1dari 5

Getaran Teredam 1 DOF (Degree of Freedom)

Shoging Khoirudin1, Muhammad Roy Ashiddiqi2, Nugroho Raharjo Assidqi3, Nufiqurakhmah4, Aisyiyah Nur
Isnaeni5, Evita Wahyundari6
1,2,3,4,5,6

Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111


Abstract Pada saat ini perkembangan teknologi di dunia berkembang
sangat pesat. Dari perkembangan tersebut banyak aplikasi aplikasi dari teori
untuk getaran digunakan dalam bidang industry, misalnya kendaraan bermotor
yang menggunakan suspensi atau shock breaker sebagai suatu peredam dari
adanya beban pengendara dan penumpang pada kendaraan tersebut
dari suatu peredam dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan. Dalam hal ini
getaran teredam itu sendiri terbagi atas tiga jenis yaitu getaran kurang teredam
(underdamped) , getaran redaman kritis (critically damped) , dan getaran
terlampau redam (overdamped). Diperlukan suatu percobaan untuk mengetahui
berapa koefisien redaman pada suatu sistem pegas serta jenis pegas yang Gambar 1. Getaran
Harmonik[1]
mempengaruhi peredaman dalam sistem pegas. Percobaan dilakukan dengan
menggunakan 3 jenis peredam yaitu dengan udara, air dan minyak
digunakan dua buah pegas untuk sebuah massa sebesar 0,48 kg. Dari hasil
percobaan yang dilakukan, diperoleh nilai koefisien redaman (c) 0.1583919 pada
Untuk memahami getaran harmonik, dapat mengamati gerakan
udara, 0.2969848 pada air, dan 0.289857211 pada minyak. Dari semua data nilai
1, dapat digolongkan jenis peredaman under-damped.
sebuah benda yang diletakkan pada lantai licin dan diikatkan pada
Kata kunci getaran, underdamped, koefisien redaman

I. PENDAHULUAN
Pada saat ini perkembangan teknologi di dunia berkembang
sangatlah pesat. Dari perkembangan tersebut banyak aplikasi
aplikasi dari teori untuk getaran digunakan dalam bidang industri
sebagai contoh kendaraan bermotor yang menggunakan suspensi
atau shock breaker sebagai suatu peredam dari adanya beban
pengendara dan penumpang pada kendaraan tersebut. Desain dari
suatu peredam dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan. Dalam
hal ini getaran teredam itu sendiri terbagi atas tiga jenis yaitu
getaran kurang teredam (underdamped) , getaran redaman kritis
(critically damped) , dan getaran terlampau redam (overdamped).
Diperlukan suatu percobaan untuk mengetahui brapa koefisien
redaman pada suatu sistem pegas serta jenis pegas yang
mempengaruhi peredaman dalam sistem pegas. Percobaan sendiri
dilakukan untuk sistem 1 DOF (Degree of Freedom). Tujuan
percobaan ini adalah untuk menentukan konstanta pegas dan
koefisien redaman pada suatu sistem pegas serta jenis peredaman
sistem tersebut.
II. DASAR TEORI
2.1 Getaran Harmonik
Gerak harmonik merupakan gerak sebuah benda dimana grafik
partikel sebagai fungsi waktu berupa sinus (dapat dinyatakan dalam
bentuk sinus atau kosinus). Gerak semacam ini disebut gerak
osilasi atau gerak harmonik.

sebuah pegas. Anggap mula-mula benda berada pada posisi X = 0


sehingga pegas tidak tertekan atau teregang. Posisi seperti ini
dinamakan posisi keseimbangan. Ketika benda ditekan ke kiri (X =
) pegas akan mendorong benda ke kanan, menuju posisi
keseimbangan. Sebaliknya jika benda ditarik ke kanan, pegas akan
menarik benda kembali ke arah posisi keseimbangan (X = +).
Gaya yang dilakukan pegas untuk mengembalikan benda pada
posisi keseimbangan disebut Gaya Pemulih. Besarnya gaya
pemulih menurut Robert Hooke dirumuskan sebagai berikut.
Fp = -kX

(1)

Dimana :
K = konstanta gaya (N/m)
x = simpangan (m)
F = gaya pemulih (N)
Tanda minus menunjukkan bahwa gaya pemulih selalu pada
arah yang berlawanan dengan simpangannya. Terlihat bahwa
percepatan berbanding lurus dan arahnya berlawanan
dengan simpangan. Hal ini merupakan karakteristik umum getaran
harmonik. Syarat suatu gerak dikatakan getaran harmonik, antara
lain:
1.

Gerakannya periodik (bolak-balik).

2.

Gerakannya selalu melewati posisi keseimbangan.

3.

Percepatan atau gaya yang bekerja pada benda sebanding


dengan posisi/simpangan benda.

4.

Arah percepatan atau gaya yang bekerja pada benda selalu


mengarah ke posisi keseimbangan[1]

2.2 Getaran Teredam


Dalam keadaan nyata, osilasi lama kelamaan akan melemah
(teredam) karena adanya gaya gesek benda dengan lingkungan.
Pengaruh inilah yang disebut dengan gaya non konservatif, yaitu
gaya gesek. Gaya gesek akan mengakibatkan setiap amplitudo
setiap osilasi secara pelan menurun terhadap waktu. Sehingga
osilasi akan berhenti sama sekali.

Maka :

dx
dx
+b + kx=0
dt
dt

; jika nilai m diabaikan

A x+ bAx+ x=0

Jadi ;

b b 24
1,2 =
2
(3)

b
1,2 =

( )

b 2

2

Gambar 2. Osilasi teredam[2]

R=bv (2)

x=c 1 e t + c2 e t

F=kx+ R

ma=kxbv
d x
dt

dx
dx
=kx b
dt
dt
d
=0
dt

Dimana :

rt

adalah faktor redaman

Getaran teredam dapat terjadi pada 3 kemungkinan, yaitu :


Osilasi teredam kurang
Benda yang mengalami underdamped biasanya melakukan
beberapa osilasi sebelum berhenti. Benda masih melakukan
beberapa getaran sebelum berhenti karena redaman yang
dialaminya tidak terlalu besar.

R=bv

x=ert ( c 1 e r + c 2 e r )

Jika faktor gaya gesek dan gaya pemulih osilasi disubtitusikan


dengan Hukum II Newton, maka :

d
=A
dt

(4)

x=c 1 e(r r )t + c2 e(r r )t


2

t = waktu (s)

Misal

, maka :

Sehingga solusi umum osilasi teredam adalah :

Dimana :
R = gaya gesek (N)
b = konstanta redaman
v = kecepatan gelombang (m/s)
x = simpangan (m)

b
2

=r r

dx
R=b
dt

a=

r=

Misal

Gaya gesek dinyatakan dengan :

k =m

Gambar 6. Sistem Pegas Massa Peredam[3]


Gambar 3. Respon osilasi Getaran Kurang Teredam
(under-damped) [2]

b Osilasi teredam kritis


Benda yang mengalami critical damping biasanya langsung
berhenti berosilasi (benda langsung kembali ke posisi
setimbangnya). Benda langsung berhenti berosilasi karena redaman
yang dialaminya cukup besar.

Gambar 4. Respon osilasi Getaran Teredam Kritis


(Critically-damped)[2]

Osilasi teredam lebih


Over damping mirip seperti critical damping. Bedanya pada
critical damping benda tiba lebih cepat di posisi setimbangnya
sedangkan pada over damping benda lama sekali tiba di posisi
setimbangnya. Hal ini disebabkan karena redaman yang dialami
oleh benda sangat besar.

Gambar 5. Respon osilasi Getaran Teredam Lebih


(Over-damped) [2]

2.3 Peredam (Dumper)


Pada sistem peredam kejut massa untuk simulasi dalam skala
laboraturium ataupun dalam penelitian, beberapa unsur dapat
digunakan sebagai peredamnya untuk menghasilkan getaran
teredam yang memang diharapkan terjadi. Salah satu contoh sistem
kerja peredam kejut massa diperlihatkan pada gambar berikut ini:

Sistem peredam dalam sistem hidrolik biasanya menggunakan


fluida minyak pelumas untuk menghasilkan redaman yang sesuai.
Sebagai contoh dalam sistem hidrolik pada pengereman mobil atau
peredam sokbreker mobil. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
kinerja fluida peredam dalam sistem pegas untuk menghasilkan
getaran kurang teredam antara lain:
a. Massa Jenis
Massa jenis terdefinisi sebagai massa fluida tiap satuan volume
tertentu. Semakin besar nilai massa jenis fluida, maka hasil
redaman akan semakin baik.
b. Viskositas
Kekentalan suatu fluida jelas mempengaruhi nilai aksi redaman
terhadap massa yang bekerja menekannya. Kekentalan fluida
seringkali menjadi faktor yang sangat penting dalam pemilihan
fluida peredam. Pemilihannya bukan hanya terhadap nilai massa
jenis, tetapi penting melihat nilai kekentalan fluida untuk dapat
meredam dan menekan balik massa karena dorongan gaya.
Beberapa jenis fluida yang dapat digunakan sebagai peredam
dalam sistem massa pegas (gambar diatas) antara lain:
a. Air
Air mempunyai massa jenis 1gr/cm3 dan dapat digunakan
sebagai peredam. Hanya saja dengan nilai massa jenisnya, bisa
dikatakan bahwa air menjadi cukup ringan untuk dijadukan sebagai
peredam.
b. Minyak goreng
Minyak goreng mempunyai massa jenis rata-rata 0.94 gr/cm3.
c. Oli Pelumas
Massa jenis oli berkisar pada 0.93 gr/cm 3. Oli mempunyai nilai
massa jenis lebih rendah dari minya goreng, tetapi pada umumnya
nilai viskositas oli jauh lebih tinggi dari nilai viskositas minyak
goreng.
III. ANALIS DATA
Percobaan getaran teredam kali ini dilakukan 3 kali
pengambilan data, yaitu sistem pegas dan masa yang diredam
dengan udara, air dan minyak. Dari percobaan ini didapatkan
amplitude pertama dan kedua dari gelombang.
Massa beban = 0.4 kg dan g = 9.8
W = mg
W = 3.92 N
Panjang awal pegas (l) = 4 cm
l + x = 4.8 cm
x = 0.8

Air = 0.96

1
0.33
ln
1
0.13

( )

Minyak =

Minyak = 0.93
Dengan menggunakan persamaan dibawah ini maka akan
didaptkan nilai rasio redaman dari sistem pegas:
Gambar 7. Simpangan x saat meregang

Karena pegas disusun secara parallel maka k eqivalen nya adalah


2k
F = - keqx
3.92 = -2 k (0.8)
k = 2.45

jika

2
4 2+ 2

Udara =

= 3.14

(0.505)2
4 2+(0.505)2

Udara = 0.08
Air =

4 2+(0.96)2

Gambar 8. Amplitudo pertama dan kedua


TABLE I
DATA AMPLITUDO PERTAMA DAN KEDUA SISTEM REDAMAN

Jenis Peredam
Udara
Rata-rata
Udara
udara

A1
1
1.3
1.2
1.16

A2
0.5
0.8
0.8
0.7
0.505
0.08

0.5
0.4
0.4
0.43

Air
Rata-rata
Air
Air

0.96
0.15

Minyak
Rata-rata
Minyak

Air = 0.15
Minyak =

(0.93)2
4 2+(0.93)2

Minyak = 0.146
Dengan menggunakan persmaan

0.2
0.2
0.1
0.16

0.3
0.3
0.4
0.33

(0.96)2

0.1
0.1
0.2
0.13
0.93
0.1464

c
= 2 km

cUdara = 0.08 x 2

c=.

2.45 x 0.4

cUdara = 0.1583919
Jadi Koefisien redaman pada udara adalah 0.1583919
cair

= 0.15 x 2

2.45 x 0.4

cair = 0.2969848
Koefisien redaman pada air adalah 0.2969848
cMinyak = 0.1464 x 2

Dengan menggunakan persamaan dapat diketahui nilai dari setiap


redaman
=

1
An
ln
n
A n+1

udara =

( )

1
1.16
ln
1
0.7

( )

udara = 0.505
Air =

1
0.43
ln
1
0.16

( )

2 km

2.45 x 0.4

cMinyak = 0.289857211
Koefisien redaman pada minyak adalah 0.289857211
IV. PEMBAHASAN
Dari percobaan yang telah dilakukan didapatkan data bahwa
kontanta pegas adalah 4.9 yang diperoleh dari panjang mula-mula
dikurangi dengan panjang ketika diberi beban seberat 0.4 kg dan
asumsi percepatan gravitasi 9.8 m/s2. Pegas ditarik 5 cm dari
kondisi awal. Peredam yang digunakan adalah udara, air dan
minyak. Dari percobaan diperoleh rasio redaman sebesar 0.08
untuk udara, 0.15 untuk air, dan 0.146 untuk minyak. Minyak
memilki kekentalan dimana gaya akibat kekentalan ini sebanding
dengan kecepatan benda. Konstanta akibat kekentalan ini

merupakan koefisien peredam. Data hasil perhitungan didapatkan


koefisien redaman (c) 0.1583919 (udara), 0.2969848 (air), dan
0.28985721 (minyak). Seharusnya koefisien redaman pada minyak
lebih tinggi dibandingkan dengan air, hal ini terjadi karena keadaan
sistem pegas yang bergerak secara teratur sehingga dimungkinkan
terjadi kesalahan pembacaan data. Dari semua data nilai 1,
artinya sistem pegas pada percobaan yang dilakukan memiliki loss
yang sangat kecil sehingga dapat disimpulkan jenis peredamanpada
percobaan ini adalah under-damped.
V. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat ditarik pada percobaan vibrasi untuk
getara teredam 1 DOF kali ini yaitu:

1.
2.

Dari hasil perhitungan yang dilakukan, diperoleh nilai


koefisien redaman (c) 0.1583919 pada udara, 0.2969848
pada air, dan 0.289857211 pada minyak.
Dari semua data nilai 1, dapat digolongkan jenis
peredaman under-damped.
DAFTAR PUSTAKA

[1]
[2]
[3]

https://fisika79.wordpress.com/2011/05/11/getaran- harmonik/ diakses 19


Maret 2015, pukul 22:34
http://dimasmuzi.blogspot.com/2011/12/osilasi-teredam.html diakses 19
Maret 2015, pukul 22:45.
http://id.wikipedia.org/wiki/Getaran diakses 19 Maret 2015, pukul 23:00.

Anda mungkin juga menyukai