A. Sejarah Singkat
Masjid Istiqlal adalah masjid negara Republik Indonesia yang terletak di pusat
ibukotaJakarta.
Masjid
Tenggara.[2] Pembangunan
Istiqlal
masjid
merupakan
ini
masjid
diprakarsai
oleh
terbesar
di Asia
Presiden
Republik
Indonesia saat itu, Ir. Soekarno di mana pemancangan batu pertama, sebagai
tanda dimulainya pembangunan Masjid Istiqlal dilakukan oleh Ir. Soekarno pada
tanggal 24
Istiqlal
adalah Frederich
Silaban,
http://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Istiqlal
setinggi total 96,66 meter menjulang di sudut selatan selasar masjid. Masjid ini
mampu menampung lebih dari dua ratus ribu jamaah.[3]
Selain digunakan sebagai aktivitas ibadah umat Islam, masjid ini juga digunakan
sebagai kantor berbagai organisasi Islam di Indonesia, aktivitas sosial, dan
kegiatan umum. Masjid ini juga menjadi salah satu daya tarik wisata yang
terkenal di Jakarta. Kebanyakan wisatawan yang berkunjung umumnya wisatawan
domestik, dan sebagian wisatawan asing yang beragama Islam. Masyarakat
non-Muslim juga dapat berkunjung ke masjid ini setelah sebelumnya mendapat
pembekalan informasi mengenai Islam dan Masjid Istiqlal, meskipun demikian
bagian yang boleh dikunjungi kaum non-Muslim terbatas dan harus didampingi
pemandu.
Pada tiap hari besar Islam seperti Ramadhan, Idul Fitri, Idul Adha, Tahun Baru
Hijriyah,Maulid Nabi Muhammad dan Isra dan Mi'raj, Presiden Republik Indonesia
selalu mengadakan kegiatan keagamaan di masjid ini yang disiarkan secara
langsung melalui televisi nasional (TVRI) dan sebagian televisi swasta.
Masjid
Istiqlal
merupakan
masjid
negara
Indonesia,
yaitu
masjid
yang
mewakili umat muslim Indonesia. Karena menyandang status terhormat ini maka
masjid
ini
harus
dapat
menjadi
kebanggaan
bangsa
Indonesia
sekaligus
nikmat
kemerdekaan,
terbebas
dari
cengkraman
penjajah.
Karena itulah masjid ini dinamakan "Istiqlal" yang dalam bahasa Arab berarti
"Merdeka".
membangun
kejayaan
negara.
bangunan
Misalnya
monumental
pada
zaman
keagamaan
kerajaan
yang
melambangkan
Hindu-Buddha
bangsa
megah
dan
pantas
menyandang
predikat
sebagai
masjid
negara
masjid.
Gedung
pertemuan
yang
bersebelahan
dengan Istana
Merdeka itu, kini tinggal sejarah. Deca Park dan beberapa gedung lainnya
tergusur saat proyek pembangunan Monumen Nasional (Monas) dimulai.
Masjid tersebut disepakati akan diberi nama Istiqlal. Secara harfiah, kata Istiqlal
berasal dari bahasa Arab yang berarti: kebebasan, lepas atau kemerdekaan,
yang
secara
istilah
menggambarkan
rasa
syukur
kepada
Allah
SWT
atas
dihadapan notaris
Elisa
perbedaan
pendapat
mengenai
rencana
lokasi
pembangunan
Masjid
Istiqlal. Ir. H. Mohammad Hatta (Wakil Presiden RI) berpendapat bahwa lokasi
yang paling tepat untuk pembangunan Masjid Istiqlal tersebut adalah di Jl. Moh.
Husni Thamrin yang kini menjadi lokasi Hotel Indonesia. Dengan pertimbangan
lokasi tersebut berada di lingkungan masyarakat Muslim dan waktu itu belum
ada bangunan di atasnya.
Sementara
itu,
Ir.
Soekarno
(Presiden
RI
saat)
mengusulkan
lokasi
dan pusat-pusat perdagangan serta dekat dengan Istana Merdeka. Hal ini
sesuai
dengan
simbol
kekuasaan
kraton
di
Jawa
dan
daerah-daerah
di
Indonesia bahwa masjid harus selalu berdekatan dengan kraton atau dekat
dengan alun-alun,[1] dan Taman Medan Merdeka dianggap sebagai alun-alun
Ibu
Kota
Jakarta.
Selain
itu
Soekarno
juga
menghendaki
masjid
negara
H.
Moh.
Hatta
tersebut
akan
lebih
hemat
karena
tidak
akan
Masjid Istiqlal yang telah ditangkap. Ketujuh orang ini adalah pelaksana yang
menempatkan bom di Masjid Istiqlal, meskipun demikian siapakah otak
perencana di balik pengeboman ini masih belum terungkap jelas.
Karena letak Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral Jakarta yang bedampingan,
maka kedekatan ini menjadi simbol keharmonisan antarumat beragama di
Indonesia. Kendaraan umat Katolik yang merayakan misa hari besar keagamaan
Katolik diperkenankan menggunakan lahan parkir Masjid Istiqlal.
F. Pengunjung
Barack dan Michelle Obama mengunjungi Masjid Istiqlal dipandu oleh Imam
Besar Masjid Istiqlal Prof. Kyai al-Hajj Ali Musthafa Ya'qub pada tanggal 10
November 2010.
Sebagai masjid terbesar di Kawasan Timur Asia (Asia Tenggara dan Asia
Timur), Masjid Istiqlal menarik perhatian wisatawan dalam dan luar negeri,
terutama wisatawan muslim yang datang dari berbagai penjuru Indonesia ataupun
wisatawan muslim dari luar negeri. Pengunjung muslim dapat langsung masuk
dan berbaur dengan jemaah untuk menunaikan shalat berjamaah. Wisatawan
non-Muslim
diperbolehkan
berkunjung
dan
memasuki
masjid
ini,
setelah
pengunjung
tidak
diperkenankan
mengenakan
celana
pendek
atau
pakaian yang kurang pantas (busana lengan pendek, kaus kutang atau tank
top).
Pengunjung
yang
mengenakan
celana
pendek
biasanya
dipinjamkan
terkenal
Clinton Presiden
yang
pernah
Amerika
mengunjungi
Serikat
pada
Masjid
tahun
Istiqlal
1994,
antara
Presiden
lain; Bill
IranMahmoud
dan Jens
Stoltenberg Perdana
Menteri Norwegia,[11] dan Kanselir Jerman Angela Merkel pada tahun 2012.
G. Arsitektur
Sebagai masjid negara Indonesia, Masjid Istiqlal diharapkan dapat menampung
jamaah dalam jumlah yang besar. Karena itu arsitekturnya menerapkan prinsip
minimalis, dengan mempertimbangkan keberadaannya di kawasan beriklim tropis.
Masjid dirancang agar udara dapat bebas bersirkulasi sehingga ruangan tetap
sejuk, sementara jemaah terbebas dari panas matahari dan hujan. Ruangan
shalat yang berada di lantai utama dan terbuka sekelilingnya diapit oleh plaza
atau pelataran terbuka di kiri-kanan bangunan utama dengan tiang-tiang dengan
bukaan
lowong
yang
lebar
di
antaranya,
dimaksudkan
untuk
memudahkan
H. Gaya arsitektur
arsitektur
Islam
modern
ukuran
raksasa
untuk
menimbulkan
kesan
agung
dan
monumental.
Bahannya pun dipilih yang besifat kokoh, netral, sederhana, dan minimalis, yaitu
marmer putih dan baja antikarat (stainless steel). Ragam hias ornamen masjid
pun bersifat sederhana namun elegan, yaitu pola geometris berupa ornamen
logam krawangan (kerangka logam berlubang) berpola lingkaran, kubus, atau
persegi. Ornamen-ornamen ini selain berfungsi sabagai penyekat, jendela, atau
lubang
udara,
juga
berfungsi
sebagai
unsur
estetik
dari
bangunan
ini.
atau
ornamen koridor masjid. Pagar langkan di tepi balkon setiap lantainya serta
pagar tangga pun terbuat dari baja antikarat. Langit-langit masjid dan bagian
dalam kubah pun dilapisi kerangka baja antikarat. Dua belas pilar utama
penyangga kubah pun dilapisi lempengan baja antikarat.
Karena bangunan yang begitu besar dan luas, jika memanfaatkan seluruh
permukaan lantai di semua bagian bangunan, masjid ini dapat menampung
maksimal sekitar 200.000 jamaah, meskipun demikian kapasitas ideal masjid ini
adalah sekitar 120.000 jamaah. Masjid ini mempunyai arsitektur yang bergaya
modern. Jamaah dan wisatawan yang berkunjung ke masjid ini dapat melihat
konstruksi kokoh bangunan masjid yang didominasi oleh batuan marmer pada
tiang-tiang, lantai, dinding dan tangga serta baja antikarat pada tiang utama,
kubah, puncak menara, plafon, dinding, pintu krawangan, tempat wudhu, dan
pagar keliling halaman.
Selain sebagai tempat ibadah, Masjid Istiqlal juga merupakan obyek wisata religi,
pusat pendidikan, dan pusat aktivitas syiar Islam. Dengan berkunjung ke masjid
ini,
jamaah
dan
wisatawan
dapat melihat
keunikan
arsitektur
masjid yang
Indonesia
nampak
pada
bangunan
yang
bersifat
terbuka
dengan
memungkinkan sirkulasi udara alami sesuai dengan iklim tropis serta letak masjid
yang berdekatan dengan bangunan pusat pemerintahan. Kemudian pada bagian
dalam kubah masjid yang berhiaskan kaligrafi merupakan hasil adopsi arsitektur
Timur Tengah. Masjid ini juga dipengaruhi gaya arsitektur Barat, sebagaimana
terlihat dari bentuk tiang dan dinding yang kokoh.
Arsitektur
Masjid
berbagai
serapan
menunjukkan
Istiqlal
juga
budaya
kuatnya
menampilkan
dalam
pemahaman
komposisi
yang
pendekatan
yang
yang
unik
harmonis.
menghargai
berbagai
terhadap
Perpaduan
itu
budaya
dari
terlepas
dari
tradisional
kaitan
harmoni
Indonesia.
dan
Mungkin
warisan
sebagai
tradisi
arsitektur
jawabannya
Islam
mantan
Bangunan
menara
berfungsi
sebagai
meruncing
tempat
ke
atas
ini
Muadzin
menara
yang
meruncing
dirancang
berlubang-lubang
terbuat
dari
kerangka baja tipis. Angka 6.666 merupakan simbol dari jumlah ayat yang
terdapat dalam AL- Quran, seperti yang diyakini oleh sebahagian besar ulama
di Indonesia.
ruang
serbaguna
pameran
di
lantai
seni Islam
dasar
dan
pelataran
halaman
Masjid
terjadinya pengeboman di Masjid Istiqlal pada tanggal 19 April 1999 [15][16] maka
dilakukanlah pemagaran dan pembuatan pintu-pintu strategis pada tahun 1999.
Jumlah tangga menuju lantai shalat utama sebanyak 11 unit. Tiga diantaranya
memiliki ukuran besar dan berfungsi sebagai tangga utama yaitu: satu unit
berada disisi utara gedung induk, satu unit berada pada gedung pendahuluan
yang dapat dipergunakan langsung menuju lantai lima, dan satu unit lainnya
berlokasi di emper selatan menuju lantai utama, tangga-tangga ini memiliki lebar
15 meter.
Disamping itu terdapat 4 unit tangga dengan ukuran lebar 3 meter berlokasi
pada tiap-tiap pojok gedung utama yang langsung menuju lantai lima dan di
sudut-sudut teras raksasa.