LBP
LBP
Oleh :
Eko Dewi Ratna Utami
G99141022
Pembimbing:
Dr. Trilastiti W., Sp.KFR, M.Kes
STATUS PASIEN
I. ANAMNESA
A.
Identitas Pasien
Nama
: Ny. S
Umur
: 58 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Pedagang Bubur
Alamat
: Wonosari, Klaten
Status
: Menikah
Tanggal Periksa
: 19 Agustus 2014
No RM
B.
: 01266465
Keluhan Utama
Nyeri pada punggung bagian bawah.
C.
D.
: disangkal
: disangkal
: disangkal
E.
: disangkal
: disangkal
: (+) tahun 2004
Riwayat Operasi
F.
: disangkal
G.
bawah
: peristaltik (+) normal
: timpani
: supel, nyeri tekan (-), hepar tidak teraba, nyeri
tekan (-), bruit (-) dan lien tidak teraba.
12. Ekstremitas
Oedem
Akral dingin
B. Status Lokalis
Region Vertebra Thorakal-Lumbal :
1. Oedem (-)
4
2. Keloid (-)
3. Nyeri (+)
4. Deformitas (-)
C. Status Neurologi
1. Kesadaran
: GCS E4V5M6
2. Fungsi Luhur
: dalam batas normal
3. Fungsi Vegetatif
: dalam batas normal
4. Fungsi Sensorik, Motorik dan Reflek :
Fungsi Sensorik
N
Tonus :
Reflek fisiologis:
Reflek patologis:
5.
D.
Nervus Cranialis
N. II, N.III
N.III, N.IV, N.VI
N. VII
N. XII
+2
+2
+2
+2
Status Psikiatri
Deskripsi Umum
1. Penampilan
Perempuan, 58 tahun, tampak sesuai umur, perawatan diri cukup
2. Kesadaran
5
: Appropiate
Mood
: Normal
Gangguan Persepsi
Halusinasi
: (-)
Ilusi
: (-)
Proses Pikir
Bentuk
: realistik
Isi
: waham (-)
Arus
: koheren
: baik
Orientasi
: Orang
: baik
Waktu
: baik
Tempat
: baik
Daya Ingat
: Jangka panjang
: baik
Jangka pendek
: baik
Segera
: baik
Daya Nilai
Insight
: Baik
: Dapat dipercaya
ROM Pasif
0 - 70
0 - 40
0 - 60
0 - 60
0 - 90
0 - 90
Fleksi
Ekstensi
Lateral bending kanan
Lateral bending kiri
Rotasi kanan
Rotasi kiri
ROM Pasif
Ektremitas Superior
Shoulder
Elbow
Wrist
Finger
Fleksi
Ektensi
Abduksi
Adduksi
Eksternal Rotasi
Internal Rotasi
Fleksi
Ekstensi
Pronasi
Supinasi
Fleksi
Ekstensi
Ulnar Deviasi
Radius deviasi
MCP I Fleksi
MCP II-IV fleksi
DIP II-V fleksi
PIP II-V fleksi
MCP I Ekstensi
ROM Aktif
0 - 70
0 - 40
0 - 60
0 - 60
0 - 90
0 - 90
ROM Aktif
Dekstra
Sinistra
Dekstra
Sinistra
0-180
0-30
0-150
0-75
0-90
0-90
0-150
0-150
0-90
0-90
0-90
0-70
0-30
0-20
0-50
0-90
0-90
0-90
0-90
0-180
0-30
0-150
0-75
0-90
0-90
0-150
0-150
0-90
0-90
0-90
0-70
0-30
0-20
0-50
0-90
0-90
0-90
0-90
0-180
0-30
0-150
0-75
0-90
0-90
0-150
0-150
0-90
0-90
0-90
0-70
0-30
0-20
0-50
0-90
0-90
0-90
0-90
0-180
0-30
0-150
0-75
0-90
0-90
0-150
0-150
0-90
0-90
0-90
0-70
0-30
0-20
0-50
0-90
0-90
0-90
0-90
TRUNK
Fleksi
ROM Pasif
0-90
ROM Aktif
0-90
Ekstensi
0-30
0-30
Rotasi
0-35
0-35
Ektremitas Inferior
ROM Pasif
ROM Aktif
Hip
Knee
Ankle
Fleksi
Ektensi
Abduksi
Adduksi
Eksorotasi
Endorotasi
Fleksi
Ekstensi
Dorsofleksi
Plantarfleksi
Eversi
Inversi
Dekstra
Sinistra
Dekstra
Sinistra
0-120
0-30
0-45
0-45
0-30
0-30
0-120
0
0-30
0-30
0-50
0-40
0-120
0-30
0-45
0-45
0-30
0-30
0-120
0
0-30
0-30
0-50
0-40
0-120
0-30
0-45
0-45
0-30
0-30
0-120
0
0-30
0-30
0-50
0-40
0-120
0-30
0-45
0-45
0-30
0-30
0-120
0
0-30
0-30
0-50
0-40
Fleksor M. Strenocleidomastoideus
Ekstensor
:
:
Ekstremitas Superior
Shoulder
Dextra
Sinistra
M Deltoideus anterior
M Biseps
M Deltoideus anterior
M Teres mayor
M Deltoideus
M Biceps
M Lattissimus dorsi
M Pectoralis mayor
Internal
Rotasi
M Lattissimus dorsi
M Pectoralis mayor
Eksternal
Rotasi
M Teres mayor
M Infra supinatus
Fleksor
M Biceps
M Brachialis
Ekstensor
M Triceps
Supinator
M Supinator
Pronator
M Pronator teres
Fleksor
M Fleksor carpi
radialis
Ekstensor
M Ekstensor
digitorum
Abduktor
M Ekstensor carpi
radialis
Fleksor
Ekstensor
Abduktor
Adduktor
Elbow
Wrist
Finger
Adduktor
M ekstensor carpi
ulnaris
Fleksor
M Fleksor digitorum
Ekstensor
M Ekstensor
digitorum
Ekstremitas inferior
Hip
Knee
Ankle
1.
Dextra
Sinistra
Fleksor
M Psoas mayor
Ekstensor
M Gluteus maksimus
Abduktor
M Gluteus medius
Adduktor
M Adduktor longus
Fleksor
Harmstring muscle
Ekstensor
Quadriceps femoris
Fleksor
M Tibialis
Ekstensor
M Soleus
EMERIKSAAN PENUNJANG
Foto Rontgen
10
2.
ASSESSMENT
Low back pain ec. Fraktur vertebra thorakal XI (osteoporosis)
3.
DAFTAR MASALAH
A. Problem Medis
:
Low back pain
B. Problem Rehabilitasi Medik
1.
Fisioterapi
Pasien sulit beraktivitas karena nyeri pada punggung bawah
2.
Okupasi Terapi
Gangguan dalam melakukan aktivitas
3.
Ortesa-protesa
Pro korset untuk mengurangi nyeri dan stabilisasi
4.
Psikologi
Beban pikiran karena pasien tidak bisa bekerja lagi
5.
Speech Terapi
Tidak ada
6.
Sosiomedik
Tidak ada
C. Rehabilitasi Medik:
1.
Fisioterapi
a. Evaluasi : nyeri pinggang
b. Program : TENS (lumbosacral sampai dengan thorax) dan
Back exercise
2.
Okupasi Terapi :
a. Evaluasi : gangguan aktivitas sehari-hari
b. Program :
- Memberikan penjelasan untuk menghindari kegiatan
membungkuk dan mengangkat beban berat.
11
- Latihan cara duduk, cara tidur, dan cara berdiri yang benar
(sesuai dengan properback mechanism).
3.
Ortesa-protesa :
Diberikan lumbosacral korset
4.
Psikologi :
Psikoterapi suportif
Mengurangi kecemasan penderita, meningkatkan kepercayaan diri
penderita, penguatan psikologis penderita, dan keluarga diharapkan
senantiasa memberikan dukungan dan perhatian.
5.
6.
Sosiomedik
: tidak ada
5.
Planning Edukasi
PLANNING
:
Planning Monitoring
-
12
6.
TUJUAN
A.
Perbaikan
keadaan
umum
sehingga
mempersingkat
lama
perawatan
B.
C.
D.
7.
PROGNOSIS
Ad vitam
: dubia
Ad sanam
: dubia
Ad fungsionam : dubia
13
TINJAUAN PUSTAKA
1.
pain
Rasa nyeri yang menyerang secara tiba-tiba, rentang waktunya hanya
sebentar, antara beberapa hari sampai beberapa minggu. Rasa nyeri ini
dapat hilang atau sembuh. Acute low back pain dapat disebabkan karena
luka traumatic seperti kecelakaan mobil atau terjatuh, rasa nyeri dapat
hilang sesaat kemudian. Kejadian tersebut selain dapat merusak
jaringan, juga dapat melukai otot, ligamen dan tendon. Pada kecelakaan
yang lebih serius, fraktur tulang pada daerah lumbal dan spinal dapat
masih sembuh sendiri. Sampai saat ini penatalaksanan awal nyeri
pinggang acute terfokus pada istirahat dan pemakaian analgesik.
b. Chronic low back pain
Rasa nyeri yang menyerang lebih dari 3 bulan atau rasa nyeri yang
berulang-ulang atau kambuh kembali. Fase ini biasanya memiliki onset
yang berbahaya dan sembuh pada waktu yang lama. Chronic low back
pain dapat terjadi karena osteoarthritis, rheumatoidarthritis, proses
degenerasi discus intervertebralis dan tumor. Di samping hal tersebut di
atas terdapat juga klasifikasi patologi yang klasik yang juga dapat
dikaitkan LBP. Klasifikasi tersebut adalah :
1. Trauma
2. Infeksi
3. Neoplasma
4. Degenerasi
14
5. Kongenital
B. Anatomi
Struktur utama dari tulang punggung adalah vertebrae, discus invertebralis,
ligamen antara spina, spinal cord, saraf, otot punggung, organ-organ dalam
disekitar pelvis, abdomen dan kulit yang menutupi daerah punggung.
Columna vertebralis (tulang punggung) terdiri atas :
1. Vertebrae cervicales
: 7 buah
2. Vertebrae thoracalis
: 12 buah
3. Vertebrae lumbales
: 5 buah
4. Vertebrae sacrales
: 5 buah
5. Vertebrae coccygeus
: 4-5 buah
15
16
C. Penyebab
Penyebab nyeri pinggang bawah bermacam-macam dan multifaktor. Di
antaranya dapat disebut:
1.
Kelainan Kongenital
Kelainan kongenital yang dapat menyebabkan nyeri pinggang bawah
adalah :
a. Spondilolisis dan spondilolistesis
Pada Spondilolisis tampak bahwa sewaktu pembentukan
korpus vertebrae itu (in utero) arkus vertebrae tidak bertemu
dengan korpus vertebraenya sendiri. Pada spondilolistesis korpus
vertebrae itu sendiri (biasanya L5) tergeser ke depan.
Walaupun kejadian ini terjadi sewaktu bayi itu masih berada
dalam kandungan, namun (oleh karena timbulnya kelainankelainan degeneratif) sesudah berumur 35 tahun, barulah timbul
keluhan nyeri pinggang. Nyeri pinggang ini berkurang/ hilang bila
penderita duduk atau tidur. Dan akan bertambah, bila penderita itu
berdiri atau berjalan. Spondilolitesis dapat mengakibatkan
tertekuknya radiks L5 sehingga timbul nyeri radikuler.
b. Spina Bifida
Bila di daerah lumbosakral terdapat suatu tumor kecil yang
ditutupi oleh kulit yang berbulu, maka hendaknya kita waspada
bahwa didaerah itu ada tersembunyi suatu spina bifida okulta.
Pada foto rontgen tampak bahwa terdapat suatu hiaat pada
arkus spinosus di daerah lumbal atau sakral. Karena adanya defek
tersebut maka pada tempat itu tidak terbentuk suatu ligamentum
interspinosum.
Keadaan ini akan menimbulkan suatu lumbo-sakral sarain
yang oleh si penderita dirasakan sebagai nyeri pinggang.
c. Stenosis kanalis vertebralis
17
18
19
Gangguan Metabolik
Osteoporosis akibat gangguan metabolik yang merupakan
penyebab banyak keluhan nyeri pada pinggang dapat disebabkan oleh
kekurangan protein atau oleh gangguan hormonal (menopause,
penyakit cushing). Sering oleh karena trauma ringan timbul fraktur
kompresi
Psikis
Banyak gangguan psikis yang dapat memberikan gejala nyeri
pinggang bawah.misalnya anksietas dapat menyebabkan tegang otot
yang mengakibatkan rasa nyeri, misalnya dikuduk atau di pinggang;
rasa nyeri ini dapat pula kemudian menambah meningkatnya keadaan
anksietas dan diikuti oleh meningkatnya tegang otot dan rasa
nyeri.kelainan histeria, kadang-kadang juga mempunyai gejala nyeri
pinggang bawah.
D. Faktor Resiko
Faktor resiko nyeri pinggang meliputi usia, jenis kelamin, berat badan,
etnis, merokok sigaret, pekerjaan, paparan getaran, angkat beban yang berat
yang berulang-ulang, membungkuk, duduk lama, geometri kanal lumbal
spinal dan faktor psikososial. Pada laki-laki resiko nyeri pinggang
meningkat sampai usia 50 tahun kemudian menurun, tetapi pada wanita
tetap terus meningkat. Peningkatan insiden pada wanita lebih 50 tahun
kemungkinan berkaitan dengan osteoporosis.
20
E. Lokasi
Lokasi untuk nyeri pinggang bawah adalah daerah lumbal bawah, biasanya
disertai penjalaran ke daerah-daerah lain, antara lain sakroiliaka, koksigeus,
bokong, kebawah lateral atau posterior paha, tungkai, dan kaki.
F. Diagnosa
1. Anamnesa
Beberapa pertanyaan yang dapat diajukan dalam menganamnesa
pasien dengan kemungkinan diagnosa Low Back Pain.
a. Apakah terasa nyeri?
b. Dimana terasa nyeri?
c. Sudah berapa lama merasakan nyeri?
d. Bagaimana kuantitas nyerinya? (berat atau ringan)
e. Apa yang membuat nyeri terasa lebih berat atau terasa lebih
ringan?
f. Adakah keluhan lain?
g. Apakah dulu pernah menderita penyakit tertentu?
h. Bagaimana keadaan kehidupan pribadi?
i. Bagaimana keadaan kehidupan sosial?
2. Pemeriksaan
Pemeriksaan fisik secara komprehensif pada pasien dengan nyeri
pinggang meliputi evaluasi sistem neurologi dan muskuloskeltal.
Pemeriksaan neurologi meliputi evaluasi sensasi tubuh bawah,
kekuatan dan refleks-refleks
a. Motorik.
Pemeriksaan yang dilakukan meliputi:
- Berjalan dengan menggunakan tumit.
- Berjalan dengan menggunakan jari atau berjinjit.
- Jongkok dan gerakan bertahan (seperti mendorong tembok)
b. Sensorik.
21
Test Lassegue
Pada tes ini, pertama telapak kaki pasien (dalam posisi 0)
didorong ke arah
b.
Test Patrick
c.
Dilakukan
gerakan
gabungan
dinamakan
fleksi,
abduksi,
Plain
X-ray adalah gambaran radiologi yang mengevaluasi tulang,
sendi, dan luka degeneratif pada spinal.Gambaran X-ray
sekarang sudah jarang dilakukan, sebab sudah banyak peralatan
lain yang dapat meminimalisir waktu penyinaran sehingga efek
radiasi dapat dikurangi. X-ray merupakan tes yang sederhana,
dan sangat membantu untuk menunjukan keabnormalan pada
tulang. Seringkali X-ray merupakan penunjang diagnosis
pertama untuk mengevaluasi nyeri punggung, dan biasanya
dilakukan sebelum melakukan tes penunjang lain seperti MRI
atau CT scan. Foto X-ray dilakukan pada posisi anteroposterior
(AP), lateral, dan bila perlu oblique kanan dan kiri.
Myelografi
Myelografi adalah pemeriksan X-ray pada spinal cord dan
canalis spinal. Myelografi merupakan tindakan infasif, yaitu
23
24
Obat-obat analgesik
2.
Fisioterapi
a.
Terapi Panas
Terapi menggunakan kantong dinginkantong panas. Dengan
menaruh sebuah kantong dingin di tempat daerah punggung yang
25
terasa nyeri atau sakit selama 5-10 menit. Jika selama 2 hari atau
48 jam rasa nyeri masih terasa gunakan heating pad (kantong
hangat).
b.
Elektro Stimulus
-
Akupuntur
Menggunakan jarum untuk memproduksi rangsangan yang
ringan tetapi cara ini tidak terlalu efisien karena ditakutkan
resiko komplikasi akibat ketidaksterilan jarum yang digunakan
sehingga menyebabkan infeksi.
Ultra Sound
Untuk menghangatkan
Radiofrequency Lesioning
Dengan menggunakan impuls listrik untuk merangsang saraf
Spinal Endoscopy
Dengan memasukkan endoskopi pada kanalis spinalis untuk
memindahkan atau menghilangkan jaringan scar.
3. Traksi
Helaan atau tarikan pada badan (punggung) untuk kontraksi otot.
4. Pemijatan atau massage
Dengan
terapi ini
bisa
menghangatkan, merileksi
26
otot
c. Pelvic Tilt
27
6. Alat Bantu
a. Back corsets
Penggunaan penahan pada punggung sangat membantu untuk
mengatasi Low Back Pain yang dapat membungkus punggung
dan perut.
b. Tongkat Jalan
3. Operasi
Tipe operasi yang dilakukan oleh dokter bedah tergantung pada
tulang belakang/ punggung pasien. Biasanya prosedurnya menyangkut
pada LAMINECTOMY yang mana menghendaki bagian yang
dinagkat dari vertebral arch untuk memperoleh kepastian apa
penyebab dari LBP pasien. Jika disk menonjol atau bermasalah, para
ahli bedah akan melakukan bagian laminectomy untuk mencari tahu
vertebral kanal, mengidentisir ruptered disc (disc yang buruk), dan
mengambil atau memindahkan bagian yang baik dari disc yang
bergenerasi, khususnya kepingan atau potongan yang menindih saraf.
28
spinenya.
Spinal
fusion
merupakan
operasi
dengan
29
DAFTAR PUSTAKA
Apley, A. Graham (1996). Buku Ajar Ortopedi dan Fraktur Sistem Apley Edisi ke
VII. Jakarta: Penerbit Widya Medika.
Basmajian, V. John, (1979). Therapeutic Exercise Third Edition. Sidney: The
William and Wilkins Co.
Block, Bernard (1978). Fraktur dan Dislokasi. Yogyakarta: Yayasan Essentika
Medica.
Chusid, J.G; (1993). Neurologi Korelatif dan Neurologi Fungsional Edisi ke I.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Harrelson J.M (1994). Ortopedi Umum dalam: Buku Ajar Ilmu Bedah Sabiston.
Jakarta: EGC.
Garisson, J. Susan (2001). Dasar-Dasar Terapi dan Rehabilitasi Fisik. Jakarta:
Hipokrates.
J.N. Aston (1996). Kapita Selekta Traumatologik dan Orthopedik Edisi ke III,
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Kisner, et al. (1996). Therapeutic Exercise Foundations and Technique Third
Edition. Philadelphia: F.A. Davis Company.
Mansjoer, Arif, 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Medika Acisculapus 2.
30